BAB II PENGELOLAHAN DAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT KOTA MEDAN
2.1. Dinas Kesehatan Kotamadya Medan Upaya pembangunan kesehatan merupakan upaya semua pihak tanpa terkecuali pemerintah. Untuk meningkatkan kondisi kesehatan dimasyarakat, peran serta semua elemen di masyarakat baik itu formal maupun informal sekarang ini merupakan satu syarat penting yang harus dijalankan. Antara pemerintah dan masyarakat harus ada satu kerjasama yang saling mendukung dalam upaya mewujudkan upaya yang sehat. Dalam membangun satu jaringan kerja pelayanan kesehatan yang baik, satu negara harus memiliki sarana-sarana yang mendukung. Sarana–sarana fisik maupun sumber daya manusia dalam hal ini merupakan satu keharusan. Pemerintah sebagai lembaga legislasi merupakan elemen yang penting dalam pembangunan kesehatan. Peran serta pemerintah dalam bidang kesehatan sekarang sangat dibutuhkan. Seperti yang ditegaskan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Peran pemerintah dalam upaya kesehatan seperti pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuh penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan sangat jelas tertulis. Pada Bab VI tentang Sumber Daya Kesehatan sanagat jelas dimuat tentang peran pemerintah. Keenam sumber daya kesehatan yakni ; a) tenaga kesehatan; b)sarana kesehatan; c) perbekalan kesehatan; d) pembiayaan kesehatan; e) pengelolahan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan; f) penelitian dan pengembangan kesehatan memuat campur tangan pemerintah. Misalnya saja pada pasal 51 ayat 1 dan 2. Pada ayat 1 dikatakan “pengadaan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan diselenggarakan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan atau masyarakat”. Pada ayat yang ke 2 dinyatakan
“ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Melalui pasal ini jelas tampak bahwasannya peran pemerintah dalam mendidik dan melatih tenaga kesehatan merupakan kewajiban, selain juga adanya peran dalam hal membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur secara lebih terinci tentang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan tersebut. Pengelola kesehatan dari pihak pemerintah di tingkat pusat di Indonesia adalah Departemen Kesehatan beserta jajarannya. Sedangkan di tingkat daerah tingkat I dan II pengelolahan kesehatan ditangani oleh pemerintah di tingkat propinsi dan kabupaten. Untuk daerah tingkat II kotamadya Medan, pengelolahan kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat II yaitu oleh Walikotamadya tingkat II Medan. Dalam hal ini secara struktural walikota membawahi satu dinas yang khusus mengelola kesehatan di Kota Medan yaitu Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan. Selanjutnya Dinas Kesehatan Kotamadya dibagi atas beberapa sub bagian yaitu yang membawahi UPT dan sub. Bagian Tata Usaha, yang juga membawahi bagaian – bagian lain. Berikut akan digambarkan struktur Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar I Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan STRUKTUR PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
WALIKOTAMADYA D.K.K
U.P.T
B.K.I.A
BPU
KA.SIE.P.KES
KA.SUB.SIE.P.P
KA.SUB.RS
PUSTU
KA.SUB.BAG.TATA USAHA
PUSKESMAS
KAUR.KEPEG
KAUR.UMUM
KAUR.KEUANGAN
KA.SIE.PKM
KA.SIE.P2M
KA.SIE.P.K.L
KA.SIE.P.K.I.A
KA.SUB.SIE.P.L
KA.SUB.SIE.IMUNISASI KA.SIE.P2M
KA.SUB.T.T.U
KA.SIE.P2M KA.SUB.SEI.IBU
KA.SUB.PSM
Sumber : Dinas Kesehatan Kota KA.SUB.UKS KA.SIE.P2M
KA.SUB.SIE.P2 KA.SUB.SIE.PKM.VE Medan KTOR
KA.SUB.SIE.KES.LING KA.SUB.SAMIJAGA
KA.SUB.SIE.ANAK KA.SIE.GIZI
KA.SIE.P2M
Secara umum Pemda Tingkat II Medan memiliki kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam pembangunan kesehatan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut merupakan turunan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan secara Nasional yaitu: -
Meningkatkan mutu pemerataan jangkauan kesehatan
-
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
-
Meningkatkan kemampuan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan NKKBS
Universitas Sumatera Utara
-
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan gizi, umur harapan hidup, kualitas lingkungan dan pemukiman. Kebijaksanaan Nasional tersebut kemudian diterapkan oleh kebijaksanaan
Kodya Medan dalam bentuk: -
Meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
-
Melengkapi sarana lingkungan dan pemukiman.
-
Meningkatkan kualitas lingkungan dan pemukiman
-
Pelatihan, penyuluhan dan penelitian.
-
Pendanaan
-
Rakesda Dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan tersebut tampak bahwa Dinas
Kesehatan Kotamadya Medan yang merupakan instuisi formal pengelolahan kesehatan memiliki beberapa program bagi pembangunan kesehatan di Kota Medan. Sebagai lembaga resmi pemerintah yang khusus menangani pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Kotamadya Medan (DKK) memiliki tugas dan fungsi yang beragam sesuai dengan bidang-bidang yang ada dalam struktur organisasi DKK. Secara tidak langsung DKK merupakan lembaga legislasi dari keseluruhan pembangunan kesehatan Kota Medan yang sekaligus berfungsi sebagai lembaga kontrol dan monitor terhadap setiap penyelenggaraan kesehatan yang dilakukan masyarakat di samping melaksanakan pengelolan kesehatan yang dimiliki pemerintah. Di dalam struktur DKK terdapat bagian-bagian yang menagani tugas-tugas khusus bidang kesehatan. Tugas yang dilakukan merupakan tugas yang memang benar-
Universitas Sumatera Utara
benar dibutuhkan bagi pembangunan kesehatan di Kota Medan. Salah satunya adalah Seksi Pemulihan Kesehatan. Dalam seksi ini terdiri atas 2 sub seksi yaitu sub seksi Puskesmas dan sub seksi Rumah Sakit. Setiap sub seksi dari Seksi Pemulihan Kesehatan memiliki tugas masing-masing. Misalnya saja Sub Seksi Puskesmas. Sub Seksi Puskesmas adalah bertugas memberikan pembinaan/peningkatan pelaksanaan kegiatan kesehatan di Puskesmas. Sub Seksi Puskesmas memiliki 2 tujuan yakni: 1. Meningkatkan pelayanan dalam rangka derajat kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sub Seksi Puskesmas bukan hanya mengkoordinir sarana kesehatan milik pemerintah. Bidang ini juga mengkoordinir pelayanan kesehatan masyarakat yaitu: -
Puskesmas
-
Puskesmas pembantu
-
Rumah bersalin
-
Balai Pengobatan
-
Balai Kesehatan Ibu dan Anak. (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007) Selain mengkoordinir sarana pelayanan kesehatan masyarakat, sub seksi ini juga
memiliki kegiatan bidang pengembangan kualitas personal petugas kesehtan yaitu pelatihan perawat/bidan mengenai pelayanan SP2TP (Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu) dan pelatihan perawat atau bidan dan staf Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Bagian lain yang ada di Seksi Pemulihan Kesehatan adalah Sub Seksi Rumah Sakit. Sub seksi ini memiliki kaitan dengan sarana-sarana kesehatan yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat. Sub seksi ini bertugas dalam hal memberikan izin, membina dan meningkatkan kegiatan pelayanan kesehatan oleh Rumah Sakit swasta dan kegiatan pelayanan swasta lainnya termasuk pelayanan kesehatan oleh pihak-pihak pengobatan tradisional seperti Sin she. Dinas Kesehatan Kotamadya Medan juga memiliki satu bagian khusus yang menangani kegiatan-kegiatan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Bagian ini secara umum bertujuan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman bertujuan hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat yang dapat memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat. Bidang ini memiliki beberapa tujuan khusus yang antara lain untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin masyarakat mencapai detajat kesehatan masyarakat yang optimal dan terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuangan, penjualan makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain adalah penyehatan air bersih, penyehatan pembuangan kotoran, penyehatan lingkungan perumahan, penyehatan air pembuangan limbah, penyehatan makanan dan minuman dan pelaksanaan peraturan perundangan. Bidang ini merupakan implementasi dari praktek pencegahan penyakit (preventif) sebagai satu bentuk upaya kesehatan di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007, satu bidang yang menangani penyakit di Dinas Kesehatan Kotamadya Medan adalah Seksi P2M (Pemberantasan penyakit menular). Tujuan dari seksi ini adalah: -
Mencegah terjadinya penularan penyakit
-
Mengurangi terjadinya kesakitan
-
Mengurang terjadinya kematian Dalam bidang ini cara pemberantasan yang digunakan adalah tahapan-tahapan
yang sitematis, tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan bukan hanya untuk penyembuhan dan menghilangkan keadaan sakit, tetapi disertai dengan langkah penganalisaan, penyelidikan maupun pendidikan. Strategi yang digunakan merupakan strategi yang bersifat holistik (menyeluruh). Artinya bukan hanya menghilangkan kondisi sakit dengan seketika, tetapi proses pemberantasan disertai dengan tindakan penyelidikan yang dilakukan secara seksama. Berikut ini langkah-langkah pemberantasan penyakit menular: -
Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
-
Melaporkan penyakit menular
-
Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar tidanya laporan yang masuk untuk menemukan lagi untuk mengetahui sumber penularan
-
Tindakan penularan untuk menahan perjalanan (containment)
-
Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infektie.
-
Pengebalan (immunisasi)
-
Pendidikan kesehatan. (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007)
Universitas Sumatera Utara
Salah satu sarana kesehatan yang membantu pelayanan kesehatan masyarakat adalah Puskesmas. Dalam Dinas Kesehatan Kotamadya Medan Puskesmas merupakan satu sarana yang dijadikan prioritas pelayanan kesehatan Kota Medan. Fungsi Puskesmas bagi peningkatan kesehatan masyarakat sangat besar. Kegiatan-kegiatan Puskesmas sendiri terdiri atas 18 kegiatan pokok, yaitu: 1. Usaha kesejahteraan ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Usaha kesehatan gizi 4. Usaha higiene dan sanitasi lingkungan 5. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Penyuluhan kesehatan masyarakat 7. Usaha pemulihan kesehatan dan pengobatan 8. Usaha perawatan kesehatan masyarakat 9. Usaha kesehatan sekolah 10. Usaha kesehatan gigi 11. Usaha kesehatan jiwa 12. Laboratorium 13. Usaha pencatatan dan pelaporan 14. Usaha kesehatan mata 15. Peningkatan kesehatan olahraga 16. Peningkatan kesehatanpekerja non formal 17. Pembinaan pengobatan tradisional
Universitas Sumatera Utara
18. Pembinaan upaya dana sehat masyarakat . (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007). Kegiatan-kegiatan Puskesmas tersebut merupakan implementasi dari upaya kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat. Dalam kegiatan –kegiatan tersebut selain mengandung unsur penyembuh juga terdapat adanya usaha-usaha pencegahan peningkatan maupun pemulihan Misalnya saja dalam usaha penyembuhan Puskesmas memiliki kegiatan yang sifatnya menyembuhkan yaitu kegiatan usaha pendidikan kesehatan dan pengobatan. Kegiatan ini salah satunya berisi tentang penyuluhan dan memberikan bimbingan mengenai cara pencegahan penyakit kepada pasien yang merupakan unsur edukatif bagi pencegahan munculnya penyakit. Akhirnya tampak kegiatan pengelolahan kesehatan di Kota Medan tidak luput dari peran pemerintah, dalam hal ini Pemda Tingkat II Kotamadya Medan melalui Dinas Kesehatan Kotamadya Medan. Melalui intuisi pengelola kesehatan pemerintah ini segala sarana kesehatan baik itu yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta tidak lepas dari campur tangan pemerintah. Ada berbagai derajat keikutsertaan pemerintah daerah melalui DKK ini terhadap pengelolahan sarana-sarana Kesehatan Kotamadya Medan. Mulai dari yang secara umum yakni dengan mengadakan kontrol terhadap lembagalembaga kesehatan swasta sampai dengan yang bersifat administratif yaitu memberiakan izin penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.
2.2 Sarana Kesehatan Kota Medan Kota Medan merupakan kota yang tergolong besar dari segi jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk 2.017.796 jiwa sudah sewajarnya kota Medan memiliki
Universitas Sumatera Utara
berbagai sarana pendukung kehidupan yang mampu menyokong kehidupan yang baik. Salah satu sarana berkembang di Kota Medan adalah sarana kesehatan. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin kompleksnya sistem sosial oleh terjadinya modernisasi, Kota Medan membutuhkan sarana fisik kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain sarana kesehatan yang disediakan oleh pemerintah sarana pelayanan kesehatan menjadi tugas masyarakat dalam hal ini sarana kesehatan yang diusahakan oleh kalangan swasta. Sarana kesehatan yang ada di kota Medan pada umumnya harus berada di bawah kontrol pemerintah daerah tingkat II Kotamadya Medan melalui Dinas Kesehatan Kotamadya Medan. Sarana-sarana tersebut bukan hanya diharuskan mendapat izin operasional dari intitusi kesehatan pemerintah akan tetapi standar dan aturan-aturan yang dipakai juga haruslah didasarkan pada standar dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat Kota Medan pada saat sekarang ini merupkan satu prioritas yang harus dibangun. Dengan adanya lembaga kontrol pelayanan kesehatan oleh pemerintah maka pengembangan kualitas maupun kuantitas sarana pelayanan dapat dikoordinir dengan baik. Masyarakat Kota Medan harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup di lingkungannya. Hal itu penting, sebab dengan tersedianya sarana yang cukup maka kondisi kesehatan masyarakat akan lebih baik lagi sehingga dapat mendukung aktivitas masyarakat. Kesehatan merupakan kondisi yang diinginkan semua pihak. Dengan semakin tingginya percepatan aktivitas sosial ekonomi banyak hal yang timbul sebagai
Universitas Sumatera Utara
dampaknya. Semakin tinggi mobilitas manusia maka semakin dibutuhkannya kondisi sehat. Untuk mendukung aktivitas masyarakat tersebut maka konsekuensinya adalah tersedianya sarana kesehatan yang mencukupi. Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan baik itu yang disediakan oleh pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan di Kota Medan. Sarana pelayanan yang besar dan yang kecil merupakan keharusan di kota Medan. Seperti yang tercatat, ada berbagai jenis sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di kota Medan. Jumlah pengobatan alternatif tidak ada dalam data Dinas kesehatan Kota Medan. Menurut Data Badan Pusat Statistik tahun 2007 untuk wilayah Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal hanya terdapat 3 buah pengobatan alternatif saja yang terdata. Keadaan sebenarnya yang peneliti lihat banyak sekali yang muncul pengobatan alternatif seperti itu, seperti ceragem, pijat refleksi, akupuntur dan pengobatanpengobatan alternatif lainnya. Kelurahan Babura juga hanya terdapat 3 buah pengobatan alternatif, Kelurahan Sei sikambing B 1 buah, Kelurahan Lalang 5 buah pengobatan alternatif.jumlah keseluruhan pengobatan alternatif menurut Data badan Pusat Statistik Medan adalah 14 buah pengobatan alternatif. Menurut data, kota Medan memiliki sarana-sarana sebagaimana yang terlihat pada tabel 1 di halaman sebelah berikut:
Universitas Sumatera Utara
TABEL I SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN KOTA MEDAN
No Sarana dan Prasarana 1 Puskesmas 2 Puskesmas Pembantu 3 RSUP/RS-ABRI/RS-BUMN 4 RS Swasta 5 Klinik spesialis Pemda 6 Rumah bersalin swasta 7 Balai pengobatan swasta 8 Laboratorium klinik Pemerintah 9 Laboratorium klinik swasta 10 Posyandu 11 DUKM 12 Praktek dokter umum/spesialis 13 Praktek bidan swasta 14 Tenaga dokter umum di Diskes Tk.II 15 Tenaga dokter gigi di Diskes Tk.II 16 Tenaga dokter ahli anak di Diskes Tk.II 17 Tenaga apoteker di Diskes Tk.II 18 Kader 19 Dokter kecil 20 Dokter remaja 21 Saka Bakti Husada 22 Dana sehat sekolah Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan
Jumlah 37 unit 26 unit 9 unit 49 unit 1 unit 155 unit 123 unit 1 unit 21 unit 1900 unit 44 buah 780 unit 407 unit 111 orang 79 orang 2 orang 1 orang 2.267 orang 6.073 orang 3.025 orang 238 orang 108 unit
2.3. Tenaga Kesehatan Kota Medan Secara umum keadaan tenaga kesehatan di Kota Medan sudah sangat bervariasi. Tenaga-tenaga kesehatan yang tersedia bagi pelayanan kesehatan masyarakat kota Medan sangat beragam jenisnya. Masing-masing jenis tenaga kesehatan tersebar dalam sarana pelayanan kesehatan yang ada di kota Medan. Namun data lengkap tentang tenaga kerja kesehatan di seluruh sarana pelayanan kesehatan belumlah tersedia dengan
Universitas Sumatera Utara
baik. Menurut data yang dimiliki DKK Medan, data keadaan tenaga kesehatan yang dirinci berdasarkan jenisnya hanya tenaga kesehatan yang tercatat di Rumah Sakit. Berdasarkan data tersebut, jenis tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit terdiri atas 68 jenis. Tenaga kesehatan tersebut tersebar di sejumlah Rumah Sakit dalam jumlah yang bervariasi. Jika dilihat keberagaman tenaga kesehatan tersebut tampak bahwa tenaga kesehatan yang terdapat di kota Medan sudah cukup lengkap. Tenaga kesehatan tersebut sangat bervariasi ada yang membedakan atas dasar jenjang pendidikan, jenis maupun spesialisasinya yang dimulai dari dokter umum sampai kepada pekerja rumah sakit yang hanya berpendidikan SD ke bawah. Variasi yang dimiliki tenaga kesehatan di kota Medan ini sangat mendukung bagi pelayanan kesehatan secara maksimal. Tenaga kesehatan yang terdapat di Rumah Sakit di kota Medan bukan hanya tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan semata. Misalnya saja tentang tenaga kesehatan seperti dokter, bidan maupun perawat merupakan tenaga kesehatan utama dalam pelayanan kesehatan. Kebutuhan akan tenaga-tenaga kesehatan yang berlatarbelakang pendidikan kesehatan sudah merupakan syarat utama bagi pelayanan kesehatan baik itu yangada di Rumah Sakit msupun lembaga-lembaga pelayanan kesehatan lainnya. Keberadaan dokter di Rumah Sakit sebagai pengobat utama yang merupakan syarat penting. Seorang dokter merupakan orang yang berhak men-diagnosa dan memberikan therapi kepada pasien. Jadi tenaga kesehatan seperti dokter umum maupun dokter spesialis merupakan keharusan.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu juga tenaga kesehatan di luar dokter tetapi berasal dari latar belakang pendidikan seperti perawat dan bidan, keberadaannya sangat dibutuhkan tidak terkecuali di Medan. Peran mereka dalam pelayanan kesehatan baik itu dalam sebuah Rumah Sakit maupun lembaga kesehatan lain sangat penting. Di Kota Medan sendiri tenaga kesehatan seperti bidan sudah tergolong cukup yakni 407 orang hanya dari praktek bidan swasta. Angka itu bukan lagi termasuk bidan yang bekerja di Rumah-rumah sakit maupun balai pengobatan yang dimilki oleh pemerintah. Tenaga kesehatan yang tidak berlatarbelakang pendidikan kesehatan juga cukup banyak. Tenaga-tenaga kesehatan yang berasal dari latarbelakang pendidikan diluar pendidikan kesehatan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Rumah sakit merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang memiliki lembaga kesehatan yang paling bervariasi. Dalam sebuah instuisi rumah sakit dengan bentuk struktur organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan instuisi pelayanan kesehatan lain yang lebih sederhana, diferensiasi maupun spesialisasi keahliann yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan sangat penting sebab dengan kondisi tersebut maka yang dibutuhkan bukan hanya tenaga yang langsung menangani praktek-praktek perawatan
maupun
penyembuhan, namun dibutuhkan pula tenaga-tenaga yang mampu mengorganisir organisasi rumah sakit. Tenaga ahli yang mampu menata organisasi sejenis organisasi pelayanan kesehatan memiliki peran strategis. Pentingnya peran dalam pelayanan kesehatan juga tampak dari data yang ditunjukkan pada tahun 2007 tentang data keadaan ketenagaan rumah sakit. Dari 85 jenis ketenagaan rumah sakit yang ideal dimiliki oleh rumah sakit,
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 68 jenis telah dimiliki oleh rumah sakit yang ada di Medan. Artinya dari begitu banyak jenis ketenagaan yang dibutuhkan dalam pengelolahan pelayanan kesehatan di rumah sakit, sebanyak 68 jenis telah ada orang yang bekerja dalam bidang itu, walaupun dalam jumlah yang kurang memadai. Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan jenis-jenis ketenagaan di rumah sakit yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan di Kota Medan. TABEL II JENIS-JENIS KETENAGAAN No Jenis Ketenagaan 1. Dokter umum 2. Dokter spesialis bedah 3. Dokter spesialis penyakit dalam 4. Dokter spesialis patologi klinik 5. Dokter spesialis kesehatan anak 6. Dokter spesialis radiologi 7. Dokter spesialis anestesi 8. Dokter spesialis jiwa 9. Dokter spesialis mata 10. Dokter spesialis kulit dan kelamin 11. Dokter spesialis kardiologi 12. Bidan 13. Dokter spesialis saraf 14. Dokter spesialis paru 15. Dokter spesialis bedah orthopedi 16. Dokter spesialis urologi 17. Dokter spesialis patologi forensik 18. Dokter spesialis rehabilitasi medik 19. Dokter gigi Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan
No 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Jenis Ketenagaan Akademi keperawatan DIII SPK Perawat bidan Apoteker Analisis farmasi Asisten apoteker SarjanaKesehatan Masyarakat Dokter spesialis THT Sarjana gizi Akademi gizi Tenaga gizi lain Radhiographer Radio therapis Teknisi gigi Teknisi elektromedis Analis kesehatan Sarjana Hukum Sarjana Ekonomi Dll
Setiap tenaga yang masuk ke dalam instuisi kesehatan dalam mendukung bagi pelayanan kesehatan itu sendiri. Semakin besar sebuah lembaga pelayanan kesehatan maka jumlah maupun variasi tenaga-tenaga kesehatan yang dibutuhkan akan semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi pula. Rumah sakit yang paling besar di Kota Medan adalah Rumah sakit Dr. Pirngadi. Rumah sakit ini memiliki kapasitas paling besardari segi jumlah, tempat tidur, fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan. Misalnya saja rumah sakit ini memiliki 15 orang dokter spesialis anak, sedangkan rumah sakit lain seperti Rumah sakit Malahayati yang tergolong besar di kota Medan hanya memiliki 6 orang dokter dan spesialisasi yang sama. Secara umum tenaga kesehatan maupun ketenagaan dalam instuisi pelayanan yang ada di kota Medan tergolong lengkap. Selain tenaga kesehatan tersebut tersebar dalam rumah sakit juga tersebar di berbagai unit-unit pelayanan kesehatan yang lebih kecil misalnya di balai pengobatan swasta maupun puskesmas-puskesmas. Tenaga kesehatan tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya dalam lembaga pelayanan kesehatan yang lebih sederhana struktur organisasinya. Untuk sebuah balai pengobatan swasta yang telah tersebar di berbagai lokasi di kota Medan tenaga kesehatan sangat diperlukan. Sebuah balai pengobatan khususnya yang dimiliki swasta biasanya memiliki penanggung jawab yang sekaligus sebaggai tenaga medis yang menangani pelayanan kesehatan di lingkungan sekitar balai pengobatan tersebut. Untuk pengobatan alternatif sendiri, pendidikan para penyembuh kebanyakan minimal SMU, tetapi keahliannya di dapat bukan dari pendidikan formal, tetapi dari pengalaman, turun menurun serta pendidikan informal di luar negri.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Gambaran Penyakit di Kota Medan Menurut data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Medan pada tahun 2007 penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Kota Medan adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernapasan atas. Penyakit yang berkaitan dengan pernapasan bagian atas ini dari bulan ke bulan tetap menempati urutan atas sebagai penyakit yang paling banyak diderita. Pada tahun 2007 dari bulan Januari sampai bulan Desember penyakit ini tetap menjadi kasus yang paling banyak dijumpai. Menurut data tentang 10 besar penyakit yang mendapat rawat jalan di rumah sakit. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Akut mendominasi sebagai penyakit yang paling besar penderitanya. Pada bulan Januari 2007 penyakit ini tercatat 288 kasus. Pada bulan Februari sampai April kasus yang tercatat tentang penyakit ini mengalami peningkatan yang cukup besar yakni 566 kasus dan 828 kasus dan 890 kasus. Prevalensi masyarakat kota Medan dengan penyakit ini tergolong tinggi dibandingkan dengan penyakit lain, bahkan sampai 3 kali lipat. Misalnya saja pada bulan Oktober, penyakit ini mencatat rekor hingga sampai 1630 kasus. Di satu sisi penyakit infeksi saluran pernapasan atas merupakan penyakit yang paling banyak diderita pada masyarakat kota Medan. Namun di sisi lain, penyakit tersebut hanya mendapat perawatan jalan. Artinya dari kasus yang masuk ke rumah sakit dan mendapat perawatan, sebaian besar hanya bersifat rawat jalan. Dari sini tampak bahwa penyakit tersebut tergolong penyakit ringan yang tidak harus mendapatkan perawatan intensif seperti rawat inap atau opname. Penyakit yang jumlah penderitanya besar pada tahun 2007 adalah penyakit diare. Dari data penyakit yang
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan rawat jalan di rumah sakit angka terbesar adalah penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut. Namun penyakit yanng mendapat perawatan inap di rumah sakit bukanlah penyakit tersebut. Data penyakit yang paling banyak perawatan inap di rumah sakit tahum 2007 adalah penyakit diare (Gastro Entritis). Pada tahun 2007 penyakit ini menduduki urutan paling atas dari 10 penyakit yang mendapat perawatan inap di rumah sakit yakni sebanyak 2.081. Melalui pencatatan per bulannya penyakit diare atau Gastro Entritis ini selalu paling banyak mendapatkan prawatan inap di rumah sakit. Misalnya saja pada bulan Januari dan Februari jumlah yang mendapatkan perawatan inap di rumah sakit adalah 217 dan 293 kasus. Penyakit ini tampak lebih mendominasi jumlah penyakit yang mendapatkan perawatan inap dibandingkan penyakit ISPA yang lebih rendah jumlahnya yang mendapatkan perawatan inap. Pada
bulan Mei 2007 kasus penyakit ISPA yang masuk danmendapatkan
perawatan inap sebanyak 694 dan penyakit diare 234 kasus. Namun pada bulan dan tahun yang sama penyakit diare yang mendapatkan perawatan inap sebanyak 187 kasus sedangkan ISPA hanya 26 kasus. Hal iini dapat disimpulkan bahwa penyakit diare tergolong penyakit yang memiliki prevalensi tinggi kota Medan dan paling banyak membutuhkan perawatan kesehatan intensif melalui rawat inap. Gambaran penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat kota Medan merupakan fakta penting dalam melihat tingkat kesehatan masyarakat berikut kemungkinan sebab yang mendorong munculnya penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pembedaan antara penyakit yang mendapatkan perawatan inap dan perawatan jalan di rumah sakit merupakan pembedaan yang penting. Setidaknya pembedaan pendataan tersebut dapat membantu dalam penganalisaan tingkat keseriusan penyakit di masyarakat. Antar penyakit yang mendapatkan perawatan inap dan jalan di rumah sakit memiliki perbedaan. Berikut ini akan digambarkan 10 penyakit terbesar yang mendapatkan perawatan inap dan perawatan jalan di rumah sakit di kota Medan tahun 2007. Tabel III 10 Penyakit Terbesar Mendapat Perawatan Inap di Rumah Sakit Tahun 2007 No PENYAKIT 1 Diare (Gastro Entritis) 2 Demam Tifoid dan Paratifoid 3 Infeksi saluran nafas bagian atas akut 4 TBC Paru 5 Pneumonia 6 Jumlah persalinan 7 Bronchitis Akut 8 Demam berdarah Dengue 9 Hepatitis virus lain 10 Adiegesis lainnya Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan
JUMLAH KASUS 2081 1114 496 434 393 271 249 231 225 187
Data di atas menunjukkan perawatan inap di Rumah sakit yang terbesar adalah Diare sebesar 2081 kasus dan di ikuti penyakit demam Tifoid dan Paratifoid sebanyak 1114, infeksi saluran pernapasan 496, TBC Paru 434 kasus, Pneumonia 393 kasus, serta penyakit – penyakit lainnya. Berdasarkan tabel yang di sebelah, penyakit yang terbesar mendapatkan perawatan jalan di Rumah sakit adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terdapat 10331 kasus, di ikuti TBC paru sebanyak 3627 kasus, Diare (Gastro
Universitas Sumatera Utara
Entritis) 3179, Tuberclosis Paru 1650 kasus, Demam Tifoid dan Paratifoid 1103 kasus, Pneumonia 774 kasus serta penyakit-penyakit lainnya.
Tabel IV 10 Penyakit Terbesar Mendapat Perawatan Jalan di Rumah Sakit Tahun 2007 No PENYAKIT 1 Infeksi Saluran Napas bagian Atas Akut 2 TBC Paru BTA (+) 3 Diare (Gastro Entritis) 4 Tuberclosis Paru Lainnya 5 Demam Tifoid dan Paratifoid 6 Pneumonia 7 Pertusis (Batuk rejan) 8 Tonsilis Akut 9 Bronchitis Akut 10 Malaria Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan
JUMLAH KASUS 10331 3627 3179 1650 1103 774 570 552 484 174
Gambaran penyakit pada tahun 2007 tidak banyak berbeda dengan penyakit pada tahun 2008. Penyakit yang berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan atas tetap yang paling tinggi yakni mencapai 303.729 kasus dan penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas sebanyak 94.540 kasus. Dua penyakit-penyakit lain adalah penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tekanan darah, kulit, sistem otot dan lainnya. hal ini menunjukkan bahwa penyakit infeksi saluran pernapasan akut dan penyakit lain pada saluran pernapasan semakin meningkat jauh hingga selisih pada infeksi saluran pernapasan 293.398 kasus dan penyakit lain pada saluran pernapasan hingga 90.913 kasus. Berikut digambarkan 10 penyakit terbesar tahun 2008 di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel V 10 Penyakit Terbesar Mendapat Perawatan Inap di Rumah Sakit Tahun 2008 No 1
PENYAKIT
Infeksi Akut lain pada Saluran Pernapasan Bagian Atas 2 Penyakit lain pada Saluran Pernapasan bagian Atas 3 Diare 4 Tonsilis Akut 5 Penyakit Kulit Infeksi 6 Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan 7 Penyakit Kulit Alergi 8 Hypertensi 9 Gingistis 10 Penyakit Pulpa Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan
JUMLAH KASUS 303.729 94.540 77.126 39.134 38.861 3.151 3.147 30.818 30.471 24.666
Universitas Sumatera Utara