BAB II PENENTUAN POSISI KAPAL DIATAS PETA LAUT
Definisi-definisi Membaring ialah mengambil arahnya suatu benda dari kapal lalu arah tersebut dengan arah berlawanan dilukis sebuah garis dari titik yang dibaring dalam peta.
Sinar baring ialah sebagai lingkaran besar yang ditarik dari titik baringan melalui pusat pedoman dari kapal.
Lengkung baring ialah garis lengkung yang menghubungkan antara titik pusat pedoman di kapal dan benda yang dibaring yang memotong derajah atas sudut yang sama.
Garis baringan ialah garis lurus dipeta laut yang pada titik yang dibaring menyinggung lengkungan baringan.
Baringan ialah sudut yang dibentuk oleh arah utara dengan garis baringan.
Ada 4 macam baringan : 1. Baringan Sejati (BS) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara Sejati (US) dengan garis baringan 2. Baringan Magnetis (BM) adalah sudut yang dibentuk oleh arah Utara magnetis (UT) dengan garis baringan. 3. Baringan pedoman (BP) ialah sudut yang dibentuk oleh arah Utara pedoman (UP) dengan garis baringan. 4. Baringan relatip (Br) ialah sudut antara sinar baringan dan haluan kapal.
Gambar. 1 Untuk menentukan posisi kapal di atas peta laut dipakai bermacammacam cara tergantung jumlah benda-benda yang dapat dibaring dari kapal. 1. Jika disekeliling kapal hanya terdapat satu benda baringan saja : a. Satu benda dibaring 1 kali 1. Baringan dengan jarak 2. Baringan dengan peruman 3. Baringan dengan lingkaran suar b. Satu benda dibaring 2 kali 1. Baringan dengan geseran 2. Baringan dengan sudut berganda 3. Baringan 4 surat 4. Baringan istimewa 5. Baringan dengan surat berganda
2. Jika disekeliling kapal terdapat dua benda yang dapat dibaring Baringan silang
Gambar. 2 1) Bar I dan Bar II diambil dalam waktu hampir bersamaan, didapat baringan pedoman. 2) Baringan pedoman yang diperoleh, dijabarkan dengan sembir dan diperoleh baringan saja. 3) Lukis kedua baringan sejati tersebut dari benda yang dibaring dalam peta. 4) Perpotongan kedua garis baringan sejati tersebut adalah posisi kapal (K)
1.a.1 Baringan dengan peruman
Gambar. 3
Pelaksanaan : 1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp), bersamaan dengan itu kedalam air diukur dengan perum (25m) 2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta 3. Jabarkan hasil peruman sampai muka serutan peta( lihat daftar Pasang Surut ) 4. Carilah pada garis baringan suatu kedalaman yang jatuh sama dengan garis baringan (25m). 5. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut. 1.a.2. Baringan Lingkar suar ( Baringan dengan jarak )
Gambar. 4 Pelaksanaan : 1. Terlebih dahulu buatlah lingkaran jarak nampak suar dengan suar sebagai titik pusatnya dan jari-jarinya = jarak geografis suar ( lihat, daftar suar ) 2. Pada saat suar tersebut mulai nampak/hilang di cakrawala baringlah suar tersebut denagn pedoman (Bp) 3. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis baringnya di peta 4. Perpotongan antara Bs dangan lingkaran adalah posisi kapal (K)
1.b.1. Baringan dengan Geseran
Gambar. 5
Pelaksanaan : 1. Baringkah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktu. 2. Jabarkan Bp menjadi Bs 1 dan lukis garis baringnya dipeta 3. Setelah selang beberapa waktu kemudian benda tersebut dibaring lagi dengan pedoman (Bp) dan dicatat waktunya. 4. Jabarkan Bp menjadi Bs II dan lukis garis baringnya di peta. 5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI dan bS II dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan sesuai dengan jarak tersebut. 6. Perpotongan antara Bs II dengan BsI yang digeserkan adalah posisi kapal (K)
Catatan : Jarak yang ditempuh dari bar I ke bar II = Selisih waktu dalam menit X kecepatan atau / jam = d 60 1.b.2 Baringan dengan sudut berganda
Gambar. 6
Catatan : I. Benda kiri Baringan = H - < perpotongan II. Benda kanan Baringan = Haluan ( H) + < perpotongan
Pelaksanaan: 1. Baringlah benda tersebut dengan pedoman (Bp) dan catat waktunya. 2. Lukiskan Bs II sedemikian rupa sehingga sudut ytang dibentuk oleh BsII dengan haluan 2x sudut yang dibentuk oleh Bs I dengan haluan 3. Pada saat terjadinya Bs II, catat waktunya 4. Hitunglah jarak waktu yang ditempuh kapal dalam waktu antara BsI-BsII (misalnya = d mil ) dan ukurkan pada BD dari benda 7/8 di (BE) 5. Tarik dari E garis // garis keluar yang memotong bar II di K 6. Posisi kapal (K) terlertak pada titik tersebut.
1.b.3 Baringan Empat Surat
AC = BC ( segitiga siku-siku sama kaki )
Gambar. 7
Catatan : I. Benda kiri Baringan = H - < perpotongan II. Benda kanan Baringan = Haluan + < perpotongan Catatan Benda dikiri Bar I
= H – 45°
Bar II
= H - 90°
Karena baringan menggunakan pedoman magnet maka sembir harus diperhitungkan.
Jika selama dalam pelayaran terdapat arus dari muka/belakang maka letak kapal (K) lebih dekat /jauh dari benda sesuai dengan arah dan kekuatan arus.
Pelaksaan : 1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I dan Bs II sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut 45° dan 90° dengan garis haluan (Hs) 2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya. 3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I –Bs II ( misalnya = d mil ) BD = a AC//ED 4. Posisi kapal (K) terletak pada titik tersebut.
1.b.4 Baringan Istimewa
Gambar. 8
Catatan : I. Benda kiri Baringan = H - < perpotongan II. Benda kanan Baringan = Haluan + < perpotongan
Pelaksanaan : 1. Terlebih dahulu lukiskan garis-garis baringan Bs I, Bs II dan Bs III sedemikian rupa sehingga masing-masing membentuk sudut-sudut 26,5°, 45° dan 90° dengan garis haluan (Hs) 2. Saat-saat terjadinya Bs I dan Bs II dicatat waktunya. 3. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara Bs I –Bs II ( misalnya = d mil ) dan geserkan Hs sepanjang Bs III sehingga jaraknya dari benda tersebut = jarak yang telah dihitung, 4. Posisi kapal (K) pada perpotongan antara BS II dengan Hs yang digeser.
Catatan : Benda kiri Bar I = H – 26,5° Bar II = H - 45° Sembir harus diperhitungkan
Keistimewaan daripada baringan istimewa ini adalah sebelum benda tersebut melintang haluan, penilik sudah mengetahui saat dan jarak kapal terhadap benda pada waktu melintang, sehingga jika jarak tersebut dipandang kurang aman, kapal masih dapat dirubah haluannya untuk menghindari bahaya navigasi.
Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam melaksanakan baringan silang 1. Waktu antara baringan yang satu dengan yang lain jangan terlalu lama 2. Benda-benda yang perubahan sudut baringannya lambat dibaring lebih dahulu. 3. Jika disekeliling kapal terdapat banyak benda yang dapat dibaring, pilihlah benda-benda yang garis baringnya berpotongan tegak lurus dan baringlah benda ketiga untuk pemeriksa.Jika pelaksanaan baringan silang baik, ketiga garis
baringan tersebut akan
berpotongan pada satu titik atau merupakan segitiga yang kecil.
Pelaksanaan : 1. Baringlah kedua benda tersebut dalam waktu yang hampir bersamaan. 2. Jabarkan Bp menjadi Bs dan lukis garis-garis baringannya di peta ( BsI dan Bs II) 3. Perpotongan antara Bs I dan BS II adalah posisi kapal (K)
2.a. Baringan silang dengan geseran.
Gambar. 9
Pelaksanaan : 1. Baringlah n\benda yang satu (K) derngan pedoman (Bp) dan catat waktunya 2. Jabarkan Bp I menjadi Bs I dan lukis garis baringnya di peta 3. Selang beberapa waktu kemudian baringlah benda yang lain (B) dengan pedoman (Bp I) dan catat waktunya. 4. Jabarkan Bp II menjadi BS II dan lukis garis baringnya di peta. 5. Hitunglah jarak yang ditempuh kapal dalam waktu antara BSI- BS II ( misal = d mil ) dan geserkan Bs I sepanjang garis haluan dengan jarak = jarak yang telah dihitung. 6. Perpotongan antara Bs II dengan Bs I yang digeser adalah posisi kapal (K)
Menggunakan garis-garis merkah (garis-garis penuntun) Untuk memudahkan navigasi seringkali dipasang merkah-merkah (menara suar, suar penuntun, rambu-rambu dll ), sehingga kapal terhindar dari bahaya navigasi dengan jalan menahan merkah-merkah tersebut menjadi satu (berimpit) . Pada umumnya arah sejati telah diberikan. Disamping mengarahkan haluan, garis penuntun juga digunakan untuk menentukan deviasi (lihat transit)
Gambar. 10
Soal : 1. Apa yang dimaksud dengan deviasi, dan jelaskan ? 2. Bagaimana cara mengetahui bahaya-bahaya navigasi dalam berlayar,? 3. Apa fungsi dari garis-garis merkah ( penuntun ).? 4. Sebutkan macam2 baringan, dan jelaskan ? 5. Bagaimana cara menentukan posisi kapal, ?