BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SCRAMBLE, KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Pembelajaran Kooperatif Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan model pembelajaran seharusnya relevan dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran hendaknya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk pada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun lainnya (Dahlan, 1984:21). Sejalan dengan pendapat itu Joyce (dalam Susilana, 2006:139) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing di kelas atau yang lainnya. Pengertian pembelajaran kooperatif menurut Hammoud dan Ratzki (2009 : 6) Kooperatives Lernen ist eine strukturierte Form des Lernens, die
Siti Amanah, 2011 Penerapan Pembelajaran Kooperatif .... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
gleichermaβen der Erarbeitung fachbezogener Lerninhalte wie der Einübung kooperativen Sozialverhaltens dient. Pendapat di atas berarti pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran terstruktur yang sama-sama berfungsi untuk mengembangkan isi pembelajaran secara khusus, seperti praktik perilaku sosial kooperatif Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok biasa, karena dalam model pembelajaran ini masing-masing siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya. Pengelolaan pembelajaran kooperatif yang baik dapat memungkinkan para guru mengelola kelas dengan baik. Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Terstruktur di sini dimaksudkan bahwa terdapat beberapa unsur positif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ini, antara lain ada lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. 1. Pengertian Metode Scramble
Istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Seperti yang diungkapkan oleh Fadmawati (2009) [online] pembelajaran kooperatif metode scramble adalah pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan Soeparno (1998 : 60) berpendapat bahwa metode scramble adalah
10
salah satu permainan bahasa, pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu
aktivitas
untuk
memperoleh
keterampilan
tertentu
dengan
cara
menggembirakan.
Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Dijelaskan juga oleh (Daud, 2010) dalam http//daudp65.byethost4.com// bahwa istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang berarti “perebutan, pertarungan, perjuangan”. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacammacam bentuk yakni :
a.
Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya :
alpjera = pelajar
ktarsurt = struktur
b.
Scramble kalimat : yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contoh nya : komme – Ich – aus – Bandung = Ich komme aus Bandung
11
c.
Scramble wacana : yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna.
Melalui pembelajaran kooperatif metode scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran kooperatif metode scramble adalah sebuah metode yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam metode pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal. Metode permainan ini diharapkan dapat memacu minat siswa dalam pelajaran membaca pemahaman bahasa Jerman.
2. Prosedur (langkah-langkah) Pembelajaran dengan Metode Scramble Pembelajaran kooperatif metode scramble, memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu siswa dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbedabeda
pernyataan
ini
diungkapkan
(www.ai_lestari.blogspot.com)
oleh
Lestari
(2009)
dalam
12
Seperti
yang
di
paparkan
oleh
Anitah
(2010)
dalam
(http://www.pustaka.ut.ac.id/) model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat dilakukan seorang guru dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat b. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang di acak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut c. Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah di acak sedemikian rupa. d. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran metode scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerja sama siswa dalam kelompok. Metode ini memberikan sedikit sentuhan permainan acak kata, dengan harapan dapat menarik perhatian siswa. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble a. Kelebihan metode scramble antara lain :
13
1). Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya, setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif, sehingga dalam teknik ini, setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu di kelompok diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya. 2) Metode pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau tertekan. 3) Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok. 4) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan. 5) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju. b. Kekurangan metode scramble antara lain:
14
1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 2) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di implementasikann oleh guru 4) Metode permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.
B. Kemampuan Membaca Pemahaman Membaca merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang memiliki peranan penting dalam mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan dan dengan membaca ini kita dapat memberi dan menerima informasi. Leveau (1985:61) menjelaskan “Lesen ist Ein Funktion des Zusammenwirkens von u.a. Aufmerksamkeit, dem Erkennen von Merkmalen der Textstruktur und deren Beziehungen, der Speicherung im Gedächtnis, der Antizipation von Äuβerungsteilen. “
Pernyataan di atas mengandung arti bahwa „membaca merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai fungsi, antara lain pengamatan, pengenalan tanda dan struktur bahasa, daya ingat dan faktor eksternal lainnya. Dapat pula diartikan bahwa membaca adalah kerja sama sebuah fungsi dari adanya perhatian
15
dan sebagainya, pengenalan dari ciri-ciri struktur teks dan yang berhubungan dengan, ingatan yang tersimpan dan adanya antisipasi terhadap ucapan.‟ Selain itu pembaca tidak hanya mendapatkan simbol-simbol tertulis saja melainkan juga menghubungkan bacaan yang dibaca dengan konsep, pengalaman sebelumnya juga wawasan yang dimilikinya. Adapun pengertian membaca lainnya diungkapkan oleh Ehlers (dalam Farisya, 2009:18) yaitu: “Lesen ist der selektiver- und zielgerichteter Vorgang, bei dem der Leser fortlaufend einzelne Informationen in (thematische) Zusammenhänge integriert und Lesen ist ein Prozess der Abstraktionbildung.
Dengan kata lain „Membaca merupakan proses selektif dan penuh dengan tujuan tertentu, bagi pembaca teratur merupakan hubungan informasi (tematik) yang mengintegrasikan dan membaca adalah sebuah proses pembentukan abstraksi.‟ Dari pengertian Ehlers di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang dipilih oleh pembaca dengan maksud tertentu, misalnya pembaca ingin mengetahui maksud dari teks tersebut untuk membantu pembaca dalam menjawab pertanyaan. Berasal dari informasi-informasi yang berhubungan dengan teks bacaan yang ada, pembaca dapat menyimpulkan informasi yang didapat. Kemudian pembaca dapat memahami isi teks tersebut. Setiap pembaca memiliki cara yang berbeda-beda untuk mencapai pemahaman tersebut, karena kemampuan yang
16
dimiliki masing-masing pembaca itu berbeda-beda. Pada dasarnya meski cara membaca setiap pembaca berbeda, pembaca akan mencapai pemahaman yang sama. Hal ini di dukung oleh pernyataan Ehlers (dalam Farisya, 2009:19) yaitu: “Lesen ist also ein fortwährender Deutungs- und Entscheidungsprozess. Die einzelne Aktivitäten, die der Leser dabei vollzieht, erfordern nicht nur ein Wissen über die zuvor gennanten Bereiche, sondern auch die Fähigkeit ,dieses Wissen in bezug auf konkrete Texte und ihre jeweiligen Aufganbenstellungen anwenden zu können.” Ungkapan di atas berarti “ Membaca adalah proses berkelanjutan sebuah penafsiran dan keputusan. Aktivitas tunggal yang membawa pembaca dalam penerapan tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang diketahui sebelumnya, tetapi juga kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ini dalam
kaitannya
dengan teks-teks tertentu dan tugas masing-masing.” Pengertian yang dikemukakan di atas dapat mendukung peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif metode scramble ini. Dalam membaca pemahaman, pembaca memerlukan proses untuk memahami apa yang dibacanya. Proses yang terjadi pada setiap pembaca adalah sebuah proses seorang dapat menerima ide-ide dan menuangkannya dalam bentuk tulisan, kemudian memahami ide tersebut. Membaca
menurut
Kolker
dalam
S ut arj o
(2009)
dalam
(http://tarjo2009.blogspot.com/2009/03/hakekat-membaca-proses-membaca-
17
jenis_8558.html.) Membaca adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakikat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak. Adapun Farris dalam S ut arj o (2009) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan
kata-kata,
konsep,
informasi,
dan
gagasan-gagasan
yang
dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari sebuah pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki. Jika seseorang membaca berarti ia melakukan kegiatan pemahaman yang bertujuan untuk membentuk hubungan antara pengetahuan awal, motivasi, dan ketertarikan menjadi sebuah kesatuan untuk proses pemahaman. 2. Langkah-Langkah Membaca Pemahaman Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca sebagaimana dinyatakan oleh Tarigan dalam Retnowati (2005:51), yaitu: a.
Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
18
1) Pengenalan bentuk huruf 2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dll) 3) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi 4) Kecepatan membaca taraf lambat b.
Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: 1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal) 2) Memahami signifikansi atau makna 3) Evaluasi atau penilaian 4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman, oleh karena itu siswa diharapkan dapat memahami isi teks yang diberikan. Untuk mengetahui bahwa siswa telah atau tidak memahami isi teks yang diberikan, maka peneliti menyediakan beberapa pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan di dalam teks tersebut. Proses membaca setiap orang beragam. Dengan membiasakan diri untuk sering membaca dapat membantu dalam memahami apa yang dibacanya tersebut. Seorang pembaca dapat mengerti informasi yang penting mengenai teks tersebut, misalnya pikiran utama dan tema dari teks tersebut dan pembaca yang baik dapat menyelesaikan membaca dengan cepat serta fasih. Bila pembaca pertama kali membaca sebuah teks, sangatlah biasa mengalami kesulitan untuk mengetahui
19
informasi penting sebuah teks. Tetapi seorang pembaca yang baik dapat mengerti dengan mudah dan tepat untuk mengumpulkan informasi penting tersebut. Dalam membaca setiap orang memiliki cara sendiri untuk memahami sebuah teks, karena dalam membaca seseorang harus dapat menggabungkan satu arti kata pada teks dengan tata kalimat teks tersebut. Dengan demikian dapat mengacu pada tema dari teks tersebut yang dapat membantu pembaca memahami isi dari teks. Seluruh bagian tersebut dapat menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan membentuk informasi yang dibutuhkan pembaca, sehingga pembaca dapat memahami isi atau situasi di dalam teks tersebut dengan baik. Untuk memahami sebuah teks seseorang harus memiliki langkah-langkah, yaitu pertama teks dibaca secara sekilas untuk memperkirakan isi atau maksud. Kedua pembaca menyimpulkan informasi-informasi yang telah didapat tersebut baik informasi nyata maupun dari segi kebahasaan serta berusaha mengetahui pernyataan-pernyataan yang penting dalam teks. Maka pembaca dapat mengerti definisi sebagai hasil sebuah teks. Pembaca sering menemukan kesulitan dalam memahami teks. Namun kesulitan tersebut dialami pembaca dalam memulai memahami teks pada bagian awal teks saja, tetapi juga memahami keseluruhan isi teks. Oleh karena itu, pembaca dituntut untuk membaca secara keseluruhan agar dapat memahami isi teks tersebut pun secara keseluruhan. 3. Bahan Ajar Untuk Membaca Pemahaman Bahan ajar yang digunakan dalam membaca pemahaman antara lain adalah teks atau bacaan ringan tentang kehidupan sehari-hari. Peneliti dapat mencari teks
20
atau bacaan itu melalui buku-buku bahasa Jerman yang digunakan di sekolahsekolah menengah atas. Teks yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan siswa pada saat itu, karena dikhawatirkan apabila diberikan teks yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa ada beberapa siswa yang belum terlalu memahami isi teks bahasa Jerman. 4. Penilaian Membaca Ada beberapa hal yang harus dinilai dalam kemampuan membaca. Ditinjau dari kemampuan yang menjadi sasaran tes membaca, Harsiati (2003) pada (http://pustaka.ut.ac.id/) membatasi cakupan kemampuan yang akan diukur dalam tes membaca, yaitu 1. Kemampuan literal (kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat) 2. Kemampuan
inferensia
(kemampuan
memahami
isi
teks
yang
tersirat/menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks) 3. Kemampuan reorganisasi (penyarian/penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam paragraf maupun ide-ide pokok paragraf yang mendukung tema bacaan) 4. Kemampuan evaluatif (untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi teks) 5. Kemampuan apresiasi (kemampuan menghargai teks)
21
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memberikan landasan bagaimana siswa dapat sukses belajar bersama orang lain. Siswa tidak diajarkan untuk memandang teman-teman lainnya sebagai kompetitor untuk dikalahkan, melainkan sebagai mitra belajar yang saling mendukung. Ukuran bersaing adalah dengan diri sendiri bagaimana siswa dapat menghasilkan yang terbaik karena dorongan motivasi dari dalam diri, bahkan siswa didorong untuk dapat memberikan kontribusi kepada rekannya untuk agar termotivasi dalam belajar. Pada penelitian ini, pembelajaran kooperatif diaplikasikan sebagai upaya memadukan berbagai tingkatan kemampuan dalam satu kelompok. Hal ini dilakukan selain agar bisa terjadi saling bantu antar anggota kelompok, juga bertujuan untuk mengasah kemampuan masing-masing anggota kelompok, baik kemampuan secara individu maupun secara berkelompok, kerja sama tim sangat diperlukan untuk menyelesaikan tugas agar lebih baik. Dengan berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif ini, diharapkan siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga kualitas kemampuannya dalam bidang akademik maupun berinteraksi dengan orang lain dapat meningkat Berdasarkan pemaparan di atas diketahui bahwa pengetahuan bahasa asing setelah bahasa ibu sangatlah penting, khususnya dalam hal membaca. Dengan membaca, pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang terjadi di dalam bacaan tersebut tanpa terlibat langsung ke dalamnya sehingga dapat diketahui seluruh perubahan tersebut dan sebisa mungkin untuk mengikutinya. Dalam berbahasa
22
asing, khususnya bahasa Jerman, dapat terjalin komunikasi yang baik antar dua bangsa yang berbeda atau lebih.
D. Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan pembelajaran kooperatif metode Scramble antara lain : 1. Septyana, Dwi (2009) dalam penelitiannya tentang peningkatan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran scramble pokok bahasan segi empat, menyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran ini, dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Sulistyowaty, Endah (2010) dalam penelitiannya tentang peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika model pembelajaran scramble pada pokok bahasan bilangan bulat, menyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran ini, motivasi siswa dalam belajar matematika meningkat, terutama dalam pokok bahasan bilangan bulat. 3. Azizah (2010) dalam penelitiannya tentang implementasi cooperative learning metode scramble sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika, menyimpulkan bahwa setelah diterapkannya model pembelajaran ini, motivasi belajar siswa meningkat terutama dalam pembelajaran matematika.