BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH Dalam bab ini akan diungkap pemahaman teori ataupun literatur yang berkaitan dengan Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah, serta pemahaman terhadap proyek sejenis serta spesifikasi umum. 2.1 Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah menjelaskan mengenai hal – hal yang terkait dengan pengertian judul serta pembahasan masing–masing. a. Pengertian Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini akan dibagi berdasarkan pengertian tiap katanya
tempat penitipan menurut Poerwadarminta (1972) merupakan tempat dimana seseorang dapat menitipkan sesuatu dalam jangka waktu yang ditentukan dan memerlukan biaya untuk penitipan tersebut.
Perawatan menurut Gupte Suraj (2004) merupakan suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga sesuatu dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar mendapat suatu keadaan yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
7
Anak usia sekolah menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 4 sampai 13 tahun yang masih duduk di taman kanak-kanak sampai sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak dengan usia 4 sampai 13 tahun yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.
Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini adalah tempat seseorang menitipkan serta memberikan pemeliharaan dan perawatan yang baik dengan pelajaran yang sesuai untuk manusia yang memiliki periode umur 4 tahun sampai 13 tahun yang disebut dengan masa kanak – kanak. 2.2 Pemahaman Fasilitas Pada Tempat Penitipan Dan
Perawatan Anak
Usia Sekolah Pada sub bab ini akan membahas tentang pengertian dari fasilitas yang terdapat dalam Tempat penitipan dan perawatan anak usia sekolah di Denpasar seperti kid spa, kid gym, serta syarat-syarat dan pengertian dari tempat penitipan anak. 2.2.1 Kid Spa ( pijat untuk anak ) Pengertian Kid Spa menurut Dempsey (2002) adalah usaha jasa perawatan yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dengan metode terapi air dan pijat pada anak yang berfungsi menstimulus sel-sel motorik dan psikomotorik pada bayi dan anak. Massage merupakan salah satu healthcare yang memiliki sifat preventive dan restorative. Selain berfungsi sebagai pereda nyeri karena stimulasi massage akan menghasilkan hormone endorphin, massage juga dapat menangani beberapa sumber dari rasa nyeri itu sendiri. Massage yang dilakukan pada masa bayi hinga remaja memberikan berbagai manfaat positif yang sudah diuji oleh berbagai ahli. a. Manfaat massage untuk anak yang sudah memiliki beragam aktivitas : Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system immunitas Mengubah gelombang otak secara positif Dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal matematika. Setelah itu, dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15 menit setiap minggunya selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya pada anak-anak
8
tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya memerluka waktu penyelesaian setengah dari waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50% dari sebelum dipijat. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan Meningkatkan kenaikan berat badan Mengurangi depresi dan ketegangan Meningkatkan kesiagaan Membuat tidur lelap Mengurangi rasa sakit, mengatasi kembung dan kolik b. Jenis-jenis massage pada anak Pijat kaki dan tangan Pijatan ini berfungsi sebagai melenturkan otot dan tulang dan menghilangkan ketegangan Pijat perut Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan kerja system pencernaan dan mengurangi sembelit serta kolik. Pijat dada Pijatan ini berfungsi untuk memperkuat kerja paru-paru dan jantung Pijat punggung Pijat wajah Pijatan ini berfungsi untuk membuat wajah releks dan balita menjadi ceria.
2.2.2 Kid Gym Kid gym ini memiliki manfaat menurut Notosoedirjo (2005) yaitu membantu tumbuh kembang dari segi perkembangan motorik. Gym ini anak dari usia 4-7 tahun untuk belajar menggunakan dan melemaskan fungsi motorik seperti tangan dan kaki. Alat-alat yang digunakan disini berupa alat-alat yang akan membantu perkembangan motorik dan sensorik anak. Anak diajak untuk mengikuti gerakangerakan tertentu yang akan diperagakan oleh intrukturnya dan tentunya fasilitas
9
ini sangat membutuhkan dampingan orang tua untuk membantu Anak mereka mengikuti gerakan tersebut.
2.2.3 Tempat Penitipan Anak Usia Sekolah ( Daycare ) Daycare menurut Sudono (2000) adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. daycare merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. dalam hal ini, pengertian daycare hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebgai pengganti asuhan orangtua. sarana penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik program, staf, maupun pengadaan alat-alatnya. Tujuan sarana ini untuk membantu dalam hal pengasuhan anak-anak yang ibunya bekerja. Semula sarana penitipan anak diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga kurang beruntung, sedangkan sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah dan atas yang umumnya disebabkan kedua orangtuanya bekerja. Lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak balita yang dikuatirkan
akan
mengalami
hambatan
dalam
pertumbuhannya,
karena
ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan
gizi,
pengembangan
intelektual,
emosional
dan
sosial.
Pada kenyataannya dari lapangan ada beberapa alasan daripada ibu yang menyerahkan anaknya kepada TPA menurut Arifin (2014), antara lain: Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tanggung jawab dalam hal mengasuh anak secara rutin. Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan teman seusianya dan tokoh pengasuh lain. Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik. Agar anak mendapat pengasuhan pengganti sementara ibu bekerja.
10
Keuntungan TPA, adalah: Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera. Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri. Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan berbahasa. Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan dan tata cara pengasuhan anak. Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas. Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih. Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program pendidikan dan pengasuh serta kegiatan yang terencana. Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan. Kelemahan TPA adalah sebagai berikut: Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang memperhatikan pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara pribadi karena pengasuh kurang memiliki waktu yang cukup. Anak-anak ternyata seringkali kurang memperoleh kesempatan untuk mandiri atau berpisah dari kelompok. Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonomi Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai pengasuh kepada TPA. Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual. Berganti-gantinya pengasuh yang seringkali menimbulkan kesulitan pada anak untuk menyesuaikan diri dengan pengasuh. Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.
11
2.2.4 Syarat pendirian TPA Adapun syarat-syarat untuk mendapatkan rekomendasi pendirian tempat penitipan anak menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial ( 1995 ) adalah sebagai berikut: a. Adanya anak sebagai peserta didik. b. Mempunyai tenaga yang berfungsi sebagai : Pimpinan Petuas tata usaha Pekerja sosial Pembimbing/pengasuh/perawat Tenaga pendidik Tenaga pembantu c. Mempunyai program usaha kerja kesejahteraan anak d. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup untuk penyelenggaraan kelompok bermain atau penitipan anak. e. Mendapatkan rekomendasi dari Bupati/Walikota/Kepala Daerah Tingkat II setempat atau pejabat yang ditunjuk. f. Adanya kesediaan untuk menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial bagi anak yang orang tuanya tidak mampu.
2.2.5 Pola Pelayanan TPA Pola pelayanan tempat penitipan anak menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial (1995 ) dibedakan menjadi 3 yaitu: : a. pelayanan penuh waktu pelayanan yang diberikan dalam waktu yang relative tetap, misalnya bulanan, enam bulan, setahun dan lain-lain. b. pelayanan tengah waktu pelayanan yang diberikan sebatas waktu tertentu, tidak tetap dengan perhitungan waktu terbatas, misalnya penitipan sehari, dua hari, seminggu dan lain-lain c. Pelayanan purna waktu
12
Pelayanan tambahan dalam waktu tertentu diluar ketentuan yang telah disepakati, misalnya pelayanan yang harus dilakukan mulai pukul 07.00 – 15.00 diperpanjang sampai 07.00-17.00.
2.2.6 Jenis Pelayanan TPA Adapun bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada anak menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial ( 1995 ) adalah sebagi berikut : a. Asuhan, seperti pemenuhan kebutuhan fisik, disiplin, perhatian dan kasih sayang. b. Perawatan, berupa pelayanan kesehatan dan imunisasi. c. Bimbingan sosial, persiapan pendidikan prasekolah dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada ibunya adalah sebagai berikut : a. memberikan konsultasi dan keluarga berencana b. memberikan ceramah tentang cara-cara mendidik dan merawat anak. Dalam menitipkan anaknya seorang ibu bisa memilih jenis tempat penitipan anak yang sesuai dengan situasi keadaanya, secara garis besar ada tiga jenis tempat penitipan anak yaitu : a. TPA kantor yang berlokasi dikantor-kantor atau sekitar lingkungan kantor untuk membantu ibu-ibu yang bekerja di kantor. b. TPA lingkungan, berlokasi di daerah lingkungan penduduk untuk melayani ibu- ibu disekitarnya selama mereka bekerja baik di kantor, pabrik, berjualan di pasar dan sebagainya. c. TPA dalam keluarga, didirikan oleh keluarga yang bersedia menampung, mengasuh anak dalam jumlah kecil selama ibunya bekerja. Usia anak yang ditampung adalah mulai bayi hingga usia lima tahun. 2.3 Pemahaman Tentang Pola Perkembangan Anak Pada sub bab ini akan membahas tentang pemahaman tentang anak yaitu tentang ciri anak, perkembangan anak, masalah bagi anak, kebutuhan anak, konsep prilaku anak.
13
2.3.1 Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri menurut Suprajitno ( 2004 ) antara lain: a. Label yang di gunakan oleh orang tua
Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi menuruti perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.
Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan
Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
b. Label yang digunakan pendidik/guru
Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri.
Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses.
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama tertuju pada keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota kelompok.
Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku.
Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak akan menjadi konfimis.
Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan bermain karena luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.
14
2.3.2 Perkembangan Usia Sekolah Dalam perkembangan anak usia Sekolah terdapat beberapa perkembangan anak Singgih ( 1991 ) yaitu : a. Perkembangan biologis Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan. Pada usia ini pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot. b. Perkembangan psikososial Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri inferior. Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan yang bersifat teknologi dan sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi, kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus dan keterlibatan orang lain). c. Temperamen Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan orang tua adalah menjadi figur dalam sehari. d. Perkembangan kognitif Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai. e. Perkembangan moral Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan. f. Perkembangan spiritual Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari pada belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka
15
sehingga cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka. g. Perkembangan bahasa Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi karena anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi. h. Perkembangan sosial Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok. i. Perkembangan seksual Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-temannya, mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya. j. Perkembangan konsep diri Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua, saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk konsep diri yang ideal. 2.3.3 Masalah Anak Usia Sekolah Masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia ini meliputi bahaya fisik dan psikologi menurut Suprajitno ( 2004 ) antara lain. a. Bahaya fisik
Penyakit Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
Kegemukan Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang penting untuk keberhasilan sosial.
Kecelakaan Kecelakaan
terjadi
akibat
keinginan
anak
untuk
bermain
yang
menghasilkan ketrampilan tertentu.
16
Kecanggungan Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
Kesederhanaan Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik, sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri pada anak.
b. Bahaya Psikologi
Bahaya dalam berbicara Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.
Bahaya emosi Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.
Bahaya konsep diri Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
Bahaya yang menyangkut minat Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan mengembangkan.
2.3.4 Kebutuhan Anak Usia Sekolah a. Anak tidak bisa memperjuangkan nasibnya sendiri, mereka sangat lemah, mereka menderita akibat distribusi sumber daya yang tidak merata sehingga mereka sangat tergantung bagaimana kita memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka, salah satu kebutuhan dasar anak antara lain pendidikan dasar, meliputi meningkatkan kesempatan belajar
17
untuk anak, pendidikan dimulai sejak dini dilanjutkan dengan pendidikan dasar untuk meningkatkan kecerdasan bangsa ( Soetjiningsih :1995 ) b. Kebutuhan anak antara lain: Keberhasilan atau hygiene dan sanitasi lingkungan. Hygiene merupakan kebutuhan anak karena bila kebersihan anak kurang, maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya dan rentan terhadap penyakit (Soetjiningsih :1995 ) 2.3.5 Konsep Perilaku Anak Usia Sekolah Usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia sekolah yang lebih serius walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa ini ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding sebelumnya, anak jiga mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai hal dengan baik bahkan bila mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan anak prasekolah sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda disbanding sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena waktu anak sekarang lebih banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah meliputi perkembangan kognitif dan sosial emosi (Soekidjo Notoatmojo:2003) a. Perkembangan Kognitif Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir, temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan pengetahuan serta tindakan dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah adalah pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat tinggi untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.
18
b. Perkembangan Sosial Emosi Akhir usia sekolah anak sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya dalam berempati dan merefleksi dirinya terhadap perilaku dan interaksinya. Menurut piaget anak usia praremaja mulai belajar melihat dunia luar dari kacamata mereka sendiri karena masalah yang dihadapi saat anak duduk dikelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar pada umumnya adalah kesulitan berhubungan dengan orang dewasa selain anggota keluarganya. Persaingan dapat memberi pengaruh positif bagi perkembangan sosial ekonomi anak karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang kegagalan atau keberhasilannya dengan penuh percaya diri.
2.3.6 Ciri Anak Berdasarkan Usia Ciri-ciri anak berdasarkan usia dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 ciri-ciri Bayi dan Anak Berdasarkan Usia Kelompok Umur 4-6 tahun
7 – 11 tahun
12- 13 tahun
Ciri-ciri Melatih panca indra Cenderung egois Tidak mampu beradaptasi Mempunyai keinginan memiliki sesuatu Mengenal sesuatu Merusak sesuatu hingga puas Cenderung mengambil jalan pintas Selalu ingin diperhatikan Selalu berubah Suka bermain Ingin bebas Berpikir belum menggunakan rasio / logika Mulai membaca Menulis dan menyanyi Mulai terlihat hobinya Sudah menggunakan logika Selalu mecari perubaha, kesenangan, dan kepuasan Memiliki keinginan hidup yang sama dengan orang lain Cenderung bergaul berkelompok dengan teman sebayanya. Penghayatan Pubertas Introspeksi diri 19
Mencari jati diri Tidak ingin dikekang Belajar Berpikir logika Kreatif Tenang Memiliki keinginan hidup lebih matang Mengenal lawan jenis Sumber: Psikologi anak, Dra. Kartini Kartono, Hal. 84 2.4 Kajian Terhadap Proyek Sejenis Pada tahap ini akan ditampilkan tentang fasilitas atau proyek yang sudah ada serta memiliki jenis fungsi yang sejenis. 2.4.1 Cha – Cha Daycare
Gambar 2.1 Lambang Cha‐Cha Daycare Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
a. Lokasi Berlokasi di daerah renon tepatnya di jalan tukad unda no 8 lokasi yang sangat rame dan padat penduduk dan hapir sebagian besar penduduk disana merupakan penduduk pendatang atau yang berasal dari luar Denpasar. b. Fungsi Cha-cha daycare ini memiliki fungsi sebagai tempat penitipan anak yang menyediakan fasilitas penitipan untuk bayi serta lengkap dengan program pembelajaran bagi anak yang dititipkan di tempat tersebut. c. Jenis Fasilitas Jenis Fasilitas yang ada pada Cha-cha daycare ini adalah arena bermain indoor, arena belajar, arena audio visual, pijat bayi gratis berkala, makan siang, mandi sore.
20
d. Keadaan Fasilitas
Gambar 2.2 Tampilan Bangunan Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
Gambar 2.3 Kegiatan dalam fasilitas
Gambar 2.4 Keadaan dalam fasilitas
Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
2.4.2 Princess House Childcare a. Lokasi Lokasi dari Princess House Childcare ini berada di Jalan Nusa Kambangan no. 99 denpasar. Penitipan anak ini terletak didaerah padat penduduk yang sebagian besar memiliki kegiatan bekerja di perkantoran dari pagi sampai sore. b. Fungsi Princess House childcare ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat penitipan anak yang dimana pada tempat penitipannya ini memiliki kelebihan yaitu anak bisa dititipkan 24jam jika diperlukan. Tempat penitipan ini juga memiliki memiliki konsep bermain sambil belajar. Dalam hal
21
memberikan pengalaman yang sangat membantu anak balita untuk masuk kejenjang pendiidkan selanjutnya. c. Jenis Fasilitas fasilitas yang terdapat pada tempat ini memiliki ruang bermain indoor maupun out door, arena belajar, ruang istirahat, ruang tunggu. d. Keadaan Fasilitas
Gambar 2.5 Keadaan dalam Fasilitas
Gambar 2.6 Keadaan luar Fasilitas
Sumber : www.Childcare.com
Sumber : www.Childcare.com
2.4.3 Rare Bali Childcare
Gambar 2.7 Lambang Rare Bali Childcare Sumber : www.Rarebali.com
a. Lokasi Lokasi dari tempat penitipan ini berada di Dalung Permai Blok OO/43, Kuta Utara, Badung.
Gambar 2.8 Denah Lokasi Sumber : www.Rarebali.com
22
b. Fungsi sebagai tempat Penitipan anak yang memiliki program yang mengajarkan berbagai pendidikan dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar anak, bukan hanya bermain sepanjang hari. Selain itu, dengan berkumpul bersama teman-teman sebayanya di tempat tersebut, anakanak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa bersosialisasi. c. Jenis Fasilitas Fasilitas yang terdapat pada tempat ini adalah arena bermain indoor, arena bermain outdoor, ruang berkumpul, ruang beristirahat, ruang kesehatan, ruang keterampilan. d. Keadaan Fasilitas
Gambar 2.9 Keadaan dalam Faslitas
Gambar 2.10 Kegiatan di Faslitas
Sumber : www.Rarebali.com
Sumber : www.Rarebali.com
2.4.4 Kesimpulan Atas Kajian Proyek Sejenis Dalam tiga proyek yang sudah ditinjau bahwa tempat penitipan anak yang sudah ada di Denpasar maupun di luar Denpasar masih kurang memiliki kelengkapan. Dapat dilihat dari ketiga proyek ini yang ada fasilitas untuk meraawat anak yang dititipkan hanya di satu tempat saja dan itu pun masih menggunakan jangka waktu berkala. Fasilitas yang ada di proyek sejenis ini untuk kapasitas yang dibutuhkan sangatlah kecil. Pada satu tempat penitipan anak banyak memiliki titipan namun ruangan yang ada kurang memadai, sehingga anak kurang leluasa untuk melakukan aktifitasnya yang dimana aktifitas dilakukan oleh anak biasanya perlu kebebasan namun tetap dalam pantauan.
23
2.5 Spesifikasi Umum Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah Pada sub bab ini akan membahas tentang spesifikasi umum yang terdapat pada Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah yang menguraikan tentang pengertian, fungsi, tujuan, Fasilititas yang ada, Jenis kegiatan yang di Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah. 2.5.1 Pengertian Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah adalah pusat dari tempat seseorang menitipkan serta memberikan pemeliharaan dan perawatan yang baik dengan pelajaran yang sesuai untuk manusia yang memiliki periode umur 4 tahun sampai 13 tahun yang disebut dengan masa kanak – kanak. 2.5.2 Fungsi TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai berikut. Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam keempat strategi pembinaan anak, yaitu:
Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak,
Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif serta pembentukan kepribadian anak,
Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar,
Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan dalam pembentukan pribadi anak.
2.5.3 Tujuan a. Membantu fungsi orang tua / wali dalam pemenuhan kesejahteraan anak agar dapat tumbuh berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi b. Menyiapkan anak pada proses pembelajaran dini, interaksi sosial, interaksi individu dan interaksi kelompok agar anak sehat, cerdas, berkualitas dan berkepribadiani c. Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan atau tindakan lain yang akan mengganggu kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak itu sendiri
24
d. Membantu karyawan / karyawati agar dapat bekerja dengan tenang sehingga tercapainya prestasi kerja yang maksimal pada waktu luang, tetap bida dekat serta mengkuti perkembangan sehari-hari anaknya. 2.5.4 Fasilitas Fasilitas yang tersedia pada tempat ini dapat diuraikan sebagai berikut antara lain: a. Ruang bermain yang dilengkapi TV, CD Player dan CD untuk perkembangan anak b. Ruang bermain outdoor c. Ruang kesehatan d. Ruang baby spa e. Ruang tidur bayi yang dilengkapi dengan box bayi f. Ruang tidur anak yang dilengkapi dengan tempat tidur anak g. Ruang laktasi + kulkas penyimpanan ASI h. kamar mandi dilengkapi dengan WC anak dan dewasa, shower + air panas, WC urine untuk anak i. Ruang dapur untuk memasak makanan anak-anak j. Ruang tamu k. Loker untuk masing – masing anak l. Ruang administrasi 2.5.5 Jenis Kegiatan pada Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah. Kegiatan yang dilakukan di Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini: a. Saat akan datang, satu orang pendidik melakukan pengecekan suhu tubuh dan diisi di buku catatan harian. Kegiatan ini dilakukan untuk memantau kesehatan anak yang akan dititipkan. b. Kegiatan harian yaitu semua kegiatan anak yang ingin dilakukan anak seperti melakukan keterampilan tangan, belajar alat musik, atau belajar baca dan tulis dengan suasana yang santai. c. Makan bersama, makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan dimasak oleh tenaga penitipan
25
d. Tidur siang, di berikan jadwal tidur atau istirahat siang agar anak yang dititipkan tidak sakit dan kesehatannya terjaga. e. Mandi sore, serta perawatan baby spa bagi anak yang memiliki jadwal, karena seorang anak seminggu hanya 3x paling banyak mendapatkan baby spa. f. Bermain bebas, melalukan bermain bebas di arena bermain indoor dan out door didalam pengawasan oleh tenaga kerja dari penitipan. g. Waktu pulang 2.5.6 Batasan Proyek Yang menjadi batasan proyek adalah: a. Pola Pelayanan adapun pola pelayanan tempat penitipan anak dibedakan menjadi 3 yaitu :
Pelayanan penuh waktu
Pelayanan tengah waktu
Pelayanan purna waktu
b. Jenis dan Pelayanan untuk jenis proyek yang akan digunakan adalah jenis TPA lingkungan, dan jenis pelayanan yang diberikan mengenai pelayanan kesejahteraan sosial untuk balita dan orang tua. c. Ratio Petugas dan Anak untuk ratio petugas dan anak akan mengikuti standar yang telah ditentukan, hal ini dimaksudkan selain mengindari penyalahan aturan yang berlaku juga menjamin anak mendapatkan asuhan, rawatan dan bimbingan yang baik. d. Pengelolaan dan Sumber Pembiayaan Tempat Penitipan Tempat Penitipan dan perawatan anak usia sekolah ini memiliki kepemilikan yang dikelola oleh swasta bergerak dibidang pendidikan dan kebudayaan dengan berorganisasikan yayasan e. Struktur Organisasi Tempat Penitipan Struktur organisasi tempat penitipan akan menyesuaikan dengan hasil studi banding terhadap tempat penitipan anak sebelumnya.
26
2.5.7 Lokasi a. Pendekatan Penentuan Wilayah Lokasi secara umum antara lain : Tujuan dari Tempat Penitipan Jenis Tempat Penitipan Rencana umum tata ruang wilayah kota Denpasar. b. Lokasi Tempat Penitipan Apabila pemilihan wilayah sudah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menetapkan lokasi tempat penitipan yang memperhatikan beberapa hal yaitu : Sesuai dengan RTRW Kota Denpasar Ketentuan
menyangkut desain baku,
persyaratan
arsitektur yang
dikeluarkan oleh pemerintah setempat perlu diketahui dan menjadi bahan pertimbangan Penyediaan sarana umum seperti air, PDAM, listrik, limbah, serta pelayanan yang lain seperti telepon, lampu jalan, dan fasilitas transportasi yang lancar.
27