MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA)
SKRIPSI
Oleh : Eko Bagoes Himawan 201010230311274
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Eko Bagoes Himawan 201010230311274
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Judul Skripsi Nama Peneliti NIM Fakultas Perguruan Tinggi Waktu Penelitian
: Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Penitipan Anak (TPA) : Eko Bagoes Himawan : 201010230311274 : Psikologi : Universitas Muhammadiyah Malang : Februari 2014 – Desember 2015
Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 22 April 2016 Dewan Penguji Ketua Penguji
: Zakarija Achmat, S.Psi, Msi
(
)
Anggota Penguji
: 1. Trimuji Ingarianti, S.Psi, M.Psi
(
)
2. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi
(
)
3.Susanti Prasetyaningrum, S.Psi, M.Psi
(
)
Pembimbing I
Pembimbing II
Zakarija Achmat, S.Psi, Msi
Trimuji Ingarianti, S.Psi, M.Psi
Malang, 23 Mei 2016 Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Dra. Tri Dayakisni, M.Si
i
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Nim Fakultas / Jurusan Perguruan Tinggi
: Eko Bagoes Himawan :201010230311274 : Psikologi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul : Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Penitipan Anak (TPA) 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Malang, 23 Mei2016 Mengetahui Ketua Program Studi
Yang menyatakan
Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si
Eko Bagoes Himawan
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta shalawat dan salam yang hanya tercurah kepada Rasulullah Muhammad S.A.W, penulisan skripsi ini dengan judul “Motif Orang Tua Dalam Memilih Tempat Penitipan Anak (TPA)” diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhamadiyah Malang. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjukserta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bapak Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah mengajarkan, memberikan arahan, memberikan motivasi dan pengetahuanuntuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Ibu Trimuji Ingarianti, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan masukan dan mengajarkantentang bagaimana menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik. 4. Ayah dan Ibuku tercinta beserta keluarga yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Calon pendampingku Emanita Soraya S.Farm yang selalu mendoakan dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabatku Yusub, Deni, Baskoro, Yoga, Syahrul, Pramudi, Alvan, Aldo, Nofal Galahad,teman-teman kos B.7, yang selalu membantu dan mengingatkan dalam penyelesaian tugas skripsi ini. 7. Teman-teman angkatan 2010, 2009 dan angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Malang, 23 Mei2016 Penulis,
Eko Bagoes Himawan iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i SURAT PENYATAAN ........................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv DAFTAR TABEL .................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi INTISARI ................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 2 LANDASAN TEORI ............................................................................................... 5 Motif ......................................................................................................................... 5 Ciri-Ciri Motif ........................................................................................................... 5 Fungsi Motif .............................................................................................................. 6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif ................................................................ 6 Jenis Motif ................................................................................................................. 7 Karakteristik Individu Dalam Penggunaan Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik .... 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik ................ 7 METODE PENELITIAN ....................................................................................... 8 Rancangan Penelitian ................................................................................................ 8 Subjek Penelitian ....................................................................................................... 8 Tujuan Penelitian....................................................................................................... 8 Manfaat Penelitian......................................................................................................8 Variabel dan Instrumen Penelitian ............................................................................ 9 Prosedur dan Analisa Data Penelitian ....................................................................... 9 HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 9 DISKUSI .................................................................................................................. 11 SIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14 LAMPIRAN ............................................................................................................. 17 iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. DeskripsiMotif Subjek ................................................................................ 10
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5.
Skala Penelitian ............................................................................................. 17 Data Kasar Hasil Penelitian........................................................................... 21 Surat Keterangan Penelitian 1 ....................................................................... 23 Surat Keterangan Penelitian 2 ....................................................................... 24 Hasil try out ................................................................................................... 25
vi
MOTIF ORANG TUA DALAM MEMILIH TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA) Eko Bagoes Himawan Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
[email protected]
Orang tua tentu akan sangat hati-hati dalam memilih tempat penitipan anak untuk anaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif orang tua dalam memilih tempat penitipan anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Jumlah subjek sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik purpose sampling dalam pengambilan sampelnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih tempat penitipan anak, orang tua cenderung menggunakan motif intrinsik dibandingkan dengan menggunakan motif ekstrinsik. Yaitu dari keseluruhan subjek yang berjumlah 100 orang, terdapat 58% subjek menggunakan motif intrinsik, dan terdapat 42% subjek yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Hal ini berarti dalam memilih tempat penitipan anak, orang tua lebih menggunakan dorongan yang berasal dari dalam diri yang menggerakkan untuk bertingkah laku atau mengambil keputusan karena adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi. Kata Kunci: Motif, orang tua, tempat penitipan anak Parents would be very careful in choosing a daycare for their children. The purpose of this study was to determine the motives of parents in choosing daycare. This type of research is descriptive quantitative. Number of subjects as many as 100 people by using purposive sampling technique in sample collection. The results showed that in choosing a daycare, parents tend to use the intrinsic motif compared to using extrinsic motives . That is from the whole subject of the 100 people, There are 58 % of the subjects using the intrinsic motives, and there are 42 % of the subjects who use extrinsic motives in choosing a daycare. This means choosing a daycare, parents prefer using the boost comes from within that drives to behave or make decisions for their needs to be met. Keywords: Motif, parents, daycare
1
Anak adalah pusaka orang tua. Hampir segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua, selalu mempertimbangkan anak. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa dalam mengambil keputusan terkait anak, apapunakandilakukan orang tua demi kebaikananaknya. Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial yang befungsi sebagai pengembangan keturunan melalui perkawinan serta sebagai tempat pemeliharaan anak. Adanya perkawinan bertujuan melestarikan keturunan supaya ada generasi penerus. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama yang diperoleh anak. Selain itu peran orang tua diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam keluarga terkandung dalam pasal 1 ayat 11 Undang-Undang no. 23 thn. 2002 tentang perlindungan anak (UU perlindungan anak) terdapat istilah “Kuasa Asuh” yaitu kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina, melindungi dan menumbuh kembangkan anak sesuai dengan agama yang di anutnya dan kemampuan bakat serta minatnya. Kewajiban sebagai orang tua adalah memberikan kasih sayang dan cinta terhadap anak, dan kasih sayang orang tua kepada anak diwujudkan dengan pemenuhan kebutuhan hak anak secara layak. Permasalahan ekonomi keluarga biasanya menyebabkan perubahan pada peran perempuan atau istri. Akibatnya perempuan memiliki peran ganda selain menjadi ibu tetapi juga menjadi perempuan yang bekerja. Semula perempuan hanya disibukkan dengan urusan domestik seperti rumah tangga dan pengasuhan anak. Kini perempuan mulai masuk ranah publik dengan bekerja keluar rumah untuk mencari nafkah tambahan meskipun pencari nafkah utama adalah suami. Datasatuankerjanasional (Sakernas) terlihat bahwa presentase perempuan yang bekerja semakin meningkat dari tahun 2012-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa kesempatan bekerja untuk perempuan semakin meningkat sehingga laki-laki dengan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pekerjaan (Radarmalang.co.id pada 26 Juli 2014). Rutinitas sehari-hari yang dilakukan orang tua diluar rumah membuat waktu bersama anak menjadi sedikit. Kewajiban orang tua akan pemberian kasih sayang kepada anak berkurang. Orang tua tidak bisa mendampingi anak selama 24 jam penuh. Waktu bermain anak dengan orang tua menjadi kurang intensif. Bekerja atau mengasuh anak,inilah akhirnya dua pilihan yang kerap membuat para wanita yang baru melahirkan mengalami dilema. Di satu sisi, wanita memiliki keinginan membantu suami memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan bekerja, namun di sisi lain seorang ibu tidak tega melepas si buah hati di rumah. Fenomena banyaknya wanita yang tetap memilih bekerja setelah melahirkan dilirik sebagai peluang. Maka, kini muncullah jasa penitipan anak atau daycare. Tempat penitipan anak atau daycare adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Daycare merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini, pengertian tempat penitipan anak atau daycare hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orangtua (Perserikatan Bangsa-bangsa, 1990). Dengan semakin banyaknya para orang tua pekerja terutama seorang ibu sebagai pengasuh dan pendidik anaknya, memicu banyaknya daycare yang bermunculan di kota-kota besar di Indonesia. Apabila ditela’ah lebih jauh, ini bisa menjadi salah satu celah bisnis yang dapat dikembangkan, terutama bagi para sarjana-sarjana psikologi. Secara umum, sebetulnya bukan budaya orang Indonesia untuk menitipkan anak di daycare, semua orang pasti lebih merasa aman bila anak-anak dijaga anggota keluarga atau pembantu dirumah. Namun, bila diperhatikan ternyata kebutuhan akan daycare pun semakin meningkat. Beberapa daya tarik 2
daycare yang memicu orang tua untuk menitipkan anaknya, diantaranya adalah adanya misi edukasi, dimana anak-anak hanya diberikan permainan yang interaktif dan edukatif, misalnya dengan aneka permainan tradisional jaman dulu, belajar bahasa Inggris sederhana, pengasuh daycare yang benar-benar mencintai dan konsentrasi dengan dunia bermain sambil belajar dengan sang anak. Sehingga pada dewasa ini, menitipkan anak pada daycare mulai menjadi alternatif banyak orangtua yang bekerja. Hal ini karena tidak semua orangtua masih bisa meminta tolong kakek atau nenek serta anggota keluarga besar lainnya dan semakin tidak mudahnya mencari pengasuh anak pada masa sekarang. Selain itu, adanya pertimbangan bahwaakan ada beberapa keuntungan yang bisa didapat jika menitipkan anak di daycare. Misalnya saja adanya kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan sosial lewat bersosialisasi dengan anakanak lain dan adanya program-program pembelajaran lain yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak misalnya dalam kemandirian, kemampuan motorik, dan kemampuan bahasanya. Anak-anak yang dititipkan pada daycare yang berkualitas memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan seperti yang diberikan oleh daycare tersebut.Di daycare anak mendapat kesempatan yang lebih luas untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih terekspos pada berbagai pengalaman dan pemikiran. (Gibson, 2004). Anak-anak yang dititipkan di daycare yang berkualitas, tidak hanya memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, tapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan kemampuan memimpin (leadership).Umumnya pengasuh di daycare diberi pelatihan khusus tentang pendidikan anak usia dini, sehingga dapat mengasuh anak dengan lebih baik dibanding babysitter.Bila pengasuh anak sakit, akan ada pengasuh lain di daycare tersebut yang menggantikan, sehingga tidak merepotkan orang tua. Berbeda halnya bila babysitter atau pembantu di rumah sedang sakit, maka orang tua akan kerepotan mencari pengganti pengasuh untuk anak. Hasil penelitian yang dilakukanMcCartney (2010), menunjukkan bahwa menitipkan anak di daycare tidak otomatis membuat ikatan anak dengan orang tua rusak. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dampak negatif terhadap ikatan anak dengan orang tua biasanya terjadi bila anak tidak menerima pengasuhan yang baik di daycare (kualitas daycare buruk), anak terlalu lama dititipkan di daycare, dan anak tidak menerima perhatian yang cukup dari orang tua ketika orang tua sedang tidak bekerja. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Ahnert & E. Lamb (2010) menunjukkan bahwa anak yang dititipkan di tempat penitipan anak, memberikan peluang yang sangat baik untuk mereka belajar aturan interaksi sosial, bagaimana untuk mengevaluasi tawaran sosial, untuk melakukan dialog dengan teman, menyesuaikan diri dengan rutinitas, juga belajar untuk menyelesaikan konflik dengan teman. Dari dua penelitian tersebut, jelas terlihat bahwa menitipkan anak di daycare tidaklah berdampak negatif bagi anak, maupun bagi ikatan antara anak dengan orang tua, asalkan kualitas daycare dimana anak dititipkan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Feinberg (2007)Juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dititipkan pada daycare yang berkualitas memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan seperti yang diberikan oleh daycare tersebut. Di daycare anak mendapat kesempatan yang lebih luas untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya dibandingkan di rumah, sehingga lebih terekspos pada berbagai pengalaman dan pemikiran. Anak-anak yang dititipkan di daycare yang berkualitas, tidak hanya memiliki kemampuan sosialisasi yang baik, tapi juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dan 3
kemampuan memimpin (leadership). Alternatif menitipkan anak di tempat penitipan anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya memang terbilang baru merebak di Indonesia, namun di negara-negara maju seperti di Eropa, alternatif tersebut merupakan suatu hal yang sangat umum. Oleh karena itu, sudah ada beberapa hasil penelitian tentang dampak menitipkan anak ditempat penitipan anak di negara-negara maju tersebut. Salah satunya adalah, menurut sebuah penelitian terbaru dari University of MontrealdanCHU Sainte-Justine Hospital Research Centre,yang dilansir dari the daily news. Daycare berisiko membuat balita mudah gemuk. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat pada tahun 2006 mengungkap bahwa ada 35% anak dititipkan pada TPA atau daycare, anak dititipkan pada orang tua asuh atau babbysitter sebanyak 30%, anak dititipkan pada anggota keluarga sebanyak 20%, dan anak diasuh oleh orang tua kandung sebanyak 15%. Setelah 5 tahun, balita yang belum bersekolah (umumnya usia 1, 3-4 tahun) yang sering dititipkan di daycare ternyata cenderung mengalami kelebihan berat badan. (Merdeka.com 21 november 2012). Jikaberbicaratentangperkembangantempatpenitipananak di Indonesia, khususnya di Kota Malang, halinimengalamipeningkatan yang cukupsignifikan. Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang menyebutkan bahwa tahun 2013 hanya ada 7 TPA, sementara sampai tahun 2014 berkembang sampai 15 TPA.Namun seiring dengan melonjaknya jumlah tempat penitipan anak (daycare) di Kota Malang, terdapat juga beberapa kecurangan yang dilakukan oleh beberapa tempat penitipan anak di Kota Malang, bahwa ada beberapa tempat penitipan anak yang belum bahkan enggan mendaftarkan tempat penitipan anak mereka ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Salah satu alasan mereka belum mendaftar adalah karena fasilitas yang mereka miliki belum memenuhi standar yang ditetapkan pusat, terutama masalah gedung dan sarana untuk bermain dan istirahat anak asuh. (Radarmalang.co.id pada 21 agustus 2014). Menitipkan anak di daycare bisa dibilang adalah sebuah pilihan bagi orang tua karir, namun disisi lain menitipkan anak di daycare ternyata juga memiliki resiko. Data dari Jawapos.com pada 20 september 2014 menyebutkan, pada bulan Mei 2014 di salah satu tempat penitipan anak di Jakarta telah terjadi tindak kekerasan, korban anak asuh berumur 14 bulan, pada bulan Agustus 2014 di salah satu tempat penitipan anak di Jakarta telah terjadi tindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh babbysitter kepada anak asuhnya yang berumur 3 tahun. Dan pada bulan September 2014 di salah satu tempat penitipan anak di Batam telah terjadi tindak kekerasan terhadap anak asuh yang berumur 2 tahun, hingga korban mengalami luka lebam di pipi bagian kanan. Adapun kekurangan menggunakan jasa daycare antara lain : 1. Biaya pendaftaran dan bulanan daycare cukup tinggi, selain itu di daycare umumnya ada biaya tambahan bila orang tua menjemput anak lebih lambat dari waktu yang telah ditetapkan. Di banyak keluarga yang menitipkan anaknya di daycare, pos biaya daycare umumnya merupakan pos biaya tertinggi. Terlebih bila daycare yang dipakai berlokasi di pusat kota, karena daycare di pusat kota umumnya lebih mahal dibandingkan daycare yang berlokasi di daerah pinggiran kota karena kebutuhan akan fasilitas daycare biasanya paling banyak di pusat kota dimana banyak gedung perkantoran (hukum supply & demand). Selain itu, umumnya biaya daycare untuk anak di bawah usia 2 tahun lebih mahal karena jumlah anak kelompok usia tersebut yang dapat diasuh oleh seorang
4
pengasuh terbatas. Biasanya posisinya sebagai pos biaya tertinggi turun, baru setelah anak memasuki usia sekolah, karena digantikan oleh pos biaya sekolah. 2. Menitipkan anak di daycare memerlukan usaha lebih dari orang tua, karena perlu mengantar anak setiap pagi dan menjemputnya kembali di sore hari. 3. Anak yang dititipkan di daycare lebih terekspos pada penyakit, karena ia terekspos pada lebih banyak anak lain. Bila ada anak lain yang sakit, ia lebih mudah tertular.Bila anak menderita sakit yang cukup serius, orang tua tetap perlu memikirkan rencana lain untukanak, karena biasanya anak yang demikian tidak diperbolehkan untuk berada di daycare sampai ia pulih kembali(Jawapos.com pada 6 maret 2014). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif orang tua dalam memilih tempat penitipan anak atau daycare. Peneliti juga berharap bahwa penelitian ini akan senantiasa bermanfaat bagi semua pihak. Bagi peneliti, maupun bagi tempat penitipan anak atau daycare itu sendiri.Manfaat bagi peneliti yaitu sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan tentang tempat penitipan anak maupun tentang motif orang tua dalam memilih tempat penitipan anak, bagi tempat penitipan anak atau daycareyaitusebagai bahan evaluasi untuk menciptakan program pengasuhan yang lebih bagus dan lebih baik lagi bagi anak. Motif Dalam menentukan pilihan atau dalam proses pengambilan keputusan memilih tempat penitipan anak, orang tua membutuhkan dorongan atau daya penggerak untuk mencapai tujuan dan kepuasan. Dorongan atau daya penggerak ituadalah yang disebut sebagai motif.Menurut Berelson dan Steiner (2006) motif berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu, dengan demikian motif berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Sebagaimana (Gerungan, 2008) juga menjelaskan, bahwa motif adalah suatu kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Apa yang dipikirkan seseorang, dirasakan, kebiasaan-kebiasaan baru, semuanya dipengaruhi oleh keinginan-keinginan untuk mencapai tujuan yang diperjuangkan (kebutuhan). Secara bahasa, motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan atau bersikap tertentu. Secara etimologis motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Dalam psikologi, istilah motif pun erat hubungannya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau perilaku. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan (action) atau perilaku (behavior). Ciri-Ciri Motif Lebih lanjut, menurut Brown (2009) menjelaskan ada beberapa ciri-ciri motif yaitu : 1. Motif itu kompleks, dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai satu tujuan, tetapi beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama yang dipengaruhi individu itu sendiri. 2. Beberapa motif tidak didasari individu itu sendiri, banyak tingkah laku manusia yang tidak didasari oleh pelakunya. 3. Motif itu berubah-ubah, motif bagi seseorang seringkali mengalami perubahan, ini disebabkan oleh keinginan manusia yang sering berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. 4. Tiap individu motifnya berbeda-beda, dua orang yang mengikuti kegiatan tertentu ada kalanya mempunyai motif yang berbeda. 5
5. Motif dapat bervariasi, hal ini tergantung pada tujuan individu tersebut, apabila tujuannya bermacam-macam maka motifnya juga bervariasi. Fungsi Motif Dalam menentukan keputusan memilih tempat penitipan anak, tentu karena adanya motif pada orang tua sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, motif juga berfungsi sebagai pendorong timbulnya suatu keputusan ataupun tindakan, serta motif sebagai pengarah dan penggerak pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh orang tua. Sebagaimana Siagian (2004) menjelaskan tentang fungsi motif sebagai berikut : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motif dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motif dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian Faktor-Faktor yang MempengaruhiMotif Di dalam motif juga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, sebagaimana dijelaskan oleh Sardiman (2002) bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motif seseorang, yaitu sebagai berikut : 1. Motif merupakan suatu tenaga yang dinamis bagi seseorang. Maksudnya walaupun motif sebenarnya sudah ada pada diri individu sendiri, akan tetapi untuk munculnya diperlukan adanya rangsangan baik dari dalam maupun yang berasal dari luar. 2. Motif akan dirancang karena adanya tujuan. Motif dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu stimulus dalam pencapaian tujuan. Motif muncul dalam diri seseorang secara otomatis, selain itu juga motif akan muncul karena adanya rangsangan dari luar. 3. Motif berhubungan dengan sejumlah kebutuhan dalam diri seseorang yang memunculkan dorongan, sehingga dengan melakukan perbuatan tersebut kebutuhannya itu akan segera dapat terpenuhi dan memuaskan. 4. Motif merupakan suatu reaksi pilihan bagi tercapainya suatu tujuan. Manusia memiliki sejumlah perhatian terhadap lingkungannya dan motif ini merupakan pengarahan batiniyah terhadap suatu objek tertentu, dengan demikian sikapnya yang dilandasi motif ini merupakan sikap pilihan yang dianggapnya paling cocok tertuju kepada objek tingkah laku yang bersangkutan.
6
Jenis Motif Motif merupakan dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu pengambilan keputusan maupun terjadinya suatu tindakan, suatu pengambilan keputusan dan tindakan juga dapat terjadi karena adanya pengaruh dari dalam diri individu juga pengaruh dari luar individu tersebut. Menurut Burton (2003) motif terbagi menjadi dua jenis, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. 1. Motif intrinsik Suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang menggerakkan individu itu bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi. 2. Motif ekstrinsik Dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar diri individu yang menggerakan individu itu bertingkah laku dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa orang tua tentu akan sangat hati-hati dalam memilih tempat penitipan anak (TPA) untuk anaknya. Tentu juga adanya dorongandorongan dari dalam diri individu (orang tua) maupun dari luar individu (orang tua) dalam memilih tempat penitipan anak, demi mencapai apa yang diinginkan oleh para orang tua tersebut, juga demi untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Karakteristik Individu Dalam PenggunaanMotif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik Burton (2003) menjelaskan kriteria individu dalam penggunaan motif intrinsik dan ekstrinsik sebagai berikut : 1. Motif instrinsik Individu mengambil keputusan maupun melakukan tindakan murni karena keinginan atau kebutuhan yang ingin dicapai yang muncul dari dalam diri individu itu tanpa ada pengaruh dari luar diri individu tersebut. Orang tua memilih tempat penitipan anak (TPA) karena adanya keinginan dan suatu dorongan dari dalam diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipenuhi. 2. Motif ekstrinsik Individu dalam mengambil keputusan maupun melakukan tindakan adalah karena adanya pengaruh dari luar individu tersebut, sehingga tindakan yang dilakukan tidak murni berasal dari keinginan individu itu sendiri melainkan adanya pengaruh dari luar. Orang tua memilih tempat penitipan anak (TPA) karena adanya dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar diri individu (orang tua) untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipenuhi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa dalam menentukan sikap maupun dalam pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai, seseorang memiliki pilihan dalam menggunakan motif intrinsik atau motif ekstrinsik, namun pada akhirnya akan ada satu motif yang akan digunakan oleh seseorang tersebut dalam menentukan sikap maupun tindakan, tergantung pada kecenderungan pengaruh terhadap salah satu motif tersebut. Menurut Burton (2003) hal-hal yang dapat mempengaruhi timbulnya motif intrinsik dan motif ekstrinsik seseorang adalah sebagai berikut :
7
1. Motif intrinsik a. Keyakinan Keyakinan individu pada keputusan yang akan diambil dan keyakinan akan tercapainya tujuan akan memicu timbulnya perilaku maupun tindakan yang murni berasal dari dalam diri individu tersebut. Orang tua memilih tempat penitipan anak, dikarenakan keinginannya sendiri tanpa adanya pengaruh dari orang lain atau lingkungan. 2. Motif ekstrinsik b. Dorongan dari keluarga dan lingkungan Adanya dorongan dari keluarga maupun lingkungan, dapat menyebabkan timbulnya tindakan atau perilaku yang tidak murni berasal dari dalam diri individu melainkan timbul karena adanya pengaruh dari luar individu tersebut. Orang tua memilih tempat penitipan anak, dikarenakan adanya pengaruh dari orang lain atau lingkungan. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptifkuantitatif, penelitiandeskriptifyaitupenelitian yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti (IndriantodanSupomo, 2002). Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta ubungan-hubungannya (Sugiyono, 2007). Subjek Penelitian Subjek yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik subjek penelitian adalah orang tua yang menitipkan anak di tempat penitipan anak. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Yaitu dengan memberikan skala motif kepada subjek penelitian yaitu orang tua yang menitipkan anak di tempat penitipan anak (TPA). Sebagaimana Sugiyono (2007) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Variabel dan Instrumen Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah motif. Motif adalah suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu. Skala motif terdiri dari 2 aspek berdasarkan teori Burton (2003), yaitu (1) motif instrinsik dan (2) motif ekstrinsik. Yang akan diungkap dengan menggunakan skala Guttman. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, postitif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan seterusnya. Pada skala Guttman hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak setuju. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar cheklist. (Ridwan & Sunarto, 2009). Skala motif terdiri dari 2 aspek yang dikemukakan oleh Burton (2003), adalah (1) motif intrinsik, yaitu orang tua memilih tempat penitipan anak (daycare) karena adanya keinginan dan suatu dorongan dari diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipenuhi, (2) 8
motif ekstrinsik, yaitu Orang tua memilih tempat penitipan anak (daycare) karena adanya dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar diri individu (orang tua) untuk memenuhi kebutuhan yang ingin dipenuhi. Berdasarkan hasil try outyang dilakukan, dari 17 item yang diujikan, didapatkan 15 item yang dinyatakan valid. Validitas dengan menggunakan korelasi skor item dan skor total, indeks validitas bergerak antara 0,387-0,692. Sedangkan reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach sebesar 0,841. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrument skala motif yang dipakai dalam penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syarat alpha cronbach yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno, 2011). Prosedur dan Analisa Data Penelitian Prosedur awal penelitian diawali dengan menyusun instrumen skala penelitian berupa skala guttman, skala Guttman merupakan skala kumulatif. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti yang sering disebut dengan atribut universal. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu : benar-salah, pernah-tidak pernah, ya-tidak. Skala ini dapat dibuat dengan bentuk centang maupun pilihan ganda.Skala ini dipakai bila ingin mendapat jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2007). Skala disusun dalam bentuk checklist yang disusun juga berdasarkan dari teori Burnot (2003) yang disesuaikan dengan tujuan peneliti. Selanjutnya dilakukan penyebaran angket untuk try outkepada 30 orang tua yang menitipkan anak di tempat penitipan anak di Kota Mojokerto pada 6 Desember sampai 9 Desember 2015. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya, skala yang telah di try out kan kemudian disebarkan untuk penelitian yang sesungguhnya di Rumah Penitipan Sabilillah dan juga di Taman Sosialisasi Anak Samuphahita di Kota Malang pada 17 Desember sampai dengan 21 Desember 2015. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis hitung deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian dalam pengukuran dan tidak menggunakan statistik inferensial karena tidak ada hipotesis dalam penelitian ini. Adapun teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak lebih banyak daripada subjek yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subjek yang berusia kurang dari 30 tahun lebih banyak menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, sementara subjek yang berusia lebih dari 30 tahun lebih banyak menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, dan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subjek dengan kategori pekerjaan pegawai swasta, wirausaha, dan profesional lebih banyak menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sementara subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri lebih banyak menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Seperti pada tabel berikut : 9
Tabel 1. Deskripsi Motif Subjek Kategori Motif Usia <30 >30 Pekerjaan Pegawai negeri Pegawai swasta Wirausaha Profesional
Jumlah Subjek
Motif
Persentase Ekstrinsik
Intrinsik
Ekstrinsik
Intrinsik
100
58
42
58%
42%
66 34
43 15
23 19
65% 44%
35% 56%
49 9 35 7
20 6 27 5
29 3 8 2
41% 67% 77% 71%
59% 33% 23% 29%
Berdasarkan tabel diatasmaka diperoleh data bahwa dalam memilih tempat penitipan anak, subjek yang menggunakan motif intrinsik lebih banyak daripada subjek yang menggunakan motif ekstrinsik. Hal tersebut ditandai dengan hasil yang diperoleh dari total 100 subjek, ada 58 subjek yang dikategorikan menggunakan motif intrinsik, yaitu berarti ada 58% subjek dari jumlah total subjek yang dikategorikan menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sedangkan subjek yang dikategorikan menggunakan motif ekstrinsik sebanyak 42, yaitu berarti hanya ada 42% subjek dari jumlah total subjek yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dari keseluruhan jumlah subjek, subjek cenderung menggunakan motif instrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Berdasarkan juga tabel diatas,maka diperoleh data bahwa subjek dengan kategori usia kurang dari 30 tahun sebanyak 66 subjek. Dari 66 subjek terdapat 43 subjek yang menggunakan motif intrinsik, dan terdapat 23 subjek yang menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti dari total 66 subjek dengan kategori usia kurang dari 30 tahun, ada 65 % subjek yang menggunakan motif intrinsik, dan ada 35 % subjek yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dengan kategori usia kurang dari 30 tahun, cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sementara pada subjek dengan kategori usia diatas 30 tahun ada sebanyak 34 subjek. Dari 34 subjek terdapat 15 subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 19 subjek yang menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 44 % subjek menggunakan motif intrinsik dan 56 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dengan kategori usia lebih dari 30 tahun, cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Dan berdasarkan tabel diatas dapat diketahui juga bahwa subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri sebanyak 49 subjek. Dari 49 subjek terdapat 20 subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 29 subjek yang menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 41 % subjek menggunakan motif intrinsik dan 59 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak.
10
Pada kategori pekerjaan pegawai swasta, data hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 9 subjek dengan kategori pekerjaan pegawai swasta, dari 9 subjek, terdapat 6 subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 3 subjek menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 67 % subjek menggunakan motif intrinsik dan 33 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek pada kategori pekerjaan pegawai swasta cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Pada kategori pekerjaan wirausaha, data hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 35 subjek dengan kategori pekerjaan wirausaha, dari 35 subjek, terdapat 27 subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 8 subjek menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 77% subjek menggunakan motif intrinsik dan 23 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek pada kategori pekerjaan wirausaha cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Selanjutnya pada kategori pekerjaan profesional, data hasil penelitian menunjukkan ada sebanyak 7 subjek dengan kategori pekerjaan profesional, dari 7 subjek, terdapat 5 subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 2 subjek menggunakan motif ekstrinsik. Itu berarti ada 71 % subjek menggunakan motif intrinsik dan 29 % subjek menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek pada kategori pekerjaan profesional cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Berdasarkan juga pada hasil penelitian yang didapat, bahwa alasan orang tua menitipkan anak pada daycare adalah karena tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, juga karena program pengasuhan pada daycare yang lebih bagus bagi anak dibandingkan dengan dititipkan pada babbysitter maupun pada anggota keluarga.
DISKUSI Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa motif orang tua dalam memilih tempat penitipan anak adalah motif intrinsik. Hal itu berarti dalam memilih tempat penitipan anak, orang tua lebih menggunakan dorongan yang berasal dari dalam diri yang menggerakkan untuk bertingkah laku atau mengambil keputusan dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi, dan bukan karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar individu maupun lingkungan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan orang tua dalam memilih tempat penitipan anak. Sebagaimana Nielson, et al. (2008) menjelaskan bahwa motif merupakan sebuah dorongan, sebab atau alasan seseorang. Motif intrinsik merupakan faktor pendorong yang sangat kuat dari dalam diri individu karena di dalam motif intrinsik terdapat muatan keinginan yang ingin dicapai. Salah satu penyebab munculnya motif intrinsik adalah karena adanya keinginan yang muncul dari dalam diri individu tanpa ada campur tangan orang lain. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi motif intrinsik yaitu keyakinan, orang tua menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak karena adanya keyakinan terhadap tempat penitipan anak yang telah dipilih untuk memberikan pengasuhan dan pelayanan yang baik terhadap anaknya, sehingga anaknya akan bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik sesuai dengan keinginan orang tua. 11
Dalam memilih tempat penitipan anak, tentunya orang tua telah memiliki pertimbangan maupun keyakinan terhadap apa yang ingin dicapai. Motif intrinsik yang berasal dari dalam diri seseorang menentukan arah keputusan dan perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin dicapai. Juga berfungsi sebagai pengarah, yakni mengarahkan keputusan, keyakinan maupun sikap terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan (Rodwell, 2010 ). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hickman, et al. (2005) seseorang yang menggunakan motif intrinsik dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor keyakinan, melalui bertindak dan belajar orang mendapatkan keyakinan dan sikap, kemudian keduanya mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan. Keyakinan dapat diartikan sebagai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu yang ingin dicapai. Keyakinan seseorang tentang tujuan atau keinginan yang ingin dicapai akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan individu tersebut. Jika ditinjau dari segi usia, terdapat perbedaan dalam penggunaan motif memilih tempat penitipan anak pada subjek, sebagaimana dalam penelitian ini terdapat 2 kategori usia pada subjek, kategori pertama adalah usia kurang dari 30 tahun, dan kategori kedua adalah usia lebih dari 30 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pada kategori usia kurang dari 30 tahun lebih menggunakan motif intrinsik dalam proses pengambilan keputusan atau dalam hal ini memilih tempat penitipan anak. Dibuktikan dari hasil penelitian terdapat 65 % subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 35 % subjek yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Namun hal ini berbeda dengan kategori subjek pada usia lebih dari 30 tahun, pada subjek dengan kategori usia lebih dari 30 tahun cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Dibuktikan dari hasil penelitian terdapat 44 % subjek yang menggunakan motif intrinsik dan 56 % yang menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Hal ini dapat disebabkan bahwa pada setiap kategori usia mempunyai perbedaan dalam hal berfikir, mengambil keputusan, maupun menentukan sikap. Sehingga pada setiap batasan-batasan usia berpotensi dapat terjadi perbedaan dalam cara pengambilan keputusan maupun cara berfikir. Selanjutnya jika dilihat dari segi pekerjaan, juga terdapat perbedaan penggunaan motif pada subjek dalam memilih tempat penitipan anak, dalam penelitian ini terdapat 4 kategori pekerjaan subjek, yaitu kategori pekerjaan pegawai negri, kategori pekerjaan swasta, kategori pekerjaan wirausaha, dan kategori pekerjaan profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, dibuktikan pada hasil penelitian bahwa terdapat 59 % subjek menggunakan motif ekstrinsik, sementara hanya ada 41 % subjek yang menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Hal ini dapat disebabkan karena faktor lingkungan dan pekerjaan yang mempengaruhi motif subjek yang berkategori sebagai pegawai negri dalam memilih tempat penitipan anak, karena pegawai negri adalah pegawai yang terikat oleh instansi pemerintah dan mempunyai kegiatan serta aturan-aturan baku yang harus dipatuhi, sehingga dapat mempengaruhi waktu kebersamaan dengan anak, atau berdampak pada pengasuhan yang kurang maksimal terhadap anak, sehingga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan subjek dalam memilih tempat penitipan anak. Pada kategori pekerjaan pegawai swasta, wirausaha, dan profesional data hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan subjek cenderung menggunakan motif intrinsik dalam memilih tempat penitipan anak. Dibuktikan dari hasil data penelitian menunjukkan yaitu 12
subjek pada kategori pegawai swasta menggunakan motif intrinsik sebesar 67%, sementara yang menggunakan motif ekstrinsik hanya sebesar 33%. Subjek dengan kategori pekerjaan wirausaha menggunakan motif intrinsik sebesar 77%, sementara yang menggunakan motif ekstrinsik hanya sebesar 23%. Dan subjek dengan kategori pekerjaan profesional menggunakan motif intrinsik sebesar 71%, sementara yang menggunakan motif ekstrinsik hanya sebesar 29%. hal ini berbeda dengan subjek dengan kategori pekerjaan pegawai negri yang cenderung menggunakan motif ekstrinsik dalam memilih tempat penitipan anak, ini dapat disebabkan karena pada kategori pekerjaan pegawai swasta, wirausaha dan profesional, tidak terikat oleh aturan-aturan yang baku dari pemerintah, sehingga subjek pada kategori pekerjaan pegawai swasta, wirausaha, dan profesional tidak terpengaruh dari pihak luar dalam memilih tempat penitipan anak, dengan kata lain subjek pada kategori pekerjaan tersebut menentukan pilihan dalam memilih tempat penitipan anak adalah karena adanya tujuan yang ingin dicapai serta keinginan yang timbul dari diri sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar. Terlepas dari semua penjelasan yang telah diuraikan, dalam penelitian ini juga masih terdapat beberapa kelemahan yang membuat hasil penelitian ini tidak terlalu maksimal, salah satunya adalah pada saat pengisian kuisioner sebagai sumber data penelitian, banyak diantara subjek yang terburu-buru ataupun kurang fokus, bahkan memberi jawaban yang sama dalam mengisi kuisioner.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek lebih cenderung menggunakan motif intrinsik yaitu sebesar 58%. Ditinjau dari segi usia, subjek dengan usia kurang dari 30 tahun lebih cenderung menggunakan motif intrinsik yaitu sebesar 65% sedangkan subjek yang berusia lebih dari 30 tahun cenderung menggunakan motif ekstrinsik yaitu sebesar 56%. Ditinjau dari jenis pekerjaan, subjek dengan pekerjaan wirausaha paling banyak menggunakan motif intrinsik yaitu sebesar 77%. Sedangkan subjek dengan pekerjaan pegawai negeri paling banyak menggunakan motif ekstrinsik yaitu sebesar 59%. Implikasi dari penelitian yang dilaksanakan adalah bagi orang tua hendaknya lebih memperhatikan kebahagiaan, tumbuh kembang, dan kenyamanan anak. karena anak adalah rahmat yang tidak ternilai harganya yang diberikan tuhan, jika orang tua salah dalam pengambilan keputusan, anak bisa jadi akan menerima akibat yang fatal. Anak akan senantiasa berkembang menjadi lebih baik jika orang tua selalu mempertimbangkan keputusan berdasarkan kebahagiaan, kebutuhan dan kenyamanan anak. Juga pada tempat penitipan anak agar dapat lebih meningkatkan lagi pengembangan kualitas, pelayanan, kenyamanan, dan keamanan bagi anak. Untuk peneliti berikutnya hendaknya memperhatikan teknik pengambilan data, dan sampel yang berbeda serta menyempurnakan instrumen yang akan digunakan dalam proses pengambilan data penelitian.
13
DAFTAR PUSTAKA Ahnert, Lieelotte. PhD, &. Lamb. E.M. PhD. (2004).Child Care and Its Impact on Young Children.Journal of internet psychology. 12, accessed on January 23, 2015 fromhttp://www.journalofinternetpsychology.com/volume12/3876/journal/pdf. Ahmadi, Abu. (2006). PsikologiSosial. Jakarta: PT RinekaCipta. Azwar, M. (2010). Penelitian kuantitatif. Jakarta : PT JayaAbadi. Anggara, D. (20 Agustus 2014). Meningkatnya tindak kekerasan di TPA. Diambil 11 Januari 2015. Dari http://www.jawapos.com Adnamazida, Rizky. (21 November 2012). menitipkan balita di daycare membuat mereka gemuk. Diambil 10 Januari 2015. Dari http://www.merdeka.com Burton, W. (2003). Intrinsic and extrinsic motif orientations in the classroom: Age differences and academic correlates. Journal of education psychology, 97(2), 184 – 196. American Psychological Association. Doi:10.1037/0022-0663.97.2.184. Brown, G. (2009). A review of the literature on social behavior. (Online). Diakses tanggal 3 Februari 2016, diperoleh dari http://www.stepways.org/news/. Berelson, F., Steiner, H. (2006). Motives on behavior and motives in decision-making. The Social Scince Journal, 36, 245-263. Dariyat. B. (27 Mei 2014). Data sakernas jumlah penduduk yang bekerja tahun 2011-2014. Diambil 9 Januari 2015. Dari www.depnakertrans.go.id/uploads/doc/RPJP.pdf Diana, W. (22 September 2014). Kejamnya kekerasan pada balita.diambil 11 januari 2015. Dari http://www.posmetrobatam.com Dehya, A. (10 April 2013). Menitipkan anak di daycare positif atau negatif?. Diambil 9 april https://homydaycare.com/2013/04/10/menitipkan-anak-di-dyacare2015, dari positif-atau-negatif/ Diandra, N. (23 Maret 2014). “Pertimbangan sang bunda dalam memilih daycare”. Diambil 16 April 2015. Dari http://www.tribunnews.com Enggar, B. (22 Juni 2013). “Daycare untuk si buah hati”. Diambil 16 April 2015. Dari http://www.kompas.com Feinberg, B.L. (2007). The ability of children in social. Journal of social psychology, 15. Accessed on February 13 , 2015 from http://www.journalofsocialpsychology.com/archiv/volume15/3536.html Fakultas Psikologi UMM. (2014). Pedoman penyusunan skripsi. Malang: UMM Press. Gerungan, W.A. (2008). Psikologi sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
14
Gibson, H.K. (2004). Socialization of children in daycare and cognitive development. The Social Journal, 35, 312-323. Hikcman, T. G., Roblerr, S, N., Mike, H. (2005). Motif in decision making: behavior pattern. Journal of social psychology. 45, (21), 2045-2065 Ikhsan, S. (24 Mei 2014). “Daycare di era globalisasi”. Diambil 16 April 2015. Dari http://www.jawapos.com Indrianto, Supomo. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. McCartney, Kathleen. PhD, (2010).what do we know about the effects of early child care.Translation journal. 13. Accessed on January 23, 2015http://translationjournal.net/65.naive.html. Mursadi, Burhan. (26 juli 2014). Meningkatnya pertumbuhan wanita karir di kota malang. Diambil 6 januari 2015. Dari http://www.radarmalang.co.id. Moore, L.H. (1998). Feminisme Dan Antropologi. Jakarta : Obor. Nielson, B. (2008). A review of the literature on behavior research. (online). Diakses tanggal 26 desember 2015 diperoleh dari http://www.likumag.org/news/. Priyatno, D. (2011). Buku saku analisis statistika data SPSS. Jakarta: PT. BukuSeru. Ronald, T. (6 Maret 2014). “Kekurangan menitipkan buah hati di daycare”. Diambil 10 April 2015 . Dari http://www.jawapos.com Rodwell, S. (2010). Behaviour psychology. New York: Dann, and Simon. Ridwan & Sunarto, H. (2009). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Psikologi,Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. Suhendi, Roni. (4 Agustus 2014). melonjaknya tempat penitipan anak di kota malang.Diambil 10 januari 2015. Dari http://www.radarmalang.co.id. Sarwono, Sarlito. (2002). Psikologisosialindividu dan Teori-teoriPsikologiSosial. Jakarta: Balai Pustaka. Sugiono, (2007). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, dan kualitatif. Bandung: AlfaBeta. Soeryani, H. G., (2007). Daycare : menjadikan tumbuh kembang anak membaik dengan segala kekuranganya. Zona psikologi, 34, 23-27. Siagian, S. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, T. (2002). Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta : Bumi Aksara.
15
Taufik. (2011). Pendekatan psikologi sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Zainul, F. (22 Agustus 2014). “Langkah mudah membuka daycare”. Diambil 16 April 2015. Dari http://www.metronews.com
16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS PSIKOLOGI Jl. Raya Tlogomas No. 246 Phone (0341) 464318 Psw. 170 Malang 65144
Assalamualaikum Wr. Wb. Saya adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berkaitan dengan orang tua dan tempat penitipan anak (TPA) atau daycare. Untuk itu, saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu agar dapat mengisi instrumen penelitian ini. Tujuan dari pengisian instrumen penelitian ini adalah semata-mata untuk penelitian dan sebagai bahan bagi saya menyusun skripsi, sehingga saya berharap Bapak/Ibu dapat menjawab semua pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan, perasaan, dan fikiran Bapak/ Ibu yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Saya juga meyakinkan Bapak/Ibu bahwa semua jawaban yang diberikan tidak bernilai benar atau salah, oleh karena itu tidak perlu ragu untuk menjawab. Jawaban yang diberikan tidak akan berpengaruh kepada Bapak/Ibu sekalian, dan saya akan menjamin kerahasiaan identitas diri Bapak/Ibu. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk bekerjasama dalam penelitian ini, saya mengucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
17
Data Diri Responden 1. Nama/inisial
: .........................................................................................
2. Usia
: .........................................................................................
3. Pekerjaan
: .........................................................................................
4. Anak ke
: .........................................................................................
5. Usia anak yang dititipkan
: .........................................................................................
6. Anak dititipkan sejak usia
: .........................................................................................
Petunjuk Pengisian Skala 1. Bacalah tiap-tiap pernyataan yang telah disediakan dengan cermat. 2. Di bawah ini ada 15 nomor pernyataan dan 1 pertanyaan, masing-masing nomor pernyataan memiliki dua pernyataan yang bertolak belakang (PERNYATAAN A & B), serta 1 pertanyaan yang harus anda jawab. Dari 15 nomor pernyataan pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan diri anda dengan mengisi tanda silang (X) pada kolom yang sudah disediakan (kolom isian). 3. Dalam setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Apabila anda terlanjur memberikan jawaban yang salah dan ingin mengganti jawaban, berilah tanda bintang (*) pada tanda silang (X) yang telah dibuat, dan berikan tanda silang (X) baru pada kolom lain yang sesuai dengan pernyataan anda. 4. Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan.
Selamat mengerjakan
18
1.
Pernyataan A Menitipkan anak pada daycare, karena saya merasa biaya menitipkan anak pada daycare lebih murah daripada biaya menitipkan anak pada babbysitter
isian
Pernyataan B Saya menitipkan anak pada daycare, karena ada salah satu daycare yang menawarkan biaya yang murah dan terjangkau untuk pengasuhan anak saya
2.
Menitipkan anak pada daycare agar anak saya bisa lebih percaya diri dan berprestasi
Saya memutuskan untuk menitipkan anak pada daycare, setelah saya melihat anak dari kerabat saya yang berprestasi karena dampak dititipkan pada daycare
3.
Saya menitipkan anak pada daycare, karena lebih terjamin keamananya daripada menitipkan anak pada babbysitter
Banyaknya fenomena kekerasan yang saya lihat di media massa yang dilakukan oleh babbysitter terhadap anak pada zaman sekarang ini, membuat saya memutuskan untuk lebih memilih menitipkan anak pada daycare daripada menitipkan pada babbysitter
4.
Saya menitipkan anak di daycare karena saya ingin bekerja untuk membantu suami dalam memperbaiki keadaan ekonomi keluarga
Menitipkan anak di daycare karena anjuran dari suami, agar bisa bekerja untuk membantu memperbaiki keadaan ekonomi keluarga
5.
Saya menggunakan jasa daycare, agar saya dapat mencapai target-target dalam setiap pekerjaan saya
Karena kurang bisa mencapai puncak prestasi dalam pekerjaan, akhirnya saya memutuskan menggunakan jasa daycare untuk menitipkan anak
6.
Saya menitipkan anak di daycare karena memang keinginan pribadi saya
Saya menitipkan anak di daycare karena anjuran dari keluarga
7.
Menitipkan anak di daycare berdasarkan keputusan saya sendiri agar saya lebih mudah dan maksimal dalam menjalani rutinitas dalam bekerja
Keluarga yang menganjurkan saya untuk menitipkan anak di daycare agar lebih mudah dan maksimal dalam menjalani rutinitas dalam bekerja
8.
Saya menitipkan anak pada daycare karena sebagai wanita karier saya kurang mempunyai waktu untuk merawat dan mengasuh anak
Banyaknya para pengasuh yang berkompeten pada daycare sekarang ini, membuat saya memutuskan untuk menitipkan anak pada daycare
19
9.
Saya menitipkan anak pada daycare, karena banyaknya pekerjaan yang terbengkalai karena saya mengurus anak
Menitipkan anak pada daycare, karena banyak rekan kerja yang mengeluh pada hasil kerja saya disaat saya bekerja sekaligus dengan mengasuh anak
10.
Saya menitipkan anak pada daycare, karena saya merasa tidak sanggup untuk mengasuh anak sedangkan saya harus bekerja
Saya menitipkan anak pada daycare, karena ada salah satu daycare yang bisa menjamin dapat memberikan pengasuhan yang baik untuk anak saya disaat saya tidak bisa mengasuh anak karena sedang bekerja
11.
Saya menitipkan anak pada daycare, agar saya bisa maksimal bersaing dalam pencapaian kesuksesan saya dalam bekerja
Adanya alat bermain yang beragam dan edukatif serta ruang bermain yang relatif luas dibanding dirumah, membuat saya tertarik dan memutuskan untuk menitipkan anak pada daycare disaat saya sedang bekerja
12.
Menitipkan anak di daycare karena kemauan saya sendiri agar saya dapat lebih berkonsentrasi pada setiap pekerjaan-pekerjaan saya
Menitipkan anak di daycare karena saran dari teman, agar lebih berkonsentrasi pada setiap pekerjaan-pekerjaan
13.
Saya menggunakan jasa daycare, karena dirumah tidak ada kerabat atau keluarga yang mempunyai waktu untuk merawat anak saya disaat saya sedang bekerja
Karena ada kerabat atau keluarga yang mengeluh disaat merawat anak saya, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan jasa daycare untuk menitipkan anak disaat saya sedang bekerja
14
Saya menitipkan anak pada daycare, agar saya dapat lebih berkonsentrasi untuk mencapai prestasi yang baik dalam pekerjaan saya
Menitipkan anak pada daycare, karena atasan sering mengeluh karena prestasi kerja saya yang menurun
15.
Saya menitipkan anak pada daycare, karena saya ingin tumbuh kembang anak saya menjadi lebih baik
Memutuskan untuk menggunakan jasa daycare, setelah saya melihat anak dari teman saya yang mengalami tumbuh kembang yang lebih baik sejak dititipkan pada daycare
Alasan menitipkan anak ke tempat penitipan anak (TPA) : .............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................................................
20
Data Kasar Hasil Penelitian Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Instrinsik 10 12 10 6 8 7 5 5 10 6 13 12 13 7 12 9 11 10 10 11 11 11 6 12 8 7 6 8 9 9 7 12 12 13 10 5 10 8 11 12 11 13 10 3 9 5 12 5 7 11 10 8 9 11 13 2 5
Ekstrinsik 5 3 5 9 7 8 10 10 5 9 2 3 2 8 3 6 4 5 5 4 4 4 9 3 7 8 9 7 6 6 8 3 3 2 5 10 5 7 4 3 4 2 5 12 6 10 3 10 8 4 5 7 6 4 2 13 10
Usia (th) 27 29 26 24 28 27 26 24 27 28 29 24 25 28 27 26 28 25 25 27 29 28 25 26 27 28 25 29 27 26 27 27 28 29 25 25 29 26 27 28 29 26 28 28 41 27 39 27 29 39 42 41 40 39 40 29 26
21
Pekerjaan PNS PNS PNS Wirausaha Wirausaha PNS PNS PNS PNS Profesional Wirausaha Profesional Wirausaha PNS PNS PNS Wirausaha Swasta Wirausaha PNS Profesional Wirausaha PNS Profesional Profesional PNS Swasta PNS PNS Wirausaha Swasta PNS PNS PNS Wirausaha PNS Wirausaha PNS PNS Wirausaha Wirausaha PNS Wirausaha PNS PNS PNS Wirausaha PNS Wirausaha PNS Wirausaha Wirausaha PNS Wirausaha Wirausaha PNS PNS
Motif Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
12 6 7 6 7 4 6 2 6 4 1 13 8 11 5 14 4 14 5 2 9 7 9 11 5 1 3 4 8 6 11 4 5 7 9 8 11 14 11 7 10 11 4
3 9 8 9 8 11 9 13 9 11 14 2 7 4 10 1 11 1 10 13 6 8 6 4 10 14 12 11 7 9 4 11 10 8 6 7 4 1 4 8 5 4 11
41 39 33 32 32 37 41 43 44 41 32 39 41 37 37 32 35 40 37 38 33 37 26 28 31 34 33 32 28 29 26 26 25 29 26 26 29 25 28 27 28 27 28
Swasta PNS Wirausaha PNS PNS Wirausaha Profesional PNS Wirausaha PNS Wirausaha PNS Wirausaha Wirausaha PNS Swasta PNS Wirausaha PNS PNS Wirausaha PNS Wirausaha PNS Swasta PNS PNS Wirausaha Swasta PNS Wirausaha PNS Wirausaha PNS Wirausaha Profesional Swasta Wirausaha Wirausaha PNS Wirausaha Swasta PNS
Keterangan : Jumlah subjek Subjek motif intrinsik Subjekmotif ekstrinsik Kategori Usia Usia <30 tahun Usia >30 tahun Kategori pekerjaan PNS Pegawai swasta Wirausaha Profesional
= 100 subjek = 58 subjek = 42 subjek = 66 subjek (43 intrinsik dan 23 ekstrinsik) = 34 subjek (15 intrinsik dan 19 ekstrinsik) = 49 subjek (20 intrinsik dan 29 ekstrinsik) = 9 subjek (6 intrinsik dan 3 ekstrinsik) = 35 subjek (27 intrinsik dan 8 ekstrinsik) = 7 subjek (5 intrinsik dan 2 ekstrinsik) 22
Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik Intrinsik Intrinsik Ekstrinsik
23
24
Reliability [DataSet7] RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE /SUMMARY=TOTAL.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Item Statistics Mean Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,889
17
Std. Deviation
N
VAR00001
,33
,479
30
VAR00002
,30
,466
30
VAR00003
,60
,498
30
VAR00004
,23
,430
30
VAR00005
,20
,407
30
VAR00006
,20
,407
30
VAR00007
,23
,430
30
VAR00008
,37
,490
30
VAR00009
,67
,479
30
VAR00010
,13
,346
30
VAR00011
,37
,490
30
VAR00012
,80
,407
30
VAR00013
,83
,379
30
VAR00014
,30
,466
30
VAR00015
,07
,254
30
VAR00016
,13
,346
30
VAR00017
,13
,346
30
25
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR00001
5,57
6,254
,415
,585
VAR00002
5,60
6,593
,367
,607
VAR00003
5,30
6,217
,456
,585
VAR00004
5,67
6,437
,378
,591
VAR00005
5,70
6,976
,256
,625
VAR00006
5,70
5,941
,376
,548
VAR00007
5,67
6,092
,468
,564
VAR00008
5,53
5,085
,691
,476
VAR00009
5,23
6,530
,146
,605
VAR00010
5,77
5,771
,578
,524
VAR00011
5,53
5,361
,551
,506
VAR00012
5,10
7,197
,459
,638
VAR00013
5,07
6,616
,398
,597
VAR00014
5,60
5,421
,559
,508
VAR00015
5,83
6,833
,583
,600
VAR00016
5,77
5,771
,578
,524
VAR00017
5,77
6,737
,475
,602
RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE /SUMMARY=TOTAL.
Reliability [DataSet7]
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
26
Cronbach's
N of Items
Alpha ,841
15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
,33
,479
30
VAR00002
,30
,466
30
VAR00003
,60
,498
30
VAR00004
,23
,430
30
VAR00006
,20
,407
30
VAR00007
,23
,430
30
VAR00008
,37
,490
30
VAR00010
,13
,346
30
VAR00011
,37
,490
30
VAR00012
,80
,407
30
VAR00013
,83
,379
30
VAR00014
,30
,466
30
VAR00015
,07
,254
30
VAR00016
,13
,346
30
VAR00017
,13
,346
30
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
VAR00001
4,70
6,010
,387
,641
VAR00002
4,73
6,133
,487
,648
VAR00003
4,43
5,702
,574
,621
VAR00004
4,80
6,097
,432
,640
VAR00006
4,83
5,661
,392
,602
VAR00007
4,80
5,752
,395
,613
VAR00008
4,67
4,851
,692
,539
VAR00010
4,90
5,541
,568
,583
VAR00011
4,67
5,264
,480
,582
VAR00012
4,23
7,013
,541
,694
VAR00013
4,20
6,372
,652
,652
VAR00014
4,73
5,306
,495
,581
VAR00015
4,97
6,585
,491
,652
VAR00016
4,90
5,541
,568
,583
VAR00017
4,90
6,438
,438
,652
27