BAB II PELAKSANAAN RKL DAN RPL
Berdasarkan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang telah disahkan oleh BPLHD Provinsi DKI Jakarta dan sesuai Updating AMDAL 2010 maka Rencana Pengelolaan Lingkungan untuk kegiatan Konstruksi akibat pembangunan MRT Jakarta Fase -1 meliputi pengendalian dampak lingkungan sebagaimana di bawah:
Tahap Konstruksi Peningkatan Pencemaran Udara dan Kebisingan Gangguan dan Kemacetan Lalu Lintas Terganggunya Kegiatan Transportasi Umum di Terminal Bus Lebak Bulus Gangguan Getaran dan Kerusakan Bangunan Sekitar Terganggunya Kenyamanan dan Keselamatan Pengguna Jalan/Transportasi Umum Terganggunya Fungsi Sarana dan Utilitas Umum Terganggunya Aliran Air Tanah dan Menurunnya Kualitas Air Meningkatnya Air Larian dan Potensi Banjir Terganggunya Estetika Lingkungan dan Lansekap Berkurangnya Populasi Tanaman Pelindung Jalan Tergangunya Kegiatan Ekonomi Masyarakat Meningkatnya Kesempatan Bekerja dan Peluang Berusaha Timbulnya Kecemburuan Sosial Perubahan Persepsi Masyarakat Sanitasi Lingkungan
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -1
Tabel 2.1. IMPLEMENTASI RKL – RPL TAHAP KONSTRUKSI PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2015 No A. 1
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
LOKASI DEPO, LEBAK BULUS Meningkatnya - Perawatan alat-alat berat secara berkala dan melakukan pengujian Pencemaran emisi buangan kendaraan sehingga Udara da n gas buang yang dikeluarkan Kebisi ngan memenuhi standar emisi gas buang - Bak truk pengangkut material ditutup terpal - Bahan dasar/material buangan di areal kerja secara terbuka dan/atau tumpukan tanah galian harus selalu basah agar tidak terjadi polusi ke udara - Pengaturan jadwal dan kecepatan kendaraan pengangkut material proyek - Sekeliling lokasi pekerjaan (area kerja) dipagari setinggi 2-2,5 m
Metode Pemantauan
Pengambilan sampel udara untuk dianalisis di laboratorium, pengukuran langsung kondisi kualitas udara dan kebisingan di lokasi MK Land (Depo Lebak Bulus) S 06o 17’22,39”; E 106o 46’ 34,00”; Wawancara (metode tidak terstruktur) dengan warga setempat.
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
1. Melakukan pemasangan pagar - Foto kegiatan pembatas dan papan proyek sampling udara dan 2. Penyiraman secara berkala di area kebisingan serta perbaikan tanah (MK Land), Bamboo kegiatan lainnya Area, Terminal Lebak Bulus - Hasil analisa laboratorium terlampir (Lampiran 1 dan 2)
3. Penutupan bak truk pengangkut material dengan menggunakan tutup dari terpal (plastik/kain terpal) 4. Melakukan Inspeksi Kelayakan alat berat setiap tiga (3) bulan sekali 5. Melakukan pengecekan terhadap SIA (Surat Izin Alat) dan SIO (Surat Izin Operator) 6. Pengukuran secara berkala (setiap bulan) terhadap kualitas udara, kebisingan dan getaran di lokasi proyek
Pengukuran kualitas udara secara berkala
7. Terkait pekerjaan pondasi untuk box culvert, telah dilakukan piling dengan metode jacking pile yang tidak menimbulkan suara bising (tidak dengan pile hammer) 8. Pengaturan jadwal kegiatan konstruksi terutama kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kebisingan sangat tinggi tidak dilakukan pada malam hari yang dapat mengganggu masyarakat sekitar, (kegiatan pemadatan oleh compacting di Bamboo Area hanya Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
2 -2
Evaluasi
Kesimpulan
- Berdasarkan hasil pengukuran kualitas diketahui bahwa untuk semua parameter kualitas udara ambient yang diuji hasilnya masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) udara ambient sesuai KEP GUB DKI Jakarta No.551 Tahun 2001. - Kecenderungan (perubahan) hasil pengukuran debu pada saat ini dibandingkan dengan periode sebelumnya, terjadi sedikit perubahan (141 menjadi 162 μg/Nm3). - Parameter kualitas udara lainnya juga masih di bawah baku mutu, diantaranya CO & Pb tidak mengalami perubahan, sedangkan HC mengalami sedikit kenaikan, namun secara umum tidak menunjukkan tingkat kritis. Adapun di lokasi hasil pengukuran di bawah: Stasiun Lebak Bulus : SO2 = 72 μg/Nm3; NO2 = 67 μg/Nm3; CO=5.155 μg/Nm3; O3 = 73 μg/Nm3;
- Kecepatan kendaraan menurun seiring dengan adanya penyempitan badan jalan oleh area kerja menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya parameter kualitas udara. - Terkait tingginya pencemaran udara di lokasi kegiatan, tindak lanjut upaya untuk pengelolaannya adalah dilakukannya penyiraman secara rutin dengan frekuensi yang ditingkatkan, serta pengaturan lalu lintas (traffic management) untuk menghindari kemacetan.. - Pekerjaan pemancangan untuk pondasi box culvert, pancang telah dilakukan dan dievaluasi bahwa harus dilakukan dengan metode jacking pile untuk menghindari suara bising. - Hasil pemantauan tingkat kebisingan pada saat pekerjaan bore pile menunjukkan nilainya 88,2 dBA - Sedangkan
Keterangan
Pengukuran kualitas udara di lokasi Terminal Lebak Bulus (MK Land)
Pengukuran kebisingan di lokasi Terminal Lebak Bulus (Belakang)
Pengukuran kebisingan di luar lokasi dekat Terminal Lebak Bulus
Foto kegiatan inspeksi alat berat di Terminal Lebak Bulus
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan dilakukan pada siang hari) 9. Terkait pekerjaan saat bore pile (di lokasi Poins Square & Bekas Perumahan Polisi) dilakukan pemantauan terhadap tingkat kebisingan dan getaran
10.Penggunaan generator silent generator
dengan
tipe
11.Para pekerja menggunakan PPE (Personal Protective Equipment) 12.Terkait isu kebisingan juga dilakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian mengenai desain dinding jembatan/Parapet struktur layang proyek MRT
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -3
Evaluasi
Kesimpulan
HC = 130 μg/Nm3; Pb = 0,7 μg/Nm3).
pengelolaan dampak lain seperti pemagaran, pengaturan jadwal pekerjaan telah dilakukan. - Kemudian untuk truk pengangkut material, selalu ditutupi terpal pada saat pengangkutan material.
- Hasil pengukuran tingkat kebisingan siang malam (Lsm) di Belakang Terminal Lebak Bulus (Stasiun Lebak Bulus) masih di bawah baku mutu yang telah ditetapkan sesuai KEP GUB DKI Jakarta No.551 Tahun 2001.(hasil laboratorium pada Lampiran 1) - Berdasarkan data time series tingkat kebisingan hasilnya naik turun sehingga tidak terjadi kecenderungan - Hasil kebisingan tidak menunjukan kecenderungan dan hasil pengukuran sebelumnya yang di atas baku mutu bersifat temporer sesuai dengan intensitas kegiatan dan kondisi lalu lintas sekitar sehingga tidak terjadi tingkat kritis. (trend kecendrungan pada Lampiran 66). - Untuk pemantauan kebisingan di Belakang Terminal Lebak Bulus (Stasiun Lebak Bulus) terjadi sedikit kenaikan (dari 61 dB menjadi 63 dB).
Keterangan
Foto kegiatan inspeksi alat berat di Terminal Lebak Bulus
Penyiraman secara berkala pada lokasi bamboo area
Housekeeping di area kerja dan sekitarnya pada malam hari
No 2
Komponen Lingkungan Gangguan Kemacetan Lalu Lintas
Pengelolaan Dampak - Pekerjaan konstruksi dilaksanakan secara berta ha p - Dibuat jalan pengali ha n a rus lalu lintas sementara - Sosialisasi kepada masyarakat tentang pelaksanan konstruksi proyek - Pemasa nga n ra mbu lalu lintas di s ekita r lokasi proyek - Penga ngkuta n ma terial pa da mala m ha ri - Koordi nasi denga n instansi terka i t seperti Pol res Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat - Dilakuka n kajian manajemen lalu lintas ya ng lebih mendala m
Metode Pemantauan Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna jalan, serta survey lalu lintas;
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Pemasangan rambu lalu lintas sesuai Bukti berupa foto-foto peraturan yang berlaku (contoh kegiatan serta usulan perambuan di bawah) pengaturan lalu lintas dan koordinasi (Lampiran 3, 4 dan Lampiran 5)
Pengelolaan yang Telah Dilakukan 1.
Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi depo Lebak Bulus, serta ruas-ruas jalan sekitar yang menerima pengalihan lalu 2. Koordinasi dengan Dishub dan lintas dari perbaikan (untuk detour selatan) terkait lokasi pemasangan rambu lalu lintas dan Terminal marka jalan sebagaimana ilustrasi di Lebak Bulus bawah: (pengamatan visual).
Evaluasi
Kesimpulan
- Kontraktor telah melakukan pengaturan lalu lintas di sekitar kegiatan pembebasan lahan serta sekitar jalan Terminal Lebak Bulus. - Kontraktor pelaksana sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta serta Polres setempat. - Pengalihan jalan yang melalui Jalan Lebak Lestari telah dibuka - U-turn di bawah JORR telah difungsikan
Pada periode ini kemacetan lalu lintas belum berdampak penting.
Keterangan
Contoh perambuan Lalu Lintas di depan Point Square
Pemasangan rambu di stasiun Lebak Bulus
Pemasangan spanduk pemberitahuan
3. Pengaturan lalu lintas di area Depo, pemukiman di Lebak Indah membutuhkan akses ke luar masuk, dimana Jalan Lebak Indah digunakan akses bagi warga setempat. Selama masa konstruksi (pekerjaan embankment depo) Jalan Lebak Indah dialihkan ke Jalan Lebak Lestari, berikut ilustrasinya
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -4
Ilustrasi saat pekerjaan bore pile Tahap 3 (di Stasiun Lebak Bulus)
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Lay out Depo area, Jalan Lebak Indah & Jalan Lebak Lestari
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
Sosialisasii terkait pelaksanaan rekayasa lalu lintas (15 Desember 2016)
Acara pelatihan pengaturan lalu lintas untuk flagman, point Square, 21 November 2015
Gambar Pengalihan Jalan Lebak Indah
4. Melakukan rekayasa pengaturan lalu lintas di lokasi Stasiun Lebak Bulus pada saat pekerjaan : pembongkaran halte busway; pekerjaan pilling, sheet pile, pile cap, column dan konstruksi concourse di sisi utara sebagaimana ilustrasi di bawah:
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -5
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Gangguan terhadap kelancaran transportasi umum di terminal bus dalam upaya dikelola secara maksimal dan telah dioperasikannya relokasi terminal di Pondok Pinang.
Dari hasil pemantauan, masih terlihat beberapa titik kemacetan yang terjadi di Terminal Lebak Bulus.
Keterangan
5. Mengadakan pelatihan terkait pengaturan lalu lintas bagi flagman 6. Melengkapi dengan pengatur lalu lintas petugas bendera atau flag man
3
- Dilaksanakan sosialisasi tentang Terganggunya rencana pelaksanaan konstruksi Kegiatan - Konstruksi depo dilaksanakan secara Transportasi bertahap Umum di Pemindahan sementara kegiatan Terminal Lebak terminal (yang perlu dilakukan kajian Bulus sebelumnya) - Pengaturan lalu lintas pada ruas jalan di sekitar lokasi kegiatan
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna jasa angkutan umum;
1. Koordinasi dan pengaturan lalu lintas - Bukti berupa fotodengan dilengkapi perambuan lalu lintas foto dan koordinasi sesuai standar selama konstruksi di dan risalah rapat Stasiun Lebak Bulus dengan Dishub 2. Koordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait rekomendasi dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta penempatan Halte terkait pembongkaran halte TransJ. TransJ (Lampiran 6) Halte TransJ telah dioperasikan bersamaan dengan pengalihan Jalan Pasar Jumat atau detour Lebak Bulus 3. Terkait penempatan halte TransJ permanen, Dishub dan Transportasi merekomendasikan (i) halte busway terintegrasi dengan stasiun MRT dan Lokasi dapat menampung 3 bus TransJ dan 2 Pemantauan bus APTB; (ii) sistem tiket busway Lingkungan: menggunakan smard card; (iii) Di jalur mempertimbangkan kapasitas area halte pengalihan dengan kedatangan penumpang MRT angkutan (Lampiran 6) dalam kota 4. Kegiatan pelayanan angkutan umum (sekitar lokasi dalam kota dialihkan pada ruas-ruas depo) dan jalan di sekitar lokasi Terminal Bus terminal Lebak Bulus, pada lokasi stadion atau pengalihan dibuat jalur pengalihan sementara angkutan selama tahap konstruksi luar/antar kota 5. Pengoperasian Terminal Pondok Pinang (Terminal Kampung Rambutan).
Foto pengoperasian halte TransJ Lebak Bulus
Lokasi Terminal Pondok Pinang yang telah dioperasikan (foto panorama dari atas)
Perambuan lalu lintas sesuai standard
4
Gangguan Getaran Kerusakan
dan
- Pelaksanaa n pemancangan tiang pa ncang tidak menggunakan pile hammer tetapi mengguna ka n metode
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung secara visual
1. Melakukan penyiraman pada saat pekerjaan Sheet pile untuk mengurangi getaran yang ditimbulkan. 2 -6
1.Hasil pengukuran laboratorium (Lampiran 7)
- Pengelolaan lingkungan sudah dilakukan dengan
- Dari hasil pemantauan getaran terlihat
No
Komponen Lingkungan Bangunan Sekitar
Pengelolaan Dampak bore pile - Melakukan inventarisasi dan dokumentasi terhadap bangunanbangunan yang ada di sekitar tapak kegiatan untuk mengantisipasi apabila nantinya ada keluhan dari masyarakat mengenai kerusakan bangunan yang dimilikinya
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan warga masyarakat sekitar lokasi proyek dan pemasangan alat monitoring seperti Inclinometer, Settlement Plate dan Piezometer;
2. Melakukan sosialisasi sebelum kegiatan konstruksi (Bored pile, sheet pile, PDA Test) dilakukan. 3. Untuk persiapan pemancangan tiang pancang, telah dilakukan uji kegiatan dengan metode bore pile (bukan pile hammer), baik di lokasi depan Poins Square, MK Land dan Bamboo area, yang dapat mengurangi adanya getaran. 4. Terkait pekerjaan pondasi untuk box culvert, telah dilakukan piling dengan metode jacking pile yang tidak menimbulkan getaran dan suara bising (tidak dengan pile hammer). 5. Untuk pendataan bangunan di koridor tapak kegiatan dilakukan sebelum konstruksi atau pekerjaan fisik berlangsung sedangkan untuk penggunaan metode bore pile dilakukan Lokasi selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pemantauan khususnya pembuatan pondasi Lingkungan: berlangsung. Di lokasi 6. Melakukan inventarisasi dan Depo Lebak dokumentasi terhadap bangunanBulus. bangunan yang ada disekitar tapak kegiatan untuk mengantisipasi apabila nantinya ada komplain dari masyarakat mengenai kerusakan bangunan yang dimiliki.
7. Melakukan pemantauan getaran pada kegiatan konstruksi (bored pile, sheet pile)
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -7
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan 2.Kegiatan sosialisasi dan inventarisasi bangunan dan penggantian kerusakan (Lampiran 8) 3.Foto kegiatan sampling getaran
Evaluasi
Kesimpulan
maksimal sesuai dengan yang sudah dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan, hal ini terbukti dengan semakin baiknya kualitas lingkungan baik di lokasi kegiatan baik di dalam lokasi proyek maupun di lingkungan sekitar. - Hasil pengukuran getaran yang dilakukan pada bulan Desember 2015 untuk lokasi Lebak Bulus/Pemukiman = 0,2 mm/detik. - Hasil pengukuran tingkat getaran di MK Land (Stasiun Lebak Bulus) masih dibawah baku mutu yang telah ditetapkan sesuai KEP MENLH No. 49 Th 1996 Lampiran IV, serta masih jauh pada titik kritis (melampaui baku mutu). (trend kecendrungan pada Lampiran 66). kecenderungan getaran memperlihatkan grafik penurunan dan tetap. - Hasil pelaksanaan RKL dan RPL yang sudah dilakukan terhadap komponen getaran menunjukan tingkat penaatan yang baik karena hasilnya masih di bawah baku mutu
tidak ada dampak yang berarti, dan masih dibawah baku mutu. - Hal ini karena dalam pekerjaan telah menggunakan metode jacking pile dan bore pile untuk menghindari tingkat getaran yang dihasilkan.
Keterangan
Foto kegiatan saat pengukuran getaran pada bulan Oktober & November, Pasar Jumat
Foto kegiatan saat pengukuran getaran pada bulan Desember 2015 (triwulan), Lebak Bulus, dekat pemukiman
Dokumentasi beberapa bangunan yang ada disekitar tapak proyek di lokasi sekitar Terminal Lebak Bulus
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
dan kegiatan pemantauan sudah dilakukan secara berkala, serta dilakukan sesuai kegiatan konstruksi di lapangan (satu bulan sekali) 5
Terganggunya Kenyamanan dan Keselamatan Pengguna Jalan/ Transportasi Umum
- Pemberian informasi kepada para pemakai jalan di sekitar lokasi proyek - Pengaturan lalu lintas untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas termasuk pema s a nga n ra mbu lal u li ntas - Lokasi pekerjaan diberi pagar pengaman - Pengalihan arus lalu lintas ke ruas jalan lain - Koordinasi dengan instansi terkait seperti Polres Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan penerimaan laporan/ pengaduan dari para pengguna jalan.
1. Menginformasikan pada masyarakat, tentang adanya pelaksanaan kegiatan proyek 2. Lokasi pekerjaan diberi pagar pembatas kegiatan 3. Pagar pembatas dilengkapi dengan lampu rotary sehingga pada malam hari lebih jelas dan dapat dilihat oleh pengguna jalan 4. Pengaturan lalu lintas untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas, termasuk pemasangan rambu lalu lintas secara memadai 5. Pengalihan arus lalu lintas ke ruas jalan lain (pengalihan Jalan Lebak Indah menuju Jalan Lebak Lestari) atau saat pekerjaan piling 6. Bagi pekerja dilengkapi dengan alat terkait dengan K3 dan area keselamatan bagi pejalan kaki dalam lokasi kerja 7. Pelebaran dana perbaikan jalan rusak akibat mobilisasi kendaraan proyek di Jalan TB Simatupang
Bukti berpa foto-foto kegiatan dan Upaya perbaikan jalan (Lampiran 9)
Kegiatan peningkatan upaya dalam hal keamanan pekerja maupun pengguna jalan sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Pengelolaan lingkungan akan terus dilakukan dan ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang disyaratkan pada dokumen lingkungan. Foto sosialisasi kepda warga mengenai pengalihan jalur pada saat pengangkatan Main Truss pada tanggal 5 Desember 2015.
Foto Sosialisasi terkait pekerjaan PDA Test pada tanggal 7 Desember 2015
Pelebaran jalan depan Graha Kanaan, TB Simatupang
8. Perkerasan jalan dengan rigid pavement Jalan Lebak Lestari
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -8
Spanduk peringatan K3
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
7.Sudah dilakukan pembongkaran dan pemindahan utilitas bersama instansi terkait. 8.Sudah dilakukan rapat koordinasi dengan mengundang instansi terkait dan dilakukan secara intensif.
Dari hasil pemantauan belum ada dampak yang berarti karena dalam pelaksanaan di lapangan sudah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait (PLN, Telkom, PDAM, PGN, PJU dan SJU dan lainlain)
Keterangan
Perbaikan dengan rigid pavement Jalan Lebak Lestari
6
Terganggunya Fungsi Prasarana dan Utilitas Umum
- Pemindahan (relokasi) prasarana dan utilitas umum yang akan terkena kegiatan proyek, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai - Pemberitahuan kepada masyarakat pengguna utilitas umum yang akan dipindahkan melalui media cetak (selebaran pengumuman) dan elektronik paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan sebagai sumber dampak berlangsung - Koordinasi dengan instansi tekait/pemilik jaringan, seperti Telkom, PLN, Dinas PJU & SJU
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna sarana dan utilitas umum. Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi rencana Depo Lebak Bulus
Koordinasi dan relokasi utilitas sudah dilakukan dengan sangat intensif antara pihak MRT dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta pihak terkait pemilik utilitas, diantaranya : 1.Koordinasi dan relokasi utilitas dilakukan sebelum penyiapan lahan sedangkan untuk pemberitahuan kepada masyarakat pengguna utilitas dilakukan dalam waktu dekat sebelum kegiatan sebagai sumber dampak dilakukan 2.Pemindahan (relokasi) prasarana dan utilitas umum yang akan terkena kegiatan proyek sebelum pekerjaan Konstruksi dimulai 4.Pemberitahuan kepada masyarakat pengguna utilitas umum yang akan dipindahkan melalui media cetak (selebaran pengumuman) dan elektronik paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan sebagai sumber dampak berlangsung 5.Pemberitahuan terkait jadwal pembongkaran stadium telah diinformasikan sebelumnya melalui media 6.Koordinasi dengan instansi terkait/pemilik jaringan seperti Telkom, PLN, Dinas PJU dan SJU - Koordinasi dengan Dinas Perhubungan Pemprov. DKI Jakarta mengenai rencana pemindahan jalur Transjakarta - Relokasi masjid yang terdapat di lokasi terminal Lebak Bulus masih dalam koordinasi dengan Badan Pengurus Mesjid Jami Al Ikhlas mengenai lokasinya - Beberapa rapat koordinasi di bulan pelaporan diantaranya : (i) koordinasi dalam rangka relokasi pipa PDAM di tanggal 15 November 2015 2 -9
Bukti berupa foto-foto dan back up administrasi korespondensi dengan instansi terkait dan hasil rapat (Lampiran 10 dan 11)
Kegiatan pembongkaran Stadium Lebak Bulus (ex terminal dan kolam renang)
Foto pekerjaan pengalihan utilitas di TB Simatupang
Foto relokasi pipa PDAM di TB Simatupang
No
7
Komponen Lingkungan
Meningkatnya Air Larian dan Potensi Banjir
Pengelolaan Dampak
- Menjaga dan memelihara sumur resapan, kolam resapan dan saluran drainase yang ada disekitar lokasi kegiatan - Membersihkan lokasi kegiatan dari tumpukan tanah dan material bangunan - Melakukan pekerjaan dengan rapi sehingga tidak terdapat sisa-sisa bangunan yang masuk ke dalam saluran drainase yang dapat menghambat aliran air - Pembuatan saluran sementara di lingkungan Terminal Lebak Bulus untuk mengalirkan air apabila terjadi genangan air di lingkungan terminal Lebak Bulus - Pembuatan kolam resapan dengan kapasitas 900 m2 dan sumur resapan dengan kapasitas 733 m3 untuk depo, sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.68 tahun 2005
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Metode Pemantauan
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna jalan. Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Depo Lebak Bulus dengan ordinat S 06o 17’21,3”;E 106o 46’ 19,7”
Pengelolaan yang Telah Dilakukan (ii) dengan manjemen PT Carefour terkait pekerjaan test pit di lahan area Carefour tanggal 15 Desember 2015 (iii) dengan BPJT dan JORR di tanggal 4 November 2015 inventarisasi asset JORR yang terkena proyek MRTJ 1. Membersihkan lokasi kegiatan dari tumpukan tanah dan material bangunan 2. Kegiatan pembersihan kotoran/lumpur pada saluran drainase bersama warga sekitar di lokasi Bamboo Area (Kel. Lebak Bulus) 3. Pembuatan drainase sementara di area Depot pada untuk mengatasi banjir (Lampiran 13) 4. Washing Bay di lokasi MK Land (Ex terminal Lebak Bulus), Pasar Jumat dan Bamboo Area 5. Perbaikan saluran drainase Jalan Lebak Lestari 6. Perencanaan membuat sumur resapan sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 68 Tahun 2005 (foto disertakan pada kolom keterangan)
2 -10
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Foto kegiatan serta hasil laboratorium (Lampiran 12) dan perencanaan drainase (Lampiran 13)
Evaluasi
Kesimpulan
- Genangangenangan air di sekitar lokasi kegiatan sudah dapat ditangani karena saluran drainase internal lokasi kegiatan sudah dibuat. - Hasil Pemantauan air limbah dari saluran drainase di Bamboo Area pada bulan Desember 2015, yakni: pH = 7,20 , KMnO4= 24 mg/L, TSS = 11 mg/L, amoniak= 15,9 mg/L, Minyak dan Lemak = 0,4 mg/L, MBAS = 0,12 mg/L, BOD5 = 11 mg/L, COD = 32 mg/L, - Berdasarkan analisis kualitas air limbah domestik di Bamboo Area menunjukan semua parameter cenderung menurun, seperti TSS dan NH3 (11 mg/l; periode sebelumnya 35 mg/L) dan NH3-N (15.9 mg/l, dimana sebelumnya 19.7 mg/L), dan masih di bawah baku
Kandungan yang tinggi dari amoniak mengindikasikan banyaknya bahan pencemar dari limbah domestik dan rendahnya kandungan oksigen pada perairan. Bukan dari kegiatan proyek.
Keterangan
Foto pengukuran sampling air limbah (bamboe area)
Kegiatan perbaikan saluran drainase di TB Simatupang
Perencanaan penempatan sumur resapan
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
mutu Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.122 Tahun 2005 (untuk nilai TSS). Nilai amoniak yang tinggi dikarenakan kandungan oksigen yang rendah dan merupakan indikasi pencemaran bahan organik dari limbah domestik. - Hasil pemantauan kualitas air limbah dari tahun 2014 sampai bulan Desember 2015, menunjukkan kecenderungan (trend) di Bamboo Area mengalami peningkatan namun cenderung terus menurun di bulan September dan Desember 2015. 8
Berkurangnya Populasi Tanaman Pelindung Jalan
- Memindahkan tanaman pelindung yang terkena proyek ke lokasi ruang terbuka hijau atau taman di tempat lain yang terdekat ke lokasi proyek, sesuai dengan petunjuk dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta - Menanam kembali tanaman pelindung jalan di areal terbuka di lokasi proyek sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta No.09 tahun 2002
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung di lapangan secara visual. Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Replanting dan penebangan pohon.
1. Telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penebangan dan pemindahan tanaman 2. Telah dilakukan survey bersama antara kontraktor dan Dinas Pertamanan DKI Jakarta dalam rangka inventarisasi tanaman yang terkena proyek
Bukti berupa foto dan koordinasi dengan Distamkam terkait evaluasi penanaman pohon (Lampiran 14)
Kontraktor sudah mendapatkan izin untuk penebangan dan kompensasi penanaman pohon oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Kontraktor sudah melakukan kegiatan penebangan pohon pada periode sebelumnya pada lokasi TB Simatupang sejumlah 109
2 -11
Keterangan
Washing bay di Pasar Jumat
Washing bay di Bamboo area
Washing bay di Stadion Lebak Bulus
Pada periode pelaporan ini (Triwulan IV) tidak ada kegiatan ini. Penanaman (Tahap I) telah dilakukan sesuai dengan arahan dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman dan sudah mencapai 3290 (telah lengkap) Demikian pula kontraktor sudah melakukan kegiatan penebangan pohon di lokasi TB
Foto kegiatan rapat koordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta tentang kompensasi penebangan pohon di lokasi TB Simatupang
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi pohon, melakukan penanaman sejumlah pohon
Kesimpulan dan
1090
Simatupang. Kemudian untuk penanaman pohon masih dalam proses pengerjaan di lokasi yang sudah di tentukan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaan DKI Jakarta, diantaranya Banjir Kanal Timur, Penjaringan, Pondok Kelapa, Pluit, Pejagalan, Sunter, Taman Gunung Agung, Kebun Bibit Srengseng
Keterangan
Foto kegiatan penebangan pohon di lokasi perumahan Polri
Replanting tree di lokasi kebun bibit Srengseng
9
Terganggunya Lansekap dan Estetika
- Segera merapikan atau membersihkan
-
-
-
sisa-sisa bangunan bongkaran baik yang berupa puing-puing maupun pohon dari ruang publik ke dalam area proyek atau langsung dibuang ke tempat pembuangan (disposal area) yang telah ditetapkan sebelumnya Melakukan pemilahan sampah organik, non organik dan B3 Menyiapkan TPS B3 yang memiliki izin dari BPLHD dan TPS sampah organik, non organik di kawasan untuk menampung limbah sementara sebelum diangkut oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Pemasangan spanduk yang berisi permohonan maaf atas gangguan estetika yang terjadi dengan adanya kegiatan proyek pembangunan depo Memberi konstribusi yang konstruktif kepada lingkungan sekitar
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Depo Lebak Bulus
1. Segera merapikan atau membersihkan sisa-sisa bangunan bongkaran baik yang berupa puing-puing maupun pohon dari ruang publik ke dalam area proyek atau langsung dibuang ke tempat pembuangan (disposal area) yang telah ditetapkan sebelumnya 2. Melakukan pemilahan sampah organik, non organik dan B3 3. Perencanaan TPS B3 yang memiliki izin BPLHD dan TPS sampah organik dan non organik di kawasan untuk menampung sampah sementara sebelum diangkut oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta 4. Pemeliharaan pagar pembatas kegiatan proyek dengan lingkungan sekitar (Lampiran 15) 5. Pemasangan spanduk yang berisi permohonan maaf atas gangguan estetika yang terjadi dengan adanya kegiatan proyek pembangunan depo
Berupa foto-foto dan koordinasi dalam rangka pemeliharaan pagar pembatas (Lampiran 15), dan laporan terjadinya penggalian oleh BPKD (Lampiran 16)
Pemindahan material sisa bongkaran telah selesai (di Stasiun Lebak Bulus).
Semua tumpukan sisa-sisa pembongkaran bangunan dan tanaman yang menumpuk di luar area tapak proyek telah dibuang sehingga tidak mengganggu nilai estetika dan lansekap (secara bertahap)
Pengelolaan sampah di lokasi dan limbah B3 di area TB Simatupang (di bawah JORR)
Foto pembersihan pagar secara berkala untuk menghilangkan kotoran/coretan
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -12
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
6. Semua bahan sisa galian dan bahan lainnya yang tidak terpakai (buangan) dimasukkan dalam karung dan dibuang pada tempatnya (di luar lokasi proyek), untuk buangan puing-puing di lokasi Rawa Kucing (Tangerang), sedangkan untuk tanah hasil galian dibuang ke TPU Tegal Alur Islam Foto lokasi pembuangan di daerah Rawa Kucing dan TPU Tegal Alur
10
Terganggunya Kegiatan Ekonomi Masyarakat
- Pemberian informasi kepada warga unit usaha dagang tentang rencana pelaksanaan konstruksi proyek - Penyediaan lokasi penampungan sementara bagi unit usaha dagang di dalam Terminal Lebak Bulus, dan pemberian/pembuatan jalan akses bagi unit usaha dagang di Jalan Pasar Jumat.
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Depo Lebak Bulus
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
1. Informasi mengenai rencana kegiatan Foto kegiatan proyek, khususnya rencana pengadaan sosialisasi dan brosur tanah kepada masyarakat yang terkena proyek telah dilakukan melalui sosialisasi, Road show, pameran dan pemasangan spanduk, door to door. Sosialisasi di periode ini diantaranya: - Terkait mengenai lahan di depan Carefour, sosialisasi diadakan pada tanggal 22 Oktober 2015 di Metropolitan Kencana - Terkait pekerjaan konstruski di depan pintu masuk PT Tri Patra, diadakan sosialisasi tanggal 23 Oktober 2015 - Dengan managemen Carefour dilakukan kembali pada tanggal 15 Desember 2015 2. Telah dilakukan pembayaran ganti rugi bagi pemilik tanah dan tempat usaha yang bersertifikat (dilakukan sesuai peraturan yang berlaku, sesuai NJOP) 3. Kepada masyarakat yang lahan usahanya terkena pekerjaan konstruksi, dilakukan pemberitahuan/sosialisasi secara intensif sebelum dilakukan pembongkaran. 4. Sosialisasi kepada supir Terminal Lebak Bulus telah dilakukan oleh KepalaTerminal/Dishub Provinsi DKI Jakarta 5. Pekerjaan konstruksi dilaksanakan bertahap terutama di lokasi-lokasi yang tanahnya telah dibebaskan 6. Koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Perhubungan dan Satpol PP, P2T Jakarta Selatan serta Polres Jakarta Selatan
2 -13
Kepada masyarakat yang lahan usahanya terkena pembebasan lahan, penyediaan lokasi usaha pengganti tidak dilakukan, namun kompensasi diberikan kepada pemilik usaha yang menempati tanah bersertifikat.
- Koordinasi dengan pemerintah daerah terkait lebih ditingkatkan. - Sosialisasi perlu dilakukan secara berkala untuk menghindari ketidakjelasan (simpang siur) rencana proyek yang diterima masyarakat.
Sosialisasi pada tanggal 15 Desember 2015
Brosur yang dibagikan kepada warga
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
11
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
- Memberikan informasi yang jelas mengenai kebutuhan tenaga kerja (jumlah dan kualifikasinya) dan material (jumlah dan spesifikasi teknisnya) untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kepada masyarakat melalui Kantor Kelurahan/Kecamatan setempat - Pemberian prioritas kerja bagi penduduk terkena dampak, sesuai dengan bidang dan keahlian/keterampilannya yang dimiliki penduduk terkena dampak
12
Timbulnya Kecemburuan Sosial
- Memberikan
13
Perubahan Persepsi Masyarakat
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Pendataan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja lokal serta bidang usaha yang terserap dalam kegiatan proyek, serta wawancara dengan aparat
1. Sudah melibatkan tenaga kerja lokal sebagai tenaga keamanan dan buruh harian 2. Koordinasi dengan Kantor Walikota Jakarta Selatan terkait permintaan rekruitmen tenaga kerja yang disampaikan warga Kecamatan Cilandak (Lampiran 17) 3. Memberikan kesempatan pada penduduk sekitar untuk membuka usaha di sekitar tapak proyek (pemukiman) guna memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja dengan memperhatikan Lokasi ketertiban Pemantauan 4. Mengharuskan kontraktor pelaksana Lingkungan: untuk memberikan jaminan kecelakaan Di lokasi pada para pekerjanya Depo Lebak Bulus
Pendataan 1. Telah memperkerjakan beberapa tenaga jumlah dan kerja lokal sebagai petugas keamanan kualifikasi proyek tenaga kerja 2. Memberikan kesempatan pada penduduk lokal serta sekitar untuk membuka usaha di sekitar bidang usaha tapak proyek guna memenuhi kebutuhan yang terserap sehari-hari para pekerja dengan dalam kegiatan memperhatikan ketertiban proyek, serta wawancara dengan aparat. Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Depo Lebak Bulus - Memberikan informasi yang jelas Pendataan 1. Menanggulangi secara tepat dan cepat, mengenai rencana kegiatan proyek jumlah dan atas dampak-dampak negatif yang timbul melalui konsultasi publik kualifikasi akibat pelaksanaan kegiatan konstruksi, - Memberi konstribusi yang konstruktif tenaga kerja sebagai contoh pada kepada lingkungan sekitar lokal serta - Sosialisasi pada saat ada komplain - Menanggulangi secara tepat dan cepat, bidang usaha dari warga saat kegiatan pekerjaan atas dampak-dampak negatif yang yang terserap sheet pile (pada tanggal 21 Oktober timbul akibat pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan 2015) konstruksi. proyek, serta - Komplain terkait getaran saat wawancara pekerjaan bore pile oleh pihak dengan aparat. Hotel Asri, Lebak Bulus. Sosialisasi dan pemberitahuan informasi Lokasi diadakan tanggal 5 November 2105. Pemantauan - Sosialisasi di Depo Lebak Bulus informasi yang jelas mengenai kebutuhan tenaga kerja (jumlah dan kualifikasinya) dan material (jumlah dan spesifikasi teknisnya) untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kepada masyarakat melalui Kantor Kelurahan / Kecamatan setempat - Pemberian prioritas kerja bagi penduduk terkena dampak, sesuai dengan bidang keahlian/ keterampilannya
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -14
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Berupa korespondensi/ administrasi (Lampiran 17)
Evaluasi
Kesimpulan
Dari hasil pemantauan rekruitmen tenaga kerja lokal dilakukan secara terbatas. Jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut di sekitar lokasi kontrusksi sebagai tenaga keamanan adalah 29 orang dan 4 orang tenaga kerja lapangan.
Telah melibatkan masyarakat setempat untuk ikut bekerja dalam pembangunan MRT sebagai tenaga keamanan dan buruh harian (walaupun masih terbatas)
Tidak ada diterima Belum ada laporan laporan keluhan dari terkait masalah masyarakat. kecemburuan sosial.
Kontraktor telah melibatkan masyarakat sekitar dalam konstruksi pembangunan MRT sebagai tenaga keamanan dan buruh harian, tercatat jumlah tenaga kerja terserap 33 orang.
Berupa foto dan koordinasi dalam rangka sosialisasi
Dampak ini akan sangat tergantung pada cara penanganan dampak lingkungan yang ditimbulkan selama pelaksanaan kegiatan konstruksi. Jika penanganan dampak dilakukan secara tepat maka sikap dan persepsi masyarakat akan bersifat positif, yang ditandai
Masyarakat sebagian besar semula masih mempunyai persepsi bahwa proyek masih akan ditangguhkan dan ditunda, sehingga banyak yang bertahan di lokasi tempat mereka berada meskipun telah dibayarkan kompensasi sebelumnya.
Keterangan
Sosialisasi terkait komplain dari warga
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Depo Lebak Bulus
14
Sanitasi Lingkungan
- Menyediakan TPS B3 yang memiliki izin dari BPLHD Provinsi DKI Jakarta - Limbah B3 dikelola oleh pihak ketiga yag memiliki izin dari KLH - Melakukan pemilahan sampah domestik (organik dan organik) di TPS dan diangkut secara rutin oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta atau pihak ketiga yang memiliki izin dari Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta - Sisa bahan material yang bersifat ekonomis diserahkan kepada pihak ketiga - Menyediakan STP Portable untuk menampung limbah domestik pekerja dan akan dikelola oleh pihak ketiga
Pengamatan langsung secara visual di lapangan Lokasi Pemantauan Lingkungan: Di lokasi Depo Lebak Bulus
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Evaluasi
dengan dihadiri dari kelurahan Lebak Bulus, BPN, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Metropolitan Kencana dan PT MRTJ pada tanggal 5 November 2015 - Penyebaran brosur kepada pengguna jalan 2. Memberikan informasi yang jelas mengenai rencana kegiatan proyek melalui konsultasi publik, sebagai contoh telah dilakukan sosialisasi dan menampung keluhan warga akibat pekerjaan uji pile, PDA test dan trial embankment 3. Kegiatan sosialisasi dan penjangkauan dilakukan kepada sejumlah universitas, instansi dan juga melalui media. Sosialisasi lewat media diharapkan dapat menjangkau publik yang lebih luas lagi. 4. Terkait pembebasan tanah, diadakan pengukuran ulang oleh pihak BPN, P2T, DTR atas permintaan warga yang lahannya terkena proyek dan masih dalam proses pembayaran. 1. Limbah B3 dikelola oleh pihak yang8. - Pengelolaan memiliki izin dari KLH (terlampir..) dilakukan selama 2. Melakukan pemilahan sampah domestik pekerjaan fisik (organik dan non organik) di TPS dan konstruksi depo diangkut secara rutin oleh pekerja ke berlangsung tempat pengolahan sampah Sangga - Foto pengangkutan Buana. sampah material 3. Sosialisasi terkait pengetahuan tentang kebersihan (diantaranya dengan pemasangan spanduk peringatan menjaga kebersihan) serta pelatihan pengetahuan tentang limbah B3
4. Penempatan toilet non permanen di lokasi proyek (Poins Square, Pondok Pinang, Pasar Jumat/Lebak Bulus dan Bamboo area) dan melakukan inspeksi kebersihan secara berkala
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
2 -15
Kesimpulan dengan tidak adanya gangguan (khususnya masalah sosial/kamtibnas) terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek. Namun sebaliknya jika penanganan dampak dilakukan secara kurang tepat maka sikap dan persepsi masyarakat akan bersifat negatif yang ditandai dengan adanya gangguan terhadap kelancaran proses pelaksanaan pekerjaan/kegiatan konstruksi maupun protes secara terbuka dari masyarakat.
- Kegiatan ini belum seluruhnya dilakukan oleh kontraktor, belum ada kegiatan yang bersifat menghasilkan limbah B3 secara signifikan. - Total sampah pada bulan Desember 2015 untuk sampah organik = 257 kg, sampah annorganik = 172 kg, sampah logam = 712 kg serta limbah B3 = 9,5 liter.
Keterangan
Sosialisasi terkait complain dari pihak Hotel Asri
Sosialisasi terkait pengukuran lahan warga yang digunakan sebagai lokasi usaha di area Depo Lebak Bulus
Material sisa pembongkaran masih dalam proses pengangkutan (secara bertahap sesuai kegiatan)
Proses pengangkutan limbah domestik oleh Sangga Buana
Lokasi pembuangan sampah Organik dan Anorganik di tempat pengolahan sampah Sangga Buana.
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
5. Secara berkala membersihkan saluran air dan memberikan zat anti nyamuk (Abate) dan fogging untuk menghindari berkembang biaknya nyamuk
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
Foto penempatan limbah B3 Lebak Bulus area
Inspeksi kebersihan toilet secara berkala
Foto kegiatan housekeeping di Poins Square
6. Menyediakan tempat pencucian mata (Eye Wash) untuk menghindari iritasi mata
Foto kegiatan pelatihan identifikasi bahan B3 (hazardous material)
7. Perencanaan persiapan TPS B3 yang memenuhi syarat sesuai ketentuan.
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -16
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
B. SEGMEN LAYANG MRT JAKARTA RUAS LEBAK BULUS – SISINGAMANGARAJA 1
Peningkatan Pencemaran Udara dan Kebisingan
- Membatasi area kerja dengan pagar (2-2,5m) - Penyiraman area kerja secara berkala sesuai dengan kondisi - Perawatan mesin secara rutin dan (genset, compressor, compactor, dan mesin breaker) - Tidak menumpuk material dasar/material buangan di areal kerja secara terbuka - Tumpukan tanah galian harus selalu basah agar tidak terjadi polusi ke udara - Bak truk pengangkut material ditutup terpal
Inspeksi lapangan secara rutin dan berkala. Lokasi pemantauan : - Stasiun Cipete Raya (depan Honda Fatmawati) S06o16’ 41,82” ;E106o 47’51,00” - Stasiun Blok
M (Taman PKK) dengan ordinat = S 06o14’ 55,05” ; E 106o 47’49,93” - Stasiun Sisingamangaraja (Masjid AlAzhar) dengan ordinat: S 06o14’ 03,74” ; E 106o 47’54,43”
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
1. Tidak menumpuk material dasar/material buangan di areal kerja secara terbuka dan material tanah yang menggunung ditutup terpal
2. Menyediakan lokasi Steel Plate di area yang diperuntukkan bagi pencucian kendaraan pengangkut tanah sebelum keluar dari site (Blok M dan Al-Azhar). Steel Plate telah dilengkapi dengan slurry pit untuk menghindari meluapnya air ke luar site (jalan umum).
3. Di lokasi sprayer kendaraan 4. Bak truk terpal
Fatmawati disediakan water untuk membersihkan ban kotor sebelum keluar site. pengangkut material ditututp
Pengambilan sampel kualitas udara dan kebisingan di Taman Stasiun Cipete, PKK Panglima Polim dan Stasiun Sisingamagaraja (Al Azhar). - Stasiun Cipete Raya SO2 = 60 µg/m³ CO = 5.041 µg/m³ NO2 = 52 µg/m³ O3 = 69 µg/m³ HC = 123 µg/m³ Debu = 137 µg/m³ Pb = 0,5 µg/m³ Kebisingan =74 dBA
- Taman PKK Panglima Polim SO2 = 49.0 µg/m³ CO = 4.010 µg/m³ NO2 = 35 µg/m³ O3 = 56 µg/m³ HC = 109 µg/m³ Debu = 155 µg/m³ Pb = 0,3 µg/m³ 5. Tumpukan tanah galian harus selalu Kebisingan =64 dBA basah untuk menghindari terjadinya polusi udara 6. Pengaturan jadwal dan kecepatan kendaraan pengangkut material proyek 7. Sekeliling lokasi pekerjaan (area kerja) dipagari setinggi 2-2,5 m
2 -17
- Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara dan kebisingan diketahui bahwa semua parameter kualitas udara ambient yang diuji hasilnya masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) udara ambient sesuai KEP GUB DKI Jakarta No.551 Tahun 2001. Untuk pemantauan kebisingan hasilnya mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya, serta masih di bawah baku mutu, kecuali Stasiun Cipete (St. Cipete 74 dBA; Taman PKK 64 dBA, Stasiun Sisingamngaraja 66 dBA, periode sebelumnya Stasiun Cipete 73 dBA; Taman PKK 66 dBA, St. Sisingamangaraja 68 dBA)
- Hasil pemantauan kualitas udara ambient dari tahun 2014 sampai dengan bulan Desember 2015, menunjukan kecenderungan (trend) untuk parameter SO2, NO2 dan TSP (debu) cenderung mengalami
- Dari hasil pemantauan kualitas udara terlihat kondisi kualitas udara tidak memiliki dampak yang berarti untuk parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, Pb dan debu masih di bawah Foto pemasangan pagar seng 2-2,5 m di baku mutu. Sisingamangaraja - Peningkatan tingkat kebisingan dapat dikaitkan dengan aktivitas lalu lintas kendaraan yang dengan kondisi lalu lintas serta penyempitan badan jalan dengan bertambahnya aktivitas konstruksi Pembersihan jalan dari ceceran tanah dibandingkan periode sebelumnya.
Foto pengukuran kualitas udara kebisingan di lokasi Stasiun Sisingamangaraja
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
8. Pekerja wajib memakai Alat Pelindung Diri/APD (ear plug) saat bekerja di area mesin yang memiliki intensitas kebisingan) 9. Pekerja wajib memakai APD (masker) untuk menghindari terhirupnya polutan yang berasal dari kegiatan proyek
- Stasiun Sisingamangaraja (Al Azhar) SO2 = 62 µg/m³ CO = 4.582 µg/m³ NO2 = 57 µg/m³ O3 = 60 µg/m³ HC = 122 µg/m³ Debu = 169 µg/m³ Pb = 0,7 µg/m³ Kebisingan =66 dBA Hasil laboratorium selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18, 19 dan 20 (Kualitas Udara) dan 21, 22 (Kebisingan)
2
Gangguan Kemacetan Lalu lintas
- Pekerjaan konstruksi dilaksanakan secara bertahap - Pengalihan arus lalu lintas - Pemasangan rambu lalu lintas di
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung; Survey lalu lintas;
1. Pengukuran dan penghitungan kondisi lalu lintas dan perencanaan traffic management berkoordinasi dengan pihak Dishub Provinsi DKI Jakarta (Lampiran 2 -18
Foto-foto diantaranya rambu-rambu peringatan yang menandakan adanya
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
piningkatan di taman PKK tetapi nilainya masih di bawah baku mutu yang telah ditetapkan. Trend di lokasi Stasiun Sisingamangaraja ( Al Azhar) juga menunjukan parameter debu cenderung mengalami peningkatan tetapi nilainya masih di bawah baku mutu sedangkan di St. Cipete terlihat sedikit menurun (trend kecendrungan pada Lampiran 66). - Parameter kualitas udara semuanya masih di bawah baku mutu, dengan demikian tidak menunjukkan tingkat kritis. Demikian juga untuk nilai kebisingan belum menunjukkan tingkat kritis. - Hasil pelaksanaan RKL dan RPL yang sudah dilakukan terhadap komponen kualitas udara, menunjukan tingkat penaatan yang baik karena hasilnya masih di bawah baku mutu dan kegiatan pemantauan sudah dilakukan secara berkala, setiap bulan (termasuk triwulan). Survei dari kontraktor a. menunjukkan ada 31 lampu dengan 8 persimpangan,
Dari hasil pengamatan dan pemantauan aktivitas konstruksi
Setiap kegiatan dengan lokasi yang berbeda dan pekerjaan yang berbeda terlebih dahulu ditetapkan method statement atau prosedur kerja yang
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak sekitar lokasi proyek - Pengangkutan material pada malam hari - Koordinasi dengan instansi terkait seperti Polres Jakarta Selatan dan Dishub Provinsi DKI Jakarta - Dilakukan kajian manajemen lalu lintas yang lebih mendalam sebelum dilaksanakan kegiatan konstruksi.
Metode Pemantauan Wawancara secara tidak terstruktur kepada pengguna jalan; Inspeksi rutin dan berkala Lokasi pemantauan: Lebak Bulus s/d Sisinga mangaraja
Pengelolaan yang Telah Dilakukan 23)
2. Sosialisasi terkait rencana pengalihan lalu lintas Jalan Fatmawati (saat pengangkatan main truss)
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan lokasi proyek sudah dipasang untuk memperingatkan pengguna jalan untuk mengambil jalan alternatif dan lebih berhati-hati. Bukti berupa koordinasi manajemen dan rekayasa lalu lintas dan koordinasi dengan Dinas Bina Marga & proyek Busway koridor atas di simpang Trunojoyo (Lampiran 23 dan 24)
Evaluasi
Kesimpulan
dimana prioritas relokasi lampu lalu lintas adalah di Jalan Raden Patah, Sisingamangaraja dan Melawai. Posisi lampu akan dikembalikan seperti semula setelah tahap konstruksi selesai.
akan berdampak terhadap aktivitas lalu-lintas dan telah ada pengkajian traffic management
Keterangan dilengkapi management
dengan
traffic
Pelebaran jalan untuk alih lalu lintas telah selesai dan dapat dilalui pengguna jalan (seperti di Jalan Kartini, Fatmawati, Sisingamangaraja dan Stasiun Blok M)
Pemasangan rambu LL di lokasi Blok A dan Haji Nawi
3. Koordinasi terkait ketersediaan lahan bagi pelaksanaan aktivitas konstruksi untuk mengurangi kemacetan di jalan Fatmawati dan Panglima Polim 4. Koordinasi dengan Dishub terkait relokasi rambu-rambu lalu lintas serta lampu lalu lintas sepanjang Jalan Lebak Bulus - Sisingamangaraja – H. Nawi 5. Pembongkaran dan pelebaran jalan di area Blok A dan H. Nawi
6. Pagar area kegiatan dilengkapi dengan rotary lamp untuk menerangi jalan di sekitar lokasi di pada malam hari, contoh di pagar di sepanjang jalan Sisingamangaraja (depan Al-azhar)
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -19
Foto pemberian informasi untuk keselamatan bekerja pada ketinggian
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
7. Tersedia safety flagman pada siang hari dan stick lamp pada siang/malam hari
3
Timbulnya Gangguan Getaran Kerusakan Bangunan Sekitar
dan
- Perawatan rutin mesin dan peralatan yang dapat menyebabkan getaran - Dilakukan pengukuran getaran pada tahap sebelum dan pada tahap konstruksi berlangsung
Melakukan pengukuran getaran dengan frekuensi tiga bulan sekali. Lokasi Pemantauan: - Stasiun Cipete Raya (depan Honda Fatmawati) - Stasiun Blok M (Taman PKK) - Stasiun Sisingamangaraja (Masjid AlAzhar)
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
10.Dirancang method statement sesuai dengan jenis pekerjaan dan lokasi kerja yang di lengkapi dengan traffic management 1. Penggunaan metode bore pile dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan Konstruksi khususnya pembuatan pondasi (Fatmawati, Panglima Polim, Blok A, Blok M)
2. Saat pekerjaan sheet pile dilakukan penyiraman untuk mengurangi dampak getaran
2 -20
Bukti terkait inventarisasi kerusakan bangunan terlampir (Lampiran 25)
- Ada aktivitas - Hasil pengukuran konstruksi yang tingkat getaran di mempengaruhi Fatmawati, Taman timbulnya getaran PKK dan yang mengkibatkan Sisingamangaraja Pengambilan sampel kerusakan pada (Al Azhar) masih getaran di Stasiun bangunan dan dibawah baku mutu Cipete Raya, Taman kontraktor menerima yang telah PKK Panglima Polim komplain terkait di ditetapkan sesuai dan Stasiun atas, dan telah KEP MEMLH No. Sisingamagaraja (Al dilakukan perbaikan 49 Th 1996 Azhar). (Berita acara Lampiran IV. (hasil sebagaimana laboratorium pada - Stasiun Cipete Raya Lampiran 25) Lampiran 23 sd 25). Getaran = 0,3 mm/s - Inventarisasi dan - Hasil evaluasi - Taman PKK Panglima kajian terkait adanya kecenderungan Polim getaran telah getaran Getaran = 0,2 mm/s dilakukan dalam memperlihatkan memprediksi grafik penurunan aktivitas konstruksi dan tetap, kecuali di dan dampaknya Al-Azhar ada terhadap bangunan di kenaikan namun sekitar lokasi tidak signifikan kegiatan. - Hasil pelaksanaan - Stasiun RKL dan RPL yang Sisingamagaraja (Al sudah dilakukan Azhar) terhadap komponen Getaran = 0,3 mm/s getaran,
Foto kegiatan saat pengukuran getaran pada PDA Test pada tanggal 7 Desember 2015 di Stasiun Cipete.
Kegiatan pengukuran getaran di Stasiun Cipete Raya
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Hasil laboratorium selengkapnya pada Lampiran 26 dan 27
Sosialisasi sebelum kegiatan Sheet Pile di CP 11 Fatmawati
Terganggunya Kenyamanan dan Keselamatan Pengguna Jalan
- Pemberian informasi kepada warga unit usaha dagang tentang rencana pelaksanaan konstruksi proyek - Sebelum pekerjaan dilaksanaakan terlebih dahulu di lakukan identifikasi resiko yang akan timbul pada saat dilaksanakannya aktifitas proyek - Berkoordinasi dengan masyarakat sekitar apabila dianggap perlu
Inspeksi secara rutin dan berkala; Penerimaan laporan/ pengaduan dari para pengguna jalan Lokasi pemantauan: Lebak Bulus s/d Sisingamangaraja
1. Memberikan
informasi berupa papan Bukti berupa foto dan pengumuman tentang pelaksanaan back up koordinasi (Lampiran 28) pembangunan MRT 2. Memberikan rambu ‘pedestrian route’ arahan untuk pejalan kaki
3. Penyediaan akses jalan pedestrian di Taman Blok M dan Marthatiahahu
4. Lokasi pekerjaan diberi pagar pembatas kegiatan dilengkapi dengan rotary lamp sehingga malam hari lebih jelas. Bagi pekerja dilengkapi dengan APD, serta melengkapi lokasi dengan cermin Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -21
Keterangan
menunjukan tingkat penaatan yang baik karena hasilnya masih di bawah baku mutu dan kegiatan pemantauan sudah dilakukan secara berkala. - Kegiatan yang menimbulkan getaran sesaat di lokasi test pit adalah pada saat kegiatan penghancuran aspal dengan mesin breaker dan pemadatan tanah dengan mesin compactor, serta dari kegiatan sheet pile
3.Melakukan sosialisasi dan inventarisasi dan dokumentasi terhadap bangunanbangunan yang ada disekitar tapak kegiatan untuk mengantisipasi apabila nantinya ada complain dari masyarakat mengenai kerusakan bangunan yang dimiliki sebelum kegiatan konstruksi yang menimbulkan getaran, misalnya saat akan kegiatan sheet pile
4
Kesimpulan
- Pemberitahuan perubahan pintu masuk area Blok M Plaza - Pemindahan pemasangan banner di lokasi kegiatan sesuai dengan himbauan dari Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta sudah dilakukan. - Pemasangan lampu dan rambu-rambu di pagar pembatas sudah dilakukan untuk kemanan dan keselamatan pengguna jalan.
Dari hasil pengamatan dan pemantauan aktivitas konstruksi baik tahap persiapan maupun tahap konstruksi akan berdampak terhadap pengguna jalan, pihak proyek telah melakukan sosialisasi baik dalam bentuk banner maupun dalam suatu pertemuan di kantor kelurahan.
Selalu berkoordinasi dengan Dishub Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Kepolisian Jakarta Selatan.
Pemasangan cermin cembung untuk keselamatan, sekitar Al-Azhar
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
cembung untuk keselamatan lalu lalang
Penyediaan jalan pedestrian di Jalan Panglima Polim
Pemasangan cermin cembung untuk keselamatan dan kenyamanan pejalan sekitar Blok M
5. Pengaturan lalu lintas untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas, misalnya saat pemindahan utilitas, serta pemasangan rambu lalu lintas secara memadai (Lampiran 26) 6. Menyediakan halte Bus Transjakarta sementara yang terkena proyek (Jalan Sisingamangaraja) 7. Bagi pekerja dilengkapi dengan alat terkait dengan K3 dan area keselamatan bagi pejalan kaki dalam lokasi kerja 5
Terganggunya Fungsi Sarana dan Utilitas Umum
- Koordinasi dengan instansi terkait (PLN, Telkom, PDAM, PGN, Dinas PJU dan SJU) - Pemindahan sarana dan utilitas umum yang akan terkena kegiatan proyek sebelum pekerjaan konstruksi dimulai
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna sarana dan utilitas umum yang terdapat sepanjang Lebak Bulus s/d Sisingamangaraja
1. Sudah dilakukan rapat koordinasi dengan mengundang instansi terkait dan dilakukan secara intensif 2. Dalam pelaksanaan di lapangan sudah dilakukan pembongkaran dan pemindahan utilitas bersama dengan instansi terkait (PMRK Dinas TR, Dinas Perhubungan, PLN, Telkom, PAM, PGN, PJU dan SJU dan lain-lain) 3. Dilaksanakan joint survey dengan pihak terkait sebelum dilakukan test pit 4. Untuk koordinasi dan relokasi utilitas dilakukan sebelum penyiapan lahan dilakukan sedangkan untuk pemberitahuan kepada masyarakat pengguna utilitas dilakukan sebelum dilakukan pemindahan 5. Pemberitahuan kepada masyarakat pengguna utilitas umum yang akan dipindahkan melalui media cetak (selebaran pengumuman, banner) dan elektronik paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan sebagai sumber dampak berlangsung,
2 -22
Penyediaan zebra cross bagi pejalan kaki
Berupa foto dan back up koordinasi terkait utilitas (Lampiran 29)
Koordinasi dan relokasi utilitas sudah dilakukan dengan sangat intensif antara pihak MRT dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta pihak terkait pemilik utilitas, diantaranya : Relokasi jalur pipa air dengan PAM Jaya (Blok M = 15 Nov; Blok A = 28 Nov & H.Nawi = 28 Nov) Pembongkaran jalur pejalan kaki, papan reklame dan asset lainnya dengan PMRK Dinas Tata Ruang DKI Jakarta (Blok A= 30 Nov) Koordinasi tiang listrik dengan PT PLN (H. Nawi = 30 Nov)
Sudah dilakukan rapat koordinasi dengan mengundang instansi terkait yang dilakukan secara intensif.
Joint survey utilitas di St. H. Nawi (28 Oktober 2015)
Relokasi pipa air di depan Telkom
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
Koordinasi untuk tiang Telkom dengan PT Telkom (Blok A= 5 Nov & H. Nawi = 20 Nov) Koordinasi dengan Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Pemprov. DKI Jakarta mengenai lokasi dumping area tanah hasil galian proyek MRT; 6
Meningkatnya Air Larian dan Potensi Banjir
- Membersihkan lokasi kegiatan dari tumpukan tanah dan material bangunan - Melakukan kajian tentang sistem jaringan drainase mikro sekitar lokasi kegiatan - Pembuatan sumur resapan sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 68 Tahun 2005
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna jalan Lokasi pemantauan: Di tiap titik lokasi Test Pit yang sudah ditentukan sepanjang Lebak Bulus Fatmawati Jl.H.NawiJl.Sisingamangaraja. Titik ordinat di bawah: - Stasiun
Cipete Raya (depan Honda Fatmawati) S 06o16’ 43,1” ; E 106o 47’49,9” - Stasiun Blok M (Taman PKK) dengan Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
1. Membuat kolam penampung lumpur dari - Tidak ada keluhan hasil aktivitas selama pekerjaan piling dari masyarakat mengenai aktivitas konstruksi (relokasi utilitas, test pit, piling) yang berhubungan dengan terjadinya peningkatan air larian dan potensi banjir. 2. Pemeliharan titik pembuangan saluran - Pengambilan sampel (outlet) ke drainase umum air limbah domestik di Stasiun Cipete Raya, Taman PKK Panglima Polim dan Stasiun Sisingamagaraja (Al Azhar). - Stasiun Cipete Raya pH = 7,4 KMNO4 = 88 mg/l TSS = 48 mg/l 3. Menjaga agar air dan kotoran tidak ke NH -N = 25 mg/l 3 luar site (lokasi umum) dengan membuat M&L = 0,6 mg/l mortar sepanjang pagar (mengatasi MBAS = 0,18 mg/l genangan saat hari hujan, lokasi BOD = 44 mg/l Sisingamangaraja) COD = 120 mg/l - Taman PKK Panglima Polim pH = 6,92 KMNO4 = 24 mg/l TSS = 34 mg/l NH3-N = 1,1 mg/l M&L = 0,4 mg/l MBAS = 0,07 mg/l
2 -23
- Genangangenangan air di sekitar lokasi kegiatan sudah dapat ditangani karena diproteksi dengan mortar dan saluran drainase internal lokasi - Berdasarkan analisis kualitas air limbah domestik di semua lokasi (St. Cipete, Taman PKK dan St. Sisingangamanga -raja) menunjukan seluruh parameter masih di bawah baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali COD dan Amoniak di St. Cipete Raya - Hasil pemantauan kualitas air limbah pada bulan Desember kecenderungan (trend) di Taman
Pergeseran pagar di Taman PKK terkait perbaikan relokasi pasar (23 Oktober 2015)
Genangan air di lokasi test pit adalah akibat faktor eksternal yaitu rembesan air drainase dan genangan air hujan. Tingginya nilai parameter air (Amoniak) di lokasi Stasiun Cipete Raya bukan bersumber dari aktivitas proyek, sumber yang terbesar berasal dari kegiatan domestik (di lokasi banyak terdapat kegiatan warung/perdagangan) Upaya untuk menjaga beban pencemar tersebut ada sistem toilet (MCK) kegiatan di lapangan yang selalu dijaga/pelihara, pemeliharaan outlet limbah cair sebelum dibuang ke perairan umum (pit dan kolam endap)
Sampling air limbah di area Stasiun Cipete
Sampling air limbah di lokasi Taman PKK
Sampling air limbah di lokasi Stasiun. Sisingamagaraja (Al Azhar).
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan ordinat = S 06o14’ 55,4”; E 106o 47’50,1” - Stasiun Sisinga- mangaraja (Masjid AlAzhar) dengan ordinat: S 06o14’ 07,3” ; E 106o 47’59.4”
Pengelolaan yang Telah Dilakukan 4. Memperbaiki dan memperbaharui kondisi drainase eksisting
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan BOD = 12 mg/l COD = 31 mg/l
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
- Pada bulan pelaporan sudah tidak ada kegiatan ini - Penanaman pohon berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta. - Penanaman pohon di lokasi yang sudah ditentukan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakart telah mencapai jumlah
Replanting area di Kota Kasablanka
PKK hampir semua parameter mengalami penurunan, (dibandingkan periode sebelumnya), sedangkan di Stasiun Taman PKK dan Sisingamangaraja (Al-Azhar) untuk parameter TSS nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, namun nilainya masih di bawah baku mutu yang dipersyarakan.
Stasiun Sisingamagaraja (AlAzhar) pH = 7,15 KmnO4 = 10 mg/l TSS = 29 mg/l NH3-N = 10,5 mg/l M&L = 0,6 mg/l MBAS = 0,14 mg/l BOD = 21 mg/l COD = 57 mg/l
- Hasil laboratorium (Lampiran 30, 31 dan 32). 7
Berkurangnya Populasi Tanaman Pelindung Jalan
- Memindahkan tanaman pelindung yang terkena proyek ke lokasi ruang terbuka hijau - Menanam kembali tanaman pelindung jalan di areal terbuka di lokasi proyek
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Inspeksi 1. Sudah dilakukan rapat koordinasi dengan lapangan mengundang instansi terkait dan secara rutin dilakukan secara intensif dan berkala. 2. Sudah dilakukan kegiatan relokasi tanaman/pohon yang berkoordinasi Lokasi dengan Dinas Pertamanan dan pemantauan: Pemakaman Provinsi DKI Jakarta Lebak Bulus 3. Penebangan tanaman dari lokasi tanah s/d Sisinganon-pemerintah (swasta), diikuti dengan mangaraja penggantian tanaman sesuai permintaan pemilik tanaman (pengggantian di lokasi RTH Kota Casablanka dan Gandaria City) 4. Relokasi pohon yang bekerjasama dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta telah dilakukan pada periode sebelumnya pada daerah : - Cilandak (Jl. Adiyaksa, Jl. Wijaya Kusuma I, Jl. Wijaya Kusuma I dan Jl. Marga Satwa ) : Pule = 30 pohon ; 2 -24
Foto-foto penebangan pohon dan replanting dan evaluas pelaksanaan penebangan pohon (Lampiran 33)
Progres penanaman pohon perlu perawatan yang baik agar tumbuh dengan subur dan bermanfaat kembali untuk mengurangi CO2. - Tanaman pengganti ditanam didasarkan kegiatan penebangan yang sudah dilakukan di lapangan -
No
8
Komponen Lingkungan
Terganggunya Estetika Lingkungan dan Lansekap
Pengelolaan Dampak
- Pemagaran lokasi proyek - Tidak menumpuk material proyek di sekitar areal kerja/lokasi kegiatan - Penataan lansekap di sisi kanan dan kiri jalur hijau dan sekitar lokasi kegiatan pembangunan
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Trembesi = 186 pohon ; Mahoni = 35 pohon dan Palm = 10 pohon - Pesanggrahan = trembesi 253 pohon; - Taman Bendi (Kecamatan Kebayoran Lama) : Pule = 275 pohon ; Trembesi = 293 pohon ; Mahoni = 120 pohon - Jl. Gerbang Pemuda (TVRI) = Trembesi 24 pohon; - Kebun Bibit Barito dan Taman Pakubuwono (Kecamatan Kebayoran Baru) : Pule = 46 pohon ; Trembesi = 40 pohon ; Mahoni = 105 pohon dan sepatu = 34 pohon Taman Jagakarsa dan TB Simatupang Ranco : Trembesi 157 phn ; Mahoni 220 phn ; Pule 225 phn ; Kamboja 200 dan Sepatu 290 phn Sekitar Istiqal : Palm = 256 phn Pengamatan 1. Pemeliharaan kondisi pagar pembatas secara visual. lokasi kegiatan dan lingkungan sekitar 2. Semua bahan sisa galian dan bahan Lokasi lainnya yang tidak terpakai (buangan) pemantauan: dimasukkan dalam karung dan dibuang Sepanjang pada tempatnya (di luar lokasi proyek) jalan dari 3. Menyediakan tempat sampah untuk Lebak Bulus – pengumpulan sampah domestik pekerja Fatmawati untuk selanjutnya diangkut oleh Dinas H.Nawi – Kebersihan kota Taman PKK – 4. Melakukan pemilahan sampah dan 5. Menyediakan tempat pencucian sepatu Sisingamanga(untuk menghindari ceceran tanah dari raja. sepatu di setiap lokasi proyek/stasiun;
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan total 2799 pohon sudah terimplementasi (lengkap)
Bukti berupa foto-foto dan koordinasi perbaikan dan pembaharuan banner pagar lama (Lampiran 15 sebelumnya)
Progress pekerjaan yang berhubungan dengan terganggunya lansekap dan estetika segera dikoordinasikan dengan pihak terkait, seperti Dinas Kebersihan dan Distamkam.
Keterangan Replanting area di Gandaria City
Kondisi sekitar area di luar site proyek telah cukup baik, menghindari ceceran tanah dan genangan air serta tumpukan puing. Pemeliharaan dinding pagar pembatas
Penyediaan tempat sampah terpilah
6. Menyediakan area.
area
merokok/smoking
Segera memasukkan hasil galian ke dalam sand bag
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -25
No 9
Komponen Lingkungan Terganggunya Kegiatan Ekonomi Masyarakat
Pengelolaan Dampak - Pemberian informasi kepada masyarakat tentang rencana pelaksanaan konstruksi proyek, termasuk warga usaha dagang dan pemakai jalan - Pekerjaan konstruksi dilaksanakan secara bertahap - Pengalihan arus lalu lintas - Pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi proyek - Pengangkutan material pada malam hari
Metode Pemantauan Pengamatan langsung; Laporan Pengaduan/ keluhan dari masyarakat. Lokasi pemantauan: Sepanjang Lebak Bulus Fatmawati H.Nawi – Sisingamangaraja
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan 1. Koordinasi dengan instansi terkait seperti Koordinasi pelaksanaan Dinas Perhubungan, Pemkot Jakarta sosialisasi dengan Selatan, DTR, BPKD dan Polres Jakarta Kelurahan Melawai dan Selatan koordinasi dengan PD 2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi Pasar Jaya (lampiran 34 kepada UKM, ruko, hotel dan PKL di dan 35) sekitar lokasi proyek terkait dampak yang akan berpengaruh kepada kegiatan ekonomi dan penjualan, termasuk rencana kegiatan dan jadwal konstruksi (Lampiran 34) Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Evaluasi Perlu meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat akan dilaksanakannya proyek MRT sehingga masyarakat mengetahui akan keberadaan proyek dan mempersiapkan sedini mungkin mencari lokasi untuk aktivitas perekonomian yang terkena dampak proyek.
Kesimpulan
Keterangan
Koordinasi dengan pihak terkait dan sosialisai kepada masyarakat harus dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik pada saat konstruksi berlangsung. Sosialisasi dan diskusi mengenai rencana relokasi dan pemindhan pipa gas yang mengenai lokasi tempat usaha warga di Jalan Fatmawati (27 Oktober 2015)
Beberapa kemajuan telah tercapai diantaranya:
Sosialisasi persiapan relokasi utilitas dan pekerjaan konstruksi di Jalan Fatmawati (16 Oktober 2015) 3. Pemberian ganti rugi/kompensasi yang wajar (sesuai NJOP) sudah dilakukan 4. Menetapkan lokasi sementara pedagang pasar Blok A ke lokasi terdekat yaitu Taman PKK., dan melakukan pemindahan dan penempatan pada bulan November 2015
5. Membuat spanduk pengumuman terkait penetapan lokasi sementara pedagang pasar Blok A ke Taman PKK.
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -26
1. Proses pemindahan dan penempatan kios telah berlangsung dengan baik (di bulan November 2015) dan pada periode pelaporan ini telah beroperasi 2. Telah diupayakan penambahan kios sehingga jumlah pedagang/kios di lokasi lama (Pasar Blok A) sesuai dengan jumlah kios dan bisa tertampung di lokasi baru (Taman PKK)
Sosialisasi mengenai pekerjaan pekerjaan kontruksi MRTJ di jalan Fatmawati dan Panglima Polim (30 Oktober 2015)
Audiensi Walikota Jakarta Selatan dengan pemilik lahan di St. H. Nawi (3 Desember 2015)
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Pemenuhan tenaga kerja lokal yang telah terlibat dalam proyek sekitar 25 orang, sebagai tenaga keamanan maupun house keeping
Masih belum maksimal karena bidang pengalaman ataupun keahlian yang dibutuhkan kontraktor dengan melibatkan tenaga kerja belum terpenuhi, tenaga kerja lokal hanya dilibatkan terbatas pada bidang tertentu.
Keterangan
6. Melakukan pergeseran pagar di area Blok M atas permintaan pihak Blok M (di bulan Desember 2015). 7. Pengaturan lalu lintas sekitar lokasi proyek dengan rambu lalu lintas sesuai peraturan berlaku. 8. Sosialisasi dan wawancara langsung ke masyarakat mengenai pekerjaan kontruksi 10
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
11
Timbulnya Kecemburuan Sosial
- Memberikan informasi yang jelas mengenai kebutuhan tenaga kerja (jumlah dan kualifikasinya) - Memberikan informasi material yang dibutuhkan (jumlah dan spesifikasi teknisnya) untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada masyarakat melalui Kantor Kelurahan/Kecamatan setempat - Pemberian prioritas kesempatan bekerja bagi penduduk terkena dampak
Pendataan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja serta bidang usaha yang terserap dalam kegiatan proyek, dan berkoordinasi dengan pihak Kelurahan dan Kecamatan setempat (Kec. Cilandak dan Kebayoran Baru) - Pemberian prioritas bagi penduduk Pendataan terkena dampak sesuai dengan bidang jumlah dan dan keahlian/keterampilannya kualifikasi - Memberikan informasi yang jelas tenaga kerja mengenai kebutuhan tenaga kerja lokal serta (jumlah dan kualifikasinya) dan bidang usaha material (jumlah dan spesifikasi yang terserap teknisnya) untuk pelaksanaan dalam kegiatan pekerjaan konstruksi, kepada proyek, serta masyarakat melalui Kantor Kelurahan/ wawancara Kecamatan setempat dengan aparat (Kec. Cilandak dan Kebayoran Baru)
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Telah memberikan kesempatan kerja bagi Informasi pengadaan penduduk setempat proyek MRT sudah dilakukan berupa adanya papan pengumuman proyek di lokasi yang diprakarsai oleh PT MRT Jakarta dan kontraktor pelaksana.
1. Terkait pekerjaan pembuangan tanah, maka dilibatkan dan dipekerjakan masyarakat setempat sebagai penerima tanah
Koordinasi dengan pihak Lantamal TNI AL terkait permintaan tanah
2. Koordinasi dengan pihak Kecamatan dan Kelurahan setempat terkait pekerjaan pembuangan tanah sisa galian 3. Menginformasikan secara terus menerus terkait kebutuhan tanah/ pembebasan 2 -27
Tidak ada diterima Pemenuhan tenaga laporan keluhan dari kerja lokal telah masyarakat diupayakan sampai dengan periode pelaporan jumlah tenaga kerja lokal terlibat ± 25 orang
Masih ada beberapa kendala karena bidang pengalaman ataupun keahlian yang dibutuhkan kontraktor dengan melibatkan tenaga kerja belum maksimal terpenuhi, tenaga kerja lokal hanya dilibatkan terbatas pada bidang keamanan (security) dan house keeping
Sosialisasi dan diskusi mengenai harga pembebasan lahan dengan para stakeholder di Cipete Selatan, Cilandak Barat, Pdk Pinang, Pulo & Gunung
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
lahan baru, dan melakukan sosialisasi dan inventarisasi door to door
Koordinasi dan sosialisasi dengan Wali Kota Jakarta Selatan dengan pemilik tanah wilayah H. Nawi, Desember 2015
12
Sanitasi Lingkungan
- Menyediakan TPS B3 yang memiliki izin dari BPLHD Provinsi DKI Jakarta - Limbah B3 maupun non B3 dikelola oleh pihak ketiga yang memiliki izin dari KLH - Melakukan pemilahan sampah domestik dan kemudian untuk di angkut oleh transporter limbah untuk dikelola oleh Dinas Kebersihan Kota
Inspeksi lapangan secara rutin dan berkala; Mencatat volume limbah B3 dan volume sampah domestik seperti di lokasi Taman PKK
1. Limbah B3 yang dihasilkan dikelola oleh Berupa foto-foto pihak ke-3 yang telah mempunyai izin 2. Limbah B3 berupa limbah oli bekas yang berasal dari genset yang di pakai untuk operasi genset untuk penerangan di malam hari 3. Penyediaan dan pemeliharaan toilet di lokasi kerja Blok M dan AL-Azhar 4. Menyerahkan pengelolaan limbah B3 pada pihak ke-3 yang telah memiliki Izin 5. Limbah berupa hasil tanah galian dimasukkan dalam karung yang kondisinya baik, untuk kemudian sebagian dikembalikan (menutup bekas galian), serta penempatan limbah B3 dengan baik
Masalah limbah B3 ditangani (dikelola) oleh pihak lain (pihak ke-3) Limbah domestic dihasilkan per bulan pada Triwulan Iv rata-rata dengan volume = 46.9 m3
Progress kerja atau metode kerja dilapangan harus mempertimbangkan dampak lingkungan.
Pendistrubusian kotak sampah
Penempatan sampah sementara
Pendistribusian toilet ke lokasi site
Penempatan limbah bahan bakar serta upaya pencegahannya dengan secondary contaiment
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -28
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
C. SEGMEN BAWAH TANAH MRT JAKARTA RUAS SENAYAN – BUNDARAN HI (TERMASUK LOKASI TRANSISI JALAN SISINGAMANGARAJA) 1
Peningkatan Pencemaran Udara dan Kebisingan
- Perawatan alat-alat berat secara berkala dan melakukan pengujian emisi buangan kendaraan sehingga gas buang yang dikeluarkan memenuhi standar emisi gas buang - Bak truk pengangkut material ditutup terpal - Tidak menumpuk material dasar/material buangan di areal kerja secara terbuka dan/atau tumpukan tanah galian harus selalu basah agar tidak terjadi polusi ke udara - Pengaturan jadwal dan kecepatan kendaraan pengangkut material proyek - Sekeliling lokasi pekerjaan (area kerja) dipagari setinggi 2 – 2,5 m
Pengambilan 1. Penyiraman secara berkala di lokasi sampel udara yang menimbulkan debu, baik di lokasi untuk roof slab, concourse slab dan base slab dianalisis di laboratorium, pengukuran langsung tingkat kebisingan di lapangan, dan wawancara (metode tidak terstruktur) dengan warga Pengendalian debu di Stasiun Senayan setempat. baik roof slab ataupun base slab Lokasi pemantauan: - Stasiun Senayan 06o13’37,49” E 106o 48’07, 62” Stasiun Bendungan Hilir 06o12’52,79” E 106o49’ 05,52” - Stasiun Dukuh Atas 06o12’01,28”; E 106o49’ 21,21” Stasiun Bundaran HI. 06o11’39, 43” E 106o49’ 21,88”
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengendalian debu di Stasiun Bundaran HI 2. Inspeksi alat berat secara berkala 3. Truk pengangkut material ditutup terpal 4. Pemasangan blower yang berfungsi untuk pengatur masuknay udara segar
5. Sebelum meninggalkan lokasi site plant (Transisi area dan stasiun lainnya) dilakukan pencucian ban truk pengangkut material sehingga tidak mengotori jalanan saat mengangkut material
2 -29
Bukti berupa foto dan hasil laboratorium (Lampiran 36 s/d 41)
Hasil pemantauan - Hasil pemantauan terhadap kualitas kualitas udara udara: ambient dari tahun - Semua parameter 2014 sampai dengan masih di bawah bulan September baku mutu 2015, menunjukan (misalnya BM kecenderungan untuk TSP 230 (trend) untuk semua ug/Nm3), dimana di parameter di Stasiun St Senayan nilai Senayan, Dukuh TSP = 149 ug/Nm3, Atas dan Bundaran (periode HI mengalami Inspeksi alat berat dan peralatan sebelumnya 166 ug/ penurunan dan lainnya 3 Nm ); St Benhil : nilainya di bawah TSP = 171 ug/Nm3 baku mutu yang (sebelumnya 170 telah ditetapkan. ug/Nm3); St. Dukuh Trend di lokasi Atas TSP = 149 Stasiun Bendungan ug/Nm3 Hilir juga (sebelumnya 178 menunjukan ug/Nm3) dan St. kecenderungan Bundaran HI: 181 meningkat ug/Nm3 parameter SO2, NO2, Penutupan truk dengan terpal menuju (sebelumnya 146 O3 dan Debu lokasi pembuangan tanah ug/Nm3). mengalami kenaikan - Kecenderungan tetapi nilainya masih nilai TSP yang dibawah baku mutu. terpantau (trend kecendrungan mengalami pada Lampiran 56). kenaikan, kecuali di - Parameter kualitas stasiun Senayan udara semuanya dan Dukuh Atas masih di bawah (cenderung turun baku mutu, dengan Kegiatan pemagaran sekeliling lokasi dibandingkan demikian tidak kegiatan proyek periode menunjukkan sebelumnya), tingkat kritis. namun kenaikan - Hasil pelaksanaan nilai TSP masih di RKL dan RPL yang bawah baku mutu sudah dilakukan yang ditetapkan. terhadap komponen Kondisi ini kualitas udara, disebabkan menunjukan tingkat aktivitas konstruksi penaatan yang baik yang lebih tinggi karena hasilnya dibandingkan masih di bawah periode baku mutu dan Pengukuran kualitas udara di St. sebelumnya, seperti kegiatan penggalian pada pemantauan sudah Bundaran HI dan St. Senayan roof slab, dilakukan secara
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi concourse and base slab. - Sedangkan tingkat kebisingan di semua lokasi mengalami kenaikan, kecuali di stasiun Senayan dan Bendungan Hilir cenderung turun (Senayan = 68 dBA, periode sebelumnya 72 dBA; Bendungan Hilir = 74 dBA, sebelumnya 78 dBA; HI = 75 dBA, sebelumnya 73 dBA dan Dukuh Atas = 68 dBA, sebelumnya 67 dBA). Dan apabila dibandingkan dengan kondisi rona awalnya (sebelum ada proyek), maka nilai kebisingan telah berada di atas baku mutu 60 – 70 dBA (dikarenakan aktivitas kendaraan lalu lintas).
6. Di lokasi pekerjaan (Stasiun Senayan, Istora, Setiabudi, Dukuh Atas) telah dilengkapi dengan washing bay (tempat pencucian ban) dan dilakukan pemeliharaan secara berkala
Pemeliharaan washing bay di Stasiun Senayan
Proses pencucian ban truk di area washing bay
7. Menggunakan mesin generator yang tipe “silent” untuk mengurangi tingkat bising
Kesimpulan
Keterangan
berkala.
Pengukuran kualitas kebisingan saat di St. Bundaran HI
Pengukuran kualitas kebisingan saat mobilisasi material (tanah), St. Dukuh Atas
Pengukuran kualitas kebisingan dilakukan juga di lokasi base slab
-2
Gangguan dan Kemacetan Lalu Lintas
8. Di sekeliling lokasi pekerjaan (area kerja) sudah dipasang pagar pembatas dan sudah terdapat papan proyek. Pengamatan 1. Pekerjaan konstruksi dilakukan secara - Pekerjaan konstruksi dilaksanakan langsung secara bertahap secara bertahap di 2. Konstruksi jalan alih lalu lintas - Pengalihan arus lalu lintas merujuk ke visual lapangan dan sementara kajian lalu lintas Dishub tahun 2008 wawancara 3. Pengalihan arus lalu lintas dan rekayasa - Pemasangan rambu lalu lintas di secara tidak lalu lintas dan berkoordinasi dengan sekitar lokasi proyek terstruktur Dishub. atau Polda, diantaranya seperti - Pengangkutan material pada malam dengan para di bawah; hari pengguna jalan, - Koordinasi dengan Dishub dan - Koordinasi dengan Polres Jakarta
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -30
Penggunaan jalan alih Saat ini kondisi lalu lintas relatif sesuai rencana dapat ditangani dengan baik dan bekerjasama dengan Ataupun back up surat intansi terkait seperti koordinasi terkait Kepolisian dan Dinas sosialisasi pengaturan Perhubungan DKI lalu lintas dan Jakarta. koordinasi pengaturan Berupa foto-foto dan back up rekayasa lalu lintas
Pengalihan lalu lintas di Stasiun Bundaran HI
No
Komponen Lingkungan
Metode Pemantauan
Pengelolaan Dampak Selatan dan Jakarta Pusat kajian manajemen lintas yang lebih mendalam
- Dilakukan
lalu
serta survei lalu lintas. Lokasi pemantauan: Sudirman s/d MH Thamrin (pengukuran lapangan) serta ruas – ruas jalan lain yang menerima pengalihan lalu lintas dari lokasi proyek (pengamatan visual).
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Polda terkait manajemen LL saat lalu lintas saat TBM pekerjaan relokasi PGN di lokasi (Lampiran 42 dan 43) area sebelah timur stasiun Bendungan Hilir (5 November 2015) - Rapat denagn Dishub terkait pengalihan lalu lintas pembongkaran ramp, jembatan sebelah barat hotel Sultan (19 November 2015) - Rapat dengan Dinas Bina Marga terkait masalah jalan layang non tol di area Karet (depan hotel LeMeredien) pada tanggal 26 Oktober 2015 4. Pengalihan jalur lalu lintas di Jalan MH Thamrin, depan Wisma Nusantara sampai Gedung Sinarmas, pada saat pembuatan dinding stasiun pada sisi Timur. 5. Pemasangan rambu lalu lintas sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian PU (selama kegiatan konstruksi) 6. Koordinasi untuk pengangkutan material dan tanah buangan pada malam hari, atau dilaksanakan selama 24 jam Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
Rambu LL untuk menghindari ruas jalan Sudirman
Pemelihraan rotary lamp
Contoh perambuan lalu lintas pada malam hari
Koordinasi dengan Dinas Perhubungan & Transportasi, 8 Oktober 2015
7. Rekayasa alih lalu lintas dikoordinasikan dan dipersiapkan bersama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, TMDC, Departemen Kepolisian -3
Gangguan Getaran Kerusakan Bangunan Sekitar
dan
Pelaksanaan pemancangan tiang pancang pada lokasi yang dekat dengan perkantoran atau pemukiman penduduk dan lokasi sensitif lainnya (seperti rumah sakit, kantor pemerintahan) pada jarak + 25 m
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak
Pemancangan dilakukan dengan metode bore pile, persiapan untuk pengeboran sudah disiapkan dengan terlebih dahulu memasang diaphragm wall untuk mengantisipasi adanya dampak getaran bangunan sekitar 2 -31
Contoh pengaturan lalu lintas pada saat TBM assembling
Bukti berupa foto dan hasil laboratorium pengukuran getaran (Lampiran 44 dan 45 )
Hasil pengukuran getaran (baku mutu: 10-40 mm/detik): - Stasiun Senayan: 0,3 mm/detik - Stasiun Bendungan
Tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dipersyaratkan (KepMNLH No.49 Tahun 1996) sebab belum ada kegiatan
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak menggunakan metode bore pile
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
terstruktur dengan warga masyarakat sekitar lokasi proyek, dan pemasangan alat monitoring seperti Inclinometer, Settlement Plate, dan Piezometer.
Evaluasi
Kesimpulan
Hilir: 0,3 mm/detik - Stasiun Dukuh Atas: 0,2 mm/detik - Stasiun Bundaran HI: 0,5 mm/detik
yang menimbulkan getaran tinggi, demikian juga saat kegiatan TBM tidak berpengaruh secara significant terhadap tingkat getaran. Tingkat getaran di Bundaran HI menurun dibandingkan sebelumnya.
Lokasi pemantauan: - Stasiun Senayan dan Istora - Stasiun Bendungan Hilir - Stasiun Dukuh Atas - Stasiun Bundaran HI.
Keterangan
Pengukuran getaran depan Stasiun Senayan dan Benhil
Pengukuran getaran depan Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Bundaran HI
-4
Terganggunya Mobilitas dan Kegiatan Sosial Ekonomi
- Pemberian informasi kepada para pengguna jalan - Pekerjaan konstruksi dilaksanakan secara bertahap - Pengalihan arus lalu lintas - Pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi proyek - Pengangkutan material pada malam hari - Dilakukan kajian manajemen lalu lintas lebih lanjut secara mendalam
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan 1. Dipasang papan pemberitahuan langsung secara pekerjaan konstruksi di area pekerjaan visual di 2. Pekerjaan pelebaran jalan di lokasi lapangan, pedestrian dilakukan secara bertahap pembagian (per segmen) sehinggga tidak kuesioner dan mengganggu kegiatan sosial dan penerimaan mobilitas/ aksesbilitas masyarakat laporan/ pengguna jalan pengaduan dari 3. Koordinasi dalam kaitan pengangkutan para pengguna material terutama tanah dilaksanakan jalan selama 24 jam dengan tujuan (Sudirman – menghindari tumpukan tanah di lokasi MH Thamrin) site (Lampiran 46) 4. Koordinasi dengan pengelola gedung terkait penetapan pintu keluar masuk gedung selama pengalihan jalan/trotoar 2 -32
Berupa foto-foto dokumentasi dan surat koordinasi (Lampiran 46)
Pengelolaan sudah dilakukan dengan mengakomodir seperti yang tertuang dalam dokumen RKL dan sudah dilakukan pemantauan diantaranya memantau terhadap gangguan aksesbilitas bagi pejalan kaki, serta terkait dengan pemasangan rambu.
Gangguan mobilitas dan kegiatan ekonomi telah dikelola dengan baik.
Pengaturan lalu lintas sekitar jalan Sudirman (Patung Pemuda) saat pek.TBM
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
5. Dibuat dan dipasangnya tanda-tanda atau rambu petunjuk infromasi untuk menghindari lokasi kegiatan proyek MRT
Penyediaan tempat pejalan kaki
6. Koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Perhubungan dan Polres Jakarta Pusat. Koordinasi dengan dishu dan Poda terkait pengalihan LL akibat pembongkaran JPO depan Hotel Sultan (19 Nov 2015)
-5
Terganggunya Fungsi Sarana dan Utilitas Umum
- Koordinasi dengan instansi terkait (PLN, Telkom, PDAM, PGN, DPJU & SJU) - Pemindahan sarana dan utilitas umum yang akan terkena kegiatan proyek, sebelum pekerjaan konstruksi dimulai
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan para pengguna sarana dan utilitas umum (Sudirman – MH Thamrin)
1. Telah dilakukan secara intensif koordinasi dalam rangka pemindahan utilitas kepada instansi terkait 2. Koordinasi dan relokasi utilitas sudah dilakukan dengan sangat intensif antara pihak MRT dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta pihak terkait pemilik utilitas, diantaranya : - Koordinasi dengan Dinas Bina Marga dan pemilik utilitas terkait persinggungan dengan lokasi entrance/exit dan CT/VT (6 Oktober 2015) - Koordinasi dengan PAM/Palyja terkait relokasi pipa air di lokasi entrance/ exit CT/VT (22 Oktober 2015) - Koordinasi dan rapat dengan hotel Sultan dan pemilik utilitas terkait pembongkaran infrastruktur (19 November 2015) - Inspeksi bersama masalah pipa gas PGN di stasiun Bendungan Hilir (1 Desember 2015) dan rapat dengan PT CSM (fiber optic) tanggal 22 Desember 2015 - Koordinasi dengan Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta sebagai koordinator penetapan lokasi penempatan tanah hasil galian 2 -33
Berupa foto-foto dan administrasi koordinasi (Lampiran 47 sd Lampiran 50)
Koordinasi dengan Diperlukan evaluasi di instansi terkait terus lapangan secara ditingkatkan dan perlu menerus. adanya evaluasi terkait pekerjaan lapangan yang dilakukan instansi terkait (PDAM, PGN, PLN dst) yang sering kurang sesuai dengan standar dimana pekerjaan dilakukan tanpa penutup pagar Koordinasi dengan Dishub dan dan hasil galian Polda terkait relokasi PGN, sisi dibiarkan terbuka. timur Stasiun Benhil (Jalur TransJ), 5 November 2015
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
proyek MRT. Koordinasi dengan Sudin Pemakaman Jakarta Barat dan pihak TPU Semper, Rorotan serta stakeholder terkait (kelurahan, kecamatan), tokoh masyarakat, LSM serta masyarakat setempat terkait pembuangan tanah di TPU, serta lokasi lain diantaranya Kali Karang, Apuran (Lampiran 45), serta tanah milik Lantamal III di Marunda - Selama pengeboran dilakukan Pengamatan 1. Menyediakan Waste Water Treatment Berupa hasil monitoring aliran (rembesan) air tanah langsung dan Plant di lokasi terkait penanganan air pengukuran ketinggian dan dilakukan grotting pengambilan limbah dari proses tunnel permukaan air tanah - Konstruksi shield tunnel envelope sampling setiap dalam (sumur) dipasang secara cepat 3 bulan sekali (Lampiran 51 dan 52) - Dilakukan studi yang lebih mendalam (Stasiun dan hasil pemantauan tentang kondisi hidrogeologi di Senayan dan terhadap air limbah (53 sepanjang koridor segmen bawah Istora, Stasiun sd 56) tanah. Bendungan Hilir, Stasiun Dukuh Atas dan Stasiun Bundaran HI)
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
-
-6
Terganggunya Aliran Air Tanah dan Menurunnya Kualitas Air
2. Dilakukan pemantauan dengan pengukuran kualitas air setiap hari, terutama untuk nilai pH dan TSS
3. Dilakukan pemantauan secara berkala terhadap ketinggian permukaan air tanah (sumur) 4. Pemberian Al2SO4 pada limbah cair yang akan dibuang dengan tujuan menurunkan tingkat TSS dan pH 5. Membuat dinding penahan di area penyimpanan B3 ataupun melengkapi lokasi tangki dengan secondary contaiment untuk memproteksi ceceran/rembasan limbah oli dan minyak ke tanah/air permukaan Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -34
- Hasil pemantauan terhadap nilai pH dan TSS di semua stasiun berada pada kisaran di bawah baku mutu yang diizinkan, pada saat kisaran pH mengalami kenaikan (pada saat pekerjaan pouring) maka penambahan tawas dilakukan dalam bak kontrol sebelum air dibuang ke perairan umum. - Hasil pemantauan terhadap ketinggian muka air tanah (Bundaran HI & Dukuh Atas) menunjukkan antara – 1.2 ~ - 4.9 m (stabil, cenderung turun) dikarenakan kemarau panjang, kemudian di Senayan ~ Setiabudi antara – 5 ~ -8 m
Penaburan Al2SO4 untuk menurunkan pH dan TSS pada bak sedimentasi (Stasiun Bundaran HI)
Melengkapi area penyimpanan solar dengan secondary contaiment atau dilapisi pasir pada bagian permukaan sekitar tangki bahan bakar/solar
Sampling air limbah pada outlet stasiun Bendungan Hilir (sisi outlet dari washing bay)
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
6. Membersihkan ceceran oli pada saluran drainase dan melengkapi dengan oil trap (sand bag)
Pemeliharaan washing bay, pengerukan lumpur (Stasiun Dukuh Atas)
-7
Meningkatnya Air Larian dan Potensi Banjir
- Menjaga dan memelihara sumur resapan, kolam resapan dan saluran drainase yang ada disekitar lokasi kegiatan - Membersihkan lokasi kegiatan dari tumpukan tanah dan material bangunan - Melakukan kajian tentang sistem jaringan drainase mikro sekitar lokasi kegiatan - Membuat sumur resapan sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.68 Tahun 2005
Pengamatan langsung secara visual di lapangan (Sudirman s/d MH Thamrin) Lokasi pemantauan dengan ordinat di bawah: - Stasiun Senayan 06o13’33,6”; E 106o 48’12, 2” Stasiun Bendungan Hilir 06o12’54,86” E 106o49’ 03,33”
1. Perencanaan saluran sementara untuk Berupa foto dan hasil Sistem drainase di pengalihan air dari saluran yang ada di laboratorium (Lampiran lapangan dibuat lokasi Dukuh Atas dan Bundaran HI 57 & 58) menerus dan tersambung dengan drainase eksisting di luar site, setelah dikoordinasikan dengan DPU (Dinas Tata Air) telah ditindak lanjuti dengan upaya dari Pemda pengerukan lumpur pada drainase yang 2. Pengerukan lumpur pada saluran ada (di luar site). eksisting (Stasiun Dukuh Atas) secara berkala, serta pemompaan air 3. Koordinasi dengan DPU terkait drainase yang terdapat di area Senayan dan drainase sekitar 4. Melakukan pengukuran dan pemantauan (daily) terhadap nilai pH dan TSS sebelum dilakukan pembuangan air ke drainase umum (Lampiran 57 & 58)
Pembangunan sumur resapan belum dilakukan, namun demikian pengelolaan lingkungan terus diupayakan untuk menghindari luapan air saat musim hujan (genangan/banjir), diantaranya Proteksi untuk mengatasi banjir / pengerukan lumpur luapan air masuk ke area bawah tanah
Penyiapan pemompaan
- Stasiun Dukuh Atas S 06o12’03,46” E 106o49’ 21,50” Stasiun Bundaran HI. 06o11’18,59”; E 106o49’ 21,74”
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengerukan dan premompaan saluran eksisting Stasiun Dukuh Atas untuk mencegah banjir
2 -35
No -8
Komponen Lingkungan Terganggunya Estetika Lingkungan dan Lansekap
Pengelolaan Dampak - Tidak menumpuk material proyek di sekitar areal kerja/lokasi kegiatan - Penataan (kembali) lansekap pada sisi kiri - kanan jalur transisi dan di sekitar lokasi kegiatan pembangunan stasiun bawah tanah
Metode Pemantauan Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan wawancara secara tidak terstruktur dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan 1. Pemasanagan pagar pembatas pekerjaan Berupa foto-foto dengan concrete barrier dan pagar seng kegiatan dan yang dilapisi banner dengan ketinggian 2 administrasi (Lampiran m (1+1 m, atau pembatas 59) seng/aluminium tinggi 2m) untuk membentuk pandangan yang lebih lebih baik sehingga kegiatan pekerjaan tidak tampak dari luar 2. Pemeliharaan pagar pembatas dan JPO Bundaran HI secara berkala, dan penggantian banner untuk memperbaharui pagar (Lampiran 59) Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Evaluasi
Kesimpulan
Telah dilakukan sesuai Perlu pembersihan dokumen RKL yang pagar secara rutin telah disetujui, dari aksi vandalisme. diantaranya segera membuang tumpukan material ke lokasi yang telah ditentukan.
Lokasi pemantauan: Sudirman s/d MH Thamrin
Pemeliharaan JPO Bundaran HI
3. Segera memasukkan puing dan bahan buangan ke dalam kantong yang layak dan tidak menumpuk material proyek di sekitar areal kerja 4. Tumpukan tanah hasil galian yang berlebihan segera dibuang ke lokasi yang telah ditetapkan oleh Setda Provinsi DKI Jakarta yaitu di lokasi TPU Tegal Alur Islam, TPU Semper dan lokasi lain yang membutuhkan tanah seperti bantaran Kali Karang, Dam Pluit, Kali Apuran dan Marunda.
Pemeliharaan rutin untuk kebersihan dinding pagar
Kegiatan housekeeping secara berkala, termasuk dilaksanakan malam hari
Pembuangan tanah di Semper
-9
Berkurangnya Populasi Tanaman Pelindung Jalan
- Memindahkan tanaman pelindung yang terkena proyek ke lokasi ruang terbuka hijau atau taman di tempat lain yang terdekat ke lokasi proyek, sesuai dengan petunjuk dari Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Keterangan
Pengamatan 1. Memindahkan tanaman pelindung yang Berupa foto-foto langsung di terkena proyek ke lokasi ruang terbuka lapangan secara hijau atau tanaman di tempat lain yang visual terdekat ke lokasi proyek sesuai dengan petunjuk dari Dinas Pertamanan dan Lokasi Pemakaman Provinsi DKI Jakarta pemantauan: 2. Menanam kembali tanaman pelindung 2 -36
- Jumlah tanaman dari Sisingamangarja (Transisi) sampai Setiabudi total tanaman telah ditebang adalah 973
Pada periode pelaporan ini tidak ada lagi kegiatan pemotongan dan penanaman pohon. Implementasi penanaman kembali
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
- Menanam kembali tanaman pelindung Sudirman s/d jalan di areal terbuka dilokasi proyek MH Thamrin
-10
Terganggunya Kenyamanan dan Keselamatan Pengguna Jalan
- Pemberian informasi kepada para pemakai jalan di sekitar lokasi proyek - Pengaturan lalu lintas untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas, termasuk pemasangan rambu lalu lintas; - Lokasi pekerjaan diberi pagar pengaman - Pengalihan arus lalu lintas ke ruas jalan lain - Koordinasi dengan Polres Jakarta selatan dan Jakarta Pusat
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pengamatan langsung secara visual di lapangan dan penerimaan laporan/ pengaduan dari para pengguna jalan. Lokasi pemantauan: Di lokasi pembangunan stasiun bawah tanah serta ruas – ruas jalan yang dilalui angkutan bahan bangunan dan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
jalan di areal terbuka di lokasi proyek atau lokasi yang telah ditentukan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.
1. Lokasi pekerjaan diberi pagar pembatas Berupa foto-foto kegiatan 2. Pagar pembatas dilengkapi dengan rotary lamp sehingga pada malam hari lebih jelas dapat dilihat oleh pengguna jalan 3. Koordinasi dengan Polda Metro Jaya DKI Jakarta dan unit-unit terkaitnya (seperti pemilik gedung), dengan hasil koordinasi di bawah: - Rapat koordinasi dengan manajemen gedung SCBD tentang lokasi pintu keluar masuk (entrance). - Rapat mengenai pengalihan jalur busway TransJ saat pengerjaan perluasan roof slab di St. Setiabudi - Untuk penutupan jalur TransJ (sisi Timur dan Barat) saat perluasan roof slab di malam hari di St. 2 -37
Evaluasi
Kesimpulan
pohon, yang ditanam kembali sebanyak 1938 pohon, dengan lokasi penanaman RTH Taman Swadarma, Taman Bambu, Taman Margasatwa, Taman Aselih, Kebagusan, TPU Pondok rangon, Karet Bivak - Sedangkan dari lokasi Dukuh Atas dan Bundaran HI, total penggantian tanaman sebanyak 3808 pohon sudah selesai. - Lokasi penanaman Antara lain RTH Manunggal II, Jakarta Timur; RTH As Syafiah (Taman Melati); RTH Kumis Kucing; RTH Jalan Aselih; RTH Mawar Indah; RTH Lebak Bulus, Rawajaya; Jalur hijau Kebon Sirih; Purworejo dan Gatot Subroto.
telah dilaksanakan sesuai arahan dari Distamkam. Survei bersama Distamkam terkait evaluasi terhadap hasil penanaman dan pemeliharaan pohon juga telah dilaksanakan
- Pengalihan lalu lintas, koordinasi dengan Polres dan Polda Metro Jaya telah dilakukan. - Relokasi halte Tranjakarta telah dilakukan dan saat ini telah dimanfaatkan oleh pengguna jalan.
Semua pekerjaan terkait dengan gangguan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan telah dilaksanakan sesuai perencanaan dimana untuk pengaturan lalu lintas mengacu peraturan dari Dinas Bina Marga.
Keterangan
Replanting di jalur hijau Jalan Tol Gatot Subroto
Replanting di RTH Pondok Ranggon
Dipasang rotary lamp
Pemasangan rambu selama pekerjaan konstruksi
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan tanah hasil galian terowongan.
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
Senayan 4. Ditempatkan flagman yang berfungsi sebagai petujuk jalan. 5. Pengukuran kondisi temperature dalam ruang bawah tanah secara berkala
Papan pengumunan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri di area proyek
6. Menjaga keselamatan dari para pekerja sebagai contoh semua aturan tentang scaffolding dan penyediaan tangga yang mengikuti kaidah dari OHSAS Pergeseran pagar di lokasi Bundaran HI dan aktivitas pembersihan area
7. Koordinasi dengan Distamkam dan unit terkait dalam rangka pemindahan dan pembongkaran fasilitas yang ada di lokasi pedestrian 8. Perbaikan jalan pedestrian sementara bagi para pejalan kaki, depan kantor sepanjang jalan Sudirman dan Thamrin (sesuai kebutuhan) -11
Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Berusaha
- Memberikan informasi yang jelas mengenai kebutuhan tenaga kerja (jumlah dan kualifikasinya) dan material (jumlah dan spesifikasi teknisnya) untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kepada masyarakat melalui Kantor Kelurahan/Kecamatan setempat. - Pemberian prioritas kerja bagi penduduk terkena dampak, sesuai dengan bidang keahlian/keterampilannya
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
Pendataan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja serta bidang usaha yang terserap dalam kegiatan proyek, dan berkoordinasi dengan pihak Kelurahan dan Kecamatan setempat.
1. Tenaga kerja setempat yang dilibatkan masih terbatas dalam posisi tenaga bidang keselamatan, administrasi dan keamanan (security) 2. Mengharuskan kontraktor pelaksana untuk memberikan jaminan kecelakaan pada para pekerjanya
2 -38
-
Penggunaan tenaga kerja lokal terbatas tenaga kerja keamanan dengan jumlah terbatas ± 10 – 15 orang.
Karena lokasi kegiatan berada di wilayah perkotaan, sehingga pemenuhan kebutuhan tenaga kerja proyek dari tenaga setempat belum dapat diakomodasi.
No
-12
Komponen Lingkungan
Sanitasi Lingkungan
Pengelolaan Dampak
-
-
-
Metode Pemantauan
Lokasi pemantauan: Di lokasi rencana pembangunan segmen bawah tanah. Menyediakan TPS B3 yang memiiliki Pengamatan izin dari BPLHD DKI Jakarta langsung secara Limbah B3 dikelola oleh pihak ketiga, visual dan yang memiliki izin dari KLH menghitung Melakukan pemilahan sampah volume limbah domestik (organik dan anorganik) di B3 dan TPS dan diangkut secara rutin oleh domestik Dinas Kebersihan Prov DKI Jakarta pekerja. atau pihak ketiga yang memiliki izin dari Dinas Kebersihan Prov DKI Lokasi Jakarta pemantauan: Sisa bahan material yang bersifat Di lokasi ekonomis diserahkan kepada pihak rencana ketiga pembangunan Menyediakan STP Portable untuk segmen bawah menampung limbah domestik pekerja tanah Stasiun dan akan dikelola oleh pihak ketiga Senayan; Stasiun Istora; Stasiun Bendungan Hilir; Stasiun Setiabudi; Stasiun Dukuh Atas; Stasiun Bundaran HI.
Pengelolaan yang Telah Dilakukan
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
1. Limbah B3 ditempatkan pada lokasi Bukti berupa foto-foto terpisah di lokasi yang memadai dan izin pengelolaan B3 serta koordinasi pembuangan tanah dan (Lampiran 60 dan 61) -
2. Limbah B3 dikelola oleh pihak ketiga yang memilki izin dari KLH (Lampiran 60)
Transportasi oli bekas oleh pihak ke-3 CV Sun Nur Logam Jaya
3. Melakukan pemilahan sampah domestik (organik dan anorganik) di TPS dan lokasi barak kerja dan akan diangkut secara rutin oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta atau pihak ketiga yang memiliki izin dari Dinas Kebersihan
-
Mempersiapkan TPS LB3 untuk mendapatkan izin dari BPLHD Provinsi DKI Jakarta Untuk lokasi pembuangan tanah tidak dibuang sebagaimana rekomendasi dalam RKL dan RPL (Pantai Indah Kapuk, Halim dan Western RR), namun di lokasi alternative lain sebagaimana ditetapkan oleh Setda Provinsi DKI Jakarta dan dikoordinasikan dengan Dinas terkait (yang membutuhkan tanah urug) Volume limbah domestik tercatat pada Triwulan IV per bulan dengan rata-rata volume = 846,3 m3
Kesimpulan
Keterangan
Lokasi TPS LB3 akan mengikuti progress pekerjaan (berpindah tempat, namun masih dalam area yang sama). Kondisi sudah cukup baik seperti : - Kotak P3K - Label dan Simbol Limbah B3 - Alat pemadam api Tempat pencucian mata untuk ringan (APAR) melindungi iritasi mata (di stasiun - Kotak pencuci Senayan, concourse slab) mata (eye wash) - Penanganan ceceran - Penempatan bahan bakar di lokasi permukaan kering
Penempatan bak sampah di beberapa tempat di setiap stasiun
Pemasangan spanduk untuk menjaga kebersihan
Pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta
4. Menyediakan STP Portable untuk menampung limbah domestik pekerja Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -39
No
Komponen Lingkungan
Pengelolaan Dampak
Metode Pemantauan
Pengelolaan yang Telah Dilakukan dan akan dikelola oleh pihak ketiga
Penyediaan portable urine di concorse
5. Secara berkala melakukan penaburan cairan yang berfungsi membunuh jentik nyamuk (Abate) atpun melakukan penyemprotan (fogging) 6. Terkait limbah berupa tanah hasil galian dibuang di lokasi yang telah ditetapkan oleh Pemda DKI Jakarta yaitu di lokasi TPU Tegal Alur, Semper, Kali Apuran serta tanah milik Lantamal III di Marunda.
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -40
Bukti Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Evaluasi
Kesimpulan
Keterangan
Laporan Implementasi RKL & RPL Pembangunan MRT Jakarta, Lebak Bulus – Bundaran HI
2 -41