BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Hal tersebut dikarenakan dari hasil penyaluran pembiayaan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar usahanya tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dilayaninnya. 31 Fungsi utama bank adalah untuk penyaluran dana dengan cara memberikan pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan modal baik untuk usaha ataupun untuk konsumsi. 32 Menurut Muhammad, Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. 33 Dengan kata lain pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Menurut PP No 9 tahun 1995 tentang pelaksanakan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu denagn
31 32
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 184. Muhammad, Managemen Bank Syari’ah,(Yogyakarta: UPP AMP YKN, 2002),
hlm.259. 33
Ibid, hlm. 260.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
21
disertai pembayaran sejumlah imbalan”. ( UU No 9 Tahun 1995 Tentang Perkoperasian). Istilah pembiayaan menurut bank konvensional disebut dengan kredit. Dalam sehari-hari kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar angsuran atau cicilan sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang atau berbentuk uang dalam pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu.34
B. Jenis-jenis Pembiayaan Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu 35: 1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli yang ditujukan untuk memiliki barang 2) Pembiayaan dengan prinsip sewa, yaitu pembiayaan dengan prinsip sewa yang ditujukan untuk mendapatkan jasa 3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, yaitu pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapat barang dan jasa sekaligus 4) Pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap
34
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT Grafindo Persada, 2001),
35
A Karim Adiwarman, Bank Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.97.
hlm. 72.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
22
Sedangkan menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi36: 1) Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. 2) Pembiayaan konsumtif
yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya adalah37: 1) Pembiayaan menurut tujuan Pembiayaan menurut tujuan dibedakan menjadi: a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal untuk pengembangan usaha. b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. 2) Pembiayaan menurut jangka waktu Pembiayaan menurut jangka waktu dapat dibedakan menjadi: a. Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.
36
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, ( Jakarta: Gema Insani, 2000), hlm 160. 37 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, ( Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005), hlm.22.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
23
b. Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun. c. Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu lebih dari 5 tahun Terdapat beberapa pendapat dalam pengelompokan jenis pembiayaan, namun pada umumnya dikelompokkan berdasarkan38: 1) Penggunaannya Menurut penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua, yaitu a. Pembiayaan konsumtif b. Pembiayaan produktif 2) Keperluan produksinya Menurut keperluan produksinya, pembiayaan dibagi menjadi dua, yaitu a. Pembiayaan modal kerja b. Pembiayaan investasi 3) Jangka waktunya Menurut jangka waktunya, pembiayaan dibagi menjadi tiga, yaitu a. Pembiayaan jangka waktu pendek b. Pembiayaan jangka waktu menengah c. Pembiayaan jangka waktu panjang 4) Cara penggunaanya Menurut cara penggunaanya pembiayaan dapat dibagi menjadi empat, yaitu
38
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm.23.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
24
a. Pembiayaan rekening koran bebas b. Pembiayaan rekening koran terbatas c. Pembiayaan rekening koran aflopend d. Pembiayaan rekening koran reloving
Secara umum pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut 39: Gambar Jenis-jenis pembiayaan Pembiayaan
Konsumtif
Al Bai’ Bithaman Ajil Al Ijarah Munthahia Bit Tamlik Al Musyarakah Mutanaqisha Ar Rahn
Produktif
Modal Kerja
39
Investasi
Bai’ Al Murabahah Bai’ Al Istishna Bai’ As Salam
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, hlm.161.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
25
C. Pengertian Bai’u Bithaman Ajil Menurut Muhammad berpendapat bahwa ba’i bithaman ajil (BBA) pembiayaan berakad jual beli adalah suatu perjanjian yang disepakati antara pihak bank Islam dengan nasabah, dimana bank Islam menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dahn usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang dibayarkan oleh peminjaman adalah jumlah atas harga barang modal dan mark-up yang disepakati. 40 Menurut Hertanto Widodo, dkk bahwa ba’i bithaman ajil adalah akad jual beli barang dengan pembayaran angsuran, sedangkan harga jual adalah harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati.41 Menurut Antonio bahwa ba’i bithaman ajil adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keunntungan yang disepakati. Dalam bai bithaman ajil, petugas harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan suatu imbalan. Al-bai’ bitsaman ajil dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan dan biasa disebut sebagai al-ba’i bitsaman ajil kepada pemesan pembelian (KPP).42 Pendapat lain Trindaru, dkk bai’ bithaman ajil adalah akad jual beli dengan harga pokok ditambah keuntungan tertentu dan pembayarannya dilakukan atas dasar angsuran. Besarnya tingkat keuntungan, jangka waktu pembayaran, dan jumlah angsuran tersebut didasarkan pada kesepakatan 40
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, ( Yogyakarta: UII Press, 2000).hlm.119. 41 Hertanto Widodo, dkk, PAS (Pedoman Akuntansi Syariah): Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), ( Bandung: Mizan, 1999),hlm.49. 42 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek , hlm.101.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
26
antara penjual dan pembeli. Pembayaran ini ditunjukan bagi nasabah yang akan membeli barang modal atau barang untuk tujuan investasi lainnya. Pembiayaan ini ada kemiripan dengan kredit investasi yang diberikan oleh bank konvensional. 43 Jadi dapat disimpulkan bahwa bai’ bithaman ajil adalah pembiayaan yang berakad jual beli dimana suatu perjanjian yang disepakati antara pihak BMT dengan anggotanya, BMT menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian diproses pembayarannya dilakukan secara mengangsur. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjaman adalah jumlah atas dasar harga barang modal dan mar-up yang telah disepakati.
D. Landasan Syariah Bai’u Bithaman Ajil Alquran mengizinkan transaksi dalam bisnis selagi transaksi tersebut tidak keluar dari konteks syariah (agama). Menurut Muhammad adapun ayatayat yang dapat dijadikan rujukan dasar akad ba’i bitsaman ajil adalah sebagai berikut44:
43
Tiandaru, Sigit, dkk, Bank Lembaga Keuangan Lain, ( Jakarta: Salemba Empat, 2006),
hlm. 124. 44
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, ( Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 23.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
27
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan hak sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. ” (An-Nisa’: 29) Penjelasan: Jual beli dimana murabahah dan al-ba’i bitsaman ajil merupakan bagian terpenting dari padanya, merupakan bagian terbesar dari rangkaian perniagaan dan bisnis. Pada surat Al-Baqarah ayat 275 juga telah dijelaskan yang berbunyi45:
...... Artinya: “ Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Kalimat diatas menjelaskan bahwa Allah tidak melarang adanya praktek jual beli, tetapi Allah melarang atau mengharamkan adanya riba.
E. Manfaat Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil Menurut Antonio46 sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi bai’ bitsaman ajil memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi.
45
Syeikh Saleh bin Abdul Aziz bin Muhammad Al Syeikh, Alqur’an dan Terjemahannya, ( Saudi Arabia: Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’ At Al Mush-Haf Asy Syarif, 1420 H), hlm. 69. 46 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,hlm. 106.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
28
Al-bai’ bitsaman ajil banyak memberikan manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisihnya harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem ba’i bitsaman ajil juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Diantaranya kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut: a. Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran. b. Fluktuasi harga kompartif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut. c. Penolakan nasabah; barang yang sudah dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa terjadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah menandatangani kontrak pembelian denagn penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain. d. Dijual; karena al-bai’ bitsaman ajil bersifat jual beli dengan utang maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, resiko untuk default akan besar.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
29
F. Tahap Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil Ada beberapa tahap pembiayaan bai’ bithamanan ajil yaitu antara lain, sebagai berikut47: a) Bank mengangkat nasabah sebagi agen bank b) Nasabah dalam kapasitas sebagai agen bank, melakukan pembelian barang modal atas nama bank c) Bank menjual barang modal tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bank (mark up) d) Nasabah membeli barang modal terssebut dan pembayarannya dilakukan secara mengangsur untuk jangka masa yang telah disepakati
G. Tujuan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil Pembiayaan bai’u bithaman ajil bertujuan untuk membantu nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi) yang tidak mampu membeli secara kontan. Maksudnya bahwa dengan pembiayaan bai’u bithaman ajil ini berguna untuk membantu para nasabah agar dapat memenuhi barang-barang kebutuhannya dengan cara dibelikan oleh pihak BMT.
H. Kelemahan dan Keunggulan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil
47
Tiandaru, Sigit, dkk, Bank Lembaga Keuangan Lain,hlm. 124.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
30
Kelemahan dari pembiayaan bai’u bithaman ajil adalah karena tidak adanya jaminan yang diberikan nasabah kepada pihak BMT, maka dapat dikhawatirkan barang yang dijualbelikan dijual lagi oleh peminjam dan pihak BMT akan kesulitan mencari barang tersebut. Dan juga selain kelemahan ada juga keunggulan dari pembiayaan bai’u bithaman ajil yaitu nasabah dipermudah mendapatkan pembiayaan bai’u bithaman ajil tanpa memberikan jaminan tambahan kecuali barang yang diperjualbelikan yang menjadi jaminan.
I. Skema Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil Gambar Skema Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil 1.Negoisasi & Persyaratan
2. akad jual beli
BANK
5.terima barang & dokumen
NASABAH
6. bayar 3.beli barang
4. kirim
SUPPLIER PENJUAL Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,hlm. 107
J. Model Penghitungan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
31
Model perhitungan pembiayaan bai’u bithaman ajil menggunakan sistem jual beli. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli merupakan penyediaan barang modal maupun investasi untuk pemenuhan kebutuhan modal maupun investasi. Atas transaksi ini, BMT akan memperoleh sejumlah margin (keuntungan). Setelah memperoleh margin keuntungan, BMT melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga beli/harga pokok/harga perolehan BMT dan margin keuntungan.48 REFERENSI MARGIN KEUNTUNGAN
+
HARGA BELI (HARGA POKOK) BMT
=
HARGA JUAL
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli/harga pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan menggunakan empat metode49, yaitu: 1. Metode Margin Keuntungan Menurun Metode margin keuntungan menurun adalah margin keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok, jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun. HARGA BELI
MARGIN *
HARGA JUAL
*margin menurun karena adanya angsuran harga beli
2. Margin Keuntungan Rata-Rata
48
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perdasa, 2006), hlm. 256. 49 Ibid, hlm. 256.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
32
Margin keuntungan rata-rata adalah margin keuntungan menurun yang perhitungannya secara tetap dari jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan) dibayar nasabah tetap setiap bulan. HARGA BELI
HARGA JUAL
MARGIN*
*margin menurun telah diperhitungkan secara tetap
3. Margin Keuntungan Flat Margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok HARGA BELI
HARGA JUAL
MARGIN
4. Margin Keuntungan Annuitas Margin keuntungan annuitas adalah margin keuntungan yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang semakin menurun
HARGA BELI
Dalam
HARGA JUAL
MARGIN
Buku
Apa
dan
Bagaimana
Bank
Islam,
Karnaen
Perwataatmadja dan M. Syafi’i Antonio (1992) menjelaskan bahwa
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
33
pembiayaan bai bithaman ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi). Pembiayaan bai bithaman ajil mirip dengan kredit investasi yang diberikan oleh bank bank konvensional dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu diatas satu tahun (long run financing). Pembiayaan bai bithaman ajil merupakan second derivation atau pengembangan dari murabahah, hal ini tampak jelas dari unsur waktu pembayarannya. 50
50
Karnaen Perwataatmadja, Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, hlm.27.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
34