BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Otak 2.1.1. Pengertian otak “Otak manusia adalah struktur yang sangat menakjubkan, jagat dari kemungkinan dan struktur yang tak terbatas” (David, 2012). Struktur otak manusia memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak merupakan pusat pengaturan fungsi tubuh manusia meliputi perilaku, gerakan maupun mengatur tekanan darah, detak jantung dan suhu tubuh. Tidak hanya itu, pusat pemikiran manusia juga dari otak. Segala aktivitas manusia diatur oleh otak. Emosi, ingatan, kemampuan motorik dan fungsi lainnya melibatkan kerja otak.
2.1.2. Perkembangan otak anak usia 5 – 6 tahun Perkembangan otak anak ini diambil dari artikel Pondok Ibu (2011) a. Usia 5 tahun Perkembangan otak anak usia 5 tahun terjadi di limbik kanan bagian dalam. Dimana perkembangannya sangat melibatkan perasaan anak usia ini. Mereka belajar merangkai kata-kata yang ia gunakan untuk berkomunikasi dan lebih peka. Mereka ingin mendapatkan perhatian, pujian dan penghargaan.
6
Keinginan untuk memimpin terlihat ketika mereka bergaul dengan teman sebayanya. Mereka tahu arti ditinggalkan, tidak disukai temannya dan kehilangan. b. Usia 6 tahun Ketika memasuki usia enam tahun, kemampuannya berkembang dengan kreativitas yang mereka miliki, termasuk daya imajinasi di dalam otak mereka. Berkhayal dan mempunyai impian-impian ke masa depan. Mereka juga mampu mencari dalang ketika temannya berbuat salah maupun mengganggunya. Perkembangan otak kanan pada usia ini tergolong cepat. Mereka mampu menunjukkan rasa percaya diri mereka. Kreativitasnya bisa terlihat ketika ia mampu mencipta bentuk dan tidak hanya sekedar mewarnai dengan satu warna saja tetapi dengan bermacam-macam warna. Terlihat juga mereka sudah berani mengeluarkan pendapat.
2.2. Brain Gym 2.2.1. Pengertian brain gym Menurut Dennison (2002) Brain gym adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Sedangkan Lucas, Bill (2001) berpendapat bahwa senam otak adalah melatih
7
dengan cara tertentu agar dapat menciptakan pola aktivitas di otak secara sadar sehingga bermanfaat. Brain Gym menurut Tom Manguire (2000) dalam Shufia (2010) adalah serangkaian latihan yang dirancang untuk membantu pelajar mengkoordinasikan otak dan tubuh mereka lebih baik. Pendapat lain dari Yanuarita, Andri (2012) mengatakan bahwa senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Dalam Jurnal Teologi Kontesktual juga dikatakan bahwa Brain Gym atau dalam bahasa Indonesia senam otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari, dan merupakan inti dari Edu-K (Demuth, 2005) Peneliti dapat menyimpulkan dari beberapa teori di atas bahwa Brain Gym adalah serangkaian gerakan sederhana dan menyenangkan untuk mengkoordinasikan seluruh otak sehingga kemampuan belajar meningkat.
2.2.2. Dasar gerakan brain gym Dennison (2002), pencipta dan pendiri Brain Gym International mengembangkan program berdasarkan tiga teori dasar:
8
a. Orton’s Theory of Cerebral Dominance: Penelitian yang dilakukan Samuel Orton
pada tahun 1930-an
tentang kesulitan membaca yang terhubung ke belahan otak kanan dan otak kiri. b. Doman Delacato Theory of Development Teori perkembangan Doman Delacato tentang otak individu yang kehilangan tahap perkembangan dasar dan bagaimana cara untuk menghubungkan kembali otak tersebut. c. Perceptual Motor Training Latihan persepsi motorik yang menunjukkan masalah belajar karena ketidakmampuan
menggabungkan
koordinasi
keterampilan
sensorik.
2.2.3. Manfaat brain gym Menurut Dennison (2002), kegiatan brain gym dibuat guna : a. Menstimulasi dimensi lateralitas ( untuk belahan otak kiri dan otak kanan) Lateralitas (sisi) tubuh manusia dibagi dalam sisi kiri dan sisi kanan. Sifat ini memungkinkan dominansi salah satu sisi misalnya menulis dengan tangan kanan atau kiri, dan juga untuk integrasi kedua sisi tubuh (bilateral integration), yaitu untuk menyeberangi garis tengah tubuh untuk bekerja di “bidang tengah”. Bila keterampilan ini sudah dikuasai, orang akan mampu memproses
9
kode linear, simbol tertulis (misal tulisan) dengan dua belahan otak dari kedua jurusan: kiri ke kanan atau kanan ke kiri, yang merupakan dasar kesuksesan akademik. b. Meringankan dimensi pemfokusan (untuk bagian belakang otak, brainstem atau batang otak dan bagian depan otak atau frontal lobes Fokus adalah kemampuan menyeberangi “garis tengah partisipasi” yang memisahkan bagian belakang dan depan tubuh, dan juga bagian belakang (occipital) dan depan otak (frontal lobe). Garis tengah partisipasi adalah garis bayangan vertikal di tengah tubuh (dilihat dari samping); tergantung partisipasi batis pada suatu kegiatan apakah seorang berada di depan atau belakang garis tersebut. c. Merelaksasi dimensi pemusatan (untuk sistem limbis atau midbrain dan otak besar atau cerebral cortex) Pemusatan adalah kemampuan untuk menyeberangi garis pisah antara bagian atas dan bawah tubuh dan mengaitkan fungsi dari bagian atas dan bawah otak: bagian tengah sistem limbis yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak besar untuk berpikir yang abstrak. Brain gym didasarkan pada tiga pokok yang sederhana (Dennison, 2002):
10
a. Belajar adalah kegiatan yang alami dan menyenangkan yang terus terjadi sepanjang hidup b. Kesulitan belajar adala ketidakmampuan mengatasi stress dan keraguan dalam menghadapi suatu tugas yang baru c. Kita semua mengalami “kesulitan belajar” selama kita telah belajar untuk tidak bergerak.
2.2.4. Gerakan brain gym untuk keterampilan motorik kasar Dennison (2002) mengungkapkan gerakan brain gym menjadikan anak lebih leluasa ketika mengkoordinasikan otak dan badannya melalui gerakan yang terfokus. Gerakan ini terkait dengan koordinasi tangan-mata dan kemudahan menyusuri suatu garis, lintasan. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Catron, Carol E. & Allen, Jan. (1999) dalam Artikel Media Pendidikan (2014) bahwa domain perkembangan motorik meliputi koordinasi mata tangan, kemampuan lokomotor, kemampuan non lokomotor, kemampuan pengendalian dan pengaturan tubuh. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut : a. Gerakan silang (cross crawl) Gerakan silang mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan penyeberangan garis tengah bagian lateral tubuh. Gerakan ini dilakukan dengan cara menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan melalui belakang tubuh. Jadi hubungan gerakan
11
ini dengan motorik kasar adalah gerakan ini akan menstimulasi gerakan berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara berlawanan sambil geleng-geleng.
b. Olengan pinggul (the rocker) Olengan pinggul mengendorkan punggung bawah dan tulang kelangkang (sacrum) dengan memijat kelompok otot gluteus (otototot di paha dan sekitar pantat); juga menstimulasi syaraf di pinggul yang melemah karena terlalu lama duduk. Gerakan ini dilakukan dengan cara menyangga badan dengan tangan sewaktu mengangkat kaki dan bergoyang. Hubungan gerakan ini dengan kegiatan motorik kasar pada saat anak menirukan gerakan orang mengayuh sepeda.
12
c. Pengisi energi (energizer) Pada gerakan ini, tujuannya mengaktifkan otak untuk mampu menyeberangi garis tengah dan sistem syaraf pusat yang relaks. Hubungan gerakan ini dengan kegiatan anak pada saat menirukan gerakan ikan berenang karena gerakan ini dilakukan dengan cara mengangkat kepala maupun menundukkan kepala menghadap lantai dengan posisi tengkurap sementara pinggang dan tubuh bagian bawah menempel di lantai.
d. Tombol imbang (balance buttons) Tombol imbang dengan segera menyeimbangkan ketiga dimensi kiri-kanan, atas-bawah, dan belakang-depan. Mengembalikan
13
keseimbangan ke bagian belakang otak (occiput) dan daerah telinga bagian dalam membantu memulihkan keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Hubungan gerakan ini dengan motorik kasar adalah pada saat anak berjaan ke depan dengan tumit karena gerakan ini dilakukan dengan cara Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan ke belakang telinga dan letakkan tangan satunya di pusar yang divariasikan dengan gerakan berjalan maju dengan tumit.
e. Tombol angkasa (space buttons) Tombol imbang mengaktifkan otak untuk relaksasi sistem syaraf pusat dan mengaktifkan garis-garis tengah dari ketiga dimensi tubuh. Hubungan gerakan ini sama dengan tombol imbang. Pada gerakannya diberi tambahan gerakan maju ke depan dengan tumit pada saat menyentuhkan 2 jari tangan di atas bibir dan tangan yang lain pada tulang ekor sambil digosok-gosok.
14
2.2.5. Langkah dasar kesiapan untuk brain gym Demuth (2005) berpendapat bahwa ada 4 langkah dasar kesiapan untuk belajar yang disebut PACE (Positif-Aktif-Clear-Energetik). PACE sebaiknya dibuat tiap pagi sebelum pelajaran dimulai dan setiap saat bila diperlukan perhatian dan konsentrasi. Langkah-langkah tersebut yaitu : a. Minum air putih secukupnya b. Pijat saklar otak c. Gerakan silang d. Kait relaks Pada gambar di bawah menunjukkan gerakan PACE yang dilakukan anak di pagi hari :
15
2.3. Keterampilan Motorik 2.3.1. Pengertian keterampilan motorik kasar Zulkifli (1986) yang dimaksud dengan motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Hurlock (1980) mengatakan
bahwa
perkembangan
motorik
berarti
perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Menurut
Kirkendall
(1980)
kemampuan
motorik
merupakan
kemampuan yang dikembangkan melalui belajar gerak dan merupakan faktor fisik. Secara umum, Olvista (2012) mengemukakan kemampuan motorik dibedakan menjadi dua yaitu:
16
a. Keterampilan motorik kasar Adalah kemampuan mengkoordinasi gerakan otot-otot besar yaitu tangan, kaki dan keseluruhan anggota tubuh. Santrock dalam bukunya Perkembangan anak menegaskan bahwa keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan motorik yang melibatkan aktivitas otot yang besar, seperti berjalan. Keterampilan motorik kasar dapat terlihat pada aktivitas normal seperti berjalan, berlari, melompat, berguling, memukul, bergantungan dan berayun, mendorong dan menarik, naik tangga dan turun tangga, melempar dan menangkap, menendang, mengubah posisi seperti: berbaring, duduk, jongkok, membungkuk, merentangkan tangan). b. Keterampilan motorik halus Adalah kemampuan mengkoordinasi gerakan otot kecil dari anggota tubuh. Keterampilan motorik halus terutama melibatkan jari tangan, dan biasanya
dengan koordinasi mata. Dan Santrock (2002)
mengatakan bahwa keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Keterampilan motorik halus terlihat pada saat anak memegang, menulis, menggunting, dan lain sebagainya.
2.3.2. Gerakan motorik kasar Ada 3 macam gerakan motorik kasar (Setiowargo, 2010), diantaranya yaitu :
17
a. Gerakan Lokomotor Gerakan ini menggunakan otot-otot besar untuk berpindah atau menggunakan seluruh anggota tubuh, seperti kegiatan melompat, meloncat, berlari cepat, berjingkrak, dan meluncur. b. Gerakan Non-lokomotor Pada gerakan ini, yang digunakan hanya bagian anggota tubuh tertentu (kepala, kaki, tangan dll) tanpa melakukan perpindahan. Kegiatan mengayun,
ini
dapat meliuk,
berupa
gerakan
memutar,
mendorong,
peregangan,
menarik,
mengangkat,
membungkuk, angkat satu kaki, dst. c. Gerakan Manipulatif Gerakan ini memerlukan benda sebagai medianya.. Alat atau media ini dapat diperlakukan dengan cara dilempar, diayun, diangkat, ditarik, digulirkan, dihentakkan, atau dengan cara lainnya.
2.3.3. Cara pengukuran keterampilan motorik kasar Berdasarkan gerakan brain gym menurut Dennison (2002), instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan motorik kasar adalah sebagai berikut : CHECKLIST KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5 – 6 TAHUN Nama : Kelas :
18
Beri tanda check (√) yang sesuai dengan kemampuan anak. Jika Ya, nilai : 1 Jika Tidak, nilai : 0 Ket. : KMK (Keterampilan Motorik Kasar) No
Indikator
Ya
1
Anak mampu menyentuh kaki dan tangan yang berlawanan melalui belakang tubuh KMK: Berdiri dengan dua kaki dan menyentuh tangan secara berlawanan sambil geleng-geleng
2
Anak mampu menyangga badan dengan tangan sewaktu mengangkat kaki dan bergoyang KMK: Menirukan gerakan orang mengayuh sepeda
3
Anak
mampu
mengangkat
kepala
maupun
menundukkan kepala menghadap lantai dengan posisi tengkurap sementara pinggang dan tubuh bagian bawah menempel di lantai KMK: Menirukan gerakan ikan berenang 4
Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan ke belakang telinga dan letakkan tangan satunya di pusar KMK: Berjalan ke depan dengan tumit
5
Anak mampu menyentuhkan 2 jari tangan di atas bibir dan tangan yang lain pada tulang ekor sambil digosok-gosok KMK : Berjalan ke depan dengan tumit
19
Tidak
2.3.4. Fungsi keterampilan motorik kasar Menurut Cahaya Abadi (2011), fungsi keterampilan motorik kasar adalah sebagai berikut : a.
Keterampilan bantu diri (self help) Keterampilan ini bertujuan agar anak mampu segala sesuatu untuk dirinya sendiri, misalnya makan, berpakaian dan mandi.
b. Keterampilan bantu sosial (social help) Dalam keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar anak harus mampu menjadi anggota kooperatif yaitu membantu pekerjaan rumah atau sekolah. c.
Keterampilan bermain Jika anak mempunyai keterampilan bermain dengan teman sebayanya maka anak akan dapat diterima oleh teman-temannya.
d. Keterampilan sekolah Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang dimiliki seorang anak di sekolah, semakin baik pula prestasi yang dimiliki khususnya di bidang non akademik.
2.4. Tingkat Perkembangan Anak Usia 5 – 6 Tahun Menurut Permendiknas No.58 Tahun 2009 bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar Kelompok Usia 5 - ≤ 6 tahun adalah :
20
a. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. b. Melakukan koordinasi gerakan kaki tangan- kepala dalam menirukan tarian atau senam. c. Melakukan permainan fisik dengan aturan. d. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. e. Melakukan kegiatan kebersihan sendiri. f. Melompat dengan kaki yang saling bergantian. g. Mengendarai sepeda roda dua. h. Melakukan lemparan dengan wajar dan teliti. i. Menangkap bola dengan menggunakan tangan.
2.5. Kajian Penelitian yang relevan Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan judul “Peningkatan keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6 tahun di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung” : a.
Sudiarto, Rinik Eko Kapti, Puguh Sigit P (2013) pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4 -5 tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-Malang” mengatakan bahwa desain penelitian ini adalah quasy experimental dan hasilnya adalah ada pengaruh senam otak terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4 -5 tahun di Raudotul Athfal Baitul Mu’minin (Muslimat 17) Gunungrejo-Malang.
21
b.
Santika Ratna Wulan (2013) pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Brain Gym terhadap Motorik Kasar Anak Taman Kanak-kanak” mengatakan bahwa penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan hasilnya pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan sedangkan pada kelompok eksperimen
yang
menggunakan
metode
brain
gym
mengalami
peningkatan.
2.6. Kerangka Berpikir Brain Gym merupakan latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan sangat bermanfaat bagi manusia, termasuk juga anakanak. Salah satu manfaat brain gym adalah untuk koordinasi seluruh tubuh yang merupakan bagian dari motorik kasar. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berfikir dari penelitian ini adalah seperti pada bagan di bawah ini : Brain Gym Keterampilan Motorik Kasar Koordinasi Seluruh Tubuh Gerakan Brain Gym Cross Crawl, The Rocker, Energizer, Balance Buttons, Space Buttons
22
2.7. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan yang signifikan keterampilan motorik kasar pada anak usia 5 – 6 tahun melalui Brain Gym di TK Negeri Pembina Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung.
23