BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Kepemimpinan 1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Menurut Kartini Kartono, pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersamasama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Menurut Henry Pratt Fairchild, sebagaimana dikutip oleh Kartini Kartono, pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai
tingkah
laku
sosial
dengan
mengatur,
mengarahkan,
mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui kekuasaan dan posisi.24 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan, menyentuh berbagai segi kehidupan manusia seperti cara hidup, kesempatan berkarya, bertetangga, bermasyarakat bahkan bernegara. Oleh karena itu, usaha untuk semakin mendalami berbagai segi kepemimpinan yang efektif perlu dilakukan secara terus menerus. Hal ini 24
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan.(Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada, 1994),hlm.33
19
20
disebabkan keberhasilan suatu organisasi, baik secara keseluruhan maupun sebagian kelompok dalam organisasi sangat bergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.25 Adapun kepemimpinan sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Berikut adalah pandangan para ahli tentang pengertian kepemimpinan, sebagaimana di tulis oleh Adam Ibrahim Indrawijaya dan Wahyu Suprati:26 1) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah satu atau beberapa tujuan tertentu. 2) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. 3) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan. 4) Kepemimpinan adalah suatu seni (art), kesanggupan (ability), atau teknik untuk membuat sekelompok orang dapat mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya dan membuat mereka antusias mengikutinya 5) Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
25
Adam Ibrahim Indrawijaya dan Wahyu Suprati, Kepemimpinan dalam Organisasi Modul Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Nasional, 2008) hlm.7 26 Ibid hlm.8
21
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk memimpin, mempengaruhi, dan mengarahkan orang lain atau anggota dalam sebuah organisasi untuk melakukan aktifitas-aktifitas dalam mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Sifat – sifat Kepemimpinan Meschan, sebagaimana dikutip oleh Thariq M. as-Suwaidan, meringkas sifat-sifat kepemimpinan dalam sebuah tabel berikut:27 Sifat–sifat Kepemimpinan Sifat Motivasi
Analisis Kepemimpin Keinginan dalam diri yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menggunakan kekuatannya dalam menggerakan seseorang mencapai tujuan-tujuan mereka dengan menggunakan hubungan-hubungan sosial dan kemanusiaan.
Personalitas
Motor penggerak yang mendorong seorang pemimpin menuju tujuan.
Kredibilitas
Jujur, teladan, dan kesesuaian antara perkataan dan tindakan, sehingga melahirkan kepercayaan para pengikut.
Percaya diri
Keyakinan pemimpin terhadap keahlian dan potensinya dalam meraih tujuan dan bertindak dengan cara yang membuat para pengikut percaya akan kemampuannya
27
Thariq M. as-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil , Melahirkan Pemimpin Masa Depan,(Jakarta:Gema Insani,2005) hlm 115
22
Intelegensi
Kecerdasan di atas rata-rata manusia biasa dalam menangani tumpukan informasi dan menganalisisnya agar sampai kepada solusi-solusi pengganti dan memanfaatkan kesempatan yang tidak tampak
Menguasai permasalahan
Pemimpin harus menguasai permasalahan yang di kendalikannya, termasuk juga kondisi dan lingkungan tempat ia bekerja, sehingga pemimpin tersebut mampu membuat keputusan-keputusan yang sesuai dan mengambil atau menolak usulan-usulan yang diajukan.
Pengawasan diri
Pemimpin yang efektif memiliki control diri yang memungkinkannya untuk merasakan setiap perubahan yang ada di sekitarnya walaupun sangat kecil, dan mengubah kebijakanya agar sesuai dengan keadaan di sekitarnya. Tabel 3
Selanjutnya George R. Terry, menuliskan 10 sifat pemimpin yang unggul, sebagaimana ditulis oleh Kartini Kartono, sebagai berikut:28 1) Kekuatan, kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta teratur, dan di tengah-tengah situasi yang sering tidak menentu.
28
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo persada, 1998), hlm 41-42
23
2) Stabilitas emosi, pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil. Artinya ia tidak mudah marah, tersinggung perasaan, dan tidak meledakledak secara emosional. Ia menghormati martabat orang lain, dan bisa memaafkan kesalahan-kesalahan yang tidak terlalu prinsipil. Semua itu diarahkan untuk mencapai lingkungan sosial yang rukun, damai, harmonis, dan menyenangkan. 3) Pengetahuan tentang relasi insani, salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan mengembangkan semua bakat serta potensi anak buah untuk bias bersama-sama maju dan mengecap kesejahteraan. 4) Kejujuran, pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi. 5) Obyektif, pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya obyektif. 6) Dorongan pribadi, keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dalam hati sanubari sendiri. 7) Ketrampilan berkomunikasi, pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar, mudah memahami maksud para anggotanya. 8) Kemampuan mengajar, pemimpin yang baik itu diharapkan menjadi guru yang baik.
24
9) Ketrampilan sosial, pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. 10) Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial, pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu. 3. Syarat-syarat Kepemimpinan Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan harus dikaitkan dengan 3 hal penting, yaitu: 29 1) Kekuasaan, ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan untuk berbuat sesuatu. 2) Kewibawaan, ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga seseorang mampu mempengaruhi orang lain, sehingga orang tersebuit patuh terhadap pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. 3) Kemampuan, ialah segala daya, kesanggupan kekuatan dan kecakapan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa. Earl Nigtingale dan Whitt Schult, sebagaimana dikutip oleh Kartini Kartono, menuliskan syarat dan kemampuan pemimpin yang harus dimiliki adalah a. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri. b. Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manuisa dan benda-benda. c. Multi terampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam. 29
Ibid. hlm 31
25
d. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, dan suka berkawan. e. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna. f. Mudah menyesuaikan diri dan adaptasinya tinggi. g. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti. h. Waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih, ulet dan realistis. i. Komunikatif, serta pandai berbicara atau pidato. j. Berjiwa wiraswasta. k. Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko. l. Tajam firasatnya dan adil pertimbanganya. m. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan. n. Memiliki motivasi yang tinggi dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin dicapai, dibimbing oleh idiealisme yang tinggi o. Punya imajinasi yang tinggi, daya kombinasi, dan inovasi. 4. Gaya atau Tipe Kepemimpinan Kepemimpinan manajemen mempunyai dua gaya pokok yaitu gaya dominasi dan gaya persuasi. Masing-masing gaya pokok ini di bagi lagi menjadi 2 yaitu pada gaya dominasi: gaya eksploitasi-otoritatif dan gaya otoritatif. Pada gaya persuasi ada gaya konsultatif dan gaya partisipatif. Penjelasan untuk empat gaya tersebut adalah sebagai berikut:30
30
A.S. Moenir, Kepemimpinan Kerja, Peranan Teknik, dan keberhasilanya,(Jakarta:PT Bina Aksara,1988), hlm.305.
26
a) Gaya eksploitasi-otoritasi bersifat menekan dan tidak menghargai bawahan. Sanksi menjadi alat utama menegakkan disiplin. b) Gaya otoritatif bersifat agak lebih lunak dari gaya eksploitasi-otoritatif tetapi sifatnya tetap, yaitu kurang menghargai bawahan. Bawahan dianggap sebagai alat semata-mata bagi kepentingan manajemen. c) Gaya konsultatif adalah gaya yang cukup menghargai peranan bawahan dalam organisasi, memberikan kesempatan mengajukan saran atau pendapat meskipun dalam proses pembuatan keputusan mereka belum dilibatkan secara penuh. d) Gaya partisipatif adalah gaya yang menghargai bawahan secara wajar sebagai manusia-pegawai yang mempunyai keinginan dan harga diri. Mereka diberikan kesempatan leluasa mengajukan berbagai saran-pendapat untuk kebaikan dan kemajuan organisasi dan dilibatkan juga dalam proses pembuatan keputusan. Sedangkan Kartini Kartono, membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut:31 a. Tipe kharismatis, tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar dan bisa dipercaya. b. Tipe paternalistis dan maternalistis, yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, yang menganggap bahwa bawahanya sebagai anak sendiri yang perlu dikembangkan, selalu 31
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1998) hlm,69-73
27
melindungi, selalu bersikap mahatau dan maha benar. Sedangkan maternalistis mirip dengan paternalistis, hanya terlalu melindungi dan disertai kasih saying yang berlebihan. c. Tipe militeristis, tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran, hanya gaya luarnya saja yang mencontoh gaya militer, tipe ini mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. d. Tipe oktokratis, kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipatuhi. Pemimpin selalu bermain tunggal, dan selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya, jadi ada sifat menyisihkan dan ekslisivisme. e. Tipe laissez faire, pada tipe kepemimpinan ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, ia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. f. Tipe populistis, kepemimpinan populistis ialah kepemimpinan yang berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri. g. Tipe administratif dan eksekutif, kepemimpinan tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas - tugas administratif secara efektif.
28
h. Tipe demokratis, kepemimpinan demokrasi berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan ini menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan, juga bersedia mengakui keakhlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. 5. Peran Kepemimpinan Dalam era persaingan global ini peran kepemimpinan sangat dominan untuk dapat menjembatani masalah-masalah kronis yang dihadapi oleh organisasinya. Peran kepemimpinan menurut hasil penelitian Henry Mintzberg, sebagaimana di kutip oleh Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya dan Wahyu Suprati, adalah:32 1. Peranan yang bersifat hubungan antar pribadi (interpersonal roles) Dalam fungsi bersifat interpersonal meliputi 3 (tiga) macam peran seperti : a. Figurehead, sebagai pimpinan satuan organisasi kadang-kadang harus tampil dalam berbagai upacara resmi dan undangan, misalnya hadir dalam upacara perkawinan anggota stafnya, menghadiri upacara-upacara pelantikan dan sebagainya.
32
Adam Ibrahim Indrawijaya dan Wahyu Suprati, Kepemimpinan dalam Organisasi Modul Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Nasional, 2008) hlm.9-11
29
b. Berperan sebagai leader (penggerak), dalam hal ini seorang manajer harus mampu memberikan bimbingan sehingga bawahan dapat dibina dan dikembangkan dalam pelaksanaan tugas. c. Berperan sebagai liaison (penghubung), dalam hal ini manajer harus mengembangkan hubungan kerjasama, bukan hanya dengan bawahan melainkan lingkungan kerja di luar satuannya dalam saling tukar menukar informasi. 2. Peranan yang bersifat informasional (informasional roles) Menerima dan menyampaikan informasi adalah peranan penting bagi setiap manajer, sebab dalam setiap pengambilan keputusan manajer perlu informasi. Ada tiga macam peranan yang bersifat informasional : a. Peranan sebagai pemonitor, dalam arti setiap manajer harus selalu mengikuti dan memperoleh segala macam informasi seluruh proses kegiatan di satuan kerjanya. b. Peranan sebagai disseminator, Seorang manajer harus selalu memberikan informasi kepada bawahannya tentang setiap hal yang berkaitan dengan satuan kerjanya. Hal ini penting agar para bawahan selalu dapat mengikuti setiap program dan perubahan yang terjadi di lingkungan
kerjanya.
Setiap
organisasi
apapun
memerlukan
kerjasama, bantuan, konsultasi, dan dukungan dari luar. Dalam hubungan keluar baik yang bersifat kerjasama, konsultasi dan sebagainya, seorang manajer bertanggung jawab dan mempunyai
30
kewenangan sepenuhnya untuk mengadakan hubungan kerja dan sebagainya. c. Peranan sebagai juru bicara, segala informasi yang menyangkut satuan kerja yang akan disampaikan ke luar tidak bisa disalurkan melalui orang lain, sebab juru bicara suatu organisasi adalah manajer itu sendiri. 3.
Peranan sebagai pengambil keputusan (decisional roles) Sebagai pengambil keputusan, setiap manajer dapat berperan sebagai: a. Entrepreneur
Setiap manajer harus selalu berusaha memperbaiki dan mengembangkan satuan kerja yang dipimpinnya.
Setiap manajer harus berusaha untuk menciptakan ide dan gagasan baru, baik menyangkut system hubungan dan tatakerja (innovation) satuan kerja yang dipimpinnya, maupun pengembangan organisasinya sendiri.
b. Orang yang selalu mampu mengatasi segala macam kesulitan (disturbances handler). Dalam situasi apapun seorang manajer harus mampu mengatasi
segala hambatan
tantangan
yang
dihadapinya. c. Peran sebagai pengatur segala macam sumber yang ada Setiap manajer bertanggung jawab mengatur segala macam sumber daya manusia, dana, waktu, dan prasarana, sehingga masing-masing
31
sumber dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. d. Orang yang berperan mewakili dalam setiap hubungan kerja dengan satuan kerja di luarnya. B. Kepemimpinan Dalam Pandangan Islam Kepemimpinan dalam bahasa Arab memiliki padanan kata al-qaudu (" )ال قودmemimpin atau menuntun” lawan kata dari as-sauqu ()ال سوق “menggiring” seperti perkataan menuntun binatang dari depan dan menggiring binatang dari belakang, dalam makna bahasa ini terdapat isyarat yang menarik. Intinya, posisi pemimpin adalah di depan agar menjadi petunjuk bagi anggotanya dalam kebaikan dan menjadi pembimbing mereka kepada kebenaran. 33 Pimpinan rumah tangga bertanggung jawab atas pendidikan anakanaknya dan mengarahkan mereka agar menjadi orang yang baik. Kepala organisasi bertanggung jawab atas jalanya organisasi dan kesuksesannya. Guru bertanggung jawab atas muridnya. Apabila pemimpin tidak berbuat seperti itu, maka orang-orang tidak lagi akan mendukungnya dan mengalihkan dukungan mereka kepada orang-orang yang membawa manfaat. Alasannya adalah karena tidak ada seseorang yang berakal yang rela dipimpin menuju kehancuran dan kegagalan, berjiwa ppotinus atau tidak memiliki
33
Thariq M.as-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan,(Jakarta:Gema insane,2005) hlm.9
32
kekuatan. Ketika itu kita berhak menamakan mereka sebagai penggiring bukan pemimpin.34 Kepemimpinan bukanlah harta rampasan perang yang bisa dinikmati oleh
pemimpin
lalu
bersenang-senang
dengan
kata-kata
pujian.
Kepemimpinan adalah kerja keras dan tanggung jawab. Kepemimpinan adalah proses menggerakkan manusia untuk meraih tujuan. Kepemimpinan memiliki tiga unsur yaitu: 1) Adanya tujuan yang menggerakan manusia. 2) Adanya sekelompok orang. 3) Adanya pemimpin yang mengarahkan dan memberikan pengaruh kepada manusia
Abdullah Ibnu Umar r.a mengatakan bahwa Rosulullah SAW. Bersabda,”Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap mereka. Penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka. Istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya dan bertanggung jawab terhadap mereka. Hamba sahaya adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan dia bertanggung jawab atas atas harta tersebut. 34
Ibid hlm.10
33
Ketahuilah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (Al-Buchari meletakan hadist ini di kitab 49, Bab 17, dibencinya perbuatan menyiksa budak) Menurut Abu Hatim, sebagaimana dikutip dalam buku Melahirkan Pemimpin Masa Depan (2005), mengatakan bahwa hadist ini menegaskan bahwa semua pemimpin bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya, maka wajib bagi seorang pemimpin untuk selalu mengawasi dan memelihara rakyat-rakyatnya.35 C. Manajemen Sumber Daya Manusia Berikut ini diketengahkan tiga pengertian, sumber daya manusia (SDM):36 a. Sumber daya manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan). b. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebegai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. c. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/ non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
35
Ibid.11 Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Yogyakarta; Gajah Mada University Press,2008)hlm.39-40 36
34
Syarat dan ciri-ciri karakter sumber daya manusia (SDM) yang baik adalah sebagai berikut:37 1.
Religious, yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian yang taat beribadah, jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran.
2.
Moderat, yaitu memiliki sikap hidup yang tidak radikal dan tercermin dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi materi dan ruhani serta mampu hidup dan kerjasama dalam kemajemukan.
3.
Cerdas, yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, terbuka, dan berpikiran maju.
4.
Mandiri, yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, menghargai waktu, ulet, wirausaha, kerja keras, dan memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan orientasi nilainilai kemanusiaan universal dan hubungan antarperadaban bangsabangsa Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam
37
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa.(Yogyakarta:PP Muhammadiyah, 2009) hlm.43
35
perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM).38 Menurut George R. Terry, sebagaimana dikutip oleh Hadari Nawawi, “manajemen adalah pencapaian tujuan (organisasi) yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan orang lain.” Pengertian tersebut secera eksplisit menyatakan unsur SDM dengan menyebutkannya “bantuan orang lain”. Oleh karena itu pengertian ini sangat dekat hubungannya dengan pandangan-pendangan baru di dalam manajemen SDM. Kedekatan itu tersurat dan tersirat dalam pengakuan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi, terdapat jumlah manusia (SDM) yang ikut berperan dan harus diperankan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimiliknya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (perusahaan).39 Proses mendayagunakan adalah proses dalam melakukan suatu cara atau usaha untuk mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar dan lebih baik. Seorang pemimpin mendayagunakan SDM dengan cara menempatkan sumberdaya manusia sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, melakukan kegiatan kerja dalam bidang tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang telah di tetapkan pemimpin.
38
Marihot T.E. Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia.(Jakarta:PT Grasindo,2007)
hlm.2 39
Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2008) hlm.42
36
D. Pengertian Kinerja Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja. Kinerja menekankan pada apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut dari apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan atau jabatan adalah suatu proses yang mengolah input menjadi output (hasil kerja). Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu, bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan landasan standar yang jelas dan tertulis.
Mengingat
kinerja
mengandung
komponen
kompetensi
dan
produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya. Hasil kinerja seseorang/organisasi akan mencerminkan prestasi kerja dari seseorang atau organisasi tersebut.40 Manajemen kinerja merupakan suatu proses dalam manajemen sumber daya manusia. Implikasi dari kata manajemen berarti proses aktivitasnya diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Pada penetapan tujuan, aktivitasnya diarahkan untuk meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok semaksimal mungkin dengan bekal kompetensi yang dimilikinya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf, yang kemudian akan merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan cara meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi dalam suatu organisasi. Proses penetapan tujuan membuka peluang kepada pegawai untuk sharing, yaitu memberikan 40
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/agung-utama-se-msi/manajemenkinerja di akses pada tanggal 19 oktober 2014 jam 09.00
37
kesempatan kepada pegawai untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan pegawai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dan diterjemahkan oleh Hadari Nawawi (2006: 63) mengatakan bahwa“Kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan, (c) kemampuan kerja”. Definisi lain mengenai kinerja menurut Hadari Nawawi (2006:63) adalah ”Kinerja dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan”. Kinerja menjadi rendah jika diselesaikan melampui batas waktu yang disediakan atau sama sekali tidak terselesaikan. Menurut Henry Simamora dikutip dan diterjemahkan oleh Dina Nurhayati (2008: 7) “Kinerja karyawan adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan”.