BAB II
Landasan Teori
2.1
Teori-teori Dasar / Umum
2.1.1
Pengertian Public Relations Pada dasarnya Public Relations merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan seluruh anggota organisasi untuk menciptakan citra yang baik di mata public yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Terdapat banyak sekali definisi mengenai Public Relations, diantaranya adalah menurut Cutlip, Centre & Broom (2006:6) definisi Public Relations sebagai berikut : "Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Menurut Frank Jefkins, Public Relation adalah: “Bentuk komunikasi yang terencana, baik dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”, (Jefkins, 2003: 10) Dari kutipan di atas, didalam melakukan tugasnya seorang Public Relation haruslah benar-benar siap untuk menjalin pada public internal dan eksternal agar tujuan berjalan dengan baik.
12 Menurut British Institute of Public Relation: “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good wiil) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya “(Frank Jefkins, 2003:9) Dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui adanya sifat komuniaksi dua arah dalam Public Relations. Dalam proses komunikasinya, Public Relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima informasi dari publiknya. Sifat timbal baliknya itu bukan hanya memberi, tetapi juga menerima. Menurut
Oemi Abdurrachman (2001:34) dalam bukunya ”Dasar-
dasar Public Relations ”Sasaran kegiatan Public Relations adalah internal public dan eksternal public.Internal Public Relations, merupakan hubungan yang dijalin antara perusahaan dengan karyawan dan pemegang saham. Eksternal Public Relations, merupakan hubungan yang dijalin perusahaan dengan pelanggan, khalayak sekitar, instansi pemerintah, pers, dan kelompokkelompok lain diluar perusahaan. Publik eksternal sama pentingnya dengan publik internal karena hubungan menentukan
Public
Relations
dengan
berhasil atau tidaknya
kedua
publik
tersebut
sangat
suatu perusahaan untuk meraih
kesuksesan. Oleh karena itu sesuai dengan konteks pernyataan diatas Oemi Abdurrachman (2001:37-38) terdapat hubungan-hubungan yang dinamakan dengan :
13 1. Hubungan dengan publik intern (Internal public relations) a. Hubungan
dengan
karyawan
(Employee
Relations)
Merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari dalam lingkungan kerja. b. Hubungan dengan pemegang saham (Stakeholder Relations) Merupakan salah satu hubungan yang penting karena modal merupakan hal yang sangat mempengaruhi maju mundurnya perusahaan. 2.
Hubungan dengan publik ekstern (Eksternal Public Relations) a. Hubungan dengan pelanggan (Customer Relations) Lew
Hann,
seorang
pengusaha
terkenal
dari
Amerika
Serikat
mengemukakan bahwa sukses yang besar yang diperoleh oleh suatu perusahaan adalah mendapatkan pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri. Suatu perusahaan dikatakan sukses, kalau bisa meningkatkan jumlah pelanggannya yang membeli berulang kali. Pelanggan harus selalu dipegang jangan sampai pindah perhatiannya dan menjadi pelanggan pada perusahaan lain atau pesaing. b. Hubungan
dengan
khalayak
sekitar
(Community
Relations)
Merupakan hubungan yang dijalin perusahaan dengan masyarakat sekitar perusahaan positif perusahaan.
yang berfungsi untuk meningkatkan
citra
14 c.
Hubungan
dengan
pemerintah
(Government
Merupakan hubungan yang terjalin
Relations)
antara perusahaan
dengan
aparat pemerintah di sekitar perusahaan, hal ini juga sangat berguna untuk
menjalin
kerjasama
dan
meningkatkan
citra
positif
perusahaan. d. Hubungan dengan pers (Press Relations) Hubungan yang terjalin dengan baik antara perusahaan dengan media massa akan memperlancar kegiatan publisitas. Public Relations merupakan kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan 5W+1H, yaitu: - Siapa kita (who) - Apa yang kita mengerjakan (what) - Mengapa kita mengerjakannya (why) - Kapan kita mengerjakannya (when) - Dimana publik dapat mendapatkan informasi tentang kita (where) - Bagaimana kita berbeda dengan pesaing (how) Pada tahun 1975 Foundation for Public Relations Research and education dikutip Rachmat Krisyantono
dalam bukunya “Public Relations
Writing” (2008:23) mengumpulkan 65 praktisi Public Relations dalam sebuah studi. Hasilnya diperoleh beberapa poin penting tentang fungsi Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang tugasnya: - Membantu memelihara dan menjaga komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dan publiknya (establish and maintain mutual lines
15 of communications, understanding, acceptance and cooperation between an organization and its publics) - Mencakup manajemen masalah dan isu-isu (involves the management of problem and issues) - Membantu manajemen selalu memberikan informasi pada dan responsive terhadap opini public (helps management to keep informed on and responsive to public opinion) - Mendefinisikan dan menekankan pada tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan public (defines and emphasizes
the responsibility of
management to serve public interest) - Membantu manajemen selalu mengikuti dan memanfaatkan perubahan (helps management to keep abreast of and utilize change) - Melayani system pencegahan awal untuk mengantisipasi trend (serving an early warning system to help anticipate trends) 2.2
Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations Rachmat Krisyantono (2008:23) Ruang Lingkup Pekerjaan Public Relations a. Publication and publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada publik. b. Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. c. News, pekerjaan seorang Public Relations adalah, menghasilkan produkproduk tulisan yang sifatnya menyebarkan informasi kepada publik seperti prees release, newsletter, berita, dan lain-lain.
16 d. Community Involvement, Public Relations harus membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunis atau masyarakat sekitarnya. e. Identity Media, merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan media (pers). f. Lobbying, Public Relations sering melakukan upaya persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. g. Social Invesment, pekerjaan Public Relations untuk membuat programprogram yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.
2.3
Peranan Public Relations Menurut Anton M. Moelino dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peranan adalah ”Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy (2009:94) dalam bukunya ”Human Relation dan Public Relations dalam Manajemen ”Peranan atau Peran adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari kedua pendapat diatas, penulis menyimpulkan peranan merupakan bagian dari tugas yang harus dilaksanakan secara bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kata peranan menurut Stewart, Tubs L – Moss Silvia (2001:250) dalam buku Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi adalah, ”perangkatperangkat norma yang berlaku bagi kelompok-kelompok orang yang spesifik dalam suatu masyarakat”.
17 Maka peranan tersebut merupakan norma-norma atau kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam masyarakat atau dapat pula dilakukan di dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Sementara menurut Rosady Ruslan (2010:26) di dalam bukunya ”Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, menyebutkan bahwa peranan dari Public Relations adalah: a. Communicator Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan sekaligus persuador. b. Relationship Kemampuan peran PR/Humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan Publik internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukunga, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. menguntungkan dengan pihak publiknya. c. Back up manajemen Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi. d. Good image maker Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan
18 sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public ralations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya. Peranan tersebut bisa sebagai penghubung antara perusahaan dengan khalayak internal (karyawan) dan khalayak eksternal (audience), selain itu juga dapat pula membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan publiknya. Peranan juga biasa menunjukkan adanya pendukung dalam fungsi manajemen, yang dalam penelitian ini adalah manjemen Metro TV. Selain itu juga dapat membentuk good image maker, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra yang positif bagi organisasi atau perusahaannya. Sedangkan menurut Fakhruddin Rakhmadi (1992: 21) dalam bukunya Public Relations Dalam teori dan Praktek, menyebutkan bahwa peranan juga merupakan
fungsi
dari
Public
Relations
yaitu:
”menumbuhkan
dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya. Internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi public dalam rangka menciptakan iklim pendapat atau opini publik yang menguntungkan lembaga atau organisasi”. Sementara Peranan peranan Public Relations dalam suatu perusahaan menurut Dozier dan Broom, 1995 sebagaimana dikutip Rosady Ruslan (2010:20) dibagi kedalam empat kategori, yaitu sebagai berikut : 1. Penasihat Ahli (Expert Prescriber) Seorang Praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memliliki kemampuan tinggi dapat membantu
19 mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi pakar PR dengan manjemen organisasi seperti hubungan dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (Expert Prescriber) tersebut dalam yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. 2. Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator) Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik terdebut
dapat
tercipta
saling
pengertian,
mempercayai,
menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving proces Facilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan sebagai penasihat (advisor) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Dalam menghadapi suatu krisis yang telah terjadi, biasanya akan dibentuk suatu tim yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam
20 satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. 4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician ) Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan Communication Technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalistin resident yang hanya menyediakan layanan teknisi komunikasi. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipegunakan dari tingkatan atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya. Peranan Public Relations tersebut diharapkan menjadi "mata" dan "t elinga" serta "tangan kanan" bag i top manajemen dari organisasi/lembaga, yang ruang lingkup tugasnya antara lain meliputi aktivitas membina hubungan kedalam (Publik Internal) dan membina hubungan keluar (Publik Eksternal).
21 2.4
Pengertian Merek/Brand Pengertian Merek menurut Kamus bahasa Indonesia (2001:651) adalah: ”tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen dan sebagainya) pada barang-barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal ; cap (tanda) yang menjadi pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya. Menurut American Markering Association dalam Rangkuti (2004:2) definisi merek adalah sebagai berikut: ”Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2001 tentang merek memberikan pengertian merek adalah: ”Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.” (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15) Berdasarkan beberapa definisi diatas, penelitian ini mengartikan merek sebagai: ”Kelengkapan dari suatu produk maupun jasa yang terdapat didalamnya, yaitu berupa: nama, istilah, simbol, tanda gambar/logo, kemasan serta kombinasinya yang memiliki fungsi tujuan sebagai identitas dari suatu produk sehingga akan mudah dibedakan dengan produk lainnya dari pesaing, serta memberikan jaminan dari pembuatnya akan produk yang dihasilkan.
2.5
Elemen utama keputusan Branding Fandy Tjiptono (2008:352) Elemen utama keputusan Branding terdiri atas enam aspek:
22
1. Keputusan Branding. Keputusan ini menyangkut apakah akan menggunakan merek atau tidak untuk produk yang dihasilkan. 2. Keputusan Brand Sponsor. Keputusan ini berkenaan dengan siapa yang harus mensponsori merek. 3. Keputusan Brand Hierarchy. Keputusan ini menyangkut apakah setiap produk perlu diberi merek sendiri ataukah menggunakan corporate brand. 4. Keputusan Brand Extentation. Keputusan ini menyangkut apakah nama merek spesifik perlu diperluas pada produk-produk lain. 5. Keputusan Multibrand. Keputusan ini menyangkut pengembangan dua atau lebih merek dalam kategori produk yang sama. 6. Keputusan Brand Repositioning. Keputusan ini menyangkut perubahan produk dan citranya agar dapat lebih ekspektasi pelanggan. 2.6
Pengertian Rebranding Menurut Marketing Departement UNSOED (2010) Perubahan logo atau Rebranding berasal dari kata re- dan branding. Re berarti kembali, sedangkan branding adalah proses penciptaan brand image yang menghubungkan hati dan benak pelanggannya. Jadi rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan
oleh
perusahaan
atau
lembaga
untuk
merubah
total
atau
23 memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit. Menurut pendapat Larslong (2004:16-17) mengatakan bahwa rebranding adalah suatu perusahaan mencoba untuk melakukan penempatan posisi atau alokasi secara berbeda dalam pasar. Dimana hal positif yang didapat seperti produk yang benar-benar baru. Bahkan rebranding dapat terjadi dikarenakan hal yang negatif seperti adanya keterbatasan
bagi perusahaan untuk berkreasi
sendiri.
Menurut Pendapat Simon Jonathan (2006:115) rebranding merupakan proses penyegaran. Hal ini disebabkan karena usia produk yang semakin menua, penyegaran melalui perubahan merek adalah keputusan yang perlu di ambil seorang Brand Excekutif Officer. Menurut Marketing Departement UNSOED (2010) Rebranding sebagai sebuah perubahan merek, seringkali identik dengan perubahan logo ataupun lambang sebuah merek. Dalam masyarakat dimana kesan visual lebih ditekankan, maka perubahan visual akan menjadi salah satu pertanda utama terjadinya sebuah perubahan dalam merek. Dengan kata lain, ketika melakukan rebranding maka yang berubah ialah nilai-nilai dalam merek itu sendiri. Rebranding memakan waktu yang lama karena harus mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya, perusahaan harus mempertimbangkan secara matang apakah perubahan ini membawa pengaruh yang besar bagi karyawannya dalam menjalankan tugasnya, karena karyawan harus memperkenalkan kembali logo baru tersebut ke masyarakat. Dalam melakukan rebranding perusahaan sedikit banyak harus mendapat kesempatan bersama dari para karyawannya. Faktor
24 eksternal ialah masyarat dengan perubahan logo, masyarakat memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Selain beberapa alasan diatas dalam perusahaan melakukan rebranding, ada hal lain yang juga perlu dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum melakukan rebranding. Ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang nantinya akan dirasakan oleh karyawan -sebagai internal customer- dan masyarakat - sebagai eksternal customer-. Yang akan dirasakan dengan adanya rebranding adalah bukan hanya sekedar perubahan lambang, dan arti dari perubahan lambang tersebut bukan value dari rebranding itu sendiri. Arti dan value jelas merupakan dua hal yang berbeda. Arti hanya terkait pada informasi, sedangkan value lebih erat pada knowledge, yaitu pemahaman yang mendalam dari seseorang terhadap merek. Suatu perusahaan jika melakukan rebranding berarti melakukan perubahan dalam berbagai hal yang bersangkutan dengan brand tersebut, misalnya perusahaan harus mengganti brand yang ada di kendaraan perusahaan, seragam pegawai, atau bangunan perusahaan. Untuk menciptakan brand sebuah perusahaan dalam hal ini ialah logo, tidaklah mudah. Ada dua komponen penting yang perlu dipertimbangkan, yakni tampilan dan bahasa. Tampilan berhubungan dengan logo bisnis atau produk. Sebuah logo yang efektif seharusnya : - Unik. - Dengan segera memberitakan sifat alami bisnis, produk, atau servis. Hal ini dapat ditafsirkan dengan dua cara yaitu literal dan abstrak. - Menarik bagi target penonton. - Tidak tergantikan karena pergantian waktu (tahan lama).
25 - Dapat bekerja dalam semua konteks potensi komunikasi. Aspek kedua yang sama pentingnya dalam membuat brand ialah bahasanya atau cara mengungkapkannya. Hal ini sering dijelaskan sebagai tagline atau cara memposisikan pernyataan. Hal ini digunakan untuk meyakinkan konsistensi dan kelanjutan dari kedua hal yaitu penampilan dan bahasa menggambarkan perusahaan yang sekarang kepada pelanggan. 2.7
Alasan secara umum sebuah perusahaan melakukan rebranding Fandy
Tjiptono
(2008:374)
pada
umumnya
sebuah
perusahaan melakukan rebranding karena beberapa alasan: 1. ’Menyegarkan kembali’ atau memperbaiki citra merek. 2. Memulihkan citra setelah terjadinya krisis atau skandal. 3. Bagian dari merger atau akuisisi. 4. Bagian dari de-merger atau spin-off. 5. Mengharmonisasikan merek di pasar International. 6. Merasionalisasi portofolio merek. 7. Mendukung arah strategik baru perusahaan. 2.8
Secara Teoritis ada Tiga Kriteria Pokok Dalam Setiap Upaya Rebranding Fandy Tjiptono (2008:374) Tiga Kriteria Pokok Dalam Setiap Upaya Rebranding: 1. Rebranding tidak dapat digunakan sekedar sebagai ’kosmetik’ untuk menutupi krisis reputasi, cacat produk/jasa, skandal, dan sejenisnya, tanpa dibarengi perubahan.
26 2. Nama baru yang dipilh harus diseleksi secara ketat lewat riset dan analisis intensif yaang mencakup pula kajian mendalam terhadap global trademark dan ketersediaan URL (Uniform Resource Locators). 3. Nama baru tersebut haruslah inoffensive, singkat, mudah diingat, dan mudah diucapkan di semua negara tempat perusahaan bersangkutan beroperasi. 2.9
Strategi pokok yang biasa di tempuh dalam Rebranding Fandy Tjiptono (2008:378) Lima Strategi pokok dalam Rebranding: 1. Phase-in/phase out strategy yang ditempuh lewat dua tahap. Dalam tahap phase-in, merek baru masih dilekatkan pada merek saat ini selama periode introduksi tertentu. Setelah melewati periode transisi, merek lama perlahan-lahan dihapus. 2. Umbrella Branding Strategy Yaitu menggunakan merek tunggal sebagai ’payung’ bagi hampir semua lini produk perusahaan di seluruh pasar yang dimasukinya. 3. Translucent Warning Strategy Yaitu mengingatkan para pelanggan sebelum dan setelah perubahan nama Merek aktual (biasanya melalui promosi intensif, pajangan dalam toko, dan kemasan produk). 4. Sudden Eradication Strategy Yaitu secara serta merta mengganti nama merek lama dengan nama baru tanpa periode transisi. Strategi ini cocok dipilih apabila perusahaan bermaksud segera melepaskan diri dari citra ’lama’. Selain itu, merek lemah yang tidak berpotensi untuk dijual atau dibangkitkan kembali merupakan kandidat utama bagi strategi ini.
27 5.Counter – Takeover Strategy Yaitu strategi paska akuisisi yang mengabaikan nama merek sendiri dan menggantinya dengan nama merek yang diakuisisi. 2.10 Peranan Public Relations Dalam Rebranding Silih Agung Wasesa (2010:122-125) Peranan Public Relations Dalam upaya Rebranding: 1. Memberikan Edukasi kepada konsumen: - edukasi mengenai penggunaan produk yang sudah di luncurkan. - edukasi mengenai pruduk yang akan di luncurkan. - edukasi manfaat produk. 2. Meluncurkan merek atau produk: - meluncurkan kembali merek-merek lama. - meluncurkan produk baru sebelum iklan komersial. 3. Membangun event merek. - agar lebih dikenal konsumen. 4. Mengembangkan pelayanan publik kepada konsumen: - mengembangkan akses informasi konsumen ke perusahaan. - menindak lanjuti keluhan, baik langsung maupun dari surat pembaca. 5. Membantu media melakukan tes produk: - memberi edukasi kepada media mengenai produk. - memberi pemecahan terhadap cara-cara penggunaan. 6. Mengajak media dan masyarakat untuk melihat proses pembuatan produk: - membuka kesempatan kunjungan pabrik untuk media dan masyarakat. - melakukan kunjungan ke media atau tempat-tempat untuk mensosialisasikan
28 fungsi dan kelebihan produk. - memberi kesempatan media dan masyarakat untuk mengetes sendiri kehebatan produk. 7. Mengumumkan pengunaan teknologi yang digunakan oleh produk. - memberikan harapan pada konsumen mengenai fungsi teknologi terhadap merek. - menjelaskan komitmen produk untuk menggunakan teknologi tersebut.
29 2.11 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Peranan Public Relations dalam upaya Rebranding a. b. c. d. e. f.
Memberikan Edukasi kepada konsumen Meluncurkan merek atau produk Membangun event merek Mengembangkan pelayanan publik kepada konsumen Membantu media melakukan tes produk Mengajak media dan masyarakat untuk melihat proses pembuatan produk g. Mengumumkan pengunaan teknologi yang digunakan oleh produk
Ya Sesuai Harapan Dan Efektif
Stop
Tidak
Analisis Peranan Public Relations dalam upaya Rebranding a. b. c. d. e. f. g.
Memberikan Edukasi kepada konsumen Meluncurkan merek atau produk Membangun event merek Mengembangkan pelayanan publik kepada konsumen Membantu media melakukan tes produk Mengajak media dan masyarakat untuk melihat proses pembuatan produk Mengumumkan pengunaan tekhnologi yang digunakan oleh produk
Peranan Public Relations dalam upaya Rebranding yang efektif