BAB II LANDASAN TEORI 1.
Perencanaan Keuangan Keluarga A. Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan sedini mungkin untuk mencapai kepuasan ekonomi tertentu dalam hidup. Banyak orang yang belum mengetahui tentang perencanaan keuangan, dari studi pendahuluan yang saya lakukan kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa perencanaan keuangan hanya untuk perusahaan besar dan orangorang yang mempunyai banyak uang. Padahal perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang asal ada kemauan yang kuat untuk dapat menggapai tujuan keuangannya, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun dan merencanakan keuangan yang masuk dan keluar. Karena justru dengan perencanaan yang baik kita dapat mengkontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok.43 Perencanaan keuangan mempunyai beberapa tujuan yaitu: tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dimaksudkan untuk menanggulangi risiko-risiko atau untuk dana darurat yang tidak disangka-sangka, tujuan jangka menengah ditunjukan untuk keinginan-keinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk kebutuhan-kebutuhan janga panjang seperti 43
Rahmawati Dian, Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (studi pada masyarakat kelurahan cempaka putih ciputat), skripsi sarjana ekonomi syariah, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Skripsi tidak diterbitkan, (diunduh tanggal 6 September 2014) hlm. 25.
43
44
tujuan pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan keuangan adalah untuk meminimalisir risiko-risiko yang timbul dimasa yang akan datang yang tidak direncanakan. Terdapat beberapa alasan semua keluarga memerlukan perencanaan keuangan, baik yang merasa cukup dengan penghasilannya maupun yang merasa kurang dengan penghasilannya. Karena dengan perencanaan keuangan yang baik akan membantu permasalahan kekurangan uang dan tidak memiliki apapun, dan bagi yang merasa mempunyai cukup uang agar penggunaan uang tidak sia-sia terbuang begitu saja untuk hal yang tidak penting. Sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa jika selama ini mereka menabung, berarti mereka telah melakukan perencanaan keuangan yang sederhana, karena menabung juga merupakan bagian dari perencanan keuangan. Baik menabung pada lembaga keuangan ataupun menabung secara tradisional yaitu dengan menggunakan celengan.44 B. Aturan Menyimpan dan Menabung Islam menganjurkan agar tidak boros dan kikir, yang dianjurkan Islam adalah umatnya dapat menyimpan kelebihan atau menabungnya untuk masa depan. Untuk itu Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Selain itu anggota keluarga muslim harus dapat melatih anak-anaknya untuk dapat menabung dengan bentuk yang paling sederhana untuk kebaikan mereka pada masa mendatang. 44
Rahmawati Dian, Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam,. hlm. 26
45
Karena mengajarkan anak-anak untuk dapat menabung sejak kecil merupakan hal yang baik dan bisa berdampak pada kehidupannya kelak. Pada saat ini menyimpan dan menabung kelebihan uang yang dimiliki bisa dengan berinvestasi, investasi yang kita kenal saat ini adalah sektor non keuangan, contohnya dengan membuka usaha, investasi dalam bidang properti barang antik, atau lukisan. Selain itu juga terdapat investasi pada sektor keuangan seperti tabungan, deposito, unit link dan lainnya. Sebuah rumah tangga sudah tentu akan mengalami pasang surut perekonomian, sehingga ketika berada dalam kesejahteraan, kita harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis pada masa mendatang sebab setiap manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok. Untuk itu, harus dilakukan persiapan untuk hari mendatang untuk berjaga-jaga. Menyimpan dan menabung kelebihan dana, nantinya dapat berguna untuk bermacam hal dan dapat juga meringankan beban dan kesulitan dalam hal keuangan nantinya. Salah satu beban keuangan yang pasti akan dihadapi oleh semua orang adalah untuk kebutuhan pendidikan anak, pendidikan anak adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan, karena anak (generasi selanjutnya) juga mempunyai hak atas harta yang dimiliki pada saat ini, pendidikan anak juga merupakan bagian pelaksanaan syari’at, oleh karnanya orang tua harus memikirkan tentang pendidikan untuk anak-anak mereka.
46
Karena dengan memberikan kekuatan ilmu dan iman yang baik berarti juga telah membentuk generasi muslim yang kuat.45 Dan untuk mendapatkan pendidikan yang baik pada saat ini juga membutuhkan biaya yang juga tidak sedikit, kadangkala dalam upaya menyeimbangkan pendidikan, seorang anak perlu disekolahkan pada sekolahan yang berbeda, umum dan ke-Islaman. Pada saat seperti ini sangat diperlukan perencanaan keuangan keluarga yang baik agar dapat terpenuhi tujuantujuan dalam hidup yang salah satunya adalah pendidikan untuk anak. Menyimpan dan menabung juga dapat dilakukan dengan bantuan lembaga keuangan, dengan menggunakan bantuan iB tabungan, iB tabungan Perencanaan, iB Deposito, dan unit link. Dapat membantu dalam menyimpan, menabung selain itu juga untuk dikelola. Karena dengan menyimpan uang di bank, maka uang yang disimpan dapat dikelola dengan dijadikan modal usaha untuk yang membutuhkan.
2.
Pendapatan 1) Pengertian Pendapatan Teori pendapatan terbagi atas teori pendapatan ekonomi konvensional dan Islam sebagai berikut: a.
Teori Pendapatan Ekonomi Konvensional Pendapatan secara umum sebagai masukan yang diperoleh masyarakat dari keseluruhan aktivitas yang dijalankan termasuk
45
Untung Wahono, Ekonomi Keluarga: Kajian Teoritis Terhadap Sumber Nilai Islam (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna,2004) Hlm. 121
47
masukan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.46 Pendapatan dapat dibagagi menjadi 2 jenis yaitu active income dan passive income. Active income adalah suatu pendapatan yang hanya akan diterima jika aktif melakukan usaha seperti bekerja atau berinvestasi. Sedangkan
passive income adalah suatu pendapatan
yang diperoleh seseorang walaupun orang tersebut tidak aktif lagi bekerja.47 Pada perekonomian yang sangat sederhana (perekonomian dua sektor), kegiatan ekonomi hanya dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Sektor rumah tangga menyerahkan faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada perusahaan. Misalnya berupa tanah, modal, tenaga, dan keahlian.Sebagai imbalan dari perusahaan adalah pendapatan bagi rumah tangga yang dapat berupa sewa, upah, bunga, maupun keuntungan. Oleh rumah tangga pendapatan tersebut dibelanjakan lagi kepada perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan untuk memenuhi keperluan hidup anggota rumah tangga.48
46
Randi R. Giang, Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi Buruh Bangunan di Kecamatan Pineleng, dalam Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 3, Juni, 2013, h. 3. 47 Pindi Kisata, Why Not MLM: Sisi Lain dari MLM, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 23 48
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005, h. 71.
48
b.
Teori Pendapatan Ekonomi Islam Pendapatan merupakan suatu hasil yng diterima dari pekerjaan yang baik dan halal Menurut struktur atas legislasi Islam pendapatan yang berhak diterima dapat ditentukan melalui dua metode. Metode pertama adalah ujrah (kompensasi, imbal jasa, dan upah). Sedangkan yang kedua adalah bagi hasil. Sisi doktrinal (normative) teori Islam menjelaskan bahwa pendapatan (al-kasab) didasarkan pada kerja yang dicurahkan dalam aktivitas produksi. Kerja yang tercurah merupakan satu-satunya justifikasi untuk menerima pendapatan.49 Menurut Qardhawi pendapatan yang di dalam Islam merupakan bagian dari harta dinilai sebagai suatu kebaikan dan kenikmatan jika berada di tangan orang-orang shalih. Hal tersebut karena di tangan orang-orang yang shalih pendapatan merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan membantu untuk melaksanakan kewajiban seperti zakat, infaq, shadaqah, haji, dan jihad serta sebagai persiapan utama untuk memakmurkan bumi. Islam menginginkan harta (pendapatan) tidak menjadi berhala yang disembah oleh manusia sebagai tandingan selain Allah. Hal ini diperkuat dengan firman Allah pada QS. Al-Anfaal ayat 28 berikut:
َّ ت َوأَ َّىٞ ٌَٱعلَ ُو ٓى ْا أًََّ َوآ أَهۡ َٰ َىلُ ُكنۡ َوأَ ۡو َٰلَ ُد ُكنۡ فِ ۡت ۡ َو ٱَّللَ ِعٌ َد ٓۥٍُ أَ ۡج ٌس ٨٢ ينٞ َع ِظ 49
M. Baqir Ash Sadr, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta: Zahra, 2008, h. 19.
49
Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya hanya di sisi Allahlah pahala yang besar.” 50 Dalam Islam pendapatan atau laba merupakan kemurahan Allah SWT atas usaha, ketekunan, dan kegigihan kita dalam berdagang. Sebagai konsekuensi, Islam menginstruksikan orang-orang untuk melembutkan dalam pengejaran laba, bertindak dengan cara yang dibenarkan oleh Islam, dan memperoleh dengan cara yang sah, bukan yang maksimum. Jika konflik muncul antara kebaikan dan kekayaan, orang harus berjuang dengan hanya yang sah dan mengijinkan sekalipun mungkin lebih sedikit, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al Maidah ayat 103.
َّ َها َج َع َل صيلَ ٖت َو ََل َح ٖام َ ٱَّللُ ِه ۢي بَ ِح ِ يس ٖة َو ََل َسآئِبَ ٖت َو ََل َو ْ يي َكفَس َّ ُوى َعلَى ۡب َوأَ ۡكثَ ُسهُن َ ُوا يَ ۡفتَس َ َو َٰلَ ِك َّي ٱلَّ ِر َ َۖ ٱَّللِ ۡٱل َك ِر ٣٠١ ىى َ ََُل يَ ۡعقِل Artinya: “Allah sekali-kali tidak pernah mensyari´atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti”.
50
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Terj. Zainal Arifin dan Dahlia Husin, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, h. 142.
50
Mengingat pentingnya mendefinisikan pendapatan sebagi unsur akuntansi pada dirinya sendiri. Pada dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba. Seperti laba pendapatan adalah proses arus penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Umumnya, pendapatan dinyatakan dalam suatu monoter (Uang).51
3.
Konsumsi 1) Pengertian Konsumsi dalam ilmu ekonomi dipahami sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia untuk mencapai kepuasan optimal.52 Sedangkan dalam ekonomi Islam pengertian konsumsi sama dengan konvensional akan tetapi konsumsi dalam Islam harus berpedoman dengan pada ajaran Islam.53 Ekonomi Islam memandang perilaku konsumsi mempunyai dua karakter54 yaitu karakter yang pertama, menganggap perilaku konsumsi merupakan sarana dan bukan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Intinya bahwa hakikat perilaku konsumsi adalah untuk menghasilkan sesuatu yang produktif, sehingga setiap orang yang melakukan kegiatan konsumsi akan selalu dituntut untuk berproduksi. Karakter pertama ini sesuai dengan salah satu prinsip umum Ekonomi Islam yaitu menghindari konsumerisme 51
Tuanakota, Pengantar Akuntansi. (Jakarta: Salemba Empat. 2000), hlm. 152 Misbahul Munir, “Ajaran-Ajaran Ekonomi Rasulullah-Kajian Hadist Nabi dalam Prespektif Ekonomi, (Malang:UIN Press, 2007), hlm. 69. 53 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 128. 54 Misbahul Munir, “Ajaran-Ajaran Ekonomi Rasulullah-Kajian Hadist Nabi dalam Prespektif Ekonomi, (Malang:UIN Press, 2007), hlm. 70 52
51
dan meterialisme. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Muhammad: 12
Artinya: “Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka” (QS. Muhammad: 12). Sedangkan karakter yang kedua yaitu antara unsur materi dan immateri. Unsur materi berupa barang-barang kebutuhan konsumsi yang bisa memenuhi kebutuhan jasmani sedangkan unsur immateri berupa nilai keberkahan dan kebahagian yang bersifat abstak namun bisa dirasakan oleh setiap manusia. 2) Prinsip-prinsip dalam Konsumsi55 Pertama, barang yang dipilih haruslah halal, karena itu syarat utama yang harus dipenuhi oleh konsumen muslim. Kedua, barang dalam keadaan
baik
(thoyyib)
untuk
dikonsumsi.
Ketiga,
tidak
boleh
menghambur-hamburkan sesuatu karena sesungguhnya orang yang
55
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2004) Hlm. 63.
52
menghambur-hamburkan adalah bagian dari syetan. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al-Israa: 27
Artinya: ”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudarasaudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. Keempat, tidak boleh serakah dalam mengkonsumsi suatu barang. Kelima, konsumen muslim harus bisa memiikirkan manfaat jangka panjang dalam mengkonsumsi suatu barang. Keenam, makanan yang dikonsumsi harus bersih. Bersih membawa kesehatan yang luar biasa karena kebersihan sebagian dari iman. 3) Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga atas barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung. Pengeluaran rumah tangga di sini mencakup pembelian untuk makanan dan bukan makanan (barang dan jasa) di dalam negeri maupun luar negeri. Termasuk pula disini pengeluaran lembaga nirlaba yang tujuan usahanya adalah untuk melayani keperluan rumah tangga. Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga merupakan komponen tunggal terbesar dari pengeluaran keseluruhan aktual, tetapi ada yang menentukan jumlah yang ingin dibelanjakan oleh rumah tangga untuk membeli barang dan jasa untuk konsumsinya dan berapa banyak yang
53
ingin mereka tabung, salah satu faktor yang paling menentukan adalah pendapatan sisa rumah tangga. Dengan meningkatnya pendapatan sisa, rumah tangga mempunyai lebih banyak uang untuk dibelanjakan sebagai konsumsi. Penelitian empiris tentang perubahan pendapatan sisa dari tahun ke tahun dan konsumsi untuk suatu periode selama sepuluh tahun telah menemukan hubungan yang erat antara keduanya. Umumnya, tahun dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi biasanya juga merupakan tahun-tahun dengan tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada rata-rata.56 Pengeluaran konsumsi atau private consumption expenditure meliputi semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembelian barang-barang tahan lama yang baru seperti mobil, pesawat televisi dan sebagainya selain bangunan rumah termasuk variable ekonomi pengeluaran konsumsi. 4) Konsumsi dalam Ekonomi Konvensional Konsumsi merupakan pemakaian atau penggunaan manfaat dari barang dan jasa. Sehinga konsumsi merupakan tujuan yang penting dari produksi.57 Tetapi yang tujuan utama adalah konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Sedangkan permintaan akan barang dan jasa timbul karena adanya keinginan dan juga kebutuhan oleh konsumen
56
Lipsey, R dan Steiner, P. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 30 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang. (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997) Hlm. 29. 57
54
potensial. Jadi jelasnya dalam ekonomi konvensional motor penggerak konsumsi adalah adanya keinginan dan bukan karena kebutuhan semata. Dalam
ekonomi
konvensional
terdapat
beberapa
teori
yang
menjelaskan perilaku konsumsi, misalnya teori perilaku konsumen dengan pendekatan marginal utility, pendekatan indifference curve, hingga pendekatan karakteristik. Dalam pendekatan marginal utility, tingkat kepuasan seorang konsumen diasumsikan dapat dikuantifikasi dan akan mengikuti suatu pola law of diminishing marginal utility. Sementara itu pendekatan karakteristik mencoba menjelaskan bahwa dasar preferensi seorang konsumen adalah pada karakteristik yang terkandung dalam suatu barang atau jasa, bukan wujud barang itu sendiri. Misalnya seorang menyukai nasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, bukan karena nasi itu sendiri. akan tetapi, diantara berbagai teori tersebut yang paling populer adalah indifference curve, dimana utilitas tidak harus dinyatakan secara ordinal. Karenanya pendekatan ini sering disebut pendekatan ordinal. 5) Konsumsi dalam Ekonomi Islam Islam adalah agama komprehensif dan mencangkup seluruh aspek kehidupan.58 yang mengatur segala tingkah laku manusia, bahkan jika tidak ada satu sistem kemasyarakatan, baik modern atau lama yang menetapkan etika untuk manusia dan mengatur segala aspek kehidupan manusia sampai pada persoalan yang detail selain Islam, termasuk dalam 58
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Teori Dan Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003) Hlm. 34
55
hal ini konsumsi. Bahkan konsumsi merupakan seruan dari Allah kepada manusia untuk hidupnya didunia ini agar dapat menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi ini. Sehingga segala hal yang kita lakukan didunia ini tidak terlepas dari norma-norma dan ajaran Islam sehingga dalam hal konsumsi pun kita harus mengikuti kaidah-kaidah Islami. a. Utilitas barang dan jasa Dalam teori ekonomi benda-benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan disebut barang. Inilah salah satu syarat agar benda dapat disebut barang. Oleh karena itu setiap benda yang disebut barang harus memiliki nilai guna (utility). Dalam teori ekonomi konvensional barang-barang ekonomi diperoleh dengan menggunakan pengorbanan atau merupakan hasil produksi. Hasil produksi manusia disebut produk yang terdiri dari barang dan jasa. Dikarenakan
barang
dan
jasa
tersebut
membutuhkan
pengorbanan, sehingga menetapkan nilai atas barang dan jasa ditentukan (tergantung) besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. b. Motif dan tujuan konsumsi Dalam konsep ekonomi kapitalis, motif pemenuhan kegiatan menjadi motor penggerak konsumsi selain kebutuhan, karena menurut perspektif mereka kebutuhan bisa diciptakan dari sebuah keinginan dan keinginan dapat dipengaruhi oleh simultan-simultan. Keinginan identik dengan suatu yang bersumber dari nafsu. Sedangkan nafsu manusia
56
mempunyai kecenderungan yang bersifat ambivalen, bertentangan antara keinginan yang baik dan tidak baik. Oleh karena itu, teori konsumsi dan permintaan dalam Islam didasarkan oleh adanya kebutuhan saja dan bukan atas dasar keinginan.59
4.
Pemahaman Instrumen Keuangan 1) Pengertian Jika diartikan secara terpisah, instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, sarana penting untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Sedangkan keuangan atau financial mempunyai arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan. Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen keuangan adalah alat-alat yang digunakan untuk mengelola keperluan yang berhubungan dengan masalah uang. Instrumen keuangan juga dapat diartikan sebagai aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun, baik kas bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya. Dan instrumen keuangan yang digunakan untuk membantu dalam merencanakan keuangan ditawarkan dari berbagai lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank.
59
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Teori Dan Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003) Hlm. 35
57
Produk keuangan bank terdiri dari produk untuk pendanaan, pembiayaan, dan jasa perbankan. Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah di Indonesia berbeda dengan produk perbankan pada umumnya yang meliputi giro, tabungan, investasi (deposito umum), invensitas khusus, dan obligasi. Pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi. Akad yang digunakan oleh produk-produk pembiayaan sebagian besar menggunakan akad mudharabah, murabahah, dan musyarakah. Jasa perbankan terbagi menjadi dua yaitu: jasa produk dan jasa operasional. Pada umumnya jasa produk yang ditawarkan oleh bank syariah tidak berbeda dengan jasa produk yang ditawarkan oleh bank konvensional, tapi dengan menggunakan akad-akad syariah. Akad yang digunakan adalah Ujr, wakalah, dan kafalah. Begitu juga dengan jasa operasional, dengan sebagian besar menggunakan akad wakalah. Dari produk-produk perbankan yang telah dipaparkan diatas, penulis hanya berfokus pada produk penempatan dana tabungan, tabungan rencana. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syariat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bulyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan iB perencanaan adalah produk tabungan asuransi berjangka dalam mata uang rupiah dengan menggunakan prinsip syariah Mudharabah Muhtlaqah yang sistem setoran bulanan secara auto-debet
58
dan hanya dapat ditarik sekaligus pada saat jatuh tempo serta dilengkapi dengan sertifikat Tabungan Perencanaan sebagai bukti kepemilikan.60
5.
Perencanaan Tabungan Pendidikan 1) Karakteristik Pendidikan Pendidikan adalah investasi utama untuk masa depan. Rencana pendidikan yang dipersiapkan sejak dini menjadi langkah bijak menyiasati biaya pendidikan yang cenderung meningkat. Kebutuhan dana pendidikan setiap tahun semakin meningkat karena adanya inflasi. Biaya sekolah tahun ini bisa meningkat 5 kali lipat dalam lima tahun lagi. Untuk menyiapkan dana pendidikan anak,
bisa berinvestasi lewat
tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, atau instrumen lainnya. Tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan, merupakan produk investasi yang hampir sama, namun mempunyai karakteristik yang berbeda. Dalam tabungan pendidikan, anda secara berkala menabung dan mendapat bunga dari tabungan sampai target terpenuhi. Sedang dalam asuransi pendidikan, anda membayar premi setiap bulan, pihak asuransi akan mengelola premi, memberikan proteksi dan memberikan dana pendidikan
sesuai
perjanjian
polis.
Dimanapun
anda
mau
menginvestasikan uang anda, baik di tabungan pendidikan, asuransi
60
Rahmawati Dian, “Tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan keluarga perspektif ekonomi islam” (studi pada masyarakat kelurahan cempaka putih ciputat), skripsi sarjana ekonomi syariah, (Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2010). Skripsi tidak diterbitkan, (diunduh tanggal 6 September 2014). Hlm. 28.
59
pendidikan, ataupun berinvestasi mandiri, anda perlu mengetahui terlebih dahulu perkiraan kebutuhan dana di masa depan.61 2) Mekanisme Perencanaan Pendidikan Mekanisme perencanaan pendidikan terdiri atas beberapa jenis, tergantung dari sisi mana dilihatnya. Dari tinjauan tataran dan cakupannya, perencanaan pendidikan ada yang bersifat nasional, regional, lokal, dan ada pula yang bersifat kelembagaan atau institusional. Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional mencangkup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya. Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia diatur dalam perencanaan pendidikan yang bersifat nasional ini. Perencanaan pendidikan regional adalah perencanaan pada tingkat daerah provinsi atau kabupaten atau kota yang mencangkup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau provinsi itu. Pada sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mungkin ini dikenal dengan sistem wilayah, bilamana wilayah itu secara operasional mencangkup suatu daerah atau provinsi tertentu.
Perencanaan pendidikan lokal adalah perencanaan
pendidikan yang mencangkup berbagai kegiatan untuk kota atau kabupaten atau suatu wilayah yang lebih terbatas dan tertentu saja. Perencanaan
pendidikan
kelembagaan
adalah
perencanaan
pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan 61
http://www.simulasideposito.com/simulasi_tabungan_pendidikan.php di akses tanggal 12 januari 2015, Pukul.22.00 Wib.
60
tertentu saja, seperti : perencanaan sekolah, atau perencanaan universitas, pusdiklat, dan sebagainya. Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik model perencanaan, perencanaan pendidikan itu ada yang bersifat terpadu, dan bersifat komprehensif, ada yang bersifat transaksional dan ada pula yang bersifat strategik. Perencanaan pendidikan terpadu atau Intregrated Educational Planning
mengandung
arti
bahwa
perencanaan
pendidikan
itu
mengcangkup seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar perencanaan pembangunan nasional. Ini berarti bahwa perencanaan pendidikan pada tingkat makro atau nasional hanyalah merupakan
bagian
pada
integral
dari
keseluruhan
perencanaan
pembangunan nasional. Kedudukan perencanaan pendidikan ini sama dengan
kedudukan
perencanaan
pembangunan
ekonomi,
atau
perencanaan pembangunan sektor pmbangunan lainnya.62 3) Pentingnya Pendidikan dalam Islam Pendidikan merupakah hal penting bagi manusia. Dikatakan penting karena pendidikan berkaitan dengan nilai diri manusia, terutama daam mencari nilai itu sendiri. Dengan pendidikan manusia akan mempunyai banyak ketrampilan dan kepribadian. Ketrampilan dan kepribadian merupakan sekian banyak dari proses yang dialami manusia untuk menjadi makhluk yang bekualitas baik fisik maupun mental. Pribadi berkualitasdan berakhlak mulai tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada semacam 62
Udin Saefudin dan Prof. Dr, Abin, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). Hal. 19
61
latihan-latihan/ riyadhah. Kebiasaan yang baik akan berakibat baik dan menjadi bagian dari kepribadian keseharian, sebaliknya kepribadian dan kebisaan sehari-hari yang buruk juga akan berakibat buruk terhadap kepribadaian dan perbuatan dirinya sendiri. Maka pendidikan dalam keseharian manusia menjadi penting artinya dalam rangka mengwala manusia menjadi manusia yang berbudi dan berperadaban yang luhur. Pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai, dengan adanya transfer ilmu dan nilai-nilai yang baik dimungkinkan manusia menjadi pribad yang tidak hanya crdasotaknya, tetapi juga cerdas akhlaknya. Allah menyatakan bahwa kepribadian saja belum cukup, ilmu saja juga belum ada artinya, tetapi jika keduanya, antara ilmu dan iman sudah menyatu ,maka kepribadian dan ketinggian derajat akan diperoleh manusia. Hal ini dapat dipahami dari ayat 11 surat Mujadilah,”
ۡ ْ ۡ ِ ُِىا فِي ۡٱل َو َٰ َجل ْ يي َءا َهٌُ ٓى ْا إِ َذا قِي َل لَ ُكنۡ تَفَ َّسح َّ ح َ َٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِر ُٱَّلل ِ س فَٱف َسحُىا يَف َس ْيي أُوتُىا ْ ٌُيي َءا َه ْ وا فَٱً ُش ُز ْ لَ ُكنَۡۖ َوإِ َذا قِي َل ٱً ُش ُز َّ وا يَ ۡسفَ ِع َ ىا ِهٌ ُكنۡ َوٱلَّ ِر َ ٱَّللُ ٱلَّ ِر َّ ت َو ٞ ِىى َخب ٣٣ يس َ ُٱَّللُ بِ َوا ت َۡع َول ٖ ٖۚ ۡٱل ِع ۡل َن َد َز َٰ َج Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
62
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa antara kecerdasan intelektual/ ilmu pengetahuan dan spiritual/keimanan menjadi kesatuan yang tuh dalam rangka mencapai tujuan mulia, pencapaian derajat yang tinggi di hadapan Allah. Artinya adalah ilmu saja tidak cukup untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang berperadaban dan mempunyai derajat tertinggi di hadapan Allah. Maka dalam ayat tersebut secara eksplisit dapat dipahami bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dibutuhkan paling tidak dua variable yaitu ilmu pengetahuan dan kedalaman keimanan seseorang. Jika kedua variable tersebut telah ada dalam diri seseorang, maka sangat dimungkinkan derajatnya akan dimuliakan oleh Allah Swt. Dengan demikian pendidikan pada dasarnya mempunyai dimensi keilahian, karena semua makhluk yang ada di alam ini adalah murid Allah, dikatakan murid karena semua makhluk di ala mini diajarkan dan di didik oleh Allah sebagai pendidik utama di jagad ini. Oleh karena itu pendidikan pada awalnya adalah berasal dari Yang Maha Mendidik yaitu Rabb alam semesta ini. Tidak hanya itu selain Allah mendidik, Allah juga memelihara makhluknya diantaranya dengan menurunkan kitab-kitab suci sebagai bahan bacaan, bahan referensi dalam menyikapi berbagai kejadian dan fenomena alam raya. Pendidikan dalam Islam berusaha meluruskan tujuan manusia yang sesungguhnya, tujuan tersebut adalah mencapai keridhoan Allah. Disisi lain pendidikan dalam islam merupakan sebuah langkah preventif agar
63
terhindar dari neraka dunia dan neraka akherat,” hal ini dapat dicermati dari firman Allah dalam surat Tahrim ayat 6,” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6). Dalam ayat tersebut mengandung tangung jawab penuh orang tua untuk mendidik anak mereka. Mendidik anaknya agar menjadi anak yang soleh, anak yang berbakti kepada Allah dan orang tuanya. Dalam ayat tersebut mengandung sebuah proses pendidikan dan pembelajaran, dengan demikian realitas ini memberi kesan bahwa pendidikan tama awal bagi anak adalah pendidikan dan pembelajaran yang diterimanya ketika di rumah. Pendidikan dan pembelajaran di rumah sangat penting, dikatakan pentung karena mempunyai pengaruh besar bagi anak kelak kalau mereka sudah bergaul dan bermasyarakat. Di sisi lain pendidikan di rumah mempunyai arti penting bagai anak untuk mendapatkan pengalaman, pengalaman yang berharga, pengalaman yang kan menjadi tolak ukur, sebagai pola utama dalam memandanag dunia luar. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan dalam Islam, pendidikan yang dianggap utama dan diutamakan, dikatakan diutamakan karena berdasarkan perintah Allah , agar setiap orang tua bertanggungjawab untuk menyelamatkan anak-anak
64
mereka dariapi neraka, baik neraka dunia maupun nereka akherat. Nabi Muhammad Saw menyatakan bahwa pemberian pendidikan dan pembelajaran di rumah lebih baik dari pada hanya sekedar berbuat baik kepada anak. “Pemberian perhatian(pendidikan dan pembelajaran) dari orang tua kepada anaknya, lebih baik daripada hanya besikap baik kepada mereka.”( HR. Ahmad).63
63
https://riwayat.wordpress.com/2008/07/28/pentingnya-pendidikan-dalam-islam/