12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Motivasi Motivasi
terbentuk
dari sikap
(attitude)
karyawan dalam
menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.1 Teori motivasi kebutuhan McClelland (McClelland’s Theory of needs) dikembangkan oleh David McClelland dan rekan-rekannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan pencapaian (need for achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation). McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan
1
Anwar Prabu Mangkunegara,. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama, 2005
13
hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi. McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu untuk berjuang lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh penghargaan. Hal ini kemudian menyebabkan ia melakukan sesuatu yang lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorong pertama ini dapat disebut sebagai nAch yaitu kebutuhan akan pencapaian. Individu-individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi sangat termotivasi dengan bersaing dan menantang pekerjaan. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik pada prestasi mereka. Orang-orang seperti mencoba untuk mendapatkan kepuasan dalam melakukan hal-hal yang lebih baik. Prestasi yang tinggi secara langsung berkaitan dengan kinerja tinggi. orang n-ach yang tinggi mempunyai motivasi pada pencapaian lebih berfokus pada prestasi atau hasil. B. Earnings Per Share Komponen
penting pertama yang harus diperhatikan dalam
analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal dengan earnings per share. 2Earning Per Share merupakan rasio dari laba bersih terhadap jumlah lembar saham atau pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Earning Per
2
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010) hlm.373
14
Share adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.3 Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna , karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan.4 Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko yang mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.5 Selain itu informasi
earning per share sangat penting untuk
melakukan penilaian berapa perkiraan potensi pendapatan yang dapat diterima jika membeli suatu saham. Earning per share merupakan jumlah laba atau keuntungan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham. earning per share juga merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap lembar saham. earning per share yang meningkat menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut.6 Kenaikan earning per share berarti perusahaan sedang dalam tahap pertumbuhan atau kondisi keuangannya sedang mengalami peningkatan 3
Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.96. Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010) hlm. 365 5 Zulkifli Usman, “Pengaruh Earning Per Share Terhadap Kebijakan Pembagian Dividen PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM) periode tahun 2000-2011” Jurnal Ekonomi (Gorontalo:Universitas Negeri Gorontalo, 2012), hlm.2. 6 Fica Marcellyna, ”Pengaruh Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia(BEI)” Jurnal Akuntansi (Palembang: STIE MDP, 2012), hlm.6. 4
15
dalam penjualan dan laba, atau dengan kata lain semakin besar earning per share menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.7 Adapun Rumus Earning Per Share:
Contoh Perhitungan Earning Per Share Earning Per Share pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 laba bersih setelah pajak sebesar2,016,780, sedangkan jumlah saham beredarnya sebesar 1,574,754. Maka Earning Per Share nya adalah:
Maka EPS pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 adalah Rp 1,280,70. 1. Kelemahan pelaporan EPS dalam Laporan Keuangan Penggunaan laporan keangan dalam analisis perusahaan dapat memberikan informasi bagi investor tentang kondisi perusahaan, termasuk pertumbuhan dan prospek perusahaan di masa datang. Informasi
seperti
ini
diperlukan
investor
dalam
memprediksi
pertumbuhan perusahaan di masa datang, dan kemudian diperlukan dalam mebuat keputusan investasi yang tepat.hasil analisis laporan keuangan akan membantu investor dalam menentukan layak atau
7
Desy Arysta,” Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham ” Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1 (Semarang:STIE Totalwin Semarang, 2012). Hal.7.
16
tidaknya suatu saham yang diterbitkan perusahaan untuk dijadikan alternative investasi. Disamping berbagai manfaat di atas, penggunaan laporan keuangan secara akuntansi dalam analisis perusahaan mengandung beberapa kelemahan, khususnya yang berkaitan dengan pelaporan earning perusahaan. Permasalahan dalam pelaporan earning ini akan terkait dengan kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara investor di satu sisi sebagai
pengguna laporan keuangan, dan
manajemen di sisi lainnya sebagai penyaji laporan keiuangan. Investor tentunya akan menginginkan pelaopran earning yang sejujur-jujurnya dan apa adnya. Hal ini penting sebagi sumber informasi untuk pembuatan keputusan investasi yang akan dilakukan. Sedangkan di pihak lain, manajemen menginginkan pelaporan earning dalam laporan keuangan dibuat seindah mungkin dengan berbagai trik dan perlakuan khusus.jika laporan keuangan yang dihasilkan bisa menunjukkan bahwa perusahaan selalu untung, maka tentunya kinerja manajemen akan kelihatan bagus.8 Dalam situasi konflik kepentingan seperti ini posisis akuntan sebagai penyususn laporan keuangan akan berada di tengah-tengah antara kepentingan investor dan manajemen. Untuk itulah, peran prinsip-prinsip dank ode etik akuntansi dalam mengurani seperti ini sangat diperlukan. Disamping itu, penggunaan tenaga auditor eksternal
8
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010) hlm.371
17
yang netral kiranya bisa dipakai sebagai cara mengurangi konflik sperti itu. C. Current Ratio Current Ratio adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suaru perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Kewajiban lancar digunakan sebagai penyebut rasio karena dianggap menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi. Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi menjadi kas dari aktiva lancar.9 Adapun alasan digunakannya current ratio secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannyauntuk mengukur: 1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah (kelipatan) asset lancar, makin besar keyakinan lancar tersebut akan dibayar. 2. Penyangga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup nilai asset lancar non-kas pada saat asset tersebut dilepas atau dilikuiditasi.
9
Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan (Jakartas:index, 2008) Edisi ketujuh, hal.223.
18
3. Cadangan dana lancar rasio lancar meeupakan ukuran tingkat keamamanan terhadap ketidakpastian dan kejuatan atas arus kas perusahaan.10 Adapun rumus current ratio:
Contoh perhitungan Current Ratio pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 total aktiva lancarnya sebesar 2.051,177, sedangkan total hutang lancarnya sebesar 1.061,852. Maka Current Ratio nya adalah:
Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin 193,17 kewajiban lancar. Maka CR pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 adalah 193,17. Semakin tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.11 Memang bagi pihak manajer perusahaan memiliki current ratio yang tinggi dianggap baik, bahkan bagi kreditur dipandang perusahaan tersebut berad dalam keadaan kuat. Namun bagi para pemegang saham ini dianggap tidak baik, dalam artiann para manajer perusahaan tidak mendayagunakan
10
Irham Fahmi, Analisis laporan Keuangan (Bandung:Alfabeta, 2014), hal.66. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Empat, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta 2012),hlm. 117. 11
19
current asset secara baik dan efektif, atau dengan kata lain tingkat kreativitas manajer persahaan adalah rendah.12 Sebaliknya current ratio yang rendah lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secra efektif. Saldo kas dibuat minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan persediaan diusahakan maksimum.13 Menurut Sutejo dkk, semakin besar CR maka perusahaan semakin mampu didalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid. Akan tetapi current ratio yang terlalu berlebihan, berarti banyak dana yang tertanam di dalam current asset. Apabila current assets berlebihan maka, hal ini akan menyerap dana yang tertanam dalam current asset, sehingga perusahaan akan beroperasi kurang efisien, hal ini tentunya akan berpengaruh pada profit perusahaan.14 D. Debt Equity Ratio Rasio leverege merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola utangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali utangnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka
12
panjangnya.
Karena
dengan
kemampuan
likuiditas
yang
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung: Alfabeta 2012),hlm.124. Jumingan ”Analisis Laporan keuangan, Jakarta :Bumi Aksara 2010, hlm:124. 14 Sutedjo, et al., ”Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Vol. 13 No. 2. ISSN. 14110199 (Malang:Universitas Brawijaya,2010), hlm.702. 13
20
dimilikinya sangat memungkinkan perusahaan tersebut untuk bisa mengembalikan utangmya dengan cepat dan tepat 15 Debt Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri perusahaan.16 Rasio ini menunjukan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang. Rasio ini dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan perusahaan.17 Besarnya kemampuan menunjukkan
besarnya
perusahaan untuk
kemampuan
perusahaan
menciptakan laba untuk
membayar
kewajibannya. Dalam kondisi seperti ini, penambahan dana dengan menggunakan hutang akan mampu meningkatkan laba per lembar saham bagi para pemegang saham. Hutang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya, jika hutang dimanfaatkan dengan efektif dan laba yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik. Dengan DER yang tinggi perusahaan menanggung risiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yng meningkat. Jadi DER yang tinggi berdampak pada peningkatan laba bersih, berarti memberikan efek peningkatan earning per share (EPS) perusahaan.18
15
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung:Alfabeta, 2014),hlm.116. Budi Raharjo, Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami dan Menganalisis, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2009), hlm.140. 17 Tita Deitiana, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 11 No. 1 (Jakarta:Universitas Trisakti, 2009), hlm.59. 18 Mamduh M. Hanafi dan Abdul Kalim, Analisis Laporan Keuangan edisi ke empat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), hlm.81. 16
21
Dari sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal yang lebih disukai karena dua alasan:19 1. Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil daripada pengembalian atas asset operasi bersih, selisis pengembalian atas asset operasi bersih, selisis pengembalia tersebut akan menjadikan keungtngan bagi investor ekuitas. 2. Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan deviden tidak. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalm kategori extreme leverage (utang extreme) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit melepaskan beban utang tersebut. 20 Debt Equity Ratio (DER) juga menunjukkan tingkat hutang perusahaan, perusahaan dengan hutang yang besar mempunyai biaya hutang yang besar pula. Hal tersebut menjadi beban bagi perusahaan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor. Para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki Debt Equity Ratio (DER) yang tinggi.21 Adapun rumus Debt Equity Ratio adalah:
19
Subramanyam dan John J. Wild, Analisis laporan Keuangan Buku Dua Terjemahan, (Jakarta:Salemba Empat,2010),hlm.265. 20 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung:Alfabeta, 2014),hlm. 127. 21 Anisa Ika Hanani, “Analisis Pengaruh Earnings Per Share (EPS), Return On Equity (ROE),dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan – Perusaaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Center (JII) Periode Tahun 2005-2007” Jurnal Ekonomi (Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), hlm.14.
22
Contoh perhitungan Debt Equity Ratio pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 total hutangnya 1.334,542 dan total ekuitasnya 7.211,687. Maka Debt Equity Ratio nya adalah:
Maka DER pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 adalah 0,19. Semakin rendah tingkat rasio DER berarti semakin baik kinerja manajemen, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada. Dalam hal ini perusahaan dapat meminimumkan tingkat utang yang diterima untuk kegiatan perusahaan sehingga investor akan tertarik menanamkan sahamnya.22 E. Net Profit Margin Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha.23 Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan 22
perolehan
pada
tingkat
penjualan
khusus.
dengan
Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhrudin, Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta :Salimba Empat, 2012), hlm.158. 23 J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan . Edisi 8, (Jakarta :Bima Rupa Aksara.1999)
23
memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang melibihi harga pokok penjualan.24 Menurut Hutami, semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan cukup tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya cukup baik. Sebaliknya, jika rasio ini semakin turun maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam menekan biaya biayanya dianggap kurang baik sehingga investor pun enggan untuk menanamkan dananya.25 Adapun Rumus Net Profit Margin:
Contoh perhitungan Net Profit Margin pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk laba bersih setelah pajaknya sebesar 2.103,652, penjualannya 8.843,721, maka Net Profit Margin perusahaan Astra Agro Lestari Tbk adalah
24
Irham Fahmi, , Pengantar Manajemen Keuangan (Bandung:Alabeta, 2014),hlm.58. Rescyana Putri Hutami, “Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek ndonesia Periode 2006-2010”, Jurnal Nominal / Volume I Nomor I (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), hlm.105. 25
24
Maka NPM pada perusahaan Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2010 adalah 23,79. F. Hubungan Variabel Independen dengan Earning Per Share 1. Hubungan Current Ratio dengan Earning Per Share Current ratio (CR) merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. CR yang tinggi menunjukkan resiko yang rendah, namun belum tentu baik dari segi profitabilas karena dapat menunjukkan penggunaan aset lancar secara tidak efisien. Menurut Kumala, tingginya current ratio menunjukkan kinerja manajemen yang tidak efisien dalam mengelola aset lancarnya sehingga menurunkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.26 2. Hubungan debt equity ratio dengan earning per share Debt
equity
ratio
(DER)
memperlihatkan
besarnya
pembiayaan perusahaan yang berasal dari hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi memberikan risiko yang besar namun apabila perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan baik, maka penggunaan untang ini akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. 26
Kumala Shinta, ”Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi Terhadap Earnings Per Share”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3 Nomor 2 (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014), hlm.3.
25
Menurut Chelmi (2012), semakin besar DER manunjukkan kewajiban yang ditanggung perusahaan dan nilai DER yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.banyak penekanan yang dilakukan pada rasio ini, karena jika rasio ini buruk, maka perusahaan akan memiliki masalah riil jangka panjang, salah satunya adalah masalah kebangkrutan.27 Semakin rendah tingkat rasio DER berarti semakin baik kinerja manajemen, kerena lebih efisien dalam menggunakam sumber daya yang ada. Dalam hal ini perusahaan dapat meminimumkan tingkat utang yang diterima untuk kegiatan perusahaan sehingga investor akan tertarik menanamkan sahamnya maka hal itu dapat meningkatkan earning per share. 3. Hubungan antara net profit margin dengan earning per share Net Profit Margin (NPM) mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap penjulan. NPM yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. NPM yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyisakan margin yang tinggi atas kompensasi bagi
27
Chelmi, “Pengaruh financial Leverage Ratio Terhadap Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Tedaftar di Bursa Efek Periode 2008 -2011”, Jurnal Akuntansi, (Tanjung Pinang:Universitas Maritime Raja Ali Haji 2012),hlm.5.
26
pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu resiko. Dengan demikian NPM yang tinggi akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo, dkk (2010) mendukung pernyataan tersebut. G. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian-penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa kinerja
keuangan
yang
tercermin
dalam
rasio
keuangan
dapat
mempengaruhi EPS. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Kumala Shinta,28 mengenai pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas operasi terhadap earnings per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 menyimpulkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,679. DER menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,001. NPM menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,004. Mohamad Barlianta Uno, Hendra Tawas dan Paulina Van Rate,29 menganalisis kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan arus kas operasional pengaruhnya terhadap earning per share. Di dapatkan kesimpulan bahwa debt equity ratio berpengaruh terhadap earning per share sedangkan current ratio juga berpengaruh terhadap earning per share 28
Kumala Shinta, ”Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi Terhadap Earnings Per Share”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3 Nomor 2 (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014) 29 Mohamad Barlianta Uno,et al, “Analisis Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasional Pengaruhnya terhadap Earning Per Share”,jurnal 2014_)
27
Amin Rokhmat Saputro,30 meneliti mengenai pengaruh rasio likuiditas, rasio solvabilitas,rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap earning per share pada perusahaan consumer good yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan mengenai CR,DER dan NPM yang berpengaruh signifikan terhadap EPS perusahaan consumer good yang terdaftar di Daftar Efek Syariah dengan nilai signifikansi CR 0,00, DER 0,030 dan NPM 0,00. M Luthfi Manar, 31 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi earning per share pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
tahun
2006-2010.
Penelitiannnya
menghasilkan
kesimpulan bahwa variabel DER dan NPM tidak berpengaruh terhadap earning per share. Sedangkan variabel current ratio berpengaruh terhadap earning per share Sedangkan penelitian yang dilakukan Chelmi,32
mengenai
pengaruh financial leverage ratio terhadap earnings per share (EPS) pada perusahaan properti dan Indonesia
Periode
real estate yang terdaftar di Bursa Efek
2008-2011
Penelitian
tersebut
menghasilkan
kesimpulan mengenai DER, yang tidak berpengaruh terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0.155. 30
Amin Rokhmat Saputro, “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas Terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Consumer Good yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah”, Skripsi Sarjana Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Universitas Islam Sunan Kalijaga 2013) 31 M. Luthfi Manar, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Earning Per Share Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010”. Skripsi thesis (,Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013) 32 Chelmi, “Pengaruh financial Leverage Ratio Terhadap Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Tedaftar di Bursa Efek Periode 2008 -2011”, Jurnal Akuntansi, (Tanjung Pinang:Universitas Maritime Raja Ali Haji 2012)
28
I Gede Widiartha Naitian Borromeu,33 meneliti tentang pengaruh rasio keuangan terhadap earning per share (EPS) padaperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa debt equity ratio berpengaruh signifikan terhadap earning per share. Net profit margin juga berpengaruh terhadap earning per share Abdul Hamid,34 melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) pada sektor industry dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011.penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap Earning per Share (EPS) dengan nilai signifikansi 0.035. Muhfiatun,35
melakukan
penelitian
terhadap
perusahaan
manufaktur yang masuk dalam Bursa Eefek Syariah tahun 2009 dengan menggunakan EPS sebagai variabel dependen dan financial leverage dan profitabilitas
sebagai
variabel
independen.
Penelitian
tersebut
menghasilkan kesimpulan mengenai DER, dan NPM yang tidak berpengaruh terhadap EPS. DER dengan nilai signifikansi 0.483> 0.05 dan NPM 0.553> 0.05. 33
I Gede Widiartha Naitian Borromeu, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Earning Per Share (EPS) PadaPerusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” jurnal ekonomi,(Denpasar :Univesitas Warmeda 2012) 34
Abdul Hamid, “ Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Pada Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonnesia”, jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi, (Jakarta: Universitas Gunadarma 2012) 35 Muhfiatun, “Pengaruh Financial Laverage dan Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share (Studi pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah Pada Tahun 2009), Skripsi Sarjana Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2011)
29
Okta Pria Briliyan,dkk,36 melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap earning per share pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang listing di BEI hasil penelitian menunjukkan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,008. Sutejo, dkk,37 menganalisis variabel yang mempengaruhi EPS pada seluruh perusahaan yang ada dalam sektor industri food and beverages, menyimpulkan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,000106. DER mempunyai pengaruh terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,046658 serta NPM juga berpengaruh positif terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,000000. Febru Winaro,38 menganalisis variabel yang mempengaruhi earning per share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share. Net profit margin juga menunjukkan tidak berpengaruh terhadap earning per share. Karnata,39 melakukan penelitian mengenai pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity,total asset turn over, dan size
36
Okta Pria Briliyan, et al, “Pengaruh Financial Leverage Terhadap Earning Per Share Studi pada Perusahaan Industri Otomotif dan Komponen yang Listing di BEI ” Jurnal Akuntansi (Surabaya:Universitas Negeri Surabaya 2011) 37 Sutejo, et al, “Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Wacana Vol. 13 No. 2. ISSN. 14110199, (Malang:Universitas Brawijaya 2010) 38 Febru Winaro, “Analissi variabel yang mempengaruhi earning per share (EPS) pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Kultura Volume: 11 No.1 Juni (2010) 39 Karnata, “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity,Total Asset Turn Over, dan Size Terhadap Earnings Per Share pada Kelompok Saham Jakarta Islamic Index
30
terhadap earnings per share pada kelompok saham Jakarta Islamic Index tahun 2005-2007. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan mengenai CR tidak berpengaruh terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0,905 dan DER berpengaruh negatif terhadap EPS dengan nilai signifikansi 0.002. Sigit Ristomo,40 melakukan penelitian mengenai pengaruh return on equity, debt to equity ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional, capital adequacy dan quick ratio terhadap earning per share pada Bank umum Syariah di Indonesia tahun 2004-2007. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap EPS Bank Umum Syariah dengan nilai signifikansi 0,00. Juwarin
Pancawati,41
menganalisis
tentang
variabel
yang
mempengaruhi Earning Per Share (EPS) padaperusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek jakarta (perbandingan sebelum dan selama krisis). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa debt equity ratio dan net profit margin berpengaruh terhadap earning per share sedangkan current ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share. Dari berbagai penelitian di atas, maka dapat ditunjukkan secara ringkas dalam tabel 2.1 dibawah ini:
Tahun 2005-2007”. Skripsi Sarjana Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 2009) 40 Ristomo, Sigit, “ Pengaruh Return On Equity, Debt To Equiti ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Capital Qdequacy Ratio dan Quick ratio Terhadap Earnings Per Share Pada bank Umum Dyariah di Indonesia tahun 2004-2007”, Sarjana Ekonomi Islam, (Yogyakarta:Universitas Islam Sunan Kalijaga 2009) 41
Juwarin Pancawati,et al, “Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta (perbandingan sebelum dan selama krisis)”. smart vol 1;1 (januari 2004)
31
32
No 1
2
3
Peneliti dan Tahun Kumala Shinta (2014)
Mohamad Barlianta Uno, Hendra Tawas dan Paulina Van Rate (2014)
Amin Rokhmat Saputro (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan arus Kas Operasi Terhadap Earnings Per Share (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 Analisis Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasional Pengaruhnya terhadap Earning Per Share Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas
Variabel Hasil Penelitian Penelitian Variabel - DER berpengaruh Independend: signifikan terhadap TATO, CR, DER, EPS NPM, ROE, PBV, - NPM berpengaruh ukuran signifikan terhadap perusahaan dan - CR menunjukkan arus kas operasi. tidak berpengaruh terhadap EPS Variabel Dependend: EPS
Variabel independen: ROA, ROE, CR, DER, TA dan CFO Variabel dependen :EPS Variabel Independen: Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Perbedaan Penelitian Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian.
- CR berpengaruh signifikan terhadap EPS - DER berpengaruh signifikan terhadap EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
- CR berpengaruh signifikan terhadap EPS - DER berpengaruh signifikan terhadap
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
33
4
5
terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Consumer Good yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. M.Luthfi Manar, Analisis Faktor(2013) Faktor Yang Mempengaruhi Earning Per Share Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010
Chelmi (2012)
Pengaruh Financial Leverage Ratio Terhadap Earnings Per Share (EPS) pada Perusahaan Properti dan Real
Profitabilitas Variabel Dependen: Earning Per Share
EPS - NPM berpengaruh signifikan terhadap EPS
Variabel - CR berpengaruh independen: terhadap EPS Current Ratio - DER tidak (CR), Inventory berpengaruh terhadap Turnover (ITO), EPS Debt to Equity - NPM tidak Ratio (DER), berpengaruh terhadap Return On Equity EPS. (ROE), Total Asset Turnover (TATO) dan Net Profit Margin (NPM). Variabel Dependen: EPS Variabel Independend: DAR, DER, LDER Variabel
- DER tidak berpengaruh terhadap EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
34
6
7
Abdul Hamid (2012)
I Gede Widiartha Naitian Borromeu (2012)
Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011 pengaruh financial leverage terhadap return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) pada sektor industry dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Earning Per Share (EPS) PadaPerusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Dependend : EPS
Variabel - DER berpengaruh independen: DER terhadap EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
Variabel dependen: ROE dan EPS
Variabel - DER berpengaruh independen: signifikan terhadap Return On Assets EPS (ROA), Debt to - NPM berpengaruh Equity Ratio signifikan terhadap (DER), Price EPS Earning Ratio (PER), dan Net Profit Margin (NPM) Variabel dependen:EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian.
35
8
9
Muhfiatun (2011)
Okta Pria Brilliyan, Dwiatmanto, Fransisca Yaningwati (2011)
10
Sutejo, Bambang dan Ubud (2010)
11
Febru Winaro(2010)
Pengaruh Financial Laverage dan Profitabilitas Terhadap Earnings per share (Studi pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah Tahun 2009 pengaruh financial leverage terhadap earning per share pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang listing di BEI Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Earnings Per Share Pada Industri Food And Baverages Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta Analisis variabel yang mempengaruhi earning per share (EPS) pada perusahaan
Variabel independen: ROE, DER dan NPM
- DER tidak berpengaruh terhadap EPS - NPM tidak berpengaruh terhadap EPS
Variabel dependen : EPS Variabel - DER berpengaruh independend: DR terhadap EPS dan DER
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian.
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian.
Variabel dependen: EPS Variabel independen: CR, ROE, DER, TATO dan NPM. Variabel dependen : EPS Variabel inependen: net sales, current ratio, inventory turn over, total
- CR berpengaruh negatif terhadap EPS - DER berpengaruh positif terhadap EPS - NPM berpengaruh positif terhadap EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
- CR tidak berpengruh terhadap EPS - NPM tidak berpengaruh terhadap EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
36
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta
12
13
Karnata (2009)
Sigit Ristomo (2009)
Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Equity,Total Asset Turn Over, dan Size Terhadap earnings Per Share pada Kelompok Saham Jakarta Islamic Index Tahun 2005-2007 pengaruh return on equity, debt to equity ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional, capital adequacy dan quick ratio terhadap earning per share pada Bank umum
assets turn over, net profit margin dan book value growth Variabel dependen :EPS Variabel Independen: CR,DER,TATO, SIZE
- CR tidak berpengaruh terhadap EPS - DER berpengaruh terhadap negatif EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
- DER berpengaruh positif terhadap EPS
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian pelitian tersebut menggunakan laporan triwulan sedangkan penelitian ini menggunakan laporan tahunan.
Variabel dependen: EPS
Variabel independen: return on equity, debt to equity ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional, capital adequacy dan quick ratio
37
Syariah di Indonesia tahun 2004-2007. 14
Juwarin Pancawati, Bambang Agus Pramuka dan Jaryono (2004)
Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta (perbandingan sebelum dan selama krisis).
Variabel dependen: EPS Variabel independen: net sales, debt to equity ratio, current ratio, inventori turn over, total asset turn over, net profit margin dan book value growth Variabel dependen:Earning Per Share
- Current ratio tidak berpengaruh terhadap EPS - Debt equity ratio dan net profit margin berpengaruh terhadap earning per share.
Variabel penelitian, objek penelitian dan periode penelitian
38
H. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan, maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Curent Ratio H1(-) Debt Equity Ratio
Net Profit Margin
H2 (+)
Earnings Per Share
H3(+)
H4 (+)
Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset.42 Pengembangan alur pemikiran selanjutnya adalah faktor yang mempengaruhi earning per share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2010-2014 . Kerangka pemikiran di atas menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu 42
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 23.
39
current ratio, debt equity ratio dan net profit margin terhadap variabel dependen (Y) yaitu earning per share. I. Hipotesis Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Variabel
Penelitian Terdahulu
Current Ratio Berpengaruh
Amin Rokhmat Saputro (2013), Sutejo, Bambang dan Ubud (2010), M Luthfi Manar (2013),Muhammad Barlianta Uno, Hendra Tawas, dan Paulina Van Rate (2014)
Current Ratio Tidak Berpengaruh
Kumala Shinta(2014), (2009), Pancawati,dkk(2004), Winaro (2010)
Debt Equity Ratio Berpengaruh
Kumala Shinta (2014), Amin Rokhmat Saputro (2013), Abdul Hamid (2012), Okta Pria Brilian,dkk(2011)
Debt Equity Ratio Tidak Berpengaruh
M Luthfi Manar (2013),Chelmi (2012), Muhfiatun (2011)
Net Profit Margin Berpengaruh
Kumala Shinta(2014), Amin Rokhmat Saputro (2013), Sutejo, Bambang dan Ubud (2010), I Gedhe Widiartha Naitian Borromeu (2012)
Net Profit Margin Tidak Berpengaruh
M Luthfi Manar (2013), Muhfiatun (2011), Febru Winaro (2010)
Karnata Juwarin Febru
40
Hipotesis merupakan proposisi yang akan di uji keberlakuannya, atau merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.43 Dari kerangka berpikir di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini meliputi: a) Hipotesis 1 Current ratio (CR) merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. CR yang tinggi menunjukkan resiko yang rendah, namun belum tentu baik dari segi profitabilitas karena dapat menunjukkan penggunaan aset lancar secara tidak efisien. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Horne dan Wachowicz,44 dimana likuiditas berbanding terbalik dengan profitabilitas Penelitian Kumala Shinta(2014), Karnata (2009), Juwarin Pancawati,dkk(2004), Febru Winaro (2010)mendukung teori tersebut, yang menunjukkan tidak adanya pengaruh antara CR dengan EPS. Dan menolak penelitian Amin Rokhmat Saputro (2013), Sutejo, Bambang dan Ubud (2010), M Luthfi Manar (2013),Muhammad Barlianta Uno, Hendra Tawas, dan Paulina Van Rate (2014)yang menyatakan current ratio berpengaruh terhadap earning per share. H1 : Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Earnings Per Share. 43
Bambang Prasetyo dan Lina Mitahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.76. 44
Horne, Van James dan John M Wachowicz. Fundamentals of Financial Management, Prinsip-prinsip Manajemen keuangan, Jakarta.:Salemba Empat (2009),hlm.210
41
b) Hipotesis 2 Debt Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri perusahaan.45 Rasio ini menunjukan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang. Rasio ini dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan perusahaan.46 Menurut Riyanto,47 perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana tersebut. Dengan demikian, DER yang tinggi dapat memberikan keuntungan yang besar bagi pemegang saham. Kumala Shinta (2014), Amin Rokhmat Saputro (2013), Abdul Hamid (2012), Okta Pria Brilian,dkk(2011)mendukung pernyataan tersebut, dimana menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan dari DER dengan EPS. Dan menolak penelitian M Luthfi
Manar (2013),Chelmi
(2012), Muhfiatun (2011),
yang
menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap earning per share H2: Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh positif terhadap Earnings Per Share. 45
Budi Raharjo, Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami dan Menganalisis, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 2009), hlm.140. 46 Tita Deitiana, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Deviden Kas” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 11 No. 1 (Jakarta:Universitas Trisakti, 2009), hlm.59. 47 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
42
c) Hipotesis 3 Net Profit Margin (NPM) mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap penjulan. NPM yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hal ini dikarenakan NPM yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyisakan margin yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu resiko. Dengan demikian NPM yang tinggi akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Kumala Shinta(2014), Amin Rokhmat Saputro (2013), Sutejo, Bambang dan Ubud (2010), I Gedhe Widiartha Naitian Borromeu (2012) mendukung pernyataan tersebut. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa NPM berpengaruh posiitif terhadap EPS. Dan menolak penelitian yang dilakukan M Luthfi Manar (2013), Muhfiatun (2011), Febru Winaro (2010)yang menyatakan NPM tidak berpengaruh terhadap earning per sshare H3 : Net Profit Margin memiliki pengaruh positif terhadap Earnings Per Share. d) Hipotesis 4 Current Ratio ,Debt Equity Ratio, dan Net Profit Margin berpengaruh secara simultan antara terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2010-2014.
43
H4 : Current Ratio ,Debt Equity Ratio, dan Net Profit Margin berpengaruh secara simultan terhadap Earnings Per Share