BAB II LANDASAN TEORI
II.1
Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya Menurut Tuanakotta (2007), “organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan
Akuntan Indonesia ( IAI ) yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957, saat ini memiliki 3 seksi atau kompartemen yaitu : Standar Akuntansi, Akuntan Publik, dan Perpajakan”. Ikatan Akuntan Indonesia merupakan satu – satunya organisasi profesi akuntan di Indonesia dengan misi untuk meningkatkan pengabdian profesi dalam pengembangan nasional dengan tujuan: 1. Menjaga martabat akuntan. 2. Meningkatkan
usaha
memasyarakatkan
akuntansi
dalam
menunjang
pembangunan nasional Indonesia. 3. Mengembangkan ilmu akuntansi. 4. Membina suatu badan akuntan Indonesia serta meningkatkan kecakapan dan rasa tanggung jawab anggota. 5. Mengusahakan hal-hal lain yang berhubungan dengan pembangunan nasional Indonesia.
II.2
Standar Pendidikan Internasional IFAC Tujuan pendidikan dan pengalaman praktek akuntansi adalh unutk menghasilkan
akuntan yang profesional dan kompeten dalam memberikan kontribusi yang positif terhadap kehidupan profesinya dan dilingkungan tempat akuntan tersebut bekerja. 8
Seiring bertambahnya perubahan-perubahan yang dihadapi para akuntan, maka penting bagi akuntan untuk mengelola perilakunya untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi profesionalnya. Saat ini seorang akuntan perlu mempelajari dan mengamati konsep akuntansi secara global sehingga akuntan dapat memahami konteks dari operasional bisnis dan organisasi lainnya. Selain itu saat ini seorang akuntan tidak hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan
para investor dan kreditor tetapi juga memenuhi kebutuhan
informasi kepada banyak pihak lainnya baik yang bersifat keuangan dan non-keuangan. International Federation of Accountants (IFAC) pada bulan Oktober 2003 yang lalu telah mengeluarkan 7 (tujuh) standar pendidikan internasional (International Education Standards/IES) yang seharusnya berlaku efektif mulai 1 Januari 2005. Standar yang dikeluarkan IFAC ini merupakan panduan global untuk membentuk akuntan yang profesional. Namun pemahaman mengenai isi dan rencana implementasi standar ini di Indonesia belum begitu luas. Diskusi dan sosialisasi masih terbatas di kalangan profesi dan dunia perguruan tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 2 standar dari IFAC, yaitu IES 2 dan IES 3. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada standar pendidikan internasional 2 (IES 2).
II.3
Standar Pendidikan Internasional 2 (IES 2) Menurut IFAC Education Committee (2003), Tujuan dari IES 2 ini adalah untuk
meyakinkan bahwa calon akuntan profesional memiliki pengetahuan profesional akuntansi yang cukup untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai Akuntan yang kompeten dalam menghadapi lingkungan yang kompleks dan berubah. Standar ini 9
menentukan muatan pengetahuan yang dipersyaratkan, yang terdiri dari 3 bidang pengetahuan utama, yaitu: 1.
Akuntansi, Keuangan dan pengetahuan yang terkait. (Accounting, finance and related knowledge)
2.
Pengetahuan
organisasional
dan
bisnis.
(organizational
and
business
knowledge) 3.
Pengetahuan dan kompetensi teknologi informasi. (information technology knowledge and competences).
Studi profesional akuntansi sebaiknya merupakan bagian dari program pre kualifikasi Akuntan profesional. Studi ini sebaiknya cukup panjang dan cukup intensif sehingga calon Akuntan mendapatkan pengetahuan profesional yang dipersyaratkan untuk memenuhi kompetensinya. Komponen pengetahuan profesional akuntansi pada program pre kualifikasi ini sebaiknya terdiri dari paling tidak 2 tahun full-time study.Komponen akuntansi, keuangan dan pengetahuan terkait, sebaiknya meliputi materi berikut: 1. Akuntansi dan pelaporan keuangan. (Financial accounting and reporting) 2. Akuntansi dan pengendalian manajemen. (Management accounting and control) 3. Perpajakan. (Taxation) 4. Hukum dagang dan komersial. (Business and commercial law) 5. Pemeriksaan akuntansi dan jasa assurance. (Audit and assurance) 6. Manajemen keuangan. (Finance and financial management) 7. Etika dan nilai profesional. (Professional values and ethics)
10
Komponen organisasi dan bisnis meliputi materi berikut: 1. Ekonomi. (Economics) 2. Lingkungan Binis. (Business environment) 3. Tata kelola perusahaan. (Corporate governance) 4. Etika bisnis. (Business ethics) 5. Pemasaran keuangan. (Financial markets) 6. Metode kuantitatif. (Quantitative methods) 7. Perilaku Organisasi. (Organizational behavior) 8. Pengambilan keputusan manajemen dan strategis. (Management and strategic decision making) 9. Pemasaran. (Marketing) 10. Bisnis Internasional dan globalisasi. (International business and globalization)
Komponen teknologi informasi seharusnya meliputi materi dan kompetensi berikut: 1. Pengetahuan umum terkait teknologi informasi. (general knowledge of IT) 2. Pengetahuan pengendalian teknologi informasi. (IT control knowledge) 3. Kompetensi pengendalian teknologi informasi. (IT control competences) 4. Kompetensi pengguna teknologi informasi. (IT user competences) 5. Salah satu atau gabungan dari kompetensi dan tanggung jawab manajer, evaluator atau designer sistem informasi.
11
II.4
Definisi Profesi Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; sertaadanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
II.5
Definisi profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-
kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan --serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut-dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wingjosoebroto, 1999).
II.6
Watak Kerja Profesionalisme
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang
digeluti, dan oleh karenanya tidak
terlalumementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. 2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat. 12
3. kerja seorang professional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral-harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
II.7
Definisi dan Tujuan Kode Etik Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
II.8
Oganisasi Profesi Akuntan Aktivitas auditor dan akuntan lainnya disebut sebagai suatu “ Profesi “ karena
memenuhi 5 prinsip karakteristik suatu profesi yaitu bahwa pengetahuan khusus tersebut diperoleh melalui pendidikan formal, memiliki standar kualifikasi profesi, status profesinya diakui oleh masyarakat, memiliki kode etik dalam berhubungan dengan sesama kliennya,sesama akuntan, dan masyarakat, serta adanya organisasi nasional yang ditujukan untuk meningkatkan tanggung jawab sosialnya.
13
II.9
Jenis-Jenis Akuntan Pada umumnya, profesi akuntansi diperlukan pada empat bidang, yaitu akuntan
publik, akuntan pribadi, akuntan nirlaba, dan pendidikan. 1.
Akuntan Publik Di Amerika Serikat, karir pada profesi akuntan publik relative jelas. Berikut ini Arens, Elder dan Beasly (2001) memberikan tentang gambaran jenjang karir akuntan publik: a)
Auditor junior, merupakan entry level karir akuntan.
b)
Auditor senior, Biasanya memerlukan waktu 2 - 4 tahun untuk ke jenjang ini.
c)
Manajer auditor, Untuk ke jenjang ini diperlukan waktu rata – rata 6 – 8 tahun masa kerja, dan setelah melalui jenjang auditor senior.
d)
Rekan, merupakan puncak karir profesi akuntan publik. Masa kerja minimal untuk menjadi partner yang diperlukan dalam kantor akuntan adalah 10 tahun masa kerja setelah melalui jenjang manajer auditor.
2.
Akuntan Pribadi Karir bidang akuntansi yang tidak melalui ujian sertifikasi adalah dengan bekerja pada suatu perusahaan. Karir pada bidang ini disebut Private (or Managerial Accounting). Aktivitas profesi akuntansi ini antara lain adalah Cost Accounting, Budgeting, general Accounting, Accounting Information System, Tax Accounting, dan Internal Auditing. Jenjang karir Private Accounting menurut Weygandt adalah sebagai berikut : a)
Akuntan Junior, merupakan entry level karir pada profesi private atau managerial accounting. 14
b)
Akuntan Senior, merupakan jenjang karir seorang akuntan setelah 2 – 4 tahun bekerja di perusahaaan dan telah melewati jenjang akuntan junior.
c)
Pengendali Perusahaan, merupakan jenjang karir setelah 6 – 8 tahun bekerja diperusahaan, dan telah melewati jenjang Senior Accountant.
d)
VP Finance dan CFO, adalah karir puncak pada akuntan pribadi. Biasanya diperoleh setelah meraih masa kerja 10 tahun.
3.
Akuntan Nirlaba Profesi akuntansi juga diperlukan meskipun pada lembaga yang kegiatannya tidak berorientasi pada laba.
4.
Akuntan pendidik Akuntan Pendidik merupakan profesi akuntan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkarir pada 3 bidang akuntansi lainnya. Akuntan Pendidik melaksanakan proses – proses penciptaan professional baik profesi Akuntan Publik, Akuntan Pribadi, Akuntan Nirlaba maupun profesi Akuntan Pendidik sendiri.
II.10 Jasa-Jasa Akuntan Publik Akuntan Publik sebagai praktisi yang professional dapat memberikan jasa baik yang bersifat atestasi maupun non atestasi. Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan tentang apakah asersi atau pernyataan tertulis auatu satuan usaha sesuai, dalam semua hal yang material yang telah ditetapkan. Dalam jasa yang bersifat atestasi, akuntan harus menyatakan pendapat tentang kesesuaian suatu penyataan dengan kriteria yang sudah ditetapkan, sebaliknya dalam jasa non atestasi tidak ada kewajiban 15
untuk menyatakan pendapat tentang kesesuaian antara suatu pernyataan dengan kriteria yang ditetapkan.
II.10.1 Jasa Atestasi Jasa yang bersifat atestasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Audit Contoh jelas jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan. Jenis audit ini berkaitan dengan perolehan dan penilaian terhadap bukti tentang laporan keuangan klien. Berdasarkan hasil auditnya auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan atau kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berlaku umum. 2. Examinasi Pengertian
Examinasi
pada
dasarnya
sama
dengan
audit
atau
pemeriksaan. Istilah examinasi digunakan untuk menjelaskan jenis jasa lain ( selain audit keuangan ) yang akhirnya juga harus memberikan pernyataan pendapat mengenai kesesuaian antara suatu pernyataan tertulis pihak tertentu dengan kriteria yang telah ditentukan. Contoh dari jasa ini adalah pemeriksaan terhadap informasi keuangan prospektif ( peramalan ) ; audit untuk menentukan kesesuaian antara sistem pengendalian intern yang dilaksanakan dengan kriteria yang sudah ditetapkan; atau menentukan kesesuaian antara pelaksanaan operasi dengan peraturan pemerintah. 16
3.
Review Jasa review atau pengkajian ulang terutama berupa pelaksanaan prosedur wawancara dan analisis informasi keuangan (perbandingan – perbandingan). Luas atau scope jasa review lebih sempit dibandingkan jasa audit.Tujuan review ini adalah untuk memberikan jaminan negative (negative assurance) yang merupakan kebalikan atau lawan dari pendapat positif dalam jasa audit.Laporan yang didasarkan hasil review menyatakan “ tidak perlu modifikasi yang material yang harus dilakukan agar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berkalu umum” sebagai pengganti “ telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum”. Jasa review biasanya dilakukan pada laporan interim perusahaan publik atau laporan tahunan perusahaan non publik.
4. Prosedur yang disepakati bersama (Agreed upon procedure) Luasnya pekerjaan dalam jenis jasa ini lebih sempit dibandingkan dengan jasa audit dan examinasi.Misalnya klien dan auditor menyetujui suatu prosedur tertentu yang hanya akan dilaksanakan pada elemen atau akun tertentu bukan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam pemberian jasa jenis ini, akuntan mungkin hanya akan mengeluarkan “ ringkasan temuan “ atau jaminan negatif ( negative assurance ) seperti halnya pada review.
II.10.2 Jasa Non Atestasi Jenis jasa non atestasi yang utama adalah dalam bidang akuntansi, pajak dan jasa konsultasi. Karakteristik umum dalam jasa non atestasi adalah bahwa akuntan publik
17
tersebut tidak menghasilkan suatu pernyataan pendapat, keyakinan negatif, laporan temuan – temuan atau bentuk jaminan lain.
1.
Akuntansi Akuntan publik dapat ditugasi oleh kliennya untuk melakukan berbagai jasa di
bidang akuntansi, misalnya melakukan pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal – jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan. Dalam hal ini praktisi tersebut bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam pembuatan informasi keuangan, melakukan kompilasi laporan keuangan.dalam penugasan ini akuntan tidak menyatakan pendapat atau kesimpulan apapun atas laporan keuangan atau hasil penugasannya.
2.
Perpajakan Akuntan Publik atau praktisi diminta oleh kliennya untuk mengisi Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan atau untuk memberi nasihat di bidang perpajakan maupun untuk bertindak sebagai pembela kliennya dalam masalah pajak yang sedang diperiksa oleh Kantor Pajak.
3.
Konsultasi manajemen Akuntan Publik sebagai praktisi professional dapat menerima konsultasi
manajemen yang di dalam penugasan tersebut diminta untuk memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya untuk membantu dalam meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya atau untuk membela kepentingan klien.
18
Akuntan publik juga dapat dikontrak untuk memberikan pendapat sebagai seorang ahli mengenai suatu hal tertentu misalnya masalah penerapan prinsip akuntansi, undang – undang pajak, atau kelayakan penggunaan computer dalam memproses data keuangan sepanjang tidak harus memberikan pendapat mengenai keandalan fakta yang diberikan.
19