BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan usaha yang sesuai dengan azas usaha bersama yaitu koperasi. Koperasi berasal dari kata “co” dan “operation” yang berarti bekerja bersama. Adapun pengertian koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja bersama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan antara anggotanya. (U. Purwanto, 1989 : 1). Sedangkan
pengertian
koperasi
menurut
Undang-Undang
Republik
Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian : “Koperasi adalah bagian usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Pada koperasi, landasan untuk menjalankan usaha dikenal sebagai sendisendi dasar koperasi. Di Indonesia, sendi-sendi dasar koperasi dirumuskan dalam pasal 6 bab IV Undang-Undang Pokok Perkoperasian. Adapun rumusan sendi-sendi dasar koperasi Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela bagi setiap warga Negara. Sendi dasar ini merupakan sendi 9dasar utama yang dilandasi dasar kebebasan. Kebebasan untuk keluar masuk sebagai anggota untuk menjadi kekuatannya.
Untuk masuk menjadi anggota sebuah koperasi dasarnya adalah kemauan dan kesadaran. 2. Kekuasaan tertinggi pada koperasi terletak di tangan rapat anggota, sebagai pencerminan prinsip demokrasi di bidang ekonomi. Karena koperasi sebagai organisasi dari anggota, oleh angota dan untuk anggota maka kekuasaan ada pada anggota. Rapat anggota merupakan pencerminan rapat pemilik organisasi koperasi. Karena dasar dibentuknya koperasi adalah untuk kepentingan anggota, maka suara anggota harus memperoleh perhatian. Berbeda dengan jenis perusahaan lain yang memperhatikan unsur modal untuk menentukan kebijakan usaha adalah anggota dasar satu orang satu suara. 3. Bunga atas modal dibatasi. Pada koperasi tidak jauh berbeda dengan perusahaan lain, modal memegang peranan yang cukup penting. Hal ini disebabkan karena koperasi sebagai badan usaha harus melakukan berbagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi kepentingan anggota dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan setiap kegiatan ekonomi memerlukan modal. Pada koperasi modal berasal dari simpanan anggota, dari dana cadangan. Disamping itu hibah juga merupakan modal yang sangat penting. Pada koperasi bunga atas modal dibatasi tingginya. Batas bunga tertinggi atas modal koperasi ditetapkan oleh Rapat Anggota Tahunan. 4. Peningkatan kesejahteraan angota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Koperasi dalam setiap gerak langkah kegiatan usahanya harus memperhatikan kepentingan anggotanya karena kesejahteraan para anggota adalah tujuan utama koperasi. Apabila suatu kelompok masyarakat menjadi anggota koperasi dengan sendirinya koperasi harus memperhatikan kepentingan mereka. Disamping itu, koperasi juga harus memperhatikan pembangunan lingkungan daerah kerjanya. Dalam lingkungan daerah kerjanya koperasi diharapkan dapat ikut serta melaksanakan pembangunan, setelah ia melayani kepentingan anggotanya. 5. Usaha dan ketatalaksanaan bersifat terbuka. Koperasi harus mempertanggungjawabkan setiap kegiatan usaha yang dilakukannya kepada para anggota, sebab pada koperasi anggota adalah pemilik organisasinya. Berbagai saran dapat diajukan oleh anggotanya baik pada waktu perusahaan berjalan mapun pada waktu berlangsungnya Rapat Anggota inilah arti keterbukaan usaha dan pengelolaan pada koperasi. 6. Swadaya, Swakerta dan Swasembada adalah pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Sendi dasar ini merupakan perasaan dari hakekat koperasi yang harus mampu berusaha dengan kekuatannya sendiri, harus bekerja sendiri untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Sehubungan dengan menculnya pembaharuan kebijakan pembangunan dan ekonomi yang sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, koperasi Indonesia mempunyai beberapa fungsi, yaitu : 1. Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat dan sebagai pendemokrasian nasional.
2. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 3. Alat Pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 2.2. Jenis-jenis Koperasi 2.2.1. Menurut Bidang Usahanya Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 16 dalam ayat penjelasan. Jenis-jenis koperasi menurut bidang usahanya dibagi menjadi 5 bagian yaitu : 1. Koperasi Konsumsi Koperasi jenis ini bergerak dalam bidang pembelian dan penjualan bahan-bahan konsumsi (sembako). 2. Koperasi Produksi Koperasi ini memproduksi satu jenis barang tertentu untuk dijual kepada konsumen. 3. Koperasi Kredit (simpan pinjam) Koperasi kredit adalah koperasi dengan kegiatan usaha menyimpan dana dari angota atau pihak lainnya, lalu mengembalikan kembali dana tersebut kepada anggota dalam bentuk pinjaman.
4. Koperasi Jasa Koperasi jasa ini memberikan pelayanan jasa kepada anggota atau masyarakat umum. 5. Koperasi Serba Usaha Koperasi ini mencakup berbagai usaha.
1.2.2. Menurut Tingkat Organisasinya Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 15 ayat penjelasan, bisnis koperasi menurut tingkat organisasinya dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Koperasi Primer Koperasi primer ini beranggotakan minimal 20 orang yang telah memenuhi syarat menjadi anggota koperasi, atau juga dapat kurang dari 20 orang. 2. Koperasi Sekunder Koperasi sekunder beranggotakan minimal tiga koperasi primer. Koperasi sekunder sendiri berdasarkan tingkatannya dapat dibedakan menjadi dua tingkatan koperasi : a. Koperasi Pusat Koperasi ini beranggotakan minimal lima koperasi primer yang telah berbadan hukum. b. Koperasi Gabungan
Koperasi yang termasuk dalam jenis ini misalnya koperasi pusat. Koperasi ini juga beranggotakan badan-badan koperasi yang terdiri atas minimal tiga koperasi pusat yang telah berbadan hukum.
2.3. Struktur Organisasi KSP “Trisno Mandiri” “Organisasi di definisikan sebagai bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan terkait scara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang yang disebut pimpinan dan seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan “, (Siagian, 2001 : 20).
Dengan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi terbentuk karena adanya sekelompok orang yang senasib dan merasa dirinya kurang mampu serta mempunyai kehendak untuk memenuhi kebutuhan masing-masing akan tetapi mempunyai keterbatasan untuk memenuhi kebutuhannya dengan jalan mengikatkan diri dalam suatu organisasi untuk saling membantu sehingga tercapai tujuan yang hendak dicapai bersama. Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, maka organisasi harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip berikut ini : a. Adanya tujuan yang jelas Tujuan merupakan pedoman ke arah mana organisasi akan dilaksanakan. b. Pembagian kerja Prinsip dimaksudkan agar setiap anggota dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya. c. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang adalah penyerahan tugas dari pimpinan yang lebih tinggi kepada pimpinan yang lebih rendah yang memungkinkan bahwa bawahan tersebut untuk bertindak tanpa selalu meminta petunjuk dari atasan. d. Rentangan kekuasaan Penentuan yang setepat-tepatnya jumlah bawahan agar pimpinan dapat memimpin, membimbing serta menjalankan fungsi pengawasan dengan baik. e. Tingkat pengawasan Tingkat pengawasan dalam suatu organisasi dibuat secara sederhana dan sedikit mungkin. Hal ini di maksudkan untuk memudahkan jalur komunikasi antara atasan dan bawahan. f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab Prinsip ini menyatakan bahwa setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung, sehingga bawahan mengetahui dari siapa ia menerima berita dan kepada siapa ia harus mempertanggungjawabkanya. g. Koordinasi Koordinasi merupakan kerjasama dengan unit yang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh. Organisasi adalah suatu hal yang dinamis yang harus pula mampu menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat , maka dikenal empat macam bentuk organisasi. Keempat bentuk organisasi itu adalah : 1) Organisasi Garis Dalam struktur organisasi ini wewenang tanggung jawab kearah vertikal melalui saluran tunggal.
2) Organisasi Garis dan Staf Dalam struktur organisasi garis dan staf terdapat satu atau lebih tenaga staf yaitu organisasi yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberikan saran sesuai dengan bidang keahliannya.
3) Organisasi Fungsional Organisasi fungsional adalah suatu bentuk organisasi dimana pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberikan komando kepada bawahannya dan fungsi atasan tersebut. 4) Organisasi Fungsional dan Staf Merupakan kombinasi antara organisasi dan staf. Struktur organisasi yang digunakan oleh KSP “Trisno Mandiri” Semarang adalah struktur organisasi garis dan staf. Organisasi garis dan staf yaitu suatu bentuk organisasi yang melimpahkan wewenang langsung secara vertikal kepada bagian yang ada dibawahnya. Dalam rangka mencapai tujuannya, KSP “Trisno Mandiri” Semarang telah memadukan fungsi dan tugas tiap unsur yang ada dalam organisasi tersebut, dikoordinasikan agar terdapat keselarasan antara pengurus dan anggota. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, menyatakan bahwa alat perangkat organisasi itu terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Adapun dalam menjalankan kegiatan organisasi KSP “Trisno Mandiri” Semarang memiliki struktur organisasi.
2.4. Arti Pentingnya Tingkat Kesehatan Koperasi
Dalam mengelola suatu usaha faktor Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci yang utama. Tugasnya adalah untuk mengembangkan faktorfaktor usaha yang dimiliki oleh suatu koperasi untuk menciptakan hasil usaha yang semaksimal mungkin. Sehingga dari sinilah sasaran dan tujuan organisasi dapat tercapai. Struktur kekayaan suatu koperasi ikut berperan pula didalam menjalankan usahanya. Dengan menghubungkan elemen-elemen aktiva disatu pihak dengan elemen-elemen pasiva dilain pihak yang kemudian elemen-elemen tersebut diperbandingkan , maka akan diperoleh gambaran mengenai posisi atau keadaan financial suatu koperasi. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui keadaan tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu koperasi pada saat tertentu. Suatu
koperasi
pastilah
bertujuan
untuk
meningkatkan
profitabilitasnya.
Rentabilitas adalah kemampuan suatu koperasi untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 2001). Profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi dimasa depan, sehingga dapat diprediksi kapasitas koperasi dalam menghasilkan kas, karena koperasi menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Faktor-faktor Sumber Daya Manusia (SDM) dan keadaan financial suatu koperasi merupakan factor utama didalam menunjang tingkat kesehatan koperasi. Pada dasarnya tingkat kesehatan koperasi merupakan gambaran suatu koperasi ditinjau dari laopran keuangannya. Laporan keuangan memegang peranan yang sangat penting karena untuk mengetahui bagaimana kondisi koperasi pada saat itu. Apakah koperasi tersebut dapat diakatakan BAIK atau TIDAK BAIK.
2.5. Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.5.1.
Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah seni dari pada pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepattepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya. (S. Munawir, 2002). Dari definisi akuntasi tersebut diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan financial suatu perusahaan. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, dimana Neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari suatu koperasi pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan Rugi Laba memperlihatkan hasilhasil yang telah dicapai oleh koperasi serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Sedangkan Laporan Perubahan Modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal koperasi. Laporan keuangan bisa juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan koperasi tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu koperasi serta
hasil-hasil yang telah dicapai oleh koperasitersebut perlu adanya laporan keuangan dari koperasi yang bersangkutan.
2.5.2
Jenis-jenis Laporan Keuangan 1. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu koperasi pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu koperasi pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku di tutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. (S. Munawir, 2002) Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : a. AKTIVA, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva Lancar Yaitu uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai. Penyajian pos-pos aktiva lancar dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya. Yang termasuk kelompok aktiva lancar (likuid) adalah : -
Kas
-
Giro, Tabungan Bank
-
Pinjaman Yang Diberikan
-
Penyisihan Penghasilan Pinjaman
-
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
-
Biaya Dibayar Dimuka
-
Rupa-rupa Aktiva
Aktiva Tidak Lancar / Aktiva Tetap Yaitu aktiva yang mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah : -
Inventaris
:
Tanah,
Gedung,
PerlengkapanKantor,
dan
Kendaraan -
Akumulasi Penyusutan Inventaris
b. PASIVA, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu hutang lancar, hutang tidak lancar, dan modal. HUTANG, adalah semua kewajiban keuangan koperasi kepada pihak yang belum terpenuhi. Hutang dapat dibedakan ke dalam hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang Lancar / Kewajiban Jangka Pendek Yaitu semua kewajiban keuangan koperasi pada pihak lain yang belum terpenuhi yang pembayarannya dilakukan dalam jangka pendek. Hutang Lancar meliputi : -
Simpanan Sukarela
-
Dana Pendidikan
-
Dana Pembangunan
-
Dana Sosial
Hutang Tidak Lancar / Kewajiban Jangka Panjang Yaitu semua keajiban keuangan koperasi pada pihak lain yang belum terpenuhi yang pembayarannya dilakukan dalam jangka panjang. Yang termasuk Hutang Tidak Lancar adalah : -
Simpanan Calon Anggota
-
Hutang Bank
-
Hutang FIF
-
Simpanan Berjangka
MODAL, adalah hak yang dimiliki oleh setiap pemilik koperasi yang ditunjukan dalam modal, surplus, dan laba yang ditahan (S. Munawir, 2002 : 19). Yang termasuk Modal atau Kekayaan Bersih adalah : -
Simpanan Pokok
-
Simpanan Wajib
-
Cadangan
-
Bantuan Modal
-
Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan
-
Dana Hibah atau Donasi
2. Laporan Hasil Usaha / Rugi – Laba Laporan Rugi Laba yaitu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh suatu koperasi selama periode tertentu.
Ada dua bentuk Laporan Rugi Laba yaitu : -
Single Step, yaitu menggabungkan semua penghasilan dan biaya masing-masing dalam satu kelompok sehingga untuk menghitung rugi / laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
-
Multiple Step, yaitu dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti dengan prinsip yang digunakan secara umum.
2.6. Klasifikasi Kesehatan Koperasi Penilaian Klasifikasi Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atas dasar KEPMEN Koperasi & UKM No. : 129/KEP/M.KUKM/IX/2002 tanggal 22 Nopember 2002. Sistem pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan KSP. Rasio yang digunakan yaitu Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas diperoleh skor secara keseluruhan. Skor yang dimaksud dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam yang dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Penetapan predikat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam yaitu : Score
Predikat
81 – 100
Baik
66 - <80
Cukup Baik
50 - <65
Kurang Baik
00 - <50
Tidak Baik
2.7. Pengertian Likuiditas Likuiditas adalah rasio antara pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima (Wasiat P. Soegeng, 1995 : 131). Rasio Likuididtas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban financial (S. Munawir, 2002). Pengertian likuiditas dimaksudkan seebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah hutang lancar dilain pihak (Likuiditas Badan Usaha). Tingkat LIkuiditas suatu koperasi dapat diketahui dengan beberapa rumus sebagai berikut : a. Current Ratio Rasio ini merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam menjahui setiap kewajiban koperasi yang sudah jatuh tempo. Rasio ini menghubungkan aktiva lancar dengan pasiva lancar untuk memperlibatkan keamanan klaim kreditur sekarang apabila terjadi kegagalan Formulasi Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : (S. Munawir, 2002 : 72). Aktiva Lancar Current Ratio =
x 100 % Pasiva Lancar
Suatu koperasi dikatakan stabil apabila koperasi tersebut mempunyai nilai Current Ratio lebih dari 200 %. Jika Current Ratio menunjukan 200 % maka dapat diakatakan aman (stabil) karena setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin Rp. 2 sehingga keadaan koperasi dapat dikatakan aman. (S. Munawir, 2002 : 72).
b. Acid Test Ratio / Quick Ratio Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajibankewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang (S. Munawir, 2002 : 104). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Kas + Bank + Piutang Anggota Quick Ratio =
x 100 % Pasiva Lancar
Jika hasil Current Ratio tinggi dari Quick Ratio-nya rendah menunjukan adanya investasi yang sangat besar dalam persedian. Tetapi itu juga belum tentu baik bagi semua koperasi karena apabila Current Ratio yang terlalu tinggi menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari pada aktiva lancar dan sebaliknya. c. Cash Ratio Adalah mengukur kemampuan yang sesungguhnya untuk membayar hutang yang segera harus dibayar dengan kas dan bank yang tersedia dalam koperasi yang dapat segera diuangkan tepat pada waktunya. Rasio ini membandingkan antara kas dengan Pasiva Lancar. Cash Ratio dirumuskan sebagai berikut : Kas + Bank Cash Ratio
=
x 100 % Pasiva Lancar
Suatu koperasi dikatakan stabil apabila koperasi tersebut mempunyai nilai Cash Ratio lebih dari 10 %. Jika Cash Ratio-nya terlalu tinggi itu kurang baik sebab apabila banyak dana atau kas yang menganggur itu tidak baik dan sebaiknya kas yang terlalu banyak tersebut dikurangi, dan digunakan untuk mengembangkan usahanya. (Bambang Riyanto, 2001 : 20).
2.8. Pengertian Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan suatu koperasi atau koperasi atau perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya baik berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. (Bambang Riyanto, 2001 : 32). Apabila koperasi mampu membayar seluruh hutang-hutangnya bilamana dilikuidasi atau dibubarkan maka perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan solvable. Sebaliknya bilamana koperasi tidak mampu membayar hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang bila dilikuidasi maka koperasi tersebut dikatakan dalam keadaan insolvable atau tidak solvable. Apabila suatu koperasi mempunyai kekayaan lebih besar daripada seluruh hutang-hutangnya maka dengan sendirinya koperasi dalam keadaan solvable, tapi sebaliknya apabila jumlah kekayaan lebih kecil daripada seluruh hutang-hutangnya bilamana dibubarkan maka koperasi dalam keadaan insolvable. Tingkat Solvabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan beberapa rumus sebagai berikut : (S. Munawir, 2002 : 104 – 105). a. Rasio Hutang atas Total Asset
Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Total Asset suatu rasio menunjukkan bahwa banyaknya Total Asset yang dibiayai dengan Total Hutang, rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Total Hutang Rasio Hutang atas Total Asset =
x 100 % Total Asset
Jika hasilnya 2,25 % maka jumlah Total Asset yang dibiayai oleh Total Hutang sebesar 2,25 % dari keseluruhan Total Asset yang ada. b. Rasio Hutang atas Modal Sendiri Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Modal Sendiri suatu rasio menunjukkan bahwa besarnya Modal Sendiri yang dimiliki perusahaan, rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Total Hutang Rasio Hutang atas Modal Sendiri =
x 100 % Modal Sendiri
c. Rasio Hutang atas Aktiva Tetap Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Aktiva Tetap suatu rasio menunjukkan bahwa banyaknya Aktiva Tetap yang dibiayai dengan Total Hutang, rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Total Hutang Rasio Hutang atas Aktiva tetap =
x 100 % Aktiva Tetap
d. Rasio Hutang atas Piutang Anggota Rasio ini diperoleh dengan membagi Total Hutang dengan Piutang Anggota suatu rasio menunjukkan bahwa banyaknya Piutang Anggota yang dibiayai dengan Total Hutang, rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Total Hutang Rasio Hutang atas Piutang Anggota =
x 100 % Piutang Anggota
2.9. Pengertian Rentabilitas Rentabilitas adalah perbandingan antara Laba Usaha dengan Modal Sendiri dan Modal Asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Bambang Riyanto, 2001 : 36). Cara untuk menilai rentabilitas suatu koperasi ada bermacam-macam dan tergantung pada Sisa Hasil Usaha dan Aktiva atau Modal dimana akan diperbandingkan dengan yang lain. Adapun rasio yang digunakan untuk menganalisa tingkat rentabilitas antara lain sebagai berikut : (S. Munawir, 2002 : 105). a. Profit Margin Yaitu perbandingan antara Laba Bersih dengan Piutang Anggota. Semakin tinggi rasio ini menunjukan kegiatan koperasi semakin baik, begitu juga sebaliknya. Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pendapatan Bersih Profit Margin =
x 100 % Piutang Anggota
b. Asset Turn Over Yaitu perbandingan antara Piutang anggota dengan Total Aktiva, Asset Turn Over dapat dirumuskan sebagai berikut : Piutang Anggota Asset Turn Over =
x 100 % Total Aktiva
c. Return On Investment Yaitu perbandingan antara Sisa Hasil Usaha dengan Rata-rata Modal Sendiri, dapat dirumuskan sebagai berikut : Sisa Hasil Usaha Return On Investment =
x 100 % Rata-rata Modal Sendiri
d. Return On Total Asset Yaitu perbandingan antara Sisa Hasil Usaha sebelum pajak yang diperoleh dengan kekayaan yang dimiliki koperasi, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sisa Hasil Usaha Return On Total Asset =
x 100 % Rata-rata Total Asset
2.10. Kerangka Pemikiran Analisis Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam “Trisno Mandiri” Semarang, dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui berbagai aspek yang berpengaruh yaitu : aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen dan rentabilitas dan likuiditas (Bambang Riyanto, 2001 : 30). Sedangkan dalam menganalisis rasio keuangan alat analisis yang digunakan untuk mengukur kesehatan koperasi baik
jangka pendek maupun jangka panjang, efektivitas dan efisiensi penggunaan dana yaitu Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas (Bambang Riyanto, 2001 : 31). Untuk mendapatkan rasio keuangan tersebut dengan membandingkan elemenelemen yang ada pada aktiva, pasiva, dan rugi laba. Dalam penelitian ini untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan, penulis akan menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Koperasi
Kinerja
Rasio-rasio
-
Likuiditas Current Ratio Acid Test/Quick Ratio Cash Ratio
Piutang Anggota
Kinerja Keuangan
Total Asset