BAB II LANDASAN TEORI A. Suku Bunga 1. Pengertian Suku Bunga “Suku bunga adalah pendapatan (bagi kreditor) atau beban (bagi debitor) yang diterima atau dibayarkan oleh kreditor atau debitor” (Madura, 2003). Dalam kamus lengkap ekonomi (2000:693), suku bunga (interest rate) adalah kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada yang meminjamkan. Bagi peminjam, suku bunga merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang, atau harga rupiah sekarang atas rupiah masa mendatang. Biasanya diekspresikan sebagai persentase per tahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam atau dipinjamkan. Dalam penelitian, suku bunga yang dipakai adalah suku bunga SBI, dimana definisi SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek yang diskonto. Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dalam periode harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai berikut: Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga periode harian 1 bulan Jumlah periode waktu satu tahun
7
8
2. Teori-teori mengenai suku bunga : a. Teori Suku Bunga Klasik Menurut kaum klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha. Beranjak dari teori ekonomi mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang modal dicampur-adukkan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai hubungan subtitusif. “Semakin langka modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya, semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga” (Nasution, 2001). b. Teori Suku Bunga Keynes Keynes mempunyai pandangan yang berbeda dengan klasik. Tingkat bunga itu merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (Gross National Product), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat
bunga.
Perubahan
tingkat
bunga
selanjutnya
akan
mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi Gross National Product (Nopirin,1992).
9
c. Teori Suku Bunga Hicks
Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat bunga berada dalam keseimbangan pada suatu perekonomian bila tingkat bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor rill. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynes, dimana mashab klasik mengatakan bahwa bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bahwa bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar keuntungan yang diperoleh meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga. Sedangkan menurut keneysian bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi di pasar uang dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga orang ingin membayar bunga.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecil besarnya penetapan suku bunga Menurut Kasmir (2003:37-38) mengemukakan bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana apabila bank kekurangan dana (jumlah simpanan sedikit), sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang
10
dilakukan bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan tingkat suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank. b. Kebijaksanaan pemerintah, dalam arti baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman tidak boleh melebihi yang ditetapkan pemerintah. c. Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diingankan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. d. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. e. Kualitas jaminan, semakin liquid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan. f. Reputasi perusahaan, reputasi perusahaan atau bonafiditas perusahan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. g. Produk yang kompetitif, maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
11
h. Hubungan baik, dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. i.
Persaingan, dalam kondisi tidak stabil, dan kekurangan dana sementara tingkat persaingan semakin ketat, maka bank harus bersaing keras dengan bank lainnya.
B. Inflasi 1. Pengertian Inflasi Definisi Inflasi menurut Pohan (2008), inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus dan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan. Kenaikan harga itu berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang. Inflasi secara umum terjadi karena jumlah uang yang beredar lebih banyak daripada yang diperlukan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak pernah dapat dihilangkan secara tuntas. Usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikan inflasi.
12
Harga yang membumbung tinggi tergambar dalam inflasi yang tinggi, sementara harga yang relative stabil tergambar dalam angka inflasi yang rendah.
2. Jenis-jenis inflasi
Menurut Silvanita (2008), dalam bukunya berjudul “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” mendefinisikan jenis-jenis inflasi sebagai berikut :
a. Berdasarkan sumbernya inflasi dapat digolongkan menjadi :
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri, Inflasi yang berasal dari dalam negeri misalnya : terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru serta gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. 2) Inflasi yang berasal dari luar negeri, adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat biaya produksi barang di luar negeri terlalu tinggi atau adanya kenaikan tarif terhadap impor barang.
b. Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga :
1) inflasi tertutup (Closed Inflation) yaitu inflasi yang terjadi ketika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu
13
2) inflasi terbuka (Open Inflation) yaitu inflasi yang terjadi apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum
c. Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat dibedakan :
1) Inflasi ringan, Inflasi yang masih belum begitu mengganggu keadaan ekonomi, tetapi belum menimbulkan krisis dibidang ekonomi. Inflasi ringan berada dibawah kurang dari 10% per tahun. 2) Inflasi sedang, Inflasi yang belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini sudah menurunkan tingkat kesejahteraan orang-orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi ini berkisar antara 10% – 30% per tahun. 3) Inflasi berat, Inflasi ini sudah mengacaukan kegiatan perekonomian. Pada inflasi ini, orang-orang cenderung untuk menyimpan barang dan umumnya orang-orang enggan untuk menabung karena bunga tabungan lebih rendah dari laju inflasi. Inflasi ini berkisar antara 30% – 100% per tahun. 4) Hyperinflation,
Inflasi
ini
sudah
mengacaukan
kondisi
perekonomian dan susah untuk dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi berat ini berada lebih dari 100% per tahun.
14
3. Metode Perhitungan Inflasi
Menurut Prasetyo (2009), “inflasi dapat diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga”. Indeks harga tersebut yaitu.
1. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) adalah indeks yang mengukur rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. 2. Indeks Biaya Hidup atau Cost of Living Index (COLI) merupakan indeks untuk mengetahui perkembangan biaya hidup suatu masyarakat pada umumnya. 3. Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi. 4. Indeks Harga Komoditas, adalah indeks yang mengukur harga komoditas-komoditas tertentu. 5. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa.
15
C. Nilai Kurs Rupiah 1. Pengertian Nilai Kurs Rupiah Menurut wikipedia bahasa Indonesia, nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs atau nilai tukar adalah harga harga dari mata uang luar negeri (Dornbursch, 2008). Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca perdagangan nasional (Sugeng, 2010). Neraca perdagangan yang mengalami defisit cenderung untuk menaikkan nilai valuta asing. Dan sebaliknya apabila neraca pembayaran kuat (surplus dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus menerus bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan bertambah murah. Maka perubahan-perubahan kurs valuta asing dapat dipergunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan perkembangan suatu perekonomian. 2. Jenis-jenis transaksi ataupun jual beli valuta asing : a) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu b) Middle rate (kurs tengah) yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu
16
c) Buying rate (kurs beli) yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu d) Flat rate (kurs flat) yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs tersebut telah diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain
D. Pasar Modal 1. Definisi pasar modal Pasar modal menurut Sundjaja dan Barlian (2003) sebagai berikut : Dalam arti sempit, Pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang. Sedangkan dalam arti luas, pasar modal adalah keseluruhan system keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersil dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek. Jadi pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembagalembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham, obligasi, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka. 2. Fungsi Pasar Modal Manfaat pasar modal yaitu memberikan jasa dalam menghubungkan antara pemilik dana (investor) dengan peminjam dana atau disebut juga emiten (Madura, 2003). Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu :
17
a. Fungsi Ekonomi Karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer) b. Fungsi keuangan Karena pasar modal memberikan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. E. Harga Saham 1. Pengertian Saham Pengertian saham menurut Rusdin (2008:68) yaitu: “Sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”. Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa saham merupakan suatu surat bukti yang berharga atas kepemilikan dari bagian modal perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Semakin besar kepemilikan saham, maka semakin besar pula kekuasaan di perusahaan. 2. Jenis – jenis Saham Siamat (2005) membedakan saham biasa dan saham preferen dalam beberapa karakteristik, yaitu :
18
a. Saham Biasa (Common stock) Karakteristik dari saham biasa adalah deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, memiliki hak suara, mempunyai hak untuk memperoleh kekayaan perusahaan apabila perusahaan bangkrut yang dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. b. Saham Preferen (Preffered stock) Karakteristik saham preferen adalah memiliki hak paling dahulu dalam mendapatkan deviden, tidak memiliki hak suara, dapat mempengaruhi manajemen perusahaan, memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi dan kemungkinan memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap. Dari beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu saham biasa dan saham preferen. Dalam hal ini yang membedakan keduanya adalah adanya preferensi (didahulukan) pada saham preferen yang tidak dimilki oleh saham biasa dalam hal pembagian deviden dan keuntungan. 3. Pengertian Harga Saham Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) : “Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.”
19
Sawidji Widioatmodjo (2005:102) mendefinisikan harga saham sebagai berikut: “Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over the counter market)”. Harga saham dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : a. Harga saham perdana, yaitu harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat dan dibayar penuh pada waktu mengajukan formulir pesanan saham yang telah ditetapkan oleh underwriter atau emiten. b. Harga saham sekunder, yaitu harga yang terjadi setelah saham tersebut dicatatkan (listing) dilantai bursa dan telah diperdagangkan, harga saham ini ditentukan oleh kondisi pasar. Harga saham tercantum pada saham tersebut dengan harga atau nilai nominal atau nilai pari, karena ada peningkatan laba dan sebagian laba yang dihasilkan tidak dibagikan kepada pemegang saham maka nilai saham akan meningkat. Harga baru disebut harga buku, apabila saham ini diperjualbelikan di bursa efek maka harga saham disebut harga pasar (harga bursa karena saham). Harga saham dipasar modal tidak selalu dalam keadaan tetap melainkan selalu berfluktuasi sesuai dengan sifatnya yang selalu dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran pasar. Naik turunnya harga pasar akan sangat menarik bagi para investor baik bagi individu maupun kelembagaan, karena naik turunnya harga saham akan memberikan keuntungan bagi investor. Keuntungan itu dinamakan capital gain.
20
Dalam proses penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dan harga (price), yang termasuk dengan nilai adalah nilai intrinstik (instrinstik value). Nilai instrinsik merupakan nilai nyata (true value) salah satu yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan. Pengertian nilai intrinsik adalah nilai yang tercermin pada fakta (justified by the fact) seperti aktiva, pendapatan, dividen dan proses perusahaan. Penilaian saham yang umumnya digunakan dalam analisis sekuritas yaitu: a. Pendekatan Nilai Buku Ekuitas Nilai buku per saham ini mencerminkan berapa besar jaminan yang diberikan terhadap pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang dimilki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Widoatmodjo (2005:59) b. Pendekatan Earning Per Share (Laba Per Saham) Pendekatan ini adalah pendekatan yang sering digunakan oleh para investor dan analisis sekuritas. Pendekatan ini untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan dalam
setiap
lembar
sahamnya.
Semakin
tinggi
nilai
EPS
menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan meningkatkan
21
jumlah dividen yang diterima oleh para pemegang saham. Darmadji dan Fakhrudin (2008) 4. Metode Menganalisis Harga Saham Menurut Sunariyah (2006: 168-179) ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham tetapi dua pendekatan berikut yang paling banyak digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern. a. Pendekatan tradisional, untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu: 1) Analisis
teknikal,
merupakan
suatu
teknik
analisis
yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor –faktor lain yang bersifat teknis. Oleh sebab itu, pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market analisys) atau analisis internal (internal analisys). Asumsi yang mendasari analisis teknikal adalah: a.) Terdapat ketergantungan sistematik di dalam keuntungan yang dapat dieksploitasi ke return ubnormal.
22
b.) Pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika memprediksi distribusi keuntungan sekuritas. c.) Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan penawaran. 2) Fundamental, pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para investor atau analisis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return (keuntungan) yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Harga pasar saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya. F. Perusahaan Property Pengertian property adalah harta berupa tanah dan bangunan serta sarana an prasarana yang meryupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah dana/atau bangunan yang dimaksudkan. Atau definisi lain adalah sebagai hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada dia atasnya. Sehingga bisnis property biasanya berkutat pada perwujudan bisnis dalam bentuk asset, atau dengan kata lain bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan. Sebagai salah satu bentuk asset, proprerti telah
23
mengalami berbagai perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Beberapa alasan mengapa orang memilih property sebagai sarana investasi : 1. Property tahan terhadap inflasi 2. Properti bisa disewakan 3. Property bisa digunakan sebagai agunan untuk meminjam dana di bank. Pihak yang terkait dalam bisnis property adalah pemerintah, pemakai, pemberi pinjaman, dan investor/penanam modal.
G. Penelitian Terdahulu Penelitian yang terkait inflasi, suku bunga, nilai kurs rupiah telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia, diantaranya sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang dilakukan di Indonesia Nama Peneliti (tahun) Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003)
Novianto Satrio Utomo
Variabel yang digunakan
Judul penelitian
Hasil penelitian
Profitabilitas, suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan pasar modal
Peranan profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah dalam mempengaruhi psar modal Indonesia selama krisis ekonomi
Inflasi, suku bunga BI, rasio keuangan
Analisis pengaruh tingkat inflasi dan suku bunga BI
suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham badan usaha Suku bunga merupakan factor penentu Net Interest Margin yang
24
(2008)
terhadap kinerja keuangan PT. Bank Muamalat, Tbk berdasarkan rasio keuangan
Sugeng Raharjo (2010)
Inflasi, nilai kurs rupiah, dan tingkat suku bunga dan harga saham
Suramaya Suci Kewal (2011)
Inflasi, suku bunga, kurs, pertumbuhan PDB dan IHSG
paling dominan. Secara parsial inflasi dan suku bunga memberikan pengaruh untuk menjelaskan ROA, ROE dan NIM namun tidak secara signifikan mempengaruhi variable dependent Pengaruh inflasi, nilai inflasi memiliki kurs rupiah dan pengaruh positif tingkat suku bunga terhadap harga saham, terhadap harga saham kurs dan suku bunga tidak berpengaruh di bursa efek Indonesia positif terhadap harga saham di BEI. Namun hasil uji F menunjukkan bahwa inflasi, kurs dan suku bunga berpengaruh terhadap harga saham di bursa saham indonesia sebagai simultance Pengaruh inflasi, Hanya kurs yang suku bunga, kurs dan berpengaruh secara pertumbuhan PDB signifikan terhadap terhadap indeks harga IHSG, sedangkan saham gabungan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG
Sumber : diolah oleh peneliti Pada kesempatan kali ini, penelitian akan meneliti pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai kurs rupiah terhadap harga saham perusahaan property dan real estate yang menurut sebelumnya.
sepengetahuan peneliti belum ditemukan
25
H. Kerangka Pemikiran dan Model Konseptual 1. Signaling Theory Secara garis besar signaling theory erat kaitannya dengan ketersediaan informasi. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
“Informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi” Jogiyanto (2000: 392). Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Asumsi dari signaling theory adalah “para manajer perusahaan memiliki informasi yang lebih akurat mengenai perusahaan yang tidak
26
diketahui oleh pihak luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan suatu asimetri informasi antara pihak-pihak yang berkepentingan” Jogiyanto (2000). Asimetri menurut Jogiyanto (2000) adalah sebagai berikut: Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham.
Karena jika positif diharapkan pasar dapat bereaksi dan investor dapat mengambil keputusan untuk menentukan investasinya. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
2. Hubungan suku bunga terhadap harga saham
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem bunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang
27
digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.
Pada saat suku bunga dinaikkan, orang akan memilih alternative deposito yang memberikan bunga lebih tinggi, akibatnya instrument saham dijual yang menyebabkan harga saham turun, begitu juga sebaliknya, pada saat suku bunga diturunkan, investor akan mencari alternatif yang memberikan hasil yang lebih tinggi disbanding deposito salah satunya adalah saham. H1 = Suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham
3. Hubungan Inflasi terhadap harga saham Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya umum dan terus-menerus. Ketika inflasi meningkat menyebabkan harga barang-barang naik, sedangkan pendapatan rill masyarakat menurun. Hal ini berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat pula namun tidak diimbangi dengan jumlah pendapatan yang meningkat, sehingga bisa berpengaruh pada kemampuan saving masyarakat yang kaitannya pada investasi.
28
H2 = Inflasi berpengaruh positif terhadap harga saham 4. Hubungan kurs terhadap harga saham Kurs adalah salah satu faktor yang mempengaruhi indeks harga saham, sedangkan indeks harga saham adalah dampak simultan dari berbagai kejadian utama pada fenomena-fenomena ekonomi. Mengasumsikan saham sebagai bagian dari kekayaan sehingga dapat mempengaruhi perilaku nilai tukar melalui hukum demand for money yang sesuai dengan model
moneritas
dari
determinasi
nilai
tukar.
Pendekatan
ini
mengasumsikan terdapat hubungan yang negatif antara harga saham dan nilai tukar, dengan arah kausalitas dari pasar saham ke pasar uang, sesuai dengan interaksi pasar keuangan yang sangat cepat. Naik turunya harga saham akan terjadi karena apresiasi rupiah terhadap mata uang asing menyebabkan naik turunnya permintaan saham di pasar modal oleh investor. H3 = Kurs berpengaruh negatif terhadap harga saham 5. Model Konseptual Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang
29
dituangkan dalam kerangka penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Variabel Independen
Suku bunga
Variabel Dependen
H1
Inflasi H2 Nilai Kurs Rupiah
H3
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate