7 BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum 2.1.1
Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok
unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen – komponen yang saling berkaitan atau subsistem–subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Mcleod (2001, p11) Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain dan berfungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.2
Pengertian Informasi dan Sistem Informasi Menurut Mcleod (2001, p15) Informasi adalah data yang telah diproses,
atau data yang memiliki arti. Menurut Hall ( 2001, p14) Informasi adalah data yang telah diproses (dirangkum, disunting atau diperbaiki) dan berpengaruh secara langsung kepada pemakai.
8 Menurut O`Brien (2003, p13) Data merupakan lebih dari suatu bahan mentah dari sistem informasi. Data adalah fakta mentah atau observasi secara khusus mengenai fenomena atau transaksi bisnis. Lebih spesifiknya data adalah ukuran objek dari attribut (karakteristik) dari entitas–entitas (seperti orang, tempat, barang, dan peristiwa) sedang informasi adalah data yang telah diubah menjadi lebih penuh arti dan berguna bagi pengguna akhir spesifik. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian dalam suatu keadaan serta berguna bagi pemakai Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004, p.12) sistem informasi adalah ”sebuah susunan dari orang, data, proses data, dan teknologi informasi yang berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi sebagai hasil yang diperlukan organisasi.” Menurut
O’Brien
(2003,
p.7)
sistem
informasi
adalah
“setiap
pengorganisasian kombinasi dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber-sumber data yang dikumpulkan, dipindahkan dan disebarkan informasinya dalam organisasi.” Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p.4) sistem informasi adalah “penggunaan teknologi komputer dalam sebuah organisasi untuk menyediakan informasi kepada pengguna.” Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah pengaturan sumber daya berupa orang, perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
9 saling berinteraksi untuk memproses data sehingga menyediakan informasi yang berguna bagi perusahaan agar data mencapai tujuan dan sasarannya.
2.1.3
Pengembangan Sistem
2.1.3.1 Pengertian Pengembangan Sistem Menurut Jogiyanto Hartono (1999, P.35), Pengembangan system dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
2.1.3.2 Perlunya Pengembangan Sistem Menurut Jogiyanto Hartono (1999, P.35), Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti, disebabkan karena beberapa hal : 1. Adanya permasalahan permasalahan (problem) yang timbul disistem yang lama, permasalahan dapat berupa : a. Ketidakberesan pada sistem lama sehingga sistem yang ada tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. b. Pertumbuhan
organisasi,
yang
menyebabkan
harus
disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. 2. Untuk meraih kesempatan – kesempatan (opportunities).
10 Teknologi
informasi
telah
berkembang
dengan
cepatnya.
Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi, sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan manajemen. Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi/efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana rencana yang telah disusun untukmeraih kesempatan kesempatan yang ada. 3. Adanya instruksi-instruksi (directive). Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah. Dengan telah dikembangkan sistem yang baru, maka diharapkan terjadi peningkatan–peningkatan disistem yang baru. Peningkatan–peningkatan ini berhubungan dengan PIECES, yaitu Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, dan Service.
2.1.4
Analisis dan Perancangan Sistem
2.1.4.1 Pengertian Analisis Sistem Menurut Boockholdt (1999, p141) Analisis Sistem adalah proses memeriksa sistem informasi yang
ada dan lingkungannya untuk
mengidentifikasi perbaikan yang potensial. Sistem informasi memberikan arah
11 kepada komite untuk memulai analisis sistem dalam memberikan tanggapan permintaan dari seorang manajer atau dari kelompok perencanaan sistem jangka panjang. Analisis sistem dibuat untuk 3 alasan : 1) Untuk memecahkan masalah dengan sistem yang ada. 2) Untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan yang baru pada informasi. 3) Untuk mengimplementasikan bentuk yang baru dari teknologi Menurut Cushing (1991, p.327), yang diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih, analisis sistem diartikan sebagai proses penyelidikan kebutuhan informasi pemakai didalam suatu oragnisasi agar dapat menetapkan tujuan dan spesifikasi untuk desain suatu sistem informasi.
2.1.4.1.1
Langkah – langkah di analisis Sistem Menurut Jogiyanto Hartono (1999, p.130), langkah-langkah
dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem sebagai berikut : 1. Identify, yaitu mengenditifikasi masalah. 2. Understand, yaitu memahami kerja sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem. 4. Report, yaitu membuat laporan analisis.
12 2.1.4.2 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Mulyadi (2001, p51) Perancangan Sistem adalah proses penterjemahan kebutuhan pemakaian informasi ke dalam alternatif rancangan sistem yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. Menurut Boockholdt (1999, p172) Perancangan Sistem adalah proses pengembangan spesifikasi untuk tujuan sebuah sistem yang baru dari rekomendasi selama proses pembuatan analisa sistem. Perancangan sistem adalah
sebuah
proses
yang
dimulai
dengan
sekumpulan
tujuan,
mengidentifikasi metode-metode umum dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan secara berangsur-angsur membuat metode-metode tersebut lebih spesifik dan lebih konkrit. Tujuan utamanya : 1) Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. 2) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram ko mputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
2.1.4.3 Pengertian dan Perancangan Sistem Berorientasi Object 2.1.4.3.1
Pengertian Object dan Class Menurut Mathiassen, et al (2000, p.3) “Object is an entity with
indentity, sate and behavior” yang penulis artika secara bebas bahwa object adalah sebuah entitas yang memiliki identita, satus, dan tingkah laku.
13 Sedangkan “classis a description of a collection of objectsharing structure, behavioural pattern, and attributes”, yang penulis artikan secara bebas kelas adalah kumpulan dari objek yang didapat mendistribusikan struktur, atribut, dan pola tingkah laku sistem. 2.1.4.3.2
Pengertian Metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Mengacu pada Mathiassenetal (2000), Object Oriented Analysis and Design (OOAD) merupakan suatu metode untuk menganalisis kebutuhan-kebutuhan dengan menggunakan object untuk membentuk suatu pemahaman mengenai sistem context dan untuk menjelaskan perbedaan dari object lain dalam context dan metode perancangan yang menggunakan object untuk memahami dan menjelaskan sistem. •
Problem Domain Analysis Menurut Mathiassen (2000, p45), Problem Domain Analysis
adalah sistem bisnis dalam dunia nyata dijalankan dan dikelola oleh sistem.
Tujuan
dari
Problem
Domain
Analysis
adalah
untuk
mengidentifikasikan dan membuat model dari problem domain. Tujuan dari activity ini adalah membangun semua model yang dapat digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem yang dapat memproses, berkomunikasi dan menyajikan informasi mengenai problem domain. Problem Domain dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
14 1) Classes Object adalah suatu entitas yang memiliki identity, state dan behavior. Sedangkan event merupakan kejadian secara terus menerus yang melibatkan satu atau lebih dari suatu object. 2) Structure Structure adalah hubungan antara class dengan object pada problem domain secara keseluruhan. Structure bertujuan untuk menggambarkan hubungan strukture antar classes dan object dalam problem domain. Hasil dari structure activity membuat class diagram. Menurut Mathiassen (2000,p74), tipe dari Object Oriented Structure terdiri dari dua bagian yaitu : •
Class Structure, Mengexpresikan hubungan konseptual yang statis antar class. Class Structured dibagi menjadi dua, yaitu : o Generalization Generalization adalah suatu kelas umum (super class) yang menggambarkan keadaan atau sifat yang sama ke dalam sekelompok class yang lebih khusus (sub class). o Cluster Cluster adalah suatu kumpulan yang menghubungkan class-class.
15 •
Object Structures, menggambarkan hubungan yang dinamik dan konkret antara object-object dalam problem domain. Object Structure dibagi menjadi dua (p75-76) yaitu : o Aggregation Structure Aggregation Structure adalah hubungan antara dua atau lebih object, tetapi berbeda dengan Aggregation mempunyai pertalian yang kuat sedangkan pada Association tidak kuat. o Association Structure Association Stucture adalah hubungan antara dua atau lebih object.
3) Behavior Tujuan dari Behavior adalah untuk memodelkan keadaan Problem Domain
yang dinamis dengan memperluas
definisi class yang terdapat dalam Class Diagram. Dengan menambahkan Behavioral Patterns dan Attributes untuk setiap class. Sumber dari tahap ini adalah Event Table Class Diagram yang telah dihasilkan dari tahap-tahap sebelumnya. Sedangkan hasil akhirnya adalah Behavioral Patterns yang diexpresikan secara grafis dalam Statechart Diagram (p89-90). Behavioral Pattern memiliki struktur kontrol (p93) sebagai berikut:
16 •
Sequence adalah suatu set event yang akan terjadi satu per satu (secara berurutan).
•
Selection adalah satu event yang terjadi dari suatu set event.
•
Iteration adalah satu events yang terjadi berulang-ulang kali.
•
Application Domain Analysis Menurut Mathiassen (2000, p115), Application Domain merupakan bagian yang mengatur, memantau, atau mengontrol Problem Domain. Menurut Mathiassen (2000, p117), terdapat tiga aktivitas dalam Application Domain Analysis, yaitu : 1. Usage Menurut Mathiassen, usage adalah hasil dari aktivitas ini adalah membuat deskripsi dari actors dan usecases, dimana relasinya diekspresikan dengan menggunakan actor table atau usecase diagram. Actor merupakan abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem. Sedangkan usecase adalah pola interaksi antara sistem dengan actors dalam application domain.
17 2. Function Menurut
Mathiassen,
Function
merupakan
fasilitas untuk membuat sebuah model berguna bagi actor. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menentukan kemampuan pemprosesan dari suatu sistem sehingga menghasilkan suatu function list berserta
spesifikasi
untuk
function
yang
kompleks. 3. Interface Menurut Mathiassen, Interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan function tersedia bagi actor. Tujuan dari aktivitas ini adalah menentukan antar muka (interface) dari sistem yang sedang dikembangkan. Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sistem. Deskripsi dari user interface dapat menggunakan Navigation
Diagram,
dimana
menyediakan
gambaran keseluruhan dari elemen user interface dan transisi di antaranya (Mathiassen, 2000, p159).
18 2.1.4.3.3
Keuntungan Object Oriented (OO) Menurut Mathiassen, et al (2000, p.5), Keuntungan dari metode
OO adalah : 1. Menyediakan informasi yang jelas tentang isi dari sistem (system’s context). 2. Terdapat hubungan yang erat dalam OO Analisis, OO design, OO user interface, dan OO programming, maksudnya dari analisis, desain, sampai ke implementasi menggunakan notasi yang sama.
2.1.5
Sistem Informasi Akuntansi
2.1.5.1 Pengertian Sistem informasi Akuntansi Menurut Moscove, Simkin dan Bagranoff (2001, p.7), “Accounting information system is the information subsystem within an organization that accumulates
information
from
the
entity’s
various
subsystem
and
communicates to the organization’s information processing subsystem”, yang penulis artikan secara bebas bahwa SIA adalah suatu bagian dalam organisasi yang mungumpulkan informasi dan mengkomunikasikannya kepada bagian yang memproses informasi perusahaan. Menurut Jones and Rama (2003, p.5) sistem informasi akuntansi adalah “sebuah sistem yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, dan informasi lainnya yang diperoleh dalam proses rutin dari transaksi akuntansi.”
19 2.1.5.2 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi (2001, p.19), ada empat tujuan umum dalam pengembangan sistem akuntansi, yaitu: 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandaalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
2.1.6
Pengertian Usecase Menurut Dittman, Bentley, dan Whitten (2004, p272), Usecase adalah
urutan langkah-langkah yang terkait secara behaviour baik secara otomatis dan manual untuk tujuan melengkapi suatu tugas bisnis tunggal. Usecase menjelaskan fungsi sistem dari perspektif eksternal user dan dengan cara dan terminologi yang mereka pahami. Usecase dipicu oleh eksternal user yang disebut actor.
20 Menurut Mathiassen ( 2000, p120) Usecase adalah pola interaksi diantara sistem dan actor di dalam aplikasi domain. Usecase adalah abstraksi dari interaksi dengan target sistem. Usecase dapat diinisiasi oleh actor atau target sistem.
2.1.7
Pengertian Actor Menurut Dittman, Bentley, dan Whitten (2004, p273) Actor adalah sesuatu
yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor bisa berupa organisasi sistem informasi lain, pelanggan, user dan departement. Menurut Mathiassen (2000, p119) Actor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target system.
2.1.8
Pengertian Event Menurut Rama (2003, p4) Event adalah aktifitas yang terjadi pada suatu
waktu tertentu.
2.1.9
Pengertian Workflow Table Menurut Rama (2003, p84) Workflow table adalah table dua kolom yang
mengidentifikasi actor dan peristiwa dalam suatu proses.
2.1.10 Pengertian Internal Agent Menurut Rama (2003, p39) Internal Agent adalah orang atau unit organisasi yang bertanggung jawab atas berbagai event dalam suatu proses bisnis.
21 2.1.11 Pengertian UML (Unified Modeling Language) Menurut Rama (2003, p68) UML adalah bahasa yang digunakan untuk menspesifikasi, memvisualisasi, membangun dan mendokumentasikan sebuah sistem informasi. UML activity diagram terdiri dari : 1) Diagram overview Adalah diagram aktifitas UML yang merepresentasikan gambaran tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan event kunci, urutan dari event-event dan arus informasi diantara event. 2) Diagram Detail Adalah diagram aktifitas UML yang merepresentasikan aktifitas dengan lebih detail dan berhubungan dengan satu atau dua event yang ditu njukkan pada diagram overview.
2.2
Teori Khusus 2.2.1
Pengertian Penjualan Menurut Soemarso (1994, p16), penjualan adalah kegiatan perusahaan
untuk mengalihkan atas barang dan jasa yang telah disediakan untuk dijual kepada pelanggan. Penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dari penyerah barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode. Menurut Mulyadi (1997, p457) dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan penbeli melakukan pembayaran harga barang atau jasa lebih dahulu sebelum barang dan jasa tersebut diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
22 Setelah uang diterima perusahaan, barang atau jasa kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan Menurut Mulyadi (2001, p202) Penjualan Kredit adalah jika order dari pelanggan telah di penuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu untuk itu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan. 1) Fungsi yang terkait a. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai Menurut Mulyadi (2001, p462), fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai antara lain : •
Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
•
Fungsi Kas Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
•
Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
•
Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli.
23 •
Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
b. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit Menurut Mulyadi (2001, p204), fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit antara lain : •
Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan, menentukan tanggal pengiriman, dan mengisi surat order pengiriman.
•
Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan
barang
yang
dipesan
oleh
pelanggan,
serta
menyerahkan barang ke bagian pengiriman. •
Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi bisa berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan.
•
Fungsi Keuangan
24 Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan dan menyediakan copy faktur untuk kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. •
Fungsi Penagihan Bertanggung jawab dalam membuat surat tagihan secara periodik kepada pelanggan.
•
Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan tunai yang terjadi dan membuat laporan penjualan.
2) Dokumen yang digunakan a. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai. Menurut Mulyadi (2001, p463), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah : •
Faktur Penjualan Tunai.
•
Pita Register Kas (cash register tape).
•
Credit card sales slip.
•
Bill of lading.
•
Faktur penjualan COD.
•
Bukti setor bank.
•
Rekapitulasi harga pokok penjualan
25 b. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2001, p214), dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah : •
Surat order pengiriman dan tembusannya.
•
Faktur dan tembusannya.
•
Rekapitulasi harga pokok penjualan.
•
Bukti memorial.
3) Catatan Akuntansi a. Catatan Akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai. Menurut Mulyadi (2001, p468-469), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah : •
Jurnal Penjualan Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut.
•
Jurnal Penerimaan Kas Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai.
26 •
Jurnal Umum Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
•
Kartu Persediaan Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya harga
pokok
produk
yang
dijual.
Kartu
persediaan
ini
diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang. •
Kartu Gudang Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
b. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2001, p218), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah : •
Jurnal Penjualan Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan
27 dapat disediakan kolom-kolom untuk mencatat penualan menurut jenis produk tersebut. •
Kartu Piutang Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
•
Kartu Gudang Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
•
Jurnal Umum Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
4) Pencatatan Penjualan Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka pencatatannya: Kas
xxx Penjualan
xxx
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka pencatatannya: Piutang dagang Penjualan
xxx xxx
28 2.2.2
Pengendalian Intern
2.2.2.1 Definsi Pengendalian Intern Menurut Mulyadi, dalam buku Sistem Akuntansi (2001, p.163), “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah proses yang dilakukan oleh pihak intern perusahaan dengan tujuan untuk memberikan keyakinan bahwa kegiatan operasional perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur, dan untuk meminimalkan penyelewengan-penyelewengan didalam perusahaan.
2.2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2001, p.163) tujuan pengendalian intern adalah sebagai berikut: 1. Menjaga kekayaan organisasi. 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
29 2.2.2.3 Unsur-unsur Pengendalian Intern Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2001, p.164) 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
pokok
perusahaan. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, untang, pendapat, dan biaya. Dalam organisasi, setiap tansaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
30 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya. 2.2.3 Persyaratan Kredit Menurut Warren et al. (2005,p28), syarat kredit merupakan syarat – syarat kapan waktu pembayaran atas penjualan barang yang dibuat dan disetujui oleh pembeli dan penjual. Menurut Niswonger (1999,p26), secara tradisional, penilaian kredibilitas pelanggan melibatkan pertimbangan atas 5K. 5K itu adalah: 1. Karakter Mengacu kepada probabilitas atas pelanggan akan menghormati kewajibannya. 2. Kapasitas Mengacu pada kemampuan pelanggan untuk membayar. 3. Kapital Mengacu kepada kondisi umum bisnis pelanggan seperti yang diperlihatkan oleh laporan keuangan. 4. Kolateral Mengacu kepada aktiva – aktiva yang ingin diberikan pelanggan sebagai jaminan untuk kredit. 5. Kondisi
31 Mengacu kepada tren ekonomi nasional dan regional yang bisa mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk membayar.