BAB II LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1
Wawancara 2.1.1.1 Wawancara dengan pihak ATI Wawancara dengan pihak ATI Narasumber
: Enny Herawati
Jabatan
: Sekjen ATI
Lokasi
: Kantor Asosiasi Toilet Indonesia
Tanggal
: 17 Maret 2014
Hasil wawancara
:
Dari hasil wawancara dengan Sekjen Asosiasi Toilet Indonesia , Ibu Enny Herawati didapatkan hasil bahwa toilet-toilet umum di Indonesia memang masih banyak yang kurang nyaman untuk digunakan. Pengelolaan toilet di beberapa tempat di Indonesia memang sudah cukup baik, namun masih banyak penggunanya yang tidak peduli untuk menjaga kebersihannya. Sehabis memakai toilet tidak disiram, buang sampah sembarangan, dan sebagainya. Demikian pula yang terjadi di sekolahsekolah negri dan tempat wisata di Jakarta, banyak toiletnya yang masih tidak layak untuk digunakan. Banyak orang mengeluhkan toilet tidak bersih, sumber penyakit, padahal yang perlu diperbaiki adalah sikap dari para penggunanya. ATI sendiri pun sampai saat ini masih berupaya mensosialisasikan akan pentingnya menjaga kebersihan toilet-toilet umum di Indonesia karena di beberapa tempat masih belum terjamah. Yang menjadi tantangan bagi ATI selama ini adalah kurangnya kepedulian dari masyarakat untuk menjaga kebersihan, pada awal mulanya sangat sulit mencari sponsor untuk mendukung kegiatan ATI dalam mensosialisasikan toilet bersih. 5
6
Selain itu banyak pengelola dan petugas kebersihan tidak cukup tahu cara membersihkan yang baik dan benar seperti apa.Sebenarnya tidak semua cairan kimia itu baik untuk membersihkan toilet maka dari itu tidak boleh sembarangan zat kimia boleh disiramkan ke kloset. Hal itu dikarenakan kalau sembarangan zat kimia disiramkan ke kloset nantinya malah membunuh bakteri-bakteri baik di toilet atau bisa juga malah semakin memperbanyak kuman di toilet itu sendiri. Maka dari itu sebenarnya tugas untuk menjaga kebersihan itu bukan hanya tugas dari petugas kebersihan namun harus ada kerjasama yang baik juga dari para pengguna toilet untuk dapat saling peduli menjaga kebersihan toilet demi kepentingan bersama sehingga keadaan lingkungan pun menjadi lebih sehat dan nyaman.
2.1.1.2 Hasil Survey Mall Ciputra Narasumber
: Hindun dan Diana
Pekerjaan
: cleaning service
Lokasi
: Mall Ciputra
Tanggal
: 1 Maret 2014
Hasil Wawancara
:
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan dua orang cleaning service di salah satu mall di Jakarta, didapatkan hasil bahwa di mall tersebut kebersihan toiletnya sudah cukup terjaga. Para cleaning service sudah cukup teratur membersihkannya, namun kalau memasuki akhir pekan dengan jumlah pengunjung yang lebih banyak sering kali toilet tidak terkendali kebersihannya. Banyak pengunjung yang bergantian menggunakan toilet dan terkadang tidak memperhatikan kebersihannya. Setelah memakai tidak menyiramnya, naik ke atas toilet duduk, dan yang membawa anak-anak sering kali membiarkan anaknya untuk buang air di lantai karena takut terkontaminasi penyakit melalui kloset toilet yang dianggap tidak higienis.
7
Taman Monas Menurut hasil survey di Taman Monas, untuk toilet portable sangat tidak terawat kebersihannya walaupun ada penjaga di setiap toiletnya. Untuk toilet yang di dalam gedung lebih terawat, lebih bersih, dan lebih nyaman untuk digunakan saat berkunjung.
Gambar 1 : Toilet Portable Taman Monas ( Sumber : Misye )
Gambar 2 : Toilet Dalam Ruangan ( Sumber : Misye )
8
2.1.1.3 Data Kasus •
Data Fakta
TOILET INDONESIA PERINGKAT 12 TERPOJOK DARI 18 NEGARA ASIA
Kebersihan toilet umum di Indonesia menduduki peringkat ke-12 terburuk dari 18 negara di Asia. Bisa dikatakan memang kondisi toilet di Indonesia masih sangat buruk bila dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Menurut
Ibu
Naning
Adiwoso,
Seharusnya
Indonesia bisa lebih baik, tapi budaya masyarakat yang belum merasa memiliki, menjadikan fasilitas umum seperti toilet tidak terpelihara kebersihannya.
(Sumber : RN. (2011). Toilet Indonesia Peringkat 12 Terpojok dari 18 negara Asia, diakses 23 Februari 2014, jam 11:56 dari http://sosialbudaya.tvonenews.tv/)
TOILET UMUM DI INDONESIA
Menurut data dari PBB Indonesia saat ini menduduki urutan kedua di dunia sebagai Negara dengan sanitasi buruk. Menurut data global dailymail 63 juta penduduk Indonesia masih melakukan buang air besar di sungai, kali, danau, laut atau di daratan. Jadi, bisa dikatakan 55% masyarakat Indonesia yang baru dapat menikmati sanitasi sehat dan toilet higienis padahal banyak penyakit seperti diare, tipus, bahkan bahaya kematian yang dapat ditimbulkan dari kondisi yang tidak sehat seperti ini.
9
(Sumber : Rahadi, Fernan. (2012). Toilet Umum di Indonesia, diakses 23 Februari 2014, jam 11:56 dari
http:// www.
pesona.co.id)
HIDUP SEHAT DENGAN TOILET BERSIH
Seperti yang kita ketahui definisi kamar mandi adalah suatu
ruangan
tempat
seseorang
dapat
mandi
dan
membersihkan tubuhnya. Maka dari itu kita pun harus selalu menjaga kebersihannya karena kamar mandi merupakan salah satu tempat bersarangnya penyakit. Menurut Dokter Spesialis Anastesi Regional. Prof Darto Satoto Sp. AN (K), banyak penyakit yang dapat ditimbulkan dari toilet yang kotor dan yang lebih parahnya dapat menyebabkan kematian. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh banyaknya bakteri yang bersarang seperti contohnya bakteri EColi. Penyebaran penyakit itu biasanya disebabkan oleh lalat yang hinggap di kamar mandi dan penularannya melalui makanan yang kita konsumsi yang telah dihinggapi lalat. Ada dua jenis penyakit jamur yang bisa ditimbulkan dari toilet yang kotor, yaitu Tinea Kruris dan Kandidias. Tinea Kruris ditandai dengan bintil-bintil berwarna agak kemerahan. Sedangkan Kadindas ditandai dengan bercak berwarna merah terang dan sekitar daerah kemeran tersebut tampak bintik-bintik kecil yang tersebar di sekitarnya. Toilet yang sering kita temui saat ini keadaanya sangat berbanding terbalik dengan yang diharuskan. Keadaannya kotor, bau, gelap dan pengap. Toilet yang baik pun seharusnya memiliki pencahayaan yang baik. Dengan pencahayaan yang baik maka akan mengurangi kelembapan udara sehingga menekan pertumbuhan bakteri dan kuman-kuman penyakit.
10
Menurut Ibu Naning, intinya adalah semakin banyak orang yang mengutamakan kebersihan toilet, semakin sehat pula masyarakat Indonesia.
(Sumber
: Hanggara, Rendra. (2014). Hidup Sehat Dengan
Toilet Bersih. Koran Seputar Indonesia “Info Kesehatan”, diakses 23 Februari 2014, jam 11:56 dari http://www.koransindo.com) •
Data Pendukung Definisi Toilet Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air
besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka. Umum adalah tidak menyangkut yang khusus (semuanya) secara menyeluruh.
Toilet
Umum
adalah
fasilitas
sanitasi
yang
mengakomodasi kebutuhan membuang hajat yang digunakan oleh masyarakat umum, tanpa membedakan usia maupun jenis kelamin dari pengguna tersebut. (Sumber: Asosiasi Toilet Indonesia. (2007). Toilet Umum Indonesia, Jakarta : Asosiasi Toilet Indonesia.) Sejarah Toilet
Toilet umum, sampai akhir abad 19 menjadi samahalnya seperti toilet pribadi, jarang ditemui, hanya dimiliki dan diperuntukan untuk orang kaya atau kaum bangsawan (Cavanagh and Ware, 1991: 9-17). Di India hal ini masih terjadi di berbagai pedesaan (Pathak, 1994). Kota-kota kuno seperti Pompeii dan Herculaneum menggunakan toilet umum yang berupa blok-blok, dudukannya terdiri dari susunan
11
lempengan batu, yang rata-rata memiliki delapan lubang. Saat itu sebuah busa digunakan sebagai ‘Toilet paper’. Beberapa perubahan yang biasanya digunakan oleh para laki-laki. Satu dari toilet yang pertama di Inggris berlokasi di Housesteads Fort di Tembok Hrdians, yang disediakan secara umum untuk 20 tentara (Hart-Davis, 1995,2001). Kota-kota dan desa-desa di Roma
terkenal
dengan
system
pembuangan
airnya,
pengeringan, dan sistem pemanasannya. Parit-parit di Mohenjodaro dan kloset peradaban Romawi kuno dianggap sebagai model kloset pertama di dunia. Kemudian di London, karena padatnya penduduk maka banyak orang yang tinggal di rumah susun. Oleh karena itu mereka buang air besar dan buang air kecil menggunakan pispot. Isi pispot kemudian dibuang ke parit atau karena repot harus naik turun tangga untuk membuang kotoran, mereka akhirnya membuang isi pispot lewat jendela. Lingkungan yang kotor tersebut menyebabkan mereka terserang wabah penyakit. Pada tahun 1731, di London, Inggris dibuatlah undangundang yang isinya "Barang siapa membuang tinja dari jendela, harus membayar denda." Namun undang-undang tersebut tetap tidak dapat mengubah kebiasaan mereka. Pada tahun 1596, Sir John Harington menemukan kloset bilas. Kloset ini telah menggunakan bejana penampung tinja dan tangki air untuk menyiram, tapi jenis kloset ini masih menimbulkan masalah bau tak sedap. Pada tahun 1775, Alexander Cummings menemukan kloset bilas tak berbau yang disebut Valve Closet. Rahasianya adalah dengan menggunakan saluran pembuangan leher angsa atau mirip huruf S. Bentuk ini membuat air menggenang di leher angsa tersebut, dan menghalangi keluarnya bau kotoran. Kemudian tahun 1889, Bostell membuat kloset bilas yang
12
disebut Wash Down dan mirip seperti yang ada sekarang. (Sumber : Greed, Clara. (2003: hal 22-23)
Standar Toilet Umum Indonesia
Toilet Umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus
lengkap
dengan
kloset,
persediaan
air
dan
perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana masyarakat di tempat-tempat domestik, komersial maupun publik dapat membuang hajat serta memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. (Sumber : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. (2004 : 4)
Persyaratan Ruang : 1. Ruang untuk buang air besar (WC) P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm 2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
Sirkulasi Udara : Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius).
Pencahayaan : Sistem
pencahayaan
toilet
umum
dapat
menggunakan
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.
13
Konstruksi Bangunan : •
Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
•
Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gypsum tahan air atau bata dengan lapisan tahan air.
•
Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga memudahkan perawatan dan tidak kotor.
Kriteria Toilet Sehat Beberapa kriteria toilet yang baik yaitu : 1. Kering Toilet yang basah bisa menjadi tempat tumbuhnya jamur. Toilet juga bisa dirancang agar cepat kering."Seharusnya tidak perlu ada bak dan gayung sehingga air tak terlalu banyak digunakan," katanya.
2. Bebas sentuhan Toilet umum yang modern umumnya menggunakan konsep meminimalkan sentuhan tangan dengan benda-benda di dalam toilet. Misalnya tombol penyiram air atau keran yang menggunakan sensor.
"Tangan adalah sumber penularan kuman, bayangkan ada berapa banyak orang yang sudah menyentuh benda-benda di toilet," katanya.
3. Luas dan cukup ventilasi Ruangan toilet hendaknya tidak terlalu sempit sehingga penggunanya bisa leluasa bergerak. Toilet juga harus memiliki
14
ventilasi yang baik sehingga terdapat sirkulasi udara.
4. Ramah lingkungan Penggunaan penyiram otomatis bisa menjadi solusi untuk meminimalkan
penggunaan
air.
"Penyiram
otomatis
berkapasitas 3,5 liter untuk buang air kecil dan 4,5 liter untuk buang air besar. Jauh lebih hemat ketimbang gayung dan ember yang bisa menghabiskan air sampai 12 liter," katanya.
Selain itu, saat membersihkan toilet sebaiknya gunakan produk-produk yang ramah lingkungan sehingga bakteri pengolah limbah bisa tetap hidup dan mencegah toilet berbau tak sedap.
Kualitas Toilet Umum Banyak aspek yang bersangkutan secara khusus mengenai toilet, antara lain: • Aspek Biologis Tempat berbagai bakteri dapat hidup dan berkembang biak dengan baik bila toilet dalam keadaan kotor dan lembab. • Aspek Geografis Indonesia
adalah
negeri
yang
beriklim
tropis
dengan
kelembapan yang tinggi sehingga jamur dapat berkembang biak dengan mudah dan cepat. • Aspek Matematis Ukuran
toilet
harus
disesuaikan
dengan
kebutuhan
penggunanya, sperti orang normal, penyandang cacat , serta anak-anak.
15
• Aspek Kimia Karena bakteri dalam septic tank harus dibiarkan hidup dan berkembang biak, maka sebisa mungkin hindari pemakaian bahan pembersih kimiawi. • Aspek Budaya Meliputi masalah perilaku dan kepercayaan. (Sumber : H. Putri, Trikaloka, & Achmad Fanani. (2013 : 5)
2.1.1.4 Data Organisasi Logo
:
Gambar 2.3.1 : Logo Asosiasi Toilet Indonesia ( Sumber : Website Asosiasi Toilet Indonesia)
Organisasi
: Asosiasi Toilet Indonesia
Alamat
: Gedung 12A Jl. Ciputat Raya 12a Pondok Pinang Kebayoran Lama – Jakarta Selatan
Telepon
: 021-7510 760
Website
: http://www.asosiasitoiletindonesia.org/
Data
Sejarah Asosiasi Toilet Indonesia (ATI)
Berbagai permasalahan global dunia yang berkaitan dengan masalah kebersihan, kesehatan dan lingkungan hidup pada akhirnya
16
memaksa masyarakat di berbagai negara untuk berkumpul mengadakan World Toilet Summit, yang menghasilkan pembentukan World Toilet Organization pada tanggal 21 November 2001 dan bertempat di Singapura dimana Indonesia melalui Ibu Naning Adiwoso dari Inias Resource Center termasuk dalam salah satu penandatangan pembentukan WTO.
Gambar 2.3.2 Logo World Toilet Organization ( Sumber : Website Asosiasi Toilet Indonesia)
WORLD TOILET ORGANIZATION • World Toilet Organization merupakan Organisasi Internasional yang diikuti oleh berbagai negara dan Indonesia turut berkepentingan untuk menjadi bagian dari World Toilet Organization • Dengan berbagai permasalahan kesehatan, kebersihan dan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia begitu memprihatinkan, sehingga WTO dirasakan ASOSIASI TOILET INDONESIA.
Setelah terbentuknya World Toilet Organization, Indonesia diminta untuk membentuk sebuah organisasi yang secara resmi organisasi ini akan menjadi anggota dari World Toilet Organization.
Ajakan WTO ini mendasari pembentukan Asosiasi Toilet Indonesia yang didirikan oleh Ibu Naning Adiwoso dengan merangkul pihak-pihak yang peduli terhadap permasalahan kebersihan, kesehatan dan lingkungan hidup di Indonesia, yaitu:
17
• Founder Ibu Naning Adiwoso dari Inias Resource Center • Co Founder Bapak I Gde Ardike • Co Founder Bapak Marjuki dari Surya Toto Indonesia • Co Founder Initial Indonesia (Rentokil)
Organisasi Asosiasi Toilet Indonesia dibentuk dalam kapasitas skala nasional dengan menggalang kepedulian berbagai pihak dan bersamasama menciptakan Indonesia yang bersih, sehat dan ramah lingkungan.
Visi dan Misi
Visi • Mengatasi dan memperbaiki masalah kebersihan, kesehatan dan lingkungan hidup di Indonesia. • Membangun karakter bangsa yang bersih, sehat dan ramah lingkungan. • Menciptakan masyarakat Indonesia yang bertanggungjawab.
Misi • Menjadikan Asosiasi Toilet Indonesia sebagai pusat informasi dan pengembangan dengan membuat program kerja organisasi meliputi : penyuluhan, edukasi dan sosialisasi serta menjadikan kebersihan, kesehatan dan ramah lingkungan serta penghematan air dan energi sebagai isu-isu publik bagi semua lapisan masyarakat pada setiap kegiatan. • Membuat Standarisasi Toilet Umum dan mengkomunikasikannya kepada berbagai lapisan masyarakat melalui program-program kegiatan dan kampanye sosial.
18
• Mengajak kalangan industri, perusahaan swasta dan praktisi untuk ikut serta membangun Indonesia bersih, sehat dan ramah lingkungan melalui Keanggotaan Asosiasi Toilet Indonesia dan program-program kegiatan sebagai wujud dari Corporate Social Responsibility . • Bekerjasama dengan organisasi toilet Internasional dalam hal pertukaran informasi dan implementasi kegiatan. • Bekerjasama dengan Pemerintah dan badan lain untuk mendukung program kerja Asosiasi Toilet Indonesia.
2.2
Tinjauan Khusus
2.2.1
Teori Kesehatan
Dasar-dasar pembangunan kesehatan : 1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia. 2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat. 3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat serta dilakukan terutama melalui upaya peningkatan dan pencegahan yang dilakukan secara terpadu dengan upaya penyembuhan dan pemulihan yang diperlukan. 4. Setiap bentuk upaya kesehatan harus berdasarkan perikemanusiaan yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan mengutamakan kepentingan nasional, rakyat banyak bukan semata-mata kepentingan golongan atau perorangan. 5. Sikap, suasana kekeluargaan, kegotong-royongan serta semua potensi yang ada diarahkan dan dimanfaatkan sejauh mungkin untuk pembangunan di bidang kesehatan.
19
6. Sesuai dengan asas adil dan merata, hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan kesehatan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk. 7. Semua warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan wajib menjunjung tinggi dan mentaati segala peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan. 8. Pembangunan kesehatan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan kepribadian bangsa. (Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1982 : 4 -5 )
2.2.2
Teori tentang Komunikasi Kesehatan
Definisi komunikasi sendiri menurut Ruben dan Stewart yaitu : Komunikasi manusia adalah proses dimana individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat dapat merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan beradaptasi satu sama lain.
Sedangkan menurut Laswell dapat disimpulkan, komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan menyampaikannya melalui saluran tertentu kepada penerima yang menimbulkan efek tertentu. Berikut ini adalah Komponen Komunikasi menurut Laswell : 1. Komunikator Adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan, biasanya berisikan tentang himbauan. 2. Pesan Adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti, contohnya bisa berupa slogan tentang hidup sehat dan lain-lain.
20
3. Komunikan Adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bisa masyarakat ataupun lembaga yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 4. Media Adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media yang dimaksud bisa berupa media cetak ataupun elektronik. 5. Efek Adalah dampak atau akibatyang ditimbulkan oleh pesan. Efek atau dampak adalah nilai ketercapaian pesan. Nilai baik atau buruknya pun tergantung bagaimana kita menyampaikan pesan tersebut. (Sumber : Tandjung,Jenu Widjaja, Teguh Prayogo, & Adi Prabowo. (2013 : 2425 )
2.2.3
Teori Lingkungan Hidup
Kehidupan manusia dengan lingkungan hidup mempunyai hubungan yang sangat erat. Hubungan ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh pandangan manusia terhadap lingkungan hidup. Ada beberapa teori tentang pandangan manusia terhadap lingkungan hidup yaitu: 1. Antroposentrisme • Menempatkan manusia sebagai pusat, semuanya demi kepentingan manusia. Teori ini juga disebut human centered ethics. • Alam sebagai objek dan alat untuk pencapaian tujuan manusia. • Alam dianggap penting kalau menguntungkan manusia akan tetap dipelihara, namun bila tidak penting dan demi kepentingan manusia, alam bisa dihancurkan. 2. Biosentrisme • Biosentrisme mendasari moralitas pada keluhuran kehidupan kepada semua mahluk hidup, tidak hanya manusia. Semua kehidupan di dunia ini
21
memiliki moral dan nilai yang sama sehingga harus dilindungi, diselamatkan dan dipelihara sebaik mungkin. • Semua mahluk hidup bernilai dalam kehidupan untuk itu semua mahluk hidup, apalagi manusia harus menjaga dan melindungi semua kehidupan dan lingkungan di sekitarnya. • Manusia bukan merupakan pusat dari kehidupan, semua kehidupan sama pentingnya sehingga manusia harus menghargai lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, dan turut melestarikan komunitas ekologis dengan baik. 3. Ekosentrisme • Teori ini merupkan lanjutan dari Biosentrisme. Dalam Biosentrisme hanya memusatkan
kepada
pada
kehidupan
seluruhnya,
ekosentrisme
memusatkan perhatian kepada seluruh komunitas biologis yang hidup maupun yang tidak. • Ekosentrime memliki pandangan yang lebih luas yaitu komunitas ekologis seluruhnya. Ekosentrisme menuntut tanggungjawab moral yang sama untuk semua realitas biologis. • Manusia bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lingkungan hidup, karena bila ekosistem terganggu maka akan menggangu eksistensi manusia. Untuk itu menusia harus dapat menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. • Akibat yang ditimbulkan akibat tidak menjaga lingkungan hidup dengan baik yaitu : 1. Banjir sangat merugikan kehidupan manusia; materi, nyawa, lingkungan hidup dan segala aspek kehidupan lainnya. 2. Tanah longsor kecelakaan yang merugikan kehidupan manusia 3. Pencemaran udara mendatangkan penyakit, merugikan kehidupan manusia. 4. Pencemaran air membunuh, dan membawa penyakit bagi mahluk hidup di dalam air, dan mahluk hidup yang menggunakan air.
(Sumber
: Aprillins. 19 Januari, (2010). Tiga Teori Etika Lingkungan.
Website Aprillins, diakses 23 Februari 2014 dari http://aprillins.com)
22
2.2.4
Teori Desain
2.2.4.1 Teori Kampanye
Kampanye adalah suatu kegiatan promosi , komunikasi atau rangkaian pesan terencana khususnya spesifik atau untuk mencerahkan masalah kritis, bisa juga masalah komersial maupun non komersial, seperti masalah sosial, politik, budaya, lingkungan hidup.
Menurut Shay Sayre kampanye diartikan sebagai sebuah bagian dari pemasaran suatu produk (atau pelayanan atau perusahaan) yang dikerjakan secara individual dan akhirnya adalah untuk menyampaikan pesan kepada konsumen. Sedangkan menurut Jim Albright kampanye itu lebih dari hanya menyatukan kemampuan advertising yang kamu kuasai, berbagai macam pendekatan, tergantung dari strategi yang akan dikembangkan. ( Sumber : Altstiel, Tom, & Jean Grow.(2006 : 121) 2.2.4.2 Teori Advertising
Advertising (periklanan) adalah penyajian materi secara persuasif kepada public melalui media massa dengan tujuan untuk mempromosikan barang atau jasa. Advertising (periklanan) adalah bisnis ide dan kreatifitas (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005) Menggambar hanyalah ekspresi citra yang kita tuangkan sebagai bentuk konsep ide di dalam pikiran namun akarnya tetap ide itu sendiri, menggambar lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Proses mengungkapkan ide dalam bentuk gambar penting dalam periklanan, namun gambar yang bagus dan indah bukan hal yang utama karena kita hanya dituntut untuk dapat menuangkan ide dalam bentuk citra gambar (Lwin & Aitchison. 2005) Jadi, mampu
23
menggambar dengan baik bukan persyaratan di dunia periklanan. Memiliki naluri dan ide pemasaran yang memungkinkan untuk memadukan sebuah usulan penjualan dan nilai-nilai komersial sebuah gagasan jauh lebih penting. Periklanan atau Promosi (Advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. ( Sumber : Altstiel, Tom, & Jean Grow.(2006 : 129-130)
2.2.4.3 Teori Konsep
Mengembangkan sebuah ide kreatif sangatlah tidak mudah, terutama prosesnya. Banyak buku yang menawarkan cara-cara untuk membuat sebuah konsep, yang biasanya bermaksud untuk menjelaskan iklah yang sudah ada, tetapi tidak membantu mengembangkan hal yang baru. Akhirnya kita terjebak pada hal yang sama, maka dari itu berikut adalah beberapa pendekatan sederhana untuk membuat sebuah konsep : •
Show the product
•
Show the benefit
•
Show the alternative
•
Comparison
•
Borrowed interest
•
Testimonial
( Sumber : Altstiel, Tom, & Jean Grow.(2006 : 110)
2.2.4.4 Teori Ilustrasi
Ilustrasi artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu yakni cerita atau artikel dengan gambar. Keefektifan ilustrasi dalam penyampaian suatu pesan terhadap pembaca harus memenuhi berbagai kriteria sebagai berikut :
• Mempunyai daya tarik
24
• Jelas • Sederhana • Mudah dimengerti • Representatif (Mewakili isi cerita yang terkandung di dalam gambar) Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), 1996, mengklasifikasikanilustrasi menjadi lima bagian Seni ilustrasi terbagi kedalam lima bagian, yaitu: • Ilustrasi cerita, yaitu cerita bergambar yang terdiri dari sekuen yang saling berhubungan dalam bentuk narasi yang panjang dan divisualisasikan dalam bentuk frame yang lebih dari satu namun merupakan satu kesatuan cerita. • Ilustrasi kartun, yaitu sebuah gambar yang lebih menekankan pada suatu momen yang memuat cerita atau pesan dalam wujud humor. • Ilustrasi artikel, yaitu gambar yang digunakan dalam untuk memperjelas suatu tulisan, memberikan keterangan yang dapat membantu pembaca agar lebih mengerti maksud dari sebuah tulisan. Ilustrasi artikel tidak hanya gambar dengan setting tempat tertentu saja, tetapi dapat berupa keterangan-keterangan tambahan suatu data yakni bagan, diagram, tabel dan gambar berangkai untuk menerangkan sesuatu yang sistematis. • Ilustrasi cerpen, yaitu ilustrasi jenis ini biasanya digabungkan dengan judul dan penulis cerita, tujuan pembuatan gambar ilustrasi ini adalah selain untuk mempercantik perwajahan cerpen, penggunaan ilustrasi juga dapat menggambarkan cerita pada cerpen. • Kartikatur, yaitu gambar yang berbentuk ilustrasi potret wajah yang diberi muatan lebih sehingga anatomi wajah tersebut terkesan distorsi karena mengalami deformasi bentuk, namun secara visual masih dapat dikenali. ( Sumber : Jennings, Simon.(1987 : 65-71)
25
2.2.4.5 Teori Logo
Berikut 5 prinsip mendesain logo : 1.
Simplicity Untuk membuat sebuah logo, kita harus memperhatikan sampai ke
bentuk
paling
sederhana.
Simplicity
adalah
kuncinya
dan
mempertimbangkan logo tersebut agar mudah dimengerti. Logo yang sederhana memungkinkan untuk lebih mudah diingat dan digunakan secara serbaguna. Logo yang sederhana tersebut dapat dimunculkan secara unik tanpa harus digambarkan berlebihan. 2.
Memorable Untuk membentuk kesan abadi, sebuah logo harus mudah diingat.
Bagaimana konsumen akan mengingat logo tersebut? Bentuk yang rumit berdampak tidak baik dalam membuat sebuah logo, karena logo tersebut hanya dapat diterima oleh beberapa orang saja. Pertahankanlah kesederhanaan. 3.
Timeless Keabadian dari sebuah logo tidak tergantung dari waktu tertentu saja.
Memfokuskan pada pembuatan konsep yang kuat pada logo tersebut dan menghindarkannya dari perkembangan jaman. Saat trend tersebut menghilang, logo tersebut pun akan terlupakan. Keabadian dari sebuah logo membuat client menikmati perjalanan panjang mereka, membiarkan design anda tetap ada untuk jangka waktu yang lama. 4.
Versatile Logo adalah sebuah tanda dan simbol yang menggambarkan sebuah
bisnis atau usaha. Sebagai perusahaan, mereka menawarkan diri mereka dalam berbagai bentuk dan media, mereka menempatkan logo tersebut di kartu nama, iklan, dokumen dan masih banyak lagi. Saat mendesain logo pun sangat pending untuk memikirkan keseimbangan ukurannya ketika ditempatkan di media kecil seperti kartu nama maupun media besar seperti billboard.
26
5.
Relevant Apakah logo yang anda buat sesuai dengan tujuan dan identitas dari
perusahaan tersebut? Sebuah logo harus menggambarkan image perusahaan dari bentuk dan wujud yang ditampilkan. Sebuah aturan yang perlu diikuti adalah, garis tipis untuk perusahaan baru dan garis tegas untuk perusahaan yang sudah terstruktur. Ini sangat penting untuk meyakinkan bahwa logo tersebut bersangkutan dengan perusahaan tersebut. Kekuatan dari sebuah logo dapat dikenali tergantung dari symbol dan jenis tulisan yang digunakan. ( Sumber : Wheeler, Alina.(2009 : 35-45)
2.2.4.6 Teori Warna
Warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Warna adalah suatu proses perlengkapan dari suatu identitas. Warna juga bisa digabungkan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak, sehingga akhirnya saling melengkapi satu elemen dengan elemen lainnya. Warna mengekspresikan fantasi, mengingat kembali waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan/reaksi secara emosional. (Sumber : E.Carter, David.(2003 : 99)
Berikut adalah arti warna yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu: • Cool color (Calming) : Biru, hijau, turquoise, perak • Color (Exciting) : Merah, oranye, kuning, emas • Mixed cool / warm color : Ungu, lavender, hijau • Neutral color (unifying) : Cokelat, beige, ivory, abu-abu, hitam, putih. Warna secara efektif dapat mengungkapkan pesan, ide, atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Menurut Lestrice Eisseman dalam buku “Pantone : Guide to Communication With Color” (Ohio Grafix Press, 2002), warna merupakan metode yang paling tepat
27
dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Warna adalah bagian dari proses perlengkapan identitas. Warna juga mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak. Warna mengekspresikan fantasi, mengingat kembali waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan atau reaksi secara emosional Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain: • Pengunaan warna harus mempunya fungsi. • Warna harus dapat memberikan ciri khas dari perusahaan/produk yang disampaikan. • Penggunaan warna jangan hanya untuk memberikan kesan artistik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian adanya. •
Hindari penggunaan warna yang tidak perlu.
2.2.4.7 Teori Tipografi
Tipografi yang akan digunakan dalam media kampanye sosial ini adalah tipografi dengan font family Serif, Sanserif dan Script sebagai pendukung. Serif dan Sans Serif adalah istilah dalam klasifikasi font. Klasifikasi huruf dibuat berdasarkan atas latar belakang sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum penting dalam perjalanan sejarah penciptaan dan pengembangan bentuk huruf. Walaupun saat ini lahir beragam jenis bentuk huruf, dunia tipografi sekarang masih banyak mengangkat jenis huruf- huruf lama, seperti Bodoni,
Century,
ataupun
Garamond
yang
direproduksi
serta
dimodifikasi dengan teknologi digital. Sedangkan script dikenal sebagai huruf yang menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas, atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan.
28
2.2.4.8 Prinsip Desain •
Unity Unity berarti adanya harmoni atau kesesuaian dari elemen-elemen
desain yang digunakan, yang dimana ketika elemen desain tersebut disatukan terciptalah suatu keharmonisan. •
Emphasis Emphasis adalah sebuah cara bagaimana kita sebagai seorang designer
menangkap perhatian dari viewer ketika melihat karya kita. Dari situlah yang membuat viewer mau melihat karya kita lebih dekat. Emphasis biasanya ditampilkan dalam bentuk yang kontras, baik dari ukuran, warna, peletakkan, dan pemisahan. •
Scale and Proportion Scale and Proportion biasanya menuju pada ukuran. Scale sebenarnya
adalah nama lain dari ukuran/size. “Large Scale” adalah penyebutan dari besar dan “small scale” adalah penyebutan dari kecil. Besar akan menjadi tidak berarti apabila tidak ada acuannya. Sedangkan proporsi menuju pada kesesuaian ukuran. •
Balance Merupakan titik ekuilibrium yang dihasilkan ketika mengamati dan
menilai sebuah objek berdasarkan ide maupun struktur fisiknya (seperti masa, gravitasi, ataupun sisi sebuah halaman) yang memiliki pengaturan sedemikian rupa berkaitan dengan titik beban visual objek tersebut dalam sebuah komposisi. Keseimbangan sering dibagi dalam dua jenis yaitu simetris dan asimetris. •
Rhythm
29
Merupakan pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus dan memiliki jarak atau interval pada tiap pengulangan. Irama dapat menciptakan nuansa pergerakan (movement), serta dapat membentuk sebuah pola ataupun tekstur tertentu. Ada beberapa macam irama yang seringkali didefinisikan berdasar perasaan yang timbul ketika kita melihat perulangan tersebut. •
Regular rhythm: terjadi ketika jarak antar elemen atau elemen itu sendiri memiliki kesamaan dalam ukuran atau panjang.
•
Flowing rhythm : ketika perulangan yang terjadi memberikan nuansa pergerakan, lebih sering berkaitan dengan benda-benda di alam semisal ombak, dan sebagainya.
•
Progressive rhythm : ketika perulangan yang terjadi merupakan rangkaian bentuk yang melalui perkembangan langkah atau tingkatan.
(Sumber : Safanayong,Yongky.(2006 : 38 - 41 )
2.2.5
Analisa SWOT • Strength - Tercipta kenyamanan ketika sedang menggunakan toilet. - Memperbaiki citra toilet di Indonesia yang sebelumnya dianggap kotor dan tidak sehat. - Tercipta lingkungan hidup yang lebih sehat dan bersih. • Weakness - Membutuhkan waktu yang lebih lama di dalam toilet. • Opportunity - Tercipta gerakan hidup sehat. - Meningkatnya citra positif terhadap kondisi toilet umum di Indonesia khususnya Jakarta.
30
• Threat - Masih banyaknya masyarakat yang tidak memperdulikan akan pentingnya menjaga kebersihan toilet. - Banyak orang yang masih menganggap menjaga kebersihan itu bukan tugas dari pengunjung tetapi tugas dari petugas kebersihan, apalagi bila dipungut biaya kebersihan.