BAB II KEBERADAAN PANTI REHABILITASI BUKIT DOA
2.1 Sejarah Panti Rehabilitasi Bukit Doa Pada tahun 1980 di Desa Durin Jangak tinggallah seorang ayah bernama Dalan Seragih memiliki isteri bernama Jadi Ester br. Sinuhaji memiliki 6 orang anak, pada saat itu seorang temannya bernama Kancan Sembiring Depari begitu terkejut melihat isterinya Dalan Seragih ini yang badannya sangat kurus, Dalan Seragih menjelaskan bahwa sebelumnya mereka sudah berobat ke seorang dokter dan mengatakan bahwa isterinya ini mengidap penyakit Tumor Kandungan dan harus dioperasi. Dalan seragih dan isterinya serta Kancan Sembiring kebetulan sama-sama memeluk Agama Kristen Protestan. Kemudian Kancan Sembiring mengajak Dalan Seragih dan isterinya Jadi br.Sinuhaji untuk sama-sama berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan penyakit dari Istrinya Dalan Seragi yaitu Jadi br.Sinuhaji. Esoknya isterinya ini merasa ada penyakit yang hilang dari dalam tubuhnya dan merasa lebih lega dari sebelumnya, setelah dicek kedokter, dokter menyatakan bahwa tumor kandungan yang selama ini ada didalam tubuhnya sudah tidak ada lagi. Keajaiban ini membuat pasangan Dalan Seragih dan Jadi br.Sinuhaji sangat senang. Sejak saat itu pasangan suami isteri ini semakin yakin bahwa dengan berdoa kepada Yang Maha Kuasa dapat menyembuhkan penyakit yang selama ini dideritanya sehingga mereka semakin mendekatkan diri Kepada Yang Maha Kuasa dan menjadi orang yang semakin taat beragama.
24
Selang beberapa saat kemudian seorang teman Dalan Seragih bermarga Sitanggang yang memiliki seorang Anak yang mengidap penyakit Epilepsi juga mendengar kesembuhan ajaib ini. Dalan Seragih berpikir saat itu bahwa kalau isterinya saja yang mengidap Tumor bisa sembuh secara ajaib dengan Berdoa secara suingguh-sungguh, maka anak temannya ini pun pasti bisa sembuh. Maka Dalan Seragih pun mendoakan anak sahabatnya ini, dan selang beberapa waktu kemudian anak sahabat nya ini
pun sembuh / tidak pernah kambuh lagi
penyakitnya. Akan hal ini Pak Sitanggang sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada Pak Dalan Seragih itu. Untuk mengungkapkan rasa terima kasih nya, Pak Sitanggang menghibahkan sebuah tanah berukuran 3000m2 serta uang Rp 200.000 kepada Dalan Seragih untuk selanjutnya menjadi modal Dalan Seragih mengusahakan ternak ayam di tanah yang sekarang ini menjadi lokasi Panti Di tanah yang dihibahkan tersebut juga Dalan Seragih sering Berdoa hingga suatu hari dari gerejanya terdahulu Dalan Seragih diutus mengikuti seminar di Taman Getsemani di daerah Jawa Timur. Sewaktu mengikuti seminar tersebut malamnya Dalan Seragih bermimpi bertemu seseorang yang berpesan bahwa di tanah yang dihibahkan seluas 3000m2 tersebut dibangun sebuah pertapakan yang didalamnya terdapat gua-gua untuk orang-orang berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan serta untuk orang-orang yang meminta kesembuhan kepada Yang Maha Kuasa, sama persisi seperti tempat dia berada waktu itu di Taman Getsemani di Jawa Timur.
25
Sepulangnya dari Jawa Timur, Dalan Seragih bertekad akan membangun sesuai amanah lewat mimpinya tersebut. Ia mulai membangun perlahan-lahan gua-gua pertapakan untuk orang-orang berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Tempat yang sebelumnya adalah kandang ayam diubah menjadi tempat Ibadah. Sejak saat itu lewat mulut ke mulut banyak orang berdatangan untuk Berdoa dan beribadah di tempat tersebut. Ada yang hanya sekedar berdoa di guagua yang dibangun atau beribadah di gubuk yang dibangun sekedarnya. Umumnya banyak orang berdoa memohon kesembuhan akan suatu penyakit terutama penyakit yang diyakini sebagai kutukan, akibat sihir/ilmu gaib, ataupun penyakit yang tidak diketahui oleh dokter sebabnya, banyak juga yang sekedar datang untuk berdoa karena stress akibat masalah dan tekanan hidup. Lama kelamaan oleh semakin banyaknya orang yang setelah berdoa disana merasa tenang dan puas baik karena penyakitnya sembuh atau permasalahan hidupnya selesai, orang-orang tersebut
sebagai rasa ucapan terima kasihnya
kepada Pak Dalan Seragih, mereka banyak memberikan uang kepada beliau. Namun akhirnya Pak Dalan Seragih berpikir bahwa sebaiknya uang atau pemberian itu lebih bermanfaat jika digunakan untuk memperbesar pertapakan doa tersebut dengan membangun sebuah panti untuk orang-orang yang menderita gangguan jiwa, stress dan korban ketergantungan narkoba. Maka atas bantuan dana dari orang-orang yang berterima kasih tersebut Dalan Seragih mulai membangun yayasan resmi untuk menaungi sebuah panti yang dapat menampung, merawat, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita gangguan mental/jiwa,
26
stress, dan korban ketergantungan narkoba serta juga membangun sebuah tempat ibadah di atas tanah yang seluruh kompleks memiliki luas 3000 m2. Pada awal Januari tahun 1983 secara resmi berdirilah sebuah yayasan Bukit Doa Taman Getsemani yang menaungi Panti Rehabilitasi Bukit Doa untuk menampung, merawat dan menyembuhkan orang-orang yang menderita gangguan mental/jiwa, stress, dan korban ketergantungan narkoba. Disamping itu juga diresmikanlah sebuah Gereja yang masih terdapat didalam kompleks pertapakan sebagai tempat orang-orang beribadah. Izin resmi tersebut terdaftar di Departemen Agama, Departemen Kehakiman serta dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. Hingga saat ini, di pertapakan tersebut selain panti Rehabilitasi, juga terdapat sebuah Gereja, serta gua-gua pertapakan untuk orang-orang yang ingin menenangkan diri dan berdoa serta mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Bangunan-bangunan untuk Panti serta bangunan Gereja dibangun atas bantuan Dana para keluarga-keluarga pasien yang merasa lebih pulih kesehatannya setelah berdoa dan dirawat di pertapakan itu. Yayasan, Panti Rehabilitasi serta Gereja yang terdapat didalamnya sejak saat itu dikepalai langsung oleh Dalan Seragih hingga akhir hayatnya tahun 1995 dan setelah itu digantikan oleh anak lelaki tertuanya yang bernama Pdt. Jhoony Seragih. Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1997, Pdt. Jhoony Seragih (anak sulung Almarhum Dalan Seragih) yang menjadi Kepala Yayasan, oleh orang Amerika yang datang berdoa di pertapakan tersebut mengundangnya pula untuk datang berkunjung ke Amerika. Di sana beliau mendapatkan dukungan moril dan materi dari orang-orang Amerika untuk memperluas kompleks pertapakan.
27
Sehingga sepulangnya dari Amerika, beliau membeli tanah dibelakang kompleks pertapakan seluas 7000 m2 dan memindahkan bangunan-bangunan kompleks Panti Rehabilitasi untuk merawat pasien-pasien penderita gangguan jiwa, stress dan ketergantungan narkoba diatas tanah yang baru dibelinya tersebut. Perkembangan dalam tahun-tahun berikutnya diperluas lagi kebelakang seluas 2000 m2 dan kesamping seluas 2000 m2. Sehingga sekarang luas keseluruhan kompleks seluas 14.000 m2, dan khusus untuk Panti Rehabilitasi Bukit Doa luasnya 7000 m2. Secara resmi surat keputusan Panti Rehabilitasi Bukit Doa / Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa dan Narkoba Bukit Doa /Taman Getsemany disertifikasikan dalam Akte no: 68 Tanggal 30 Juli 1992, Yayasan Bukit Doa/ Taman Getsemany. Organisasi Sosial no:4676/4793. Dirjen BIMAS (K). Jakarta no.f/Kep/H.00.5/95/2983/2001.
2.2 Lokasi Panti Rehabilitasi Bukit Doa. Panti Rehabilitasi Bukit Doa
atau nama lainnya Pusat Rehabilitasi
Gangguan Jiwa dan Narkoba Bukit Doa Taman Getsemany berdiri atas nama sebuah Yayasan Bukit Doa / Taman Getsemany terletak di Jl.Tuntungan Golf, No:120, Dusun 3, Desa Durin Jangak, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Berjarak sekitar 0,3 Km dari Kantor Kecamatan Pancur Batu dan berjarak 18 Km dari Kotamadya Medan. Luas keseluruhan kompleks sekitar 14.000 m2, dan khusus untuk Panti Rehabilitasi Bukit Doa luasnya 7000 m2 yang terletak di tengah dan di sudut paling belakang dari Kompleks Yayasan dengan batas-batas sebagai berikut :
28
•
Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Raya Lapangan Golf Tuntungan yang tepat diseberangnya terdapat usaha perladangan rumput Swiss dan rumput Jepang, yaitu Mitra Taman Rumput.
•
Sebelah Timur berbatasan dengan perladangan masyarakat
•
Sebelah Selatan berbatasan dengan perladangan masyarakat
•
Sebelah Barat juga berbatasan dengan perladangan masyarakat milik Pak Ahmad Zunaidi.
2.3 Komposisi Bangunan, Sarana dan Prasarana Luas keseluruhan kompleks Yayasan Bukit Doa/ Taman Getsemany seluas 14.000 m2, terdiri dari tiga kompleks,yaitu Kompleks Depan (7000 m2), Kompleks Tengah (4000 m2) dan Kompleks Belakang(3000 m2). Kompleks depan untuk bangunan-bangunan Rumah Kepala Yayasan, Gereja, Asrama, Kantor dan lain-lain, sedangkan Kompleks Tengah dan Kompleks Belakang khusus untuk kepentingan Panti Rehabilitasi tempat merawat pasien penderita gangguan jiwa, stress, dan ketergantungan narkoba. Kompleks Depan terletak paling depan diantara kompleks lainnya dengan gerbang utama berbatasan langsung dengan jalan raya, sedangkan Kompleks Tengah lokasinya dibelakang Kompleks depan sehingga untuk memasukinya harus melewati kompleks Depan dengan batas gerbang tinggi. Kompleks belakang lokasinya berada di paling belakang tepat dibelakang kompleks tengah dan jalan masuknya harus melalui kompleks tengah. Panti Rehabilitasi yang melingkupi Kompleks Tengah dan Kompleks Belakang, lokasinya terisolasi yang dikelilingi
29
oleh tembok-tembok tinggi dan hanya terdapat 1 gerbang pintu masuk. Secara terperinci bangunan-bangunan yang terdapat di seluruh Kompleks yaitu : 1. Kompleks Depan seluas 7000 m2 terdiri dari 8 unit Bangunan yaitu : •
1 Unit ruko kecil yang disewakan kepada orang lain yang terletak paling depan dekat gerbang pintu masuk kompleks
•
1 Unit rumah milik Ketua Yayasan
•
1 Unit Asrama Tempat Tinggal para Staff Yayasan
•
1 Unit Kantor Yayasan Bukit Doa Taman Getsemany
•
1 Unit Kantor Pusat Pengembangan Ibu dan Anak Bukit Doa
•
1 Unit Tempat Ibadah/ Gereja
•
1 Unit Taman Kanak-kanak (TK) dan Pusat Pengembangan Anak (PPA) milik Yayasan
•
1 Unit WC Umum
•
serta terdapat 6 unit Gua-gua yang dibangun untuk orang-orang Berdoa di tempat ini.
2. Kompleks Tengah khusus untuk lokasi kepentingan rehabilitasi pasien dengan luas 4000 m2, terdiri dari : •
1 Unit Aula, yang berfungsi sebagai tempat untuk mengumpulkan seluruh pasien serta sebagai tempat untuk makan para pasien
•
1 Unit Klinik Kesehatan, yang berfungsi sebagai tempat memeriksa kesehatan pasien baik kesehatan jiwa maupun kesehatan jasmani. Dokter yang melayani diklinik ini adalah
30
Dokter yang khusus didatangkan dari Rumah Sakit Jiwa Pusat Kota Medan yang memeriksa para pasien biasanya dua atau tiga bulan sekali. •
1 Unit Dapur Umum, berfungsi sebagai tempat memasak makanan untuk semua pasien yang lokasinya tepat di belakang Aula
•
1 Unit Rumah Koordinator Panti Rehabilitasi Bukit Doa
•
3 Unit kamar tempat tinggal para staff panti
•
1 Unit WC Umum tepat disamping dapur umum
3. Kompleks Belakang khusus untuk asrama tempat tinggal pasien, terdiri atas 2 asrama yaitu asrama pria dan asrama wanita yang saling terpisah oleh tembok tinggi serta memiliki gerbang masing-masing untuk asrama pria dan asrama wanita. Serta terdapat 4 Unit kamar bagi pasien yang dinyatakan sudah sehat, tidak menggangu dan dapat dipercaya. Secara terperinci ruangannya sebagai berikut : a) Asrama Pria yang terbagi lagi menjadi 3 kelas kamar yaitu Kelas 1 (VIP), Kelas 2 dan Kelas 3. Pembagian kelas kamar diklasifikasikan atas permintaan keluarga pasien dan tergantung pembayaran dan uang yang diberikan oleh keluarga pasien kepada Administrasi Panti Rehabilitasi Bukit Doa. Secara terperinci adalah sebagai berikut : •
Kelas 1 (VIP) terdiri dari 4 Unit Kamar masing-masing berukuran 3m x 3m. 2 kamar ditempati oleh 2 orang pasien pria dan 2 kamar lainnya kosong tidak ditempati. Peraturannya
31
1 kamar diperbolehkan ditempati oleh 1 orang pasien saja serta barang-barang yang diperbolehkan berada di dalam kamar hanya tempat tidur, perlengkapan tidur serta lemari untuk pakaian serta barang-barang tersebut disediakan oleh keluarga pasien sendiri. Kelebihan lainnya dari Kelas VIP adalah kamar pasien tidak dikunci sehingga pasien bebas berkeliaran walaupun hanya sebatas area kompleks asrama pasien pria. Pasien yang diperbolehkan menginap di ruangan VIP adalah atas permintaan keluarga pasien sendiri dengan syarat pasien yang sudah dinyatakan oleh dokter serta Koordinator panti sebagai pasien yang dinyatakan tidak akan mengganggu dan tidak akan melarikan diri. •
Kelas 2 terdiri dari 1 ruangan berukuran 4m x 12m, ditempati oleh 31 orang pasien pria. Fasilitas yang tersedia hanya sebuah papan berukuran panjang untuk tempat tidur yang terbuat dari kayu namun disediakan tikar untuk alas.tidur diatasnya.
•
Kelas 3 terdiri dari 1 ruangan berukuran 4m x 12m, ditempati oleh 25 orang pasien pria. Fasilitas yang tersedia hanya sebuah papan berukuran panjang untuk tempat tidur yang terbuat dari kayu, namun tidak tersedia tikar serta alas untuk tidur.
•
Terdapat 3 Ruangan Sel, yang berfungsi sebagai tempat mengkarantinakan
pasien
yang
masih
labil/mengamuk.
Biasanya pasien dikurung dan dikunci di dalam sel atau dengan
32
cara lain diborgol di pintu ruang sel namun tidak di dalam ruang sel. Terdapat 1 orang pasien pria yang di borgol di sel tersebut. •
1 Unit WC untuk mandi dan buang air, namun ruangan ini terbuka bebas tanpa atap.
b) Asrama Wanita terdapat 2 kelas kamar, kelas 1 dan kelas 2, tidak ada kelas VIP di asrama wanita. Secara terperinci sebagai berikut : •
Kelas 1 terdiri dari 1 ruangan berukuran 4m x 12m, Fasilitas yang tersedia sebuah tempat tidur panjang yang terbuat dari kayu yang disediakan tikar untuk alas.tidur diatasnya. Serta tersedia 1 kamar mandi didalamnya. Terdapat 8 pasien wanita yang menghuni di ruangan ini.
•
Kelas 2 terdiri dari 1 ruangan berukuran4m x 12m, Fasilitas yang tersedia sebuah tempat tidur panjang yang terbuat dari kayu namun disediakan tikar untuk alas.tidur diatasnya. Serta tersedia juga 1 kamar mandi didalamnya. Terdapat 2 pasien wanita yang menghuni di ruangan ini.
•
Terdapat 3 Ruangan Sel, yang berfungsi sebagai tempat mengkarantinakan
pasien
yang
masih
labil/mengamuk.
Terdapat 2 pasien wanita yang satu di borgol ke pintu jarring sel dan yang satunya lagi dikurung di dalam sel.
33
2.4 Struktur Organisasi Panti Rehabilitasi Bukit Doa Keseluruhan petugas panti yang berjumlah 11 orang,dengan masingmasing tugas dan tanggung jawabnya. Keseluruhan petugas baik mulai dari Pimpinan hingga staff tidak ada yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu psikiatri maupun ilmu kesehatan. Tenaga-tenaga ahli seperti dokter, perawat, psikolog, psikiater dan tenaga pelatih (penyuluh) belum tersedia didalam panti. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi Panti dalam melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap Pasien. Walau demikian Panti tetap menyediakan tenagatenaga ahli dari luar panti seperti Dokter jiwa dari Rumah Sakit Jiwa Pusat Kota Medan setiap sebulan sekali dan Perawat Rumah Sakit dari RSUP Adam Malik Medan setiap dua atau tiga bulan sekali serta tenaga-tenaga penyuluh yang datang bergantian dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara setiap 6 bulan sekali. Data para-para Staff dan pimpinan Panti Rehabilitasi Bukit Doa secara terperinci dapat dilihat seperti tabel dibawah ini.
Tabel 1. Data Petugas Panti Rehabilitasi Bukit Doa No
NAMA
JENIS
PENDIDIKAN
JABATAN
Sarjana Teologi
Pimpinan
KELAMIN 1
Pdt.
Johnny Laki-laki
Seragih, S.Th 2
Yayasan/ Panti
Pdt. Andreass Laki-laki
SMU
Pandia,
34
Koordinator
3
4
Elisa Seragih, Perempuan
Sarjana
SE
Ekonomi
Santa
Karo Perempuan
SLTP
Sekali 5
Bendahara
Ketua Ibadah dan Bag.Dapur
Erlina
Perempuan
SLTP
Situmeang
Wakil Ibadah
Ketua /
dan
Bag.Dapur 6
P.Rehulina
Perempuan
SMU
br.Tarigan 7
Wanita
Njelasi
Laki-laki
SMU
Gurusinga 8
Ketua Keamanan
Ketua Keamanan Pria
Very Hulu
Laki-laki
SMU
Ketua Kebersihan dan Pembangunan
9
Pita
Ria Perempuan
SLTP
br.Sipayung 10
Jadi Ester br. Perempuan
T.Lina
Bag.
Pakaian SLTP
Sinuhaji 11
Ketua
Ketua
Bag.
Ibadah dan Doa Perempuan
SMU
br.Sinuhaji
Wakil Ketua Bag. Ibadah dan Doa
SUMBER : DATA KANTOR PANTI REHABILITASI BUKIT DOA, 2010
35
Struktur Organisasi petugas Panti Rehabilitasi Bukit Doa seperti gambar bagan dibawah ini. Pimpinan Yayasan / Pimpinan Panti
Koordinator
Bendahara
Ketua Ibadah / Ketua dapur
Ketua Keamanan Pria
Ketua Keamanan Wanita
Ketua Kebersihan dan Pembangunan
Wakil Ketua Ibadah / Ketua dapur
Ketua Bag. Pakaian
Ketua Bag. Doa
Wakil Ketua Bag. Doa
Bagan Struktur Organisasi Panti Rehabilitasi Bukit Doa
36
2.5 Pembagian Tugas Para Staff Panti 1. Tugas Pimpinan Yayasan / Pimpinan Panti •
Membuat dan memutuskan kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, serta norma-norma yang berlaku di Panti
•
Membimbing, mengarahkan, serta mengendalikan struktur organisasi atau para staff dibawahnya
•
Mengelola dan mengontrol kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap pasien
•
Membangun hubungan dan koordinasi dengan Pemerintah khususnya Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Departemen Agama, Departemen Kehakiman serta dengan Instalasi Kesehatan Jiwa milik Pemerintah.
•
Mempromosikan Yayasan ini kepada masyarakat serta membangun hubungan yang baik dengan keluarga klien.
2. Tugas Koordinator •
Mengkoordinir semua para staff dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
•
Membangun hubungan yang akrab dengan keluarga pasien/klien yang dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa
•
Mengkoordinir seluruh kegiatan pelayanan dan pembinaan yang akan dilakukan terhadap pasien
•
Mengkoordinir setiap kegiatan Ibadah dan Doa bersama pasien.
•
Mengkoordinir perkembangan diri setiap pasien
37
3. Tugas Bendahara / merangkap sebagai Sekertaris Yayasan •
Mengurus semua urusan administrasi Panti Rehabilitasi Bukit Doa
•
Mengatur urusan keuangan Panti Rehabilitasi Bukit Doa
•
Mengatur urusan perlengkapan Panti Rehabilitasi Bukit Doa
•
Membuat dan menyimpan urusan data dan arsip Panti Rehabilitasi Bukit Doa
4. Tugas Ketua Bagian Ibadah merangkap Bagian Dapur beserta Wakilnya •
Membuat jadwal bertugas untuk petugas-petugas yang bertanggung jawab memimpin ibadah dan doa setiap pagi bersama pasien
•
Membuat jadwal bertugas untuk petugas-petugas yang bertanggung jawab memimpin ibadah dan doa setiap hari jumat bersama keluarga pasien serta ibadah puasa setiap hari rabu seminggu sekali
•
Mempersiapkan semua perlengkapan ibadah
•
Mengkoordinir kegiatan dapur mseperti mengurus belanja harian , memasak makanan untuk seluruh pasien dan seluruh staff.
Panti Rehabilitasi mengadakan kegiatan ibadah dan doa setiap hari kepada pasien pada pagi dan malam hari. Ditambah lagi kegiatan ibadah dan doa khusus pada hari Jumat bersama keluarga pasien setelah jam berkunjung. Dalam kegiatan ini yang bertugas mempersiapkannya adalah Ketua Bagian urusan Ibadah merangkap urusan Dapur beserta wakilnya.
38
5. Tugas Ketua Keamanan Pria •
Menjaga keamanan dan ketertiban pasien pria, dalam hal ini termasuk menjaga para pasien agar tidak berusaha melarikan diri atau menjaga agar para pasien tidak melakukan keributan satu sama lain.
6. Tugas Ketua Keamanan Wanita •
Menjaga keamanan dan ketertiban pasien Wanita, dalam hal ini termasuk menjaga para pasien agar tidak berusaha melarikan diri atau menjaga agar para pasien tidak melakukan keributan satu sama lain
7. Tugas Ketua Kebersihan dan Pembangunan •
Memperhatikan kebersihan diri pasien seperti Mandi , kerapian rambut dan kuku pasien.
•
Memperhatikan kebersihan lingkungan asrama.
•
Memperhatikan kelayakan-kelayakan fisik bangunan-bangunan Panti seperti Asrama pasien, tempat tidur, kamar mandi, aula dan lapangan di lingkunga panti.
8. Tugas Ketua Bagian Pakaian •
Mempersiapkan kebutuhan sandang pasien setiap hari, dalam hal ini termasuk didalamnya memperhatikan pakaian ganti pasien, mencuci, menjemur dan memperhatikan kedisiplinan pemakaian seragam pasien.
39
9. Tugas Ketua Bagian Doa dan Ibadah beserta Wakilnya •
Mengarahkan para staff untuk melakukan doa dan ibadah bersama 2 kali seminggu setiap hari Rabu dan Jumat
•
Mengarahkan para keluarga pasien untuk rutin mengikuti doa dan ibadah setiap hari jumat bersama-sama dengan pasien agar para keluarga pasien juga taat mengukuti peraturan-peraturan
•
Mengarahkan dan membimbing pasien agar disiplin melakukan kegiatan doa dan ibadah 2 kali setiap hari (pagi dan malam) serta doa dan ibadah khusus 2 kali seminggu pada hari Rabu dan Jumat.
2.6 Keadaan Pasien Panti Rehabilitasi Bukit Doa Tahun 2010 tercatat jumlah pasien di Panti Rehabilitasi Bukit Doa sebanyak 75 orang. 1. Klasifikasi pasien berdasarkan penyebab sakit Tabel 2. Data Pasien Menurut Penyebab Jadi Korban No Penyebab Jadi Korban
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
6 8 2 18 5 3 4 1 2 1 14 1 1
Akibat korban narkotika dan minuman keras Gagal pendidikan/cita-cita tak tercapai Persoalan ekonomi/PHK/ jatuh miskin Depresi/ frustasi/ stress berkali-kali Putus cinta Luka batin/ tertekan/pernah terjadi tragedi Cerai Orang tua meninggal Tidak diikuti kemauannya Step waktu kecil Gangguan roh jahat Kaget Pernah masuk penjara
40
14
Tidak jelas penyebabnya JUMLAH
9 75 orang
Sumber : Data Kantor Panti Rehabilitasi Bukit Doa, 2010.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa mayoritas pasien yang dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa merupakan korban depresi/frustasi/stress akibat berbagai tekanan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahanpermasalahan dalam kehidupan manusia bisa menyebabkan seseorang tersebut mengalami gangguan jiwa. Lalu pada posisi kedua penyebab pasien mengalami gangguan jiwa adalah karena gangguan roh-roh jahat. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang percaya bahwa penyebab gangguan jiwa itu adalah roh jahat. Dari banyak faktor yang disebutkan diatas ,secara garis besar Panti Rehabilitasi Bukit Doa membagi banyak faktor penyebab tersebut menjadi dua jenis penyakit gangguan jiwa berdasarkan penyebabnya yaitu penyakit gangguan jiwa jenis Stress dan penyakit jiwa jenis saraf. Kedua jenis penyakit gangguan jiwa tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya.
2. Klasifikasi Pasien berdasarkan Asal daerah dan etnis Tabel 3. Data Pasien Menurut Asal Daerah Asal Daerah Jumlah Tapanuli, Simalungun, Siantar 39 orang Tanah Karo, Dairi , Nias 17 orang Medan sekitarnya 14 orang Luar Provinsi Sumatera utara (Aceh, 4 orang Jambi, Jakarta) Penduduk setempat 1 orang Total 75 orang Sumber : Data Kantor Panti Rehabilitasi Bukit Doa, 2010.
41
Tabel 4. Data Pasien Berdasarkan Etnis Etnis Batak (Toba, Karo, Phakpak) Tiong hoa (Cina) Tamil, Nias, Jawa Total
Jumlah Simalungun, 61 orang 7 orang 7 orang 75 orang
Sumber : Data Kantor Panti Rehabilitasi Bukit Doa, 2010.
3. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Agama Tabel 5. Data Pasien Berdasarkan Agama Agama Kristen (Protestan & Katolik) Budha Hindu Total
Jumlah 71 orang 2 orang 2 orang 75 orang
Sumber : Data Kantor Panti Rehabilitasi Bukit Doa, 2010.
Berdasarkan data diatas, tidak semua pasien yang dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa beragama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) tetapi ada pasien yang beragama Budha (2 orang) dan Hindu (2 orang). Pasien yang beragama Kristen Protestan yang dirawat juga masing-masing berasal dari aliran yang berbeda. Walau demikian, dalam pelaksanaan pelayanan dan pembinaannya sehari-hari pasien tetap dibimbing dan dibina agar taat mengikuti ritual ibadah yang diadakan oleh Panti Rehabilitasi Bukit Doa. seperti wawancara penulis dengan Koordinator Panti Bapak Pdt.Andreass Pandia : “untuk pasien/klien beserta keluarganya yang beragama non-kristen, penyembuhan di Panti ini pada prinsipnya tidak ada sama sekali memaksakan atau mengharuskan klien untuk pindah agama menjadi Kristen, tetapi pasien tersebut jika berniat mau sembuh di tempat ini harus mengkosongkan kepercayaannya dahulu untuk sementara waktu selama proses penyembuhan dan mau tunduk mengikuti cara penyembuhan di panti ini,, begitu juga halnya dengan pasien yang sama-sama beragama Kristen tetapi berbeda aliran, tidak pernah
42
memaksa pasien tersebut untuk pindah aliran. Namun sesuai dengan kepercayaan disini, sehari-hari pasien tetap dibimbing agar taat mengikuti ritual ibadah yang diadakan oleh Panti Rehabilitasi Bukit Doa”.
4. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 6. Data Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah 59 orang 16 orang 75 orang
Total Sumber : Data Kantor Panti Rehabilitasi Bukit Doa, 2010.
5. Klasifikasi Pasien Berdasarkan Riwayat Perawatan Sebelum Masuk Panti Rehabilitasi Bukit Doa Tabel 7. Data Pasien Berdasarkan Riwayat Perawatan Sebelumnya Belum pernah dirawat sebelumnya Pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pernah dirawat secara tradisional / di rumah sendiri Total
44 orang 10 orang 21 orang 75 orang
Sumber : Data Kantor Panti Rehabilitasi Bukit Doa, 2010.
43