BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di suatu perguruan tinggi. Sesuai dengan namanya ”Perpustakaan Perguruan Tinggi” maka yang menjadi pengguna adalah civitas akademika. Berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai perpustakaan perguruan tinggi. Menurut
Sulistyo-
Basuki (1993: 3), “Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.” Sedangkan dalam Buku Pedoman (2004: 3), “Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya.” Dari pengertian perpustakaan perguruan tinggi di atas dapat dimaknai, bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah gedung yang digunakan sebagai tempat menyimpan buku menurut tata susunan tertentu yang terdapat pada perguruan tinggi dengan tujuan membantu perguruan tinggi mencapai tujuannnya.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Tujuan setiap perpustakaan berbeda, sesuai dengan jenis dan pengguna yang dilayani. ”Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan kedudukannya sebagai unit kerja dalam perguruan tinggi tempatnya bernaung.” Menurut Hasugian (2009: 80), Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu koleksi perpustakaan perguruan tinggi benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan pelaksanaan Tri Dharma itu. 16 Universitas Sumatera Utara
Sedangkan
Menurut
Sulistyo-Basuki
(1991: 52),
secara umum
tujuan
perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Memenuhi keperluan masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi jasa lembaga industri lokal. Selain tujuan tersebut di atas, perpustakaan perguruan tinggi sebagai penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi merumuskan tujuannnya sebagai berikut: 1. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi. 2. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia. 3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah, yang dihasilkan oleh sivitas akademika. 4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian perpustakaan. 5. Menyediakan tenaga yang cukup serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan penggunaan perpustakaan. 6. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. (Buku Pedoman, 1994: 32) Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa suatu perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk memperlancar dan mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi dengan cara memenuhi dan menyediakan jasa layanan pustaka melalui pelayanan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan dan mengembangkan koleksi perpustakaan yang dapat menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi tempatnya bernaung.
17 Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi juga mempunyai fungsi sebagai pusat pelayanan informasi khususnya bagi sivitas akademika. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 3), dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika. Oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuna pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupkan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakan untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan pengkajian dan memberikan nilai tambah tehadap sumber-sumber informasi ya dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Sedangkan menurut buku Pedoman Umum perpustakaan perguruan tinggi (1979: 3), fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu : 1. Ditinjau dari segi proses pelayanannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai lima macam fungsi, yaitu: a. Sebagai pusat pengumpulan informasi 18 Universitas Sumatera Utara
b. Sebagai pusat pelestarian informasi c. Sebagai pusat pemanfaatan informasi d. Sebagai pusat penyebarluasan informasi 2. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan peranannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi, yaitu: a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian kepada masyarakat. 3. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan perguruan tinggi di atas dapat dibedakan dua macam sifat fungsi, yaitu: a. Fungsi yang bersifat akademis-edukatif b. Fungsi yang bersifat administratif teknis. Selain uraian di atas
Hermawan (2006: 13), menyatakan bahwa
Perpustakaan Perguruan Tinggi berfungsi sebagai sarana menunjang proses perkuliahan dan penelitian di perguruan tinggi tersebut. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai pusat penyedia informasi yang membantu sivitas akademika dalam memperoleh sumber informasi dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi yang sudah ditetapkan, perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 5),
Tugas perpustakaan perguruan tinggi
adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi sivitas akademika maupun masyarakat diluar kampus. Tugas perpustakaan perguruan tinggi dirinci ke dalam empat jenis tugas sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan- bahan – yang dibutuhkan untuk pengajaran 2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya 3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakandi lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti. 19 Universitas Sumatera Utara
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan pustaka, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Selain uraian di atas Sutarno (2006: 53-54), menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tugas perpustakaan adalah mengadakan, mengolah, mengembangkan koleksi dan mendayagunakan dan memutakhirkan koleksi bahan pustaka serta melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.
2.2
Relevansi
2.2.1 Pengertian Relevansi Pepustakaan perguruan tinggi sebagai penyedia informasi sebaiknya memiliki bahan pustaka yang banyak dan beraneka ragam serta relevan dengan kebutuhan informasi penggunanya, agar dapat digunakan dan dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan relevansi adalah informasi atau dokumen yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini diperkuat dengan pendapat Purnomo (2006 : 9) yang menyatakan bahwa, ”Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”. Menurut Green (1995: 16), ”Relevansi ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi. Dokumen dinilai relevan bila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance)”. Dalam hal ini, kata relevansi dapat diartikan sebagai sebagai kesesuaian dokumen atau informasi yang tersedia dengan kebutuhan informasi kebutuhan pengguna.
20 Universitas Sumatera Utara
2.3
Relevansi Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Relevansi antara koleksi dengan kebutuhan informasi pada suatu
perpustakaan merupakan hal yang terpenting dalam penyediaan informasi bagi pengguna jasa layanan perpustakaan tersebut. Purnomo (2006 : 9) yang menyatakan bahwa, ”Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”. Informasi yang tersedia pada perpustakaan dapat ditemukan melalui dokumen atau yang lebih dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan. Menurut Siregar (1992: 2), ”Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.” Setiap
orang
membutuhkan
informasi
yang
diharapkan
dapat
membantunya dalam menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya dalam kehidupannya sehari-hari, baik itu tugas di rumah, kantor, sekolah/perguruan tinggi, di lingkungan tempat tinggal dan dimanapun seseorang itu berada. Kebutuhan informasi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda sehingga dibutuhkan penyediaan informasi yang beragam guna memenuhi kebutuhan masyarakat penggunanya. Dalam Wikipedia dijabarkan bahwa kebutuhan informasi yaitu: Information need is an individual or groups’s desire to locate and obtain information to satisfy a conscious or uncoscious need. The ’information’ and ’need’ in ’information need’ are inseparable interconnection. Needs and interests call forth information. The objectives of studying information needs are: 1. The explanation of observed phenomena of information use or expressed need; 2. The prediction of instances of information uses; 3. The control and thereby improvement of the utilization of information manipulation of essentials conditions. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa kebutuhan informasi adalah keinginan seseorang atau keinginan kelompok untuk mendapatkan dan memperoleh informasi di dalam memenuhi kebutuhan secara sadar atau tidak sadar. ’informasi’ dan ’kebutuhan’ pada kalimat ’kebutuhan informasi’ adalah hubungan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan dan keinginan menimbulkan informasi adalah:
21 Universitas Sumatera Utara
1. Menjelaskan tentang gejala yang diamati mengenai kegunaan informasi atau menjelaskan suatu kebutuhan; 2. Memprediksikan kejadian dari kegunaan informasi; 3. Membatasi dengan memperbaiki peningkatan memanipulasi informasi dari suatu kondisi yang penting. Sebagai bahan tambahan, perlu juga diketahui bahwa menurut Diao dalam Mustangimah (1998: 5), menyatakan bahwa: Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif, yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi subjektif yaitu kebutuhan informasi yang disadari oleh seseorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan. Perolehan informasi bisa didapat dari berbagai sumber-sumber informasi yang beragam, sehingga kita diharapkan sanggup memilah-milah sumber informasi yang dapat dipercaya dan sumber informasi yang tidak dapat dipercaya agar pemenuhan kebutuhan informasi kita terpenuhi dengan baik, karena semakin banyaknya sumber-sumber informasi yang tersedia, sehingga semakin banyak pula sumber-sumber informasi yang tidak benar. Dari beberapa pendapat di atas dapat dimaknai bahwa pengertian relevansi koleksi dengan kebutuhan informasi adalah kesesuaian antara koleksi yang disediakan pada suatu perpustakaan dengan keinginan atau kebutuhan informasi para penggunanya, sehingga perpustakaan perguruan tinggi benar-benar berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pengguna dalam ruang lingkup perguruan tinggi yang dinaunginya.
2.4
Ketersediaan Koleksi
2. 4.1 Pengertian Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Agar dapat memberikan pelayanan perpustakaan yang maksimal, perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan dan mengumpulkan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya demi menunjang program kegiatan perguruan tinggi yang dinaunginya yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
22 Universitas Sumatera Utara
Menurut Siregar (1992: 2), ”Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.” Pendapat serupa juga dituliskan dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 11), ”Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.” Sedangkan Sulistyo-Basuki (1993: 132), menyatakan ”Pentingnya koleksi bahan pustaka yang mutakhir dan seimbang.” Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas maka penulis mencoba memahami bahwa ketersediaan koleksi adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
secara mutakhir dan seimbang untuk
disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
2.4.2 Tujuan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Adapun tujuan dari penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi yang ingin diperoleh para pengguna jasa layanan perpustakaan tersebut. Tujuan penyediaan koleksi setiap perpustakaan tidaklah sama untuk semua jenis perpustakaan, tergantung pada jenis dan tujuan perpustakaan yang dinaunginya. Menurut pendapat Soedibyo (1987: 135), ”Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program kegiatan perguruan tinggi di bidang pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.” Pendapat serupa juga dituangkan dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan tinggi (1999: 11) juga dinyatakan, Penyediaan koleksi perpustakaan bertujuan untuk menunjang program penelitian, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya disajikan bagi para mahasiswa, pengajar dan peneliti, tetapi juga bagi masyarakat yang memerlukannya.”
23 Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Siregar (1992: 2), tujuan perpustakaan perguruan tinggi menyediakan koleksi : 1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan sivitas akademika perguruan tinggi induknya, 2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengna tujuan perguruan tinggi yan menyelenggarakan perpustakaan tersebut. 3. Memiliki koleksi, bahan atau dokumen yang lampau dan mutakhir dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi penaungnya, 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya, 5. Memiliki bahan pustaka/informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung. Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis dapat memaknai bahwa tujuan dari penyediaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi yang dikumpulkan haruslah sesuai dengan kebutuhan pengguna baik itu koleksi di masa lampau maupun koleksi yang mutakhir. Disamping itu harus sesuai dan seimbang serta harus sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi serta dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
2.4.3 Fungsi Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan memegang peranan yang cukup penting dalam sebuah perpustakaan, adapun fungsinya dapat ditegaskan dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979: 34), adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Pendidikan Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis tingkat program yang ada. 2. Fungsi Penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu mutakhir. 3. Fungsi Referens Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan referens diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi. 4. Fungsi Umum
24 Universitas Sumatera Utara
Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Sedangkan menurut Sjahrial Pamuntjak (2004: 5), Perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna, serta mendukung kegiatan akademik. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi berfungsi untuk melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang tergabung dalam perguruan tinggi bersangkutan.” Dari pernyataan di atas terlihat jelas bahwa fungsi koleksi perpustakaan memegang peranan penting dalam dunia kependidikan sebagai sumber informasi yang sangat penting bagi dunia pendidikan terutama sebagai bahan rujukan bagi penelitian oleh mahasiswa pada perguruan tinggi.
2.4.4 Jenis Koleksi Perpustakaan Jenis koleksi bahan pustaka yang disediaakan oleh sebuah perpustakaan sangatlah beragam dalam jenis dan bentuk serta kandungan informasi yang tersimpan di dalamnya. Oleh karena itu ada beberapa jenis dan bentuk koleksi yang terdapat di perpustakaan. Menurut buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 11), yang dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu: 1. Tercetak a. Buku/Monograf Buku/Monograf adalah terbitan yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri dari satu jilid atau lebih. Terbitan yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, prosiding dan kumpulan karangan yang dijilid. b. Bahan Bukan Buku a) Terbitan berkala/berseri Terbitan berkala/berseri adalah terbitan yang diterbitkan terusmenerus dengan jangka waktu/kala terbit tertentu. Terbitan seperti ini dapat berupa harian, mingguan, bulanan dan sebagainya. Yang termasuk dalam bentuk ini adalah surat kabar, majalah dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit tertentu. b) Peta c) Gambar
25 Universitas Sumatera Utara
d) Brosur, pamflet, booklet dan lain-lain e) Makalah Terbitan ini mempunyai nilai sementara, tidak diolah sebagaimana bahan pustaka lainnya. 2. Tidak Tercetak a) Rekaman gambar, misalnya film, CD (Compact Disc), mikrofilm, dan mikrofis b) Rekaman suara, misalnya piringan hitam, CD dan kaset c) Rekaman data magnetik/digital, misalnya dalam bnetuk disket, CD, dan pangkalan data Menurut Sumardji (1988: 13) Koleksi perpustakaan, terdiri dari unsur perpustakaan sebagai koleksi bahan-bahan
tertulis, tercetak ataupun grafis
lainnya, maka koleksi tersebut dapat dibedakan menurut pengertian lebih lanjut seperti berikut: 1.
Berdasarkan cara menghasilkannya, koleksi perpustakaan terdiri dari: a. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya manuskrip; b. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalahmajalah, surat kabar; c. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun karya cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik ataupun fotografi, misalnya film, slide, piringna hitam, tape dan lainnya.
2. Berdasarkan bentuknya, koleksi perpustakaan terdiri dari: a. Buku, seperti buku teks, fiksi maupun non-fiksi dan buku-buku referensi seperti kamus, ensiklopedi, almanak, buku pegangan, bibliografi, indeks, peta dan sebagainya; b. Penerbitan pemerintah, seperti lembaran Negara, Tambahan Lembaran Negara, Berita Negara, Tambahan Berita Negara, Himpunan Peraturan-peraturan Pemerintah dan sebagainya; c. Laporan penelitian, pape, skripsi, thesis, disertasi; d. Majalah, baik yang umum maupun yang khusus; e. Surat kabar; f. Karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yan telah dibuat menjadi film, slide, piringan hitam, tape, dan sebagainya; g. Manuskrip Sedangkan menurut Sutarno (2006: 82), bahwa: Koleksi perpustakaan mencakup jenis bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, 26 Universitas Sumatera Utara
video, piringan (disk), film, film strip, dan koleksi bentuk tertentu seperti lukisan, insektarium, alat peraga, globe foto dan lain-lain. Dari berbagai jenis koleksi yang dikemukakan di atas maka dapat dimaknai bahwa suatu perpustakaan perguruan tinggi harus dapat memilih dan menentukan koleksi apa saja yang harus dimiliki oleh perpustakaan tersebut dengan tujuan membantu mereka dalam mencari informasi yang dibutuhkan. 2.4.5 Pedoman Penghitungan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk mengetahui besarnya koleksi perpustakaan perguruan tinggi tergantung pada jenjang pendidikan yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan seperti jumlah mahasiswa. Menurut Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 20), dinyatakan bahwa : Persyaratan minimal koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: A. Program diploma dan S1 a. 1 (satu) judul pustaka untuk setiap mata kuliah dasar keahlian (MKDK) b. 2 (dua) judul pustaka untuk setiap mata kuliah keahlian (MKK) c. Melanggan sekurang-kurangnya 1 (satu) judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi d. Jumlah pustaka sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi subjek pustaka B. Program Pascasarjana a. Memiliki 500 judul pustaka per program studi b. Melanggan 2 (dua) jurnal ilmiah untuk setiap program studi Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi, perpustakaan perguruan tinggi dianjurkan memiliki koleksi dari pada yang telah ditentukan di atas. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Depdikbud No. 0686/U/1991 dalam Buku Manajemen Perpustakaan (2005: 126-127), menurut keputusan ini, dalam perencanaan pengadaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi hendaknya memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut ini : 1. Jumlah program studi, 2. Jumlah mata kuliah (mata kuliah dasar umum/MKDU, mata kuliah dasar keahlian/MKDK, dan mata kuliah keahlian/MKK), 3. Tingkat pendidikan (universitas, institut, sekolah tinggi, dan akedimi), 4. Kegiatan penelitian,
27 Universitas Sumatera Utara
5. Banyaknya judul yang digunakan tiap mata kuliah, dan 6. Jumlah dosen dan mahasiswa sebagai pengguna potensial Untuk menentukan besar kecilnya koleksi yang diperlukan, maka hendaknya disusun menurut ketentuan sebagai berikut: 1. Buku ajar wajib untuk mata kuliah dasar umum (MKDU) = jumlah MKDU X 1 judul 2. Buku wajib untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) = jumlah MKDK X 1 judul 3. Buku ajar wajib untuk mata kuliah keahlian (MKK) atau mata kuliah bidang studi = jumlah MKK X 2 judul 4. Buku ajar dan pengayaan untuk MKDU, MKDK, MKK = jumlah MKDU, MKDK DAN MKK X 5 judul Penerapan yang tepat dengan SK Mendikbud tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut: a. Mahasiswa yang mengambil MKDU sebanyak 3.000 orang, maka diperlukan 10% X 3.000 orang = 300 eksemplar untuk tiap mata kuliah dasar umum. b. Jumlah mahasiswa yang mengambil MKK sebanyak 150 orang dengan perhitungan satu mata kuliah harus tersedia 2 judul buku. Setiap judul diperhitungkan 10% X 150 = 15 eksemplar. Dengan demikian untuk tiap MKK diperlukan 15 X 2 = 30 eksemplar. Dari kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa jumlah koleksi untuk mata kuliah dasar keahlian (MKDK) minimal 1 judul bahan perpustakaan untuk setiap mata kuliah dan minimal 2 judul bahan pustaka untuk mata kuliah (MKK). Namun pada buku manajemen perpustakaan tidak dijelaskan perpustakaan harus memiliki minimal 1 judul jurnal ilmiah untuk setiap program studi.
2.4.6 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan sumber informasi yang tidak saja menggambarkan hasil karya manusia masa lampau dan masa sekarang, namun juga masa yang akan datang. Bila koleksi perpustakaan dikembangkan tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan akan ditinggalkan penggunanya. Menurut pendapat Soeatminah (1992: 17), Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.
28 Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan perpustakaan sekolah (1992: 15), dinyatakan bahwa : Koleksi perpustakaan haruslah selalu mencerminkan kemanjuan manusia diberbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu koleksi perpustakaan harus selalu ditambah dengan bahan pustaka yang baru, yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.pengadaaan bahan pustaka sangat tergantung dari pemilihan bahan pustaka, serta anggaran yang tersedia. Oleh karenanya pemilihan bahan pustaka ini harus ditangani dengan sungguh-sungguh, dengan melibatkan seluruh staf pengajar, sehingga koleksi perpustakaan mencakup keseluruhan kurikulum tersebut. Sedangkan
dalam
buku
Pedoman
Umum
Pengelolaan
Koleksi
Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 13), dinyatakan bahwa : Langkah awal dari pengadaan koleksi adalah melakukan penelitian mengenai kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui kebutuhan pengguna tersebut, informasi yang perlu dikumpulkan adalah jenis fakultas, program studi, jenjang studi, mata kuliah yang ditawarkan, penelitian yang dilaksanakan secara periodik, mengingat kebutuhan masyarakat perguruan tinggi selalu berubah. Berdasarkan uraian tersebut di atas tergambar bahwa pengadaan koleksi perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna sehingga dalam pengadaan bahan pustaka harus mengalami seleksi yang melibatkan civitas akademika yaitu antara lain, staf perpustakaan, tenaga pengajar dan mahasiswa yang disesuaikan dengan kurikulum dan seluruh disiplin ilmu yang tersedia pada perguruan tinggi tersebut agar koleksi yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.4.7 Pengembangan Koleksi Perpustakaan Perpustakaan adalah tempat dimana koleksi dikumpulkan, disusun, disimpan dan dilayankan bagi pengguna. Perpustakaan juga merupakan segala ilmu dari segala zaman, bangsa serta semua tempat. Namun perlu diingat bahwa koleksi perpustakaan harus melakukan pengembangan koleksi agar terus bertambah sesuai tujuan perpustakaan dan kebutuhan masyarakat pengguna. Menurut Perpusnas dalam Kurniawati (2007: 4), ”Pengembangan koleksi perpustakaan adalah kegiatan awal dari pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan keperluan masyarakat pengguna, dan jumlah bahan pustaka selalu mencukupi.” 29 Universitas Sumatera Utara
Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersamasama dengan sivitas akademika perguruan tingginya. Ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam pemilihan bahan pustaka antara lain: 1. Kerelevanan. Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat perguruan tingginya. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program berhubungan dengan jumlah dan besar fakultas, jurusan, program studi, lembaga, dan seterusnya. Jenjang program meliputi program diploma, sarjana (S1), pascasarjana (S2 dan S3), spesialisasi, dan seterusnya. Arah pengembangan pembelajaran jarak jauh (distance learning) atau pembelajaran maya (e-learning) juga akan sangat berhubungan pada pilihan jenis media dari bahan perpustakaan yang perlu dikembangkan. 2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga pengajar, tenaga peneliti, tenaga administrasi, mahasiswa dan alumni, yang kebutuhannya akan informasi berbeda-beda. 3. Kelengkapan. Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap. 4. Kemutakhiran. Koleksi hendaknya hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakaan harus mengadakan dan memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangn ilmu pengetahuan. 5. Kerja sama. Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengmbangn koleksi, yaitu antar pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Dengan kerja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004: 43) Sedangkan menurut Sutarno (2006: 113), agar perpustakaan dapat menarik minat pengguna, maka sudah seharusnya perpustakaan memberikan ciri dan warna sebagai berikut: 1. Memberikan ciri bagi jenis perpustakaan yang dibentuk. Misalnya perpustakaan umum, koleksinya mencakup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh semua lapisan masyarakat, sehingga penekanannya terletak pada variasi jenis koleksi. 2. Merupakan daya tarik dan perhatian bagi pengujung, artinya koleksi yang makin lengkap dan dengan terbitan yang relatif baru, akan dapat memberikan kesempatan yang makin besar kepada pengunjung untuk memilih dan memperoleh informasi terkini.
30 Universitas Sumatera Utara
3. Meningkatkan citra dan gambaran atas performa dan kinerja perpustakaan. Maksudnya, bahwa jumlah koleksi yang besar/banyak akan menunjukkan kekuatan dan keberadaan sebuah perpustakaan makin diakui masyarakat, dari pada perpustakaan yang koleksinya ”itu-itu saja”. Selain pendapat diatas, Soeatminah (1992: 257), menyatakan bahwa : Pengembangan koleksi menetapkan kegiatan kerja perpustakaan yang berupa tugas menyediakan informasi dan memberikan pelayanan informasi kepada pemakai, sesuai dengan kebutuhan dan minatnya maka setiap perpustakaan mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan pengembangan koleksi. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas maka penulis dapat menarik pengertian bahwa pengembangan koleksi
merupakan kegiatan kerja
perpustakaan guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi yang relevan, berorientasi pada kebutuhan pengguna, serta informasi yang lengkap dan mutakhir, sehingga pengguna lebih tertarik berkunjung ke perpustakaan.
2.5
Informasi dan Kebutuhan Informasi
2.5.1 Informasi Pada hakekatnya informasi selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu melalui media informasi maupun melalui media komunikasi. Menurut Olii (2007: 24), ”informasi adalah pesan atau data yang baru dan perlu disampaikan kepada khalayak melalui media komunikasi. Informan ialah orangnya, seseorang yang memberikan informasi kepada orang lain yang belum mengetahuinya.” Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 67), informasi artinya perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan pengguna jasa layanan perpustakaan. Pemberian informasi ini dilakukan, baik atas permintaan maupun tidak diminta. Hal terkahir ini dilakukan bila perpustakaan menganggap informasi yang tersedia sesuai dengan minat dan keperluan pengguna. Jika ditinjau berdasarkan sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan, maka pengertian informasi sedikit berbeda dengan pendapat ahli tersebut di atas. Estabrook dalam Yusup (2009: 11), ”menyatakan bahwa
31 Universitas Sumatera Utara
informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang.” Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menarik pengertian bahwa informasi adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dengan fenomena-fenomena yang ditemukan oleh informan, yang kemudian diolah dan disebarluaskan kepada orang yang belum mengetahuinya, baik itu melalui media komunikasi maupun melalui media informasi.
2.5.2 Jenis-jenis Informasi Agar lebih mempermudah pengelompokan jenis informasi yang kita terima maka, jenis informasi dibagi kedalam 3 jenis informasi sesuai dengan jenis dan karakteristik informasi tersebut maka Yusup (1995: 12) menyatakan : Informasi dibagi kedalam 2 jenis yaitu informasi lisan dan informasi terekam. Informasi terekam juga dapat sibedakan ke dalam 2 bagian yaitu ilmiah dan tidak ilmiah. Informasi non ilmiah adalah informasi biasa seperti berita yang biasa ditemukan di surat kabar tentang berita penikahan, meninggal, dll. Sedangkan informasi yang ilmiah adalah informasi kepustakaan yang dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu : 1. Informasi primer Informasi yang diterbitkan pertama kali dari penerbit atau dari sumbernya secara lengkap dan asli, misalnya tulisan dalam majalah, surat kabar, laporan hasil penelitian, kertas kerja, monografi, laporan hasil seminar, buku teks, buku pedoman, tesis, dan disertasi. 2. Informasi sekunder Jenis informasi yang bertujuan untuk membuka informasi primer. Informasi ini bukan dihasilkan dari sumber pertamayang menerbitkan gagasan, namun hanya sebagai alat untuk menelusuri sumber-sumber informasi primer tersebut, misalnya informasi yang tersimpan dalam buku atau majalah sari (abstrak), buku dan majalah indeks atau indeks artikel yang dibukukan, kartu katalog, file bibliografi, terjemahn dan lain-lain. 3. Informasi tersier Keterangan atau tulisan dari sumber tertentu yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menelusuri sumber-sumber sekunder, misalnya katalog bahan-bahan referensi dan katalog indeks bidang ilmu tertentu. Sedangkan menurut Amsyah (2005: 294-299), jenis informasi dapat dikelompokkan berdasarkan isi informasi, bentuk informasi dan keluaran informasi:
32 Universitas Sumatera Utara
1. Isi Informasi Informasi biasanya disebut berdasarkan isi pokok atau subjek (subject) dari informasi bersangkutan. Subjek tersebut adalah mengenai suatu kegiatan atau bidang kegiatan tertentu, mulai dari tingkat subjek yang luas sampai tingkat subjek yang sempit. Contoh dari susunan subjek yaitu keperluan pengelompokkan (pengklasifikasian) pada koleksi perpustakaan, seperti Dewey Decimal Classivication (DDC), Universal Decimal Classsivication (UDC), dan Library Of Classivication (LCC). 2. Bentuk Informasi Berdasarkan pada bentuknya maka informasi dapat dibedakan dalam delapan bentuk informasi, yaitu: a. Informasi Uraian b. Informasi Rekapitulasi c. Informasi Gambar d. Informasi Model e. Informasi Statistik f. Informasi Formulir g. Informasi Animasi h. Informasi Simulasi 3. Keluaran Informasi Pengelompokan informasi berdasarkan hasil olahan komputer yaitu sebagai keluaran (output) dari komputer umumnya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu laporan dan jawaban pertanyaan. Dari kedua uraian tersebut di atas maka penulis memaknai bahwa jenisjenis informasi dapat dikelompokkan berdasarkan sudut pandang seseorang menilai dari sisi mana dia memandang informasi yang tersaji. Pengelompokan jenis-jenis informasi dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu informasi lisan dan informasi terekam yang selanjutnya dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, selain itu jenis informasi juga dapat dibedakan berdasarkan isi, bentuk dan keluaran informasi.
2.5.3 Pengertian Kebutuhan Informasi Pengertian
tentang
kebutuhan
informasi
menggambarkan
adanya
kekosongan atau kekurangan dalam diri manusia yang harus dipenuhi sehingga kekosongan tersebut dapat terpenuhi melalui informasi yang diperolehnya. Jika kekosongan informasi tersebut sangat mendesak maka pencari informsi tersebut akan mencari agar kebutuhan informasinya akan sesuatu hal tersebut dapat terpenuhi. Kebanyaakan orang dengan kebutuhan informasi yang mendesak
33 Universitas Sumatera Utara
menjadikan perpustakaan sebagai acuan yang tepat, sebab perpustakaan merupakan gudangnya informasi. Menurut Chowdhury (1999: 180), sebelum mengidentifikasi kebutuhan informasi dari setiap pengguna yang berbeda, maka yang harus diingat adalah : 1. Kebutuhan informasi adalah konsep yang relatif. Hal ini tergantung pada beberapa faktor dan tidak tetap. 2. Kebutuhan informasi berubah setiap waktu, 3. Kebutuhan informasi berbeda dari satu orang ke orang lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan, sesuai subjek, dari organisasi ke organisasi, dan seterusnya. 4. Kebutuhan informasi masyrakat sebagian besar bergantung pada lingkungan. Sebagai contoh, kebutuhan informasi di lingkungan akademik berbeda dengan di lingkungan industri, bisnis, atau pemerintah/lingkungan administratif. 5. Pengukuran kebutuhan informasi itu sulit. 6. Kebutuhan informasi sering terpendam atau buruk tetapi dinyatakan. 7. Kebutuhan informasi sering berubah setelah menerima beberapa informasi. Menurut Krikelas (1983: 11), bahwa kebutuhan informasi merupakan pengakuan
seseorang
atas
adanya
ketidakpastian dalam
dirinya.
Rasa
ketidakpastian ini mendorong seseorang untuk mencari informasi. Sedangkan menurut Voigt dalam Purnomowati,dkk yang kemudian dikutip oleh Rasiman (2010: 12), menyatakan bahwa terdapat tiga macam kebutuhan yang berbeda dari ilmuwan yaitu: 1. Untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh ilmuwan lain, agar tetap dapat mengikuti perkembangan terbaru di bidangnya, 2. Kebutuhan yang ditimbulkan dari pekerjaannya, yaitu kebutuhan informasi khusus yang berhubungan langsung dengan penelitian atau masalah yang sedang dihadapi, 3. Kebutuhan untuk menemukan atau memeriksa melalui informasi yang relevan dengan suatu subjek tertentu. Taylor (1968) dalam artikel yang berjudul Informasi : dibutuhkan, diinginkan, diperlukan yang dikutip oleh Putubuku (2008), ”kebutuhan informasi merupakan kondisi rumit; merupakan gabungan dari karakteristik personal dan psikologis yang cenderung tak mudah diungkapkan. Selain itu, kebutuhan ini juga seringkali samar-samar dan dapat tersembunyi di bawah alam sadar.” Sedangkan menurut Menzel dalam Pannen (1990: 30), mengatakan kebutuhan informasi adalah permintaan pemakai yang disadari. Sedangkan menurut Khulthau (1991),
34 Universitas Sumatera Utara
”dengan munculnya kesenjangan dalam diri seseorang tersebut akhirnya mendorong orang untuk mencari informasi guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya.” Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, penulis memahami bahwa kebutuhan informasi adalah suatu kebutuhan yang muncul secara sadar setelah adanya seseorang atau kelompok yang merasa adanya kekurangan akan suatu pengetahuan yang harus diketahui sehingga muncullah niat untuk memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan informasi yang dibutuhkannya.
2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Pencarian Informasi Secara lebih spesifik, Saracevic et al. (1988) menyatakan bahwa penelitian tentang kebutuhan informasi harus memperhatikan faktor berikut: 1. Persepsi seseorang tentang masalah yang sedang ia hadapi. Jika kita ingin meneliti kebutuhan informasi, sebaiknya kita juga meneliti bagaimana para responden melihat (mempersepsi) hal-hal yang berkait dengan kebutuhannya. 2. Rencana seseorang dalam penggunaan informasi. Ketika seseorang membutuhkan informasi, sedikit banyak ia juga sudah punya ancang-ancang tentang kegunaan informasi itu. 3. Kondisi pengetahuan seseorang yang relevan dengan kebutuhannya. Ini adalah unsur penting untuk melihat seberapa besar “gap” yang ada di benak seseorang; antara apa yang sudah diketahuinya dan apa yang belum diketahuinya. Wajarlah jika gap ini akan berbeda-beda di setiap orang. 4. Dugaan seseorang tentang ketersediaan informasi yang dibutuhkannya. Seseorang selalu punya bayangan tentang sumber informasi yang tersedia di sekitarnya. Jika keduanya membutuhkan informasi, maka keduanya pasti punya bayangan ke mana musti mencari. Sedangkan Pannen dalam Ishak (2006: 93), ”Menyatakan bahwa faktor yang paling umum memhubungani kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan.” Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Wilson dalam Ishak (2006: 93), yaitu bahwa, ”Kebutuhan informasi berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi, kesenjangan atau ketidak-berdayaan seseorang dalam mendapatkan sumber informasi.”
35 Universitas Sumatera Utara
Wilson dalam Ishak (2007), juga menguraikan faktor yang secara bertingkat memhubungani kebutuhan informasi, seperti pada gambar LINGKUNGAN PERAN SOSIAL INDIVIDU kebutuhan psikologis kebutuhan afektif kebutuhan kognitif
KEBUTUHAN INFORMASI
Peran kerja Peran kinerja Lingkungan kerja Lingkungan sosial-budaya Lingkungan politik-ekonomi Lingkungan fisik
Gambar-1 : Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Pada gambar di atas tersebut tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu: 1. Kebutuhan individu (person) Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psycological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs). Ketiga kebutuhan ini secara langsung memhubungani kebutuhan informasi. 2. Peran sosial (social rate) Peran sosial meliputi peran kerja (work rule) dan tingkat kinerja (performance level), akan memhubungani faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu. 3. Lingkungan (environment) Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (social-culture environment), lingkungan politik ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) memhubungani faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi hubungan bertingkat yang akan membentuk kebutuhan. Selain faktor-faktor tesebut di atas, karakteristik pencari informasi juga penting untuk diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Karakteristik pencari informasi setiap pengguna berbeda-beda tergantung pada
36 Universitas Sumatera Utara
faktor yang melatar belakangi pencarian informasi tersebut. Menurut Wilson dalam dalam Journal of Documentation (1999), 1. 2.
3. 4. 5.
Kondisi psikologis seseorang. Demografis, dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup dan berkegiatan Peran seseorang di masyarakatnya, khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut memhubungani perilaku informasi Lingkungan, dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas Karakteristik sumber informasi, atau mungkin lebih spesifik: karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat menarik pengertian bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah rasa keingintahuan seseorang atau kelompok akan suatu informasi yang dilatar belakangi oleh beberapa hal seperti dalam memecah suatu persoalan baik dalam dunia pekerjaan, profesi, disiplin ilmu yang diminati dan juga membantu memecahkan masalah pekerjaan di rumah dan di lingkungan. 2.5.5 Sumber-sumber Informasi Menurut Lasa HS (2005: 86-121), diaktakan bahwa sumber-sumber informasi dapat diperoleh melalui beberapa jenis pustaka berikut: 1. Buku teks, yaitu segala bentuk rekaman karya intelektual maupun artistik menusia yang dapat menyampaikan isi kepada pihak lain. 2. Buku rujukan, yaitu buku yang disusun untuk memberikan informasi tentang kata, subjek/pokok masalah, nama orang, nama tempat, peristiwa, pustaka, angka, waktu, ukuran san lainnya. Buku ini tidak perlu dipelajari seutuhnya seperti buku fiksi dan non fiksi. Adapun jenisnya adalah sebagai berikut: a. Kamus b. Ensiklopedi c. Buku pegangan d. Direktori e. Buku tahunan f. Sumber-sumber biografi g. Bibliografi h. Indeks i. Abstrak j. Almanak k. Sumber-sumber geografi
37 Universitas Sumatera Utara
l. Terbitan pemerintah 3. Karya tulis ilmiah, yakni tulisan yang menyajikan pengetahuan ilmiah ditujukan kepada ahli atau masyarakat tertentu 4. Makalah temu ilmiah 5. Karya akademik 6. Literatur abu-abu (grey literatur) 7. Karya fiksi 8. Terbitan berkala 9. Mikrofis 10. Mikrofilm 11. Piringan hitam 12. Kaset 13. Cakram tetal 14. Hak paten 15. E-book dan e-journal Dari seluruh bahan pustaka tersebut kita dapat menemukan informasi melalui berbagai macam media penyimpanan yang berbeda-beda dan cara penggunaan yang berbeda pula.
2.5.6 Jenis Kebutuhan Informasi Jenis kebutuhan informasi pengguna berbeda-beda tergantung pada motivasi yang mendukung pengguna untuk mencari informasi. Menurut Taylor (1996 : 178), Taylor membagi empat lapisan atau tingkatan yang dipikirkan manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti : 1. Kebutuhan yang mendalam (visceral need) yaitu ketika informasi itu benar-benar belum dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikatkan dengan pengalamanpengalaman seseorang dalam hidupnya atau hal ini sering juga disebut sebagai kebutuhan. 2. Kebutuhan yang disengaja (concius need) ketika seseorang mulai mencari apa sesungguhnya informasi yang ia butuhkan sehingga ia mnecari informasi tersebut. 3. Kebutuhan yang dibentuk (formalized need) yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannnya kepada orang lain. 4. Kebutuhan yang dirumuskan (compromised need) yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi dengan kondisi tertentu. Sementara Diao Ai Lien yang dikutip Rasiman (2010: 12), membagi tentang jenis-jenis kebutuhan informasi sebagai berikut:
38 Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan informasi obyektif Kebutuhan yang seharusnya ada kalau seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses, 2. Kebutuhan informasi subyektif kebutuhan yang disadari oleh seseorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan, 3. Kebutuhan informasi yang terpenuhi. Berbeda dengan pendapat Morgan King dalam Wilson
(1996)
mengemukakan bahwa jenis kebutuhan informasi muncul dari tiga motif, yaitu : 1. Physicological motives Kebutuhan informasi didasari atas kebutuhan diri sendiri. 2. Unlearned motives Kebutuhan informasi terjadi karena adanya tugas, atau informasi digunakan untuk mengambil suatu keputusan. 3. Social motives Kebutuhan informasi terjadi karena adanya permintaan informasi dari orang lain. Berdasarkan uraian di atas, kebutuhan informasi itu didasari atas kebutuhan diri sendiri, kebutuhan pekerjaan, kebutuhan pengambilan keputusan, dan rasa ingin tahu akan suatu informasi yang dianggapnya sangat penting.
2.6
Relevansi Koleksi Buku dengan Kurikulum Suatu perpustakaan pada Perguruan tinggi merupakan jantung universitas
yang dinaunginya karena perpustakaan tersebut menyebarkan informasi keseluruh sivitas akademika pada perpustakaan tersebut. Hal ini tidak terlepas dari tujuan sebuah perguruan tinggi yaitu, memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar,
penelitian,
dan pengabdian
kepada
masyarakat
dalam
rangka
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kurikulum merupakan tolok ukur sebuah perpustakaan perguruan tinggi dalam pengadaan buku baru, sehingga buku-buku yang tersedia pada perpustakaan tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan harapan perguruan tinggi yang menaunginya. Koleksi yang disediakan sebaiknya adalah koleksi yang paling banyak dicari dan digunakan oleh pengguna perpustakaan, sehingga pengadaan buku tersebut baik adanya. Jika koleksi yang tersedia adalah koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna maka kegiatan belajar mengajar pada perguruan tinggi tersebut akan berjalan dengan lancar. 39 Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini yang yang dimaksud dengan relevansi adalah kesesuaian antara koleksi buku yang tersedia dengan kebutuhan para pengguna yang mengacu kepada kurikulum. Kesesuaian koleksi buku dengan kurikulum sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut kebutuhan pengguna jasa perpustakaan tersebut.
2.6.1 Kurikulum Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan rencana pembelajaran yang akan di tempuh atau dipelajari dalam kurun waktu per semester. Pengguna akan senantiasa mencari informasi yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku pada mata kuliah pengguna.
2.6.2 Pengertian Kurikulum Untuk lebih jelasnya, pengertian kurikulum dapat kita pahami melalui dari beberapa pendapat ahli, seperti Hamalik (2009: 17), bahwa ”kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan”. Sedangkan menurut Soehendro (2006: 1), bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh satuan pendidikan dengan kebutuhan yang ada di daerah. Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa pengertian kurikulum adalah isi dari program mata kuliah yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi sebagai pedoman kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2.6.3 Kurikulum Ilmu Perpustakaan dan Informasi Kurikulum merupakan isi dari program mata kuliah yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi sebagai pedoman kegiatan belajar untuk mencapai 40 Universitas Sumatera Utara
tujuan pendidikan tertentu. Struktur kurikulum Ilmu perpustakaan dan Informasi pada Universitas Sumatera utara meliputi substansi pembelajaran selama delapan semester disusun berdasarkan standar kompetensi siap kerja. Menurut Hamalik (2009: 67), rumusan dalam penyusunan suatu kurikulum harus memperhatikan beberapa faktor-faktor berikut ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tujuan pendidikan nasional Tahap perkembangan peserta didik Kesesuaian dengan lingkungan Kebutuhan pembangunan nasional Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian Kesesuaian dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan.
Adapun mata kuliah yang ditetapkan adalah sebagai berikut: Semester I Kode mata kuliah UNI101 UNI102 UNI103 UNI104 UNI105 UNI107 UNI108 SPI141 SPI151 SPI161 SPI171 SPI181 SPI191 SPI101 Total
Jlh SKS
Mata Kuliah Pendidikan Agama / Religion Education Pendidikan Agama Islam / Islamic Pendidikan Agama Katolik / Chatolic Pendidikan Agama Protestan / Protestant Pendidikan Agama Budha / Budhism Pendidikan Agama Hindu / Hinduism Bahasa Indonesia / Indonesian Language Bahasa Inggris / English Language Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Informasi / Introduction to Library and Information Science Sejarah Perpustakaan dan Kepustakawanan / History of Libraries and Librarianship Pengantar Pengorganisasian Pengetahuan / Introduction to Knowledge Organization Pengantar Administrasi Rekod dan Arsip / Introduction to Records and Archieves Pengantar Komputer / Introduction to Computer Dasar-Dasar Komunikasi / Basics of Communication Psikologi Sosial / Social Psycology
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Semester II SPI112 SPI122 SPI132 SPI142
SPI152
Aplikasi Komputer / Computers Application Praktik Aplikasi Komputer / Computers Application Practice Bahasa Inggris untuk Pustakawan I / English for Librarianship Perbandingan Perpustakaan, Dokumentasi dan Unit Informasi / Comparative of Libraries, Documentations Units and Information Units Dasar-Dasar Katalogisasi dan Klasifikasi / Basics of
2 2 2 2
2
41 Universitas Sumatera Utara
SPI162 SPI172 SPI182 SPI192 SPI102
Cataloguing and Classification Penerbitan Tercetak dan Bahan Elektronik / Printed Publishing and Electronic Materials Manajemen Perpustakaan I / Library Management Pengembangan Koleksi I / Collection Development Sarana Bibliografi / Bibliographical Tools Aspek Hukum dalam Informasi / Legal Aspect of Information
Total
2 2 2 2 2 20
Semester III UNI106 SAF213 SAF223 SAF233 SPI243 SPI253 SPI263 SPI273 SPI283 SPI293 Total
Pendidikan Kewarganegaraan / Civics Education Sejarah Kebudayaan Indonesia / History of Indonesian Culture Sejarah Pemikiran Modern / Modern History of Thought Filsafat Ilmu / Philosophy of Science Bahasa Inggris untuk Pustakawan II / English for Librarianship II Organisasi Informasi: Pengatalogan Deskriptif / Organization of Information : Descriptive Cataloging Praktik Pengatalogan Deskriptif / Descriptive Cataloging Practice Manajemen Perpustakaan II / Library Management II Pengembangan Koleksi II / Collection Development II Manajemen Rekod / Rekord Management
2 2 2 2
2 2 2 2 2 20
Semester IV SPI214 SPI224 SPI234 SPI244 SPI254 SPI264 SPI274 SPI284 SPI294 SPI204
Perpustakaan Digital / Digital Linraries Praktik Perpustakaan Digital / Digital Libraries Practice Teknologi Media / Media Rechnology Automasi Perpustakaan / Library Automation Organisasi Informasi Pengklasifikasian / Organization of Information : Classification Praktik Pengklasifikasian / Classification Practice Organisasi Informasi Pengindeksan Subjek / Organization of Information : Subject Indexing Pelayanan Referensi / Reference Service Manajemen Arsip / Archives Management Bahasa Inggris untuk Pustakawan III / English for Librarianship II I
Total
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Semester V SPI315 SPI325 SPI335 SPI345 SPI355
Metode Penelitian /Research Methode Sistem Temu Balik Informasi (STBI) / Information Retrieval System Praktik Penelusuran Online / Online Searching Practice Analisis, Desain dan Perancangan Sistem Perpustakaan / System Analysis and Design Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka / Library Materials
2 2 2 2 2
42 Universitas Sumatera Utara
SPI365
SPI375 SPI385
SPI395 SPI305
Preservation and Preservation Organisasi Informasi: Pengatalogan Serial dan Multi Media / Organization of Information: Serials and Multimedia Cataloguing Praktik Pengatalogan Serial dan Multi Media / Serials and Multimedia Cataloguing Practice Sumberdaya dan Pelayanan Informasi Anak dan Remaja / Information Sourcers and Services for Childrens and Young People Sumber Informasi IPTEK / Science and Technology Information Sources Pemasaran Layanan Informasi /Information Service Marketing
Total
2
2 2
2 2 20
Semester VI SAF316 SPI326 SPI336 SPI346 SPI356 SPI366 SPI376 SPI386 SPI396 SPI306
Statistik / Statistics Metode Penelitian Perpustakaan dan Informasi / Research Methode in Libraries and Information Pengatalogan Terautomasi / Automated Cataloguing Organisasi Informasi: Pengindeksan dan Pengabstrakan / Organization of Information: Indexing and Abstracting Pendidikan Pemakai / Users Education Sumber Informasi Sosial dan Humaniora / Social and Humanism Information Sources Pembentukan Thesaurus / Thesaurus Creation Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Informasi / Planning and designing Information Facilities Kewirausahaan Informasi / Information Entrepreneurship Kerjasama dan Jaringan Informasi / Information Coorperation and Network
Total
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Semester VII SPI417 SPI427 SPI437 SPI447 SPI457 SPI467 SPI477 Total
Bibliometrika / Bibliometric Web Portal / Web Portal Analisis Informasi / Information Analysis Sistem Manajemen Pangkalan Data / Database Management System Pengukuran dan Penilaian Pelayanan Informasi / Measurment and Assessment of Information Service Etika Profesi / Profession Ethics Praktik Kerja Lapangan / Fieldwork Practice
2 2 2 2 2 2 2 16
Semester VIII SPI418 SPI428 Total
Seminar Proposal Skripsi / Paper Proposal Seminar Skripsi / Paper
2 2 8
Sumber: http://www.usu.ac.id/sarjana-s-1/185-ilmu-perpustakaan-daninformasi.html 43 Universitas Sumatera Utara
Sintesis : Relevansi koleksi dengan kebutuhan informasi adalah kesesuaian antara koleksi yang disediakan pada suatu perpustakaan dengan keinginan atau kebutuhan informasi para penggunanya, sehingga perpustakaan perguruan tinggi benar-benar berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pengguna dalam ruang lingkup perguruan tinggi yang dinaunginya. Hal ini dapat dilihat melalui 2 faktor, yaitu: 1
Ketersediaan koleksi buku
2
Kebutuhan informasi
44 Universitas Sumatera Utara