11
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah sub bagian dari pendidikan dan merupakan proses dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola agar memungkinkan orang itu dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan respon terhadap hal tertentu. Konsep dasar pembelajaran menggambarkan bagaimana sebuah proses pembelajaran dapat berlangsung secara sistematis dan terarah meliputi guru sebagai pengajar, siswa sebagai subjek, bentuk kegiatan belajar (strategi belajar mengajar), sumber media dan bahan ajar, dan tujuan dilangsungkannya proses pembelajaran. Tujuan ini mencakup tujuan umum, tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Gabungan dua kegiatan antara peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan guru sebagai pengajar yang melakukan kegiatan mengajar merupakan proses pembelajaran. Kedua kegiatan ini terlaksana karena adanya interaksi antara guru dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar dan disengaja. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung jika kedua belah pihak yang terlibat didalamnya yaitu antara guru dan murid saling menjalankan kegiatannya secara berkesinambungan. Maka dalam prosesnya antara guru dan murid harus terdapat saling pengertian. Tugas
12
guru
dalam
proses
pembelajaran
adalah
memfasilitasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1994:43): Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang ditentukan.
Adapun
konsep
dasar
pembelajaran
yang
digambarkan
oleh
”Tim
Pengembang MKDK Kurpem UPI” sebagai berikut:
Mengajar (Guru) Hubungan Sebab akibat (komunikasi Transsksional)
Menyampaikan Motivasi Membina Memonitor Mengevaluasi Merehabilitasi
Tujuan: Universal Nasional Institusional Kurikuler Instruksional
Belajar (siswa) Perubahan prilaku Kognitif Afektif psikomotor
Bentuk Kegiatan Belajar
Sumber media dan bahan belajar (Sumber: Tim Pengembang MKDK Kurpem, Kurikulum dan Pembelajaran : 2002) Bagan 2.1. Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran merupakan dua proses yang saling berkaitan antara belajar yang dilakukan oleh siswa dengan proses mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru sebagi fasilitator harus dapat memahami makna pembelajaran dengan baik. Seperti yang
13
dituliskan oleh Ketua Umum PGRI, Mohamad Surya dalam Han-han (2005:10) bahwa ”pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar”. Guru harus memahami pembelajaran itu secara jelas agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan baik. Sedangkan Nana Sudjana (1995:5) mengungkapkan definisi pembelajaran sebagai berikut: ”Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematis dan disengaja untuk menciptakan agar terjadinya kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.”
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan gabungan interaksi antara proses belajar dengan mengajar. Pembelajaran dapat pula diartikan sebagai sebuah proses menuju suatu perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai bentuk interaksi dengan lingkungannya. Mohamad Surya dalam Han-han (2005:11) mengungkapkan bahwa: ’Memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.’ Pembelajaran dapat disimpulkan sebagai gabungan dua kegiatan yang tersistematis antara guru memfasilitasi lingkungan di sekeliling peserta didik agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar. Pengalaman belajar ini akan berdampak pada perubahan perilaku murid seperti apa yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
14
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Pembelajaran terjadi karena adanya faktor pendorong dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Artinya, pembelajaran akan berlangsung apabila terdapat keinginan dari individu untuk memenuhi kebutuhannya. Pembelajaran tidak akan berlangsung apabila individu sebagai pembelajar tidak merasakan adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip yang menjadi landasan pembelajaran menurut Mohamad Surya dalam Han-han (2005:12), yaitu: a. b. c. d.
Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. Pembelajaran merupakan suatu proses. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang dicapai. e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.
Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Berbagai pengalaman yang diperoleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung akan memperkaya pengetahuannya dan akan menjadi modal bagi dirinya sendiri di masa mendatang. Selama peserta didik belajar hendaknya diberi situasi pembelajaran yang kondusif bagi pembelajaran agar diperoleh pengalaman yang berarti bagi diri individu pembelajaran. Perubahan perilaku merupakan hasil dari pembelajaran. Tetapi tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil dari pembelajaran. Berikut merupakan ciri-ciri
15
perubahan perilaku yang tergolong kedalam hasil perubahan perilaku. Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Mohamad Surya dalam Han-han (2005:12) yaitu: a. b. c. d. e. f. g.
Perubahan yang disadari Perubahan yang bersifat berkesinambungan Perubahan yang bersifat fungsional Perubahan yang bersifat positif Perubahan yang bersifat aktif Perubahan yang bersifat permanen Perubahan yang bertujuan dan terarah
Perubahan perilaku sebagai hasil dari pembelajaran merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku yang dimaksud meliputi berbagai aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (keterampilan). Pembelajaran
merupakan
suatu
proses.
Pembelajaran
terjadi
secara
bekesinambungan dan berjalan secara sistematis antara belajar dengan mengajar. Pembelajaran dalam pelaksanaanya tidak bisa dilakukan secara cepat tetapi memerlukan waktu. Pembelajaran bukan pula merupakan hasil tetapi lebih kepada proses, dalam pembelajran terjadi berbagai kegiatan yang berupa tahapan-tahapan.
B. SUMBER BELAJAR Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan.
16
Keberadaan sumber belajar dalam proses pembelajaran dianggap penting karena dengan adanya sumber belajar maka pembelajaran akan lebih bermakna, hal ini dikarenakan peserta didik berinteraksi langsung dengan sumber belajar. Apabila peserta didik sudah berinteraksi dengan sumber belajar, maka dia akan meluangkan waktunya untuk memperdalam materi dan juga dapat belajar secara individual. 1. Pengertian Sumber Belajar Pemanfaatan sumber belajar dalam konteks pendidikan menengah kejuruan sangat penting dalam pengembangan kemampuan peserta didik karena sekolah menengah kejuruan lebih bersifat praktis daripada teoritis. Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam kepentingan proses belajar mengajar dapat disebut sebagai sumber belajar. Senada dengan hal tersebut Ase S. Muchyidin dalam Rusmana T (2004:22) mengemukakan bahwa ”Sumber belajar secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar baik yang langsung atau tidak langsung, baik sebagian maupun keseluruhan.” Sedangkan Anggani Sudono (1995:6) mengungkapkan bahwa ”sumber belajar sebagai segala macam bahan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru.” Sumber balajar dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu bahan yang dapat memberikan informasi, keterampilan, dan segala sesuatu yang berguna baik bagi murid maupun guru.
17
Berdasarkan
pada dua pendapat para ahli di atas, sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran yang dipergunakan baik oleh guru maupun oleh murid. Begitu luasnya sumber belajar, hingga segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran disebut sebagai sumber belajar. Sumber belajar ini bisa dipergunakan oleh guru, peserta didik, maupun oleh keduanya secara bersamaan dalam rangka proses pembelajaran. 2. Fungsi dan Manfaat Sumber Belajar Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Kalau media pembelajaran lebih sekedar sebagai media untuk menyampaikan pesan, sedangkan sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut tetapi juga termasuk strategi, metode, dan tekniknya. Menurut Ishak Abdulhak dalam Hapsari (2001:21) mengemukakan bahwa sumber belajar memiliki fungsi-fungsi: a. Membangkitkan dan merangsang belajar dengan baik. b. Menanamkan konsep dasar yang benar. c. Membangkitkan minat baru. d. Mewujudkan interaksi langsung dengan lingkungan. e. Mengatasi batas ruang kelas. f. Mengatasi keterbatasan pengalaman belajar. g. Mengatasi keseragaman pengamatan. h. Mengontrol kecepatan belajar.
18
Sedangkan Zainudin Basouri dalam Hapsari (2001:21) mengemukakan bahwa sumber belajar sebagai penujang proses pembelajaran memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut yaitu: a. Meningkatkan produktifitas, dengan jalan: •
Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik.
•
Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual, dengan jalan: •
Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
•
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan: •
Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
•
Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
d. Lebih memanfaatkan pengajaran, dengan jalan: •
Meningkatkan kemampuan sumber belajar
•
Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit
e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: •
Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
19
abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit. •
Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
f. Kemungkinan penyajian pendidikan yang lebih luas, tenaga atau kejadian yang langka, yaitu: •
Penyajian informasi yang mampu yang mampu menembus batas geografis.
Selain mempunyai fungsi-fungsi yang di jabarkan di atas, sumber belajar memiliki manfaat penting dalam membantu proses pembelajaran menjadi lebih ”hidup”. Seperti pendapat dari Djadja Djadjuri, dkk (1998) mengemukakan ”sumber belajar memiliki manfaat yang penting terutama dalam proses pembelajaran. Manfaat sumber belajar tersebut antara lain: a. Memberikan pengalaman belajar yang kongkrit tidak langsung kepada siswa. b. Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkrit. c. Menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. d. Memberikan informasi yang akurat dan yang terbaru seperti: buku teks, ensiklopedi, nara sumber dan lain-lain. e. Membantu memecahkan masalah pembelajaran dan pembelajaran baik dalam lingkungan makro maupun lingkungan mikro. f. Memberikan motivasi yang positif, lebih-lebih bila dirancang penggunaanya secara tepat. g. Merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, seperti: buku teks, buku bacaan, film dan lainnya yang mengandung daya penalaran yang mampu membuat siswa terangsang untuk berpikir, menganalisa dan berkembang lebih lanjut.
20
Begitu banyaknya fungsi dan manfaat yang bisa kita dapatkan dari sumber belajar menujukan bahwa sumber belajar itu sedemikian pentingnya terutama jika dimanfatkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Sumber belajar dapat menanamkan konsep secara benar karena sumber belajar menyajikan informasi secara kongkrit tidak hanya dengan informasi verbal. Keberadaan sumber belajar akan meningkatkan minat terhadap pembelajaran dan hal ini penting karena pembelajaran akan lebih bermakna dan berkualitas jika pembelajaran itu didasari dengan minat yang tinggi. Sumber belajar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu karena sumber belajar memiliki kemampuan menyajikan informasi secara kongkrit. Keseragaman pengamatan siswa terhadap sesuatu akan dapat terlaksana jika dilakukan di dalam lingkup sumber belajar yang sama dan hal ini akan memudahkan guru untuk mengontrol kecepatan belajar bagi siswanya.
3. Klasifikasi Sumber Belajar Dalam menunjang pembelajaran sumber belajar begitu banyak sekali macamnya, sehingga perlu dikelompokan kedalam berbagai klasifikasi berdasarkan kategori tertentu agar mempermudah dalam mempelajarinya. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1989:77) dalam Han han (2004:17), Secara garis besar sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
21
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar mengajar, misalnya buku, brosur, ensiklopedia, film, video, tape, film strip, studio, laboratorium, perpustakaan, dll. b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utililization) yaitu sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam yang ada disekeliling kita.
Sumber belajar yang dirancang (by desain) maupun yang dimanfaatkan (by utilization) oleh AECT (Association for Education Communication Technology) dalam Rusmana, T (2003:26) mengklasifikasikan sumber belajar secara lebih rinci menjadi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik atau metode, dan kondisi lingkungan. Dalam Tabel berikut dijelaskan klasifikasi sumber belajar tersebut, baik yang dirancang maupun yang digunakan atau dimanfaatkan di dalam proses pembelajaran, seperti tampak pada Tabel, pada halaman selanjutnya.
22
Jenis Sumber Belajar 1. Pesan (message)
2. Manusia (people)
3. Bahan (material)
4. Peralatan (device)
5. Teknik / metode (technique)
6. Lingkungan (setting)
Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis-jenis Sumber Belajar Pengertian Contoh Dirancang Dimanfaatkan Informasi yang harus Bahan-bahan pelajaran Cerita rakyat, disalurkan oleh komponen Sains, IPS, Bahasa, dongeng, nasihat, lain berbentuk ide, fakta, Teknologi Informasi hikayat, dll. pengertian, data dan komunikasi, dll. Orang yeng menyimpan Guru, aktor, siswa, Nara sumber, tokoh pembicara, dokter, masyarakat, pimpinan informasi . Tidak termasuk yang menjalankan fungsi petani, nelayan, musisi, lembaga, responden pengembangan dan polisi, dll. (tidak pengelolaan sumber belajar termasuk teknisi dan tim kurikulum) Sesuatu, bisa disebut software Transparansi, film, Relief, candi, arca, yang mengandung pesan slides, tape recorder, peralatan, teknik, air untuk disajikan melalui buku, gambar, grafik raksa, bahan kueh, pemakaian alat dll. Sesuatu bisa disebut hardware OHP, proyektor, slides, Generator, mesin alatyang menyalurkan pesan fils, TV, kamera, papan alat, bubut, mesin untuk disajikan yang ada di tulis jahit dan mobil, dalam software motor, obeng, dll. Prosedur yang disiapkan Ceramah, tanya jawab, Permainan, sarasehan, dalam mempergunakan bahan penugasan, sosiodrama, percakapan biasa, pelajaran, peralatan, situasi, simulasi, demonstrasi dan orang yang eksperimen, belajar menyampaikan pesan. jarak jauh Situasi sekitar dimana pesan Ruangan kelas, Studio, Taman, kebun, pasar, disalurkan Perpustakaan, aula, toko, museum, auditorium kelurahan, teropong Sumber: AECT 1977 (Association for Education Communication Technology)
Studio merupakan jenis sumber belajar yang dirancang (by design) yaitu berupa setting lingkungan yang dibuat dan disalurkan untuk menunjang proses pembelajaran siswa dan guru. Studio yang terdapat di Jurusan Teknik Produksi Program Pertelevisian merupakan Studio Televisi, yang digunakan sebagai tempat dimana proses produksi program televisi dibuat dan dijalankan. Studio Televisi dirancang sebagai sumber belajar yang dapat menunjang pembelajaran.
23
C.
STUDIO TELEVISI SEBAGAI SUMBER BELAJAR
1. Pengertian Studio Studio adalah sebuah tempat yang dibuat, dirancang dan di bentuk sesuai dengan keinginan pemakainya, di dalam studio terdapat peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang proses produksi. Berbagai macam jenis studio berdasarkan fungsinya, seperti studio sebagai ruangan pengambilan gambar hidup yaitu studio yang dipakai untuk program tayangan televisi maupun film, dan studio sebagai tempat bekerjanya para pengambil gambar. Maka, pengertian studio menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan dalam beberapa pengertian yaitu: a) Ruang tempat bekerja (bagi pelukis, tukang foto, dan sebagainya), b) Ruang yang dipakai untuk menyiarkan acara-acara radio atau televisi, c) Ruang yang dipakai untuk pengambilan film (untuk bioskop). Sedangkan menurut Darwanto (2005:232), pengertian studio yaitu ”tempat yang di gunakan untuk tempat kegiatan pembuatan atau produksi acara siaran. Studio dapat berupa studio alam tertutup atau dapat berupa studio alam terbuka. Studio alam tetutup yaitu tempat produksi acara siaran yang dibuat didalam ruangan, sedangkan studio alam terbuka yaitu tempat produksi acara siaran yang berada di luar ruangan, studio ini bisa berupa rancangan yang sengaja dibuat maupun secara natural (alami).” Jadi pengertian secara umum studio dapat diartikan sebagai ruangan yang di setting sebagai tempat produksi para pekerja seni, adapun alat-alat yang digunakan pada studio berbeda-beda sesuai dengan bidang garapannya. Studio dirancang sebagai tempat yang bisa menyerupai aslinya dipergunakan untuk pengambilan gambar bagi pekerja seni.
24
2. Pengertian Televisi Televisi dilihat dari asal kata, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: tele dan vision, yang secara harfiah dapat berarti sebagai visuasilasi dari sebuah objek yang jauh. Paul Nipkov dalam J.B. Wahyudi (1983:1) berpendapat bahwa televisi adalah pengiriman gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. J.B. Wahyudi (1983:2) mengatakan televisi dengan menyebutkan trilogi televisi yang terdiri dari proses pengiriman oleh studio pemancar, komponen televisi, dan mekanisme manajemen siaran. Dalam televisi dikenal istilah manajemen siaran dan jurnalistik, yang merupakan bagian dari publistik televisi. Televisi sebagai media audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan. Berbagai kelebihan yang dimiliki televisi, telah menjadi media massa efektif yang dapat menyampaikan informasi. Menurut Darwanto (1992:23) mengatakan bahwa: “….., televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini, dan banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas, karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visual yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas.”
3. Pengertian Studio Televisi Studio televisi merupakan awal dari dimana sebuah acara televisi dibuat, studio merupakan tempat para pekerja seni membuat sebuah program yang akan disiarkan pada stasiun televisi, pada ruangan studio televisi program acara televisi akan dibuat.
25
Menurut Darwoto Sastro Subroto (1992:47), Studio Televisi adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan memproduksi acara televisi, studio televisi dapat berupa ruangan tertutup maupun di alam terbuka, seperti halnya studio alam yang dimiliki oleh TVRI stasiun pusat Jakarta. Studio televisi dalam ruangan tertutup merupakan tempat yang di desain secara khusus sesuai dengan perencanaan kebutuhan produksi televisi. Adapun studio televisi alam terbuka adalah studio yang dibuat di alam tebuka berupa suatu setting lingkungan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan produksi televisi. Sedangkan menurut Herbert Zettl (2000:18) mengungkapkan tentang pengertian studio televisi yaitu: “Television Studio is the origination center where television production rakes place, A well-designed studio provides for the proper environment and coordination of all major production elements-cameras, lighting, sound, scenery; and the action of performers” Zettl, mengungkapkan bahwa studio televisi adalah pusat awal tempat di mana siaran televisi diproduksi, Studio yang di desain dengan baik menyediakan tempat dan koordinasi antara semua elemen utama dalam produksi, seperti kamera, pencahayaan, suara, dekorasi, dan aksi para penampil. Selanjutnya Herbert Zettl (2000:18) mengemukakan tentang hubungan antara siaran televisi dengan peran dari studio, Zettl mengungkapkan bahwa: “Telecasts can originate anywhere, indoors or outdoors, so long as there is enough light for the camera to see. With the highly portable, batterypowered Cameras and recording facilities and mobile microwave transmitters. Televsion is no longer confined to the studio. In tandem with satellite transmission. it has the whole earth as its stage. Televsion ability 10 translllit from just about anywhere does not render the studio obsolete, however. Televsion studio continue to exist because, if properly designed. they can offer maximum control combined with optimal use of the television equipment”
26
Berdasarkan pendapat Zettl (2000:18) di atas bahwa siaran televisi bisa dipancarkan dari mana saja, di dalam dan luar ruangan, selama masih ada cukup cahaya bagi kamera untuk dioperasikan. Dengan kamera yang dapat dibawa dengan baterai berkekuatan tinggi dan dengan fasilitas merekam dan transmitter gelombang mikro yang dapat dibawa-bawa, televisi tidak lagi dikaitkan lagi dengan studio. Dalam pasangannya dengan transmisi satelit, siaran televisi telah menjadikan seluruh dunia sebagai satu panggung. Akan tetapi, kemampuan televisi untuk melakukan siaran dari hampir di mana saja itu tidak lantas membuat studio tidak berguna lagi. Studio televisi terus tetap ada karena jika di desain dengan benar dapat memberikan control maksimal dan dengan penggunanaan alat-alat televisi secara optimal, maka produksi siaran televisi akan lebih baik. 4. Bagian-bagian Produksi Studio Televisi Studio Televisi mempunyai beberapa bagian tempat yang digunakan untuk memproduksi acara siaran televisi. Menurut Herbert Zettl (2000:18-24) studio televisi mempunyai tiga pusat produksi utama yaitu studio itu sendiri, ruang kontrol studio dan kontrol utama, serta daerah pedukung studio.
4.1. Studio Televisi (Television Studio) Studio televisi merupakan pusat awal tempat di mana siaran televisi diproduksi. Studio yang didesain dengan baik menyediakan tempat dan koordinasi
27
antara semua elemen utama dalam produksi yang layak seperti kamera, pencahayaan, suara, dekorasi, dan aksi para penampil. Zettl (2000:18-24) mengungkapkan ada dua bagian utama dari sebuah studio televisi yaitu bentuk tata ruang suatu studio dan instalasi utama studio. a. Bentuk Tata Ruang Kebanyakan studio berbentuk balok dengan lantai lebar yang bermacammacam. Dengan adanya perbesaran gambar (zooming) maka telah mengurangi pergerakan kamera (lensa zoom dapat membuat gambar terlihat lebih dekat atau lebih jauh tanpa harus menggerakan kamera) tapi ukuran ruangan masih berpengaruh besar pada kerumitan dan kefleksibelan proses produksi. Dalam membuat bentuk desain tata ruang studio televisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
Ukuran Semakin luas studio, akan semakin membuat produksi lebih rumit tapi
akan membuat semakin lebih fleksibel. Produksi yang besar, seperti pertunjukan musik, tari, dan drama, atau pertunjukan yang melibatkan penonton, membutuhkan studio yang besar. Akan lebih mudah memproduksi pertunjukan yang sederhana di studio yang besar dari pada pertunjukan yang rumit di studio yang kecil. Semakin luas studio, semakin sulit untuk ditata. Luas studio yang berukuran sedang atau bahkan yang kecil pada umumnya
28
lebih efisien untuk ditata daripada studio yang besar, tapi studio kecil tidak sefleksibel studio yang besar.
Lantai Lantai studio haruslah rata dan datar agar kamera dapat bergerak dengan
lancar dan leluasa. Lantai studio juga harus keras agar dapat menahan gerakan peralatan-peralatan berat, dekorasi dan property. Kebanyakan studio memiliki lantai beton yang dilapisi oleh linoleum, tegel, atau plastik keras.
Tinggi langit-langit Tinggi langit-langit yang memadai minimal 12 kaki merupakan salah satu
bagian desain yang paling penting dari sebuah studio televisi. Jika langitlangitnya terlalu rendah, cahaya terlalu dekat pada adegan (scene) bagi control cahaya dan tidak akan ada cukup ruang atas untuk menyerap (menghilangkan) panas. Cahaya
yang rendah dan dentuman mikrofon
juga mengganggu
dekorasi atau adegan, selain itu dapat membuat ruangan panas. Dengan langit-langit yang lebih tinggi dapat memuat dekorasi yang tinggi. Maka banyak studio yang memiliki tinggi langit-langit lebih dari 30 kaki.
Perawatan alat-alat bunyi (akustik) Dinding dan langit-langit studio biasanya dilengkapi material akustik yang
dapat mencegah bunyi terpantul tak teratur di sekitar studio. Jika anda bertepuk tangan di studio yang dilengkapi alat-alat akustik, suara tepukan anda seolah tidak kemana-mana.
29
Penyesuaian Udara atau Air Conditioning (AC) Pada umumnya studio televisi tidak memiliki jendela (untuk mencegah
masuknya cahaya dan suara yang tidak di inginkan) penyesuaian udara sangatlah penting karena lampu di studio menghasilkan panas yang besar, yang dapat mengganggu para pemain dan menggubah peralatan listrik.
Pintu Studio memerlukan pintu yang berat dan kedap suara dan juga cukup
besar untuk mengeluarkan dan memasukan dekorasi, furnitur, dan peralatanperalatan.
b. Instalasi Utama Semua studio membutuhkan instalasi utama yang memfasillitasi proses produksi, seperti: •
Sistem Hubungan Telepon Antar-bagian Sistem hubungan telepon antar bagian atau intercom memudahkan para
personel teknisi saling berkomunikasi dengan suara yang jelas dan konstan. Contohnya, sutradara, yang duduk di ruang control secara fisik terisolasi dari studio, harus sepenuhnya bergantung pada intercom dalam memberikan petunjuk dan instruksi pada setiap anggota tim produksi. Kebanyakan stasiun TV kecil menggunakan Sambungan telepon (SP). Setiap anggota tim produksi memakai
30
telepon headset dengan earphone dan mikrophon kecil untuk berbicara. Stasiun TV yang lebih besar menggunakan system intercom tanpa kabel. • Studio Penerima Studio penerima adalah televisi rakitan berkualitas tinggi yang menampilkan video yang dinyalakan dari tombol pengatur. Studio penerima merupakan peralatan produksi yang penting bagi semua awak produksi. Para awak produksi dapat melihat foto atau gambar yang telah dipilih sutradara dan maka dari itu dapat mengantisipasi tugas-tugas berikutnya. Studio penerima sangatlah penting dalam penyiaran siaran berita untuk dapat melihat apakah macam-macam rekaman atau sisipan langsung dengan benar muncul per skrip. Dalam acara yang melibatkan penonton, studio penerima juga dibutuhkan agar penonton di studio dapat melihat jalannya acara di layar. • Pemrograman Speaker (pengeras suara) Pemrograman Speaker memenuhi fungsinya dalam hal audio (suara) sama halnya dengan yang dilakukan studio penerima dalam hal video (gambar). Kapanpun dibutuhkan, pemrograman suara dapat dimasukan ke dalam studio pemrograman suara atau system suara lainnya misalnya suara tari, musik dering telepon, atau efek suara lainnya yang di sesuaikan dengan aksi di studio. • Stop kontak dinding Stop kontak dinding sepertinya nampak sepele, tapi jumlah dan letaknya merupakan faktor utama dalam studio produksi. Stop kontak untuk kamera, kabel
31
mikrofon, intercom, dan peralatan listrik lainnya harus tersedia di keempat dinding studio untuk memudahkan akses listrik. Jika semua stop kontak terpusat pada satu dinding studio, anda harus menyambung kabel panjang dan tidak praktis di sekitar dekorasi untuk mengatur letak peralatan listrik tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Stop kontak haruslah ditandai untuk menghindari kesalahan sambungan kabel dengan stop kontaknya.
• Lampu peredup cahaya / Lampu dim dan papan sambung Kebanyakan studio memiliki papan control peredup cahaya untuk mengatur intensitas cahaya di studio. Papan sambung pengatur cahaya menghubungkan setiap alat ke macam-macam alat peredup cahaya. Jika tidak, penghubungannya dilakukan komputer, papan sambung biasanya ditempatkan di studio. Papan peredup itu biasanya terletak di ujung studio atau di ruang kontrol.
4.2. Ruang Kontrol Studio (Studio Control Room) dan Kontrol Utama (Master Control)
a. Ruang Kontrol Studio Tempat sutradara, produser, dan awak teknis memutuskan rangkaian gambar yang tepat berdasarkan input dari program, gambar, suara dan control pencahayaan. Bagian-bagian yang terdapat pada ruang kontrol yaitu:
32
• Kontrol program Kontrol bukan merupakan pemeriksaan kritis atau bahkan penyensoran sebuah isi program. Hal itu lebih merupakan cara sutradara untuk memilih dan mengatur berbagai video dan audio yang masuk agar output akhirnya masuk akal untuk disiarkan. Ruang pengontrolan program dilengkapi dengan (1). Video monitor (2). Pengotrol speaker untuk program suara (3). Sistem intercom (4). Jam dan stopwatch.
• Video monitor Ada preview monitor di setiap kamera studio dan preview monitor terpisah untuk rekaman video, pembangun karakter, dan alat-alat special efek lainnya. Ada juga preview monitor untuk warna yang menunjukan pada sutradara dan pengarah teknis, gambar yang akan muncul berikutnya sebelum tayangan itu ditayangkan (disiarkan) dan monitor color line (juga disebut monitor utama atau program monitor) yang dihidupkan oleh video line-out. Jika anda melakukan siaran langsung jarak jauh atau terhubung dengan jaringan televisi, anda membutuhkan setidaknya lebih dari dua monitor untuk menampilkan bagian depan dearah jauh tersebut dan sumber jaringan. Akhirnya, ada serangkaian TV set yang tidak disiarkan yang menerima materi yang belum disiarkan melaluin siaran TV. Wajar saja jika ada menemukan tiga puluh monitor atau lebih di ruang control suatu studio yang berukuran tidak terlalu besar.
33
•
Speaker untuk program suara Para personil produksi di ruang control, khususnya sutradara, harus mendengar
bagaimana suara terdengar jika sedang disiarkan. Sutradara memiliki pengawas suara yang dapat mengatur volume monitor Speaker tanpa mempengaruhi volume audio line-out. •
Sistem interkom Sebagai tambahan pentingnya sambungan intercom yang menghubungkan
sutradara dan semua anggota awak produksi, ada sebuah system intercom yang disebut P.A (Public address system) atau alat penghubung yang dipakai untuk memberikan pengumuman, secara sederhana adalah suara balasan dari studio sutradara. Sistem ini membuat sutradara dapat berbicara langsung pada crew atau para pemain di studio ketika pertunjukan tidak sedang berlangsung. Dengan I.F.B (interruptible foldback orfeedback) atau system arus balik yang dapat dipotong, sutradara dan produser dapat berbicara pada para pemain ketika acara sedang disiarkan. •
Jam dan Stopwatch Waktu adalah elemen perencanaan yang penting dalam produksi TV. Acara-acara
ditayangkan berdasarkan jadwal detik per detik yang disebut log. Dua alat pengukur waktu bagi sutradara adalah jam dan stopwatch. Jam digunakan untuk menandakan waktu kapan sebuah program harus dimulai atau diakhiri. Stopwatch digunakan untuk penghitungan waktu untuk materi sisipan yang masuk seperti video rekaman
34
berdurasi 47 detik yang disisipakan dalam program pembacaan berita. Kebanyakan ruang control memiliki sebuah jam reguler (jam analog, jam yang menggunakan jarum), sebuah jam digital (jam dengan angka), dan stopwatch digital yang dapat dimajukan atau dimundurkan. Keuntungan jam dengan jarum jam adalah anda dapat melihat waktu kedepan yang akan anda miliki, misalnya, secara aktual anda dapat mengetahui berapa lama waktu yang tersisa sampai akhir acara. Jam digital secara praktis memunjukan waktu yang pasti dimana anda sedang berada. •
Kontrol Gambar Kontrol gambar mengarah pada pilihan dan rangkaian gambar video yang tepat
yang dihasilkan oleh kamera atau sumber video lainnya. Kontrol video special efek juga termasuk kedalamnya. Bagian penting alat control gambar ini adalah tombol pengatur, yang terletak di dekat posisi sutradara. Walaupun sutradara dan seseorang melakukan perubahan pengaturan (biasanya pengarah teknis atau PT) dihubungkan oleh intercom, sutradara seringkali terpaksa menunjukan jari member isyarat pada pengarah teknis (PT). Di beberapa stasiun sutradara melakukan perubahan pengaturan mereka sendiri, tetapi rangkaian itu lebih banyak merugikannya dari pada menguntungkannya. PK (pembentuk karakter) juga ditempatkan di ruang kontrol. Operator PK dapat menayangkan judul yang belum terprogram atau menciptakan judul yang baru selama acara berlangsung. Bagian kontrol gambar menempatkan komputer dan panel kontrol untuk kamera robotic.
terkadang
35
•
Kontrol Suara Alat kontrol suara dapat diartikan sebagai sebuah stasiun radio kecil. Kontol
audio biasanya merupakan tempat disimpannya tombol audio, papan penyambung, rekaman audio, kaset mesin, CD player, atau disc-disc digital lainnya. Ahli teknisi suara dapat mendengarkan petunjuk pembicara ketika mendengarkan sumber suara yang akan datang berikutnya dan program suara pada program speaker berkualitas tinggi. Jam dan monitor line juga termasuk ke dalam peralatan audio. Karena teknisi suara harus bekerja tanpa diganggu oleh keributan yang membingungkan dan tak dapat dielakkan dalam ruang control, peralatan audio control memiliki kontak visual dengan ruang control melalui jendela besar tapi jika tidak, peralatan audio dibuat serba lengkap. Teknisi suara mendengarkan petunjuk sutradara baik melalui interkom maupun melalui speaker interkom berukuran kecil. •
Kontrol Cahaya Papan kontrol cahaya bisa ditempatkan pada ruang kontrol atau di pojok studio.
Keuntungan menempatkan kontrol cahaya di ruang kontrol adalah sang PC (Penata Cahaya) memiliki kontak yang dekat dengan
personil ruang kontrol lainnya.
Operator kontrol cahaya, termasuk seluruh anggota tim produksi lainnya, dihubungkan dengan sutradara melalui interkom.
b. Kontrol Utama Stasiun pusat jaringan teknis, dengan program input, program penyimpanan, dan program yang dapat diakses kembali.
36
Kontrol utama atau master control adalah syarat utama suatu stasiun televisi. Master control (kontrol utama) bekerja seperti pembersih rumah bagi semua material program. Master control (kontrol utama) menerima semua program yang diberikan dari berbagai sumber, dan menyiarkannya sesuai dengan waktu yang terjadwal. Master control bertanggungjawab untuk mengontrol material program yang benar (termasuk tayangan komersil atau tayangan layanan masyarakat) telah disiarkan pada waktu yang benar pula. Master control juga bertanggungjawab atas kualitas teknis suatu program, master control harus memeriksa semua material program yang disiarkan dengan rangkaian standar menurut Federal Communication Commision (FCC) dan menurut para kepala kritisi teknis. Kegiatan khusus master control ini meliputi input program, penyimpanan program, pengumpulan program yang dapat dibuka kembali.
•
Input Program Materi program mungkin saja masuk ke master control (kontrol utama) langsung
dari studionya sendiri, dari satelit, atau dari daerah terpencil lainnya seperti suatu acara
dari jaringan atau siaran langsung dari luar studio, atau dibawakan oleh
distributor yang berupa rekaman video. Acara siaran langsung diarahkan langsung menuju transmitter untuk disiarakan, tapi sebagian besar materi program (rekaman acara) haruslah disimpan sebelum di siarkan.
37
4.3. Area Studio Pendukung (Studio Support Areas) Daerah pendukung studio meliputi ruangan untuk alat-alat dan penyimpanan barang-barang dekorasi serta tempat make-up dan ruang ganti pakaian. Set tempat atau lingkungan untuk suatu pertunjukan memerlukan dekorasi dan alat-alat yang banyak, maka perlu adanya tempat untuk menyimpan alat-alat tersebut. Tempat make-up dan ruang ganti pakaian pada studio berukuran besar telah disediakan tempat khusus, namun pada studio berukuran kecil, kegiatan untuk make-up dan ruang ganti pakaian bisa dilakukan dimana saja. Sedangkan Millerson (1999:20) dalam bukunya yang berjudul “Effective TV Production” mengungkapkan tentang bagaimana pengertian studio televisi secara luas, tercantum pada halaman berikutnya, bahwa: “...seberapapun ukurannya sebuah studio televisi, pada umumnya sebuah studio memiliki kemiripan. Studio umumnya memiliki dua atau tiga kamera yang ditempatkan pada pengangkut beroda (biasanya tripod yang bisa didorong), sebagian luas lantai studio biasanya digunakan sebagai daerah seting untuk penempatan (blocking), di studio kecil, kebanyakan alat pengatur cahaya (lighting fitting) menempel di atas pipa, studio yang lebih besar biasanya memiliki tempat penyimpanan yang dekat, di mana peralatan artistik dan tiang-tiang penyangga bisa ditempatkan di sana.”
38
D. PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda dengan pembelajaran di sekolah menengah umum. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan pendidikan menengah lainnya. a. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan nasional seperti yang tertuang pada Undang-undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003. yaitu sebagai berikut: 1. Pendidikan Menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. 2. Pendidikan Menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. 3. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
Madarasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. 4. Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (PP).
Sekolah Menengah Kejuruan menitikberatkan lulusannya untuk memiliki keahlian khusus yang diperlukan oleh dunia industri. Suharsimi Arikunto (1988:5) menyatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan khusus yang
39
direncanakan untuk
menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja
tertentu atau meningkatkan mutu para pekerja. Rupert
Evans
dalam
Sahaludin
(2002:27)
mengemukakan
bahwa:
”Pendidikan menengah Kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang lainya.” Dari berbagai definisi mengenai Sekolah Menengah Kejuruan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah Menengah Kejuruan adalah bagian dari sistem Pendidikan nasional yang mempersiapkan peserta didiknya untuk memiliki keahlian pada satu bidang keahlian yang diperlukan di dunia industri.
b. Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah
Menengah
Kejuruan
memiliki
karakteristik
khusus
yang
membedakannya dengan sekolah lainnya. Sekolah Menengah Kejuruan lebih menekankan pada tujuan institusional yaitu dalam penguasaan kemampuan yang bersifat praktis agar siap pakai di dunia industri. Kurikulum pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan lebih menitikberatkan pada penguasaan keterampilan sehingga strategi pembelajaran yang dilaksanakan lebih ditekankan pada praktek daripada teori. Wardiman dalam Sahaludin (2002:33) mengungkapkan: 1. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan pekerjaan. 2. Pendidikan Kejuruan didasarkan atas demand driven (kebutuhan dunia kerja).
40
3. Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan kepada penguasan pengetahuan, keterampila, sikap, dan nili-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 4. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesaan siswa pada hand-on atau performa dalam dunia kerja. 5. Hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan. 6. Pendidikan Kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipaif terhadap kemajuan teknologi. 7. Pendidikan kejuruan ditekankan pada learning by doing dan hand-on experience. 8. Pendidikan Kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktek. 9. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar daripada pendidikan umum.
Sesuai
dengan
hal
tersebut,
Sukamto
dalam
Sahaludin
(2002:31)
mengungkapkan pendidikan menengah kejuruan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Orientasi pendidikannya lebih kepada mempersiapkan output atau peserta didik untuk terjun ke dunia kerja. 2. Pendidikan kejuruan memiliki justifikasi khusus yaitu adanya kebutuhan nyata yang diraakan di lapangan. 3. Fokus kurikulum mencakup pengembangan semua aspek baik afektif, kognitif, maupun psikomotor.
41
4. Memiliki kriteria keberhasilan ganda bagi siswa, yaitu keberhasilan siswa di sekolah dan keberhasilan siswa di dunia kerja setelah meyelesaikan studinya. 5. Pendidikan kejuruan memiliki daya kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat pada umumnya dan dunia kerja pada khususnya karena memiliki komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi kepada dunia kerja. 6. Membutuhkan banyak peralatan dan bahan ajar karena dalam pemeblajaranya diupayakan untuk mewujudkan situasi atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistik sesungguhnya. 7. Adanya hubungan lembaga dengan masyarkat khusunya dengan dunia kerja karena tinggi tuntutan relevansi output dengan dunia kerja.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan menengah kejuruan fokus pembelajarannya lebih kepada mempersiapkan peserta didiknya agar sesuai dengan permintaan dunia kerja dan dalam prosesnya memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang tepat agar peserta didik memiliki gambaran pekerjaan sesungguhnya. Sesuai dengan penjelasan di atas maka sumber belajar sebagai penunjang pembelajaran pun menjadi hal yang penting dalam pengembangan kemampuan peserta didik. Interaksi peserta didik yang berhubungan langsung dengan sumber belajar terutama dalam pemanfaatan Studio Televisi sebagai sumber belajar, akan dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata yang diperlukan baginya kelak ketika terjun di dunia kerja sesuai bidang garapannya.
42
c. Fungsi dan Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan. Fungsi dan Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan, dikutip dari file Profil SMKN 1 Cimahi, berdasarkan data dari Dikmenjur (Pendidikan Menengah Kejuruan). profil SMKN 1 Cimahi memuat data tentang fungsi dan tujuan SMK dalam lingkup Pendidikan Nasional, seperti yang di jelaskaan dibawah ini yaitu: 1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, Bab II, Pasal 3). 2. Tujuan SMK Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut. Tujuan Umum: a) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab; c) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;
43
d) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. Tujuan Khusus: a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; c) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; d) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Wardiman dalam Sahaludin (2002:29) mengemukakan empat fungsi pendidikan menengah kejuruan yang memiliki kontribusi besar terhadap upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: a. Sosialisasi, yaitu transmisi nilai-nilai yang berlaku serta norma-normanya sebagai kongkritisasi dari niali-nilai tersebut. Nilai-nilai yang dimaksud adalah teori ekonomi, solidaritas, religi, seni dan jasa yang cocok dengan konteks Indonesia. b. Kontrol Sosial, yaitu kontrol perilaku agar sesuai dengan nilai sosial beserta norma-normanya. Misalnya kerjasama, keteraturan, kebersihan, kedisiplinan, kejujuran, dan sebagainya. c. Seleksi dan Alokasi, yaitu: mempersiapkan, memilh dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja, yaitu berarti bahwa pendidikan kejuruan harus berdasarkan kebutuhan dunia kerja.
44
d. Mempromosikan perubahan demi perbaikan, yaitu pendidikan tidak sekedar berfungsi mengajarkan apa yang ada tetapi harus berfungsi sebagai pendorong perubahan. Keempat fungsi pendidikan kejuruan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan sebaiknya tidak hanya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tetapi juga harus bisa mempersiapkan diri terhadap perkembangan zaman. Dengan terlaksananya keempat fungsi pendidikan kejuruan ini maka pendidikan kejuruan diharapkan tidak hanya bertahan terhadap perubahan, tetapi juga harus bisa meramalkan dan mempersiapkan segala kemungkinan terbaik yang dapat dilakukan demi kemajuan dalam dunia pendidikan.
E. PROGRAM KEAHLIAN DI SMK Program keahlian di SMK meliputi jenis program keahlian, subtansi pendidikan, struktur kurikulum, masa pendidikan, pelaksanaan pemelajaran. seperti dikutip dari file Profil SMKN 1 Cimahi, berdasarkan data dari Dikmenjur (Pendidikan Menengah Kejuruan). yaitu: 1. Jenis Program Keahlian SMK menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri/usaha/profesi. Penamaan bidang keahlian dan program keahlian pada Kurikulum SMK Edisi 2004 dikembangkan mengacu pada nama bidang dan program
45
keahlian yang berlaku pada Kurikulum SMK Edisi 1999. Jenis keahlian baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada program keahlian yang relevan. Jenis bidang dan program keahlian ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Substansi Pendidikan Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan zamannya. Kompetensi dimaksud meliputi kompetensikompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi. 3. Struktur Kurikulum Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/ dunia usaha/asosiasi profesi, berdasarkan Kurikulum SMK Edisi 2004. Substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. a. Program Normatif Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga
46
negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian. b. Program Adaptif Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.
47
c. Program Produktif Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. 4. Masa Pendidikan Masa pendidikan di SMK pada prinsipnya sama dengan masa pendidikan tingkat menengah lainnya yaitu 3 (tiga) tahun. Dengan mempertimbangkan keluasan dan jumlah kompetensi yang harus dipelajari, jika SKKNI menuntut masa pendidikan lebih dari tiga tahun, maka masa pendidikan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) semester atau sampai dengan 4 (empat) tahun. 5.
Pelaksanaan Pelaksanaan Program
keahlian di SMK meliputi kegiatan pemelajaran,
pendekatan pemelajaran, dan pola penyelenggaraan. Pemelajaran pada keahlian SMK dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar antara peserta didik dengan pendidik dalam interaksinya di lingkungan belajarnya.
48
a. Kegiatan Pemelajaran Pelaksanaan
pemelajaran dituangkan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler. 1) Kegiatan Kurikuler Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan struktur kurikulum, ditujukan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya. Kegiatan kurikuler dilakukan melalui kegiatan pemelajaran terstruktur sesuai dengan struktur kurikulum. 2) Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan diklat di luar jam yang tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan untuk pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan pembentukan kepribadian peserta didik, antara lain dapat berupa: kepramukaan, usaha kesehatan sekolah, olah raga, palang merah, kesenian, kelompok debat, kegiatan sosial, penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan kemasyarakatan, dan kegiatan lainnya. Jenis kegiatan yang dipilih harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kebermaknaan bagi peserta didik, keadaan dan kemampuan sekolah, serta situasi dan kondisi sosial, ekonomi, maupun budaya masyarakat di mana sekolah berada. Kegiatan tersebut dimaksudkan juga untuk lebih mengaitkan dan menerapkan kompetensi yang diperoleh pada program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik seutuhnya.
49
b. Pendekatan Pemelajaran Pemelajaran berbasis kompetensi harus menganut prinsip pemelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut oleh suatu kompetensi. Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip pemelajaran sebagai berikut: 1) Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi pemelajaran berbasis produksi. 2) Individualized learning (pemelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu) yang dilaksanakan dengan sistem modular. Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai, pelaksanaan pemelajaran dengan pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan melalui dua jalur alternatif sebagai berikut: 1) jalur kelas industri/employee : peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di industri 2) jalur kelas wiraswasta/mandiri/selfemployed : peserta didik belajar dan berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha secara mandiri.
Pemilihan
model
pemelajaran
kelas
industri
atau
kelas
wiraswasta
mempertimbangkan minat dan kemampuan peserta didik serta kondisi sekolah, industri serta dunia kerja sekitar sekolah. Yang paling menentukan adalah ada
50
tidaknya kesempatan berwirausaha pada program keahlian yang diminati peserta didik.
c.
Pola Penyelenggaraan Pendidikan di SMK dapat menerapkan berbagai pola penyelengaraan
pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-multi exit (MEME), dan pendidikan jarak jauh. 1). Pola pendidikan sistem ganda (PSG) PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/ asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb. Durasi pelatihan di industri dilaksanakan selama 4 (empat) bulan s.d. 1 (satu) tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.
2). Pola multi entry-multi exit Pola multi entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK
51
dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya.
3). Pendidikan jarak jauh Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.
F. STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum Program Keahlian Produksi Program Pertelevisian adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada Bidang Teknik Penyiaran, sub bidang Televisi. Standar kompetensi merupakan penjabaran dari kompetensi beserta dengan sertifikat kompetensi dan level kualifikasi. seperti dikutip dari file Profil SMKN 1 Cimahi, berdasarkan data dari Dikmenjur (Pendidikan Menengah Kejuruan). Gambaran dari standar kompetensi menjadi acuan dalam melihat bagaimana keahlian Produksi Program Pertelevisian. Standar kompetensi dan level kualifikasi keahlian Produksi Program Pertelevisian dapat digambarkan pada Tabel 2.1 berikut ini:
52
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Level Kualifikasi Keahlian Produksi Program Pertelevisian Kompetensi Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan briefing pengarahan Menulis laporan kelancaran pra produksi Mengatur pengamanan produksi Mengkompilasi jadwal produksi harian/running sheet Merencanakan dan mengkoordinasikan jalur pasca produksi Merencanakan dan menyiapkan program Merancang format program Mengembangkan dan mengawasi jadwal program Menjalankan wawancara Membaca dan menginterpretasikan naskah Mengatur proses seleksi peran Bekerjasama dengan penyunting untuk menyelesaikan produksi Menulis script Menulis narasi Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan pengarahan Menulis laporan kelancaran pra produksi Mengatur pengamanan produksi Membaca dan menginterpretasikan naskah Mengatur proses seleksi pemeran Mengatur latihan pemeran Menyutradarai/mengarahkan para pemain Mengarahkan crew Bekerjasama dengan penyunting untuk menyelesaikan produksi Menentukan cakupan kamera Mengkompilasi jadwal harian/running sheet Mengatur shooting film atau televisi Mengatur lokasi shooting film atau televisi Merencanakan dan Mengkoordinasikan jalur pasca produksi Mengawasi kelangsungan produksi Merencanakan dan mengkoordinasikan adegan laga dan pemeran pengganti Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Mengembangkan tulisan/cerita Menulis scrpit Mengedit script Menulis materi presentasi Menulis isi tulisan atau isi teks Menulis laporan siaran berita Menulis sekuen interaktif untuk multimedia Menulis narasi Menjabarkan naskah/script Melakukan briefing/pengarahan
Sertifikat Level Kompetensi Kualifikasi Produser utama
Jenjang Pendidikan Diploma, S1
Pengarah acara utama
Diploma, S1
Penulis madya
Diploma, S1
53
Merancang format program Menjalankan wawancara Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan briefing/pengarahan Membuat perencanaan kreatif dan keputusan teknis Mempersiapkan peralatan untuk editing Mengoperasikan peralatan mesin editing film Mengoperasikan peralatan mesin editing video Mengoperasikan mesin editing dengan sistem non linear berbasis digital Mempersiapkan EDL (edit decision list) dalam proses on line editing Mengedit material hasil pengambilan gambar untuk kebutuhan penyiaran yang bersifat mendesak Mengedit dialog dan suara Menghitung kebutuhan syuting untuk suatu produksi Merekam materi penyiaran untuk siaran televisi Mengisi suara untuk siaran Menyusun materi siaran Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Memesan dan mengkoordinasikan sumber-sumber produksi Survei lokasi Menyiapkan dan mengoperasikan kamera Mengoperasikan clapperboard Mengoperasikan sistem penguat suara Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Mengendalikan transmisi untuk materi televisi Mengoperasikan pengendali transmisi (transmision control) Melakukan perencanaan fasilitas penyiaran Menghitung kebutuhan syuting untuk suatu produksi Melakukan vison mixing Mengoperasikan telecine Merekam materi penyiaran untuk siaran televisi Mengisi suara untuk siaran Menyusun materi siaran Mengatur syuting film atau televisi Melakukan briefing/pengarahan Mengembangkan dan mengawasi jadwal program Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Menciptakan keharmonisan suara akhir Mengembangkan dan menerapkan produksi suara untuk rekaman Mengatur produksi desain suara Mempersiapkan dan mengkompilasi musik untuk soundtrack Mengarahkan master audio akhir Menerapkan desain suara Menetapkan spesifikasi sound system
Editor madya
Diploma, S1
SMK
Pengarah teknis madya
Diploma, S1
Pengarah audio madya
Diploma, S 1
54
Mengedit dialog dan suara Mengisi suara untuk siaran Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Mengoperasikan sistem penguat suara Mengoperasikan sound mixing consoles Menyunting suara menggunakan sistem digital Mengatur produksi desian suara Menetapkan spesifikasi sound system Memperbaiki dan memelihara peralatan audio Mengoperasikan peralatan audio profesional Memilih dan mengatur mikrofon dan alat-alat input audio lainnya Mengisntall, menyelaraskan, dan menguji coba peralatan audio Mengedit dialog dan suara Menciptakan keharmonisan suara akhir Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Menyunting suara dengan sistem digital Memasang, mengoperasikan dan membongkar perangkat perekam suara portable Merinci soundtrack Mempersiapkan dan mengkompilasi musik untuk soundtrack Menginstall, menyelaraskan dan menguji coba peralatan audio Memadukan sumber-sumber suara Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Memasang, mengopersikan dan membongkar perangkat perekam suara Memperbaiki dan memelihara peralatan audio portable Mengatur dan mengkompilasi materi suara ulangan Merinci soundtracks Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Melakukan pengembangan dan implementatif perencanaan tata lampu Melakukan persiapan, instalasi monitoring dan peralatan tata lampu Menentukan kebutuhan tata lampu dan mengoperasikannya Mengaoperasikan lighting consoles Melakukan pemeliharaan, perbaikan, dan modifikasi peralatan tata cahaya Mengembangkan dan mengimplementasikan desain efek khusus untuk layar Mengkoordinasikan penciptaan efek khusus Menciptakan efek-efek khusus untuk layar
Teknisi madya audio
Diploma, S 1
Teknisi muda audio
Diploma, S 1
Pelaksana muda grip
SMK
Teknisi madya tata cahaya
Diploma, S1
55
Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Melakukan persiapan, instalasi dan monitoring Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi peralatan tata cahaya Mengoperasikan lighting consoles Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi peralatan tata cahaya Mengoperasikan lighting consoles Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Memesan dan mengkoordinasikan sumber-sumber produksi Survey lokasi Mengatur syuting film atau televisi Mengatur lokasi syuting film atau televisi Mengkoordinasikan pemeran dan crew Mengatur gladi resik Mengatur pengamanan produksi Mengkoordinasikan produksi setting Menentukan cakupan kamera Mengembangkan dan mengawasi jadwal program Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Mengembangkan dan menerapkan desain properti untuk layar Mengatur produksi properti (peralatan) Mengembangkan dan mengimplementasikan desain scenic art pada screen Mengkoordinasikan produksi scenic art Memproduksi scenic art untuk screen Mengembangkan dan mengimplementasikan desain setting pada layar Mengkoordinasikan produksi setting Mengkoordinasikan transportasi dan pemasangan setting Menyiapkan lokasi pengambilan gambar dan mempertahankan kelangsungan properti Mengembangkan dan mengimplementasikan desian scenic art pada screen Mengkoordinasikan produksi scenic art Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Membuat properti untuk layar kaca Memperbaiki, memelihara dan melakukan perubahan pada properti Menyiapkan scenic art untuk pakaian utama Memperbaiki, menanganani dan mengubah scenic art Membuat setting-setting untuk layar. Memperbaiki, merawat dan mengubah (alternatif) setting. Memasang dan merawat setting selama proses produksi Memproduksi scenic art untuk screen
Pelaksana utama tata cahaya
SMK
Pelaksana madya tata cahaya
SMK
Pengarah panggung madya
Diploma, S1
Set designer madya
Diploma, S1
Pelaksana utama panggung
SMK
56
Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Teknisi Diploma, S 1 madya Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah kamera Mengembangkan dan menerapkan kamera plan Melakukan syuting dan mengoperasikan kamera Mengoperasikan kamera pada suatu kondisi tertentu Syuting untuk televisi dengan menggunakan multi kamera Menyiapkan kamera Memasang kabel kamera Menentukan cakupan kamera Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Pelaksana SMK utama Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah kamera Menyiapkan dan mengoperasikan kamera Mengatur fokus Menjaga daya baterai dan persediaan video untuk sebuah syuting Mengatur persediaan dan memasang film Melakukan pemeriksaan kamera sebelum syuting Mengoperasikan clapperboard Menyiapkan kamera Memasang kabel kamera Menentukan cakupan kamera Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja Pelaksana SMK muda Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah dolyman Memasang crane dan dolly Memasang crane kamera Mengoperasikan crane kamera yang bergerak Menyiapkan dan mengoperasikan kamera Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja Teknisi Diploma, S1 madya Memperhitungkan kebutuhan syuting untuk suatu produksi video Melakukan vision mixing Mengoperasikan telecine Merekam materi penyiaran untuk siaran televisi Mengisi suara untuk siaran Mengoperasikan peralatan mesin editing video Melakukan vision mixing Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja Teknisi Diploma, S1 utama Memperhitungakn kebutuhan syuting untuk suatu produksi transmisi Merekam materi penyiaran untuk siaran televisi Mengisi suara untuk siaran Mengendalikan transmisi untuk matertelevisi Mengoperasikan pengendali transmisi Melakukan perencanaan fasilitas penyiaran Melakukan vison mixing Sumber: Profil SMKN 1Cimahi pada Program Keahlian Pertelevisian (Dikmenjur)
57
G. STRUKTUR KURIKULUM Struktur Kurikulum pada bidang keahlian Teknik Penyiaran dengan program keahlian Produksi Program Pertelevisian, seperti tampak pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Struktur Kurikulum program keahlian Produksi Program Pertelevisian NO
PROGRAM/MATA DIKLAT
I 1 2 3 4 II 1 2 3 4 5 6 III 1
PROGRAM NORMATIF : Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah Bahasa Indonesia Pendidikan Jasmani dan Olah Raga PROGRAM ADAPTIF : Matematika Bahasa Inggris Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Kewirausahaan Fisika Fotografi PROGRAM PRODUKTIF : Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja Melakukan komunikasi dengan menggunakan sistem dua arah Menyiapkan kamera Menyiapkan dan mengoperasikan kamera Menjaga daya baterai dan persediaan video untuk sebuah syuting Mengatur persediaan dan memasang film Memasang kabel kamera Memasang crane dan dolly Memasang crane kamera Memesan dan mengkoordinasikan sumber-sumber produksi Mengoperasikan clapperboard Mengoperasikan sistem penguat suara Memasang, mengoperasikan dan membongkar perangkat perekam suara Melakukan persiapan, instalasi dan monitoring peralatan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
DURASI/ WAKTU (jam) 192 288 192 192 516 550 200 188 70 80 38 38 30 144 20 30 20 90 90 54 54 90 90 90
58
NO
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
PROGRAM/MATA DIKLAT tata lampu Membuat properti untuk layar kaca Menyiapkan scenic art untuk pakaian utama Membuat setting-setting untuk layar. Survey lokasi Mengoperasikan crane kamera yang bergerak Mengatur dan mengkompilasi materi suara ulangan Memperbaiki dan memelihara peralatan audio Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi peralatan tata cahaya Memperbaiki, memelihara dan melakukan perubahan pada properti Memperbaiki, merawat dan mengubah (alternatif) setting. Memasang dan merawat setting selama proses produksi Mengatur fokus Merinci soundtracks Mengoperasikan lighting consoles Memperbaiki, menanganani dan mengubah scenic art Menentukan cakupan kamera Memproduksi scenic art untuk screen Melakukan pemeriksaan kamera sebelum syuting Mengoperasikan mesin editing dengan sistem non linear berbasis digital TOTAL
DURASI/ WAKTU (jam) 90 72 90 54 90 108 72 90 90 90 54 54 72 108 90 54 72 54 144 4894
Dengan Durasi pembelajaran per jam 45 menit, dan Praktek kerja di Industri dilaksanakan selama 4 sampai dengan 12 bulan, menggunakan alokasi waktu pemelajaran produktif.
