BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1
Kajian Teori
2.1.1 Hakekat Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Bimbingan dalam bahasa inggris, guidance dikaitkan dengan kata asal ‘ guide’ yang berarti menunjukkan jalan ( showing the way ); memimpin ( leading ); menuntun ( conducting ); memberikan petunjuk dan mengarahkan ( governing ). Dikemukakan pula bahwa istilah ‘ bimbingan’ dalam bahasa indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang di sebutkan di atas yaitu, suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan ( Winkel:2005:27 ). Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008:2) bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, mengandung makna bahwa guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan diharapkan memberikan bantuan kepada peserta didik dan pihak-pihak yang dekat dengan peserta didik, seperti orang tua/wali, agar dengan keinginan dan kemampuannya dapat mengenal kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didiknya, serta menerimanya secara positif sebagai modal pengenbangan diri lebih lanjut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah prosespemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Dari uraian di atas jelaslah bahwa prinsip dasar bimbingan dan konseling adalah pemberian bantuan kepada individu atau peserta didik melalui arahan-arahan sehingga peserta didik dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya, serta memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri. Adapun fungsi konseling dan asas-asas bimbingan yang di gunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan koseling pribadi di sekolah Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008:7-8) 1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi konseeling yang menghasilakan pemahaman tentang seseatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan individu dan/atau kelompok yang mendapat pelayanan,pemahaman itu meliputi tentang pemehaman diri sendiri,lingkungan dan berbagai informasi yang diperlukan. 2) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi bagi tercegahnya atau terhindarnya indiividu dan/atau kelompok yang mendapat
pelayanan dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,menghambat,atau menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam kehidupan tertentu dalam kehidupan dan roses perkembang. 3) Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi bagi terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan dalam kehidupan dan/atau perkembanagannya yang dialami oleh individu dan/atau kelompok yang mendapat pelayanan. 4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi
konseling ynag
menghasilkan kondisi terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif individu dan/atau kelompok yang
mendapat pelayanan dalam
rangka perkembangan diri/kelompok secara mantap dan berkelanjutan. 5) Fungsi Advokasi, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan b pendidikan/ perkembangan yang dialami klien atau pengguna jasa layanan konseling. a. Asas-asas Bimbingan Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan
bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali. Asas- asas bimbingan dan konseling yaitu menurut Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008:14-19)
a) Asas Kerahasiaan (confidential), Yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
b) Asas Kesukarelaan, Yaitu asas yang menghendaki adanya kesukarelaan dakerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
c)
Asas Keterbukaan , Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
d) Asas Kegiatan, Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan
bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
e) Asas Kemandirian, Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
f) Asas Kekinian, Yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
g) Asas Kedinamisan, Yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h) Asas Keterpaduan, Yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
i) Asas Kenormatifan, Yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
j) Asas Keahlian, Yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k) Asas Alih Tangan Kasus, Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
l) Asas Tut Wuri Handayani , Yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan
rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. 2.1.2 Bidang Layanan Konseling dan Jenis-Jenis Layanan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Serta Kegiataan
Menurut ( Yusuf, Husain Bahan Ajar 2005: 77-86 ) bidang layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung yaitu : a) Bidang Layanan Konseling Meliputi 1. Bidang pelayanan kehidupan pribadi, membantu individu menilai kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik. 2. Bidang pelayanan kehidupan sosial, membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya serta lingkungan sosial yang lebih luas. 3. Bidang pelayanan kegiatan belajar, membantu daam kegiatan belajarnya dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dalam rangka menguasai sesuatu kecakapan dan keterampilan tertentu. 4. Bidang pelayanan karier, membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan berkenaan dengan karier. 5. Bidang pelayanan kehidupan berkeluarga, membantu individu dalam mencari dan menetapkan serta mengambil keputusan berkenaan dengan rencana perkawinan dan kehidupan berkeluarga yang dijalaninya. 6. Bidang pelayanan
kehidupan
keberagamaan,
mebantu
individu
dalam
memantapkan diri berkenaan dengan perilaku keberagamaan menurut agama yang dianutnya. b) Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Meliputi 1. Layanan
Orientasi
adalah
layanan
konseling
yang
dilakukan
untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. 2. Layanan Informasi adalah layanan informasi bersama layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. 3. Layanan Penempatan dan Penyaluran adalah individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidk sedikit individu yang bakat, kemampuan, minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik maka itu mereka memerlukan bantuan bimbingan dari konselor dalam menyalurkan potensi dalam mengembangkan dirinya. 4. Layanan Penguasaan Konten adalah layanan bantuan kepada individu untuk mengusai kemampuan atau kompotensi tertentu melalui kegiatan belajar, serta membantu individu menguasai aspek-aspek konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. 5. Layanan Konseling Individu adalah layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. 6. Layanan Bimbingan Kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam situasi kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kelompok. 7. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu dalam situasi kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kelompok untuk membahas masalah-masalah pribadi setiap anggota kelompok. 8. Layanan Konsultasi adalah layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seseorang yang disebut konseli yang memungkinkan konseli memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi permasalahan pihak ketiga. 9. Layanan Mediasi
adalah layanan konseling yang dilaksanakan konselor
terhadap dua pihak atau lebih yang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan, kecocokan itu membuat mereka saling berhadapan, bertentangan, bermusuhan, maka dari itu konselor memediasi berusaha mengantarai atau memangun hubungan diantara mereka sehingga mereka terhindar dari pertentangan lebih lanjut.
c) Kegiatan Pendukung Layanan Konseling Meliputi
1. Aplikasi instrumentasi, hasil pengukuran lalu ditafsirkan untuk dapat diperolehnya makna tertentu dari apa yang telah berhasil disingkap dan menggunakan alat ukur instrumen tertentu tujuannya adalah diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi klien. 2. Himpunan data, adalah kumpulan data yang tersusun rapi menggambarkan keadaan individu atau sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan layanan konseling. 3. Konferensi kasus, merupakan forum terbatas yang diupayakan oleh konselor untuk membahas suatu kasus dan arah-arah penaggulangannya. 4. Kunjungan rumah, merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab knselor dalam pelayanan konseling. 5. Tampilan kepustakaan, memabatu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalan yang dialaminya. 2.1.3 Pengertian Bimbingan dan Konseling Pribadi Bimbingan pribadi lebih terfokus kepada upaya peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadiaan yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, dan identitas diri. Menurut ( Winkel dan Sri Hastuti 2006 :118-119 ) Layanan bimbingan pribadi amat erat kaitannya dengan membantu peserta didik menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya, tergolong dalam masalah-masalah pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan, pengaturan nafsu seksual. Bimbingan sosial-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu, maka dalam menangani masalah tersebut
terlebih dahulu kita harus mengetahui bimbingan dan konseling pribadi menurut ( Yusuf : 2009 : 53 ) Merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pemahaman tentang karakteristik dirinya, kemampuan mengembangkan potensi dirinya, dan memeahkan masalah-masalah yang dialaminya, Bimbingan dan konseling pribadi juga menyangkut pengembangan komitmen hidup beragama, pemahaman sifat dan kemampuan diri, bakat dan minat, konsep diri, dan kemampuan mengatasi masalahmasalah pribadi (stress, frustasi, dan konflik pribadi). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling pribadi adalah bimbingan yang dilakukan untuk membantu konseli atau siswa dalam memahami keadaan dirinya baik fisik maupun psikis, memahami akan makna diri sebagai makhluk Tuhan serta pemahaman akan segala kelebihan dan potensi diri yang dimiliki demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik. Sedangakan tujuan bimbingan dan
konseling pribadi menurut (
Syamsu yusuf dan Achmad Juntika Nurihsan 2010:11) (1) Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
(2) Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dengan positif. (3) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif (4) Memiliki sikap respek thd diri sendiri (5) Dapat mengelola stres (6) Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama (7) Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar Uraian tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya memfasilitasi pribadi peserta didik, secara individual, kelompok, dan klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi hambatan serta
masalah yang dihadapi peserta didik. Keseluruhan pelayanan diwujudkan dalam bentuk program dan impelmentasinya. Program layanan disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling pribadi yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, program lain harus meliputi keemapat bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran layanan, dan tugas guru BK atau konselor. Jenis program layanan bimbingan dan konseling yang diberikan pada peserta didik di sekolah dapat meliputi :
(a) Program tahunan, yaitu program pelayanankonseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun. (b) Program semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama smester (c) Program bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan (d) Program mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu (e) Program harian, yaitu program pelayan konseling yang dilaksanakan pada harihari tertentu dalam satu minggu.
Adapun mekanisme kerja guru mata pelajaran, wali kelas, guru pembimbing, dan kepala sekolah dalam pembinaan siswa di sekolah diperlukan adanya kerjasama semua personel sekolah. Guru mata pelajaran membantu memberikan informasi tentang data siswa dalam daftar nilai siswa serta observasi. Wali kelas disamping sebagai orang tua kedua disekolah, juga membantu mengkoordinasi informasi dan kelengkapan data ,daftar nilai, angket siswa, angket orang tua, laporan observasi siswa, catatan home visit,
dan catatan wawancara. Guru pembimbing disamping bertugas memberikan layanan informasi kepada siswa juga sebagai sumber data kartu akademis, catatan konseling, data psikotes, dan catatan konferensi kasus, maka guru pembimbing perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, wali kelas dan sumber-sumber lain yang terkait yang akan dimasukkan ke dalam buku pribadi. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah perlu mengetahui dan memeriksa semua kegiatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru pembimbing. Kegiatan yang perlu diketahui oleh kepala sekolah antara lain melaporkan kegiatan bimbingan dan konseling sebulan sekali dan laporan tentang kelengkapan data. Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Pola tindakan terhadap siswa bermasalah di sekolah adalah seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat di tindak oleh kepala sekolah. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan. Sementara itu, guru pembimbig berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal guru pembimbing bertugas membantu menangani masalah siswa terebut dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan informasi dari sejumlah sumber dat, setelah wali kelas merekomendasikannya.
2.1.4 Tujuan Bimbingan dan Konseling Pribadi Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada yang terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikandiri dengan lingkungannya secara baik. Berdasarkan makna itu dapat diketahui tujuan bimbingan dan konseling pribadi yaitu mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pribadi dan mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan meenyesuaikan diri denagn lingkungannya secara baik. Dapat disimpulkan maka tujuan bimbingan pribadi agar individu mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut keadaan batinnya sendiri.
2.1.5 Tindak Lanjut Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Dalam Layanan Bimbingan Pribadi Salah satu aspek dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah ialah pelayanan himpunan data, pelayanan himpunan data yang dimaksud di sini ialah suatu upaya untuk memperoleh data atau bahan keterangan sebanyak mungkin dan selengkap mungkin tentang individu siswa beserta lingkungannya. Pelayanan himpunan data dalam seluruh usaha pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah memegang peran yang tak kalah penting dibandingkan dengan pelayanan yang lain mengiat bahwa salah satu tujuan dari program bimbingan dan konseling di sekolah ialah membantu siswa agar dapat berkembang secara optimal. Untuk membantu para siswa agar dapat berkembang secara optimal maka guru pembimbing (konselor) memerlukan pengetahuan yang lengkap tentang keadaan siswa baik mengenai kemampuan-kemampuannya seperti intelegensi, bakat, prestasi, minat, sikap, dan kepribadiannya. Sedangkan untuk menindak lanjuti permasalahan itu maka yang perlu diperlukan adalah informasi tentang seberapa baik siswa menyadari masalah yang terjadi, usaha untuk menelah hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang pernah diberikan oleh sekolah kepada siswa, melakukan penelaahan terhadap siswa yang telah selesai mendapat layanan khusus, misalnya program pengayaan dan remedial.