BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan di sekolah yang walaupun keberadaannya masih kurang, telah banyak diusahakan peningkatan dan penggunaannya, pengembangan perpustakaan sekolah sangat penting untuk sarana pendidikan, dimana perpustakaan yang menyimpan buku-buku pelajaran yang menyangkut dengan kurikulum sekolah 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Adapun pengertian perpustakaan sekolah menurut buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:4) adalah ”Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Darmono (2007 :3) “Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran”. Reitz dalam Hasugian (2009:78) juga menjelaskan “(School library), A library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist”. Definisi diatas menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media. Berdasarkan pengertian diatas dijelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah bagian integral dari sekolah dan merupakan sumber belajar yang dikelola oleh pustakawan yang menyajikan berbagai jenis bahan pustaka serta melayani kebutuhan informasi siswa dan guru untuk menunjang proses pendidikan dan pengajaran serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah Tujuan utama dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu siswa, guru, dan pegawai sekolah. Bukan hanya mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Menurut Yusuf (2007 : 8), tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa. 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan. 3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanan kurikulum 5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa. 6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Menurut Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah “Sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Sutarno (2006:25) “ Tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi “. Dari beberapa pendapat diatas, dijelaskan bahwa tujuan didirikannya suatu perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar dengan menghimpun sumber ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah yang dapat menumbuhkan minat baca siswa, memperluas dan memperkaya pengalaman belajar siswa, sehingga dapat tercipta siswa yang terdidik, terpelajar dan berbudaya tinggi serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Selain memiliki tujuan, perpustakaan sekolah juga mempunyai fungsi yang secara garis besarnya adalah sebagai pusat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan,
Universitas Sumatera Utara
baik mengenai masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran (buku teks) maupun buku penunjang buku teks. Menurut Sutarno (2006 : 58) Fungsi perpustakaan adalah “ Suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan didalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”. Darmono (2001:3) menyatakan bahwa, “Secara umum perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum sebagai berikut: 1. Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar para pengguna perpustakaan dapat: a. Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya, c. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasiyang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, 2. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat yang diperoleh adalah: a. Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan, b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual c. Mempertinggi sikap sosial dan menciptakan masyarakat yang demokratis d. Mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru 3. Fungsi kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk: a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan barbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok, b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni, c. Mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam berkesenian, d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis, e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasan ahli teknologi. 4. Fungsi rekreasi
Universitas Sumatera Utara
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk: a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang, c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 5. Fungsi penelitian Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi. 6. Fungsi deposit Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara nasional adalah Perpustakaan Nasional. Sebagai fungsi deposit Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan yang ditunjuk oleh UU No 4 Tahun 1990 yaitu Undang-Undang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Republik Indonesia, atau karya cetak dan karya rekam tentang Indonesia yang diterbitkan di luar negeri, dan oleh lembaga atau importer diedarkan di wilayah Republik Indonesia. Sedangkan menurut Siregar (2002 : 1) Secara umum perpustakaan berfungsi sebagai : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pusat pengumpulan bahan informasi / bahan pustaka. Pusat pelestarian bahan informasi / bahan pustaka Pusat pengelolaan bahan informasi / bahan pustaka. Pusat pemanfaatan bahan informasi / bahan pustaka. Pusat penyebarluasan bahan informasi / bahan pustaka. Pusat rekreasi.
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa perpustakaan sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai pusat informasi, edukatif, rekreasi, penelitian, yang bertujuan membantu siswa dan guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar. 2.2 Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama pada suatu perpustakaan. Koleksi yang lengkap dan terbitan yang jenisnya beragam, akan dapat memberikan kesempatan yang semakin besar kepada pengunjung untuk memilih dan memperoleh informasi yang diinginkanya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Pengertian dan Fungsi Koleksi Perpustakaan Koleksi yang disediakan di perpustakaan sekolah ditentukan oleh banyaknya jumlah mata pelajaran, banyaknya jumlah siswa dan guru, dan harus sesuai dengan kurikulum sekolah. Menurut Hasugian (2009:79) “Koleksi suatu perpustakaan sekolah biasanya berupa buku, terbitan berkala, dan media pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilayaninya”. Sedangkan yusuf (2007:9) menjelaskan bahwa “Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan adalah sumber informasi berupa buku, terbitan berkala, dan media pendidikan, serta bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan belajar mengajar yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Setelah mengetahui pengertian dari koleksi perpustakaan, dapat dilihat juga apa fungsi koleksi perpustakaan yang sebenarnya. Menurut Siregar (2002:3) Adapun fungsi koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan. 2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat pengguna perpustakaan. 3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat pengguna perpustakaan. 4. Fungsi umum, dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini erat hubunganya dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil karya dan budaya manusia lainya. 2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Salah satu unsur utama dalam mendirikan suatu perpustakaan adalah tersedianya koleksi perpustakaan. Koleksi perpustakan terdiri dari bahan tercetak dan terekam. Menurut Sutarno (2006 :54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu: 1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, buletin, pamphlet, kamus, ensiklopedia, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan,buku pedoman, dll.
Universitas Sumatera Utara
2. Bahan pustaka yang terekam yang dalam kelompok ini adalah slide, kaset audio, kaset video, film, strip, CD, VCD, dll. Sedangkan menurut buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:14) Jenis koleksi perpustakaan meliputi segala jenis buku dan yang tidak termasuk kategori buku. Rincian uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Buku pelajaran pokok Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun secara teratur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan/diadakan oleh pemerintah, dan isinya sesuai kurikulum yang berlaku. 2. Buku pelajaran pelengkap Buku pelajaran pelengkap adalah buku sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 3. Buku bacaan Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi bacaan nonfiksi, fiksi ilmiah, dan fiksi. a. Buku bacaan nonfiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum. b. Buku bacaan fiksi ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk cerita yang dapat mempengaruhi pengembangan daya pikir ilmiah. c. Buku bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat. 4. Buku sumber/referensi/rujukan Buku sumber/referensi/rujukan adalah buku yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa dan atau guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampilan. Buku referensi terdiri atas: kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, atlas, buku indeks, dan abstrak. Buku sumber lain yang sangat penting sebagai acuan guru mengajar adalah buku kurikulum, buku ilmu pendidikan, dan lail-lain. 5. Terbitan berkala adalah jenis terbitan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Jenis terbitan berkala ini antara lain adalah surat kabar, majalah dan buletin. 6. Pamflet atau brosur membuat keterangan tentang keadaan atau kegiatan lembaga/orang yang menerbitkannya. Terbitan itu biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik. 7. Media pendidikan, antara lain slide, film, kaset, dan piringan hitam. 8. Alat peraga, antara lain slide, film, kaset, piringan hitam. 9. Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah, dan lainlain yang dianggap penting untuk disimpan atau dinokumentasiakan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah semua bahan pustaka baik tercetak maupun yang terekam yang dimiliki perpustakaan yang diolah secara sistematis agar dapat dicari dan ditemukan setiap saat. 2.3 Ketersediaan koleksi Ketersediaan koleksi berasal dari kata sedia yang artinya siap atau kesiapan. Jadi ketersediaan mengandung arti “Kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan diwaktu yang telah ditentukan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:230). Menurut Sutarno (2006:104), Ketersediaan koleksi mencakup: 1. Ketersediaan koleksi koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information) 2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna 3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidakefisienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan. Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan adalah kesiapan bahan pustaka pada suatu perpustakaan untuk digunakan, dimanfaatkan, dan didayagunakan pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi perpustakaan sangat menunjang fungsi dan tujuan perpustakaan. Dengan koleksi yang memadai perpustakaan dapat melakukan tugasnya dengan baik. 2.4 Relevansi Perpustakaan sekolah dapat dikatakan berhasil apabila dimanfaatkan oleh pengguna serta tersedianya koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna. Semakin banyak koleksi yang dimiliki perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan. Koleksi yang relevan dengan kurikulum sekolah dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kurikulum yang berlaku di sekolah mengharuskan siswa dan guru memakai beberapa buku pelajaran sebagai panduan tidak hanya buku teks pelajaran tapi juga buku penunjang buku teks. Berarti siswa dan guru memerlukan banyak koleksi buku yang menunjang proses belajar mengajar. Maka perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan siswa dan guru tersebut dengan menyediakan koleksi yang beragam dan
Universitas Sumatera Utara
bervariasi. Koleksi-koleksi tersebut harus sesuai atau relevan dengan kebutuhan penggunanya yakni siswa dan para guru. Sehingga proses belajar mengajar berjalan baik dan pembelajaran dapat dituntaskan dengan hasil yang maksimal. Adanya kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan informasi apa yang dibutuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah relevansi. Hal ini berarti koleksi yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Menurut Siregar (2002:8) “Salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi atau kesesuaian. Yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tejuan lembaga induknya”. Relevansi juga dapat diartikan bahwa suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya. Karena relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada perpustakaan. Relevansi adalah suatu ukuran keefektivitasan antara sumber informasi dengan penerima informasi. Menurut Andriani (2003:11) menyatakan bahwa ”Relevansi merupakan suatu yang difahami oleh pengguna pada saat memilih dokumen”. Sedangkan menurut Purnomo (2006:9) “Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”. Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa relevansi merupakan kesesuaian dokumen yang diperoleh dari sumber informasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna. 2.4.1 Ukuran Relevansi Keinginan dari pencari informasi adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhannya. Pencari informasi akan sering berkunjung dan datang kembali ke perpustakaan apabila informasi yang relevan dengan kebutuhan tersedia di perpustakaan. Menurut Putubuku (2008: 2) ukuran relevansi dengan kebutuhan informasi adalah sebagai berikut: •
Secara fitrahnya, perpustakaan dan system informasi berkutat dengan persoalan relevansi. Memang, kata”relevansi” itu sendiri datang dari “orangorang sistem”, terutama orang-orang yang mendalami information retrieval, tapi para pustakawan sejak lama juga sudah mengantisipasi isu ini. Ingat saja salah satu wejengan ’suhu’ Ranganathan tentang “every book is reader”. Di frasa ini ada keyakinan bahwa setiap orang punya buku yang cocok
Universitas Sumatera Utara
•
•
untuknya. Bahkan kita dapat secara dramatis mengatakan, untuk setiap bayi yang lahir di dunia ini ada sebuah buku terbit. Kelak di suatu masa, bayi itu akan membaca buku yang cocok untuknya. Secara konseptual, maka ukuran relevansi yang eksternal ini punya satu kelemahan penting. Dalam konsep relevansi, sebuah dokumen atas buku dianggap relevan jika sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian ini kemudian ditetapkan sebagai sebuah ukuran kuantitatif yang tetap. Dalam teknik information retrieval cara penetapan ukuran kesesuaian ini seringkali linier (satu arah). Seseorang memasukkan pertanyaan (query) kesebuah sistem, lalu sistem memberikan jawaban. Berdasarkan jawaban ini dilakukan penghitungan seberapa relevan dokumen yang telah di temui oleh sistem. Konsep linear diatas mengandaikan bahwa sebuah query sudah pasti mencerminkan kebutuhan pengguna. Di sinilah salah satu titik terlemah dari ukuran relevansi eksternal. Mesin dan sistem komputer terpaksa menerima query apa adanya dan tak punya pilihan selain mendaulat si pengguna sebagai pihak yang paling tahu apa yang dibutuhkannya, dan tahu pula bagaimana menyampaikan permintaan yang akurat sekaligus jelas.
2.4.2 Kurikulum Sekolah Kurikulum sangat diperlukan didalam proses belajar mengajar karena merupakan pedoman dalam mengembangkan kemampuan siswa. Notoatmodjo
(1991:46)
menjelaskan bahwa, “Kurikulum berasal dari bahasa romawi, kurikulum yang berarti lapangan atau perlombaan”. Selanjutnya dalam arti luas dijelaskan bahwa, “Kurikulum adalah segala usaha dan kegiatan yang mempengaruhi proses belajar mengajar, jadi setiap kegiatan yang mempengaruhi proses pendidikan baik langsung maupun tidak langsung merupakan bagian dari kurikulum”. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:24) “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum sekolah merupakan pedoman yang dipergunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, yang pengembangannya mengacu pada standar nasional pendidikan dan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Model kurikulum yang saat ini diterapkan di semua sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:24), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan karakteristik masingmasing mata pelajaran. Karena setiap mata pelajaran memiliki aspek yang berbeda satu
Universitas Sumatera Utara
dengan lainnya. Setiap mata pelajaran memberikan informasi secara kuantitatif maupun deskriftif. Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Isi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mencakup; struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Uraian tentang isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: A. Struktur kurikulum Struktur kurikulum memuat kelompok mata pelajaran yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Struktur kurikulum kelas X terdiri atas: - 16 mata pelajaran - Muatan lokal (konservasi dan pemberdayaan potensi bahari) - Program pengembangan diri Struktur kurikulum kelas XI dan XII terdiri atas: - 13 mata pelajaran - Muatan lokal (konservasi dan pemberdayaan potensi bahari) - Program pengembangan diri B. Muatan kurikulum Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasandan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP. C. Kalender pendidikan Kalender pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. D. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. E. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Merupakan bagian dari perencanan proses pembelajaran yang memuat sekurangkurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:12). 2.5 Kebutuhan Pengguna Tujuan dari penyediaan koleksi perpustakaan adalah memenuhi dan bermanfaat bagi kebutuhan pengguna perpustakaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah kebutuhan informasi masyarakat pengguna perpustakaan. Untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
mengetahui kebutuhan masyarakat pengguna, pihak perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan tersebut, bagaimana yang diinginkan oleh masyarakat penggunanya. Setelah dapat memahami kebutuhan perpustakaan dapat menyediakan koleksi yang relevan atau sesuai dengan kebutuhan pengguna. Banyak teori yang membahas tentang kebutuhan manusia. Teori-teori kebutuhan tersebut lahir dari ilmu kejiwaan atau lebih dikenal dengan istilah Psikologi. Salah satu teori kebutuhan dikeluarkan oleh Abraham Maslow. Teori kebutuhan berangkai dari Maslow (Krech, Crutchfield, dan Ballachey dalam Yusup, 1995 : 2): 1. 2. 3. 4.
Kebutuhan fisiologis, misalnya haus dan lapar; Kebutuhan rasa aman, misalnya rasa aman dari gangguan dan ancaman; Kebutuhan rasa cinta dan memiliki; Kebutuhan rasa harga diri, seperti rasa prestise, keberhasilan, serta respek pribadi; 5. Kebutuhan rasa aktualisasi diri, misalnya hasrat untuk berdiri sendiri.
Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Mulai dari kebutuhan ragawi sampai kebutuhan yang bersifat rohani. Salah satunya adalah kebutuhan akan informasi. 2.5.1 Pengertian kebutuhan informasi. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya. Kebutuhan informasi seseorang
selalu
berubah dan
berkembang,
sehingga sulit
untuk
menentukannya secara tepat. Salah satu tempat yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh seseorang adalah perpustakaan. Perpustakaan memiliki masyarakat pengguna yang kebutuhannya terus menerus berubah. Memahami kebutuhan informasi pengguna memerlukan kerjasama antara pengolah informasi dan pengguna informasi. Krech, Crutchfield, dan Ballachey dalam Yusup (1995:8) lebih jauh menjelaskan: ”Karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaanperpustakaan”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Guha dalam Syaffril (2004: 18-19) Ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi: 1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi. 2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna. 3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap. 4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan. Kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut dengan cara mencari dan mengumpulkan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan. 2.5.2 Pengguna perpustakaan Pada perpustakaan, pengguna merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu perpustakaan. Karena perpustakaan yang banyak dikunjungi dan dimanfaatkan seluruh fasilitas dan layanannya oleh pengguna dapat dikatakan perpustakaan yang berhasil. Reitz (2004:527) menjelaskan bahwa “User is only who the resource and services of library”, yang artinya pengguna perpustakaan adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Sedangkan Menurut Proboyekti (2008:3) ”Pengguna perpustakaan terdiri dari 2 jenis yaitu pengguna yang sudah menggunakan
perpustakaan
dan
pengguna
yang
berpotensial
menggunakan
perpustakaan”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pengguna perpustakaan sekolah adalah setiap orang yang menggunakan fasilitas dan layanan diperpustakaan yakni para siswa, guru, dan pegawai.
Universitas Sumatera Utara