BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan
umum
adalah
pusat
informasi
yang
menyediakan
pengetahuan dan informasi yang siap-akses bagi para pemakainya. Perpustakaan umum merupakan tempat memperoleh informasi mengenai berbagai masalah, tempat strategis untuk mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan produktivitas masyarakat. Menurut Soeatminah dalam Supriyanto (2006: 145), “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang mempunyai fungsi melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain-lain”. Selain pandapat di atas Sutarno (2006: 37) menyatakan bahwa “Perpustakaan umum merupakan milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Sumber dana pembiayaan dari dana umum yang berasal dari masyarakat”. Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 4) dinyatakan bahwa: Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa membedakan penggunanya. Dan perpustakaan milik pemerintah daerah yang berasal dari dana masyarakat dan diperuntukkan untuk melayani masyarakat sehingga memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan. 2.1.1 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum Perpustakaan umum didirikan dengan tujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi. Menurut Hermawan (2006: 31) tujuan perpustakaan umum antara lain adalah:
Universitas Sumatera Utara
a) Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan. b) Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. c) Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi. d) Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. e) Memfasilitas masyarakat untuk belajar sepanjang hayat. Pendapat di atas hampir sama dengan Manifesto Perpustakaan Umum yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 1972 dalam Sulistyo-Basuki (1993: 46), tentang tujuan perpustakaan umum sebagai berikut: 1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah untuk masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat di kalangan masyarakat. 3. Membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. 4. Bertindak sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dengan tugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat dengan cara : menyelenggarakan pameran budaya, menyelenggarakan pemutaran film, seminar yang dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Sedangkan Depdikbud dalam Supriyanto (2006: 314) menyatakan tujuan perpustakaan umum adalah: 1. 2. 3. 4.
Membina minat baca masyarakat. Mendorong semangat belajar masyarakat. Dapat menaikkan tingkat pendidikan masyarakat. Membina daya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan.
Dari ketiga pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan adalah memberikan informasi yang cepat tepat dan murah. Mendorong minat baca masyarakat dan Membina swadaya untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum Pada prinsipnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa fungsi yang harus dilaksanakan agar dapat sebagai sumber informasi kepada masyarakat agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 6-7) fungsi perpustakaan umum ialah: a) Pengkajian kebutuhan pemakai dalm hal informasi dan bahan bacaan. b) Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian langganan tukar-menukar dan lain-lain. c) Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. d) Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi. e) Pendayagunaan koleksi. f) Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung diperpustakaan maupun yang menggunakan telpon faximil dan lain-lain. g) Pemasyarakatan perpustakaan. h) Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan. i) Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya. j) Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana. k) Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan. Dari fungsi perpustakaan umum di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan berfungsi menyimpan dan mengelola koleksi bahan bacaan dan ketata-usahaan perpustakaan. Selain itu menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat melakukan tugasnya dengan baik. Sutarno (2006: 37) menyatakan bahwa: “Tugas perpustakaan umum memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi pusat sumber belajar tempat rekreasi penelitian dan sebagai pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah: a) Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat. b) Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin. c) Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal nonformal dan informal. d) Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan, dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 47-48) dikemukakan bahwa tugas utama perpustakaan umum adalah berperan aktif melaksanakan tugas dan fungsi pemerintah daerah dan masyarakat dengan cara: 1. Menyediakan, menyiapkan, mengolah, dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai, serta sarana informasi lainnya yang sesuai keperluan pemerintah daerah dan warga masyarakatnya. 2. Mendayagunakan koleksi, berupa penyediaan sistem layanan penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana serta menginformasikan/ mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat. 3. Melakasanakan layanan kepada masyarakat pemakainya. 4. Bekerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan secara bersama-sama untuk kepentingan masing-masing. 5. Menjalin hubungan baik dengan pihak pimpinan Pembina, mitra kerja dan unit-unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan. 6. Memasyarakatkan perpustakaan. 7. Melakukan pengkajian pengembangan. 8. Melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan profesi. 9. Melaksanakan pendidikan masyarakat pemakainya. 10. Melaksanakan pengelolaan/ manajemen dan tata usaha, termasuk pengembangan staf dan pegawai serta peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan. Kedua pendapat mengemukakan bahwa tugas perpustakaan umum yaitu menyediakan, menyiapkan, mengolah, dan memelihara koleksi bahan pustaka untuk masyarakat umum yamg disediakan oleh pemerintah.
2.2 Pelayanan Perpustakaan Layanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan menyampaikan bantuan kepada pengguna jasa perpustakaan melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara pada sebuah perpustakaan, agar semua aktivitas layanan dan seluruh koleksi dimanfaatkaan semaksimal mungkin. Layanan perpustakaan umum disediakan dengan dasar kesamaan akses untuk semua orang tanpa memandang perbedaan. Menurut
Darmono
(2001:
134)
“Layanan
perpustakaan
adalah
menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”. Sedangkan menurut Stoakley dalam Saepudin (2008: 1) bahwa “layanan
Universitas Sumatera Utara
perpustakaan yaitu penyediaan koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, penyediaan fasilitas akses, gedung dan ruang baca, serta tersedianya staf profesional dalam memberi bimbingan dan pengarahan kepada mereka”. Kedua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa layanan perpustakaan adalah menyediakan koleksi bahan pustaka kepada pemakai dengan menyediakan fasilitas gedung dan ruang baca.
2.2.1 Sistem Layanan Perpustakaan Pada umumnya perpustakaan mengenal 2 sistem layanan perpustakaan yaitu : sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Berikut ini akan dibahas kedua sistem layanan perpustakaan yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai berikut:
2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka Sistem terbuka yaitu memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkan. Menurut Astono (2009: 3) bahwa “Sistem pelayanan terbuka adalah sistem dimana para pemakai diberi keleluasaan untuk dapat memilih sendiri koleksi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya”. Sedangkan Rahayuningsih (2007: 93) mendefenisikan bahwa “Sistem terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka membebaskan pengguna masuk ke ruang koleksi perpustakaan. Upaya untuk meningkatkan pengelolaan perpustakaan tentunya akan menghadapi keuntungan dan kerugian. Menurut Rahayuningsih (2007: 93-94) terdapat keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka yaitu: 1) Keuntungan: a. Menghemat tenaga karena petugas tidak perlu mengambil koleksi yang akan dipinjam karena pengguna bisa langsung mengambil sendiri di rak.
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan kepuasan kepada pengguna karena bisa memilih koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya secara langsung ke jajaran koleksi. c. Memungkinkan memilih judul lain yang sesuai apabila tidak menemukan koleksi yang dicari. d. Mengurangi kemungkinan terjadinya salah paham antara pengguna dan petugas. 2) Kerugian: a. Memerlukan tenaga ekstra untuk mengembalikan dan membetulkan koleksi yang salah letak. b. Koleksi akan lebih cepat rusak karena sering dipegang. c. Memerlukan ruangan yang relatif lebih luas untuk pengaturan rak agar pengguna leluasa memilih koleksi. d. Susunan koleksi di rak menjadi mudah rusak. Sistem layanan terbuka mempunyai keuntungan yaitu bagi petugas karena dapat mengurangi terjadinya kesalah pahaman antara petugas dan pengguna dan bagi pengguna karena dapat langsung memilih koleksi yang ada di rak. Selain keuntungan ada juga kerugian yang didapat pada sistem layanan terbuka yaitu pemakai banyak yang salah meletakkan buku ke dalam rak sehingga petugas harus mengontrol rak-rak untuk mengetahui buku yang salah letak, dan buku cepat rusak.
2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup Selain sistem layanan terbuka terdapat juga sistem layanan tertutup di perpustakaan. Menurut Rahayuningsih (2007: 94) menyatakan “Sistem tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan”. Sedangkan Astono (2009: 4) mengemukakan bahwa: Pelayanan tertutup adalah sistem dimana pengguna tidak diijinkan memasuki ruang koleksi, sehingga apabila pengguna membutuhkan beberapa judul buku yang dikendaki hanya dapat memilih melalui kartu buku dengan cara mencatat identitas buku yang dikehendaki tersebut untuk diberikan kepada petugas. Kedua pendapat di atas mengemukakan bahwa sistem layanan tertutup adalah layanan yang tidak mengijinkan pengguna mencari dan mengambil sendiri koleksi, pengguna hanya memilih melalui kartu buku dengan mencatat identitas buku untuk diberikan kepada petugas.
Universitas Sumatera Utara
Dalam usaha untuk melayani pengguna pada sistem layanan tertutup tentunya perpustakaan akan mengalami keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya. Menurut Rahayuningsih (2007: 94) keuntungan dan kerugian sistem layanan tertutup adalah: 1) Keuntungan: a. Memungkinkan susunan rak dipersempit antara satu dengan lainnya sehingga menghemat ruang untuk menyimpan koleksi. b. Susunan koleksi di rak lebih teratur dan tidak mudah rusak karena yang mengambil dan mengembalikan adalah petugas. c. Faktor kehilangan dan kerusakan koleksi bisa diperkecil. 2) Kerugian: a. Petugas banyak mengeluarkan energi untuk melayani peminjaman. b. Prosedur peminjaman tidak bisa cepat (harus menunggu giliran dilayani bila antrian panjang). c. Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam. d. Peminjaman sering tidak puas apabila koleksi yang dipinjam tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan dari sistem layanan tertutup adalah koleksi akan tetap terjaga kerapiannya dan koleksi yang hilang dapat diminimalkan. Selain keuntungan tersebut sistem tertutup juga memiliki kerugian yaitu petugas banyak mengeluarkan energi untuk memberikan pelayanan peminjaman kepada pengguna.
2.2.2 Jenis-Jenis Layanan Jenis layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan bergantung kepada pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan tersebut oleh karena itu kegiatan pelayanan merupakan cara mempertemukan pemakai (pembaca) dan informasi (koleksi) yang dicari. Terdapat empat jenis layanan yang dapat diberikan oleh perpustakaan kepada pemakai antara lain: pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi/ rujukan, pelayanan audiovisual, dan pelayanan terbitan berseri. Rahayuningsih (2007: 87-93) menyatakan bahwa jenis layanan pengguna dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Layanan locker. 2. Layanan sirkulasi. 3. Layanan referensi. 4. Layanan penelusuran informasi
Universitas Sumatera Utara
5. Layanan informasi koleksi terbaru. 6. Layanan koleksi. a. Layanan koleksi umum/ sirkulasi. b. Layanan koleksi cadangan. c. Layanan koleksi terbitan berkala. d. Layanan koleksi digital. e. Layanan koleksi referensi. f. Layanan koleksi khusus. g. Layanan koleksi tugas akhir. 7. Layanan ruang baca. 8. Layanan fotokopi. 9. Layanan workstation dan multimedia. 10. Layanan lain-lain a. Pengawasan keluar masuknya koleksi. b. Penataan koleksi c. Layanan informasi perpustakaan d. Pendidikan pengguna e. Sosialisasi peraturan
2.2.2.1 Pelayanan Sirkulasi Layanan sirkulasi diperpustakaan mengatur peminjaman, pengembalian, perpanjangan peminjaman, dan pemesanan bahan perpustakaan. Selain itu juga, memberikan sanksi jika pengguna menyalahi peraturan perpustakaan dan melakukan kegiatan lain yang terkait. Semua kegiatan itu dapat dilakukan secara manual atau dibantu dengan komputer. Menurut Rahayuningsih (2007: 95) bahwa “Layanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan
koleksi”.
Sedangkan
didalam
buku
Pedoman
Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 38) dinyatakan bahwa “Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman,
dan
pengembalian
bahan
pustaka
beserta
penyelesaian
administrasinya”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi adalah salah satu kegiatan pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada pemakai yang didalamnya terkait dengan pemesanan, peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi beserta penyelesaian administrasinya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaan pelayanan sirkulasi ada lima tujuan yang ingin dicapai antara lain: 1) Agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal. 2) Agar mudah diketahui identitas peminjaman, buku yang dipinjam dan waktu pengembalian. 3) Untuk menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang ditentukan. 4) Untuk memperoleh data kegitan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan 5) Untuk mengontrol jika terdapat pelanggaran. (Lasa, 2005: 213) Semua kegiatan harus tercakup dalam peraturan perpustakaan untuk diketahui dan dipatuhi oleh pengguna dan staf perpustakaan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 73-74) proses layanan sirkulasi meliputi tujuh kegiatan yaitu: 1. Meminjamkan. 2. Mengembalikan. 3. Mencatat pesanan. 4. Memperpanjang masa pinjam. 5. Menagih. 6. Memberikan sanksi. 7. Memberikan keterangan bebas/ bersih pinjaman. Kedua pendapat di atas memiliki persamaan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tujuan dan kegiatan seperti meminjamkan, mengembalikan, mencatat pemesanan, memberikan sanksi, dan memberikan keterangan bebas pinjaman. Selain kegiatan tersebut tujuan dari layanan sirkulasi harus mampu untuk menarik minat para pemakai agar mau memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.
2.2.2.2 Pelayanan Referensi Layanan referensi adalah layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di perpustakaan. Layanan referensi atau layanan rujukan merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan memberikan sumber, acuan, rujukan atau petunjuk kepada pengguna perpustakaan. Bahan pustaka yang menjadi sumber rujukan diperpustakaan terutama adalah : kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku pedoman dan petunjuk, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Sutarno (2006: 94) menyatakan bahwa “Layanan rujukan merupakan kegiatan memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan dalam bentuk cepat atau pemberian bimbingan pemakaian sumber rujukan”. Sedangkan (Rahayuningsih, 2007: 103-104) mengemukakan bahwa: Layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menentukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menentukan dan memakai koleksi referensi. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan untuk menemukan informasi dengan cepat. Agar pelayanan referensi dapat berjalan dengan baik, petugas referensi perlu memahami terlebih dahulu fungsi-fungsi referensi, antara lain: 1. Fungsi pengawasan Petugas referensi dapat mengawasi pengunjung, baik dalam hal kebutuhan informasi yang diperlukan maupun latar belakang sosial dan tingkat pendidikannya agar dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. 2. Fungsi informasi Petugas referensi dapat memberikan informasi kepada pengunjung, yaitu memberikan jawaban terhadap pertanyaan singkat maupun penelusuran informasi yang luas dan mendetail sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi ini yang terpenting dari pelayanan referensi. 3. Fungsi bimbingan Petugas referensi harus menyediakan waktu guna memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. (Edo, 2008: 3-4). Layanan rujukan yang harus diberikan oleh setiap perpustakaan meliputi enam kegiatan antara lain: 1) Memberikan informasi yang bersifat umum. 2) Membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya. 3) Membimbing pengguna dalam penelusuran informasi. 4) Menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan. 5) Membantu pengguna untuk menemukan informasi/ bahan perpustakaan yang dicarinya.
Universitas Sumatera Utara
6) Membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur, dsb. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004: 86). Petugas referensi sebaiknya memahami terlebih dahulu fungsi-fungsi referensi sebelum melakukan kegiatannya yaitu dapat mengawasi pengunjung, dapat memberikan informasi kepada pengunjung, harus menyediakan waktu guna memberikan bimbingan. Oleh karena itu, petugas referensi memiliki kemampuan berkomunikasi dengan pemakai dalam memberikan informasi karena terkadang penyampaian pertanyaan tidak jelas.
2.2.2.3 Pelayanan Audiovisual Perpustakaan menyediakan koleksi audiovisual sebagai informasi yang dapat dikemas dalam bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk disket, transparansi, audio-video cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Koleksi audiovisual hanya bisa digunakan di area multimedia dan bersifat tertutup (pengguna harus menghubungi petugas untuk mendapatkan pelayanan), dan juga kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar dan suara. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 90) mengemukakan bahwa “Pelayanan audiovisual adalah kegiatan melayankan bahan multimedia kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya”. Menurut pendapat di atas bahwa pelayanan audiovisual adalah layanan bahan multimedia kepada pengguna dengan bantuan pelengkapannya di dalam perpustakaan. Untuk keperluan kelompok, misalnya untuk mengajar atau seminar, bahan perpustakaan dan perlengkapannya dapat dipinjamkan ke luar gedung perpustakaan. Dalam pelayanan audiovisual bertujuan untuk: 1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi. 2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. 4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual disamping bahan bacaan. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004: 90).
Universitas Sumatera Utara
Pendapat di atas mengemukakan bahwa layanan audiovisual bertujuan melayani pengguna dengan menyediakan media khusus melalui bahan pustaka audiovisual.
2.2.2.4 Pelayanan Terbitan Berseri Layanan terbitan berseri dimaksudkan untuk memberikan informasi yang terdapat dalam terbitan berseri kepada pengguna dengan mudah, cepat, dan aktual. Untuk mencapai layanan tersebut, perpustakaan hendaknya menggunakan sistem layanan terbuka, yaitu memberikan kesempatan pada pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri, misalnya majalah, jurnal, indek serta surat kabar. Layanan terbitan berseri ada dua jenis, antara lain: 1. Layanan surat kabar dan tabloid a. Baca ditempat Surat kabar dan tabloid setelah selesai diolah dilayankan kepada pengguna agar segera dapat dibaca. b. Fotokopi Informasi dalam surat kabar dan tabloid dapat difotokopi sesuai dengan keperluan pengguna. c. Pemajangan Pemajangan surat kabar dapat dilakukan dengan berbagai media yaitu: 1) Kotak baca Tujuannya agar suarat kabar terjaga kebersihan dan kerapiannya serta dapat dibaca oleh banyak pengguna dalam satu waktu. 2) Rak pajang Tujuannya agar surat kabar yang disediakan untuk dibaca oleh pengguna tersedia dengan jumlah dan judul yang lebih banyak/ bervariasi. 3) Tongkat penjepit surat kabar Alat ini digunakan untuk menjepit surat kabar, sehingga surat kabar dalam satu terbitan dapat tetap terkumpul menjadi satu dan dapat langsung digunakan oleh pengguna. d. Penarikan Penarikan adalah aktivitas mengganti surat kabar atau tabloid yang dipajang dengan surat kabar yang baru. 2. Layanan jurnal atau majalah a. Baca ditempat Jurnal atau majalah setelah selesai diolah dilayankan kepada pengguna agar segera dapat dibaca. b. Fotokopi Perpustakaan menyediakan layanan fotokopi untuk jurnal dan majalah yang diperlukan oleh pengguna.
Universitas Sumatera Utara
c. Pemajangan Untuk memudahkan pengguna menemukan jurnal atau majalah yang dibutuhkan koleksi jurnal dan majalah hendaknya disusun dengan system tertentu. Misalnya jurnal dan majalah disusun secara alfabetis menurut judul. d. Layanan penelusuran indeks artikel jurnal atau majalah Jurnal atau majalah hendaknya diusahakan agar sesegera mungkin dapat dimanfaatkan pengguna karena jurnal atau majalah memuat informasi terkini. e. Penarikan jurnal atau majalah Dilakukan bila sudah ada jurnal atau majalah terbaru yang diterima perpustakaan. (Rahayuningsih, 2007: 115-122). Sedangkan menurut Wahyudiati (2008: 2) terdapat berbagai jenis terbitan berseri, antara lain: 1. Surat Kabar, Harian, Koran. 2. Majalah. 3. Jurnal. 4. Terbitan Berseri. 5. Buletin. 6. Pamflet. 7. Ringkasan, Sari Karangan, Abstrak. 8. Laporan Tahunan dan Laporan Bersejarah. 9. Leaflet. 10. Brosur. 11. Warta Singkat. Menurut kedua pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa jenis layanan terbitan berseri adalah layanan surat kabar, tabloid, jurnal, majalah, terbitan berseri, buletin, pamflet, ringkasan, laporan tahunan, leaflet, brosur, dan warta singkat.
2.3 Pemasaran 2.3.1 Pengertian pemasaran Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Pemasaran adalah suatu fungsi perusahaan yang selalu berusaha menjawab tantangan perubahan lingkungan. Menurut Sigit dalam Saleh (2003: 1) bahwa “Pemasaran adalah semua kegiatan-kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya
Universitas Sumatera Utara
pemindahan milik dari barang dan jasa serta untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya”. Sedangkan menurut Sunarto (2006: 4) bahwa “Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan
dan
diinginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan,
dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Selain pendapat di atas menurut Radiosunu (2001: 2) menyatakan bahwa “Marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran” Ketiga pendapat di atas tentang pemasaran menyatakan bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui pertukaran produk milik barang dan jasa untuk penyelenggaraan distribusi fisiknya.
2.3.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Pemasaran Tujuan pemasaran adalah untuk menarik minat pelanggan produk, jasa yang ditawarkan, merubah pandangan organisasi dan produk/ jasa yang tersedia di dalamnya, dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Menurut Sunarto (2006: 4) bahwa: Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu. Sedangkan menurut Sastradipoera (2003: 10-11) terdapat delapan tujuan pemasaran antara lain: 1) Untuk mencapai jumlah penjualan (sales volume) yang paling tepat sehingga terjadi hubungan arus barang atau jasa yang lancer antara manajemen produksi dan manajemen marketing. 2) Untuk meraih pangsa pasar (market share), yaitu ukuran relatif bagian yang diperoleh suatu perusahaan atau merk dagang dari pasar keseluruhan yang ada pada suatu waktu tertentu, dengan cara yang paling efisien dan efektif. 3) Untuk menaikkan tingkat pertumbuhan penjualan (sales growth rate) yang stabil dan dinamis.
Universitas Sumatera Utara
4) Untuk melakukan penetrasi pasar (market penetration), yaitu suatu upaya marketing agar meraih penjualan yang lebih banyak pada proses produk yang sedang berlangsung melalui kebijakan marketing yang lebih agresif, khususnya jika berhadapan dengan persaingan. 5) Untuk mendapatkan rentabilitas (profitability) yang rasional, yang merupakan peluang untuk memperoleh laba dalam jangka waktu tertentu di waktu yang akan datang, atau hasil atas investasi (return on investment, ROI) yang layak, yang merupakan hubungan antara pendapatan yang diperoleh dan investasi yang dilaksanakan. 6) Untuk meraih citra dan reputasi perusahaan (company image and reputation) yang baik yang menjadi “muhibah” (goodwill) bagi perusahaan tersebut. 7) Untuk melaksanakan pertanggung jawaban sosial (social responsibility) sebagai suatu entitas dalam sistem sosial yang menyeluruh. 8) Untuk mencari inovasi-inovasi baru (new innovation) agar dapat menciptakan produk baru. Kedua pendapat di atas mengemukakan bahwa tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan, mencapai jumlah penjualan, meraih pangsa pasar, menaikkan tingkat pertumbuhan penjualan yang stabil dan dinamis, melakukan penetrasi pasar, mendapatkan rentabilitas yang rasional, meraih citra dan reputasi perusahaan, melaksanakan pertanggung jawaban sosial, dan mencari inovasi-inovasi baru. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka pemasaran harus dapat melaksakan fungsinya dengan baik. Fungsi pemasaran menurut Kotler (1996: 47) berorientasi kepada empat hal yaitu: 1) Orientasi produk yaitu menekankan bahwa tugas utama suatu organisasi adalah membuat yang menurutnya akan diterima oleh masyarakat. 2) Orientasi produksi yaitu menekankan bahwa tugas utama suatu organisasi adalah mengejar efisiensi produksi dan distribusi. 3) Orientasi penjualan yaitu menekankan bahwa tugas utama dari organisasi adalah menumbuhkan ketertarikan pelanggan potensial terhadap produk dan jasa yang ada dalam organisasi. 4) Orientasi pelanggan yaitu menekankan bahwa tugas utama dari organisasi adalah menetapkan persepsi kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju dan memberi mereka kepuasan melalui desain komunikasi penetapan harga dan pengiriman penawaran yang sesuai dan kompetitif yang dapat dicapai. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pemasaran berorientasi pada produk, produksi, penjualan, dan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah mengetahui tentang konsep pemasaran maka dapat diketahui bahwa perumusan konsep pemasaran memberikan arah pedoman dasar bagi keseluruhan kegiatan pemasaran. Selanjutnya adapun tugas pemasaran menurut Gitosudarmo (2000: 108) adalah: “1. Perencanaan terhadap kegiatan pemasaran. 2. Mengingatkan pelaksanaan kegiatan pemasaran. 3. Pengendalian kegiatan pemasaran”. Sedangkan Irawan (1996: 4-6) mengemukakan ada lima tugas pemasaran antara lain: 1. Meningkatkan kepuasan konsumen Memberikan kepuasan kepada konsumen merupakan tujuan dari setiap jenis usaha. Hal ini karena konsumen akan memberikan bisnis berulang kepada perusahaan dan menjadi saluran yang efektif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas, pelayanan, dan pelanggan. 2. Menciptakan permintaan Menciptakan permintaan dapat dilakukan dengan cara menciptakan keinginan. Keinginan diciptakan dengan cara menciptakan perbedaan citra diri sebenarnya dengan citra diri ideal dan yang normatif dengan yang informatif. 3. Meningkatkan permintaan Ada dua cara untuk meningkatkan permintaan sebagai berikut: a) Dengan harga yang sama permintaan bertambah. b) Dengan kuantitas yang sama tapi harganya naik. 2. Menjadikan permintaan inelastis Permintaan Inelastis artinya perubahan harga relatif tidak akan berpengaruh terhadap perubahan kuantitas yang diminta. Hal ini terjadi apabila konsumen puas. 3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan. Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pemasaran adalah memikirkan konsumen dan menjadi penunjuk jalan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan konsumen yang tepat, bagi para calon konsumen yang menjadi sasaran perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Komunikasi 2.4.1 Pengertian Komunikasi Dalam proses interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna dalam Kartono (2008: 3) “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain, atau dari kelompok ke kelompok”. Sedangkan menurut Lamb (2001: 149) bahwa “Komunikasi adalah proses dimana kita melakukan pertukaran dan berbagi arti melalui sekumpulan simbol”. Selain pendapat di atas Selnes dalam Laksana (2008: 133) menyatakan bahwa: Communication is the exchange of information between supplier and customer several studies suggest that the exchange of information is an important part of both traditional industrial selling and relationship marketing. Pendapat tersebut dapat diartikan, komunikasi merupakan pertukaran informasi antara pembeli dan penjual, pertukaran informasi sangat penting bagi peningkatan hubungan pemasaran, hal ini karena informasi akan memberikan kesadaran dan pengertian diantara pembeli dan penjual, yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan dan hubungan saling menguntungkan. Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah setiap hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok, terjadinya komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
2.4.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok dalam membina hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Maman Ukas dalam Kartono (2008: 3) mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut: 1. Menetapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha. 2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. 3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien. 4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
Universitas Sumatera Utara
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi. Sedangkan menurut Candra (2006: 6-7) menyatakan bahwa: Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/ menciptakan pemahamam atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku atau pun perubahan secara sosial. Berdasarkan kedua pendapat di atas, jelaslah bahwa tujuan komunikasi adalah mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan dan saling memahami sehingga dengan komunikasi terjadi perubahan sikap, perilaku, atau pun perubahan secara sosial. Sesuai dengan tujuan komunikasi di atas, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Sebagaimana dikemukakan Lasswell dalam Yusup (2009: 197) mengusulkan tiga fungsi dari komunikasi, yakni: 1. Menyediakan informasi tentang lingkungan yang menurut istilah Lasswell disebut dengan surveillance (pengamatan). 2. Menyajikan opsi untuk memecahkan masalah yang disebut dengan correlation. 3. Sosialisasi dan pendidikan yang merujuk kepada transmisi. Sedangkan menurut Shakuntala (2003: 20-21) fungsi komunikasi dapat dilihat dari uraian sebagai berikut: 1) Hidup pribadi, melalui komunikasi dapat: a. Mengungkapkan perasaan dan gagasan – komunikasi dapat menjadi alat katarsis untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita mendapatkan keseimbangan hidup kembali. b. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan perilaku kita sendiri. c. Semakin mengenal diri – dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran dan perilaku kita, dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita. 2) Hubungan dengan orang lain, melalui komunikasi dapat: a. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain mengungkapkan diri kepada kita. b. Menjalin perkenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang lain c. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang lain. d. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
e. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang lain. 3) Di tempat kerja, melalui komunikasi dapat: a. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja. b. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja. c. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan. d. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik. 4) Dalam masyarakat, melalui komunikasi dapat: a. Mempersatukan masyarakat. b. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat. c. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat. d. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat. Selain kedua pendapat di atas Gusnizar (2007: 2) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi dalam kegiatan sehari-hari, antara lain: 1. Mengungkapkan buah pikiran seseorang, misalnya: pendapat, argumentasi. 2. Membangkitkan minat mendengar dan membaca, misalnya: seorang guru memberi tugas kepada siswanya, maka siswa mencari dan mengerjakan tugas tersebut. 3. Alat hubungan kemanusiaan (human relation) yang baik, misalnya: dengan komunikasi orang dapat menceritakan keinginannya atau kebutuhannya. 4. Mempelajari sifat-sifat manusia, misalnya: dengan berkomunikasi Anda dapat mengetahui budaya, adat istiadat, bahasa maupun agama. 5. Memperlancar kerja sama antar manusia dan lingkungannya, misalnya: dengan komunikasi Anda dapat saling tolong menolong dan sebagainya. 6. Mempermudah memahami berita atau informasi, misalnya: dengan komunikasi orang mudah mengerti dan mau menerima segala persoalan yang sedang dihadapi. Ketiga pendapat di atas dapat diuraikan bahwa fungsi komunikasi adalah menyediakan informasi, alat hubungan kemanusiaan yang baik, dan fungsi yang saling berhubungan yakni hidup pribadi, hubungan dengan orang lain, di tempat kerja dan dalam masyarakat.
2.4.3 Jenis Media Komunikasi Setelah memilih media yang sesuai, selanjutnya menggunakan jenis media tersebut dalam berkomunikasi. Menurut Gusnizar (2007: 1) adapun jenis-jenis media komunikasi, dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1) Komunikasi secara perorangan, yaitu: Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan komunikasi secara perseorangan atau secara individual dengan orang lain. Komunikasi demikian ini sering disebut komunikasi tatap muka langsung, disebut juga kontak pribadi, sehingga disebut komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Kelebihan dari komunikasi ini, antara lain komunikasi langsung sampai dan dimengerti, karena bila tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan, karena pemberi pesan/ berita ada dihadapan anda. 2) Komunikasi secara berkelompok, yaitu: Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang yang jumlahnya relatif banyak. Kelebihan dari komunikasi ini, antara lain berita/ pesan yang disampaikan diberikan sekali untuk beberapa orang, sehingga penyampaian berita/ pesan tidak memakan waktu panjang/ banyak. Sedangkan menurut Baskoro (2009: 3) jenis-jenis media komunikasi adalah sebagai berikut: a. Media komunikasi berupa audio yaitu: alat yang dapat didengar, ditangkap melalui alat pendengaran. Contoh: radio, tape recorder, telepon. b. Media komunikasi berupa visual yaitu: alat yang dapat dilihat/ ditangkap melalui alat penglihatan. Media visual terdiri atas: 1) Media cetak yaitu: media komunikasi berupa surat kabar, majalah, termasuk house Journal. House journal adalah penerbitan untuk kalangan sendiri/ terbatas (hush-hush publication), seperti bulletin, majalah dinding, newsletter (majalah yang berisikan intisari berita, ukurannya bisa lebih kecil atau sama dengan majalah umumnya, hanya jumlah halamannya sedikit). 2) Media luar ruang yaitu: media komunikasi dengan menggunakan spanduk, papan reklame/ billboard, neon sign (menggunakan neon/ lampu), baliho (poster raksasa). 3) Media komunikasi berupa audio-visual yaitu: alat yang dapat didengar dan dilihat. Contoh: broadcasting, seperti televisi, video bersuara (VCD, DVD,CD) film bersuara, wawancara tatap muka, pertemuan, kunjungan. Special event yaitu kegiatan-kegiatan khusus, misalnya menyelenggarakan acara ulang tahun, acara perkawinan. Selain pendapat di atas Bastaman (8-9) mengemukakan bahwa terdapat empat jenis media komunikasi yang umum untuk melakukan komunikasi, diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
1) Tatap muka langsung, yaitu: Pengirim melakukan komunikasi secara langsung kepada penerima dengan tatap muka. rapat, pertemuan, obrolan antara dua orang atau lebih secara langsung merupakan contoh-contoh jenis media komunikasi tatap muka langsung. 2) Komunikasi melalui media elektronik, yaitu: Pengirim menggunakan media elektronik seperti fax, voicemail, video, telepon, komputer untuk melakukan komunikasinya. 3) Komunikasi tertulis – pribadi, yaitu: Bentuk umum komunikasi tertulis pribadi adalah surat pribadi, atau bisa juga berupa pesan tertulis lainnya. 4) Komunikasi tertulis – bukan pribadi, yaitu: Untuk komunikasi non-personal atau komunikasi resmi yang digunakan organisasi, komunikasi tertulis dapat berupa surat, memo, laporan, proposal dan bentuk-bentuk komunikasi tertulis lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan jenis media komunikasi yaitu media yang digunakan untuk komunikasi secara perorangan/ tatap muka langsung dan komunikasi secara berkelompok. Media komunikasi berupa audio dan visual. Berkomunikasi melalui media elektronik dan komunikasi pesan tertulis pribadi dan bukan pribadi.
2.4.3.1 Media Komunikasi Penggunaan dan pemilihan media komunikasi di dalam berkomunikasi harus sesuai atau tepat, sehingga dapat dirasakan penyampaian informasi lebih efektif. Media komunikasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Suranto dalam Awondatu (2008: 7) bahwa “Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi”. Dengan adanya media komunikasi baik media lisan dan tulisan, arus informasi pesan yang diberikan dapat diterima oleh panerima pesan dengan mudah. Adapun media komunikasi yang dapat digunakan dalam komunikasi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok menurut pendapat Widjaja (1993: 76-77) yakni: 1) Media Cetak (The printed word) termasuk ke dalamnya yaitu: 1. Majalah
Universitas Sumatera Utara
2. Surat kabar 3. Booklets dan pamphlets 4. Pedoman 5. Surat-surat dan Bulletin 6. Papan pengumuman, poster, dan reklame 7. Iklan dan sebagainya. 2) Media lisan (The spoken word) meliputi: 1. Rapat-rapat 2. Pertemuan-pertemuan 3. konferensi-konferensi dan sebagainya. Pendapat lain Achmad (4) mengemukakan bahwa: 3) Media Elektronik termasuk didalamnya adalah: 1. Radio 2. Televisi 3. Internet Selanjutnya media komunikasi tersebut akan di bahas satu persatu :
2.4.3.1.1 Media Cetak (The Printed Word) Media cetak disebut “printed page” adalah meliputi segala barang yang dicetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Media cetak termasuk didalamnya barang-barang tercetak, gambar-gambar atau lukisanlukisan yang dalam kehidupan sehari-hari kita kenal misalnya buku, pamphlet, surat kabar, brosur, majalah dan lain-lain. Menurut Adji (2007: 1) bahwa “Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih”. Sedangkan menurut Rumanti (2002: 154) bahwa “Media cetak adalah sarana media yang dicetak dan di terbitkan rutin atau berkala”. Jadi, media cetak merupakan media yang mengutamakan pesan visual dan rekaman peristiwa yang ditangkap dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya yang diterbitkan secara berkala. Sehubungan dengan hal di atas Shakuntala (2003: 16) mengemukakan bahwa ada keuntungan menggunakan media cetak antara lain: 1. Ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau bertambah seperti informasi lisan.
Universitas Sumatera Utara
2. Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya. Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa keuntungan dari media cetak adalah ada catatan sehingga data dan informasi tetap utuh dan memberi waktu untuk dipelajari isinya.
2.4.3.1.1.1 Majalah Majalah adalah segala jenis penerbitan berkala yang memuat informasi padat tentang berbagai hal yang diperlukan oleh pihak yang berkepentingan. Majalah adalah terbitan berkala tentang berbagai liputan jurnalistik. Menurut Dominick dalam Phyrman (2009: 3) klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni: 1. General consumer magazine (majalah konsumen umum), 2. Business publication (majalah bisnis), 3. Literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah), 4. Newsletter (majalah khusus terbitan berkala), 5. Public relations magazines (majalah humas). Sedangkan menurut Yusup (2009: 443) berikut ini klasifikasi dan contoh majalah atau jenis berkala, antara lain: 1) Majalah umum Contoh: Intisari. 1973 sampai sekarang. Bulanan untuk umum. Tempo. 1985 sampai sekarang. Mingguan berita. 2) Majalah khusus/ profesi Contoh: Majalah ilmiah. 1992 sampai sekarang. Tengah tahunan. (Jenis majalah ilmiah ini tidak dibatasi bidang kajiannya). Jurnal teknologi. 1980 sampai sekarang. Majalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 1980 sampai sekarang. Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa majalah dapat dibagi/ diklasifikasi kedalam kategori utama yaitu: majalah konsumen umum, majalah bisnis, kritik sastra dan majalah ilmiah, majalah khusus/ profesi terbitan berkala, dan majalah humas.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai media komunikasi majalah mempunyai kekuatan dan kelemahan. Menurut Rumanti (2002: 126-127) menyatakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari majalah antara lain: 1) Kekuatan majalah: 1. Publik sasaran, majalah dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi. Contoh: Majalah kartini, majalah wanita, berita dan artikel yang dimuatnya adalah yang dibutuhkan oleh kaum wanita atau berhubungan dengan dunia wanita, seperti: mode busana tahun 1998 dan seterusnya. Majalah warta ekonomi, berita yang dimuatnya adalah berita mengenai bisnis dan ekonomi, seperti: perkembangan bank-bank di Indonesia, perusahaan-perusahaan dengan kemajuannya, dan sebagainya. 2. Long life span, memiliki usia edar lebih panjang. 3. Kualitas visual, lebih menarik karena kertas maupun cetakkannya berkualitas, terutama beritanya. 4. Promosi penjualan, sebagai media yang efektif untuk menyiarkan pesan iklan, cenderung ke promosi penjualan, seperti kupon, contoh produk, kartu-kartu petunjuk. 2) Kelemahan majalah: 1. Biaya tinggi Karena majalah pada umumnya menggunakan kertas kualitas baik dan eksemplar terbatas, ini menyebabkan biaya produksi lebih tinggi. 2. Distribusi Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di toko-toko. Hal ini terjadi jika suatu majalah tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Khusus untuk daerahdaerah pedalaman harga bisa bertambah mahal karena biaya pengiriman yang tinggi. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kekuatan dari majalah adalah majalah dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi, usia edar lebih panjang, dan cetakannya berkualitas. Dan kelemahannya adalah biaya produksi lebih tinggi dan biaya pengiriman yang tinggi.
2.4.3.1.1.2 Surat Kabar Surat kabar bertujuan untuk mempromosikan organisasi dalam rangka untuk menciptakan citra yang baik dari publiknya. Menurut Rumanti (2002: 154) bahwa “Surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar atau berita, terbit setiap hari atau periodik”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Ajick (2008: 1) bahwa: Surat kabar, harian, koran merupakan terbitan yang berupa lembaranlembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang aktual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat. Jadi, surat kabar adalah salah satu media yang berisi kabar berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang aktual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat yang terbit setiap hari. Menurut Agee dalam Phyrman (2009: 1) surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder adalah: 1) Fungsi utama media surat kabar adalah: 1. To inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia), 2. To comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita), 3. To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media). 2) Fungsi sekunder media surat kabar adalah: 1. Untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisikondisi tertentu, 2. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus, 3. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media surat kabar adalah menginformasikan, mengomentari, dan menyediakan. Dan fungsi sekunder media surat kabar adalah mengkampanyekan, memberikan hiburan, dan melayani pembaca. Surat kabar dibaca segala lapisan masyarakat sampai mereka yang hanya lulus kursus buta huruf sekalipun. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
ditangkap.
Beberapa
pedoman
yang
perlu
diperhatikan
dalam
menggunakan bahasa surat kabar antara lain: 1) Meskipun sederhana harus tetap teratur dan mudah dipahami. 2) Tidak menggunakan bahasa yang muluk-muluk. 3) Hindari bahasa buku yang meyebabkan kaku. Sebab, bahasa buku tidak biasa didengar dalam pembicaraan
Universitas Sumatera Utara
4) Hindari kata-kata salah. Tiap perkataan yang dipahami harus benar dan tepat pengggunaannya. 5) Susunan bahasa harus hidup agar menarik perhatian. Gaya bahasa harus baik dan menyenangkan, wajar, dan tidak dibuat-buat. (Rumanti, 2002: 132). Menurut Phyrman (2009: 3) surat kabar dapat di kategorisasikan, sebagai berikut: 1. Dilihat dari ruang lingkupnya: surat kabar nasional, regional, dan lokal. 2. Ditinjau dari bentuknya : ada surat kabar biasa dan tabloid. 3. Dilihat dari bahasa yang digunakan: ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Daerah. Kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa pedoman dalam menggunakan bahasa surat kabar yaitu haruslah jelas susunan bahasanya sehingga dapat dipahami pembaca yang berkemampuan membaca paling minim. Dan kategorisasi pada surat kabar yaitu dapat dilihat dari ruang lingkupnya, bentuknya, dan bahasa yang digunakan. Rumanti (2002: 125) menyatakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari surat kabar antara lain: 1) Kekuatan surat kabar: 1. Market coverage, surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan pasarnya (lokal, regional, nasional). 2. Catalog value (comparleon shopping), menyangkut kebiasaan konsumen membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih suatu barang. 3. Positive consumer attitudes, konsumen memandang surat kabar memuat hal-hal yang aktual yang perlu segera diketahui oleh banyak pembacanya. 4. Mengutamakan pesan-pesan yang bersifat visual, berita-berita tertulis, gambar-gambar, foto dengan warna dan tata letak yang khusus. 2) Kelemahan surat kabar: 1. Short life span, sekalipun jangkauannya bersifat massal, surat kabar dibaca orang dalam waktu singkat dan biasanya hanya sekali dibaca, selain itu surat kabar juga cepat basi. 2. Clutter, isi yang dipaksakan di halaman surat kabar yang tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap membaca. 3. Limited coverage of certain groups, sekalipun surat kabar mempunyai sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat di atas menyatakan bahwa kekuatan dari surat kabar yaitu surat kabar dapat menjangkau daerah perkotaan, surat kabar sebagai referensi untuk memilih suatu barang, dan pesan yang bersifat visual. Dan kelemahannya yaitu surat kabar cepat basi, tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik, dan beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik
2.4.3.1.1.3 Booklets dan pamphlets Booklets adalah isinya lebih tebal dan juga isinya dapat memberikan informasi secara detail tentang perusahaan atau organisasi. Menurut Wibowo (2000: 3) menyatakan bahwa: Booklets merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berupa buku kecil setebal 10-25 halaman, dan paling banyak 50 halaman. Booklet ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan sasaran tetapi pada tahapan menilai, mencoba dan menerapkan. Sedangkan menurut Arimurti (2008: 1) bahwa “Booklet merupakan salah satu media yang sering digunakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mempresentasikan tentang sebuah produk, profil, laporan, dsb”. Jadi, booklets adalah media cetakan berupa buku kecil setebal 10-25 atau 50 halaman paling banyak dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan, mempresentasikan tentang sebuah produk, profil, dan laporan. Pamphlet disebut juga dengan surat sebaran. Pamflet adalah salah satu media komunikasi atau publisitas yang berupa selebaran. Selebaran ini dapat pula berbentuk lipatan. Menurut Yusup (2009: 443) bahwa “Pamflet yaitu sejenis media cetak yang biasanya memuat berita atau informasi lain yang perlu diketahui oleh masyarakat tentang keadaan seseorang atau badan yang menerbitkan selebaran ini”. Pendapat lain tentang pamphlet dikemukakan oleh Wibowo (2000: 3) bahwa: Pamflet atau selebaran yaitu barang cetakan yang berupa se-lebar kertas bergambar atau bertulisan yang dibagi-bagikan oleh penyuluh secara langsung kepada sasarannya, disebarkan ke jalan raya atau disebarkan dari
Universitas Sumatera Utara
udara melalui pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga seperti ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan minat sasarannya meskipun demikian, jika berisi informasi yang lebih lengkap dapat dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba. Kedua pendapat di atas menyatakan pamflet merupakan media cetak berupa se-lebar kertas bergambar atau bertulisan memuat berita untuk diketahui oleh masyarakat dan dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba.
2.4.3.1.1.4 Pedoman Pedoman adalah acuan bersifat umum, yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat. Definisi pedoman adalah: 1. Alat untuk menunjukkan arah atau mata angin (biasanya seperti jam yang berjarum besi berani); kompas: sebelum ada -- , orang menggunakan bintang untuk menentukan arah perjalanan perahu. 2. Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. 3. Hal (pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu: di samping syarat-syarat yang lain, para penyunting perlu menguasai – ejaan. 4. Pemimpin (yang menerangkan cara menjalankan atau mengurus perkumpulan): surat edaran dari – besar.
2.4.3.1.1.5 Surat-Surat dan Bulletin Surat-Surat merupakan mempunyai arti yang sangat penting bagi organisasi sehingga surat harus dibuat serapih dan sebaik mungkin karena dapat mewakili lembaga dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi. Menurut Effendy (1992: 158) “Surat-surat adalah media komunikasi yang oleh banyak organisasi dipergunakan sebagai sarana promosi yang disebarkan kepada orang-orang tertentu atau instansi-instansi tertentu”. Sedangkan menurut Cangara (2007: 124) menyatakan bahwa: Surat-surat adalah media komunikasi antarpribadi yang makin banyak digunakan, terutama dengan makin meningkatnya sarana pos serta makin banyaknya penduduk yang dapat menulis dan membaca. Surat dapat menampung pesan-pesan yang sifatnya pribadi, tertutup, dan tak terbatas oleh waktu dan ruang.
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana menurut Awondatu (2008: 9) bahwa: Surat merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat konvensional maupun surat elektronik (e-mail), karena surat merupakan media komunikasi yang efektif apabila pihak-pihak yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau lisan. Dari ketiga pendapat di atas dapat diketahui bahwa surat-surat adalah media penyampaian informasi secara tertulis yang dipergunakan sebagai media komunikasi yang sifatnya pribadi, tertutup, dan tak terbatas oleh waktu dan ruang yang dapat berhubungan secara langsung atau lisan. Meskipun teknologi komunikasi berkembang begitu cepat seperti telepon, televisi, radio, faksimile, dan komputer namun surat nampaknya masih merupakan sarana komunikasi yang sangat penting bagi seseorang, kelompok, maupun organisasi pemerintah dan bisnis. Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga memiliki berbagai fungsi sebagai berikut: 1. Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan, buah pikiran atau gagasan. 2. Tanda bukti tertulis, misalnya surat perjanjian jual-beli, surat nikah, surat akte kelahiran, kartu penduduk, surat izin mengemudi, surat izin usaha. 3. Alat untuk pengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan. 4. Dokumen historis dari suatu kegiatan, misalnya surat-surat bersejarah (surat perintah sebelas maret). 5. Pedoman untuk kerja, misalnya surat tugas dan surat perintah. (Herimanto, 2005: 214). Pendapat di atas menyatakan bahwa fungsi surat adalah sebagai alat untuk menyampaikan pemberitahuan dan pengingat, tanda bukti tertulis, dokumen historis, dan pedoman untuk kerja. Ada beberapa keuntungan dan kerugian surat-surat sebagaimana dikemukakan menurut Effendy (1992: 158) bahwa ada beberapa keuntungan dan kerugian mengirimkan surat akan tampak sebagai berikut: 1) Keuntungannya: 1. Dapat mengadakan pilihan. 2. Ada keanekaragaman 3. Bersifat khusus 4. Terdapat penekanan pada pesan 5. Ada kekhasan dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
2) Kerugiannya: 1. Ongkos kirim per mailing unit mahal, mungkin demikian untuk perusahaan kecil, tetapi bagi perusahaan besar yang bertaraf nasional atau internasional, tidak akan menjadi problem, asal hasilnya memuaskan. 2. Mengganggu orang yang dikirim, surat langsung dan menarik disebabkan oleh bentuk dan mutunya, mungkin tidak akan menyebabkan si terkirim merasa terganggu. 3. Bersifat ofensif, terhadap terkirim sebenarnya bergantung pada kelihaian si pengirim dalam memilih kata-kata dan menyusun kalimat. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan mengirimkan surat yaitu bersifat khusus karena ada kekhasan dalam bentuk. Dan kerugiannya adalah biaya ongkos kirim mahal, dapat mengganggu orang yang dikirim, dan bersifat ofensif. Buletin adalah bacaan yang diterbitkan secara berkala oleh suatu organisasi untuk para anggotanya. Buletin adalah publikasi organisasi yang mengangkat perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan/ dipublikasikan secara teratur (berkala) dalam waktu yang relatif singkat (harian hingga bulanan). Menurut Widjaja (1993: 83) bahwa: Bulletin adalah salah satu media komunikasi visual yang berbentuk kumpulan lembaran-lembaran atau buku-buku diusahakan secara teratur oleh suatu organisasi atau instansi. Dalam bulletin dimuat pertanyaanpertanyaan resmi dan singkat yang berguna bagi publik. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bulletin merupakan media komunikasi visual berbentuk kumpulan buku yang teratur untuk organisasi atau instansi yang berguna bagi publik.
2.4.3.1.1.6 Papan Pengumuman, Poster, dan Reklame Papan pengumuman adalah salah satu media komunikasi kelompok yang biasanya ditujukan untuk target sasaran dalam lingkup tertentu. Menurut Anggoro (2000: 219) bahwa: Papan pengumuman adalah dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai atau yang sering disinggahi, agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Wujud fisiknya bisa bermacam-macam, mulai dari poster cetakan yang
Universitas Sumatera Utara
mudah dipasang dan diganti sampai dengan papan permanen yang terbagi atas sejumlah kolom sesuai dengan jenis berita yang sering diumumkan. Sedangkan Awondatu (2008: 10) menyatakan bahwa “Papan pengumuman merupakan media yang murah dan praktis dalam menyampaikan informasi penting kepada seluruh karyawan, karena segala informasi dapat dipasang bergantian di tempat yang sama”. Kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa papan pengumuman adalah media yang murah dan praktis dan mampu memperoleh informasi pada setiap lembaran pengumuman dalam bentuk yang menarik sesuai dengan berita yang akan diumumkan. Menurut Opi (2007: 2) bahwa keuntungan media papan pengumuman adalah: 1) Dapat dibuat sendiri sesuai keinginan. 2) Dapat merangsang pengunjung untuk membacanya bila pemasangan tepat. 3) Menghemat waktu dan dapat mengarahkan pembaca untuk membaca informasi yang disajikan sesuai urutan. 4) Dapat mengajak pembaca untuk mengetahui program atau informasi yang dianggap perlu, seperti prosedur pembuatan larutan gula garam, askes, dan sebagainya. 5) Sebagai salah satu cara untuk mengingat kembali tentang sesuatu yang telah diinformasikan. Menurut pendapat di atas bahwa keuntungan media papan pengumuman adalah dapat mengajak pembaca untuk mengetahui informasi tentang sesuatu yang telah diinformasikan melalui papan pengumuman. Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Menurut Alma (2000: 140) bahwa “Poster yaitu berupa tulisan singkat tentang apa yang dipromosikan di atas kertas atau kain. Gambarnya agak mencolok”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Rokhman (2004: 19) bahwa: Poster adalah metode penyuluhan yang menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas/ bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul di luar suatu ruangan. Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa poster adalah berupa tulisan singkat dan gambar yang dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian, dicetak pada sehelai kertas/ bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu supaya laku. Menurut Mustafa (1996: 81-84) dalam rangka membuat sendiri poster yang efektif dan murah ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain: 1. Menentukan tema dan kata-kata poster Poster harus mempunyai tema yang sangat spesifik. Poster yang menyampaikan pesan terlalu umum tidak akan efektif. 2. Merancang poster Dalam membuat poster biasanya kita tidak dapat menghasilkan suatu rancangan yang lebih baik dalam sekali kerja. Karena itu cobalah membuat beberapa rancangan, lalu mnita orang lain menilai, mengkritik, dan memberi saran untuk perbaikan. 3. Memperbanyak dan memasang poster. Informasi yang dituliskan pada poster cenderung cepat usang. Karena itu sesungguhnya perkiraan umur pemasangan poster sesungguhnya tidak perlu lama-lama. Menurut pendapat di atas bahwa langkah membuat sendiri poster yang efektif dan murah adalah menentukan tema dan kata-kata, merancang, memperbanyak dan memasang poster. Menurut Rokhman (2004: 19) terdapat keunggulan dan kelemahan dari poster yaitu : 1. Keunggulan: Mendorong orang untuk menyokong, mengingat dan menyadari, sehingga akan berbuat mengikuti ide dalam poster tersebut. 2. Kelemahan: a. Kurang lengkap memberikan keterangan. b. Bila dibuat dari kertas akan mudah rusak, sedangkan bila dibuat dari bahan tahan lama biayanya mahal. Pendapat diatas mengemukakan bahwa keunggulan dari poster yaitu mendorong orang untuk menyadari sehingga akan berbuat mengikuti ide dalam
Universitas Sumatera Utara
poster. Dan kelemahannya yaitu kurang lengkap memberi keterangan dan bila dari kertas mudah rusak sedangkan bila dari bahan tahan lama biaya mahal. Reklame adalah media periklanan besar, yang biasa ditempatkan pada area yang sering dilalui, misalnya pada sisi persimpangan jalan raya yang padat. Menurut Rumanti (2002: 155) bahwa “Reklame adalah pemberitahuan kepada umum tentang barang dagangan tertentu”. Sedangkan menurut Rosalinda (2009: 1) bahwa: Reklame adalah benda atau alat, media atau perbuatan yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya, bertujuan komersil yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang atau jasa, untuk menarik perhatian umum, dimana dapat dilihat atau dibaca serta didengar semua orang dari suatu tempat yang umum. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa reklame adalah media yang digunakan sebagai bentuk perkenalan tentang barang dagangan kepada konsumen.
2.4.3.1.1.7 Iklan Iklan adalah salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan baik barang/jasa. Iklan merupakan salah satu alat yang umum digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan kepada pembeli, dengan demikian maka iklan menurut Kotler dalam Laksana (2008: 140) bahwa “Advertising is any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor”. Pendapat tersebut dapat diartikan, periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Tondowidjojo (2002: 6) bahwa “Iklan adalah kegiatan organisasi lewat media dengan imbalan biaya sehingga dapat secara mudah membina hubungan dengan pemesan dan pemakai”. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah segala bentuk kegiatan dalam bentuk penyajian non personal, promosi ide, barang, dan lewat media oleh sponsor dengan imbalan biaya.
Universitas Sumatera Utara
Menetapkan tujuan periklanan adalah langkah pertama dalam membuat suatu program periklanan. Menurut Lupiyoadi (2001: 108-109) penetapan tujuan iklan digolongkan menjadi empat (4), yaitu: 1) Iklan yang bersifat memberikan informasi (Informative advertising), adalah: Iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut. 2) Iklan membujuk (Persuasive advertising), adalah: Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. 3) Iklan pengingat (Reminder advertising), adalah: Iklan ini akan sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. 4) Iklan pemantapan (Reinforcement advertising), adalah: Iklan yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Setelah menetapkan tujuan iklan, menurut Nasution (2006: 128) terdapat juga langkah-langkah penentuan iklan, antara lain: 1. Tujuan, tugas komunikasi tertentu yang dilakukan dengan audien sasaran dan selama periode tertentu. 2. Anggaran, berkaitan dengan tujuan dan scope yang diiklankan. 3. Strategi iklan, menciptakan pesan, menyeleksi media. 4. Evaluasi, secara teratur efek komunikasi dan penjualan. 5. Mengorganisasikan, masing-masing perusahaan tidak sama, tergantung besar-kecilnya perusahaan. Pada perusahaan kecil, organisasinya ikut pada penjualan. 6. Keputusan periklanan. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi dari produsen ke konsumen melalui media komunikasi massa, seperti radio, surat kabar, majalah dan sebagainya. Menurut Baderi (2004: 11) beberapa media yang dapat digunakan untuk pemasangan iklan seperti: -
Surat kabar Radio Majalah Out door (papan besar bergambar (billboard)) Stiker (tempelan tulisan) Theatrical film (film di bioskop sebelum film sebenarnya) Direct mail (ditujukan kepada orang tertentu).
Universitas Sumatera Utara
Pendapat di atas dapat diuraikan bahwa tujuan iklan yaitu yang bersifat memberikan informasi, membujuk, mengingatkan, dan meyakinkan pemakai. Terdapat juga langkah-langkah dalam penentuan iklan yaitu menentukan tujuan, anggaran, strategi iklan, evaluasi, mengorganisasikan, dan keputusan periklanan dengan pemasangan iklan seperti surat kabar, radio, majalah, out door, stiker, theatrical film, dan direct mail. Masing-masing media cetak pada dasarnya memiliki keuntungan dan kelemahan iklan di media penyiaran. Menurut Willis-Aldridge dalam Morissan (2008: 211-216) bahwa keuntungan dan kelemahan iklan di media penyiaran adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan: a) Daya jangkau luas. Daya jangkau siaran yang luas memungkinkan produsen memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke seluruh wilayah suatu Negara. b) Wilayah tertentu. Pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat. c) Khalayak tertentu. Stasiun televisi dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik perhatian kelompok khalayak tertentu yang menjadi target promosi suatu produk tertentu pula. d) Waktu tertentu. Suatu produk dapat diiklankan di televisi atau radio pada waktuwaktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada di depan televisi atau tengah mendengarkan radio. e) Fokus perhatian. Siaran iklan akan selalu menjadi pusat perhatian khalayak pada saat iklan itu ditayangkan. f) Sentuhan personal. Iklan yang disiarkan radio dan televisi dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia untuk menjual produknya. g) Kemampuan menunjukkan. Radio memang tidak memiliki kemampaun menunjukkan, namun iklan radio yang hanya menyiarkan audio iklan yang sudah ditayangkan di televisi akan mengingatkan orang terhadap gambar yang telah ditayangkan televisi. Pemasang iklan terkadang menunjang atau mem-back-up iklan televisi dengan iklan serupa di radio yang berfungsi sebagai pengingat bagi khalayak.
Universitas Sumatera Utara
h) Kemampuan menghibur. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersial secara mencolok. i) Memberikan prestise. Perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi biasanya akan menjadi sangat dikenal orang. 2. Kelemahan: a) Biaya mahal. Biaya yang dikenakan kepada pemasang iklan televisi dihitung berdasarkan detik. b) Informasi terbatas. Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang, maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap. c) Penayangan singkat. Siaran iklan radio dan televisi hanya ada pada saat iklan itu betulbetul ditayangkan kecuali khalayak merekamnya. d) Penghindaran. Adanya kecenderungan khalayak untuk menghindari siaran iklan pada saat iklan ditayangkan. e) Tempat terbatas. Tidak seperti media cetak, stasiun penyiaran tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program. Menurut pendapat di atas bahwa keuntungan iklan di media penyiaran adalah daya jangkau luas, wilayah, khalayak, dan waktu tertentu, fokus perhatian, sentuhan personal, kemampuan menunjukkan dan menghibur, dan memberikan prestise. Sedangkan kelemahannya adalah biaya mahal, informasi terbatas, penayangan singkat, penghindaran, dan tempat terbatas. Iklan sebagai pengingat digunakan untuk memperkuat pengetahuan sebelumnya, akan sesuatu produk. Menurut Suhandang (2004: 95-96) bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang mengenal iklan dalam jenis antara lain: 1) Iklan nasional, yaitu: iklan yang mengemukakan produk-produk atau institusi-institusi nasional, misalnya iklan tentang kerajinan Asmat, ukiran Jepara, dan sebagainya. 2) Iklan industri, yaitu: iklan yang mengemukakan hasil-hasil atau perusahaan-perusahaan industri, seperti pesawat terbang produksi IPTN, perabotan rumah tangga produksi Kedawung, dan sebagainya. 3) Iklan perdagangan, yaitu: iklan yang mengetengahkan barang-barang dagangan, seperti sembako, segala barang kebutuhan rumah tangga dan transportasi, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
4) Iklan profesi, yaitu: iklan yang mengutarakan jasa-jasa profesi tertentu, seperti praktik dokter, pengacara, psikiater, psikolog, dan sebagainya. 5) Iklan ide (gagasan), yaitu: iklan yang menawarkan usaha bersama atau memberikan gagasan tertentu bagi orang yang memerlukan, seperti sekolah luar negeri, program pendidikan yang paling cepat, dan sebagainya. 6) Iklan pertanian, yaitu: iklan yang menawarkan berbagai sarana produksi pertanian dan/atau hasil bumi, seperti alat-alat pertanian, pestisida, insektisida, dan sebagainya. 7) Iklan klasifikasi, yaitu: iklan kecil-kecil yang disajikan berupa himpunan berdasarkan golongan atau kelas objek atau produk yang ditawarkannya, seperti iklan tentang perumahan, lowongan kerja, bioskop, dan sebagainya yang dipasang pada lembaran atau halaman iklan di media cetak. 8) Iklan toserba, yaitu: iklan yang menawarkan berbagai macam produk, instansi, dan jasa secara campur aduk, seperti layaknya sebuah toko serba ada atau swalayan. Menurut Siswanto (1992: 41) bahwa secara garis besar, iklan dapat dibagi/ diklasifikasi menjadi sebagai berikut: 1. Iklan yang persuasif komersial, adalah: iklan yang mempropagandakan barang atau jasa yang menimbulkan keuntungan pada pihak perusahaan yang memasang iklan. 2. Iklan yang informatif non komersial, adalah: iklan pemberitahuan kepada publik mengenai sesuatu hal. Menurut kedua pendapat di atas dapat di uraikan bahwa jenis iklan dalam kehidupan sehari-hari yaitu iklan nasional, iklan industri, iklan perdagangan, iklan profesi, iklan ide (gagasan), iklan pertanian, iklan klasifikasi, dan iklan toserba. Dan iklan yang dapat dibagi/ klasifikasi adalah iklan persuasif komersial dan iklan informatif non komersial.
2.4.3.1.2 Media Lisan (The spoken word) Media ini termasuk dalam bentuk bunyi, dan hanya dapat di tangkap dengan telinga, maka disebut “the audio media”. Yang termasuk dalam golongan media ini adalah ucapan secara langsung, yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Shakuntala (2003: 15) menyatakan bahwa keuntungan media lisan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Mendapat tanggapan langsung entah berupa pertanyaan ataupun sekedar permintaan penjelasan. 2. Memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak gerik tubuh, raut wajah. 3. Dapat dilakukan dengan cepat. Pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa keuntungan dari media lisan adalah mendapat tanggapan langsung, disertai nada, dan dapat dilakukan dengan cepat. Pada penjelasan berikut akan diuraikan media tersebut:
2.4.3.1.2.1 Pertemuan-pertemuan Pertemuan atau meeting adalah pertemuan ramah tamah dan pertemuan dengan mengadakan diskusi. Meeting adalah pertemuan yang dilaksanakan guna kepentingan organisasi. Menurut Rokhman (2004: 22) bahwa: Pertemuan adalah suatu pertemuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan biasanya diadakan untuk bertukar pikiran mengenai suatu kegiatan yang akan diselenggarakan, atau guna mengumpulkan saransaran untuk memecahkan persoalan. Sedangkan menurut Awondatu (2008: 11) bahwa: Pertemuan atau pembicaraan merupakan media komunikasi yang sangat sederhana yaitu komunikasi langsung dan tatap muka, namun peranannya besar sekali karena dapat segera mendapatkan umpan balik. Bentuknya antara lain debat, sharing, dengar pendapat, curah pendapat (brainstorming), diskusi kelompok kecil, diskusi panel, sambutan melingkar (circle-response), rembuk sejoli, sarasehan, rapat, dan briefing. Jadi, pertemuan adalah media komunikasi yang sederhana jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan saling bertemu untuk bertukar pikiran memecahkan persoalan secara komunikasi langsung dan tatap muka. Menurut Widjaja (1993: 84-85) untuk mengetahui perbedaan dan atau hubungannya sekedarnya, ada baiknya dicantumkan disini beberapa istilah dengan pengertiannya, antara lain: a) Diskusi (Discussion) ialah: Mengadakan pertukaran keterangan atau pendapat mengenai sesuatu pokok pembicaraan atau masalah dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan atau keterangan yang lebih lengkap.
Universitas Sumatera Utara
b) Diskusi panel (Panel discussion) ialah: Suatu pertukaran pikiran pendapat di antara beberapa peserta biasanya antara 3 sampai 5 orang di depan sejumlah pendengar. c) Musyawarah (Conference) ialah: Salah satu bentuk pertemuan atau diskusi dengan unsur-unsur yang merupakan ciri khasnya yaitu: 1) Adanya tujuan 2) Adanya seorang ketua (leader) 3) Ikut sertanya sejumlah orang yang merupakan anggota atau peserta dalam pertukaran pendapat 4) Tidak adanya pidato-pidato 5) Musyawarah dibebaskan atas musyawarah terpimpin dan musyawarah bebas. d) Seminar ialah: Kelompok studi lebih lanjut dari anggota-anggota terpilih di mana masing-masing anggota melaporkan hasil penyelidikan mengenai salah satu segi atau bidang untuk kemudian didiskusikan dan akhirnya diadakan evaluasi atau penilaian. Menurut pendapat di atas bahwa untuk mengetahui perbedaan dan hubungan sekedarnya dicantumkan beberapa istilah yaitu diskusi (discussion), diskusi panel (panel discussion), musyawarah (conference), dan seminar. Pertemuan yang di utarakan di atas sudah tentu mempunyai keunggulan dan kelemahan menurut Rokhman (2004: 23) terdapat keunggulan dan kelemahan dari pertemuan-pertemuan yaitu: 1) Keunggulan: a. Menumbuhkan kreativitas. b. Menumbuhkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap sesuatu kegiatan. 2) Kelemahan: a. Kemungkinan sulit untuk mendapat orang-orang yang dapat berpartisipasi dengan baik dalam diskusi. b. Keputusan yang diambil kemungkinan tidak memuaskan semua pihak yang ikut dalam pertemuan ini. Menurut pendapat di atas bahwa keunggulan dari pertemuan-pertemuan yaitu menumbuhkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatan. Dan kelemahannya yaitu sulit mendapat orang yang dapat berpartisipasi dengan baik dalam diskusi dan keputusan yang diambil tidak memuaskan semua pihak.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3.1.3 Media Elektronik Media elektronik adalah media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk-bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa pesan yang disampaikan secara elektronik dilakukan melalui faksimili, e-mail, radio, dan televisi. Menurut Sosiawan (1) bahwa “Media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet)”. Sehubungan dengan hal di atas menurut Shakuntala (2003: 16) ada keuntungan dari media elektronik antara lain: “1. Prosesnya cepat. 2. Data dapat disimpan”. Jadi, pesan dapat dikirim melalui berbagai media dan media itu dapat dikombinasikan. Misalnya, pesan tertulis dijelaskan secara lisan. Pesan elektronik disusul dengan pesan tertulis. karena itu, pesan dapat diterima dengan semua indra. Pada penjelasan berikut akan diuraikan media tersebut satu persatu:
2.4.3.1.3.1 Radio Radio merupakan media audio yang mampu mengirimkan pesan berupa informasi lisan (suara) kepada khalayak. Menurut Phyrman (2009: 4) bahwa “Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya”. Sedangkan menurut Bland (2004: 88) bahwa “Radio merupakan media yang tidak ternilai, yang memiliki banyak keunggulan dan sedikit peraturan dan hampir semua pesan-pesan penting ditelevisi juga dapat disiarkan di radio”. Selain pendapat di atas Widjaja (1993: 79) menyatakan bahwa “Radio adalah media massa yang sangat penting oleh karena lebih banyak orang yang dapat menangkap atau mendengar radio daripada media lainnya”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut ketiga pendapat di atas menyatakan bahwa radio merupakan media massa yang tidak ternilai dan hampir semua pesan penting ditelevisi dapat disiarkan diradio karenanya lebih banyak orang dapat mendengar radio daripada media lainnya dan mampu beradaptasi dengan perubahan dunia. Menurut Rumanti (2002: 129) bahwa keunggulan dan kelemahan dari radio antara lain: 1) Keunggulan radio: 1. Siaran radio mempunyai kekuatan mengutarakan gagasan atau pendapat secara sederhana dan langsung. 2. Teks siaran radio sangat luwes, karena mudah dikoreksi, ditambah atau ditulis kembali sebelum siaran. 3. Radio sudah mempunyai publik khusus. 2) Kelemahan radio: 1. Uraian dialog dan isi materinya kurang bervariasi. 2. Fakta-fakta tidak bisa dibeberkan selengkapnya, karena selain harus sederhana, isi siaran juga harus disusun singkat. 3. Melelahkan, karena perhatian pendengar harus dipusatkan pada suara atau satu pokok acara selama waktu tertentu. 4. Hanya bisa didengar dan sekali saat itu (audio). Pendapat di atas mengemukakan bahwa keunggulan dari radio adalah mempunyai kekuatan mengutarakan gagasan, teks siaran radio sangat luwes, dan sudah mempunyai publik khusus. Dan kelemahannya adalah isi materi kurang bervariasi, melelahkan, dan hanya bisa didengar dan sekali saat itu. Menurut Jefkins (2004: 102) bahwa secara umum program radio terdiri dari materi-materi pokok sebagai berikut: a) Program-program berita. Setiap stasiun radio memiliki ruang beritanya sendiri. Mereka memakai sumber-sumber yang sama dengan yang digunakan oleh kalangan media massa pada umumnya. Untuk radioradio lokal, pasokan beritanya secara khusus dilayani oleh Independent Radio News (IRN). b) Program-program siaran langsung. Umumnya, siaran-siaran langsung ini berupa wawancara dengan para tokoh terkemuka. c) Materi program rekaman. Jenisnya bervariasi, termasuk wawancara, yang dikemas dahulu oleh stasiun radio itu sebelum disiarkan, serta program-program yang dipasok oleh sumber atau pihak lain. d) Program televisi versi radio: Program ini bisa bersifat langsung atau rekam. Di Inggris, materi ini sering kali disajikan oleh BBC. Versi ini tidak hanya berbeda dari segi penyajian tapi bisa pula berbeda dari segi sudut pandang maupun waktunya. e) Radio phone-ins, di mana seorang penyiar atau orang yang membawakan acara mengajukan usulan berbagai topik yang akan
Universitas Sumatera Utara
ditanggapi oleh para pendengar melalui telepon sehingga antara keduanya berlangsung tanya jawab aktif. Menurut pendapat di atas bahwa materi-materi pokok pada program radio adalah program berita, program siaran langsung, program rekaman, program televisi versi radio: bisa bersifat langsung atau rekam, dan radio phone-ins.
2.4.3.1.3.2 Televisi Kegunaan siaran televisi adalah untuk menyebarluaskan informasi dan berita, baru dimulai pada tahun 1962, perluasan siarannya baru dimulai tahun 1976, yakni sejak adanya satelit domestik palapa. Televisi adalah salah satu bentuk mass media yang memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkan melalui gelombang elektronik sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima di rumah-rumah. Menurut Bland (2004: 88) bahwa “Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan secara massal oleh televisi”. Sedangkan menurut Morissan (2008: 213) bahwa “Televisi merupakan media iklan yang paling ampuh daripada yang lainnya karena dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk itu digunakan”. Dalam hal ini televisi adalah suatu media komunikasi yang dapat dimanfaatkan semua orang sebagai hiburan yang disajikan secara massal dan dapat menunjukkan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk tersebut digunakan. Ada beberapa keunggulan dan kelemahan televisi sebagai media massa antara lain: 1) Keunggulan televisi: 1. Siaran yang dipancarkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 2. Punya daya tarik khusus sebagai media “pandang-dengar” (audiovisual). 2) Kelemahan televisi: 1. Biaya relatif mahal. 2. Komunikasinya satu arah. 3. Sebagai media audio visual, namun relatif dalam pandangan yang cepat. 4. Daya beli cukup mahal. (Rumanti, 2002: 129).
Universitas Sumatera Utara
Pendapat di atas menyatakan bahwa keunggulan televisi sebagai media massa yaitu siaran yang dipancarkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan punya daya tarik khusus sebagai media pandang dengar. Dan kelemahannya yaitu biaya mahal dan komunikasi satu arah. Seperti halnya radio, sistem siaran televisi berbeda dari satu Negara dengan Negara lain. Jam tayangnya juga bervariasi. Menurut Jefkins (2004: 105106) bahwa program acara televisi terdiri dari materi-materi pokok sebagai berikut: a) Buletin berita nasional, misalnya siaran berita pada pukul 10 (News at Ten) di ITV atau buletin-buletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun-stasiun TV lokal. Sumber berita lainnya bagi stasiun televisi adalah Visnews (dimiliki bersama oleh BBC, Reuters, dan perusahaanperusahaan Australia, Kanada, dan Selandia Baru-pemegang saham mayoritas adalah Reuters yakni sebanyak 55 persen saham). Visnews ini memasok berita-berita internasional ke berbagai stasiun televisi di dunia, dan juga memasok acara-acara siaran lainnya mulai dari sejarah, hiburan, acara-acara pendidikan, hingga tayangan-tayangan umum. b) Liputan-liputan khusus yang mengupas tentang berbagai masalah terbaru secara mendalam, misalnya acara Panorama dan World in Action. c) Program-program olahraga, terutama olahraga di luar ruangan yang biasanya disiarkan pada sabtu dan minggu siang (di Inggris). d) Acara mengenai topik-topik khusus yang bersifat informatif, misalnya acara-acara mengenai cara berkebun, memasak, dan hiburan (misalnya kuis). e) Drama, terdiri dari film, sandiwara, dan sinetron. f) Acara musik. Acara yang berisi musik pop, konser musik klasik, dan sebagainya. Misalnya, Top of the Pops. g) Acara keagamaan. h) Acara bincang-bincang (chat show). Pada acara ini si pewawancara mengajukan berbagai penanyaan yang menarik mengenai kehidupan sehari-hari atau profesi dari seorang tokoh terkenal. Misalnya, Littlejohn. i) Acara-acara untuk anak-anak, misalnya film Blue Peter dan aneka film kartun. j) Program-program ilmu pengetahuan, misalnya acara Tomorrow’s World. k) Program-program pendidikan, misalnya The Learning Zone termasuk Languages, Business and Work, dan Open University. Pendapat di atas menyatakan bahwa program acara televisi terdiri dari materi-materi pokok yaitu buletin berita nasional, liputan khusus, program olahraga, acara topik khusus yang bersifat informatif, drama, acara musik, acara
Universitas Sumatera Utara
keagamaan, acara bincang-bincang, acara untuk anak-anak, program ilmu pengetahuan, dan program pendidikan.
2.4.3.1.3.3 Internet Perkembangan
teknologi
melahirkan
adanya
internet.
Semenjak
kehadirannya pada tahun 1990-an, internet membawa pengaruh dan dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Internet saat ini menjadi medium manusia untuk berkomunikasi
(computer
mediated
communications),
termasuk
juga
dimanfaatkan perusahaan untuk berkomunikasi dengan publiknya. Menurut Nellysita (2009: 1) bahwa “Internet merupakan bahasa komputer standar (secara teknis dikenal sebagai protokol) yang memungkinkan berbagai jaringan komputer dengan komputer berbeda untuk saling berkomunikasi”. Sedangkan Awondatu (2008: 9) menyatakan bahwa: Internet merupakan media komunikasi berbasis komputer teknologi informasi. Internet banyak dipilih oleh perusahaan guna menjalin komunikasi dengan publik eksternal karena media ini memiliki kemampuan dalam menjangkau khalayak. Jadi, internet adalah suatu sistem media komunikasi elektronik di mana antara jaringan komputer dengan komputer lain dunia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Ada beberapa keunggulan media komunikasi internet. Menurut Suranto dalam Awondatu (2008: 10) bahwa keunggulan internet yaitu: “1. Mudah, cepat, dan murah dengan jangkauan dunia. 2. Tidak ada birokrasi baik secara teknis maupun non teknis. 3. Tersebar di berbagai pelosok kota”. Menurut pendapat di atas bahwa keunggulan internet adalah media yang sangat mudah, cepat, dan murah dan tersebar di berbagai pelosok kota dengan jangkauan dunia. Internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Lewat internet dapat memperoleh beberapa manfaat. Menurut Nellysita (2009: 3) manfaat internet adalah: 1. Online news, dalam aktivitas dan administrasi pemerintahan, dengan internet bisa mengurangi biaya pemakain kertas dan biaya distribusi.
Universitas Sumatera Utara
2. 3.
4. 5. 6. 7.
Misalnya: koran leat internet (online news), majalah, buletin, dan jurnal. Sarana informasi dan komunikasi yang sangat efektif, dalam pengenalan/ pemasaran dan pesanan produk dalam dunia bisnis. Lewat internet bisa berkomunikasi secara interaktif, dengan berbagai pihak tanpa ada batasan jarak dan waktu, dengan fasilitas e-mail, internet relay chat, video conference, dan internet phone. E-Government, mempercepat pertukaran data dan informasi pemerintahan (e-government). E-Commerce, yaitu fasilitas internet untuk kebutuhan perdagangan (ecommerce). Memudahkan metode komunikasi paling cepat dan murah. Internet merupakan media sangat membantu suatu kolaborasi, yang biasanya terhambat oleh ruang dan waktu. Melalui internet dapat melakukan suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak dimana pun mereka berada. Bahkan dapat mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamaan melalui internet.
Sedangkan menurut Rahanto (2009: 2) bahwa manfaat internet bagi bidang pendidikan di Indonesia adalah: “1. Akses ke perpustakaan. 2. Akses ke pakar. 3. Menyediakan fasilitas kerjasama”. Menurut kedua pendapat di atas bahwa manfaat internet adalah online news, sarana informasi dan komunikasi yang efektif, berkomunikasi secara interaktif, e-government, e-commerce, cepat dan murah, dan membantu suatu kolaborasi. Sedangkan manfaat bagi bidang pendidikan di Indonesia adalah dapat akses ke perpustakaan, pakar, dan berkerjasama. Terdapat 9 (sembilan) fasilitas/ layanan pada internet. Menurut Rahanto (2009 : 2) bahwa fasilitas/ layanan internet sebagai berikut: 1. Browsing/Surfing, yaitu: sebuah layanan pada internet yang berfungsi untuk menampilkan suatu situs/ website guna mencari suatu informasi. 2. E-mail (Electronic Mail), yaitu: sebuah layanan untuk pengiriman surat elektronik. 3. Mailing List sering disebut dengan milis, yaitu: layanan internet sebagai pengembangan dari email yang difungsikan untuk berdiskusi. Melalui milis dapat menyampaikan pengumuman, seperti: lomba pidato, olimpiade math, science, artikel menarik, dll. 4. Inter Relay Chat (Chatting), yaitu: fasilitas yang digunakan untuk melakukan perbincangan atau bercakap-cakap melalui internet menggunakan teks atau sering disebut dengan chatting.
Universitas Sumatera Utara
5. Newsgroup, yaitu: aplikasi internet yang berfungsi untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain guna membahas suatu topik dalam sebuah forum. Grup-grup akan menjadi sarana pertemuan jarak jauh secara elektronik. 6. File Transfer Protocol (FTP), yaitu: fasilitas untuk mengirim suatu file yang disertakan melalui email. File yang dikirim dapat berupa file naskah (word), gambar, animasi, musik, dll. 7. Teleconference, yaitu: fasilitas internet yang juga digunakan untuk berbincang-bincang dengan cara yang kompleks, yaitu: mulai dari suara hingga gambar, sehingga seolah-olah dapat langsung berhadapan dengan lawan bicara. Fasilitas ini merupakan pengembangan dari chatting. Komputer yang digunakan untuk teleconfe-rence harus dilengkapi dengan web camera, sound card, tv tuner, VoIP. 8. Internet Telephony, yaitu: fasilitas untuk berkomunikasi dengan suara melalui internet menggunakan pesawat telepon. Pulsa yang dibayar sama dengan pulsa internet walaupun dilakukan secara SLJJ atau SLI. Software yang digunakan untuk telephony adalah Net2phone, buddytalk, media ring talk dll. 9. Internet Fax, yaitu: internet juga dapat digunakan untuk mengirim faximili yang secara umum dilakukan melalui mesin faksimili. Biaya yang dibebankan adalah biaya lokal atau sama dengan internet. Fasilitas ini sangat mempermudah para sekretaris perusahaan untuk mengirim faksimili dalam jumlah yang banyak. Pendapat di atas menyatakan bahwa fasilitas/ layanan internet adalah browsing/ surfing, e-mail, mailing list, inter relay chat, newsgroup, file transfer protocol, teleconference, internet telephony, dan internet fax.
2.5 Promosi 2.5.1 Pengertian Promosi Promosi perpustakaan adalah aktivitas memperkenalkan perpustakaan dari segi fasilitas, koleksi jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh setiap pemakai perpustakaan secara lebih terperinci. Promosi merupakan kegiatan penting pada suatu organisasi, apalagi untuk organisasi yang bergerak dalam bidang usaha dan jasa. Menurut Lamb (2001: 145) “Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi
pendapat
mereka
atau
memperoleh suatu respon”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Baderi (2004: 10) bahwa: Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari bahan kepustakaan (produk) untuk meyakinkan konsumen sasaran (target market) agar mau membaca atau mengunjungi perpustakaan. Pendapat lain menyatakan bahwa: Promosi adalah komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. (Laksana, 2008: 133). Dari ketiga pendapat di atas dapat diuraikan bahwa promosi merupakan berbagai kegiatan untuk mengkomunikasikan manfaat dari suatu produk agar konsumen mau mengenal dan tetap mengingat produk tersebut.
2.5.2 Tujuan dan Tugas Promosi Dalam bidang usaha tujuan promosi adalah memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat. Menurut Stanley dalam Darmono (2001: 176) “Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap, perilaku dari penerima dan membujuk mereka untuk menerima konsep, pelayanan, ide, atau barang yang dipromosikan”. Sedangkan menurut Santoso (2007: 1) tujuan promosi adalah: 1. Memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada masyarakat pemakai. 2. Mendorong minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang membaca. 3. Memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada masyarakat. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan promosi adalah mempengaruhi pengguna agar mengenal aktivitas kegiatan untuk memanfaatkan pelayanan dan koleksi yang telah dipromosikan oleh perpustakaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut di atas promosi mempunyai beberapa tugas yang harus dilaksanakan. Tugas promosi adalah untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barang-barangnya. Menurut Lamb (2001: 157) tugas promosi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Promosi Informatif, yaitu: Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau atribut produk. Menjelaskan bagaimana produk tersebut bekerja. Menyarankan kegunaan baru suatu produk. Membangun citra suatu produk. 2. Promosi Persuasif, yaitu: Mendorong perpindahan merek. Merubah Persepsi pelanggan atas atribut produk. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang. Merayu pelanggan untuk datang. 3. Promosi Mengingatkan, yaitu: Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat ini. Mengingatkan konsumen dimana untuk membeli produk tersebut. Mempertahankan kesadaran konsumen. Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barangbarangnya. Keberhasilan promosi akan memberi keuntungan bagi perusahaan/ organisasi. Menurut Stanley dalam Mustafa (1996: 24) bahwa keuntungan promosi bagi dunia usaha sebagai berikut: 1. Promosi membawa suara bagi perusahaan dalam arena pemasaran sehingga perusahaan dapat berkomunikasi tentang produk-produk dan manfaatnya bagi konsumen. 2. Promosi membantu perusahaan meningkatkan penjualan produknya dalam pasaran yang penuh persaingan. 3. Promosi membantu perusahaan dalam menciptakan produk baru. 4. Promosi membantu perusahaan dalam menyelamatkan distribusi produksinya di dalam pasar. 5. Promosi membantu perusahaan dalam membangun citra yang baik bagi perusahaan tersebut. 6. Promosi membantu perusahaan dalam menciptakan pilihan produknya yang bermacam-macam. 7. Promosi dapat membantu perusahaan meratakan kesenjangan dalam penjadwalan produksi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas promosi adalah membujuk, mempengaruhi, dan mengingatkan konsumen untuk membeli produk tersebut. Sedangkan keuntungan yang didapat dari promosi bagi dunia usaha yaitu, dapat membantu perusahaan dalam membawa suara, meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
penjualan produk dalam persaingan, menciptakan produk baru, menyelamatkan distribusi produksi di pasar, membangun citra, menciptakan pilihan produk, dan meratakan kesenjangan dalam penjadwalan produksi.
2.5.3 Metode Promosi Banyak metode promosi, yang dapat digunakan untuk melaksanakan promosi produk yang akan dijual. Demikian juga dengan promosi yang dilakukan perpustakaan. Salah satu cara yang efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah dengan jalan mengadakan kegiatan perpustakaan yang melibatkan staf perpustakaan dan pengguna. Menurut Santoso (2009: 2) menyatakan bahwa beberapa macam kegiatan yang dapat dilakukan untuk promosi antara lain: 1. Peningkatan diri para petugas perpustakaan dengan cara: Untuk berusaha tampil penuh percaya diri, Untuk berpandangan positif, Untuk berpakaian dengan sopan dan rapi. 2. Pendekatan pada guru dilakukan dengan cara: Untuk proaktif, Untuk membuat daftar buku yang ada di perpustakaan berkenaan dengan tiap mata pelajaran dan diberikan kepada masing-masing guru sesuai dengan mata pelajarannya, Untuk meminta daftar buku yang diperlukan guru-guru dalam menunjang pengajaran mereka. 3. Pendekatan dengan pihak pemimpin dengan cara: Untuk membuat perencanaan jangka pendek (1 tahun) yang berkualitas dengan argumentasi yang kuat dan diajukan kepada kepala sekolah, Untuk membuat laporan pembangunan perpustakaan secara periodik (perkuartal, persemeter, atau pertahun), Untuk mengajukan kepada kepala sekolah agar mewajibkan anak didik mengikuti kelas perpustakaan satu jam pelajaran dalam satu minggu. 4. Memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan pengguna tercapai yaitu: Untuk memelihara penataan buku yang rapi agar buku mudah didapat, Untuk membiasakan diri agar biasa berdisiplin dengan waktu, Untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
5. Kegiatan penunjang perpustakaan yang lain adalah: membuat poster, membuat pamflet, mengadakan pameran buku. Pendapat di atas menyatakan bahwa kegiatan yang dapat dilakukan untuk promosi adalah peningkatan diri para petugas perpustakaan, pendekatan pada guru, pendekatan dengan pihak pemimpin, memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan pengguna tercapai, dan kegiatan membuat poster, pamflet, dan mengadakan pameran buku. Menurut Mustafa (1996: 29) ada beberapa bentuk atau media promosi yang biasa digunakan oleh organisasi antara lain: a. Publikasi b. Iklan c. Kontak perorangan d. Insentif e. Penciptaan suasana dan lingkungan perpustakan Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas satu persatu pada uraian sebagai berikut:
2.5.3.1 Publikasi Publikasi merupakan kegiatan komunikasi penyiaran dengan sasaran keterbukaan terhadap masyarakat. Menurut Mustafa (1996: 29) “Publikasi adalah perangsangan non-personal agar ada permintaan terhadap produk atau jasa melalui berita mengenai hal-hal dimedia penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di radio, televisi, atau dipanggung”. Sedangkan menurut Kotler dalam Baderi (2004: 13) bahwa “Publikasi adalah sejumlah informasi tentang seseorang barang atau organisasi yang disebar luaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor”. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan sejumlah informasi terhadap produk atau jasa melalui penyajian menarik di radio dan televisi tanpa dipungut biaya oleh sponsor. Menurut Mustafa (1996: 29) publikasi mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Keunggulan: Pertama, publikasi ditempatkan sebagai berita dan bukan diruang iklan. Kedua, publikasi cenderung untuk sampai kepada konsumen yang tidak menyukai iklan atau kontak pribadi. Ketiga, publikasi mempunyai potensi tinggi untuk didramatisasi sehingga dapat menarik perhatian dan mempengaruhi orang. 2. Kelemahan: Publikasi selalu melalui proses penyuntingan. Menurut pendapat di atas bahwa keunggulan publikasi adalah sebagai berita dan bukan diruang iklan, menyampaikan kepada konsumen yang tidak menyukai iklan, dan menarik perhatian. Sedangkan kelemahannya adalah selalu melalui proses penyuntingan. Jika publikasi akan dimanfaatkan sebagai ajang promosi maka langkahlangkah yang harus ditempuh yaitu: 1. Menentukan tujuan-tujuan publikasi. Hal ini mencakup penentuan pasar target yang menjadi sasaran. 2. Mencari ide publikasi yang akan mencapai dampak yang diinginkan. 3. Menentukan media yang akan digunakan untuk publikasi. Media yang paling berperan adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi. (Wirawan, 1993: 32-33). Pendapat di atas menyatakan bahwa langkah yang ditempuh dalam ajang promosi publikasi adalah dapat menentukan tujuan, mencari ide, dan menentukan media untuk publikasi.
2.5.3.1.1 Brosur Brosur sangat berguna bagi orang yang menginginkan pengetahuan tambahan dari berbagai bidang tertentu. Informasinya mudah dipahami karena pada umumnya tulisannya bersifat ringan. Menurut Yusup (2009: 444) bahwa “Brosur merupakan sejenis publikasi cetakan yang terdiri dari atas beberapa lembar dan biasanya dijahit dengan kawat, tetapi tidak dijilid, isinya tentang bermacam informasi dan penjelasan sesuatu yang masih hangat atau mutakhir”. Sedangkan Siswadi (2008: 3) menyatakan bahwa : Brosur adalah sarana promosi standard yang sering digunakan oleh perpustakaan. Seluruh informasi mengenai layanan perpustakaan dapat dituangkan di dalam brosur. Umumnya informasi yang disampaikan di brosur bersifat umum yang hanya menyampaikan secara garis besar apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa brosur adalah jenis publikasi tercetak terdiri dari beberapa lembar dan dijahit dengan kawat, yang isinya tentang berbagai macam informasi yang bersifat umum. Bosur dirancang sebagai display publik dan berusaha agar konsumen terekspos pesan sebanyak mungkin. Menurut Prayudi (2007: 100) bahwa: Brosur bertujuan membangkitkan ‘tindakan’ atau perilaku konsumen dengan cara mengedukasi tentang subjek yang diinformasikan dalam brosur dan berusaha memotivasi konsumen untuk melakukan kontak dengan perusahaan melalui cara apa saja. Menurut pendapat di atas bahwa tujuan brosur adalah brosur harus bisa membangkitkan dan mengedukasi konsumen secara lebih detail melalui informasi dan memotivasi konsumen melakukan kontak dengan perusahaan. Penggunaan Bahasa Indonesia yang sederhana dan rancangan dasar meningkatkan efektivitas komunikasi pada segala jenis dokumen, untuk meningkatkan goodwill terhadap publik, dan mengurangi komplain serta kebingungan konsumen. Menurut Prayudi (2007: 95) menyatakan bahwa pedoman penyusunan brosur adalah sebagai berikut: 1. Gunakan huruf ukuran 8-10 poin. Pembaca sering mengabaikan teks yang terlalu kecil untuk dibaca. 2. Beri banyak ruang kosong. Margin yang lebar, indent, dan halaman yang pendek untuk menghindarkan terlihat ramainya brosur dan kesulitan pembacaan. 3. Gunakan margin rata kanan daripada justified. Hal tersebut memberi efek yang santai serta kesan kontemporer. 4. Gunakan kalimat pendek dalam satu baris. Panjang garis optimal untuk kebanyakan teks antara 50 sampai 70 karakter. 5. Gunakan huruf tebal sebagai penekanan. Hal itu lebih baik daripada membaca kata dengan huruf besar semua. Pendapat di atas menyatakan bahwa pedoman penyusunan brosur adalah menggunakan huruf ukuran 8-10 poin, memberi banyak ruang kosong, menggunakan margin rata kanan daripada justified, menggunakan kalimat pendek dalam satu baris, dan menggunakan huruf tebal sebagai penekanan.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.1.2 News Letter News-letter sering disebut dengan majalah internal atau home journal. Menurut Mustafa (1996: 89) bahwa “News-letter adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang ditulis dengan gaya tidak formal”. Sedangkan menurut Rumanti (2002: 119) bahwa “Newsletter merupakan sebuah tipe house journal yang berisikan intisari berita-berita (berita yang singkat) ukurannya bisa sama dengan majalah pada umumnya, hanya jumlah halamannya lebih sedikit”. Kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa News-letter merupakan salah satu media promosi yang berisikan intisari berita singkat hanya jumlah halaman lebih sedikit yang ditulis dengan gaya tidak formal. Menulis adalah pekerjaan yang berat dan sangat jarang bahwa anda akan menghasilkan suatu penulisan yang bagus hanya dalam sekali kerja. Menurut Mustafa (1996: 91) tulisan news-letter yang baik dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri yang antara lain: “a. Spesifik, artinya langsung pada masalahnya. b. Kompak, artinya informasi yang disajikan senada dan berkaitan c. Menarik, artinya merangsang orang untuk melakukan sesuatu”. Dengan demikian tulisan news-letter dilihat berdasarkan ciri-ciri yang spesifik, kompak, dan menarik. Tahapan selanjutnya untuk mensukseskan newsletter adalah melakukan promosi. Menurut Janice Byer dalam Prayudi (2007: 133-134) bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan newsletter antara lain: 1. Menampilkan arsip-arsip artikel di situs web organisasi dan yakinkan pengunjung web untuk memberi tanda pada alamat e-mail. 2. Masukkan arsip artikel pada situs web perusahaan dan pastikan untuk menempatkan form sign up e-mail address bagi para pengunjung web. 3. Tambahkan link pada e-mail newsletter. 4. Saat menulis artikel, tambahkan kalimat singkat tentang newsletter pada informasi kontak di akhir newsletter. 5. Motivasi pembaca newsletter untuk meneruskannya kepada teman atau rekan kerja. 6. Bertukar informasi dengan penerbit newsletter lain.
Universitas Sumatera Utara
7. Pastikan untuk memasukkan e-mail newsletter pada beragam situs agar bisa lebih tersebar. 8. Jika memungkinkan, buatlah pengumuman bahwa daftar diskusi mengenai isu-isu tertentu dari newsletter anda tersedia di beberapa email yang bisa diakses. Menurut pendapat di atas bahwa untuk mempromosikan newsletter adalah suatu cara agar publik menjadikan newsletter sebagai salah satu sumber informasi terpercaya.
2.5.3.1.3 Pembatas Buku dan Terbitan Khusus Perpustakaan Pembatas buku atau dikenal sebagai bookmark dapat digunakan sebagai media promosi di perpustakaan. Menurut Mustafa (1996: 97) “Pembatas buku adalah suatu benda yang digunakan untuk memberi tanda pembatas pada halaman-halaman sebuah buku”. Jadi, pembatas buku adalah sebagai tanda untuk memberi pembatas pada halaman buku. Dalam merancang pembatas buku yang menarik beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Pilih kata-kata yang singkat tetapi tepat dan padat. (2) Rancang secara menarik. (3) Pilih bahan yang kuat. (4) Pertimbangkan biaya pembuatan. (Mustafa, 1996: 98). Pendapat di atas menjelaskan bahwa pembatas buku digunakan sebagai alat untuk membatas buku pada bagian tertentu apabila ingin berhenti membaca buku dan dengan merancang pembatas buku agar menarik perhatian dengan memperhatikan hal tersebut di atas. Pada sebuah perpustakaan umum terbitan khusus perpustakaan merupakan promosi perpustakaan yang sangat bagus. Media yang dimaksud menurut Mustafa (1996: 100) bahwa: Terbitan khusus perpustakaan adalah buku yang diterbitkan secara khusus oleh perpustakaan. Buku itu mengandung nilai promosi yang sangat tinggi bagi perpustakaan. Sebelumnya perpustakaan mempunyai catatan tentang orang-orang yang berkunjung ke perpustakaan dan catatan tentang bukubuku yang sering mereka baca. Perpustakaan kemudian memilih diantara para pengunjung yang merupakan tokoh-tokoh terkenal dari
Universitas Sumatera Utara
berbagai profesi. Perpustakaan lalu meminta komentar mereka mengenai buku-buku yang telah mereka pinjam dan baca di perpustakaan. Jadi, terbitan khusus perpustakaan adalah salah satu media promosi berupa buku yang diterbitkan secara khusus oleh perpustakaan. Terbitan khusus yang diterbitkan oleh perpustakaan ini dimaksudkan sebagai alat promosi. Menurut Mustafa (1996: 100-102) berikut adalah bentuk terbitan khusus perpustakaan antara lain: a) Buku panduan perpustakaan Buku panduan perpustakaan adalah sebuah buku kecil yang diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi segala sesuatu mengenai perpustakaan. Mulai dari sejarah dan latar belakang pendirian perpustakaan, misi dan tujuan, organisasi, lembaga induk, koleksi dan layanan, fasilitas, lokasi dan cabang-cabangnya, staf pengelola dan struktur organisasinya, peraturan dan sanksi-sanksi dan sudah barang tentu nama dan alamat resmi, serta informasi lain yang dianggap perlu untuk pengguna. b) Kalender perpustakaan Penerbitan kalender khusus perpustakaan merupakan upaya yang sangat menarik sebagai salah satu media promosi perpustakaan. Khusus untuk cara ini sebenarnya tidak terlalu banyak dibahas, karena sudah sangat umum dilakukan oleh banyak organisasi untuk menunjukkan kepada masyarakat tentang keberadaan organisasi tersebut. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk terbitan khusus perpustakaan adalah buku panduan perpustakaan dan kalender perpustakaan. 2.5.3.2 Kontak Perorangan Promosi secara kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara wakil organisasi dengan pasar target. Menurut Saladin (1996: 87) bahwa “Kontak perorangan merupakan persentasi lisan dalam satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan menciptakan penjualan”. Sedangkan menurut Nickles dalam Tjiptono (1997: 145), “Kontak perorangan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut kedua pendapat di atas bahwa kontak perorangan adalah interaksi antara individu yang saling menguntungkan dengan pihak lain untuk tujuan menciptakan penjualan. Menurut Kotler (1996: 121) fungsi kontak perorangan dalam promosi dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menjual, artinya organisasi berusaha meningkatkan jumlah konsumen dengan langsung mencari konsumen baru. 2. Memberi pelayanan, artinya dengan kontak perorangan organisasi mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen. 3. Meneliti, artinya mengawasi perkembangan yang terjadi diantara konsumen dan juga diantara pesaing-pesaing organisasi. Dari pendapat di atas mengemukakan bahwa fungsi kontak perorangan adalah menjual, memberikan pelayanan, dan meneliti pesaing organisasi.
2.5.3.3 Insentif Sarana berikutnya untuk promosi adalah pemberian insentif. Pemberian insentif biasanya disebut sales promotion. Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar. Sehubungan dengan pemberian insentif Mustafa (1996: 31) menyatakan bahwa: Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai (uang atau bukan uang) sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu. Insentif biasanya diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak acuh, atau kurang suka terhadap penawaran suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Label, Caray (2008: 2) bahwa “Insentif adalah dorongan agar seseorang mau bekerja dengan baik dan agar dapat mencapai produktivitas yang tinggi sehingga dapat membangkitkan gairah kerja dan motivasi yang tinggi”. Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa insentif merupakan metode promosi yang memberikan sesuatu yang bernilai sebagai penawaran untuk konsumen supaya termotivasi terhadap penawaran suatu produk atau jasa dan mendorong seseorang bekerja dengan baik agar mencapai produktivitas yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3.4 Penciptaan Suasana Lingkungan Perpustakaan Penciptaan suasana lingkungan perpustakaan perlu diperhitungkan karena konsumen dan organisasi pada waktu membeli produk atau jasa bertemu dengan staf organisasi dalam lingkungan fisik tertentu. Menurut Soehadi (2001: 8) bahwa: Penciptaan suasana lingkungan perpustakaan adalah lingkungan perpustakaan (layout petunjuk furniture dll) yang mempengaruhi pandangan publik kepada layanan, jika atmosfir tidak begitu baik seperti layout yang membingungkan, furniture yang kotor, petunjuk yang tidak jelas, suasana yang ribut, maka konsumen akan segan untuk mengunjungi perpustakaan dan konsumen menganggap bahwa atmosfir yang buruk menggambarkan layanan yang buruk juga. Sedangkan Kotler dalam Wirawan (1993: 40) menyatakan bahwa : Penciptaan suasana lingkungan perpustakaan sebagai perancangan lingkungan organisasi yang memperhitungkan sedemikian rupa, agar menimbulkan dampak kognitif dan emosional kepada pasar target, sehingga meningkatkan kepuasan pada waktu membeli atau memanfaatkan produk atau jasa itu. Kedua pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa penciptaan suasana lingkungan perpustakaan merupakan lingkungan perpustakaan sebagai perancangan organisasi untuk mempengaruhi pandangan publik kepada layanan sehingga meningkatkan kepuasan konsumen untuk memanfaatkan layanan, produk atau jasa.
2.6 Promosi Perpustakaan 2.6.1 Kendala Promosi Perpustakaan Pada umumnya perpustakaan dalam melaksanakan strategi kegiatan pemasaran dan promosi layanan memiliki kendala yang dihadapi yaitu kendala dari dalam perpustakaan dan kendala dari luar perpustakaan. Hal ini dikarenakan perpustakaan tidak dapat mempromosikan layanannya kepada pengguna. Berikut ini akan dibahas kendala-kendala yang akan diuraikan dibawah ini:
2.6.1.1 Kendala dari Dalam Perpustakaan Ada beberapa kendala yang sebenarnya berasal dalam perpustakaan. Baik itu dari perpustakaan maupun dari pustakawannya sendiri. Oleh karena kendala itu
Universitas Sumatera Utara
berasal dari dalam perpustakaan maka peluang besar kendala itu dapat ditanggulangi sendiri oleh perpustakaan atau pustakawan. Menurut Mustafa (1996: 58) kendala-kendala itu antara lain: 1. Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik pemasaran. 2. Pandangan tradisional bahwa perpustakaan hanyalah sebuah gudang buku. 3. Tidak memadainya gedung perpustakaan. 4. Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan membuka layanan baru. 5. Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan. Berdasarakan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala dari dalam perpustakaan berasal dari pustakawan itu sendiri dikarenakan lemahnya pengetahuan dan apresiasi terhadap pengguna yang lebih menuntut banyak jasa dari perpustakaan tersebut.
2.6.1.2 Kendala dari Luar Perpustakaan Berbagai kendala perpustakaan secara umum antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lain. Perpustakaan harus dapat memberikan ruang akses yang lebih baik kepada sumber dayanya, penggunanya, dan layanannya. Perpustakaan juga perlu kembali mencermati kendala-kendala yang ada sehingga ke depan dapat mengatasi berbagai kendala dengan baik. Menurut Mustafa (1996: 58) kendala-kendala tersebut yaitu: 1. Kecuali untuk jenis perpustakaan umum dan khusus, maka sasaran bagi pelayanan perpustakaan pada umumnya berada dilingkungan perpustakaan dalam tempo sementara. Misalnya diperpustakaan perguruan tinggi, maka mahasiswa berada di kampus sekitar empat sampai lima tahun saja. 2. Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan terhadap perpustakaan. 3. Lemahnya manajemen organisasi. 4. Faktor sosial yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke perpustakaan. 5. Staf pengajar di perguruan tinggi atau guru di sekolah kurang banyak memberi tugas kepada mahasiswa atau siswa/ murid yang dapat memaksa mereka untuk menggunakan perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala dari luar perpustakaan dikarenakan oleh kurangnya komitmen dari pimpinan dan staf pengajar dalam dukungan terhadap perpustakaan, agar mahasiswa atau siswa mau menggunakan perpustakaan akan lebih baik memaksa mereka dengan cara banyak memberi tugas.
2.7 Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Organisasi/ Perpustakaan Komunikasi yang baik merupakan jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan. Sebenarnya komunikasi yang baik tidak hanya diperlukan dalam perusahaan, tapi dalam setiap lapangan kegiatan maka komunikasi yang baik ini merupakan syarat yang mutlak yang harus diperhatikan. Menurut Anoraga (1995: 243) manfaat media komunikasi dalam organisasi adalah: 1. Menghubungkan semua unsur interrelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa bersatu, setia kawan dan loyalitas bersama. 2. Pengendalian operasional yang efisien. 3. Meningkatkan rasa tanggung jawab serta menimbulkan rasa keterlibatan dan rasa ikut memiliki/ rasa satu kelompok. 4. Menimbulkan rasa saling pengertian dan saling menghargai tugastugas masing-masing sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan kemantapan semangat korps. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa manfaat media komunikasi dalam organisasi adalah menghubungkan semua unsur interrelasi, pengendalian operasional, meningkatkan rasa satu kelompok, dan menimbulkan rasa saling pengertian. Pemanfaatan media komunikasi di perpustakaan harus diarahkan untuk mencapai misi pelayanan yang meliputi pelayanan program pendidikan, informasi, kebudayaan, hobi, dan rekreasi. Sofa (2008: 5) menyatakan bahwa tujuan pemanfaatan media komunikasi dalam perpustakaan yaitu: “1. Untuk memotivasi perilaku tertentu (to motivate), 2. Menyampaikan informasi (to inform), 3. Pembelajaran (to instruct)”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat di atas bahwa tujuan pemanfaatan media komunikasi dalam perpustakaan adalah untuk memotivasi perilaku/ sikap, menyampaikan
informasi
dan
memberikan
pembelajaran
kepada
para
pemakainya. Dengan mencapai pemanfaatan dan tujuannya dari komunikasi dalam organisasi-organisasi/ perpustakaan tersebut di atas, maka komunikasi dalam organisasi harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Menurut Baskoro (2009: 3) fungsi media komunikasi adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h.
Mempermudah penyampaian pesan atau informasi kepada komunikan. Sebagai alat untuk membangkitkan motivasi komunikan. Mengefektifkan proses penyampaian kepada komunikan. Mempersingkat waktu penyampaian informasi kepada komunikan. Membangkitkan daya tarik pesan yang akan disampaikan. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan. Mengkonkritkan isi berita yang bersifat abstrak. Merupakan alat hiburan dan mendidik para komunikan.
Sedangkan Suranto dalam Awondatu (2008: 7) menyatakan bahwa media komunikasi, berdasarkan fungsinya yaitu: a. Fungsi produksi, ialah media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan informasi, contohnya adalah komputer pengolah kata word processor. b. Fungsi reproduksi, ialah media komunikasi yang kegunaannya untuk memproduksi ulang dan menggandakan informasi, misalnya audio tapes recorder dan videotapes. c. Fungsi penyampaian informasi, ialah media komunikasi dipergunakan untuk menyebarluaskan dan menyampaikan pesan kepada komunikan yang menjadi sasaran. Contoh: telepon, bulletin, facsimile dsb. Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa fungsi media komunikasi adalah sebagai alat untuk mempermudah penyampaian pesan, membangkitkan motivasi, menghibur dan mendidik para komunikan. Sedangkan media komunikasi berdasarkan fungsinya adalah fungsi produksi, fungsi reproduksi, dan fungsi penyampaian informasi. Dalam berkomunikasi, bagaimana memilih media yang tepat bagi pesan yang akan disampaikan merupakan hal penting dalam komunikasi yang baik. Memilih media komunikasi yang baik tidaklah mudah, namun ada beberapa cara yang dapat membantu perusahaan/ organisasi dalam mengevaluasi pemilihan
Universitas Sumatera Utara
media komunikasi yang akan digunakan. Menurut O’Hair, Friedrich & Dixon dalam Awondatu (2008: 12-13) adalah: 1. Kecepatan (Speed): Media oral dan elektronik memberikan kecepatan dalam berkomunikasi. 2. Ketepatan (Accuracy): Ketika ketepatan merupakan hal yang diutamakan, maka komunikasi secara tertulis dan melalui media elektronik menjadi pilihan. 3. Umpan Balik (Feedback): Feedback dapat didapatkan dari semua media komunikasi. Komunikasi langsung memberikan umpan balik secara langsung bukan hanya dari pesannya, namun juga perilaku nonverbal-nya. Media tertulis kurang dapat memberikan feedback yang spontan. 4. Pemilihan (Selectivity): Beberapa pesan kadang kurang sesuai untuk semua orang di dalam perusahaan. Pesan yang sensitif biasanya disampaikan secara langsung, meskipun ada juga yang secara tertulis. 5. Kesesuaian (Appropriateness): Beberapa media komunikasi kadang kurang sesuai dengan beberapa informasi. Mengkomunikasikan perubahan kebijakan perusahaan/ organisasi secara luas melalui komunikasi oral (langsung) sangat tidak tepat. Beberapa isu membutuhkan media yang khusus. 6. Pembiayaan (Cost): Biaya yang dikeluarkan sangat mempengaruhi pemilihan suatu media komunikasi. Biaya juga terkait dengan jangka waktu yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan. 7. Kepercayaan (Accountability): Merupakan tanggung jawab yang harus diberikan terhadap pesan baik oleh penerima maupun pengirim pesan. Komunikator dan komunikan harus bertanggung jawab terhadap pesan, sehingga informasi yang ada dapat dipercaya. 8. Penerimaan (Acceptability): Beberapa bentuk komunikasi lebih dapat diterima oleh beberapa orang dari pada yang lainnya. Jika perusahaan/ organisasi peduli terhadap dampak dari pesan yang akan disampaikan, perusahaan/ organisasi seharusnya mencoba memilih media komunikasi yang dapat diterima oleh komunikan. Pendapat di atas menyatakan bahwa cara yang dapat membantu perusahaan/ organisasi dalam pemilihan media komunikasi yang akan digunakan adalah kecepatan, ketepatan, umpan balik, pemilihan, kesesuaian, pembiayaan, kepercayaan, dan penerimaan.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan satu atau beberapa media komunikasi, seharusnya dilakukan paling tidak atas dua pertimbangan. Menurut Riswandi (3-6) bahwa ada 2 faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan media komunikasi antara lain: 1. Pertimbangan mengenai karakteristik media. Tiap medium memiliki karakteristik sendiri yang berbeda satu sama lainnya. Tiap medium juga secara khusus mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, penentuan suatu medium perlu disesuaikan dengan tujuan dan kemampuan dari masing-masing medium. Dalam hal ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah: a) Kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi. Apabila pesan yang ingin disampaikan ditujukan kepada masyarakat secara luas, maka media seperti radio dan TV adalah pilihan yang tepat. Karena selain kemampuan jangkauannya yang luas, juga kecepatan penetrasinya tinggi. b) Kebutuhan pemeliharaan memori. Apabila penyampaian pesan lebih ditujukan pada upaya agar pesan-pesan yang disampaikan tetap diingat oleh khalayak dalam kurun waktu yang relatif lebih lama, maka media seperti media luar ruang (misalnya billboard, spanduk, poster, dan lain-lain) dan majalah lebih cocok. Media seperti ini memiliki “life span” yang relatif lebih panjang. Majalah lazimnya disimpan di rumah sampai berbulan-bulan, sementara surat kabar hanya disimpan untuk beberapa hari. Bahkan billboard dapat dipasang sampai bertahuntahun. c) Kebutuhan jangkauan khalayak yang selektif. Apabila pesan-pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk kelompok-kelompok masyarakat segmen tertentu/ khusus, maka media seperti surat kabar dan majalah adalah lebih tepat. Surat kabar dan majalah yang dipilih tentunya harus disesuaikan dengan segmen khalayak yang dituju. Misalnya majalah wanita tepat untuk mengiklankan produk-produk kosmetika. d) Kebutuhan jangkauan khalayak lokal. Apabila khalayak sasaran yang ingin dijangkau bersifat lokal (misalnya terbatas pada wilayah atau kabupaten tertentu), maka penggunaan media seperti stasion siaran radio lokal, bioskop, dan media luar ruang adalah lebih tepat. e) Kebutuhan frekuensi tinggi. Apabila pesan-pesan yang disampaiakn membutuhkan frekuensi penyampaian yang tinggi, maka penggunaan media seperti radio dan media luar ruang akan lebih cocok. 2. Pertimbangan yang menyangkut kreatif (isi dan teknis penyajian pesan). Karakteristik kreatif, yaitu yang berkaitan dengan isi, bentuk, dan teknis penyajian pesan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yang cocok. Dalam prakteknya, pemilihan suatu medium justru seringkali didasarkan pada karakteristik kreatif.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah beberapa karakteristik kreatif yang perlu diperhatikan adalah: a) Kebutuhan gerak. Apabila pesan yang akan disampaikan menuntut unsur gerak sebagai faktor yang utama, maka media audio visual seperti tv dan film adalah yang tepat. Contoh: gambaran tentang balap mobil dan iklan kenderaan bermotor. b) Kebutuhan warna. Apabila warna merupakan faktor yang ingin ditonjolkan dari suatu pesan, maka tv, film, dan juga majalah cocok untuk dipergunakan. Misalnya: gambaran tentang keindahan alam, iklan foto berwarna, kosmetika, cat, dan lain-lain. c) Kebutuhan suasana. Apabila pesan yang akan disampaikan memberikan penekanan pada faktor suasana, maka media audio seperti radio dan media audio visual seperti tv dan film lebih tepat menjadi pilihan. Contoh: gambaran tentang semakin padatnya penduduk, kemacetan lalu lintas, dan lain-lain. d) Kebutuhan demonstrasi. Apabila pesan yang akan disampaikan menuntut adanya demonstrasi yang menggambarkan adanya tata cara, proses, atau hasil, maka media audio visual seperti tv dan film lebih tepat. Contoh: penjelasan tentang tata cara memasak suatu jenis masakan, atau tata cara pemilihan presiden dalam pemilu, dan lainlain. e) Kebutuhan deskripsi. Apabila pesan yang disampaikan memerlukan suatu uraian yang cukup eksplisit, komprehensif, sistematis, dan terperinci, maka media cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, dan leaflet lebih cocok. Karena media cetak memiliki kemampuan editorial yang lebih baik dibandingkan dengan media elektronik. Contoh: penjelasan tentang kontrasepsi KB, profil perusahaan dan produk-produk yang dihasilkannya, dan lain-lain. Menurut pendapat di atas ada 2 faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan media komunikasi antara lain adalah pertimbangan mengenai karakteristik media, yaitu: kebutuhan luasnya jangkauan dan kecepatan penetrasi, pemeliharaan memori, jangkauan khalayak yang selektif, jangkauan khalayak lokal, dan frekuensi tinggi. Sedangkan pertimbangan yang menyangkut kreatif (isi dan teknis penyajian pesan), yaitu: kebutuhan gerak, warna, suasana, demonstrasi, dan deskripsi.
Universitas Sumatera Utara