BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan yang memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Adapun pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno (2003 : 32) perpustakaan umum adalah : Lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan. Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3) menyatakan bahwa : Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut. Selanjutnya menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 46) “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan umum adalah
perpustakaan
yang
diselenggarakan
untuk
menyediakan
koleksi
perpustakaan serta bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, usia, pekerjaan dan kedudukan. Perpustakaan ini dibiayai oleh dana umum serta jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum 2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum Pada dasarnya penyelenggaraan Perpustakaan Umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996 : 18) tujuan Perpustakaan Umum antara lain : 1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum. 2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum. 3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum. 4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. 5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat. 6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1991 : 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan utama yaitu : 1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat. 3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satusatunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni. Sedangkan dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 6) tujuan Perpustakaan Umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional. 2. Tujuan Fungsional Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah : a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan. b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi. c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat. f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif. g. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat. h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. 3. Tujuan Operasional Tujuan operasional Perpustakaan Umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah membina dan mendidik masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkan bahan pustaka dengan baik agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Perpustakaan umum dituntut untuk dapat memberikan pengarahan dan pendidikan tentang tujuan dan manfaat perpustakaan bagi masyarakat. Di samping itu perpustakaan umum juga berperan untuk mengembangkan kebiasaan membaca serta belajar mandiri masyarakat dengan cara mempergunakan bahan pustaka.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum Untuk mencapai tujuan di atas Perpustakaan Umum mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan. Hal ini dinyatakan dalam Buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992 : 2) bahwa fungsi Perpustakaan umum adalah : 1. 2. 3. 4.
Menyediakan bahan pendidikan (edukatif). Menyediakan dan menyebarluaskan informasi ( informatif). Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif). Menyediakan bahan-bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan bahanbahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensif). 5. Melestarikan bahan pustaka dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (dokumentatif). 6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif). Sedangkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1988 yang dikutip Mudjito (1993 : 13) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi. 3. Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi sebagai bahan kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum berfungsi
sebagai
sarana
pendidikan
yang
mengumpulkan,
mengolah,
melestarikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat umum dengan tujuan menumbuhkan minat baca masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum Koleksi perpustakaan merupakan unsur yang penting, karena layanan tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh koleksi. Untuk dapat memberikan pelayanannya, maka perpustakaan harus berupaya menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pengertian koleksi perpustakaan menurut Siregar (2002 : 2) adalah “Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman. Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 19), dinyatakan bahwa : “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan umum terdiri dari bahan pustaka tercetak, bahan pustaka terekam dan bahan pustaka elektronik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.
2.2.3.1 Jenis-Jenis Koleksi Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan haruslah sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Perpustakaan umum harus menyediakan berbagai koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi untuk semua lapisan masyarakat. Semakin banyak koleksi yang terdapat di perpustakaan umum, maka semakin banyak informasi yang ada di perpustakaan tersebut. Menurut Yusup (1995 : 29-69) koleksi perpustakaan terdiri dari : 1. Buku Teks Buku teks adalah buku yang membahas suatu bidang ilmu tertentu yang ditulis dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian proses belajar mengajar antar murid dengan guru, termasuk juga antara mahasiswa dengan dosen. 2. Buku Referensi Buku referensi adalah buku yang isinya maupun penyajiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik atau khusus. Adapun yang tercakup pada buku referensi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Kamus b. Ensiklopedia c. Buku tahunan d. Buku pedoman e. Direktori f. Almanak g. Bibliografi h. Katalog i. Indeks j. Abstrak k. Atlas l. Dokumen pemerintah m. Laporan hasil penelitian n. Sumber informasi geografis, biografis dan petunjuk perjalanan. 3. Koleksi Media Cetak Bukan Buku Yang dimaksud dengan karya media cetak bukan buku adalah segala macam penerbitan yang dicetak, tetapi tidak berbentuk buku. Untuk lebih jelasnya yang termasuk pada koleksi media cetak bukan buku, yaitu : a. Terbitan berkala b. Pamflet c. Brosur d. Guntingan surat kabar e. Gambar atau Lukisan f. Globe 7. Koleksi Media Elektronik Yang dimaksud media elektronik adalah jenis koleksi yang bukan hasil cetakan, melainkan hasil teknologi elektronik. Produk teknologi yang sering dijadikan media komunikasi dan pendidikan instruksional adalah media pandang dengar (audiovisual), mikrofis, mikrorider, dan komputer. Sedangkan menurut Soeatminah (1991 : 23-29), berdasarkan penyajiannya koleksi dapat dikelompokkan menjadi : 1. Buku Teks atau Monografi Buku teks biasanya membahas satu masalah, yang dapat merupakan karya pengarang tunggal, ganda, atau karya editor. Monograf dapat berupa karya asli, terjemahan, atau karya saduran dan dapat diterbitkan dalam satu atau beberapa jilid. 2. Buku Fiksi Buku fiksi adalah buku yang berisikan cerita rekaan, tidak nyata. Biasanya buku fiksi ini mempunyai tingkatan-tingkatan yang disesuaikan dengan tingkat umur pembaca, misalnya fiksi anak-anak, remaja dan untuk orang dewasa.
Universitas Sumatera Utara
3. Majalah Majalah sering disebut terbitan berkala karena terbit secara berkala (periodik). Majalah biasanya memiliki nomor urut, tahun terbit, dewan redaksi, dan diterbitkan terus sampai waktu yang tidak terbatas. 4. Surat Kabar Surat kabar termasuk terbitan berkala dengan kala terbit satu hari, maka sering disebut harian. Surat kabar memuat berita-berita yang sangat mutakhir, artikel-artikel, cerpen, dan lainya. 5. Brosur atau Pamflet Brosur adalah suatu terbitan yang isinya bersifat sementara, tidak diolah secara penuh seperti halnya buku, hanya berisi hal yang aktual dan diterbitkan dalam jumlah yang terbatas. 6. Buku Referensi Buku referensi adalah buku yang isinya disusun dan diolah secara tertentu, biasanya dipakai sebagai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak dibaca untuk keseluruhan. Yang tergolong pada buku referennsi antara lain : a. Kamus b. Ensiklopedia c. Sumber Biografi d. Sumber Ilmu Bumi e. Bibliografi f. Buku Tahunan g. Buku Petunjuk h. Buku Pegangan i. Buku Kumpulan Indeks j. Buku Kumpulan Abstrak Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis koleksi perpustakaan terdiri dari beberapa kelompok yaitu koleksi Buku Teks, Referensi dan Terbitan Berkala. Setiap koleksi juga memiliki informasi yang dapat disesuaikan dan dimanfaatkan dengan kebutuhan masyarakat.
2.2.4 Layanan Perpustakaan Umum Layanan perpustakaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam penyelenggaraan suatu perpustakaan. Menurut Darmono (2001 : 134). “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 53) dinyatakan bahwa, “melalui layanan perpustakaan pengguna dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut : 1. Informasi yang dibutuhkan secara optimal 2. Manfaat berbagai perkakas penelusuran tersedia”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan pelayanan yang diselenggarakan, perpustakaan dapat membantu pengguna untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 37) Pelaksanaan layanan informasi kepada masyarakat meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menyusun rencana operasional pelayanan informasi. 2. Layanan sirkulasi. 3. Layanan perpustakaan keliling. 4. Layanan rujukan. 5. Penelusuran literatur. 6. Layanan bahan pandang dengar. 7. Menyediakan bahan pustaka. 8. Bimbingan membaca. 9. Bimbingan pemakai perpustakaan. 10. Bercerita kepada anak-anak. 11. Membina kelompok pembaca. 12. Menyebarkan informasi terbaru/kilat. 13. Menyebarkan informasi terseleksi. 14. Membuat analisis kepustakaan. 15. Membuat statistik pelayanan informasi kepada masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan memiliki berbagai macam pelayanan sesuai dengan kondisi atau kemampuan dan perkembangan perpustakaan.
2.2.5 Sistem Layanan Perpustakaan Umum Demi kelancaran pelaksanaan pelayanan, setiap perpustakaan harus melaksanakan sistem pelayanan. Secara umum sistem layanan perpustakaan ada dua macam, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Kedua sistem tersebut akan dibahas pada uraian berikut :
Universitas Sumatera Utara
2.2.5.1 Sistem Layanan Terbuka Sistem layanan terbuka merupakan salah satu dari sistem layanan perpustakaan. Menurut Yusuf (1996 : 135-136) sistem layanan terbuka adalah sistem yang “memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya”. Sedangkan sistem layanan terbuka menurut Lasa (1994 : 5) adalah “Suatu layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang dibutuhkan. Sistem layanan terbuka dalam pelaksanaannya memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan sistem layanan terbuka antara lain : 1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang di kehendaki dari jajaran koleksi. 2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan. 3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan. 4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain (Darmono, 2001 :140). Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem terbuka, namun ada kerugian akibat sistem terbuka antara lain : 1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah di cabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. 2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup. 3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa. 4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka (Darmono, 2001 : 140)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi. Namun sistem layanan terbuka membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku hilang relatif lebih besar.
2.2.5.2 Sistem Layanan Tertutup Selain sistem layanan terbuka juga terdapat sistem layanan tertutup yang diterapkan di perpustakaan. Sistem layanan tertutup menurut Soeatminah (1992 : 131) adalah : Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin di pinjam melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya. Sedangkan Lasa (1994 : 5) menyatakan bahwa, “Sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia koleksinya akan diambil oleh petugas”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang ada di perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mencatat data buku yang akan dipinjam dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi. Dalam pelaksanaannya sistem layanan tertutup memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut : 1. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas. 2. Angka kehilangan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan memasukkan slip buku yang dipinjam. 3. Tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung perpustakaan (Yusuf, 1996 : 137)
Universitas Sumatera Utara
Selain keuntungan tersebut di atas, sistem layanan tertutup juga memiliki kerugian yaitu : 1. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka. 2. Tidak puas memilih koleksi karena hanya lewat kartu katalog. 3. Kartu katalog lekas rusak karena sering digunakan, berarti menambah tugas untuk selalu memperbaiki kartu katalog. 4. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung sehingga tidak pernah dipinjam (Yusuf, 1996 : 137)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup merupakan sistem yang tidak memperbolehkan pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan harus melalui petugas perpustakaan sehingga kerapian dan kehilangan buku lebih terjamin.
2.2.6 Jenis-Jenis Layanan Kegiatan perpustakaan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa adanya layanan karena layanan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan harus berupaya untuk menyediakan berbagai layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jenis layanan tersebut akan dibahas satu-persatu pada uraian berikut :
2.2.6.1 Pelayanan sirkulasi Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna untuk memanfatkan koleksi perpustakaan. Definisi layanan sirkulasi dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 38), ”Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya”. Sedangkan Darmono (2001 : 141), ”Layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Adapun tugas-tugas yang harus dilaksanakan pelayanan sirkulasi dinyatakan Sulistyo-Basuki (1991 : 257) yaitu sebagai berikut : 1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan. 2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan. 3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman. 4. Menarik denda dengan buku yang terlambat di kembalikan. 5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum di kembalikan pada waktunya. 6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak. 7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistik peminjaman. 9. Peminjaman antar perpustakaan. 10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan. 11. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tugas seperti pendaftaran anggota, peminjaman, perpanjangan waktu peminjaman dan pengembalian buku, menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan, membuat statistik peminjaman serta tugas layanan terutama yang berkaitan dengan peminjaman.
2.2.6.2 Pelayanan Referensi Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang membantu pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Menurut Sumardji (1992 : 11) pengertian layanan referensi adalah : 1. Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai perpustakaan. 2. Suatu kegiatan layanan untuk membantu para pemakai/pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara : a. Menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi.
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. c. Memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan bagaimana menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi. Sedangkan Darmono (2001 : 141), menyatakan bahwa : Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan untuk membantu para pemakai perpustakaan menemukan informasi dan menggunakan koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori serta buku tahunan dan lain sebagainya.
2.2.6.3 Pelayanan Audiovisual Selain pelayanan sirkulasi dan referensi, pelayanan audiovisual juga dapat digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 71) dinyatakan bahwa, “Pelayanan audiovisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan”. Sedangkan tujuan pelayanan audiovisual dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (1994 : 71) adalah : 1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi. 2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. 4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual disamping bahan bacaan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun bahan atau perlengkapan layanan audiovisual yang dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut : 1. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slaid, beningan (tranparancy), dan bahan perpustakaan renik. 2. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optik. 3. Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya menampilkan citra disertai bunyi, misalnya kaset atau cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004 : 90) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan audiovisual merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan motivasi kepada pengguna untuk menggunakan layanan yang ada di perpustakaan. Layanan audiovisual juga terdiri dari berbagai macam bahan yang dapat dipakai pengguna perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya.
2.2.6.4 Pelayanan Terbitan Berseri Salah satu jenis pelayanan yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan terbitan berseri. Dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999 : 40), “Pelayanan terbitan berseri adalah kegiatan melayankan terbitan berseri kepada pengguna perpustakaan misalnya jurnal, surat kabar, majalah dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit tertentu”. Pelayanan terbitan berseri selalu memberikan informasi yang mutakhir dalam setiap terbitannya. Terbitan ini juga merupakan sarana yang efektif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut Saleh (1996 : 26) terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut : 1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang. 2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terbaru dalam bidang tertentu. 3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang. 4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terbian berseri adalah salah satu jenis koleksi yang dibutuhkan di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Dengan adanya pelayanan terbitan berseri diharapkan pengguna perpustakaan tertarik untuk memanfaatkan koleksi tersebut.
2.2.6.5 Pelayanan Bimbingan Pengguna Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan dalam rangka menambah pengetahuan pengguna tentang perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaaan Umum (2000 : 39), “Bimbingan pengguna perpustakaan yaitu memberikan penjelasan penggunaan perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan”. Sedangkan Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 19), “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara memanfaatkan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efisien”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan pendidikan pengguna dimaksudkan untuk dapat memanfaatkan layanan dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan dan untuk membantu mencari bahan-bahan yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan. Secara umum tujuan bimbingan pengguna menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 75) adalah : 1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar memanfaatkan perpustakaan. 2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi subjek tertentu. 3. Meningkatkan pemanfaatan sumber dan pelayanan perpustakaan. 4. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya bimbingan pengguna di perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pustakawan 2.3.1 Pengertian Pustakawan Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, melaksanakan kegiatan perpustakaan dan
merupakan tenaga
profesional,
sebagaimana
dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki (1991 : 159), “Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku”. Sedangkan
menurut
Suhernik
(2006
:
73)
menyatakan
bahwa,
“Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”. Definisi yang lebih jelas terdapat dalam Buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2006 : 3) menyebutkan bahwa : Pejabat Fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan berdasarkan pengetahuan dokumentasi dan informasi yang dimilikinya. Untuk dapat disebut sebagai pustakawan harus memenuhi beberapa persyaratan. Pustakawan Indonesia yang ideal harus memiliki beberapa persyaratan. Menurut Suhernik (2006 : 73) ada beberapa persyaratan antara lain sebagai berikut : 1. Aspek Professional Pustakawan Indonesia berpendidikan formal ilmu pengetahuan. Pustakawan juga dituntut gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data) generalis di satu sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan dan mampu melaksanakan penelitian dan penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
2. Aspek Kepribadian dan Perilaku Pustakawan Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas yang tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif dan bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan tanggap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia. Sedangkan Yusuf (1996 : 43) menyatakan bahwa persyaratan yang harus dimiliki pustakawan adalah : 1. Persyaratan Sikap Mental Pustakawan Perpustakaan Umum harus mempunyai jiwa pengabdian terhadap tugas-tugas dan fungsi-fungsi Perpustakaan Umum sebagai sarana penunjang pendidikan formal dan non formal serta senantiasa bersedia membantu, membimbing dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara terbuka dan suka rela sehingga tujuan Perpustakaan Umum dapat tercapai. 2. Persyaratan Pengetahuan Seorang pustakawan Perpustakaan Umum harus berpengetahuan dan berwawasan luas agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari masyarakat. Pustakawan harus selalu menambah pengetahuannya dengan memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan dan mengikuti pendidikan, seminar, ceramah dan kegiatan yang mendukung tugas di perpustakaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan, memiliki beberapa persyaratan yang harus di penuhi, seperti keprofesionalan, kepribadian dan prilaku, sikap mental serta harus mempunyai pengetahuan yang luas.
2.3.2 Peran Pustakawan Selain memiliki kegiatan serta tugas yang harus dilaksanakan, seorang pustakawan juga mempunyai peranan di dalam perpustakaan. Pustakawan mempunyai banyak peran. Seperti yang dinyatakan oleh Hermawan (2006 : 5657) sebagai berikut : a. Edukator Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik, ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar
Universitas Sumatera Utara
adalah mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan. b. Manager Pada hakikatnya pustakawan adalah “manager informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolaan informasi. c. Administrator Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. d. Supervisor Sebagai Supervisor pustakawan harus : 1. Dapat melaksanakan pembinaan professional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja dan kebersamaan. 2. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya. 3. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya. 4. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya. Sedangkan Abbas dalam Kusumah (2001 : 1) mengemukakan peran pustakawan adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Pustakawan sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu. Pustakawan sebagai pengajar. Pustakawan sebagai manajer knowledge. Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber informasi. Pustakawan sebagai penyokong untuk pengembangan kebijakan informasi. 6. Pustakawan sebagai komunitas partner. 7. Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi. 8. Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber teknologi. 9. Pustakawan sebagai teknisi. 10. Pustakawan sebagai konsultan informasi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa pustakawan memiliki banyak peran, yaitu sebagai edukator, manager, pustakawan juga berperan sebagai pengayak sumber informasi, sebagai teknisi dan sebagai konsultan
informasi
untuk
pengembangan
perpustakaan
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna perpustakaan.
2.4 Efektivitas 2.4.1 Pengertian Efektivitas Efektivitas merupakan suatu tindakan dimana tindakan itu akan efektif apabila telah mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Anoraga (1997 : 178), “Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja”. Sedangkan Tyson (2000 : 230), “mendefinisikan efektivitas sebagai kecakapan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu usaha atau tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah.
2.4.2 Kriteria Efektivitas dan Efektivitas Promosi Agar suatu tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik, efektivitas merupakan ukuran suatu organisasi untuk mencapai segala tujuannya. Handoko (2002 : 103-105) menyatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam menilai efektivitas, antara lain : 1. Kegunaan Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. 2. Ketepatan dan obyektivitas. Rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila di dasarkan atas informasi yang tepat. 3. Ruang Lingkup Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi.
Universitas Sumatera Utara
4. Efektivitas Biaya Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah waktu, usaha, dan aliran emosional. 5. Akuntabilitas Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan : 1) tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan 2) tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana harus mencakup keduanya. 6. Ketepatan Waktu Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu. Adapun efektivitas promosi menurut Prisgunanto (2007 : 2) dengan menggunakan konsep AIDA yaitu : 1. 2. 3. 4.
Attention (perhatian) Interest (ketertarikan) Desire (keinginan) Action (tindakan)
Hal yang senada juga didefenisikan oleh Setiawan (2006 : 8) bahwa untuk mencapai efektivitas promosi dapat diketahui dengan konsep AIDA sebagai berikut : 1. Attention (perhatian), dalam melakukan promosi pertama-tama perlu menarik perhatian konsumen (calon konsumen), dengan adanya ketertarikan calon konsumen, maka akan tercipta suatu kesan (image). 2. Interest (ketertarikan), minat yang tercipta setelah adanya kesan yang diciptakan promosi tadi, calon konsumen akan tertarik untuk memilih produk tersebut. 3. Desire (keinginan), setelah adanya ketertarikan dalam benak calon konsumen, selanjutnya akan terbesit dari pikiran mereka untuk memiliki produk tersebut. 4. Action (tindakan), promosi belum dapat dikatakan berhasil sebelum calon konsumen mengadakan tindakan untuk membeli. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai tujuan yang diharapkan, ada beberapa kriteria untuk menilai efektivitas pekerjaan yang dilakukan meliputi kegunaan, ketepatan dan obyektivitas, ruang lingkup, efektivitas biaya, akuntabilitas serta melihat ketepatan waktu yang
saling
mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan efektivitas promosi meliputi perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan bagi calon konsumen tehadap produk yang ditawarkan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Pemasaran 2.5.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang terjadi ketika manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Pemasaran memainkan peranan penting dalam suatu organisasi untuk memberikan nilai dan kepuasan bagi seseorang. Menurut Kotler (2003 : 9), “Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain what they need and want throught creating, offering, and freely exchanging products and services of value with others”. Pendapat tersebut dapat diartikan, pemasaran adalah suatu proses sosial yang membuat individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan Solomon (2003 : 3), mendefinisikan “Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods, and service to create exchanges that satisfy individual and organizational objectives”. Pendapat di atas dapat diartikan, bahwa pemasaran merupakan proses perencanaan dan konsepsi pelaksanaan, harga, promosi dan ide pendistribusian, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Pendapat lain tentang pemasaran, menyatakan bahwa : Pemasaran adalah suatu total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (Saladin, 1996 : 3). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Tugas Pemasaran dan Orientasi Pelanggan Keberhasilan pemasaran sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas pemasaran. Tugas pemasaran yang dilakukan tersebut berbeda-beda dengan alternatif dari keadaan-keadaan permintaan. Kotler (2003 : 6) mendefenisikan delapan jenis permintaan dan masing-masing tugas pemasarannya adalah : 1. Negative Demand The marketing task is to analyze why the market dislikes the product and whether a marketing program consisting of product redesign, lower prices, and more positive promotion can change beliefs and attitude. 2. No Demand The marketing task is to find ways to connect the benefits of the product with people’s natural needs and interests. 3. Latent Demand The marketing task is to measure the size of the potential market and develop goods and service to satisfy the demand. 4. Declining Demand The marketing task is to reverse declining demand through creative remarketing. 5. Irregular Demand The marketing task is, called synchromarketing, is to find ways to alter the pattern of demand through flexible pricing, promotion and other incentives. 6. Full Demand The marketing task is to maintain the current level of demand in the face of changing consumer preferences and increasing competition. 7. Overfull Demand The marketing task, called demarketing, requires finding ways to reduce demand temporarily or permanently. 8. Unwholesome Demand The marketing task is to get people who like something to give it up, using such tools as fear messages, price hikes, and reduced availability. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa tugas pemasaran terdiri dari : 1. Permintaan negatif Tugas pemasaran adalah menganalisa mengapa pasar tidak menyukai produk, dan apakah program pemasaran rancang ulang produk, harga yang rendah, dan promosi yang positif dapat merubah kepercayaan dan sikap pasar.
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak ada permintaan Tugas pemasaran ini adalah mencari cara menghubungkan manfaat produk dengan kebutuhan dan minat seseorang. 3. Permintaan terpendam Tugas pemasaran adalah mengukur besarnya pasar potensial dan mengembangkan barang dan jasa untuk memuaskan permintaan ini. 4. Permintaan menurun Tugas pemasaran adalah meningkatkan permintaan yang menurun melalui pemasaran yang kreatif. 5. Permintaan tak beraturan Tugas pemasaran dinamakan synchromarketing, adalah mencari cara untuk mengubah pola permintaan melalui harga yang fleksibel, promosi dan rangsangan lain. 6. Permintaan penuh Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan dalam menghadapi selera konsumen yang berubah dan meningkatkan persaingan. 7. Permintaan berlebihan Tugas pemasaran dinamakan demarketing, mencari cara untuk mengurangi permintaan secara sementara atau permanen. 8. Permintaan tidak sehat Tugas pemasaran adalah membujuk orang-orang yang menyukai produk ini untuk meninggalkannya, menggunakan alat-alat seperti pesan ancaman, harga yang tinggi, dan mengurangi ketersediaannya. Hal yang senada juga di defenisikan oleh Irawan (1996 : 4-6) tugas pemasaran sebagai berikut : 1. Meningkatkan Kepuasan Konsumen Memberikan kepuasan kepada konsumen merupakan tujuan setiap jenis usaha. Hal ini karena konsumen akan memberikan bisnis berulang kepada perusahaan dan menjadi saluran yang efektif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas, pelayanan dan pelanggan. 2. Menciptakan Permintaan Menciptakan permintaan dapat dilakukan dengan cara menciptakan keinginan. Keinginan diciptakan dengan cara menciptakan perbedaan.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan diciptakan dengan cara menciptakanan perbedaan citra diri sebenarnya dengan citra diri ideal dan normatif dengan yang informatif. 3. Meningkatkan Permintaan Ada dua cara untuk meningkatkan permintaan yaitu : a. Dengan harga yang sama permintaan bertambah b. Dengan kuantitas yang sama tapi harga naik 4. Menjadikan Permintaan Inelastis Permintaan inelastis artinya perubahan harga relatif tidak akan berpengaruh terhadap perubahan kuantitas yang diminta. Hal ini terjadi bila konsumen puas. 5. Menyesuaikan Diri dengan Lingkungan Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pemasaran disesuaikan dengan jenis-jenis permintaannya, seperti permintaan negatif yang bertugas menganalisa pasar, permintaan terpendam yang bertugas untuk mengembangkan barang dan jasa dan permintaan tak beraturan yang berorientasi untuk mengubah pola permintaan melalui berbagai rangsangan. Semua tugas pemasaran tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah. Setiap
organisasi
perlu
melakukan
kegiatan
pemasaran
untuk
memperkenalkan kebaikan produknya, namun produk yang di tawarkan juga harus berorientasi kepada pelanggan. Menurut Kotler (1995 : 51), menyatakan bahwa : Orientasi pelanggan menekankan bahwa tugas utama suatu organisasi adalah menetapkan persepsi, kebutuhan, dan keinginan pasar yang dituju dan memberikan mereka kepuasan melalui disain, komunikasi, penetapan harga dan pengiriman harga yang sesuai dan kompetitif yang dapat dicapainya. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai suatu tujuan, maka setiap organisasi tidak hanya berfokus kepada suatu produk tetapi juga harus berorientasi kepada pelanggan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Promosi 2.6.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan suatu kegiatan pemasaran dalam memperkenalkan, memberitahu dan mengkomunikasikan produk yang di tawarkan kepada pelanggan . Promosi di dalam suatu perpustakaan adalah upaya untuk menambah pengetahuan dan memberitahukan kepada pengguna tentang
koleksi, layanan
serta fasilitas yang disediakan perpustakaan. Sehingga dengan dilakukannya promosi, pengguna dapat lebih mengetahui tentang koleksi, layanan dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan di perpustakaan. Menurut Rossiter (1987 : 4), menyatakan bahwa : Promotion is often regarded as a more direct form of persuasion, based frequently on external incentives rather than inherent product benefits, which is designed to stimulate immediate purchase and to “move sales forward” more rapidly than would otherwise occur. Uraian tersebut dapat diartikan bahwa promosi lebih sering dianggap sebagai suatu ajakan langsung, dengan frekuensi dasar pada rangsangan luar yang lebih tertuju pada suatu keunggulan produk, dengan menggambarkan rangsangan pendekatan pembelian dan untuk penjualan selanjutnya lebih cepat dari perkiraan. Sedangkan Swastha (1996 : 237), “Promosi di pandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Selain pendapat di atas Mustafa (1996 : 20), mengemukakan pengertian promosi sebagai berikut : Promosi adalah mekanisme persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi perpustakaan merupakan forum pertukaran informasi antara perpustakaan dengan pengguna dengan tujuan memberikan informasi dan layanan serta fasilitas yang tersedia di perpustakaan, sekaligus mengajak pengguna atau memanfaatkan informasi serta fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah cara berkomunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi, termasuk perpustakaan untuk mengajak dan mempengaruhi pengguna agar mengenal produk atau layanan-layanan yang ada di perpustakaan, sehingga pengguna mengetahui dan memanfaatkan layanan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Promosi Berbagai macam kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan tertentu, begitu pula dengan kegiatan promosi perpustakaan. Promosi layanan perpustakaan merupakan suatu upaya untuk memberitahukan kepada mereka mengenal serta memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan. Menurut Jerome dan Andrew dalam Mustafa (1996 : 20) kegiatan promosi mempunyai empat tujuan diantaranya : 1. 2. 3. 4.
Untuk menarik perhatian Untuk menciptakan kesan Untuk membangkitkan minat Untuk memperoleh tanggapan
Sedangkan menurut Stanley dalam Mustafa (1996 : 20), tujuan promosi adalah “mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku dari penerima dan membujuk mereka untuk menerima konsep, pelayanan, ide atau barang yang dipromosikan”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya promosi adalah untuk menarik perhatian, membangkitkan minat, sehingga dengan kegiatan promosi dapat membujuk orang lain untuk menerima produk atau layanan yang ada di perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas setiap organisasi termasuk perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. “Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara organisasi dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya” (Lupiyoadi, 2001 : 108). Sedangkan Winardi (1992 : 104), menyatakan bahwa fungsi promosi adalah : Berkomunikasi dengan individu-individu, kelompok atau organisasi, untuk secara langsung dan tidak langsung membantu pertukaran dengan jalan mempengaruhi salah satu diantara audiensi tersebut (atau lebih) untuk menerima (membeli) produk yang dihasilkan suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selain memiliki tujuan, promosi juga memiliki fungsi dan berperan untuk mengkomunikasikan produk atau jasa layanan yang dimiliki kepada individu, kelompok atau organisasi agar dapat menggunakan produk atau layanan tersebut sesuai dengan cara mempengaruhi mereka. Selain tujuan dan fungsi, promosi juga memiliki tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Lamb (2001 : 157) tugas promosi sebagai berikut : Promosi Informatif a. Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau atribut produk. b. Menjelaskan bagaimana produk tersebut bekerja. c. Menyarankan kegunaan baru suatu produk. d. Membangun citra baru suatu perusahaan. Promosi Persuasif a. Mendorong perpindahan merek. b. Merubah persepsi pelanggan atas atribut produk. c. Mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang. d. Merayu pelanggan untuk datang. Promosi Mengingatkan a. Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat ini. b. Mengingatkan konsumen di mana untuk membeli produk tersebut. c. Mempertahankan kesadaran konsumen. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa promosi terdiri dari beberapa tugas, seperti promosi informatif yang bertugas meningkatkan kesadaran atas suatu produk dan membangun citra perusahaan, promosi persuasif yang bertugas mendorong perpindahan merek, merubah persepsi pelanggan dan bertugas untuk mengingatkan konsumen pada suatu produk serta mempertahankan kesadaran konsumen.
2.6.3 Metode Promosi Promosi bidang perpustakaan sangat perlu dilakukan karena masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal manfaat suatu perpustakaan bagi dirinya. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu promosi, salah satunya adalah metode atau cara-cara promosi yang digunakan. Perpustakaan harus memilih cara yang terbaik agar dapat menarik perhatian pengguna, sehingga
Universitas Sumatera Utara
mereka termotivasi untuk mengunjungi dan memanfaatkan layanan serta fasilitas perpustakaan. Menurut Mustafa (1996 : 28) dalam melakukan kegiatan promosi layanan perpustakaan dikenal beberapa metode yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Publikasi Iklan Kontak Perorangan Insentif Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan
Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas pada uraian berikut :
2.6.3.1 Publikasi Salah satu metode promosi yang dapat digunakan oleh perpustakaan adalah publikasi. Publikasi merupakan suatu cara yang biasa digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada pengguna agar mereka menjadi tahu dan berminat terhadap produk atau layanan yang dipasarkan. Menurut
Belch (1995 : 15), “Publicity refers to non-personal
communication regarding organization, product, services or idea that is not directly paid or under identified sponsorship”. Pendapat tersebut dapat diartikan, publisitas mengarah pada komunikasi mengenai organisasi, produk, layanan atau gagasan yang tidak dibayar oleh sponsor. Sedangkan menurut Tjiptono (1997 : 228), bahwa “Publikasi adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang, dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa publikasi merupakan pelaksanaan promosi yang ringan dan murah untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.2 Iklan Iklan adalah terjemahan dari advertising. Iklan merupakan salah satu metode promosi yang dapat ditempuh guna meningkatkan pemanfaatan layanan dan fasilitas perpustakaan. Menurut Lupiyoadi (2001 : 138), “Iklan adalah bentuk komunikasi non-personal yang disajikan melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. Sedangkan Markin (1982 : 391), menyatakan bahwa : Advertising is an impersonal presentation of goods, ideas or services requiring a mass medium. The mass media radio, television, newspapers, magazines have the power to reach large numbers of potential users or buyers of a product with a persuasive message. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa, iklan adalah bentuk penyajian dari barang, ide atau jasa yang membutuhkan media massa. Media masa seperti, radio, televisi, koran, majalah memiliki kekuatan ke jumlah jangkauan yang luas dari pengguna potensial atau pembeli sebuah produk dengan suatu pesan yang bersifat ajakan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah media promosi dengan bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan komunikasi non personal. Iklan dapat dilaksanakan melalui media cetak atau elektronik seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah dengan memungut bayaran. Setiap metode promosi yang dilakukan pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan iklan. Menurut Saladin (1996 : 74) tujuan iklan adalah : 1. Untuk menyampaikan informasi : a. Memberitahu pasar tentang produk b. Menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu c. Menjelaskan cara kerja suatu produk d. Membangun citra perusahaan 2. Untuk membujuk : a. Memilih merk tertentu b. Menganjurkan memilih merk tertentu c. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri-ciri merk tertentu d. Membujuk pelanggan untuk membeli 3. Untuk mengingatkan : a. Mengingatkan konsumen bahwa produk itu mungkin akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat
Universitas Sumatera Utara
b. Mengingatkan konsumen dimana membeli produk itu c. Menjaga agar pelanggan akan selalu ingat akan produk atau merk itu. 4. Untuk pemantapan(Reinforcement) : Berusaha untuk meyakinkan para pembeli bahwa ia mengambil pilihan yang tepat Sedangkan fungsi iklan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.
Memberikan informasi Membujuk atau mempengaruhi Menciptakan kesan Memuaskan keinginan Sebagai alat komunikasi (Mursid, 1993 : 96).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan mempunyai tujuan untuk menyampaikan informasi tentang suatu produk, membujuk konsumen untuk membeli suatu produk, mengingatkan konsumen akan suatu produk tertentu serta meyakinkan para konsumen untuk membeli produk yang tepat. Selain tujuan, iklan juga berfungsi untuk menciptakan kesan, memuaskan keiginan konsumen serta digunakan sebagai alat komunikasi. Selain memiliki fungsi, iklan juga memiliki beberapa keuntungan. Menurut Swastha (!996 : 248) adalah : 1. Iklan merupakan alat pemasaran yang memudahkan komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat 2. Informasi dan persuasi merupakan aspek-aspek penting tentang berita periklanan yang efektif 3. Menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi 4. Kesalahan dalam periklanan dapat mempengaruhi pertukaran yang saling memuaskan Sedangkan kelemahan iklan menurut Angipora (1999 : 231) adalah : 1. Iklan tidak fleksibel, hal ini disebabkan karena pesan-pesan yang disampaikan adalah bersifat standar, sehingga sulit untuk menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan serta perbedaan yang terdapat pada setiap konsumen. 2. Informasi yang diberikan dari iklan sifatnya terbatas, mengingat adanya biaya yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan hanya singkat. 3. Cara mempengaruhi konsumen pada iklan dilakukan secara tidak langsung, sehingga umpan balik biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa iklan merupakan alat pemasaran yang memudahkan komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dan iklan juga dapat mempengaruhi pertukaran yang saling memuaskan. Di samping itu iklan juga memiliki kelemahan, seperti penyampaian informasi yang terbatas karena dilakukan secara tidak langsung, sehingga sulit untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pengguna, biaya yang cukup tinggi serta iklan kurang fleksibel karena pesan yang disampaikan bersifat standar.
2.6.3.3 Kontak Perorangan Metode promosi dengan cara kontak perorangan merupakan metode promosi yang mendapat tanggapan lebih kuat dari pengguna dibandingkan dengan metode promosi lainnya. Hal ini disebabkan karena pertemuan langsung antara pustakawan dengan pengguna menyebabkan keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui dengan jelas oleh pustakawan. Menurut Nickles dalam Tjiptono (1997 : 145), “Kontak perorangan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain”. Kontak perorangan memiliki fungsi kuat dalam memberi pengaruh kepada orang yang mendengarkannya. Adapun fungsi kontak perorangan dalam promosi dapat diuraikan sebagai berikut : 1
Menjual. Artinya organisasi berusaha meningkatkan jumlah konsumen dengan langsung mencari konsumen baru. 2 Memberi layanan. Dengan kontak perorangan organisasi mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen 3 Meneliti. Mengawasi perkembangan yang terjadi diantara konsumen dan juga diantara pesaing-pesaing organisasi (Kotler, 1996 : 121). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode promosi dengan kontak perorangan sangat berfungsi dalam mempromosikan perpustakaan. Promosi dengan kontak perorangan merupakan cara yang ampuh dari pada cara promosi yang lain, namun promosi dengan cara kontak perorangan membutuhkan waktu yang lama untuk mengadakan pertemuan antara pustakawan dengan pengguna.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.4 Insentif Insentif adalah salah satu cara promosi yang digunakan oleh perpustakaan dengan memberi hadiah kepada orang yang kurang berminat terhadap perpustakaan. Menurut Mustafa (1996 : 31), “Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai (uang atau bukan uang) sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu”. Promosi dalam bentuk insentif cukup baik, karena dapat memotivasi pengguna untuk berkunjung dan memanfaatkan fasilitas serta jasa layanan yang tersedia di perpustakaan. Menurut Kotler (1996 : 128), untuk memanfaatkan cara insentif sebagai metode promosi ada beberapa langkah yaitu: 1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian insentif. 2. Menentukan jangkauan insentif dengan cara menetapkan kepada siapa insentif itu diberikan. 3. Menentukan penerima insentif. 4. Menentukan arah insentif. 5. Menentukan bentuk insentif. 6. Menentukan besarnya insentif. 7. Menentukan waktu pemberian insentif. Selain memiliki beberapa langkah ataupun proses, insentif juga memiliki tujuan. Handoko (2002 : 176), menyatakan bahwa “tujuan insentif pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan menawarkan perangsang financial di atas dan melebihi upah dan gaji dasar”. Sedangkan menurut Nawawi (2001 : 373) menyatakan bahwa tujuan pemberian insentif adalah : 1. Sistem insentif di disain dalam hubungannya dengan sistem balas jasa (merit system), sehingga berfungsi dalam memotivasi pekerja agar terus menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban/tanggung jawabnya. 2. Sistem insentif merupakan tambahan bagi upah/gaji dasar yang diberikan sewaktu-waktu, dengan membedakan antara pekerja yang berprestasi dengan yang tidak/kurang berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan/tugas-tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian insentif dapat dilakukan perpustakaan untuk
memotivasi
pengguna
agar
mengunjungi
perpustakaan serta memanfaatkan fasilitas yang tersedia di perpustakaan.
2.6.3.5 Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan Dalam upaya menumbuhkan minat pengguna perpustakaan untuk mempergunakan fasilitas serta jasa layanan perpustakaan, perlu ditempuh suatu cara untuk menjaga suasana di lingkungan perpustakaan. Penataan ruangan perpustakaan dibuat lebih menarik sehingga memotivasi pengguna untuk datang ke perpustakaan. Atmosferik atau penciptaan lingkungan yaitu sebagai “Perancangan” lingkungan organisasi yang diperhitungkan sedemikian rupa, agar menimbulkan dampak kognitif dan emosional kepada pasar target, sehingga meningkatkan kepuasan pada waktu membeli atau memanfaatkan produk atau jasa itu (Kotler, 1996 : 134). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perancangan lingkungan yang baik di suatu perpustakaan dapat memotivasi sekaligus menimbulkan rasa nyaman pengguna untuk menggunakan dan memanfaatkan layanan-layanan yang ada di perpustakaan dalam
memenuhi
kebutuhan informasi.
2.6.4 Sarana Promosi Bentuk Tercetak Dalam melaksanakan promosi perpustakaan tentang layanan, koleksi dan informasi yang ada di perpustakaan dapat digunakan sarana promosi bentuk tercetak. Beberapa sarana promosi bentuk tercetak seperti :
2.6.4.1 Brosur Brosur merupakan salah satu media promosi yang murah dan efektif. Hal ini disebabkan oleh bentuk dan penyajiannya yang komunikatif dan ringan untuk dibawa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Yusup (1995 : 61), brosur adalah “Sejenis publikasi cetakan yang terdiri atas beberapa lembar dan biasanya dijahit dengan kawat, tetapi tidak dijilid. Isinya bermacam informasi penjelasan tentang sesuatu yang masih hangat atau mutakhir”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa brosur dianggap sebagai salah satu media publikasi tercetak yang memuat informasi tentang sesuatu yang masih hangat dan mutakhir yang digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa. Adapun beberapa informasi yang dapat dimasukkan ke dalam brosur yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Petunjuk umum tentang perpustakaan. Informasi mengenai koleksi perpustakaan. Daftar bacaan yang menarik. Petunjuk tentang subjek-subjek tertentu. Informasi tentang jenis layanan perpustakaan (Mustafa, 1996 : 72).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yang terdapat dalam brosur merupakan petunjuk umum mengenai perpustakaan. Dengan membaca brosur diharapkan akan banyak orang yang mengetahui koleksi, fasilitas dan layanan yang ada di perpustakaan.
2.6.4.2 Poster dan News-letter Poster adalah salah satu media promosi yang efektif dan sederhana yang dapat digunakan untuk mengenalkan layanan perpustakaan kepada khalayak ramai. Menurut Mustafa (1996 : 80), “Poster adalah salah satu media promosi yang biasanya berupa kertas besar berukuran A3 atau ukuran A2 yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum tentang sesuatu hal yang disajikan secara menarik dengan huruf-huruf besar”. Poster merupakan sarana yang digunakan untuk menyampaikan sejumlah informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh perpustakaan. Dengan poster penyampaian informasi dapat dilakukan oleh siapa saja. Sedangkan news-letter menurut Mustafa (1996 : 89), adalah “Salah satu media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita atau atikel-artikel singkat yang ditulis dengan
Universitas Sumatera Utara
gaya tidak formal”. News-letter dapat digunakan untuk memberikan informasi atau berita mengenai suatu lembaga dan produk atau layanannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa news-letter merupakan salah satu media promosi yang dapat dibuat secara ringkas yang berisikan informasi tentang suatu organisasi.
2.7 Promosi Dalam Bentuk Kegiatan Perpustakaan Upaya promosi perpustakaan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan citra perpustakaan dimata masyarakat. Berbagai kegiatan ini dapat dilakukan untuk menarik perhatian pengguna di antaranya : 1. Pameran Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan perpustakaan untuk menarik perhatian banyak orang. Pameran juga merupakan cara yang paling jitu untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna dan calon pengguna. 2. Ceramah dan seminar Ceramah adalah suatu kegiatan dimana ada satu atau beberapa orang yang berbicara di depan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik tertentu. 3. Bercerita Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi dan layanan melalui suatu cerita. 4. Bazar Bazar adalah suatu kegiatan jual beli barang pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual beli. 5. Lomba dan Kuis Lomba dan kuis dapat dijadikan sarana promosi untuk menarik perhatian masyarakat. 6. Wisata Perpustakaan Wisata perpustakaan adalah kegiatan untuk mengajak serombongan orang untuk berkeliling perpustakaan guna melihat semua sudut di perpustakaan bahwa disana ada petugas perpustakaan yang memberi penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara menggunakan fasilitas itu serta bagaimana menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka. 7. Memutar Film dan Video Kaset Pemutaran film dan video dapat disajikan pada orang atau rombongan orang yang berkunjng ke perpustakaan. Tayangannya dapat disajikan secara berkala dan terjadwal, dapat diumumkan waktu dan tempatnya (Mustafa, 1996 : 123-130).
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya melalui pameran, ceramah dan seminar, bercerita, bazar, perlombaan dan kuis, wisata perpustakaan serta pemutaran film dan video kaset. 2.8 Kendala Promosi Perpustakaan Pada dasarnya dalam upaya melakukan kegiatan promosi, perpustakaan sering kali mendapatkan berbagai kendala. Baik kendala yang datang dari dalam maupun kendala yang datang dari luar, sehingga perpustakaan sulit untuk mempromosikan layanan serta koleksi-koleksi yang terdapat di perpustakaan. Kendala-kendala tersebut akan diuraikan pada uraian berikut : yaitu, kendala dari dalam dan kendala dari luar. 2.8.1 Kendala dari Dalam Perpustakaan Kendala-kendala
promosi
perpustakaan
yang
datang
dari dalam
perpustakaan adalah : 1. Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik pemasaran. 2. Pandangan tradisional bahwa perpustakaan adalah sebuah gudang buku. 3. Tidak memadainya gedung perpustakaan 4. Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan membuka layanan baru. 5. Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kebijakan pengguna perpustakaan dewasa ini lebih membuat banyak jasa di perpustakaan (Mustafa, 1996 : 58). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan adalah adanya anggapan yang kurang positif tentang perpustakaan, tidak memadainya gedung perpustakaan, dan yang sangat berpengaruh adalah kurang tersedianya dana dan kurangnya pengetahuan pustakawan tentang ilmu dan teknik pemasaran dalam melakukan promosi.
Universitas Sumatera Utara
2.8.2 Kendala dari Luar Perpustakaan Selain kendala yang dihadapi dari dalam juga ada kendala yang dihadapi dari luar perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi. Menurut Mustafa (1996 : 58) kendala yang datang dari luar perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Kecuali untuk jenis perpustakaan umum dan khusus, maka sasaran bagi pelayanan perpustakaan pada umumnya berada di lingkungan perpustakaan dalam tempo sementara. 2. Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan terhadap perpustakaan. 3. Lemahnya manajemen organisasi. 4. Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke perpustakaan. 5. Staf pengajar di perguruan tinggi atau guru sekolah kurang banyak memberi tugas kepada mahasiswa atau siswa yang dapat memaksa mereka untuk menggunakan perpustakaan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang berasal dari luar, seperti faktor sosial dan kurangnya dukungan terhadap perpustakaan harus selalu diwaspadai karena sangat mempengaruhi pengguna untuk jarang ke perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara