BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1.
Daya Saing Perguruan Tinggi Daya saing merupakan efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran
yang tepat dalam menentukan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai yang meliputi tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapai persaingan. Sumihardjo (2008: 8), memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini, yaitu: “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi lebih dari yang lain atau unggul dalam hal tertentu baik yang dilakukan seseorang, kelompok maupun institusi tertentu.” Selanjutnya Sumihardjo (2008: 11), mengemukakan bahwa “daya saing meliputi: (1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya saing adalah kemampuan dari seseorang/kelompok untuk menunjukkan keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibandingkan dengan yang lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 377), diuraikan bahwa “pengertian perguruan tinggi adalah tempat pendidikan dan pengajaran tingkat tinggi (seperti sekolah tinggi, akademi, universitas)”. Daya saing perguruan tinggi menurut uraian di atas adalah kemampuan dari perguruan tinggi untuk menunjukkan keunggulan bersaing dan menawarkan nilai yang lebih atas kinerjanya dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Persaingan antar perguruan tinggi saat ini sangat tinggi. Banyak hal yang dilakukan oleh perguruan tinggi untuk dapat menjadi perguruan tinggi nomor satu. Perguruan tinggi dapat diposisikan memiliki daya saing ketika suatu
Universitas Sumatera Utara
perguruan tinggi telah memenuhi indikator-indikator pencapaian tertentu yang dimulai dari input, proses dan output terhadap pengamalan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Citra perguruan tinggi menjadi penting untuk meningkatkan visibilitasnya di mata publik, baik nasional maupun internasional yang nantinya ternyata sangat berpengaruh terhadap peringkat perguruan tinggi tersebut. Penilaian terhadap pemeringkatan perguruan tinggi tidak terlepas dari perpustakaannya yang merupakan salah satu indikator dalam penilaian daya saing suatu perguruan tinggi.
2.2.
Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan institusi pengelola koleksi
perpustakaan secara profesional dengan menggunakan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pengguna. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung bagi universitas, nilai suatu perguruan tinggi dipengaruhi oleh kondisi perpustakaannya, karena keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengertian perpustakaan berdasarkan UU No.43 Tahun 2007 Pasal 1 butir 1 yaitu: “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Perpustakaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi memiliki tujuan dan fungsi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan informasinya kepada civitas akademika sebagai penunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi dapat disebut sebagai jantung universitas karena tanpa perpustakaan maka proses pelaksanaan proses belajar, mengajar serta pusat penelitian mungkin kurang optimal dalam pencapaian hasil seperti yang diharapkan. Perpustakaan perguruan tinggi sering dimaknai sebagai pusat penelitian karena banyak menyediakan informasi yang berkaitan dengan sarana pendukung dalam proses penelitian. Tugas dari perpustakaan perguruan tinggi adalah
Universitas Sumatera Utara
memberikan jasa yang dapat mendukung proses pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat pada umumnya, dengan cara memutahirkan koleksi baik tercetak maupun tidak tercetak demi mendukung dan mengembangkan kualitas program kegiatan perguruan tinggi tempatnya bernaung. Perpustakaan sebagai lembaga pengelola informasi, mempunyai posisi yang strategis dalam penyediaan bahan pustaka dan informasi kemudian menyebarkan informasi secara tepat dan cepat. Perpustakaan merupakan pendukung bagi universitas menuju world class university dengan cara mencari dan menggali potensi yang ada di universitas dan menjadikannya pusat unggulan yang dimiliki oleh universitas antara lain dengan melakukan: 1. Pengembangan website universitas yang dinamis, lengkap dan terintegrasi 2. Melakukaan Kebijakan penerapan informasi berteknologi di kampus 3. Kebijakan bagi peneliti (dosen dan mahasiswa) untuk ”diwajibkan” meng-upload hasil penelitian pada website universitas, jurusan dan fakultas dann perpustakaan. 4. Meningkatkan kemampuan perpustakaan digital
untuk menambah
konten ilmiah (skripsi, tesis, dll.) melalui pengembangan e-book, ejournal, e-grey literatutre dan e-local content. 5. Menggalakkan e-learning untuk meningkatkan konten pembelajaran di website, dengan melengkapi bahan-bahan perkuliahan. 6. Perlu sosialisasi yang terus menerus untuk membuka kesadaran civitas akademika untuk meng-upload naskah publikasi baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris 7. Peningkatan kualitas networking 8. Dll
2.2.1. Perpustakaan Digital Teknologi komputer telah banyak dipergunakan untuk menangani kegiatan rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan (library housekeeping) yang mencakup bidang pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, pengawasan
Universitas Sumatera Utara
serial, dan penyediaan katalog online untuk umum dan memberikan kemudahan dan efisiensi bagi pengguna perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Menurut Supsiloani (2006: 34) Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk antara lain: 1. Penerapan teknologi informasi dipergunakan sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik, dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk otomasi perpustakaan. 2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan teknologi informasi dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan perpustakaan digital. Perpustakaan digital
adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana
berbagai objek informasi (dokumen, images, suara dan video-clips) disimpan dan diakses dalam bentuk digital. Perpustakaan digital menurut Digital Library Federation yang dikutip oleh Hasugian (2009: 185) menyatakan bahwa: Perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya. Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa perpustakaan digital adalah bentuk perpustakaan dimana menyediakan sumberdaya dan memuat berbagai objek informasi ilmu pengetahuan yang disimpan dan diakses serta disebarluaskan dalam bentuk digital.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Koleksi Digital Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah memberi dampak terhadap perubahan jenis koleksi pada perpustakaan, yaitu koleksi tercetak berubah menjadi koleksi digital. Dengan bantuan adanya jaringan Internet dan media komputer, perpustakaan dituntut untuk menyediakan koleksi digital dalam penelusuran informasi yang cepat dan mudah untuk memenuhi kebutuhan informasi. Koleksi digital adalah koleksi informasi dalam bentuk elektronik yang berbasis internet walaupun koleksi tersebut juga terdapat dalam koleksi tercetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media penelusuran online. Koleksi digital dapat terdiri atas beberapa jenis dokumen (file type) yaitu setiap program yang berbeda akan menghasilkan jenis dokumen yang berbeda pula sesuai dengan program yang digunakan, perbedaan itu dapat dilihat dari gambar icon dokumen atau yang lebih umum adalah tiga huruf yang tertera setelah tanda titik pada judul dokumen. Misalnya “judul.doc” menunjukkan dokumen tersebut dibuat dengan program Microsoft Word, “judul.xls” menunjukkan dokumen tersebut dibuat dengan program Microsoft Excel, dan banyak lagi ragamnya, seperti tabel di bawah ini: Tabel 1: Jenis-Jenis Format File
Sumber: Fileinfo.com
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Local Content Situs web perpustakaan perguruan tinggi memiliki koleksi yang unik yang tidak terdapat pada situs lain yang sering disebut dengan istilah
local
content, yaitu suatu koleksi yang hanya dibuat di perguruan tinggi tersebut dan tidak disebarluaskan ke publik maupun percetakan. Sulistyo-Basuki (2001: 2) mengemukakan: Istilah local content dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi muatan lokal atau isi lokal. Bila menggunakan istilah muatan lokal, maka istilah tersebut mengandung arti materi atau informasi lokal yang dimasukkan ke sebuah wadah lain. Local content yang dimaksudkan pada perguruan tinggi adalah koleksi grey literature atau disebut juga dengan literatur kelabu. Merupakan hasil karya civitas akademika suatu Perguruan Tinggi. International Journal dalam SulistyoBasuki (2001: 2) mengemukakan: Literatur kelabu ini didefinisikan sebagai informasi yang tidak terkendali oleh perhimpunan ilmu pengetahuan, universitas atau penerbit komersial, diterbitkan pada semua instansi pemerintah, akademia, bisnis, industri, baik dalam format tercetak maupun elektronik. Literatur kelabu memiliki isi yang khas, yang tidak terdapat pada dokumen yang dijual di pasar, yang isinya mampu menambah khasanah ilmu. Menurut Hasanah (2009: 14) Grey literature dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5. 6.
7. 8.
Tugas Akhir (Skripsi), tugas akhir Mahasiswa Tingkat Sarjana. Tesis, adalah karya dari Mahasiswa Pascasarjana. Disertasi, adalah karya dari Mahasiswa Tingkat Doktor. Prosiding, yaitu hasil Seminar, Lokakarya, Pertemuan Ilmiah yang diadakan di Perguruan Tinggi, dan karya sivitas akademikanya yang memberikan presentasi di berbagai kegiatan ilmiah. Laporan penelitian dari setiap Kelompok Penelitian di Perguruan Tinggi. Pidato pengukuhan adalah penyampaian secara oral suatu makalah yang berupa buah pemikiran seorang Guru Besar di hadapan Sidang Terbuka Majelis Guru Besar selama waktu tertentu. Karya tulis ilmiah. Artikel.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Penelusuran Online Dalam dunia perpustakaan ada yang dikenal dengan proses temu kembali informasi (information retrieval), dimana secara spesifik juga akan menyangkut penelusuran informasi online (online searching). Temu kembali informasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Pengertian yang dikemukakan oleh Hasugian (2006: 73) bahwa “pada dasarnya sistem temu balik informasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, kemudian memanggil (retrieve) suatu dokumen dari suatu simpanan (file), sebagai jawaban atas permintaan informasi”. Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa sistem temu balik informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Sedangkan penelusuran informasi online merupakan bagian dari suatu proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan/ unit informasi baik yang berada di dalam perpustakaan maupun diluar gedung perpustakaan. Untuk melakukan penelusuran yang efektif diperlukan bahasa atau kosa kata sebagai kata kunci penelusuran. Bahasa atau kosa kata penelusuran berfungsi sebagai alat untuk memerintahkan sistem temu kembali informasi agar dapat menemukan dokumen-dokumen yang sesuai dengan kebutuhan penelusur. Dalam sistem temu kembali informasi dikenal dua pendekatan penelusuran yang lazim digunakan yaitu bahasa alamiah (natural language), dan kosa kata terkontrol (controled vocabulary). Dalam pengindeksan kosa kata terkendali seperti tesaurus, istilah yang digunakan untuk menyatakan kandungan atau isi suatu dokumen telah dibakukan dalam suatu daftar indeks yang disusun secara alfabetis, misalnya dalam Sears List of Subject Heading, Library of Congress Subject Heading, Macro Economics Thesaurus, DDC Index, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Hasugian (2008: 14) mengemukakan bahwa: Esensi dari penelusuran informasi secara online adalah bagaimana memangil/ mendapatkan informasi yang tersedia dalam suatu database dan/atau web untuk memenuhi informasi yang diminta oleh pemakai; bagaimana menemukan informasi yang diminta pemakai; dan bagaimana memberikan solusi kepada pemakai untuk menemukan informasi yang dikehendaki. Oleh karena itu teknik penelusuran secara online sangat penting. Teknik itu mencakup mekanisme dan/atau proses penelusuran informasi, formulasi query dan teknik pengembangannya, serta pengenalan akan situs dan/atau lokasi (alamat URL) dari berbagai sumber informasi menjadi penting untuk menghasilkan sebuah temuan informasi (dokumen) yang relevan, akurat dan tepat. Selain itu, kemampuan menggunakan peralatan penelusuran dengan baik akan menghasilkan informasi yang tepat pula. Ada lima komponen dalam penelusuran online yaitu: pengguna, query, dokumen elektronik, indeks dokumen dan fungsi pencocokan melalui machine matcher (infrastruktur informasi) a. Pengguna Pengguna adalah mereka yang melakukan penelusuran atau pencarian informasi pada sistem informasi (end user). Selain itu, mereka yang mengoperasikan sistem bukan untuk keperluan pencarian/penelusuran informasi juga disebut pengguna sistem (operator system, administrator system dsb.). b. Query Query adalah istilah (terms) yang dirumuskan oleh pengguna dan selanjutnya diinput ke dalam sistem untuk mendapatkan dokumen yang diinginkan. Istilah yang digunakan untuk penelusuran informasi (query) dapat diformulasikan dengan menggunakan sejumlah operator misalnya operator Bool (Boolean logic). c. Dokumen Elektronik (e-document) Dokumen elektronik dapat berupa buku elektronik (e-book), jurnal elektronik (e-journal), atau dokumen lain dalam format eletronik. d. Indeks Dokumen Indeks dokumen adalah istilah (terms) yang dijadikan sebagai representasi dan/atau wakil dokumen. Indeks dokumen ini dapat berupa kata atau istilah yang menjadi subjek dokumen dan dapat juga berupa kata yang mewakili judul dan/atau pengarang. Indeks dokumen dapat berupa istilah yang bersifat kosa kata terkendali (controlled vocabularies) dan kosa kata tak terkendali (uncontrolled vocabularies), terkecuali stopwords (kata tak terindeks) seperti dan, yang, karena, oleh, that, why, and dan sebagainya. e. Pencocokan (Machine Matcher) Terjadinya pemanggilan dokumen dari simpanan (file) adalah melalui pencocokan yang dilakukan oleh komputer (machine matcher) yaitu mencocokkan istilah penelusuran (query) dengan indeks dokumen.. Jumlahnya akan dilaporkan (diposting) dan jumlah dokumen yang terpanggil disebut recall. (Hasugian, 2008: 14-15).
Universitas Sumatera Utara
Masih menurut Hasugian (2008: 15) untuk melakukan penelusuran online diperlukan tahapan-tahapan berikut yaitu: “merencanakan strategi penelusuran, memilih database, memilih dan merumuskan istilah penelusuran (query), menilai/ mengevaluasi hasil penelusuran dan mencetak (print out) atau download hasil penelusuran”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa para pencari informasi harus mempersiapkan teknik penelusurannya terlebih dahulu. Teknik itu mencakup mekanisme dan/atau proses penelusuran informasi, formulasi query dan teknik pengembangannya sehingga menghasilkan informasi yang tepat dan sesuai.
2.3.1. Internet 2.3.1.1. Pengertian Internet Internet sebagai jaringan dari jaringan-jaringan yang dengan bebas mempertukarkan informasi dan menghubungkan ribuan jaringan di seluruh dunia, tumbuh-kembang dengan pesat. Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pengguna komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.
2.3.1.2. World Wide Web (www) WWW tidak terlepas dari internet, www sering digunakan saat mengetikkan suatu alamat situs web misalnya www.usu.ac.id. www merupakan salah satu layanan yang ada di Internet, atau yang biasa disebut dengan web dapat didefinisikan sebagai kumpulan sumber atau informasi yang dihubungkan dengan hyperlinks, melalui server HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Isi dari www dapat ditampilkan dengan penggunaan sebuah web browser antara lain seperti mozila firefox, interner explorer atau opera. WWW memungkinkan penyebaran informasi melalui Internet, penggunaannya mudah dalam format yang fleksibel.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.3. Domain dan Subdomain Domain adalah alamat permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan suatu situs pada dunia internet. Istilah yang umum digunakan adalah URL. Domain adalah sebuah nama unik untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server di internet sebagai pengganti Internet Protocol
(IP), yang didasarkan kepada
Domain Name System (DNS). Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga tidak ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman situsnya. Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam jangka waktu tertentu (tahunan). Struktur domain terbagi atas: Pertama Top Level Domain adalah deretan kata dibelakang nama domain seperti .com (dotcom). Ada dua macam Top Level Domain, yaitu Generic Top Level Domain (gTLD) dan Country Code Top Level Domain (ccTLD). gTLD seperti yang diungkapkan di atas ccTLD adalah TLD yang diperuntukkan untuk masing-masing negara, seperti Indonesia dengan kode ID (co.id, net.id, or.id) atau Singapura dengan kode SG (com.sg, net.sg, dsb).Kedua Second Level Domain (SLD) adalah nama domain yang didaftarkan. Misalnya ddd.com, maka ddd adalah SLD dan .com-nya adalah TLD. Ketiga Third Level Domain adalah nama sebelum Second Level Domain dan Top Level Domain. Misalnya ddd.com, maka dapat menambahkan nama lain sebelum ddd, yaitu mail.ddd.com atau search.domainku.com. Berikut domain yang disediakan untuk masing-masing negara seperti: - Indonesia menggunakan .id - Singapura menggunakan .sg - Malaysia menggunakan .my Untuk Indonesia terbagi menjadi beberapa domain, seperti : - .or.id : Untuk Organisasi - .co.id : Untuk Badan Usaha - .go.id : Untuk Pemerintahan - .ac.id : Pendidikan Tinggi - .sch.id : untuk Sekolah - .net.id : Internet Provider - .web.id : digunakan untuk umum (Apima, 2008; Zero, 2009)
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.4. Situs Web dan Halaman Web Setiap mengakses Internet sering terlebih dahulu mengetikkan suatu alamat URL, seperti www.usu.ac.id, dimana sebenarnya alamat tersebut mewakili suatu situs web, situs web (web site) adalah “kumpulan dari halaman web (web page), yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam world wide web (www) di Internet”. Halaman web sendiri adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language) yaitu bahasa markup yang paling dominan dalam pembuatan
halaman
web.
Pada HTML dapat diketikkan teks yang
digunakan untuk membuat struktur dokumen yang terdiri atas
headings,
paragraphs, lists, links, quotes, dan lain-lain. Dalam HTML dapat juga memuat gambar yang menjadikan tampilan halaman web lebih interaktif. HTML diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server situs web untuk ditampilkan kepada para pengguna melalui web browser. Semua publikasi dari situs web tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar. Halaman-halaman dari situs web dapat diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut homepage. URL mengatur halaman-halaman web untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pengguna dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Beberapa situs web membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi situs web tersebut. Misalnya, ada beberapa situssitus bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar dapat diakses.
2.3.2.
Search Engine Alat atau fasilitas yang dipergunakan untuk mengeksplorasi berbagai
data, informasi, dan pengetahuan yang ada di internet adalah mesin pencari atau yang biasa disebut sebagai “search engine”. Search engine adalah sebuah program yang dapat diakses melalui internet yang berfungsi untuk membantu pengguna komputer dalam mencari berbagai hal yang ingin diketahuinya, seperti google, yahoo, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Battelle (2007: 22) mengemukakan bahwa: Pada dasarnya, sebuah mesin pencari menghubungkan kata-kata yang dimasukkan pada sebuah database yang diciptakan dari halaman-halaman website (sebuah indeks). Mesin pencari ini kemudian akan menghasilkan daftar URL (dan ringkasan isinya) yang dipercaya paling relevan dengan pertanyaan yang dimasukkan. Dalam internet, terdapat banyak search engine yang dapat diakses secara cuma-cuma. Walaupun kurang lebih memiliki fungsi yang sama, setiap search engine memiliki karakteristiknya masing-masing. Contoh-contoh hal yang membedakan antara satu search engine dengan yang lainnya adalah: kecepatan pencarian, ketepatan informasi, kuantitas situs yang dicari, teknik pencarian, format hasil pencarian, dan lain sebagainya. Hitwise.com, Januari 2010 menampilkan Top Search engine seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Rank
Tabel 2: Top Search Engine Search engine Searches
1
www.google.com
71.61 %
2
search.yahoo.com
14.76 %
3
www.bing.com
9.13 %
4
www.ask.com
2.66 %
5
www.aolsearch.com
1.04 %
Alat bantu pencarian ini menyediakan hasil pencarian dalam bentuk hypertext link dengan URL menuju halaman lainnya. Yang jika di klik akan menuju ke alamat tersebut dimana dokumen, gambar, suara, dan banyak bentuk lainnya yang yang ada pada server dituju. 2.4. World Ranking University World Class University mempunyai pengertian yang berbeda-beda, baik target maupun kriteria penilaiannya. Saat ini beberapa institusi yang telah mantap dan diakui dunia sebagai lembaga pengakreditasi world class university antara lain: The Times Higher Education - Quacquarelli Symonds (THE-QS), Academic Ranking of World Universities (ARWU) oleh Institute of Higher Education,
Universitas Sumatera Utara
Shanghai Jiao Tong University, China dan Webometrics. Masing-masing lembaga pengakeditasi mempunyai kriteria dan metodologi penilaian yang berbeda-beda.
2.4.1. THES-QS Times Higher Education-QS merupakan sumber informasi pendidikan tinggi yang paling kompeten di London. Quacquarelli Symonds (QS) adalah perusahaan yang khusus bergerak dibidang pendidikan dan belajar luar negeri. THE menggunakan 4 kriteria utama dalam menentukan skor rangking universitas di dunia, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Kualitas Penelitian (Research Quality); Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate Employability); Pandangan Internasional (International Outlook); dan Kualitas Pengajaran (Teaching Quality). Wahono (2007 : 1)
Penjabaran kriteria perangkingan THE-QS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3: Indikator Perangkingan THE-QS
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Academic Ranking of World Universities (ARWU) The Academic Ranking of World Universities (ARWU) menggunakan enam indikator untuk menentukan rangking universitas dunia. Berikut penjelasan Wahono (2007: 2)
tentang 6 faktor utama ARWU perangkingan universitas
dunia, yaitu: 1. Alumni: Total jumlah alumni yang mendapatkan penghargaan Noble Prize di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika. Digunakan hitungan bobot (weight) berdasarkan kebaruan tahun mendapatkan penghargaan tersebut. Semakin lama mendapatkan penghargaan, semakin kecil bobot persentase nilainya. 2. Award: Total jumlah staf saat ini yang mendapatkan penghargaan Nobel Prize di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika. Perhitungan bobotnya sama dengan Alumni. 3. HiCi: jumlah peneliti (dosen) yang mendapatkan nilai citation tinggi (high cited researcher) alias penelitiannya banyak dikutip oleh peneliti lain, dalam 20 kategori subjek berdasarkan publikasi resmi dari http://isihighlycited.com. 4. PUB: Jumlah artikel yang diindeks oleh Science Citation IndexExpanded dan Social Science Citation Index (http://www.isiknowledge.com). 5. TOP: Persentase artikel yang dipublikasikan dalam top 20% journal internasional dari berbagai bidang ilmu. Penentuan top 20% adalah berdasarkan nilai impact factors dari Journal Citation Report (http://www.isiknowledge.com). 6. Fund: Jumlah total anggaran biaya penelitian dari sebuah universitas. Data didapatkan dari negara dimana universitas berada dan dari institusi-intitusi pemberi dana penelitian. Berdasarkan uraian di atas, perangkingan yang dilakukan oleh ARWU memiliki beberapa kriteria penilaian antara lain adalah tentang alumni, award, HiCi,PUB, TOP dan fund. Perangkingan yang dilakukan oleh ARWU dapat dilihat di http://www.arwu.org. 2.4.3. Webometrics Rangking Of World University (WRWU) Pembentukan Webometrics Ranking of World Universities merupakan inisiatif
Cybermetrics
Lab,
kelompok
riset
Centro
de
Información
Documentación (CINDOC), bagian dari National Research Council (CSIC), riset publik terbesar di Spanyol.
Universitas Sumatera Utara
Webometrics Ranking of World Universities faktor kehidupan universitas di dunia
kebanyakan mengambil
Internet. Termasuk didalamnya adalah
aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, publikasi elektronik, keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian, konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas internasionalnya. Webometrics Ranking of World Universities adalah suatu peluang yang menarik bagi universitas-universitas di negara berkembang untuk meraih status universitas kelas dunia (World Class University). Kuncinya adalah bagaimana universitas bisa memperbanyak konten (scientific paper) yang di-share ke publik, diindeks di mesin pencari, dan sedikit kemampuan universitas memainkan Search engine Optimization (SEO) untuk mengarahkan mesin pencari ke situs universitas. Ada empat faktor utama penilaian yang menentukan rangking suatu universitas, yaitu : 1. Visibility (50%) Jumlah total tautan eksternal yang unik yang diterima dari situs lain (inlink), yang diperoleh dari yahoo search, live search dan exalead. 2. Size (20%) Jumlah halaman yang ditemukan dari empat mesin pencari: google, yahoo, live search dan exalead. 3. Rich Files (15%) Volume file yang ada di situs Universitas dimana format file yang dinilai layak masuk di penilaian (berdasarkan uji relevansi dengan aktivitas akademis dan publikasi) adalah: Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt). Data-data ini diambil menggunakan Google dan digabungkan hasil-hasilnya untuk setiap jenis berkas. 4. Scholar (15%) Google
Scholar
menyediakan
sejumlah
tulisan-tulisan
ilmiah
(scientific paper) dan kutipan-kutipan (citation) dalam dunia akademik. Data Sc ini diambil dari google scholar yang menyajikan tulisan-tulisan ilmiah, laporan-laporan, dan tulisan akademis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Perangkingan yang dilakukan Webometrics terhadap perguruan tinggi di dunia berdasarkan 4 faktor penilaian yaitu: Visibility dengan bobot penilaian sebesar 50%, penilaian terhadap Size sebesar 20 %, penilaian Rich Files sebesar 15% dan penilaian terhadap Scholar sebesar 15%. Total dari penghitungan inilah yang akan menjadikan peringkat suatu perguruan tinggi versi webometrics.
2.5.
Literatur Batak Batak merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia tepatnya
wilayah Sumatera Utara. Identitas suku batak sangat kental yang membedakannya dengan suku bangsa lain di Indonesia, salah satunya ditandai dengan adanya Marga sebagai bagian dari satu keturunan. Selain itu unsur-unsur kebudayaan Batak lainnya yang membedakan dengan suku bangsa lainnya di Indonesia adalah: bahasa, pengetahuan, teknologi, organisasi sosial, mata pencaharian, religi, kesenian, dan lain sebagainya. Silsilah atau tarombo merupakan cara orang batak menyimpan daftar silsilah marga mereka masing-masing dan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai "orang Batak kesasar" (nalilu). Orang Batak khususnya laki-laki diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturonna) dalam suatu klan atau marga. Penyebaran orang-orang batak tidak hanya di Indonesia tetapi sudah menjangkau mancanegara. literatur mengenai orang-orang batak juga sudah banyak tersebar diseluruh pelosok mancanegara.
Universitas Sumatera Utara