BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Media Pembelajaran Suatu kegiatan belajar mengajar tentunya tidak bisa lepas dari penggunaan media sebagai sarana pendukung. Dengan adanya media berlangsung pembelajaran dapat berjalan lebih baik dan menarik. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harpiah berarti tengah perantara, atau pengaturan. Gerlach dan Ely (1971:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia materi
atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung di artikan
sebagai alat grafis, elektronika untuk menangkap
memproses, dan menyusun kembali informasi visual. Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau di pergantikan dengan kata “teknologi”yang berasal kata latin tekne (bahasa ingris art) dan logos (bahasa indonesi ”ilmu”). Menurut Webster (1983:105). “art” adalah keterampilan (skill) yang di peroleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Bila di hubungi dengan pendidikan dan pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian “perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan
15
16
sekedar benda, alat bahan atau perkakas, tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yan berhubungan dengan penerapan ilmu”. Suatu kegiatan belajar mengajar tentunya tidak bisa lepas dari penggunaan media sebagai sarana pendukung, dengan adanya media keberlangsungan pembelajaran dapat berjalan lebih baik dan menarik. Banyak
ahli
yang
mendefinisikan
media,
salah
satunya
santosa
Mengemukakan beberapa pengertian media subana dan Ending (1997:63) 1. Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan tersebut sampai pada penerima. 2. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Dari definisi diatas dapat disimpulkan media pengajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.disamping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin di sampaikan dalam setiap mata pelajaran. 1. Pengertian Audio dan Visual. Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang dapat digunakan dan dapat di sesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Dan audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi siswa. Penggunaan media audio visual
17
dalam pembelajaran dibatasi oleh hanya imajinasi guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai pada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media audio sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery lerning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulang bagian-bagian yang belum dikuasainya. Dilain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat belajarnya. Media visual memegang peran sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat mempelancar pemahaman. Misalnya melalui elaborasi stuktur dan organisasi dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif. Visual sebaiknya di tempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual tersebut untuk meyakinkan terjadi proses informasi. Alat bantu visual umumnya diklafikasikan mulai dari tingkat kekonkritannya sampai dengan tingkat yang makin abstrak. Hoban dan Zisman (1937:9-10). Yang dimaksud dengan alat bantu visual yaitu gambar, model, objek atau alatalat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman kongrit melalui visualisasi kepada siswa dengan tujuan untuk: a.
Memperkenalkan, menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak.
18
b.
Mengembangkan sikap yang di inginkan.
c.
Mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut. Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubugan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan meteri pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi: a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. b. Membuahkan perubahan siginifikan tingkah laku siswa. c. Menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. d. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. e. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa. f. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinsi dan partisipasi aktif yang melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar. g. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak mereks telah dipelajari. h. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-kosnep yang bermakna dapat di kembangkan. i. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generelisasi yangtepat. 2.
Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada giliranya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
19
menumbuhkan motivasi belajar. Sudjana dan Ravai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu: a.
b. c.
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Metode pengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, atau mendemontrasikan suatu hal. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien. Menurut Rusyan dan Daryani (1993:3-4). Dalam hal ini, media pengajaran merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar. Pada proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wadah dan penyalur pesan dari sumber pesan, dalam hal ini guru, kepada penerima pesan, dalam hal ini siswa. Dalam batasan yang lebih luas, Miarso (dalam Rahardjo, 1986:48) memberikan batasan media pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
20
Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya yaitu: a. Memotivasi minat atau tindakan. b. Menyajikan informasi. c. Memberikan intruksi. Media pembelajaran sebagai salah satu alat bantu mengajar harus dapat mempertinggi proses belajar siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belar yang dicapainya. Beberapa alasan hal tersebut di antaranya adalah manfaat media pembelajaran dalam proses belajar. Menurut Encyloedia of Edcational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut: a. Meletakan dasar-dasar yang kongret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi varbelisme b. Memperbesar perhatian siswa. c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembngan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup. f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan. g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
21
untuk menggunkan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pengajaran sangat di anjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pemblajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat mempelancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih lansung antara siswa dan lingkungan, dan kemungkinan siwa untuk belajar sendiri – sendiri sesuai kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadi interaksi lansung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pengajaransangat di ajurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. 3. Penggunaan Media Pengajaran dalam Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan melakasanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
22
pendidikan yang telah di tetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pengajaran. Lingkungan belajar yang di atur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodelogi pengajran, dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasanya dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengatahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metode pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran samapai kepada siswa sehingga siswa menguasi tujuan pengajaran. Dalam metode pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodelogi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
Ditegaskan bahwa teknologi pendidikan menggunakan pendekatan sistem
23
dalam pembelajaran, dan ini lebih mementingkan proses daripada produk. Pendapat ini berbeda dengan penggunaan konsep berpikir system cara lama. Pendekatan sistem sekarang, menurut Heinich. Memerlukan pandangan tentang proses sebagai sesuatu kebulatan, dengan mengenali saling hubungan di dalam dan di antara semua komponen. Pendekatan itu di awali dengan perumusan tujuan, dilanjutkan dengan pelaksanaan yang di perlukan, dan kemudian hasil akhirnya dievaluasi untuk dilihat kesesuaiannya dengan tujuan, serta akhirnya sistem itu dimodifikasi bila diperlukan. Proses ini pada hakikatnya sama dengan proses yang dipakai dalam pengembangan pembelajaran terprogram. Bentuk pola merupakan guru dengan alat bantu audio visual untuk membentuk kegiatan pembelajaran. Pola ini masih memandang guru sebagai komponen sistem intruksional yang utama, dengan sumber belajar lain seperti bahan pelajaran, perangkat keras, teknik latar kegiatan belajar yang dipergunakan sebagai tambahan. Fungsi Media : Guru dengan Media (Morris, 1963 : 11) Tujuan
Penetapan isi dan metode
Media
Siswa
Guru
Gamabar 2.1 Pemerolehan perubahan sikap dan prilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami sebelumnya. Menurut
24
Bruner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu: pengalaman langsung (enactive), pengalama pictorial/gambar (iconic), dan pengalamn abstrak (symbolic). Levie (1975:9) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,
mengenali, mengingat
kembali, dan
menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Belajar dengan menggunakan indera ganda pandang dan dengar berdasarkan konsep diatas akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera padang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indra dengar dan 5% lagi dengan indra lainnya Baugh dalam Achsin (1986:10). Dale (1969:10) bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
4. Media Audio Visual Sebagai Salah Satu Bentuk Media Pembelajaran salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau inpormasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respon siswa sehingga media itu sering di sebut media interaktif
25
pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh
Karena
itu,
perlu
dirancang
dan
dikembangakan
lingkungan
pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiaatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran. Menurut Sudjana dan Rivai (1991:130) mengmukakan hububungan media audio dengan pengembnagan keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterapilan mendengarkan. Keterampilan yang adapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi: a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Siswa mengidentivikasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya. b. Melatih daya analisis. Siswa menentukan urutan-urutan kejadian atau suatu peristiwa menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan mana yang menjadi akibatdari peryataan-pernyataan atau kalimat-kalimat rekaman yang di dengarnya. c. Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Rekaman yang dipendengarkan mengandung dua sisi informasi yang berbeda dan siswa mengelompokannya informasi kedalamdua kelompok itu. d. Merangkum, mengemukakan kembali, mengingat kembali informasi. Setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritera, siswa diminta untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat-kalimat sendiri. Harus bisa dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Dalam media pembelajaran dikenal beberapa macam bentuk media, antara lain:
26
a. Media Gambar (visual), adalah sarana atau media yang berbentuk poster, lukisan, photo,
karikatur,
dan
sebagainya,
yang
pungsinya
untuk
mendukung
pembelajaran secara visual. Hal ini dapat di lakukan dengan: Divisualisasikan, artinya gambar (poster, lukisan, photo, karikatur, dll), digunakan untuk memvisualisasikan tema atau gagasan yang ingin di dalami atau di pelajari, sarana atau media bantu penjelasan dari guru atau media yang digunakan untuk diskusi, diamati, dan didalami-direfleksi bersama (apresiasiatif). Dinarasikan, artinya ganbar (poster, photo dll)sebagai media untuk bercerita (storytelling). Gambar yang disajikan, membantu kita memberikan suasana dan pusat perhatian bagi siswa. b. Media Auditif, adalah sarana atau media yang digunakan melalui pendengaran, misalnya lagu cassette, CD, atau cerita kaset yang sifatnya hanya didengarkan bisanya media ini digunakan untuk mendukung pendekatan-pendekatan lain misalnya ekspresi gerak atau populer , digunakan sebagai sarana memberikan “suasana” ruang atau sebagai untuk di dalami bersama . c. Media audio visual (film), adalah sarana atau media yang utuh untuk mengkolaborasi bentuk-bentuk visual
dengan audio. Media ini bias di
pergunakan untuk membantu penjelasan guru sebagai peneguh, sebagai pengantar atau sarana yang di dalami. Media ini tidak hanya dikembangkan melalui bentuk film saja, tetapi dapat dikembangkan melalui sarana computer dengan teknik power poin dan flas flayer, hal ini perlu keterampilan dan sarana yang khusus.
27
Tujuan praktisnya yaitu efisiensi pemanfaatan setiap metode dan media komunikasi yang dapat menyumbang pengembangan potensi si-belajar secara penuh Ely (1963:18-19). Devinisi ini, sebagai definisi resmi oleh DAVI (Departemen of Audio Visual Itrction dari TheNational Eduction Assaciation). Tahun 1963, merupakan salah satu penting dalam perubahan dalam paradigma Kuhn (1962:41) dalam teknologi pendidikan, yaitu dari penekanan pada bahan audio visual sebagai alat bantu yang memberikan pengalaman konkrit kearah penekanan pada proses komunikasi yang lengkap dan pemanfaatan sistem pembelajarn yang lengkap. Dari penjelasan diatas, terlihat jelas bahwa media audio visual digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Bentuk media ini cenderung lebih dapat menarik perhatian siswa karena kemultidimensian yang dimilikinya.
5. Pengunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Keterampilan Servis Siswa pada Pembelajaran Bolavoli Berdasarkan dari definisi media audio visual yang telah dipaparkan di atas, penggunaan dalam pembelajaran bolavoli adalah dengan cara menyuguhkan suatu tampilan media yang dapat dilihat serta didengar oleh siswa. Dalam penelitian kali ini media audio visual yang digukan berupa tayangan video atau film pembeljaran bolavoli . video ini tentang pembelajarn servis pada pembelajaran bolavoli. Berdasarkan
tayangan video tersebut, sedikitnya siswa mendapatkan
gambaran baik mengenai
pemain-pemain bolavoli, teknik, posisi, pembentukan
28
gerak lainnya. Dengan demikian penggunaan media ini dapat diharapkan dapat membantu
menstimulus motivasi siswa serta mempermudah siswa dalam
mendapatkan ide tentang teknik servis yang benar dan menuangkannya kedalam sebuah pembelajaran bolavoli Data studi lapangan menunjukan bahwa umumnya siswa merasakan kesulitan untuk mencari inspirasi dan ide gerakan servis yang akan di tuangkan pada pembelajaran bolavoli. Dengan di tayangkan rekaman video ini, diharapkan siswa bisa menanggulangi kesulitan-kesulitan tersebut. Setelah kesulitan itu teratasi, target selanjutnya yang menjadi sasaran peneliti adalah siswa mampu mengorganisasikan isi pembelajaran bolavoli serta menggunakan pilihan teknik servis dalam pembelajaran bolavoli yang benar. Selain menggunakan media sebagai alat bantu, siswa pun di beri materi tentang servis dalam permainan bolavoli. a.
Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini di kenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau di raba dengan panca indra.
b.
Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin di samapaikan kepada siswa.
c.
Penekanan media penddikan terdapat pada visual dan audio.
d.
Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun di luar kelas.
29
e.
Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
f.
Media pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya televisi, radio) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: vedo, film, slide, OHP).
g.
Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. Dengan demikian diharapkan penggunaan media audio visual dapat membantu
siswa dalam proses pembelajaran servis dalam pembelajaran bolavoli.
B. PEMBELAJARAN BOLAVOLY 1. Pengertian Bolavoli Permainan bolavoli adalah permainan memantul-memantulkan bola oleh tangan atau lengan dari dua regu yangbermain diatas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar oleh net yang dibentangkan diatas lapangan dengan ukuran ketinggian tertentu. Satu orang permain tidak boleh memantulkan bola dua kali secar berturut-turut, dan satu regu dapat memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan dilapangan sendiri. Prinsip bermain bolavoli adalah menjaga bola jangan sampai jatuh dilapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan bola dilapangan lawan atau mematikan bola dipihak lawan. Permainan dimulai dengan pukulan servis dari daerah servis. Peraturan dasar yang digunakan adalah bola harus di pantulkan oleh tangan, lengan atau bagian depan badan dan angota badan. Bola harus disebrangkan kelapangan lawan melalui atas net. Permainan bolavoli adalah
30
olahraga permaianan yang di mainkan oleh dua tim berlawanan dimana masingmasing tim memiliki enam orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu dan tim tersebut dinyatakan menang jika terlebih dahulu mencapai angka 25. Dalam permainan bolavoli sangat sulit untuk menentukan cara permainan yang paling efektif secara pasti, karena banyak perubahan lingkungan yang mempengaruhi pelaksanaan tugas gerak. Dalam sebuah team, terdapat 4 peran penting, yaitu toser (atau seter), spiker (tukang smas), libero, dan defender, (bermain bertahan), toser atau pengumpan adalah orang yang bertugas mengumpankan bola kepada rekan-rekanya dan mengatur jalanya permainan . spiker bertugas untuk memukul bola,agar jatuh dari pertahanan lawan. libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar masuk tetapi tidak boleh mensmaash bola kesebrang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan lawan, untuk bermain bolavoli tidak dituntut kemampuan fisik yang tinggi, yang diperlukan semangat untuk mau mengejar bola kemanapun jatuhnya, perlahan-lahan teknik yang akan di perlukan untuk bermain bolavoli akan tumbuh sendrinya.
C. PENGERTIAN SERVIS Servis adalah pukulan pertama untuk megawali permainan. Servis dilakukan dari daerah servis. Pada awalnya servis hanya merupakan penyajian bola pertama untuk mengawali permainan. Dalam perkembangan bolavoli modern, servis merupakan serangan pertama untuk memperoleh angka. Cara melakukan servis
31
terentang dari mulai yang sangat sederhana hingga yang paling kompleks, dan dapat menyulitkan atau mematikan permainan lawan. Berikut ini dipaparkan cara melakukan berbagai macam servis yang banyak dilakukan para pemain bolavoli. Dari beberapa teknik dasar permainan bola voli, servis sangat penting untuk dikuasai. Servis merupakan suatu tindakan untuk menghidupkan atau memulai permainan atau memulai permainan dengan cara memukul bola oleh pemain belakang paling kanan (server) dengan tangannya yang ditujukan kedaerah lawan dan bola harus melewati atas jaring atau net. Servis dalam olahraga bola voli pada awalnya hanya sebagai salah satu pukulan untuk memulai permainan, sehingga dalam melakukan servis begituh sederhana karena bertujuan untuk menyajikan bola kedalam permainan saja. Mengenai hal ini, dari peraturan permainan resmi Dieter Beytelstahl
(2009:81)
dijelaskan bahwa: ”servis adalah suatu upaya untuk memasukan bola kedaerah lawan dengan melewati garis atas net oleh pemain kanan garis belakang yang berada di daerah servis untuk memukul bola dengan satu tangan atau lengan.” Pada perkembangan servis berkembang menjadi serangan pertama yang ampuh, teknik servis harus dilakukan dengan konsentrasi penuh dan dengan gerakan teknik yang sempurna. Hal ini seperti yang dikemukakan Viera yang diterjemahkan oleh redaksi PT. raja garpindo persada (2000:27), dijelaskan bahwa: “servis adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan. Prioritas utama dalam servis adalah konsistensi dalam menyebrangkan bola dengan sempurna. Setiap kali bermain.” sedangkan Dieter Beytelstahl (2009:1), menjelaskan bahwa :
32
“Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu pertandingan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan.” Pentingnya servis sebagai serangan pertama, ini berarti bahwa servis dilakukan harus baik dan tepat mengenai sasaran. Dalam hal ini servis yang baik yaitu servis yang dapat lansung mematikan permainan lawan atau menyulitkan lawan agar tidak bisa mengembalikan bola dengan baik. Servis yang sering dijadikan serangan pertama tersebut kebanyakan para pemain menggunakan macan dan variasi dari teknik overhead servis (servis atas) seperti tenis servis, floating servis, hook servis, atau jum servis. Macam-macam servis dalam permainan bola voli dijelaskan bahwa: ”dalam bola voli ada empat macam servis yaitu : 1) underarm servis (underhand servis), 2) sederhana servis (servis gaya menyamping), 3) tenis servis (front servis) dan 4) jumping servis (servis dengan melompat). “ sedangkan yunus (1992:70) menjelaskan bahwa: Servis dalam bola voli terdiri atas bermacam-macam variasi yaitu : 1. Servis tangan bawah (underarm servis) 2. Overhand round- hause servis (hook servis) dan 3. Jumping servis 4. Floating servis (servis mengapung) yang terdiri dua macam yaitu: i. Floating overhand servis dan ii. Overhand change-up servis
33
Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, maka seseorang pemain bola voli harus mampu menguasi servis dengan baik akan lebih baik bila pemain tersebut menguasai beberapa teknik servis. a) Servis Bawah Servis bawah adalah tenik dasar servis yang dilakukan dengan perkenaan bola dibawah bahu. Untuk dapat melakukan servis tangan bawah dengan baik pemain harus mengusai teknik dasarnya. Teknik pelaksanaan servis bawah tediri dari beberapa fase atau tahapan. Menurut Dieter Beutelsthahl (2009:11) teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu: ”(1) sikap permulaan, (2) gerak pelaksanaan dan (3) gerak lanjutan (follow throught)”. Tiap fase gerakan tenik harus dilakukan dengan baik, agar dapat memperoleh hasil servis yang baik. Secara rinci pelaksanaan servis tangan bawah adalah sebagai berikut : 1) Sikap Permulaan Berdiri didaerah servis menghadap kelapangan. Bagi yang tidak kidal kaki kiri berada didepan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola dipegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan telapak terbuka, lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada ditengah. 2) Gerak Pelaksanaan Bola dilambungkan didepan pundak kanan, setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik kebelakang, kemudian diayunkan
34
kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah bola. Lengan diluruskan dan telapak tangan atau genggaman tangan ditegangkan. 3) Gerak Lanjutan (follow throught) Setelah memukul diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk ke lapangan untuk mengambil posisi dengan sikap siap normal, siap untuk menerima pengambilan atau serangan dari pihak lawan. Gerakan servis termasuk gerakan yang kompleks dan memerlukan koordinasi gerak. Agar servis yang dilakukan dapat mencapai hasil secara optimal, servis tersebut harus dilakukan dengan baik. Gerakannya harus harmonis, ritmis, ayunan lengan harus tepat, lemparan bola juga harus tepat. Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan servis maka hal-hal kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi dalam melakukan servis harus di perhatikan. Melakukan Dieter Beutelstahl (2009:11) kesalahan umum yang sering terjadi pada servis adalah : a) Pergerakan yang tidak ritmis, ini terjadi kalau si pemain ragu-ragu. b) Stance yang salah, dengan istilah stance dimaksudkan : sikap pemain pada waktu hendak memukul bola, baik sikap tubuh, kaki atau pun lengan. c) Lengan kurang terayun, sehingga daya kekuatannya pun berkurang Lemparan bola kurang baik, sehingga bola kurang terkontrol.Kurang memperhatikan bola.
35
Apabila kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi tersebut dapat dihindari, maka servis yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pemain dan pelatih harus selalu mengadakan evaluasi mengenai teknik yang digunakan, agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat di atasi. Latihan Servis Bawah Tanpa Bola 1) Bentuk Dasar Gerak a) Sikap Melangkah. Untuk pemain kanan, kaki kiri ke depan, sedang pemain kidal sebaliknya, kaki kanan yang ke depan. Berdiri agak membungkuk. Bola dipegang seedikit di atas lutut dan dekat ke tubuh. Tangan pemukul menopang bola dari bawah b). Dari posisi itu tangan pemukul diayunkan vertikal ke belakang, sementara bola dilambungkan sedikit atau dilepaskan. c). Tangan diayunkan ke depan dengan siku bengkok, lengan terayun ke paha. d). Tangan mengenai sisi bawah belakang bola. Seluruh tubuh bergerak maju. e). Lari beberapa langkah memasuki lapangan, mengikuti arah gerak bola. Latihan Servis Bawah Dengan Bola Latihan teknik servis dengan bola merupakan latihan dengan menggunakan peralatan bola. Latihan dengan bola macamnya banyak sekali dan bervariasi, untuk itu perlu mengetahui mengenai latihan servis bawah yang baik bagi para siswa SMP, guna mengembangkan dan meningkatkan kamampuan servis bawah. Menurut Diter beutelsthal (2009:63) mengatakan bahwa “Strategi latihan
36
keterampilan sangatlah penting, yang perlu diperhatikan adalah mengatur kondisi latihan keterampilan, salah satunya pengaturan urutan materi latihan“. Jadi dalam melatih servis bawah, yaitu melatih jarak yang paling dekat dengan net sampai jarak yang jauh dari net. Selain latihan servis dengan menggunakan bola dan tanpa bola ada juga latihan dengan menggunkan to hit the target. Menurut Yoyo (2009:12) to hit the target adalah suatu aktivitas untuk mengukur kemampuan masing-masing peserta didik dengan jalan menjatuhkan target atau memasukan obyek permainan pada target yang disediakan. Target tersebut dapat beragam bentuk maupun alat yang digunakan serta jauh atau dekatnya penempatan. To hit the target ini dapat difasilitasi dengan berbagai variasi peralatan seperti ban sepedah, botol, kardus, To hit the target juga tidak selalu langsung mengarah pada sasaran berupa memasukkan atau menjatuhkan target. Tetapi siswa juga dapat melakukan dengan terlebih dahulu harus melakukan pantulan dulu ke lantai atau ketombok. Dlam hal ini perlu di ingat bahwa tidak semuah peserta didik terampil dan tidak semua peserta didik mengalami sukses atau merasakan keberhasilan dalam kegiatannbila target tersebut dipasang sama semua untuk peserta didik. oleh karena itu harus dilakukan upaya modifikasidalam aktivitas to hit the target . pada saat melakukan siswa yang sudah terampil tertantang untuk berbuat lebih baik dan yang belum terampil tidak meras terasing kareana tidak dapat mengikutu aktivitas sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu siswa dalam melakukan
37
proses permainan to hit the target menggunkan kardus, ban sepadah, atau memakai botol tetapi jaraknya dimodifikasi, seperti pada saat melakukan servis target yang digukan adalah ke kardus, botol atau ban sepedah dengan jarak 1 meter, 2 meter dan seterusnya. Dengan modifikasi-modifikasi yang dapat dilakukan agar tetap terjadi aktivitas permainan yang menarik peserta didik untuk tidak bosan, dan tetap termotivasi. Agar setiap peserta didik tertantang untuk melakukannya. Menurut Yoyo (2009:14) untuk menurunkan atau meningkatkan kesulitan tersebut dapat dilakukan dengan jalan: a. Mendekatkan/menjauhkan target b. Mengurangi/menambah jumlah target c. Merendahkan/meningkatkan target 1). Sikap telapak tangan Sikap telapak tangan berupa cekungan seperti sendok dengan jari-jari mencekung sedikit dan rapat. Pukulan servis dengan lengan bawah, dengan sisi tangan sebalah ibu jari dan jari telunjuk atau dengan kepalan lengan bawah, dengan kepalan tangan meskipun diperbolehkan, tatapi tekniknya lebih sulit. Lagi pula tidak begitu terarah. Sedangkan menurut Beutelstahl (2009:9 ) : Pelaksanaan sikap permulaan servis bawah sebagai berikut: a). Mula-mula berdiri di daerah servis dengan kaki kiri kiri agak lebih ke depan daripada kaki kanan (bagi mereka yang tidak kidal). Pegang bola dngan tangan kiri. Lambungkan bola ke atas tidak terlalu tinggi pada saat itu pula tangan kanan ditarik ke bawah belakang. Setelah bola yang dilambungkan tadi berada diarahkan depan, pelaksanaannya kira-kira setinggi pinggang
38
maka pada saat itu pula tangan serta lengan kanan yang lurus siap diayunkan dari arah belakang depan atau untuk memukul. b). Sikap saat perkenaan, perkenaan bola adalah pada tangan. Talapak tangan menghadap bola dan tangan pada waktu itu dalam keadaan ditegangkan agar terjadi pantulan yang dianggap sempurna. Pada saat perkenaan tangan pada bola di samping tangan ditegangkan dapat juga ditambahkan dengan gerakan dengan secara eksplosif. Di samping cara pemukulan tersebut dalam menggenggam menghadap ke bola. c). Sikap akhir, setelah memukul bola maka diikuti langkah kaki kanan ke depan terus mauk ke lapangan permainan serta mengambil sikap normal. Kesalahan yang paling sering terjadi saat melakukan servis bawah, menurut Beutelstahl (2009:11) : 1) Pemain berdiri terlalu tegak, 2) Gerak lengannya sewaktu mengayun kebelakang lalu memukul ke depan membentuk bidang miring seperti gerak lempar cakram serta sering dengan tubuh yang meliuk, 3) Bola dilemparkan ke depan atau terlalu tinggi, 4) Tenaga yang dikerahkan terlalu besar, 5) Pemain tidak memiliki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan melambungkan, serta memukul dan gerakan maju ke depan. Jadi kesalahan-kesalahan di atas perlu diperhatikan, agar tidak terjadi kesalahan yang mendasar dalam melakukan servis bawah dalam permainan bolavoli.
b) Servis Atas Servis atas adalah dengan awalan melemparkan bola keatas seperlunya kemudian server melompay untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas. Teknik servis atas ini memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari semuah jenis servis. Tujuan utama melakukan servis dari atas adalah mempercepat lajur bola dan membuat jalanya bola menukik dari atas atas kebawah dan membuat bola tidak bergerak dalam satu lintasan. Di sini pemein
39
harus pandai mengkombinasikan kekuatan dan gerakan. Kekuatan dan lancarnya pergerakan inilah yang mempunyai ciri khas jenis servis atas. Dalam pelaksanaannya, bola diberi spin yang kuat sekali. Servis ini merupakan salah satu servis penyerang yang paling hebat dan mematikan. Para pemain top, caliber dunia, pada umumnya mempergunakan servis atas ini. Gerakan-gerakan servis ini akan komplek. Kalau tidak dikerjakan dengan sempurna, servis ini akan gagal dan hasil jauh dari memuaskan. 1)
Sikap Permulaan Server berdiri menghadap ke sisi, kedua kaki terbuka sedikit, dan kedua lengan terlunjur memegang bola.
2) Gerak Pelaksanaan Tahap Pertama Bola dilemparkan didepan wajah server, dengan kedua tangan, berat badan dipindahkan ke kaki sebelah kanan (dilihat dari net). Lengan bermain diayunkan ke belakang dan ke bawah dengan gerakan melingkar. Tahap kedua Kaki yang paling jauh dari len diluruskan. Lengan diputar dengan gerakan melingkar. Bola dipukul dengan telapak tangan, pada saat bola itu berada didepan wajah server. Lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan berat badan dipindahkan dari kaki belakang keki depan.
40
3) Gerak lanjut (follow-through) Lengan bermain terus digerakan sampai melampaui paha satunya anda dapat mengetahui bagaimana bola dipukul dengan melihat jenis spin/putaran yang dihasilka. Jika bola berputar kekiri, kontak terjadi di sebelah kanan bola: jika bola berputar kekanan, kontak terjadi di sebelah kiri bola bola. backspin menujukan kontak terjadi dibagian bawah bola dengan pergelangan tangan ditekuk, topspin menmunjukan kontak terjadi bagian atas bola dengan pergelangan tangan tertutu. Jika tidak ada spin/putaran berarti kontak terjadi di bagian tengah Beberapa keslahan yang dilakukan oleh server menurut Beuteulstahl (2009:13). Pada saat melakukan servis atas diantaranya adalah: a) b) c) d)
Pergelangan terlalu kaku. Akibatnya bola tak terkontrol lagi, kehilangan arah dan tujuan. Stance kurang baik. Akibatnya bola itu ke hilangan arah. Karena itu, posisi pemulaan harus di perhatikandengan baik. Penempatan berat badan kurang merata. Akibatnya keseimbangan tubuh pun menjadi kurang sempurna. Timingnya kurang baik, bola dipukul terlalu cepat atau terlalu lambat. Maksud istilah (timing) disini adalah saat memukul bola itu, cepat, tepat, atau lambat. Juga termasuk istilah timing disni adalah kecepatan serta posisi server.
c) Servis Mengapung Servis mengampung adalah servis atas dengan awalan dan cara memukul yang hampir sama, awalan servis mengapung adalah melemparkan bola keatas namun tidak terlalu tinggi (tidak terlalu tinggi dari kepala). Tangan yang akan memukul bola bersiap didekat bola dengan ayunan yang sangat pendek. Mengenai hal ini, Beutelsthal (2009:16) menjelaskan bahwa: “jump servis dilakukan dengan
41
gerakan melompat seperti gerakan smash.” Penggunaan teknik jum servis dikarenakan beberapa hal antara lain teknik tersebut telah menjadi kebiasaan, teknik andalan untuk mematikan permainan lawan atau pemain lawan tidak dapat menyusun serangan dengan baik. Teknik jump servis ini dimaksudkan untuk menambahkan untuk menambah kekuatan lengan untuk memukul bola, sehingga dengan tenaga yang lebih besar dapat melijitkan bola dengan cepat dan tepat pula. Servis jenis ini memerlukan tenaga (power yang besar). Teknik pukulan jump servis meliputi tiga pase gerakan yaitu 1) sikap permulaan, 2) Gerak Pelaksanaan dan 3) gerak lanjut. Uraian mengenai dari tiga fase tersebut sebagai berikut: 1) Posisi Siap Sikap permulaan merupakan posisi siap, yaitu di daerah menghadap kelapangan, pemain berdiri dengan kedua kaki sejajar dengan menghadap ke net. Bola di pegang dengan kedua tangan, tangan kanan menggenggam atau dapat juga dengan telapak tangan terbuka. Sebelum melakukan pukulan jum servis terlebih dahulu kedua lutut agak di tekuk untuk mempersiapkan lompatan pada fase berikutnya. 2) Gerakan Pelaksanaan Lambungkan bola setinggi ± 3 meter agak di depan badan, kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan dengan melompat setinggi mungkin, lalu bola dipukul seperti gerakan spike. Lecutkan pergelangan
42
tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin agar bola secepat mungkin jatuh kedaerah permainan lawan.gerakan ini harus dilakukan bersamaan dengan jatuhnya bola. pertahankan posisi keseimbangan selama pukulan. 3) Gerak Lanjutan (follow-through) Garak lanjutan ini merupakan gerakan lanjutan dari ayunan lengan kedepan setelah terjadinya kontak dengan bola. setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setinggi-tingginya pada saat melayang di udara, langsung mendarat di dalam lapangan dan segera mengambil posisi siap untuk menerima pengambilan atau serangan dari pihak lawan. Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan, tolakakn kedua kaki harus berada dibelakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang) , tetapi pendaratan setelah memukul boleh menginjak garis atau mendarat jauh di dalam lapangan sesuai peraturan yang berlaku. Tahap penghabisan pukulan atau follow through ini adalah gerak dari lengan dan badan yang mengikuti untuk menambahkan kontrol atas pukulan. d) Change-up Servis Servis ini banyak juga digunakan oleh para pemain terutama pemain putra. Servis ini ditampilkan secara luar biasa oleh pemain team putri jepang pada saat olympiade pada tahun 1964. Awalan servis change-up servis adalah berdiri menyamping lapangan, posisi kedua kaki sejajar, tangan kiri memegang bola di depan badan, pandangan kea rah lapangan lawan.
43
Servis pada jaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan atau sekedar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis tangan atas. Servis tangan atas dibedakan lagi atas tennis servis , floting, dan cekis yaitu: e) Tennis Servis Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi
kaki kiri lebih
kedepan,kedua lutut agak rendah. Lalu posisi tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga bola tangan kanan diatas setengahtas bola. Bola di lambungkan dengan tangan kiri satu setengah dua meter (1/2 meter) diatas kepala lalu tangan kanan ditarik kebelakang atas kepala menghadap depan lakukan gerakan seperi mensmesh bola, perhatian terpusat pada bola lencut tangan diperlukan pada atas perkenaan bola. f) Floating Servis Floating servis adalah salah satu teknik yang sangat penting untuk dikuasai, karena secara teknik floating servis dilakukan dengan terlebih dahulu server melambungkan bola ke atas depan kepala lebih tinggi dari jangkaun. Artinya ketinggian bola sangat relatif umumnya sesuai kebiasaan server, selanjutnya saat bola turun (timing yang tepat) server memukul bola tepat pada pada bagian tengah belakang dari bola.” Sedangkan menurut Beutelstahl yang diterjemahkan oleh Redaktur PT. pionir (2009:14) menjelaskan bahwa: “ floating servis adalah jenis
44
servis yang tak mengandung spin. Bola seakan-akan melayang tanpa berputar sama sekali.” Denagan demikian, pada dasarnya floating servis hampir sama dengan teknik servis lainnya yang membedakan servis ini dengan lainnya adalah posisis tangan, di mana tangan yang akan memukul bola harus lurus dan dilakukan sewaktu memukul bola sehingga pada saat bola melaju setelah dipukul tidak ada putarab atau spin pada bola tersebut, dan akan lebih efektif kalau servis dapat memukul bola dengan keras dan menukik ke bawah atau bergelombang. Teknik pukulan overhead servis meliputi tiga fase gerakan yaitu: 1) sika permulaan, 2) gerak pelaksanaan, dan 3) gerak lanjutan. Uraian mengenai tiga fase tersebut adalah sebagai berikut: Teknik floating servis merupakan salah satu teknik pukulan servis yang sering digunakan oleh pemain bola voli,terutama untuk menghasilkan bola yang bergerak tepat. Teknik pukula floating servis meliputi tiga fase gerakan yaitu 1) sikap permulaan, 2) gerak p[elaksanaan dan 3) gerak lanjutan. Uraian mengenai tiga fase tersebut sebagai berikut: 1) Sikap Permulaan Sikap permulaan merupakan posisi siap, yaitu berdiri di daerah servis menghadap kelapangan, bagi yang kidal kaki kiri disebelah depan dan jika kidal posisi kaki sebaliknya. Namun ada juga permainan yang berdiri kedua kaki sejajar menghadap ke net. Bola dipegang ditangan kiri setinggi kepala, tengan kanan menggegam atau dapat juga dengan telapak tangan terbuka.
45
2) Gerakan Pelaksanaan Sebelum boala dari lawan melwati jarring, ayunan ke atas belakang sudah harus dimulai. Bola dilambungkan didepan atasa lebih tnggi dari kepala, tangan kanan segera memukul bola pada bagian tengah dari bola dan gaya yang mengenai bola harus berjalan memotong garis tengah bola, untuk menghindari terjadinya putaran pada bola, pergelangan tangan harus di fiksir atau dilakukan. 3) Gerak Lanjutan Gerak lanjut ini merupakan gerakan lanjutan dari ayunan lengan kedepan setelah terjadinya kontak dengan bola. gerak lanjutan pemukul harus segaris dengan gaya yang dihasilkan atau didorngkan kedepan. Jika pukulan dengan gerakan cepat (pukulan) keras dapat ditaklukan tanfa follow through. Tahap penghabisan atau follow through ini adalah gerakan dari lengan dan badan yang mengikuti untuk menambah control atas pukulan. g) Frontal floating Servis ini termasuk servis tipe Amerika. Dengan servis ini, bola kanan ,menyimpang kekiri atau kekanan. Server berdiri menghadap net dengan stance (posisi permulaan) dasar, yaitu: kaki yang satu berada didepan kaki yang lain, kirakira sampai sejarak delapan meter dari garis sisi base line. 1.
Gerakan Pelaksanan
Taha pertama
46
Bola dipegang setinggi kepala. Lengan hamper lurus. Striking arm (lengan pemukul atau lengan bermain) dengan posisi lurus atau tertekuk sedikit ditarik kebelapkang sebelum melempar bola. bola dilempar rendah-rendah saja. Bagian atas tubuh (dari pinggan ke atas) tidak bergerak Tahap kedua Pergerangan tangan haru tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak tangan kita, atau dengan tangan di genggam. Bola dipukul disebelah depan tubuh prmain. Begituh tersentuh, bola akan memantul ke atas. 2.
Gerak lanjutan (follow-through) Tidak ada follow-through. Jadi lengan bermain tidak bergerak lagi sesudah tangan menyentuh bola.
Menurut Beutelstahl (2009:13) beberapa keslahan yang bisa dilakukan oleh server pada saat melakukan servis frontal floating servis antara laian yaitu: a. b. c. d.
Tangan terlalu lama menyentuh bola. Pada saat sentuhan itu, pergelangan tangan kurang kaku. Pukulan kuras keras. Pukulan kurang mantap. Yang terpukul bukan bagian tengah badan bola, sehingga bola berputar. e. Observasi kurang tajam. Pada saat tangan menyentuh bola, pemain harus memperhatikan dan melihat bola itu sebaik mungkin.
h) Side floating servis Pada servis jenis ini, bola menyimpang kearah vertical. Server tetap berdiri dengan stance sisi. Kedua kaki menghadap ke sisi dengan jarak antara kira-kira
47
selebar kedua paha kita, kira-kira 8 meter dari garis sisi (base- len). Pada servis ini ada fase follow through. Jadi, lengan melanjutkan gerakannya sesudah bola dipukul. 1.
Gerak pelaksanaan
Tahap pertama: Bola dipegang dengan lengan melunjur, kira-kira setinggi kepala. Lengan pemukul(lengan bermain) diayun kebelakang, agak kesisis. Berat badan ditempatkan di kaki belakang, dengan kedua lutut di tekuk sedikit.
Tahap kedua: Lengan dingkat dengan gerkan melingkar. Bola dilempar rendah-rendah. Lengan dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam sewaktu bola itu melambung tinggi di depan tubuh pemain. Bagian atas tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net. Berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Kontak dengan bola singkat sekali.
2. Gerak lanjutan(follow-through): Lengan dan tangan yan digunakan untuk memeukul berhenti sebeentar sesudah mengadakan kontak dengan bola. kemudian gerakan diteruskan sedemikian sehingga lengan itu terayun kebawahmelawati kaki satunya. Beberapa kesalahan yang biasa dilakukan oleh server pada saat melakukan servis side floating servis menurut Beutelstahl (2009:17) a. b. c. d.
Bola dilempar terlalu tinggi. Pelemparan kurang cepat. Kontak antara tangan dan bola terlalu lama. Pukulan bola kurang keras.
48
e. f. g. h.
Pergelangan kurang kaku pada waktu memukul. Kurang tepat memukul bola Kurang memperhatikan bola pada waktu memukul. Cekis servis Sikap pemulaan dengan mengambil sikap berdiri menyamping dengan
tubuh bagian kiri lebih dekat kejaring bola dipegang tangan kiri dan kanan, saat bola dilambungkan badan diliukan sedikit kebelakang dan lutut ditekuk. Kedua tangan dijulurkan kearah samping bawah kanan dalam keadaan memegang bola, boal dilambungkan keatas kepala dengan kedua belah tangan setelah boal lepas tangan kanan ditarik kesamping kanan bawah liukan badan kekanan berat badan ada dikaki kanan lalu telapak tangan menghadap keatas setelah bola ada pada jangkauan tangan, secepatnya bersama-sama lengan liukan badan kesamping kiri perkenaan bola bagian bawah belakang bola pukulan bola dibantu liukan badan dan lecutan tangan.
i. Underhand servis Pemain berdiri menghadap net kaki kiri didepan kaki kanan lengan kiri dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknnya). Bola dilempar keatas berat badab bertumpu pada kaki sebelah belakang lengan yang bebas digerakan kebelakang dean di ayunkan kedepan dan memukul bola. sementara berat badan dipindahan kekaki sebelah depan bola dipukul dengan telapak tangan terbuka pergelangan kaku dan kuat gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang belakan kedepan.
49
j. Overhead servis Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak ditekuk tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama memegang bola tangan kiri menyangga bola sedangkan tangan kanan memegang bagian atas bola. Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian 1 m diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala dan tangan menghadap kedepan berarti badan dipindahkan kekaki sebelah belakang. Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada jangkauan tangan memukul maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak. Bola dipukul dan diarahkan deengan gerakan pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha. Dengan demikian, pentingnya servis dalam permainan bola voli, maka pada saat melakukan servis tidak hanya asal masuk dan asal melakukan, tetapi harus memperhatikan sasaran atau tempat yang kosong yang sulit dijangkau oleh siswa lain atau lawan dengan benar dan tepat pada saat melakukannya. Sehingga membuat lawan sulit menerima dan mengarahkan bola kepada pengumpan dengan melihat atau posisi lawan yang lemah atau yang tidak siap menerima servis. Oleh karena itu, seseorang pemain harus mampu dan terampil dalam penggunaan teknik servis dalam permainan bola voli. Untuk kepentingan penelitian ini, penulis berkonsentrasi kepada satu keterampilan servis yaitu servis bawah.
50
E. POSISI DAN PEMINDAHAN POSISI PADA WAKTU SERVIS a. Posisi pada waktu servis Semua pemain mendapatkan giliran servis sesuai dengan peraturan (rotasi) yang umum. Dalam prakteknya, setiap pemain net harus berdiri di depan net, menghadap pihak oposisis. Pemain servis (server) berdiri di luar lapanga, di daerah servis (area servi). Posisi 6 (enam) berdiri pada garis enam meter dibagian tengah lapangan (kalau pemain ini kemudian pindah kebelakang. Pemain posisi no 6 ini dapat juga berdiri di garis penyerangan ditengah lapangan (kalau pemain ini kemudian pindah kedepan) mana yang dipakai ter gantung pada sistem yang sedang dipergunakan. Pemain pada posis 5 (lima) berdiri di garis tepi, di dekat garis enam meter. 4
3
2
4
3
2
1
5
6
1
5
6
1 Gambar 2.2
1 Gamabr 2.3
a. Pindah posisi pada waktu servis Posisi dan berpindah posisi posisi dibagian belakng lapangan dan didepan net tergantung pada:
51
o Taktik oposisi. o Kemampuan teknik pemain individu. o Kemampuan taktik pemain individu.
F. Karakteristik Siswa pendididkan
merupakan
kebulatan
konsep
yang
luas
cakupannya
keseluruhan proses besar yang dengan itu seseorang mengembangkan kecakapan, sikap, dan lain-lain tigkah laku yang mempunyai nilai positif dalam masyarakat dimana ia hidup atau bertempat tinggal. Program pembelajaran yang baik adalah program pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi
pelakunya.
Pemberian
pembelajaran
yang
baik
harus
memperhatikan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. Pengajar, khususnya di Sekolah menengah pertama mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa SMP. Kemampuan fisik, psikomotor dan psikologis manusia berkembang sesuai dengan tingkatan usia dan taraf pertumbuhan fisiknya. Manusia dari anak-anak hingga dewasa mengalami berbagai perkembangan, antara lain yaitu perkembangan fisiologis, psikologis, intelektual, sosial dan kemampuan gerak. Secara kronologis sepanjang hidupnya manusia dapat dibedakan dalam lima tahapan kehidupan, yaitu “(a) fase sebelum lahir (prenatal), (b) fase bayi (infant), (c) fase anak-anak (childhood), (d) fase adolesensi (adolescene), dan (e) fase dewasa (adulthood)”. Sujana ( 2005:22).
52
Setiap fase kehidupan manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan karakteristik tertentu, termasuk di dalamnya
yang berhubungan
dengan
perkembangan fisiknya. Pada umumnya siswa-siswa di SMP , khususnya kelas VII usianya adalah antara 13 sampai 15 tahun. Dalam tahapan perkembangan usia 13 sampai 15 tersebut dapat diklasifikasikan pada taraf perkembangan pada fase anak-anak yaitu anak besar. Hal ini seperti yang dikemukakan Sujana (2005:24) bahwa, fase anak besar yaitu “usia 6 sampai 10 atau 12 tahun”. Kelompok usia 13-15 tahun tersebut termasuk dalam kelompok umur anak besar. Anak usia tersebut memiliki kerakteristik perkembangan dan pertumbuhan besifat khusus, yang berbeda dengan kelompok usia lain. Sujana (2009:25) mengemukakan bahwa, Ukuran dan proporsi bagian-bagian tubuh anak besar mengalami perubahan dibandingkan pada anak kecil. Secara proporsional kaki dan tangan tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan togok, hal ini seperti halnya terjadi pada masa anak kecil. Dengan kecepatan pertumbuhan kaki dan pertumbuhan togok yang tidak sama, anak besar umumnya menjadi panjang kakinya. Hal ini makin tampak pada akhir masa anak besar. Pada umur 6 tahun panjang kaki ±45% dari tinggi badan, dan pada umur 11 tahun panjang kaki ±47% dari tinggi badan Pada usia anak besar, anggota gerak atas dan anggota gerak bawahnya bertambah dengan cepat. Keadaan tersebut berpengaruh pada perkembangan
53
kemampuan gerak yang dicapainya. Dengan cepatnya pertumbuhan anggota gerak atas maupun bawah tersebut, maka perkembangan kemampuan gerak anak juga cukup pesat. Perkembangan kemampuan gerak manusia berlangsung secara bertahap. Secara kronologis, tahapan kehidupan tersebut adalah masa bayi, masa anak kecil, masa anak besar, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Sejalan dengan pertumbuhan fisik di mana anak semakin tinggi dan besar, maka kemampuan gerak anak meningkat. Peningkatan kemampuan gerak bisa di identifikasi dalam bentuk : (a) gerakan dapat dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien ,(b) gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol, (c) pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, (d) gerakan semakin bertenaga. Perkembangan kemampuan
gerak pada fase anak besar cukup pesat.
Perkembangan tersebut seiring dengan meningkatnya minat anak terhadap aktivitas fisik. Minat anak terhadap aktivitas fisik dipengaruhi oleh kondisi psikologos dan sosialnya. Mengenai sifat-sifat psikologis dan sosial yang menonjol pada masa anak besar adalah sebagai berikut: (1) Imajinatif serta menyenangi suara dan gerak ritmik (2) Menyenangi pengulangan aktivitas. (3) Menyayangi aktivitas kompetitif. (4) Rasa ingin tahunya besar.
54
(5) Selalu memikirkan sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan. (6) Lebih menyenangi aktivitas kelompok daripada aktivitas individual. (7) Meningkatkan minatnya untuk terlibat dalam permainan yang diorganisasi, tetapi belum siap untuk mengerti peraturan permainan yang rumit. (8) Cenderung membandingkan dirinya dengan taman-temannya, dan mudah merasa ada kekurangan pada dirinyan atau mengalami kegagalan. (9) Mudah gembira karena pujian, dan mudah patah hati atau tidak senang kalau dikritik. (10) Senang menirukan idolanya. (11) Selalu menginginkan persetujuan orang dewasa tentang apa yang diperbuat. Peningkatan kualitas penguasaan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Anak besar memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, kreativitas, serta sifat sosialnya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa karakteristik siswa SMP kelas VII adalah sebagai berikut : a.
Siswa SMP kelas VII berada pada fase perkembangan anak besar.
b.
Ukuran dan proporsi bagian-bagian tubuh anak besar belum matang. Secara proporsional kaki dan tangan tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan togok.
c.
Minatnya terhadap kegiatan fisik makin meningkat, imajinasi, rasa ingin tahu dan kegiatan sosial juga makin meningkat.
55
d.
Menyukai aktivitas kelompok dan permainan.
e.
Perkembangan kemampuan gerak pada fase anak besar cukup pesat. Gerakannya dapat dilakukan dengan mekanika tubuh yang efisien, semakin lancar dan terkontrol, pola atau bentuk gerakan makin bervariasi serta gerakan semakin bertenaga.
G. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan menunjukan, bahwa terdapat kesalahan siswa dalam psemahaman bermain bolavoli. Hal ini berarti dengan di berikan video pembelajaran di harapkan dapat diminimalisasikan kesalahan serta meningkatkan kemapuan anak didik/siwa. Hipotesis tindakan belum teruji kebenranya, karena banyak kendala-kendala yang mempengaruhi poroses belajar mengajar. Hal ini menunjukan bahwa kehadiran peneliti (guru) yang mengajarkan. Hal ini menunjukan bahwa kehadiran peneliti (guru). Syamsuddin dkk. (2007:64) mengemukakan, hipotesis kerja adalah suatu jawaban tentatif (sementara) terhadap masalah yang ditentukan. Menurut pernyataan diatas berarti hipotesis adalah dugaan sementara terhadap sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Sikap peneliti terhadap hipotesis yang dikemukakan adalah harus menerima apabila tidak terbukti kebenarannya dan mengganti hipotesis seandainya data yang dikumpulkan tidak mendukung kearah hipotesis sebelumnya.
56
Dari kerangka pemikiran diatas, penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut. “Bahwa dengan penggunaan media audio visual memberikan pengaruh yang dapat
meningkatkan keterampilan servis siswa pada pembelajaran bolavoli .”