10
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Penelitian Sebelumnya 1. Yunarwi: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawuntuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010 / 2011”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa: penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.1 2. Arvin: “Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Mata Pelajaran IPA-Biologi Siswa Kelas I SMA Negeri 12
Makassar”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa:
penerapan Model pembelajaran Jigsaw, yang dijalankan meningkatkan partisipasi kemampuan kognitif dan afektif siswa terhadap materi pelajaran IPA-Biologi.2 Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran Jigsaw diatas memiliki perbedaan antara penelitian Yunarwi dengan penelitian Arvin. Perbedaannya tersebut terlihat dari permasalahan yang diteliti. Yunarwi meneliti tentang permasalahan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Sedangkan Arvin disini meneliti tentang 1
Lilin Yunarwi,“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010 / 2011”,Skripsi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2011, t.d. 2 Siti Arvin, “Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Mata Pelajaran IPA-Biologi Siswa Kelas I SMA Negeri 12 Makassar”, Skripsi, Makassar:Universitas Veteran Republik Indonesia, 2012, t.d.
10
11
permasalahan partisipasi siswa dalam belajar Biologi dengan menggunakan model Jigsaw terhadap kemampuan kognitif dan afektifnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw pada Materi Protistaterhadap hasil Belajar Siswa. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada materi Protistadi Kelas X MA Hidayatullah Bahaur Hilir. Menggunakan model Pembelajaran Jigsaw diharapkan agar siswa lebih memahami pelajaran karena meraka dapat belajar sendiri dengan teman sejawat secara heterogen, selain itu juga diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar siswa yang sebelumnya masih banyak yang belum mencapai nilai KKM.
B. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Model Pembelajaran Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. 3 Jadi model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Adapun Soekamto, dkk dalam bukunya Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
3
Trianto, Mendesain Model, h 21.
12
melukiskan
prosedur
yang
sistematis
dalam
mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak dalam buku Trianto bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem pengelolanya. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya. b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.4
4
Ibid., h. 22-23
13
2. Model Pembelajaran Jigsaw a. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Arti Jigsaw dalam bahasa inggris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah “Fuzzle”, yaitu sebuah teka teki yang menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.5 Model pembelajaran Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie bahwa “ Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.” Melalui model pembelajaran Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompok lain. Lie dalam buku Rusman mengatakan bahwa“ Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel.”
5
Rusman, Model-model, h. 217.
14
Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini memperoleh persentasi lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, disamping saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain. Jhonson
dan
Jhonson
melakukan
penelitian
tentang
pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap pengembangan anak.6 Adapun kelebihan dari model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Meningkatkan hasil belajar Meningkatkan daya ingat Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah Meningkatkan sikap positif terhadap guru Meningkatkan harga diri anak Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.7
Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda, tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas 6
Ibid., h.218 Nurhendaya dalam Cartono (edt.)”, Metode & Pendekatan dalam Pembelajaran Sains, Universitas Pendidikan Indonesia, 2007, h.219. 7
15
membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibagi ke kelompok asal yang disampaikan pada anggota kelompoknya.8 Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. 9 b. Pembagian Jigsaw Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson dan teman-teman di Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan
8
Rusman, Model-model, h. 218-219. Juanda, “Efektivitas Pembelajaran, h. 52-53
9
16
teman-teman
di
Universitas
John
Hopkins,
sehingga
model
pembelajaran Jigsaw dibagi menjadi dua tipe yaitu: 1. Jigsaw Tipe I 2. Jigsaw Tipe II10 Jigsaw yang dijadikan penelitian adalah Jigsaw tipe II, karena materi Protista ini tingkat kesulitan hampir sama antara subbab sehingga siswa dapat memilih sendiri topik yang akan dibahasnya. c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw Model pembelajaran Jigsawtipe II dikembangkan oleh Slavin, 11 dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooferatif Jigsaw II Slavin Fase Bekerja dalam kelompok asal
Bekerja dalam kelompok ahli
10
Tingkah Laku Guru Mengarahkan siswa membentuk kelompok asal (5-6 siswa heterogen). Tiap kelompok diberi materi untuk membaca secara cepat. Tiap anggota dibebaskan memilih satu topik/sub materi, Setiap anggota diberi lembar ahli sesuai sub topik masingmasing untuk mengerjakan dan mendiskusikan dalam kelompok ahli. Diperlukan untuk konsentrasi saat membaca, waktu tidak lebih dari 30 menit. Membentuk pimpinan diskusi dalam kelompok ahli (guru membebaskan pembentukan pemimpin diskusi). Meminta siswa menyiapkan materi untuk disampaikan kepada kelomok asal melalui diskusi dengan menggunakan
Trianto, Mendesain Model, h. 73 Ibid., h. 74.
11
Tingkah Laku Siswa Membentuk kelompok asal (5-6 siswa heterogen). Siswa menerima materi untuk membaca secara cepat. Siswa memilih satu sub topik/sub materi mengerjakan sesuai lembar ahlinya dan nantinya akan menjadi ahli di bidangnya.
Diperlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk mengerjakan.
Pimpinan diskusi terbentuk oleh kelompok ahli.
Dengan keahlian yang sama bertemu untuk berdiskusi merencanakan materi yang akan disampaikan dalam kelompok
17
lembar ahli Membimbing siswa dalam kelompok asal.
Bekerja di dalam kelompok asal
asal dipimpin oleh ketua. Saling bergantian mengajar teman satu kelompok. Menyimpulkan secara bersama-sama.
Pengamatan proses diskusi, meminta kelompok asal untuk menyimpulkan Memberikan tes individu dan memberikan review materi Memberikan penghargaan melalui tim
Evaluasi dan Review materi Recognisi tim
Siswa mengerjakan tes individu dan memperhatikan review materi Siswa menerima penghargaan kelompok dan termotivasi bekerja.
Sumber Salavin, 2005.
Gambar 2.1 Gambar Ilustrasi Jigsaw
Kelompok Asal
1 4
2 5
3 6
1 4
2 3 5 6
1 4
2 5
3 6
1 4
2 5
3 6
1 4
2 5
3 6
1 4
2 5
3 6
1 1
1 1
1 1
2 2
2 2
3 3
3 3
3 3
4 4
4 4
4 4
5 5
5 5
5 5
6 6
6 6
6 6
2 2
Kelompok Ahli Sumber. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
3. Pengertian Hasil Belajar Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
18
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat pengembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Tingkat pengembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran. Dari sisi guru, hasil belajar adalah merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hal ini terkait dengan tujuan panggal-panggal pengajaran. Pada tujuan-tujuan instruksional khusus mata pelajaran di kelas, peran guru secara profesional bersifat otonom.12 Benyamin Bloomdalam buku Nana Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar apabila dilihat dari segi kognitifya berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan ke empat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.13 1. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Seringkali disebut juga aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau
12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan, h. 250-251. NanaSudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 22 13
19
mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.14 2. Pemahaman (comprehension) Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.15 3. Penerapan (application) Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru yang konkret. 4. Analisis (analysis) Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau kompenen-komponen pembentuknya. 16 5. Sintesis (synthesis) Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. 6. Penilaian (evaluation) Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pertanyaan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.17 14
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 103. Ibid., h. 106. 16 Ibid., h. 109-110. 15
20
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan dua jenis yaitu: a. Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi faktor usia, kematangan, pengalaman, mental, minat, motivasi, dan kebiasaan belajar. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang bersumber dari lingkungan siswayang meliputi lingkungan sekolah, masyarakat, kurikulum, bahanpengajaran, metode pengajaran, sarana, media, dan sumber belajar. Faktor
yang
mempengaruhi
hasil
belajar
tersebut
akan
membantuseseorang dalam belajar jika bersifat mendukung proses belajar, sebaliknyajustru akan sebagai penghambat dalam belajar seandainya faktor tersebut tidak menunjang proses belajar. Untuk belajar dengan baik seseorang sangat memerlukan kondisi yang memungkinkan ia dapat melihat, mendengar dan melakukan proses belajar dengan baik serta dapat berkonsentrasi dengan baik untuk mengingat.18 4. Materi Protista a. Ciri-ciri Umum Protista Kingdom Protista mencakup semua spesies uniselular eukariotik. Sebagian di antara organisme itu serupa dengan hewan (Protozoa), yang lainnya mirip dengan tumbuhan (Protista Alga), dan yang lainnya lagi menunjukkan ciri-ciri fungi. Sejumlah ahli taksonomi menyertakan
17
Ibid., h. 112-113. Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian, 2003, Jakarta: Reneka Cipta.
18
21
organisme-organisme yang membentuk koloni dan yang multiselular sederhana lainnya. 19 Sebagian besar dari sekitar 60.000 spesies Protista yang diketahui hidup saat ini bersifat uniselular, tetapi ada beberapa yang bersifat multiselular. Karena sebagaian besar Protista bersifat uniselular, maka Protista dianggap sebagai organisme eukariotik yang paling sederhana. Tetapi pada tingkat selular, kebanyakan Protista luar biasa kompleksnya paling rumit di antara semua sel. Protista sangat beraneka garam dalam hal metabolisme, dan sebagai kelompok Protista merupakan organisme yang paling beraneka ragam dalam hal nutrisi di antara seluruh eukariota. Sebagian besar Protista memiliki metabolisme yang bersifat aerobik, yang menggunakan mitokondria untuk respirasi selularnya. Beberapa Protista adalah fotoautotrof dengan kloroplas, beberapa lagi adalah heterotrop yang menyerap molekul organik atau menelan partikel makanan yang lebih besar dan yang lainnya adalah mikrsotrof, dapat melakukan fotosentesis dan nutrisi heterotrofik (contohnya adalah Euglena). Reproduksi dan siklus hidup sangat bervariasi pada Protista. Pembelahan mitosis terjadi pada sebagian besar Protista, tetapi terdapat banyak variasi dalam proses yang belum diketahui pada eukariota lainnya. Beberapa Protista secara eksklusif adalah aseksual yang lain juga dapat bereproduksi secara seksual atau paling tidak menggunakan 19
George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Alih Bahasa Damaring Tias, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 318.
22
proses seksual meiosis dan singami (syngamy) (penyatuan dua gamet), yaitu dengan mempertukarkan gen-gen di antara dua individu yang kemudian akan meneruskan reproduksi secara seksual. Pada satu waktu dalam siklus hidupnya kebanyakan Protista membentuk sel resisten yang disebut sista yang dapat bertahan pada keadaan yang sulit. Protista ditemukan hampir di setiap tempat di mana terdapat air. Protista pada umumnya menempati tanah yang basah, sampah, dedaunan dan habitat darat lainnya yang cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau, banyak Protista menempati bagian dasar, menempelkan dirinya pada batu dan tempat bersauh lainnya, atau merayap melalui pasir dan endapan lumpur. Protista juga merupakan bahan penyusun penting plankton yaitu komunitas organisme yang sebagian besar bersifat mikroskopis yang mengapung secara pasif atau berenang secara lemah sekitar permukaan air. Sebagai suatu kelompok besar autotorof, alga eukariotik secara ekologis sangat penting. Selain Protista yang hidup bebas, ada banyak simbion yang menempati cairan tubuh, jaringan atau sel-sel inang. Hubungan simbiotik ini merupakan satu rangkaian yang terentang dari hubungan yang bersifat mutualisme hingga yang bersifat parasitisme. Beberapa Protista parasitik merupakan patogen penting pada hewan, termasuk yang menyebabkan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. 20
20
127
Campbell Reece-Mitchell, Biologi Edisi Kelima-Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003. H. 125-
23
b. Protista Mirip Hewan (Protozoa) Gambar 2.2 Spesies-spesies Protozoa Flagellata
Rhizopoda
Ciliata
Sporozoa
(http://educorolla3.blogspot.com/2009/04/protista-yang-menyerupai-hewan.html. online 25-04-2013)
Protozoa adalah organisme-organisme heterorofik yang ditemukan di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagian Protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasit menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. 21 Protozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tubuh tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa mikron sampai bebrapa milimeter, jadi umumnya bersifat mikroskofis. 2) Umumnya hidup secara indivual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni, ada yang hidup bebas di dalam air, komensal dan ada pula yang bersifat parasit pada hewan lain. 3) Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang mengadakan konjugasi, dan ada pula yang membentuk spora
21
George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum’s Outlines Biologi, h. 138
24
4) Makanannya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa organisme. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik, holofitik, dan holozoik. 5) Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagela, silia, atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak.22 Protista mirip hewan (Protozoa) terbagi menjadi 4 divisi yaitu flagellata, Rhizopoda, Ciliata dan Sprozoa. 1) Flagellata Flagellata merupakan Protozoa yang paling primitif. Ciri khasnya adalah keberadaan satu atau lebih flagela, yang merupakan organel motilitas utamanya. Flagela-flagela itu yang tidak seperti flagela yang berputar milik bakteri memiliki karakteristik substruktur mikrotubular 9+2 yang ditemukan pada silia dan flagela hewan-hewan multiselular. Flagellata biasanya tidak memiliki dinding sel, sehingga memungkinkan pergerakan seperti gelombang pada tubuh sel beberapa spesies. 23 Sistematika molekuler menyatakan bahwa Flagellata memiliki dua kelompok yang disebut Euglenoid dan Kinetoplstida. Euglenoid dicirikan dengan adanya suatu kantong anterior atau ruang tempat munculnya satu atau dua flagela. Euglena utamanya bersifat autotorof, akan tetapi banyak di antara Euglena bersifat miksotrofik atau
22
Yusuf Kastawi, dkk, Zoologi Avertebrata, Malang: IKIP Malang, 2005, h. 15. George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum’s Outlines Biologi, h. 138
23
25
heterotrofik yaitu menyerap molekul organik dari lingkungannya dan menelan mangsanya melalui fagositosis. Kinetoplastida memiliki sebuah mitokondria besar yang berhubungan
dengan
suatu
organel
unik,
kinetoplas
yang
menyimpanDNA ekstranukleus. Kinetoplastida bersimbiosis dan beberapa diantaranya bersifat patogen bagi inangnya. 24 2) Rhizopoda Rhizopoda yang lebih sering disebut dengan Amoeba, semuanya uniselular dan menggunakan pseudopodia untuk bergerak dan makan. Ketika Amoeba bergerak, Amoeba akan menjulurkan pseudopodia dan mengaitkan ujungnya dan kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia (Rhizopoda artinya “kaki yang mirip akar”). Sitoskeleton yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen, berfungsi dalam pergerakan amoeboid. Aktivitas pseudopodia terlihat kacau, akan tetapi sesungguhnya Amoeba menunjukkan pergerakan yang terarah ketika mereka merayap menuju suatu sumber makanan. Beberapa Amoeba hidup di dalam suatu cangkang protein yang mereka sekresikan sendiri. Pseudopodia menjulur keluar melalui suatu lubang yang terdapat pada cangkang, yang pada beberapa spesies dilapisi dengan butiran pasir halus.
24
Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h. 131-132
26
Organisme ini bereproduksi secara aseksual melalui berbagai mekanisme pembelahan sel. benang spindel terbentuk tetapi tahapan yang tipikal pada pembelahan mitosis tidak tampak pada Amoeba. Amoeba hidup di lingkungan air tawar maupun air laut dan juga sangat banyak terdapat pada tanah. Kebanyakan Amoeba hidup bebas, akan tetapi beberapa diantaranya merupakan parasit yang penting.25 3) Ciliata Sebuah kelompok yang terdiri atas Protista yang beraneka ragam yang umum disebut Ciliata dicirikan oleh penggunaan silia untuk bergerak dan mencari makan. Sebagian besar Ciliata hidup sebagai sel soliter dalam air tawar. Beda jauh dengan sebagian besar flagela, silia relatif lebih pendek. Cilia berasosiasi dengan suatu sistem submembran mikrotubul yang dapat mengkoordinasikan pergerakan ribuan silia. Pengelompokan sitoskeleton dan komponen lainnya dalam korteks sel (lapisan luar sitoplasma) juga memberikan informasi yang mengatur silia dalam pola yang spesifik selama sel itu tumbuh. Beberapa Ciliata seluruhnya ditutupi oleh barisan silia, sementara yang lainnya memiliki silia yang berkelompok membentuk lebih sedikit barisan atau membentuk berkas. Beberapa spesies misalnya bergerak dengan menggunakan struktur yang menyerupai kaki yang dibentuk dari pengikatan banyak silia. Organisme lain,
25
Ibid., h. 136.
27
seperti Stentor memiliki barisan silia yang rapat yang secara bersamasama berfungsi sebagai lokomotor membranel. Ciliata umumnya bereproduksi melalui pembelahan biner. Makronukleus memanjang dan kemudian membelah (memisah) selama pembelahan biner, dan tidak melakukan pembelahan mitosis. Beberapa spesies Paramecium memiliki 1-80 bentuk mikronukleus yang tidak berfungsi dalam pembelahan, pemeliharaan dan reproduksi aseksual, tetapi diperlukan untuk proses seksual yang menghasilkan keragaman genetik.26 4) Sporozoa Sporozoa adalah parasit pada hewan. Bahkan beberapa di antaranya menyebabkan penyakit serius pada manusia. Parasit itu tersebar sebagai sel infeksi yang sangat kecil yang disebut sporozoit. Sebagian besar Sporozoa memiliki siklus hidup yang rumit dengan tahapan seksual dan aseksual, dan siklus ini sering kali memerlukan dua atau lebih spesies inang yang berbeda untuk menyelesaikan siklus tersebut.
Plasmodium,
Plasmodium
adalah
parasit
parasit
yang
yang
menyebabkan
sangat
licin,
malaria.
Plasmodium
menghabiskan sebagian besar waktunya dalam hati manusia dan sel darah. 27
26
Ibid., 134-135. Ibid., h. 133.
27
28
c. Protista Mirip Tumbuhan Gambar 2.3 Spesies-spesies protista mirip tumbuhan Chlorophyta
Euglenophyta
Pyrrophyta
Crysophyta
(http://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/protista/protista-miriptumbuhan-alga/. Online 25-04-20013)
Ada lebih dari 25.000 spesies Protista serupa tumbuhan yang dibagi-bagi
lagi
menjadi
beberapa
divisi,
yaitu
Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta dan Crysophyta. 1) Chlorophyta (Alga Hijau) Alga
Chlorophyta
termasuk
organisme
Protista,
karena
mempunyai nukleus sejati dengan nukleolus. Anggota divisi Chlorophyta adalah paling besar di antara divisi Alga lain, dan 90%anggotanya hidup di air tawar. Anggota divisi Chlorophyta semuanya memiliki plastida, yaitu organel kloroplas. Pigmen klorofil terdapat dalam jumlah paling banyak dibanding pigmen fotosintetik yang lainnya, sehingga menyebabkan talus Alga. Chlorophyta berwarna hijau. Semua pigmen fotosintetik terdapat dalam kloroplas.
29
Ciri-ciri Alga divisi Chlorophyta adalah pigmen fotosintetik berupa klorofil a, klorofil b, karoten, dan xantofil. Makanan cadangan berupa pati. Dinding sel komposisinya adalah selulosa dan pektin. Kloroplas memiliki pirenoid yang berperan dalam pembentukan dan penyimpanan zat pati sebagai hasil proses fotosintesis. Bentuk kloroplas merupakan ciri khas untuk marga tertentu. Misalnya Spirogyra memiliki kloroplas berbentuk pita spiral, Zygnema bentuk kloroplasnya serupa bintang yang berjumlah dua buah, dan Chlorella kloroplasnya berbentuk serupa mangkuk. Pada beberapa anggota Chlorophyta yang mampu bergerak biasanya mempunyai stigma (bintik mata). Stigma ini sangat peka terhadap cahaya, dan kemungkinan fungsinya untuk koordinasi pergerakan flagel. Reproduksi pada Alga Chlorophyta dapat terjadi secara aseksual (pembentukan zoospora, aplanospora, pembelahan sel, fragmentasi talus dan pertunasan) dan secara seksual (isogami, anisogami dan oogami).28 2) Euglenophyta (Alga Berflagel) Alga Euglenophyta merupakan satu kelompok alga yang hampir semua anggotanya merupakan organisme uniselular yang memiliki inti sel jelas. Talus berbentuk seperti tabung lanset atau bentuk oval memanjang, tidak memiliki dinding sel, memiliki flagel yang
28
Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, Palangka Raya: UNPAR, 2010, h. 11.
30
berjumlah satu, dua, atau tiga sehingga bergerak bebas. Sebagian Euglenophyta memiliki bintik mata (stigma) yang peka terhadap cahaya dan cara makannya seperti Amoeba (heterotropik). Pada beberapa maga diketahui sel vegetatifnya dibungkus oleh seludang kuar yang dinamakan lorika. Lorika tidak mengandung selulosa, tetapi gelatin. Talus berwarna hijau, karena adanya plastida yang berupa kloroplas dan cadangan makanan yang berupa paramilum. Adanya kloroplas ini menunjukkan kemampuan organisme ini melakukan fotosintesis untuk membentuk makanan sendiri (autotorof). Ciri-ciri alga Euglenophyta adalah pigmen fotosintetik berupa klorofil a, klorofil b, karotin, dan xantofil. Makanan cadangan berupa paramilum
dan
lemak.
Reproduksi
secara
aseksual
melalui
pembelahan diri. Habitat hidupnya di air tawar, dan sebagian kecil di laut,
contohnya
Euglena,
Colacium,
Trachelomonas,
dan
Chlorogonium.29 3) Pyrrohyta (Dinoflagellata) Divisi ini nyaris seluruhnya terdiri atas bentuk-bentuk uniselular yang hidup di laut dan dikenal sebagai Dinoflagellata.Dinoflagellata biasanya memiliki sepasang flagela, yang terletak di sepanjang lekukan-lekukan berseberangan di dinding selnya yang tebal. Susunan tersebut menyebabkan gerakan berputar pada kebanyakan bentuk yang
29
Ibid., h. 12-13.
31
menyebabkan organisme-organisme itu diberi nama “Dinoflagellata (kata Yunani dinos berarti “berputar”). Plastida cokelat yang ada pada organisme-organisme fotosintetik mengandung klorofil a dan c serta berbagai karotenoid, pati dihasilkan sebagai molekul penyimpanan makanan dan dinding-dinding selnya terbuat dari selulosa. Membran nukleus Dinoflagellata terdiri atas sebuah lapisan tunggal pada semua eukariota lainnya, selubung nukleus terdiri atas dua membran. Saat mitosis, membran nukleus tetap utuh, dan pembagian sel yang terjadi mengingatkan pada pembelahan sel bakteri. Kromosom-kromosom besar yang mudah diwarnai terus berada dalam keadaan terkondensasi dan tidak terurai menjadi granula-granula kromatin. Lebih lanjut kromosom-kromosom yang menonjol itu melekat di daerah-daerah spesifik di membran nukleus dengan cara yang analog dengan perlekatan kromosom bakteri ke membran plasmanya. 4) Crysophyta (Alga kuning dan Diatom) Divisi Protista alga ini terdiri atas Diatom (yang paling banyak), alga emas cokelat (tidak begitu banyak) dan alga kuning hijau yang telatif sedikit. Sejumlah ahli fikologi
(cabang biologi yang
mempelajari alga) menempatkan Diatom dalam sebuah filum terpisah yaitu Bacillariophyta. Semua anggota kelompok tersebut mengandung klorofil a dan c dalam plastidanya, menghasilkan karotenoid kuningcokelat (fukosantin) yang menyebabkan sel-selnya memiliki warna
32
cokelat yang khas. Selain itu, Crysophyta menyimpan makanannya sebagai lemak, minyak, dan suatu polisakarida unik yang disebut laminarin. Dinding-dindingnya mengandung silika terhidrasi, dan bukannya selulosa.30 Talus uniselular paling banyak terdapat pada kelompok Diatom, bentuknya ada yang serupa cakram, mangkuk, ataupun batang. Talus uniselular dapat membentuk koloni. Talus uniselular ada yang memiliki 1 flagel dan 2 flagel yang tidak sama panjang. Oleh karena itu talus uniselular umumnya mampu bergerak bebas. Reproduksi pada alga Crysophyta dapat terjadi secara aseksual dan seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contoh alga Crysophyta adalah Dinobryon, Synura, Botrydium, Vaucheria, Pinnulairia, Navicula, Cymbella, Diatoma, Asterionella dan Fragilaria.31 d. Protista Mirip Jamur Gambar 2.4 Spesies-spesies Protista mirip jamur Jamur Lendir
Jamur Air
(http://educorolla3.blogspot.com/2009/04/protista-mirip-jamur.html. onliene 2504-2013)
30
George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum’s Outlines Biologi, h. 322. Akhmadi, Bahan Ajar, h. 14-16.
31
33
Protista dalam golongan ini terjadi atas dua kelompok yaitu jamur lendir dan jamur air. 1) Jamur lendir Jamur Lendir terbagi menjadi dua yaitu Jamur Lendir Plasmodium
(Myxomycota)
(Acrasiomycota).
Jamur
dan
Lendir
Jamur
Lendir
Selular
Plasmodial
lebih
menarik
dibandingkan dengan namanya. Banyak di antara spesies ini berpigmen terang umumnya berwarna kuning atau oranye tetapi semuanya adalah heterotrofik. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidupnya merupakan suatu masa amoeboid yang disebut plasmodium, yang dapat tumbuh hingga diameternya mencapai beberapa cm. Berukuran besar plasmodium tidaklah multiselular, plasmodium adalah suatu masa tunggal sitoplasma yang tidak dibagi oleh membran dan mendukung banyak nukleus. Pada sebagian besar spesies nukleus plasmodium adalah diploid dan pembelahannya sinkron dengan masing-masing dari ribuan nukleus melalui setiap tahapan mitosis pada saat yang bersamaan. Karena karakteristik ini jamur lendir plasmodial digunakan untuk mempelajari rincian molekuler pembelahan mitosis. Di dalam saluran halus plasmodium, aliran sitoplasma pada awalnya satu arah, kemudian ke arah lainnya, mengalir bergetar dengan sangat cantik. Aliran sitoplasma tersebut sesungguhnya membantu menyebarkan makanan dan oksigen. Plasmodium menelan
34
partikel makanan melalui fagositosis, sambil tumbuh dengan cara menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, busukan daundaunan, atau kayu yang membusuk. Jika habitat suatu jamur lendir mulai mengering atau tidak ada makanan yang tersisa plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi suatu tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam reproduksi seksual. 32 Jamur
lendir
selular
menimbulkan
pertanyaan semantik
mengenai apa artinya menjadi suatu organisme individual. Meskipun tahapan makan dalam siklus hidup terdiri atas sel-sel soliter yang berfungsi secara individual, ketika makanan habis sel-sel tersebut akan membentuk suatu agregat yang berfungsi sebagai suatu unit. Meskipun massa sel itu mirip dengan jamur lendir seluler mempertahankan identitasnya dan tetap terpisah oleh membrannya. Jamur lendir selular juga berbeda dari jamur lendir plasmodial karena jamur lendir selular merupakan organisme haploid (hanya zigot saja yang diploid) sedangkan kondisi diploid dominan dalam siklus hidup sebagian besar jamur lendir plasmodial. Jamur lendir selular memiliki tubuh buah yang berfungsi dalam reproduksi aseksual. Selain itu sebagian besar jamur lendir selular tidak memiliki tahapan berflagela.33
32
Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h. 138-139 Ibid., h. 140.
33
35
2) Jamur air(Oomycota) Oomycota adalah jamur air, kerak putih dan jamur berbulu halus, semuanya merupakan contoh stramenopila heterotrofik yang tidak memiliki kloroplas. Beberapa di antara organisme ini adalah uniselular, organisme lainnya terdiri dari hifa senositik (filamen halus bercabang). Hifa dalam kelompok ini analog dengan filamen bercabang (yang juga disebut hifa) pada fungi sejati. Namun demikian jamur air dan kerabatnya secara khas memiliki dinding yang terbuat dari selulosa, sementara dinding fungi sejati terbuat dari polisakarida lain, kitin. Kondisi diploid, yang berkurang pada fungi sejati, masih tetap ada pada siklus hidup sebagian besar anggota Oomycota. Sel biflagelata terjadi pada siklus hidup Oomycota, sedangkan hampir semua fungi sejati tidak memiliki flagela. Oomycota berarti “fungi telur”, istilah yang merujuk pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Suatu sel telur yang relatif besar dibuahi oleh “nukleus sperma” yang lebih kecil, yang membentuk suatu zigot yang resisten. Sebagian besar jamur air merupakan pengurai yang tumbuh sebagai kumpulan serupa kapas pada alga dan hewan yang mati, terutama di air tawar. Oomycota merupakan pengurai yang penting dalam ekosistem air. Terdapat juga jamur air parasitik, seperti yang tumbuh pada sisik dan insang ikan di kolam atau akuarium, tetapi mereka umumnya hanya menyerang jaringan yang terluka.
36
Kerak putih dan jamur yang berbulu halus umumnya hidup di tanah sebagai parasit pada tumbuhan. Karak putih dan jamur berbulu halus tersebar terutama melalui spora yang terbawa oleh angin, tetapi mereka juga membentuk zoospora berflagela pada beberapa waktu selama siklus hidupnya. Salah satu patogen tumbuhan yang sangat merugikan adalah jamur berbulu halus yang melanda ladang anggur di Prancis pada tahun 1870 an dan suatu spesies Oomycota yang menyebabkan kerusakan kentang, yang menyebabkan kelaparan di Irlandia pada abad ke 19.34 e. Peranan Protista bagi Kehidupan Protista memiliki peranan tersendiri bagi kehidupan, ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah pada Q.S Ali Imran ayat 191 di bawah ini. Artinya:”(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”35 Ayat ini menjelaskan sebagian dari ciri-ciri siapa yang dinamai Ulul Albab, mereka adalah orang-orang baik laki-laki maupun perempuan, yang terus menerus mengingat Allah, dengan ucapan dan 34
Ibid., h. 141. Ali Imran [3] :191.
35
37
atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi saat bekerja atau beristirahat, sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, atau bagaimanapun dan mereka memikirkan tentang penciptaan yakni kejadian dan sistem kerja langit dan bumi dan setelah itu berkata sebagai kesimpulan: Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia, tanpa tujuan yang hak. Apa yang kami alami, atau lihat atau dengar dari keburukan atau kekurangan. Maha suci Engkau dari semua itu. Itu adalah ulah atau dosa dan kekurangan kami yang dapat menjerumuskan kami ke dalam siksa nereka. Karena Tuhan kami, kami tahu dan yakin benar bahwa sesungguhnya siapa yang engkau masukkan ke dalam neraka maka sungguh telah Engkau hinakan dia denagn mempermalukannya di hari kemudian sebagai seorang yang dzalim serta menyiksanya dengan siksa yang pedih. Penggalan ayat di atas yang artinya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia bahwa ia adalah kesimpulan upaya dzikir dan fikir. Bisa juga dipahami zikir dan pikir itu mereka lakukan sambil membayangkan dalam benak mereka bahwa alam raya tidak diciptakan Allah sia-sia. Kalimat Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-siatersebut sebagai hasil zikir dan fikir. Dengan demikian ia dapat dihadang oleh keberatan di atas. Di sisi lain hasil itu akan sangat serasi dengan permohonan mereka selanjutnya. Yakni karena semua makhluk tidak diciptakan sia-sia, karena ada makluk yang baik dan yang jahat, ada
38
yang durhaka dan ada pula yang taat, ada yang bermanfaat untuk makhluk lain ada yang justru merugikan makhluk lain, namun disini lah kita sebagai manusia di suruh untuk berfikir agar tidak salah mengambil keputusan.36 Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa kita sebagai orang beriman diwajibkan untuk melihat ciptaan-ciptaan Allah di muka bumi ini baik di langit maupun di bumi, yang dapat dilihat dengan kasat mata atau pun tidak, semua itu diciptakan Allah tidak ada satu pun yang siasia. Seperti halnya Protista walaupun makhuk ini sangat kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata harus menggunakan alat bantu namun protista memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan ini. 1) Peranan Protista Mirip Hewan bagi Kehidupan Trypanosoma adalah Flagellata yang menyebabkan penyakit tidur Afrika, suatu penyakit manusia yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse.37 Sedangkan Malaria yang disebabkan oleh parasit Sporozoa plasmodium, barangkali merupakan penyakit menular yang paling tersebar luas. Malaria dapat pada akhirnya membunuh atau menghancurkan separuh populasi manusia, terutama di daerah-daerah tropis. Meskipun Plasmodium adalah agen infeksi penyakit itu yang sebenarnya, nyamuk adalah faktor yang menyebarkan Sporozoa dari satu inang ke inang lainnya.38
36 M Quraish Shehab, Tafsir Al-Misbah Pesan, kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 2. Jakarta:Lentera Hati, 2002. Hal 372-375. 37 Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h. 132. 38 George H. Fried dan George J. Hademenos, Schaum’s Outlines Biologi, h. 319.
39
Entamoeba histolytica adalah Rhizopoda parasit yang sangat penting karena dapat menyebabkan disentri amoeboik pada manusia. Organisme-organisme tersebut menyebar melalui makanan, air minum atau peralatan makan yang terkontamunasi. 39 Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya adalah Balantidium coli, Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare.40 2) Peranan Protista Mirip Tumbuhan bagi Kehidupan Alga Hijau penting sebagai sumber makanan bagi banyak Protozoa dan hewan air. Chlorella uniselular banyak diteliti ahli biologi, baik sebagai organisme yang penuh dengan rincian fotosintesis maupun kemungkinan sebagai sumber makanan di daerah yang tidak sesuai untuk pertanian konvensional. Bila persediaan air di pupuk dengan fosfat dan nitrat (misalnya dari limbah), maka Alga Hijau air tawar seringkali membentuk kembangan Alga yang luas sekali.41
39
Campbell Reece-Mitchell, Biologi, h. 136. Diah Aryulina, dkk, Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2007, h. 93. 41 John W. Kimball, Biologi Jilid 3 Edisi Kelima,alih bahasa Siti Soetratmi dan Nawangsari Sugiri, Jakarta: Erlangga, 1983, h. 868 40
40
Dinoflagellata yang hidup di air laut dikenal sebagai produsen utama fikoplankton laut.42 Sedangkan alga Crysophyta merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut. Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuatan saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.43 3) Perenan Protista Mirip Jamur bagi Kehidupan Phytophthora infestans adalah Oomycota yang menyebabkan penyakit late blight pada kentang. Pythium sp. adalah Oomycota yang tumbuh saprofit di tanah, menyebabkan penyakit rebah pada biji yang berkecambah, jamur ini menyebar dengan cepat di rumah kaca yang kondisinya lembab. Downy mildew dapat dikenali dengan timbulnya semacam tepung di permukaan daun. Jamur air ini menyerang tanaman pengan, seperti kentang, anggur, dan tanaman merambat lainnya. 44 Materi Protista ini akan diajarkan dengan model pembelajaran jigsaw selama 6x45 menit selama dua kali pertemuan, yang mana dalam sekali pertemuan terdiri atas 3x45 menit. Pertemuan pertama akan membahas tentang protista mirip hewan yang terdiri atas Rhizopoda, Flagellata, Ciliata dan Sporozoa serta salah satu Protista 42
Diah Aryulina, dkk, Biologi 1 SMA, h. 103. Pratiwi dkk. Biologi , h. 68-69 44 Pratiwi, dkk, Biologi untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 62. 43
41
mirip jamur yaitu Jamur lendir, sedangkan pertemuan kedua akan membahas tentang Protista mirip jamur yang terdiri atas Jamur air, dan Protista mirip tumbuhan yang terdiri atas Chlorophyta, Pyrrophyta, Euglenophyta dan Crysophyta.
C. Kerangka Pikir Peneliti Siswa kelas X MA Hidayatullah sulit menerima mata pelajaran Biologi khususnya Protista, karena materi ini sulit dipahami dan banyak nama latin yang sulit untuk diingat, selain itu guru yang mengajar Biologi juga pada saat belajar hanya menggunakan metode caramah dan tanya jawab sehingga tidak ada variasi pada saat pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat pada saat belajar akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. Diperlukan model pembelajaran yang berbeda dari yang biasa guru gunakan agar hasil belajar dapat lebih baik, disini peneliti ingin mencoba menggunakan model pembelajarn Jigsaw, dimana dalam model pembelajaran Jigsaw ini siswa akan dibagi dalam dua kali pengelompokan yaitu kelompok asli dan ahli, yang mana dengan model pembelajaran ini diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
42
Adapun kerangka pikir peneliti dapat dilihat pada bagan dibawah ini. Tabel 2.2 Kerangka Pikir Peneliti Materi Protista sulit dipahami siswa dan banyak terdapat nama latin yang susah diingat
metode pembelajaran tidak bervariasi
Siswa bosan dan tidak bersemangat untuk belajar
Hasil belajar rendah
Perlu model pembelajaran berbeda
Model pembelajaran Jigsaw
Kelompok asli
Kelompok ahli
Hasil belajar meningkat
43
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Model pembelajaran Jigsawyang diterapkan padamateri Protista di kelas X MA Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2013/2014 akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada segi kognitif. 1. Ha : Ada pengaruh model pembelajaran Jigsaw Tipe II pada materi Protista terhadap hasil belajar siswa di kelas X MA (Madrasah Aliyah) Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2013/2014. 2. H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Jigsaw Tipe II pada materi Protista terhadap hasil belajar siswa di kelas X MA Hidayatullah Bahaur Tahun Ajaran 2013/2014. 3. Pasangan hipotesisnya; Ha : μ1 >μ2 Ho : μ1 ≤μ245 μ1 = kelas eksprimen μ2 = kelas kontrol
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007, h. 231