BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1
Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus serta memiliki tujuan tidak terstruktur (Allo Liliweri, 1991), Sedangkan Supratiknya berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain Supratiknya (1995). De Vito (2011) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang berlangsung Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah proses sosial dimana individu saling mempengaruhi, dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan jarak fisik yang dekat sehingga terjadi pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan terjadi umpan balik secara langsung
2.1.2
Tujuan Komunikasi Antarpribadi Tujuan dari berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi agen lain yang menentukan atas lingkungan kita menjadi suatu yang kita harapkan (Sugiyo, 2005)
7
Menurut DeVito (2011) Tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Belajar tentang diri sendiri, tentang orang lain, bahkan tentang dunia. Melalui kegiatan komunikasi dengan seseorang, kita bisa mengetahui siapa dia dan juga mengetahui bagaimana pendapat dia tentang pendapat dia tentang kita, sehingga kita pun menjadi tahu seperti apa kita. 2. Berhubungan dengan orang lain dan untuk membangun suatu ikatan (relationship) 3. Memengaruhi sikap dan perilaku orang lain. 4. Hiburan atau menenangkan diri sendiri 5. Membantu orang lain. Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, menolong orang lain serta melalui komunikasi antarpribadi dapat menjadikan diri sebagai suatu agen yang dapat mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang diharapkan, selain itu komunikasi ini juga bertujuan sebagai suatu proses belajar menuju perubahan yang lebih baik. 2.1.3
Manfaat Komunikasi Antarpribadi Johnson (dalam Supratiknya, 2003) mengemukakan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antar pribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, adalah sebagai berikut: a. Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. b. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. c. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas yang sama d. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain
2.1.4 Ciri-ciri Komunikasi 8
Menurut Hafied Changara (2007) mengemukakan bahwa, “Untuk mencapai komunikasi yang baik, seorang komunikan harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive) dan kekuatan (power)”, supaya setiap orang yang menginginkan komunikasi yang dilakukannya berhasil dengan baik. a. Kepercayaan (credibility) Komunikator yang baik dan efektif harus memiliki kredibilitas yang tinggi. Pengembangan kepercayaan (credibility) dapat dikembangkan melalui teori Aristoteles. Menurut Hafied Changara (2007) teori tersebut adalah, “Ethos, pathos dan logos. Ethos ialah karakter pribadinya. Pathos ialah pengendalian emosi. Logos ialah kemampuan argumentasi”. Artinya, untuk mengembangkan kepercayaan atau kredibilitas, seseorang harus mampu memperkuat karakter pribadinya, mengendalikan emosinya dan memiliki kemampuan berargumentasi yang baik dan berdasar. b. Daya tarik (attractive) Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang komunikator selain kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Hafied Changara (2007) mengemukakan bahwa, “Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic). Kesamaan di sini dimaksudkan bahwa orang bisa tertarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, daerah asal dan sebagainya. Dikenal maksudnya seorang komunikator adalah seorang yang sudah lama dikenal oleh para khalayak. Disukai artinya komunikator adalah orang yang disenangi dan disukai oleh khalayak. Fisik artinya seorang komunikator akan dapat diterima dengan baik apabila memiliki tampilan fisik yang baik dan menarik. c. Kekuatan (power) Kekuatan dapat diartikan sebagai kekuasaan dimana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Hafied Changara (2007) mengemukakan bahwa, “Kekuatan ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin mempeng Selanjutnya, Hafied Changara (2007) mengemukakan bahwa, “Kepercayaan diri dalam komunikasi akan tumbuh apabila komunikator mampu memproyeksikan dirinya ke dalam orang lain”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, apabila seseorang ingin memiliki kekuatan dalam berkomunikasi, maka ia harus mampu mengembangkan kepercayaan dirinya.
9
2.1.5 Tingkat-tingkat komunikasi Powel (dalam Yustinus Windrawanto, 2008), tingkat-tingkat komunikasi sebagai berikut: a. Tahap kelima. Basa basi b. Tahap keempat. Membicarakan orang lain Pada tingkat ini walaupun terjadi perbincangan, seorang komunikator hampir tidak membuka sedikit pun tentang dirinya sendiri c. Tahap ketiga. Menyatakan gagasan atau pendapat Pada taraf ini sudah terjalin hubungan yang lebih erat. Individu sudah berani menyatakan kepada orang lain beberapa pendapat, gagasan dan keputusan/ penilaian sekalipun masih sangat hati-hati. d. Tingkat kedua. Taraf hati dan perasaan Pada taraf ini perbedaan antara perasaan dan emosi. Pengungkapan perasaan inilah yang membuat hubungan antar pribadi merupakan pengalaman yang unik. e. Tingkat pertama. Hubungan puncak Pada taraf ini ada persatuan emosional, hubungan yang sungguh-sungguh terbuka, jujur dan membahagiakan 2.1.6 Konflik dalam komunikasi antar pribadi Barker dan Barker (dalam Yustinus Windrawanto, 2008) menyatakan bahwa konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak mengakibatkan hambatan atau gagasan terhadap pihak lain. perbedaan besar antara perbedaan pendapat yang berjenis perdebatan dan jenis lain yang merusak. Bisa jadi dalam komuniakasi antar pribadi salah satu pihak ( bisa juga keduanya) marah. Keintiman hubungan yang terjadi di antara keduanya(komunikasi yang terjalin sampai tingkat satu) akan memberikan peluang terjadinya perdebatan pendapat yang justru menyehatkan. Konflik yang berdampak menguntungkan menekankan pada fakta-fakta sedangkan konflik yang merugikan atau merusak terarah pada ego masing-masing individu. 2.1.7 Aspek-aspek komunikasi antarpribadi Komunikasi antarpribadi merupakan proses kegiatan manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bertukar informasi, pengetahuan, pikiran, agar dapat 10
partisipasi satu dengan yang lain. Menurut De vito (2011) Ciri-ciri siswa yang memiliki perilaku komunikasi antar pribadi yang efektif adalah memiliki keterbukaan (Openess), yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi, dapat berempati (Empathy), yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain, dukungan (Supportiveness), yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif, memiliki rasa positif (positivenes), seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain agar bisa berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi yang nyaman untuk interaksi yang efektif, merasa setara dengan orang lain (Equality) yaitu pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. 2.2
Layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan komunikasi antar siswa 2.2.1
Pengertian bimbingan kelompok Menurut Prayitno (1995) menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok.
2.2.2 Teknik-teknik bimbingan kelompok Menurut Tatik Romlah (2001) teknik bimbingan kelompok ada : a. Pemberian informasi atau ekspositori pemberian penjelasan oleh seseorang pembicara kepada sekelompok pendenggar. Bisa juga diberikan secara tertulis misal pada papan bimbingan, majalah sekolah, rekaman, selebaran,vedeo, dan film. b. Diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang pemimpin 11
c. Pemecahan masalah
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana memecahkan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah : 1) Mengidenfikasi dan merumuskan masalah 2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah 3) Mencari alternatif pemecahan masalah 4) Menguji kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan masing-masing alternative 5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan 6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai d. Permainan Peran Suatu perilaku tiruan atau perilaku tipuan dimana seseorang berusaha memperbodoh orang lain dengan jalan berperilaku yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya diharapkan, dirasakan atau diinginkan e. Permainan Simulasi Bermain adalah suatu aktivitas yang menyenangkan, ringan, bersifat kompetitif, atau kedua-duanya. Permainan simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. f. Teknik penciptaan suasana kekeluargaan Teknik penciptaan suasana kekeluargaan adalah dimana siswa dan guru menciptakan suasana yang nyaman seperti ketika mereka berada dirumah sehingga siswa tidak akan malu dalam berbicara dihadapan teman dan guru g. Karyawisata Karyawisata adalah kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah untuk mengunjungi obyek-objek yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari siswa, dan dilaksanakan untuk tujuan belajar secara khusus 2.2.3. Tujuan bimbingan kelompok Menurut Prayitno (1995), tujuan bimbingan kelompok adalah: a. Mampu berbicara di depan orang banyak b. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak. c. Belajar menghargai pendapat orang lain d. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya. e. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif). f. Dapat bertenggang rasa g. Menjadi akrab satu sama lainnya 12
h. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama 2.2.4. Asas-asas Bimbingan kelompok Menurut Prayitno (1995), asas-asas bimbingan kelompok adalah: a.
Asas kerahasiaan Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain b. Asas keterbukaan Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu. c. Asas kesukarelaan Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok. d. Asas kenormatifan Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku. 2.2.5.
Tahap-tahap Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut (Prayitno, 1995) tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai berikut: a. Tahap Pembentukan Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati. b. Tahap Peralihan Langkah selanjutnya ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan 13
terbuka. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksankan tahap bimbingan kelompok selanjutnya c. Tahap kegiatan Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan. d. Tahap Pengakhiran Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan. Dapat disebutkan kegiatankegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: 1). Penyampaian pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok 2). Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok 3). Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota 4). Pembahasan kegiatan lanjutan 5). Penutup Komunikasi antarpribadi merupakan hal penting dalam kehidupan hidup siswa, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga
maupun lingkungan sekitar.
Lingkungan sekolah adalah tempat yang paling banyak digunakan siswa berinteraksi, sehingga banyak pula komunikasi antarpribadi dilakukan siswa di sekolah: misalnya komunikasi dengan guru, dengan sesama teman. Dengan komunikasi antarpribadi, siswa akan dengan mudah memperoleh pemahaman dari guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Melalui komunikasi antarpribadi pula siswa dapat 14
mengembangkan pengetahuannya, yaitu belajar dari pengalamannya, maupun informasi yang mereka terima dari guru dan dari lingkungan sekitarnya. Siswa dikatakan memiliki perilaku komunikasi antarpribadi yang efektif apabila siswa mampu menanggapi informasi yang diterima dengan senang hati dalam menghadapi hubungan antar pribadi, dapat berempati, artinya mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, mendukung komunikasi berlangsung efektif, memiliki rasa positif, yaitu memandang diri dan orang lain secara positif serta menghargai orang lain. Siswa menganggap bahwa pertemuan komunikasi merupakan hal
yang
menyenangkan bagi siswa, bila berkumpul dengan satu kelompok siswa merasa setara, gembira dan terbuka. Melalui layanan bimbingan kelompok siswa lebih bisa terbuka mengungkapkan masalah yang dialami dengan kelompok. Siswa tidak akan merasa takut ketika mengutarakan masalah kepada kelompok karena dalam proses ini kerahasiaan masalah akan terjaga dengan baik 2.3. Penelitian yang Relevan Penelitian Rani Israwati (2009) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2008-2009” menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan efektif sebagai upaya dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VII H SMP Negeri 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2008-2009. Selain itu, skripsi yang dilakukan oleh Siti Nur Ma’rifah (2010) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Komunikasi Antar Pribadi Siswa melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011” menemukan bahwa bimbingan kelompok sangat berperan dalam upaya 15
meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun 2010/2011 terbukti r_hitung lebih besar dari r_tabel, sehingga dapat diketahui peran bimbingan kelompok dengan teknik permainan dalam upaya meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Sobirin (2011) yang berjudul “Meningkatkan komunikasi antar pribadi melalui layanan bimbingan kelompok siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watu kumpul Pemalanag tahun ajaran 2009/2010 Universitas Negeri Semarang” juga menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watukumpul Pemalang
2.3. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Keterampilan komunikasi antar pribadi pada siswa SMP N 1 Ngablak dapat meningkat melalui layanan bimbingan kelompok”
16