9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Musik Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe.2003:288). Menurut Jamalus (1988:1) musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Senada dengan Jamalus, menurut Soeharto (1992:86) seni musik adalah “pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsure dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk, sifat, dan warna bunyi”. Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(Depdiknas,2001)
menyatakan musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan ( terutama yang menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi). Menurut Hardjana (2003:111) Musik adalah permainan waktu dengan mengadopsi bunyi sebagai materinya. Musik adalah waktu dalam bunyi. Dalam musik, waktu adalah ruang – bunyi adalah substansinya. Didalam ruang waktu itulah bunyi-bunyi bergerak.
9
10
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa musik merupakan cabang seni yang timbul dari pikiran dan perasaan manusia yang dapat dimengerti dan dipahami berupa nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi diri. 2. Kemampuan Musikal Kemampuan
berarti
kesanggupan,
kecakapan,
kekayaan
(Poerwadarminta,1996:571). Kemampuan berasal dari pembawaan dan dapat diperoleh melalui latihan. Kemampuan yang berasal dari pembawaan disebut kapasitas, sedangkan kemampuan yang didapat karena latihan disebut abilitas. Kemampuan (ability) merupakan kekuatan untuk melakukan tindakan tertentu, baik fisik ataupun mental, baik sebelum maupun
setelah
mendapat
latihan
(Simanjuntak,1986:1).
Menurut
Woodworth (dalam Marwanto:1999) kemampuan (ability) mempunyai tiga arti yaitu : 1) prestasi (achievement), 2) kecakapan (capasity) dan 3) bakat (optitude). Prestasi adalah kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung oleh tes tertentu. Kecakapan adalah kemampuan yang tidak dapat diukur secara langsung. Kecakapan hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui pengukuran kecakapan individu yang berkembang karena perpaduan antara kemampuan dasar dan latihan yang intensif serta pengalaman. Sedangkan bakat adalah kualitas psikis yang hanya dapat diukur dengan tes yang sengaja dibuat untuk itu. Dalam hal ini
11
kemampuan berarti prestasi dengan asumsi bahwa kecakapan dan bakat sudah termasuk didalam prestasi. Musik itu sendiri adalah cabang seni yang timbul dari pikiran dan perasaan manusia yang dapat dimengerti dan dipahami berupa nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi diri. Nada adalah suatu bunyi yang teratur tinggi rendah frekuensinya. Frekuensi yang dapat didengar oleh telinga manusia normal berada pada rentang frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Dan sistem penalaan yang sudah ditentukan adalah nada A = 440 Hz (pitch concert). Untuk dapat mengetahui tinggi rendah nada diperlukan solfegio yang baik pula. Sadie (dalam Musa.2010:13) menjelaskan solfegio merupakan istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval seta latihan-latihan melodi bagi Silaby Solmization, yaitu menyanyikan nada-nada musik dengan menggunakan suku kata. Pada perkembangan selanjutnya solfegio tidak hanya mengacu pada cara menyanyikan saja, tetapi meliputi 3 hal yaitu kemampuan seseorang untuk membaca suatu karya musik (sight reading), kemampuan seseorang untuk mendengar atau menganalisis suatu karya musik (ear training) serta kemampuan seseorang untuk memainkan suatu karya musik (sight singing). Dalam dunia pendidikan seni musik kemampuan seseorang untuk membaca suatu karya musik (sight reading) adalah dimana seseorang dapat mengetahui ritme, melodi, tangga nada, dan harmoni suatu karya
12
musik dengan cara membaca not yang ada pada partitur. Kemampuan mendengar atau menganalis suatu karya musik (ear training) dapat dijelaskan sebagai kemampuan seseorang dalam menganalisa karya musik untuk mengetahui ritme, melodi, tangga nada, dan harmoni dengan cara mendengarkan karya musik tersebut. Sedangkan kemampuan memainkan suatu karya musik (sight singing) adalah dimana seseorang mempunyai kemampuan membaca suatu karya musik (sight reading), dan mempunyai kemampuan
mendengar
mengekspresikan
atau
menganalisis
kemampuan-kemampuan
(ear
tersebut
training)
dan
dengan
cara
menciptakan dan atau memainkan suatu karya musik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kemampuan musikal adalah suatu prestasi dari usaha atau daya diri sendiri baik yang sudah dilatih maupun belum dilatih untuk mengenali, menganalisa, merasakan tinggi rendah nada dari indera pendengaran dan indera lainnya untuk dapat menganalisa secara perhitungan matematika dan mengkomposisikan dalam unsur-unsur musik yang berupa melodi, harmoni dan ritmis sehingga membentuk satu kesatuan karya lagu yang dapat di mengerti dan dipahami. 3. Hakekat Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang pada mulanya diambil dari bahasa Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan tersebut memiliki akar kata mathema
13
yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). (Erman Suherman,dkk,2003:15). Menurut Hudoyo (2003:41) matematika berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. James dan james dalam Erman Suherman,dkk (2003:16) menyebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Matematika mencakup makna yang lebih luas dari sekedar menghitung, sebagaimana yang diungkapkan oleh Robert E.Reys ( dalam Fardah 2010:7 ), mathematics involves far more than computation. Robert E.Reys mendefinisikan matematika dalam lima hal sebagai berikut : 1. Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan. Pada dasarnya matematika adalah berulang-ulangnya ide dan hubungan antar ide matematis 2. Matematika adalah jalan (alur) berpikir. Matematika berkaitan dengan strategi untuk mengorganisasi, menganalisa dan mensintesis data secara lebih luas tidak hanya terbatas pada angka-angka. 3. Matematika adalah seni. Matematika adalah seni yang bercirikan keteraturan dan konsistensi internal. 4. Matematika adalah bahasa Matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah-istilah tertentu yang teliti dan menggunakan simbol-simbol. 5. Matematika adalah alat Artinya matematika digunakan sebagai alat penyeleseian masalah dalam kehidupan sehari-hari dan secara lebih luas digunakan sebagai alat dalam studi-studi eksak lainnya. (Robert E.Reys,1998:2).
14
Ebutt dan Straker dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:682-683) mendefinisikan matematika yang dipelajari disekolah sebagai berikut : (a) Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan (b) Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan. (c) Matematika adalah kegiatan pemecahan masalah (problem solving) (d) Matematika merupakan alat berkomunikasi Selain itu menurut Ebutt dan Straker dalam BSNP (2006:683-684) materi pelajaran matematika dapat diklasifikasikan menjadi enam, yaitu : fakta (facts), pengertian (concept), ketrampilan penalaran, ketrampilan algoritmik, ketrampilan menyeleseikan masalah matematika (problem solving) dan ketrampilan melakukan penyelidikan (investigation). Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri,
aljabar,
dan
trigonometri.
Matematika
juga
berfungsi
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Berdasar uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hakekat matematika adalah ilmu tentang logika yang berkenaan dengan simbol mengenai ide, struktur, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang diatur menurut urutan yang logis.
15
4. Kemampuan Matematika Marsigit (1996:22) menyatakan bahwa : “kemampuan matematika meliputi keterampilan Algoritma, ketrampilan penalaran, ketrampilan problem-solving, ketrampilan investigasi (penyelidikan), pengertian (concepts), dan fakta (facts). Dengan keterampilan penalaran siswa diharapkan mampu memahami pengertian, berfikir logis, berfikir sistematis dan konsisten, menarik kesimpulan, menentukan metode, membuat alasan dan menentukan strategi. Sedangkan dengan ketrampilan penyelidikan siswa dapat mengajukan pertanyaan dan menentukan bagaimana memperolehnya, mengumpulkan dan mengolah informasi secara sistematis, mengelompokkan kriteria, mengurutkan dan membandingkan serta mencoba cara lain.” Siswa mempunyai kemampuan menggunakan sifat-sifat operasi hitung berarti siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan strategi untuk menyelesaikan soal-soal hitung. Strategi yang digunakan siswa adalah diperoleh dari mengolah informasi yang didapat dalam dalam pembelajaran sifat-sifat operasi hitung, mengelompokkan kriteria, mencoba cara lain dan membandingkannya. Strategi yang dipilih siswa yang mempunyai kemampuan menggunakan sifat-sifat operasi hitung adalah strategi yang paling memudahkan siswa. Besarnya kemampuan menggunakan sifat-sifat operasi hitung ini ditunjukkan dengan presentase jawaban benar yang diperoleh siswa dalam melakukan komputasi dengan menggunakan sifat-sifat operasi hitung.
16
5. Musik dan Matematika Keterkaitan musik dan matematika dapat dijelaskan antara lain hubungan musik dengan himpunan, trigonometri, geometri, himpunan dan adanya skala skala “equal tempered” 1). Musik dengan trigonometri Suatu suara atau nada terjadi oleh vibrasi atau getaran suatu benda. Maka musik adalah dunia peristiwa periodik. Semakin tinggi frekuensinya makin tinggi nadanya. Ini merupakan pengenalan pertama hubungan antara musik dan matematika, khususnya Musik dengan Trigonometri (Moeharti,1980:2-3) 2). Musik dengan geometri ”Jika 2 nada p dan q mempunyai berturut-turut frekuensi f (p) dan f (q) dengan perbandingan f (p) : f (q) = 2 : 1, maka dikatakan bahwa kedua nada itu dipisahkan oleh satu oktaf atau p satu oktaf lebih tinggi dari q. Misalnya C tengah pada piano mempunyai frekuensi 260 Hz (Hertz) atau 260 cycle per detik. C yang satu oktaf lebih tinggi mempunyai frekuensi 260 x 2 = 520 Hz, C yang 3 oktaf lebih tinggi mempunyai frekuensi 260 x 2³ Hz dan C yang 2 oktaf lebih rendah frekuensinya 260 x 2ˉ² Hz. Tampak adanya hubungan Musik dengan Deret Geometri dengan perbandingan 2 (Hadiwidjojoi,1980:3)". 3). Musik dengan himpunan “Ada pula hubungan antara teori musik dengan Himpunan. Ini terbukti dengan adanya suatu relasi ekuivalensi. Relasi ini membagi himpunan nada dalam klas-klas ekuivalensi. Nada-nada dalam 1 klas ekuivalensi diberi nama yang sama. Misalnya nadanada dengan frekuensi 32,5 ; 65 ; 130 ; 260 ; 520 ; 1040 ; ….., semua disebut C. Jadi {…., 32½, 65, 130, 260, 520, 1040, ….} ialah suatu klas ekuivalensi yang mempunyai salah satu anggotanya sebagai wakil, misalnya C (=260). Klas ekuivalensi {…., 55, 110, 220, 440, 880, 1760, ….} dapat diwakili oleh A(=440) atau A(=110) dalam Hadiwidjojo (1980:3)”
17
4). Skala equal tempered “Pada tahun 1722 Bach menciptakan skala “equal tempored” yang menjelaskan bahwa jika dalam satu oktaf dibagi menjadi 12 interval yang sama, maka masing-masing mempunyai =1,059 yang disebut “semitone”. perbandingan frekuensi Skala ini menguntungkan karena memungkinkan kita beralih dari skala dengan nada dasar satu ke nada dasar yang lain, sebab ke-12 “semitone” itu masing-masing mempunyai peranan yang sama. Skala nada “equal tempored” ini dapat diperagakan dengan piano (Hadiwidjojo,1980:5)”. Gambar 1. Papan Piano Untuk Skala Nada “equal tempored”
Tuts pada papan piano diberi angka, dimulai dari c tengah pada angka 0. Nada keatas dengan angka 1,2,3,4..dst dan nada c kebawah dengan angka -1,-2,-3,-4,dst. Bilangan-bilangan itu kita peroleh dari mengambil logaritma perbandingan frekuensi dengan bilangan pokok 2 . Dengan melihat lambang bilangan pada tuts piano, klas-klas ekuivalensi dari nada-nada dapat kita peroleh sebagai berikut : Nada c : { -36, -24, -12, 0, 12, 24, 36 } Nada c# : { -35, -23, -11, 1, 13, 25, 37 } Nada d :{ -34, -22, -10, 2, 14, 26, 38 } Nada d# : { -33, -21,- 9. 3, 15, 27, 39 } Nada e : { -32, -20, -8, 4, 16, 28, 40 } Nada f : { -31, -19, -7, 5, 17, 29, 41 } Nada f# : { -30, -18, -6, 6, 18, 30, 42 } Nada g : { -29, -17, -5, 7, 19, 31, 43 } Nada g# : { -28, -16, -4, 8, 20, 32, 44 } Nada a : { -27, -15, -3, 9, 21, 33, 45 } Nada a# : { -26, -14, -2, 10, 22, 34, 46 } Nada b : { -25, -13, -1, 11, 23, 35, 47 }
18
6. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa “Prestasi belajar adalah pengukuran pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” (Poerwodarminto, 1990:700). Sunaryo (1983:14) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Azwar (1987:13) pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar, prestasi belajar dapat diukur dengan melakukan tes tertulis, lisan, maupun tes praktek. Sedangkan menurut Tirtonegoro (2001: 43) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Winkel (2009: 162) sendiri menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Suryabrata (2002:297) mengartikan prestasi belajar sebagai “nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar siswa selama waktu tertentu”.
19
Sukardi (1991:9) mengatakan bahwa “prestasi belajar dapat diartikan sebagai prestasi secara umum dan dapat pula diartikan sebagai prestasi mata pelajaran tertentu”. Keberhasilan dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai tes yang diperoleh siswa. Hasil belajar dapat berupa pengetahuan, sikap ketrampilan dan nilai. Prestasi belajar merupakan kecakapan nyata yang langsung dapat diukur dengan menggunakan tes. Surakhmad (1992:25) menilai bahwa “Hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti hasil ulangan, atau ujian dan maksud ulangan tersebut adalah untuk memperoleh suatu indeks dalam menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar”. Bercermin dari pandangan ini maka keberhasilan siswa dapat dilihat dalam bentuk indeks prestasi yang dicapainya terhadap berbagai mata pelajaran yang telah diikutinya. Tinggi rendahnya indeks prestasi yang dicapai siswa akan mempengaruhi konsekuensi penyelesaian studinya. Oleh karena itu tingkat keberhasilan belajar dalam hal ini tidak terlepas dari pembicaraan mengenai prestasi belajar. Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang dapat dicapai pada saat dilakukan penilaian. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan/dilatihkan sehingga dapat memperoleh gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara menyeluruh. Batas minimal keberhasilan siswa (pasing grade) pada umumnya adalah 5,5 atau 6,0 untuk skala nilai 0,0-10, dan 55 atau 60 untuk skala 10-
20
100, tetapi untuk mata pelajaran inti (core subject) batas minimalnya 6,5 atau 7,0 atau bahkan 8,0 jika pelajaran inti tersebut memerlukan matery learning (Syah,2004:222). Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam periode tertentu dikerjakan melalui pengalaman yang berulangulang atau melalui usaha yang disengaja yang diukur melalui tes tertulis, lisan, maupun tes praktek sebagai pengukuran pengetahuan, sikap dan ketrampilan sesuai bobot yang dicapainya dan dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan prestasi belajar dilihat pada segi tingkat dan kemajuan belajar, efisiensi belajar maupun tingkat keakuratan belajar. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Slameto (1995:11), pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern. 1) Faktor Intern Dalam faktor ini dibahas dua faktor yaitu: a) Faktor jasmaniah, dibagi lagi menjadi dua yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Sehat berarti bahwa dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya. Kesehatan seseorang berpengaruh pada belajarnya. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar.
21
b) Faktor psikologis, sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu intelegensia, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. 2) Faktor Ekstern Faktor ini juga dibagi dalam tiga faktor yaitu: a) Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, keadaan sosialseni musik keluarga dan suasana rumah tangga. b) Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan murid, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan sebagainya. c) Faktor masyarakat, pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. B. Kerangka Berpikir Berdasarkan pada kajian teoritik diketahui bahwa musik dan matematika erat hubungannya dan ada disekitar kita. Musik merupakan cabang seni yang timbul dari pikiran dan perasaan manusia yang dapat dimengerti
dan
dipahami
berupa
unsur-unsur
musik,
sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi diri. Seseorang dianggap mempunyai kemampuan musikal apabila mempunyai kecakapan musikal baik fisik ataupun mental, baik sebelum maupun setelah mendapat latihan. Kemampuan tersebut adalah
kemampuan
membaca suatu karya musik (sight reading), kemampuan mendengar atau menganalisis (ear training),dan memainkan suatu karya musik (sight singing). Sehingga kemampuan musikal adalah suatu prestasi dari usaha
22
atau daya diri sendiri baik yang sudah dilatih maupun belum dilatih untuk mengenali, menganalisa, merasakan tinggi rendah nada dari indera pendengaran dan indera lainnya untuk dapat menganalisa secara perhitungan matematika dan mengkomposisikan dalam unsur-unsur musik yang berupa melodi, harmoni dan ritmis sehingga membentuk satu kesatuan karya lagu yang dapat di mengerti dan dipahami. Matematika mencakup makna yang lebih luas dari sekedar menghitung. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri yang didefinisikan kedalam lima hal yaitu matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, matematika adalah jalan (alur) berpikir, matematika adalah seni, matematika adalah bahasa, dan matematika adalah alat. Materi pelajaran matematika dapat diklasifikasikan menjadi enam, yaitu : fakta (facts), pengertian (concept), ketrampilan penalaran, ketrampilan algoritmik, ketrampilan menyeleseikan masalah matematika (problem solving) dan ketrampilan melakukan penyelidikan (investigation). Seseorang dalam hal ini siswa yang
mempunyai kemampuan
matematika berarti mempunyai kemampuan menggunakan sifat-sifat operasi hitung berarti siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menentukan strategi untuk menyeleseikan soal-soal hitung. Besarnya
23
kemampuan matematika
ditunjukkan dari prestasi belajar matematika
yang diperoleh siswa tersebut. Mata pelajaran seni musik dan mata pelajaran matematika memang dianggap sesuatu yang sangat berbeda. Musik dianggap sesuatu yang indah dan menyenangkan. Sedangkan matematika dianggap sesuatu yang rumit dan kaku. Akan tetapi, musik dan matematika saling berhubungan, didalam musik terdapat unsur-unsur matematika seperti Himpunan, Trigonometri dan Geometri. Suatu suara atau nada terjadi oleh vibrasi atau getran suatu benda. Maka musik adalah dunia peristiwa periodik. Semakin tinggi frekuensinya makin tinggi nadanya. Ini merupakan pengenalan pertama hubungan antara musik dan matematika, khususnya Musik dengan Trigonometri. Ada pula hubungan antara teori musik dengan Himpunan. Ini terbukti dengan adanya suatu relasi ekuivalensi Di SMP N1 Minggir Sleman peneliti dapat membuktikan hubungan antara musik dan matematika. Ditinjau dari nilai akhir semester I tahun ajaran 2011/2012. Siswa yang mempunyai prestasi belajar seni musik yang baik juga mempunyai prestasi belajar matematika yang baik pula. Karena itu diduga adanya hubungan yang posistif dan signifikan antara kemampuan musikal dengan kemampuan matematika siswa SMP N1 Minggir, Sleman, Yogyakarta.
24
C. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan telah dilakukan Etik Ernawati yang berjudul hubungan kemampuan solfegio dan kemampuan vokal mahasiswa program studi pendidikan seni musik regular Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2002/2003. Relevansi penelitian tersebut terhadap penelitian ini adalah dalam hal metode penelitian. Penelitian tersebut menggunakan dua variabel penelitian yaitu kemampuan solfegio sebagai variabel bebas dan kemampuan vokal sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yakni mengambil skor akhir mata kuliah solfegio dan mata kuliah vokal. Teknik analisis data yang berupa uji normalitas, uji linieritas dan pengujian hipotesis. Teknik analisis Korelasi Product Moment dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode penelitian tersebut juga digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini juga menggunakan dua variabel yaitu kemampuan musikal sebagai variabel bebas dan kemampuan matematika sebagai variabel
terikat.
Teknik
pengumpulan data
menggunakan teknik
dokumentasi yakni mengambil nilai akhir mata pelajaran seni musik dan nilai akhir mata pelajaran matematika siswa kelas VIII SMP N1 Minggir Sleman Yogyakarta semerter satu tahun pelajaran 2011/2012. Teknik analisis data yang berupa uji normalitas, uji linieritas dan pengujian hipotesismenggunakan teknik analisis Korelasi Product Moment
25
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian (Zuriah, 2006:162). Hipotesis juga dapat diartikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diajukan dan kajian teoritik yang kemudian dijabarkan dalam kerangka berpikir, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan
antara
kemampuan
musikal
dengan
kemampuan
matematika siswa SMP N1 Minggir, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012”.