BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Pembelajaran 2.1.1. Perencanaan Pembelajaran Menurut pendapat Arthur W. Steller yang dikutip oleh Hamzah B. Uno di dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran, mengemukakan perencanaan sebagai “hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.”1 Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, yaitu menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan. Konsep pembelajaran memiliki hakikat perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. itulah sebabnya dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
1
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara: Jakarta, 2006), hal. 1
9
pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: “1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. 2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem. 3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar 4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan. 5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran. 6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. 7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran. 8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”2 2.1.2. Metode Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan “sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.”3 Metode pembelajaran merupakan “cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.”4 tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai 2 3 4
Ibid, hal 4. Martinis Yamin. Op.cit, hal. 133. Ibid., hal 138.
10
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Metode-metode dapat dipergunakan secara variatif, dalam arti kata tidak boleh monoton dalam suatu metode. 2.1.3. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran adalah “semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.”5 Hasil pembelajaran mencakup semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: “1. Keefektifan (effectiveness), 2. Efisiensi (efficiency), 3. Daya tarik (appeal).” 6 Keefektifan pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, (4) tingkat retensi yang dari apa yang dipelajari. Efisiensi pembelajaran diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai untuk belajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actual outcomes) dan hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, sedangkan 5 6
Hamzah B. Uno, Op.cit., hal. 16 Ibid., hal. 21
11
desired outcomes, yakni tujuan yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode yang sebaiknya digunakan. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: ”• Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. • Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. • Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. • Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yaknimencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranahpsikomotorik, keterampilan atau perilaku. • Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.”7 2.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 2.2.1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. “David dan Robert Johnson mendefinisikan Cooperatif Learning adalah a teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activities to 7
http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli (diunduh tanggal 6 November 2012, jam 19.35).
12
improve their understanding of a subject (strategi pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa memiliki tingkat kemampuan berbeda, dengan menggunakan berbagai macam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi).”8 Melalui cooperative learning siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu, yang cepat harus membantu yang lemah. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya. Belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, sosial, perkembangan kognitif, dan elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Motivasi bisa diberikan oleh guru kepada siswanya atau siswa kepada siswa lainnya. Perspektif sosial artinya bahwa melalui kerja sama setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Siswa bersedia membantu temannya dalam kelompok yang mengalami kesulitan dalam pemahaman materi. Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berfikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. Pembelajaran 8
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-cooperativelearning.html?m=1 (diunduh tanggal 6 November 2012 jam 20:07).
13
kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Tujuan pembelajaran kooperatif akan tercapai melalui enam fase. Enam fase atau langkah utama yang terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning adalah: “1. Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar. 2. Fase ini diikuti oleh persentasi informasi, seringkali dalam bentuk teks daripada ceramah. 3. Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar. 4. Dalam langkah berikutnya siswa dibantu guru, bekerja bersamasama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen. 5. Persentasi akhir kelompok atau menguji segala yang sudah dipelajari siswa. 6. Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.”9 2.2.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen memiliki tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan, (b) fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) fungsi manajemen sebagai kontrol, 9
Richard I. Arends, op. cit., hal. 6.
14
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non-tes. 3) Kemauan untuk bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4) Keterampilan bekerja sama Kemampuan bekerja sama dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.”10 Berdasarkan karakteristik tersebut, untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
2.2.3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: “1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. 2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 10
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru, (Rajawali Pers: Jakarta, 2010), hal. 207-208.
15
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian pada kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya. 4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan pernghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.”11 2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Keunggulan cooperative learning sebagai suatu strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: “a) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya. b) Meningkatkan daya ingatan siswa c) Meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar. d) Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan. e) Mengembangkan keterampilan sosial siswa. f) Meningkatkan rasa percaya diri siswa. g) Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.”12 Melalui beberapa keunggulan cooperative learning di atas, siswa dilatih untuk mengembangkan ketrampilan siswa dan keaktifan selama selama dikelas, baik aktif dalam hal bertanya ketika tidak mengerti tentang materi, ataupun menggali informasi dari berbagai sumber, dan kemudian menularkannya kepada siswa lainnya. hal itu akan mengajarkan siswa untuk dapat menerima perbedaan antara siswa satu dengan siswa lainnya sehingga hubungan antar siswa dapat lebih
11
Ibid., hal. 212-213. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-cooperative-learning/ (diunduh tanggal 17 November 2012, jam 17:17). 12
16
terjalin. Sedangkan menurut Wina Sanjaya, kelemahan dari cooperative learning adalah: “a) Pembelajaran berkelompok membatasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam waktu belajar. b) Dibandingkan dengan pengajaran langsung oleh guru, bisa terjadi apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c) Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.” 13 Cooperative learning membatasi siswa yang berkemampuan tinggi, maksudnya siswa yang dianggap memiliki kelebihan mungkin akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. Penilaian yang diberikan cooperative learning didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
2.2.5. Model-Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dalam beberapa model atau teknik pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. “Teknik-teknik yang dapat dipakai dalam pembelajaran model kooperatif learning adalah: Jigsaw, TAI, STAD, TGT (Slavin 1990) Write Pair Square, Think Pair Square, Inside-Outside Circle, RoundRobin, NHT, Two Stay Two Stray (Kagan 1992), Group Investigation (Sharan et al), Learning Together (Johnson et al 1990), Cooperative Controversy (Johnson and Johnson 1987) Murder – Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review (Hythecker et al 1988).”14
13
http://cucunuryani.blogspot.com/2011/08/pembelajaran-individual-dan.html (diunduh pada tanggal 18 November 2012 jam 19:45). 14 http://nesaci.com/pengertian-dan-macam-macam-model-pembelajaran-kooperatifcooperative-learning/ (diunduh tanggal 22 November 2012 jam 17:20).
17
2.3.
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
2.3.1. Konsep Dasar Pembelajaran Tipe TAI Ciri khas dari pembelajaran tipe TAI adalah siswa belajar secara individual mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru. Hasil belajar individual akan dibawa ke dalam kelompok masing – masing untuk dibahas dan didiskusikan oleh anggota kelompok. Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban yang telah dikerjakan. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Siswa diajari bagaimana menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman kelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, dan menghargai pendapat teman yang lain. Masing – masing anggota kelompok memiliki tugas yang setara. Karena keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe TAI yaitu : “1. Hasil belajar akademik struktural Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif
18
bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.”15 1. Peningkatan hasil belajar akademik struktural. Hasil belajar atau hasil pembelajaran adalah “semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.”16 Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Beberapa manfaat metode pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap siswa yang hasil belajarnya rendah, antara lain: “1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran 3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam 7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi 9. Nilai-nilai kerja sama antar siswa lebih teruji 10. Kreatifitas siswa termotivasi dan wawasan siswa berkembang, karena mereka harus mencari informasi dari berbagai sumber.”17 2. Pengakuan adanya keanekaragaman. Pengakuan adanya keanekaragaman dan penerimaan individu meningkatan hubungan antarmanusia yang heterogen, ditandai dengan kerja sama antar siswa dalam kelompoknya.
15
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-headtogether/, (diunduh tanggal 29 November 2012, jam 20.00). 16 Hamzah B. Uno, op. cit., hal 16. 17 http://nardishome.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-numbered-head-together-nht.html (diunduh tanggal 21 November 2012 jam 15.04).
19
3. Pengembangan keterampilan sosial. Menurut Ibrahim, keterampilan sosial yang dimaksud antara lain “berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan aktif bertanya.”18 2.3.2. Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Peserta didik dikelompokkan dalam kelompok - kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik dengan kemampuan yang berbeda. Tes penempatan peserta didik diberi tes di awal pertemuan, kemudian peserta didik ditempatkan sesuai dengan nilai yang didapatkan dalam tes, sehingga didapatkan anggota yang heterogen (memiliki kemampuan berbeda) dalam kelompok. “Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut: a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).”19 2.3.3. Kelebihan dan kelemahan metode kooperatif TAI 18
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-tai-team-assistedindividualization/.html/ (diunduh tanggal 1Desember 2012 jam 21.09). 19 http://susilofy.wordpress.com/2010/09/28/pembelajaran-kooperatif-tipe-tai-teamassisted-individualization/ (diunduh tanggal 13 November 2012 Jam 14.00).
20
Metode kooperatif TAI memiliki kelebihan antara lain sebagai berikut: “Siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan masalah.siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok.Siswa yang pandai dapat mengembangkankemampuan dan ketrampilannya. Adanya rasa tanggung jawab dalamkelompok dalam menyelesaikan tugas.Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif”20 Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI juga memiliki kekurangan, antara lain sebagai berikut: “1. siswa yang kurang pandai secara tidak langsung menggantungkan dirinya pada siswa yang pandai.2. Tidak ada persainganantar kelompok.3. Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini4. Membutuhkan pengelolaan kelas yang baik5.Memungkinkan adanya anggota kelompok yang pasif.”21 2.4.
Materi Pembelajaran Ekonomi
2.4.1
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Hubungan Antara Kelangkaan Sumber Daya Dengan Kebutuhan Manusia Yang Tidak Terbatas. A.
1.
Kebutuhan Manusia
Pengertian Kebutuhan Kebutuhan hidup tiap manusia tidak sama. Kebutuhan tergantung pada
tingkat pendapatan, lingkungan hidup, pendidikan, adat istiadat dan agama. Ada beberapa faktor pendorong bertambahnya kebutuhan masyarakat, antara lain: a.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
b.
Pertambahan penduduk
c.
Dinamika kebudayaan
20
http://10310258.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html (diunduh tanggal 3 Desember 2012 jam 23.01) 21 Ibid., http://10310258.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-tai.html
21
d. 2.
Peningkatan iman dan takwa
Macam – macam Kebutuhan Manusia
Pada dasarnya kebutuhan manusia dapat digolongkan sebagai berikut: a. Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya (intensitas) b. Kebutuhan Menurut Waktunya c. Kebutuhan Menurut Sifatnya d. Kebutuhan Menurut Subjeknya A.
Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya
Menurut intensitasnya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, sekunder dan tertier
Kebutuhan Primer (Kebutuhan Pokok)
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup manusia tidak terganggu. Contohnya: sandang, papan dan pangan.
Kebutuhan Sekunder (kebutuhan pelengkap)
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contohnya: sepeda motor, radio (bagi masyarakat yang penghasilannya tergolong rendah).
Kebutuhan Tersier (kebutuhan Mewah)
Kebutuhan tersiermerupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder.
22
Contohnya: kulkas, perhiaan, mobil, parabola dan komputer (bagi orang yang berpenghasilan rendah merupakan barang mewah). B.
Kebutuhan Menurut Waktunya
Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi kebutuhan sekarangdan kebutuhan masa mendatang
Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contohnya: kebutuhan obat pada waktu sakit, kebutuhan makan pada waktu lapar.
Kebutuhan Masa Mendatang
Kebutuhan masa mendatang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan pada waktu yang akan datang. Contohnya: kebutuhan untuk naik haji, kebutuhan rumah sendiri bagi anak SMP C.
Kebutuhan Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan yang sifatnya fisik atau material merupakan kebutuhan jasmani. Contohnya: makan, minum, pakaian, dan rumah.
Kebutuhan rohani
Kebutuhan yang erat hubungannya dengan rohani dan sifatnya tidak berwujud. Contohnya: kebutuhan belajar agama, hiburan dan pendidikan. D.
Kebutuhan Menurut Subjeknya
23
Berdasarkansubjek yang membutuhkan, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan individu dan kebutuhan sosial.
Kebutuhan Individu
Kebutuhan yang hanya diperlukan oleh individu. Contohnya: kebutuhan cangkul bagi seorang petani, dan stetoskop bagi seorang dokter.
Kebutuhan Sosial (Masyarakat)
Kebutuhan sisoal merupakan kebutuhan kelompok yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat. Contohnya: kebutuhan masyarakat terhadap jalan, pasar, sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah. 3.
Alat Pemuas Kebutuhan Manusia
Alat pemuas kebutuhan manusia berupa barang dan jasa. a. Berdasarkan Kelangkaannya Berdasarkan cara memperoleh (kelangkaannya), barang dibedakan menjadi barang ekonomi, barang illith dan barang bebas. Barang ekonomi merupakan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan biaya, contohnya: buku tulis, penggaris, pensil dan kendaraan. Barang illith merupakan barang yang
jumlahnya berlebihan sehingga dapat
merugikan manusia dan harus dikurangi jumlahnya, contohnya: api pada saat kebakaran. Sedangkan barang bebas merupakan alat pemuas kebutuhan yang tersedia secara berlimpah dan setiap orang dapat memperolehnya dengan bebas,
24
sehingga untuk memperolehnya tidak memerlukan pengorbanan. Contohnya: air pada daerah tertentu yang dapat dimiliki secara gratis. b. Berdasarkan Fungsi Hubungan Pemakaian dengan Barang Lain Menurut fungsi hubunganpemakai dengan barang lain, barang dibedakan menjadi dua yaitu barang substitusi dan barang komplementer. Barang subsitusi merupakan barang yang penggunaannya dapat saling menggantikan dengan barang lain. Contohnya: sepatu menggantikan sandal. Sedangkan barang komplementer merupakan barang yang penggunaannya saling melengkapi. Contohnya: jarum dengan benag, kaos kaki dengan sepatu. c. Berdasarkan Tujuan Penggunaannya Menurt tujuan penggunaannya, barang dibedakan menjadi barang konsumsi dan barang produksi. Barang konsumsi merupakan barang yang dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya: nasi, pakaian, almari yang dimiliki konsumen. Sedangkan barang produksi merupakan barang yang memerlukan proses produksi lebih lanjut untuk dapat digunakansebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Contohnya: kayu, benang, pasir dan batu. d. Berdasarkan Proses Pembuatannya Berdasarkan proses pembuatannya, barang digolongkan sebagai barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi. Barang mentah merupakan barang yang perlu diolah lebih lanjut agar dapat menjadi barang setengah jadi. Contohnya: kapas untuk dibuat benang. Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah melalui proses produksi tetapi untuk dapat dikonsumsi harus melalui proses produksi selanjutnya. Contohnya: kain untuk baju. Sedangkan barang jadi
25
merupakan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi. Contohnya: almari, mobil dan baju. e. Berdasarkan Kegunaannya Untuk Jaminan Kredit Berdasarkan kegunaannya untuk jaminan kredit, barang digolongkan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak. Barang bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka pendek. Contohnya: BPKB mobil, perhiasan dan komputer. Sedangkan barang tidak bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit dalam jangka panjang. Contohnya: rumah, tanah, pabrik dan gedung. B.
Pemanfaatan Sumber Daya Yang Langka dalam Memenuhi
Kebutuhan Kelangkaan timbul sebagai akibat dari hal – hal berikut: 1. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan. 2. Banyak sumber daya alam yang rusak akibat keserakahan manusia. 3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada. Kelangkaan sumber daya menurut ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan cara yang berbeda sebagai berikut:
Langka dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan manusia, sedangkan benda – benda yang tersedia jumlahnya terbatas. Akibatnya terjadilah kelangkaan.
26
Langka dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya. Keterbatasan alat pemuas kebutuhan disebabkan oleh keterbatasan atau kelangkaan sumber daya ekonomi.
1.
Sumber Daya Ekonomi
Sumber daya alam, sumber daya modal dan sumber daya manusia merupakan sumber daya ekonomi. Sumber Daya Alam Semua potensi lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan sumber daya alam. Contohnya: tanah, tambang, air dan hutan. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dapat mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat apabila kemampuannya dapat dimanfaatkan secara optimal. Unsur – unsur pembentuk sumber daya manusia yang berkualitas antara lain keahlian, kejujuran dan keadilan, dan kekuatan fisik. Sumber Daya Modal Sumber daya modal meliputi teknologi, peralatan, informasi, dan fasilitas fisik. Sumber daya modal merupakan hasil karya manusia. Modal dikelompokkan menurut wujudnya meliputi uang dan barang, menurut sifatnyadikelompokkan sebagai modal tetap dan modal lancar. Menurut subjeknya, dibagi menjadi modal perorangan dan modal kemasyarakatan. Menurut bentuknya, dibagi menjadi barang kongkrit dan barang abstrak. Kemudian menurut sumbernya, dibagi menjadi modal sendiri dan modal pinjaman. 2.
Skala Prioritas Kebutuhan Manusia
27
Skala prioritaskebutuhan adalah urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat kepentingan kebutuhan. Dengan menyusun skala prioritas kebutuhan, manusia dapat mengetahui kebutuhan mana yang harus didahulukan dan kebutuhan mana yang dapat ditunda. Hal – hal yang mempengaruhi prioritas kebutuhan manusia sebagai berikut:
Tingkat Pendapatan
Alternatif bagi seseorang yang berpenghasilan tinggi, berbedadengan yang berpenghasilan sedang atau rendah.
Status Sosial
Alternatif yang diprioritaskan bagi seorang guru berbeda dengan pedagang kaki lima.
Lingkungan
Lingkungan orang – orang kaya memilikialternatif pilihan yang berbeda dengan lingkungan orang – orang biasa. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia mendahulukan kebutuhan yang dianggap penting, mendesak, dan pokok. Setelah kebutuhan tersebut dipenuhi, manusia akan memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya, agar mencapai kepuasan yang maksimal.
28
2.6. Hipotesis Tindakan Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat membuat peserta didik kelas VIII E menunjukan pengaruh positif berupa: 1. Peningkatan hasil belajar akademik struktural bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Peningkatan Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang dari berbagai latar belakang. TAI memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain. 3. Pengembangan keterampilan sosial Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
29