BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengelolaan Perpustakaan 1. Konsep Dasar Pengelolaan Perpustakaan Pengelolaan perpustakaan sekolah bukan sekedar kegiatan menempatkan buku-buku di rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks, berkelanjutan, dan selalu berubah. Pengelolaan adalah mengetahui secara tepat apa yang akan dikerjakan dan kemudian melihat cara kerja yang terbaik, dengan kata lain pengelolaan adalah pengendalian dari suatu usaha dengan menggunakan sumber-sumber daya organisir untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dahuri (2006:46) lebih menjelaskan mengenai definisi dan pengertian pengelolaan dengan menggunakan beberapa pemahaman: 1) pengelolaan merupakan proses yang mempertimbangkan hubungan timbal balik antara kegiatan dan suatu proses penyusunan dan pengambilan keputusan secara rasional; 2) Pengelolaan juga suatu proses kontinu dan dinamis
yang
mempersatukan/mengharmoniskan
kepentingan
antara
berbagai
stakeholders dan kepentingan ilmiah; 3) pengelolaan merupakan penyusunan dan pengimplementasian suatu rencana untuk memanfaatkan dan melindungi ekosistem suatu program kerja. Sagala (2006:13) menjelaskan bahwa pengelolaan merupakan bagian dalam menjalankan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber kegiatan secara efesien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
10
11
Kegiatan mengelola adalah kegiatan yang mencerminkan adanya sebuah sistem, terkait dan terdiri dari beberapa aspek atau factor untuk mendukungnya (Soetinah,1991:45). Beberapa faktocnjr yang dapat ditemui dalam sebuah proses mengelola perpustakaan diantaranya adalah: 1) Kebijakan dan prosedur; 2) Mengelola Koleksi; 3) Pendanaan dan Pengadaan; 4) Mengelola Fasilitas; 5) Sumber Daya Manusia 6) Perencanaan.Kegiatan mengelola bagi pengelola perpustakaan (guru-pustakawan), merupakan bagian atau peran serta dalam pendidikan di sekolah (Soejono,1992:23). Secara efektif perpustakaan harus mampu
mendukung
kurikulum
dan
program-program
sekolah.
Untuk
mewujudkan mengelola perpustakaan yang baik, maka pengelola perpustakaan perlu : 1) Mengembangkan kemampuan professional sebagai guru-pustakawan; 2) Memperhatikan kemampuan yang diperlukan dan prosedur yang dibutuhkan untuk dapat mengelola perpustakaan secara efektif – dari perpustakaan yang sekedar bertahan hidup menjadi perpustakaan yang benar-benar berjalan secara baik; 3) Mengembangkan kebijakan dan prosedur dengan prinsip-prinsip yang mengaktualisasikan
visi
dari
perpustakaan
sekolah.
4)
Memperlihatkan
keterkaitan antara sumber-sumber informasi dan tujuan dan prioritas sekolah, serta program perpustakaan; 5) Menunjukkan peran guru-pustakawan melalui rencana mengelola. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyelenggara perpustakaan sekolah perlu memahmi prinsip dan fungsi manajemen dengan baik, sehingga visi, misi, dan tujuan yang ditetpkan oleh sekolah dapat tercapai dengan baik. Berikut ini
12
akan dijelaskan fungsi manajemen yang dapat diterapkan pada perpustakaan sekolah. a. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu proses analitis yang berhubungan dengan penilaian terhadap masa depan untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan mengembangkan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan yang dimaksud (Stueart & Moran, 1987). Perencanaan dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi pada saat itu dan perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Perpustakaan yang baik, perlu direncanakan dengan baik pula. Keberhasilan program kerja yang dibuat oleh perpustakaan, tergantung pada seberapa baik perpustakaan “menduga” perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan strategi yang melibatkan berbagai pihak dalam membuat perencanaan atau dalam konsep manajemen dikenal dengan istilah perencanaan strategis. Perencanaan stategis adalah proses analisis, perumusan dan evaluasi beberapa strategi. Tujuan utamanya adalah agar suatu orgaisasi dapat melihat secara objektif berbagai kondisi internal dan eksternalnya, sehingga diperoleh suatu keputusan yang mendasar. Dimana sebuah organisasi akan dibawa kemana di tahun-tahun mendatang dan bagaimana cara untuk sampai ke tujuan tersebut Perencanaan strategis terdiri dari beberapa bagian, yaitu pernyataan visi, misi, tujuan, dan sasaran. Untuk perpustakaan sekolah, visi, misi, tujuan, dan
13
sasarannya harus sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran lembaga induknya, yaitu sekolah. b. Pengorganisasian Fungsi pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai untuk setiap tugas atau kedudukan. Pengisian staf atau karyawan perlu membedakan beberapa jenis karyawan yang bekerja di perpustakaan, yang masing-masing mempunyai tugas khas dan karakteristik sendiri-sendiri. Beberapa ahli manajemen memandang bahwa unsur organisasi sangat penting. Dari unsur-unsur vang ada, maka tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik. Adapun unsur organisasi adalah sebagai berikut : a) Manusia artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia, jika ada manusia yang bekerja sama, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin; b) Sasaran, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang dicapai secara bersama-sama; c) Tempat kedudukan artinya organisasi baru ada jika, ada tempat dan kedudukannya secara tetap ataupun secara sementara; d) Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta, adanya pembagian kerja secara jelas, apa dikerjakan siapa atau siapa. mengerjakan apa; e) Teknik, artinya organisasi baru ada jika terdapat unsur-unsur teknis; f) Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sehingga tercipta organisasi; g) Lingkungan, artinya organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya sistem kerjasama sosial. Apabila suatu organisasi hanya terdiri atas dua orang dan tujuan yang akan dicapai juga hanya sederhana, maka belum diperlukan struktur organisasi. Jika
14
kelompok orang yang bekerjasama jumlah besar, dan tujuan yang akan dicapai luas, maka struktur organisasi yang tersusun rapi mutlak perlu. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota, organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut. Struktur organisasi diperlukan untuk memberi wadah tujuan, misi, tugas pokok dan fungsi. Jika fungsi yang diselenggarakan berlangsung secara terus menerus,
maka
harus
dilembagakan
agar
memungkinkan
berlakunya
fungsionalisasi yang menjadi landasan peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi. Fungsionalisasi menentukan orang-orang yang harus bekerjasama, serta pemrakarsa kerja sama tersebut. Secara fungsional seseorang bertanggung jawab atas suatu bidang dalam organisasi, dan memerlukan kerja sama dengan pemegang tanggung jawab bidang lain. Berikut ini diperlihatkan struktur organisasi sekolah. c. Pelaksanaan Dari seluruh rangkaian proses manajemen, penggerakkan merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi penggerakkan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, Terry (2005:7) mengemukakan bahwa penggerakkan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
15
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaransasaran tersebut. Tugas penggerakan adalah mengerakkan seluruh manusia yang bekerja dalam perpustakaan sekolah agar masing-masing bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, pergerakkan merupakan proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Dari pengertian di atas, penggerakkan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. Kegiatan dalam fungsi pergerakkan antara lain:
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
16
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d. Pengawasan Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Boone dan
Kurtz (1984)
memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Pengawasan adalah pengamatan dan pengukuran untuk menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan menurut perencanaan yang sudah ditetapkan. Proses ini dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia kepustakawanan yang dihadapi. Sementara itu, Mocker sebagaimana disampaikan oleh Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
17
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.” Pengawasan
merupakan
suatu
kegiatan
yang
berusaha
untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu : (a) penetapan standar pelaksanaan; (b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; (c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; (d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan (e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan. Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
18
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan. 2. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti buku atau kitab, ditambah awalan per dan akhiran an sehingga menjadi perpustakaan yang berarti kumpulan buku – buku dan kitab – kitab. Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, komputer, dan lain – lain (Yusuf, 2005: 1). Selain itu perpustakaan juga dapat diartikan sebagai suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi (Bambang, 1994: 17). Selanjutnya menurut Darmono (2007: 1) perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun organisasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (Guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. “Dalam UU No. 43 Tahun 2007 menjelaskan secara ringkas bahwa: Perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi pemustaka”.
19
Pendapat di atas dapat diambil makna bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang mengelola informasi baik buku maupun bukan buku agar dapat dimanfaatkan oleh penggunanya.
B. Tinjauan tentang Perputakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Menurut Surachman (2007: 2) Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah, yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah sebagai organisasi mikro dari sekolah merupakan organisasi semi otonom yaitu dapat mengambil kebijakan dan keputusan sendiri untuk pengembangan perpustakaan tanpa harus menunggu keputusan dari pihak sekolah. Pihak sekolah, melalui kepala sekolah hanya dapat menyetujui ataupun tidak kebijakan dari perpustakaan. Sedangkan menurut Soetminah (1992: 34), Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.’Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Maka secara umum perpustakaan sekolah adalah suatu unit kegiatan yang berada di lingkungan sekolah yang dikelola secara professional untuk memberikan informasi kepada penggunanya” Yusuf (2007: 2).
Pendapat di atas menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah yang melakukan kegiatan
20
menghimpun, mengolah, dan menyebarluaskan informasi baik tercetak maupun tidak tercetak dalam mendukung kurikulum sekolah. 2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Sekolah a) Fungsi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif, dan riset atau penelitian. Perpustakaan sekolah sebagai satu unit kerja di lingkungan sekolah harus sejalan dan mendukung tugas – tugas sekolah. Karena tugas – tugas sekolah telah disusun berdasarkan kurikulum sekolah, maka perpustakaan sekolah juga harus mampu mendukung kurikulum sekolah. Dalam manifesto kebijakan mengenai pedoman perpustakaan sekolah terdapat misi perpustakaan sekolah yaitu : “Perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan pembelajaran untuk semua. Dengan penjelasan bahwa: “Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan pondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga Negara yang bertanggung jawab”. Menurut Soeatminah (1992: 12) “Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana yang dapat a)Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakatdan perkembangannya,b) Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah, c) Menaikkan prestasi keilmuan melalui bahan bacaan”. Fungsi perpustakaan sekolah adalah: 1) Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan siswa menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah
21
2)
3) 4) 5)
6) 7)
merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan. Membantu siswa didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan . Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri. Membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemarannya. Membiasakan siswa untuk mencari informasi di perpustakaan. Kemudian siswa mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya. Peprustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat, melalui buku bacaan fiksi. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid. (Perpustakaan Nasional RI, 1992: 12)
Waluyo (2006:82-85) menjelaskan fungsi perpustakaan secara umum adalah: (a) Penyimpanan. Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan bahan perpustakaan yang diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage. Sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini. (b) Pendidikan. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar dan kegiatan belajar adalah merupakan bahagian dari dunia pendidikan. (c) Penelitian. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan. Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk keperluan penelitian. (d) Informasi. Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai. (e) Kultural. Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip dan/atau dokumen lainnya. (f) Fungsi Rekreasi. Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca
22
Perpustakaan yang memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif, dan riset dan penelitian akan dijelaskan sesuai dengan fungsinya masing – masing karena setiap fungsi memiliki pengertian dan penjelasan yang berbeda. Menurut Yusuf (2007: 4) “Fungsi yang pertama dalah fungsi edukatif. Fungsi edukatif adalah segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Fungsi kedua dari perpustakan yaitu fungsi informatif , pengertian fungsi informatif adalah mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Fungsi ketiga adalah fungsi rekreatif, fungsi ini memang bukan fungsi utama sebuah perpustakaan, melainkan hanya fungsi pendukung perpustakaan. Fungsi yang keempat adalah fungsi riset dan penelitian. yaitu koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana”.
Keempat fungsi perpustakaan di atas menjelaskan bahwa perpustakaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses pengembangan belajar siswa. Karena perpustakaan bukan hanya sebuah gedung dengan tumpukan buku, melainkan perpustakaan adalah sebuah organisasi mikro yang memiliki peran yang penting untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. b) Tujuan Perpustakaan Sekolah Setiap hal yang dilakukan pasti memiliki alasan dan tujuan mengapa hal itu dilakukan. Begitu juga dengan perpustakaan, perpustakaan didirikan pasti memiliki tujuan. Tujuan itu tentu tidak akan terlepas dari tujuan institusi induknya. Perpustakaan sekolah memiliki tujuan yang mendukung tujuan dari sekolah yang bersangkutan.
23
Perpustakaan Nasional RI ( 1992: 10) membagi tujuan kedalam dua bagian yaitu bagian umum dan bagian khusus. Tujuan perpustakaan sekolah secara umum adalah:
Perpustakaan
sekolah
diselenggarakan
sebagai
suatu
perangkat
kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan system pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
C. Syarat –Syarat Perpustakaan Sekolah Yang Ideal Syarat-syarat suatu perpustakaan menurut Perpustakaan Nasional RI adalah: 1.
Ruangan Perpustakaan Sekolah Menurut Yusuf ( 2005: 95 ) fungsi ruangan perpustakaan secara umum
adalah untuk : 1) Tempat para petugas melaksanakan kegiatan-kegiatan perpustakaan, yakni menghimpun, mengolah, dan kemudian melayankan kepada pengguna; 2) Tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, baik yang fungsinya sebagai koleksi dasar pendukung kurikulum sekolah maupun koleksi penunjang; 3) Tempat dilaksanakannya kegiatan rutin secara bersama para siswa pada saatsaat tertentu. Ruangan yang baik adalah ruangan yang dapat menampung semua kegiatan perpustakaan sehingga proses penyelenggaraan perpustakaan tidak terhambat.
24
2.
Tata Ruang, Dekorasi, dan Penerangan Ruangan Dalam menata ruangan perpustakaan sekolah ada hal-hal yang harus
diperhatikan agar ruangan terasa nyaman oleh pengguna. Perpustakaan Nasional RI (1992: 25) menjelaskan bahwa ruangan perpustakaan diatur sehingga : a) Aktifitas layanan perpustakaan dapat berlangsung dengan lancer; b) Para pengunjung
tidak
saling
mengganggu
waktu
bergerak
dan
belajar;
c) Memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari dalam ruangan; d) Pengawasan dan pengamanan bahan pustaka dapat dilakssiswaan dengan baik. Dekorasi sebuah perpustakaan sekolah sebaiknya dibuat secara sederhana dan sesuai dengan tingkatan pendidikan sekolah. Karena perpustakaan sekolah dasar, menengah, dan tingkat atas memiliki perbedaan usia. Sehingga sebaiknya peprustakaan sekolah mengikuti situasi diamana perpustakaan sekolah itu berada. Penerangan ruangan juga menjadi perhatian bagi penyelenggaraan suatu perpustakaan. Hal yang dianggap kecil namun cukup berpengaruh terhadap kinerja perpustakaan. Perpustakaan Nasional RI ( 1992: 25 ) menjelaskan bahwa: a) Menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan ruangan dengan catatan jangan samapai langsung kena buku, pantulan sinar benda bergerak di luar jangan mengganggu; b) Jika menggunakan sinar lampu listrik, pergunakan jenis lampu yang tidak menghasilkan sinar yang menyilaukan. 3.
Koleksi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan dapat disebut sebagai perpustakaan bila perpustakaan tersebut
memiliki koleksi perpustakaan. Perpustakaan dapat menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi bila ada koleksi sebagai informasi yang akan disebar
25
untuk pengguna. Dalam buku “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan” karya.(Yusuf, 2005:22) dijelaskan bahwa “Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”. Melihat pengguna perpustakaan sekolah yang merupakan siswa, dimana para siswa itu masih dibina untuk mendorong minat baca. Untuk mendukung tujuan perpustakaan sekolah yaitu membantu mengembangkan belajar siswa agar menjadi lebih kreatif dan imajinatif sebagai upaya belajar mandiri dalam menemukan kebutuhan informasi. Maka, koleksi perpustakaan harus sesuai dengan tujuan tersebut. 4.
Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah Jenis koleksi perpustakaan sekolah dapat dikelompokkan ke dalam katagori
buku dan bukan buku. Buku adalah bahan perpustakaan yang berupa semua jenis buku teks, contohnya adalah buku pelajaran sekolah. Bahan bukan buku yaitu jenis koleksi perpustakaan yang bukan termasuk dalam katagori bukan buku teks. Contohnya adalah majalah, Koran, dan lain-lain. Hal ini akan dijelaskan lebih mendalam pada bagian berikut yaitu: (a) buku, (b) bahan buakn buku, dan (c) koleksi audiovisual. a) Buku Buku masih merupakan bahan perpustakaan yang utama untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Buku terdiri dari buku fiksi dan buku non fiksi. “Buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seseorang pengarang berdasarkan khayalan.
26
(Perpustakaan Nasional RI, 1992: 19 ). Yang termasuk kedalam golongan buku fiksi antara lain ada fiksi umum, fiksi ilmiah, dan fiksi sastra . Contohnya adalah novel, cerpen, komik dan lain-lain. Menurut pandapat Yusuf (2005: 10) “Buku non fiksi adalah mereka ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita”. Contoh dari buku non fiksi adalah buku teks atau buku pelajaran dan buku refrensi yang berupa kamus, ensiklopedia, buku tahunan, buku pedoman, almsiswa, indeks, bibliografi, abstrak, dan atlas. b) Bahan Bukan Buku Yang dimaksud dengan bahan bukan buku adalah bahan ataupun koleksi perpustakaan yang masih dalam bentuk cetakan namun bukan berupa buku, hal ini dikemukakan oleh Yusuf (2005: 2). Contoh koleksi bahan bukan buku adalah majalah, surat kabar, brosur, pamphlet, globe, dan koleksi lainnya. c) Koleksi Audiovisual Menurut Yusuf (2005: 23) “yang dimaksud dengan koleksi audiovisual adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan kertas. Contohnya adalah film, microfilm, kaset, slide, mikrofis, filmstrip, video, dan koleksi lainnya.
D. Layanan Perpustakaan Perpustakaan merupakan sebuah orgnisasi yang menawarkan jasa bukan produk. Jadi sudah semestinya perpustakaan harus melayani penggunanya dalam menyalurkan jasanya. Dalam perpustakaan layanan merupakan hal yang utama,
27
karena kualitas sebuah perpustakaan dilihat dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan. Menurut Yusuf dalam bukunya yang berjudul pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah, layanan perpustakaan terbagi dua yaitu layanan langsung dan layanan tidak langsung. Layanan langsung yaitu layanan yang langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan seperti layanan sirkulasi, refrensi dan layanan pengguna. Sedangkan layanan tidak langsung adalah layanan yang dilakukan oleh perpustakaan berupa pemberian motivasi kepada para pengguna untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Sedangkan menurut Darmono (2007: 171) jenis layanan perpustakaan sekolah adalah: 1) Pelayanan peminjaman bahan pustaka (pelayanan sirkulasi) yaitu, pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam pelayanan ini biasanya digunkan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan. 2) Pelayanan refrensi yaitu, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedia, almsiswa, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat. 3) pelayanan ruang baca yaitu, pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang
28
tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan. 1.
Peminjaman dan Pengembalian Layanan peminjaman dan pengembalian disebut juga layanan sirkulasi.
Artinya koleksi dipinjam oleh pengguna, dan keluar dari lokasi perpustakaan. Dan koleksi dikembalikan oleh pengguna untuk kemudian masuk ke perpustakaan. Hal ini berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Inilah yang disebut perputaran koleksi. Yusuf (2005: 73) menjelaskan bahwa
prosedur yang dilakukan dalam
peminjaman adalah: 1) Dalam sistem pelayanan terbuka para peminjam bisa mencari buku yang dibutuhkan melalui katalog. Kemudian menelusurnya ke rak buku sesuai dengan petunjuk dikatalog. Setelah peminjam mendapatkan buku, maka dia langsung meyerahkan kepada petugas untuk diproses;
2) Petugas
mengeluarkan kartu buku dari kantongnya, kemudian menulis nama peminjam dan tanggal kembali buku; 3) Mengisi kartu peminjaman sesuai dengan lajur-lajur atau kolomnya.
4) Terakhir, petugas mulai menyusun kartu buku dan kartu
peminjaman kedalam laci masing-masing. Kartu buku disusun berdasarkan urutan tanggal kembali dan nomor klasifikasi. Sedangkan kartu peminjaman disusun berdasarkan abjad nama peminjam. 2.
Layanan Refrensi Untuk perpustakaan sekolah, layanan refrensi belum begitu tampak
kegiatannya. Hal ini karena jumlah pengguna yang masih sedikit dan kegiatan yang dilakukan perpustakaan belum banyak. Yusuf (2005: 76) menjelaskan yang
29
termasuk ke dalam jenis pelayanan refrensi di perpustakaan sekolah misalnya, hanya berupa menjawab pertanyaan para guru dan siswa dalam kaitannya dengan masalah pendidikan dan informasi yang disediakan oleh perpustakaan.