12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Pariwisata Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Pariwisata sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dalam bentuknya yang sederhana pariwisata dahulu dikenal sebagai “bertamasya”, akan tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka bentuk kegiatan pariwisata berkembang menjadi suatu kegiatan yang bersifat lebih luas. Menurut Oka A. Yoeti (1996:21) Pariwisata adalah: Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut. Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata atau ekskursi. (Institute of tourism in Britain, 1976).
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan, dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri. Pada prinsipnya kepariwisataan dapat mencakup semua perjalanan, asal saja perjalanan tesebut untuk bertamasya atau berekreasi. Jadi Pariwisata merupakan suatu perjalanan, tetapi tidak semua perjalanan dapat dikatakan wisata. Dalam pengertian pariwisata terdapat beberapa faktor penting yang menjadi ciri dari pariwisata yaitu: a.
Pejalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
b.
Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya
c.
Perjalanan itu walaupun apa bentuknya harus dilakukan dengan tamasya atau rekreasi.
d.
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut. Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu.
Perbedaan motif tersebut menyebabkan berbagai macam atau jenis pariwisata. Menurut Nyoman S. Pendit (2002:38) jenis pariwisata yang dikenal saat ini antara lain: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersil, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim. Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
Jenis-jenis wisata yang lain dapat saja ditambahkan tergantung kepada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat maju dan berkembang. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan kawasan dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. (Nyoman, 2003). Demikian pula yang diungkapkan oleh Yoeti (1993: 109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari tempat satu ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya.(nyoman. 2003) Pariwisata adalah salah satu jenis industri wisata baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
peningkatan
penghasilan,
standar
hidup
serta
menstimulasi
sector-sektor
produktivitas lainnya (Wahab. 1975). UU No.10 Tahun. 2009 tentang kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Keseluruhan kegiatan dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisatawan. Menurut Soekadji (1996) terdapat tiga potensi kepariwisataan, yaitu :
Modal dan potensi alam,
Modal dan potensi kebudayaan,
Modal dan potensi manusia
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Jadi, pengertian wisata mengandung empat unsur, yaitu kegiatan perjalanan; dilakukan secara sukarela; bersifat sementara; perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
B. Definisi Agrowisata Agrowisata atau wisata pertanian adalah suatu wisata dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek – aspek antara lain karena jenis tanamannya yang khas, cara budidaya dan pengolahan produknya, penggunaan teknik dan teknologinya, aspek kesejarahan, lingkungan alam dan sosial budaya di sekelilingnya. Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (http://database.deptan.go.id) Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesajahteraan masyarakat petani. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005) Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama antara Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 agrowisata sebagai bagian dari objek wisata, diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian (Tirtawinata dan Fachruddin,1996). Menurut Afandhi (2005), Pembangunan dan Pengembangan agrowisata bagi dunia usaha dapat dilakukan oleh ketiga pelaku ekonomi yaitu Badan Usaha Milik Negara/ Daerah, Perusahaan Nasional, Koperasi, dan Usaha Perorangan. Ketiga Pelaku ekonomi tersebut harus berdasarkan pola manajemen perusahaan penuh dengan modal yang rasional, sehingga ratio costbenefit dan return on invenstment dapat diukur setiap tahun, sedangkan cara atau system pengelolaannya dapat dilakukan secara sendiri atau kerjasama (join venture), bagi hasil (sharing), dan lainlain dengan prinsip saling menguntungkan. Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18
Motivasi agritourism adalah untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi petani. Bagaimanapun, agritourism juga merupakan kesempatan untuk mendidik orang banyak/masyarakat tentang pertanian dan ecosystems. Pemain Kunci didalam agritourism adalah petani, pengunjung/wisatawan, dan pemerintah atau institusi. Peran mereka bersama dengan interaksi mereka adalah penting untuk menuju sukses dalam pengembangan agritourism. Keuntungan dari pengembangan agritourism bagi petani local dapat dirinci sebagai berikut (Lobo dkk, 1999): 1. Agriturism dapat meningkatkan
memunculkan peluang bagi petani lokal untuk
pendapatan
dan
meningkatkan
taraf
hidup
serta
kelangsungan operasi mereka; 2. Menjadi sarana yang baik untuk mendidik orang banyak/masyarakat tentang pentingnya pertanian dan
kontribusinya untuk perekoniman
secara luas dan meningkatkan mutu hidup; 3. Mengurangi arus urbanisasi ke perkotaan karena masyarakat telah mampu mendapatkan pendapatan yang layak dari usahanya di desa (agritourism) 4. Agritourism dapat menjadi media promosi untuk produk lokal, dan membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan nilai tambah dan “direct-marking” merangsang kegiatan ekonomi dan memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah dimana agrotourism dikembangkan.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19
Sedangkan Manfaat Agritourism bagi pengunjung (Rilla, 1999) adalah sebagai berikut: a) Menjalin hubungan kekeluargaan dengan petani atau masyarakat lokal. b) Meningkatkan kesehatan dan kesegaran tubuh c) Beristirahat dan menghilangkan kejenuhan d) Mendapatkan petualangan yang mengagumkan e) Mendapatkan makanan yang benar-benar alami (organic food) f)
Mendapatkan suasana yang benar-benar berbeda
g) Biaya yang murah karena agrowisata relatif lebih murah dari wisata yang lainnya. Adapun tenaga kerja sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan obyek agrowisata adalah kemampuan pengelola yang terdiri dari tenaga pembina, pelaksana, dan pemandu wisata. Untuk itu penyediaan tenaga managerial dan pemandu agrowisata yang progfesional sesuai dengan bidangnya mutlak diperlukan. Sedangkan menurut Spillane, (1994) untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur yang harus dipenuhi seperti dibawah ini: a) Attractions Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah, hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20
b) Facilities Fasilitas
yang
diperlukan
mungkin
penambahan
sarana
umum,
telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar. c) Infrastructure Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk Sistem pengairan, Jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, system pembuangan kotoran/pembungan air, jalan raya dan system keamanan. d) Transportation Transportasi umum, Bis-Terminal, system keamanan penumpang, system Informasi perjalanan, tenaga Kerja, kepastian tariff, peta kota/objek wisata. e) Hospitality Keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah sistem pariwisata yang baik.
C. Definisi Atraksi Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, hasil ciptaan manusia, dan wisata minat khusus : 1. Hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa berupa : a.
lklim, misalnya cuaca
cerah banyak cahaya matahari, sejuk, panas,
hujan, dan sebagainya.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
b.
Fauna dan flora seperti tanaman-tanaman yang aneh, burung-burung, ikan, binatang buas, taman nasional , daerah perburuan dan sebagainya.
c.
Pusat-pusat kesehatan, sumber air mineral, sumber air panas.
2. Hasil ciptaan manusia yaitu benda-benda yang bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, misalnya : a.
Monumen bersejarah, dan sisa peradaban masa lampau
b. Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handi craft. c.
Acara tradisional, pameran, festival, upacara perkawinan dan lain-lain.
d. Rumah-rumah beribadah, seperti mesjid, gereja, kuil atau candi maupun pura. 3. Wisata minat khusus. Motif perjalanan seseorang atau kelompok orang dapat berupa menikmati rekreasi a
Adventure( petualangan )
b
Sosial Budaya
c
Pendidikan
d
Belanja/shopping
e
Keagamaan
f
Olahraga Atraksi wisata ialah sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar
dapat dilihat dan dinikmati. Suatu atraksi wisata dikatakan berhasil bila memiliki persyaratan (Soekadijo 1996 : 61) sebagai berikut : Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
a. Kegiatan (act) dan obyek (artifact) yang merupakan atraksi itu b. Karena atraksi wisata itu harus disajikan dihadapan wisatawan maka tara sendiri harus dalam keadaan yang baik. penyajiannya (presentasinya) harus tepat. c. Atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobllitas spasial suatu perjalanan. Oleh karena itu juga harus memenuhi semua determinan mobilitas spesial, yaitu akomodasi, transportasi, dan promosi serta pemasaran. d. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama. e. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisatawan harus diusahakan supaya bertahan selama mungkin. Atraksi wisata adalah suatu wisata yang menyelenggarakan pertunjukan kesenian, olah raga, pameran/promosi dan bazzar di tempat tertutup atau ditempat terbuka yang bersifat temporer baik komersil maupun tidak komersil (Oka. A. Yoeti,1996) Atraksi merupakan salah satu unsure pembentuk produk dalam pariwisata, berdasarkan keterangan dari Burkart dan Medlik dalam (Mill, 2001: 36) yang memberikan rumusan ”tourist product” atau hasil industri pariwisata. Mereka berpendapat ada tiga unsur yang membentuk produk tersebut, yaitu:
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
a.
attraction of the destination including it’s image in the tourist mind
b.
facilities at the destination which include accommodation, catering, entertainment and recreation
c.
accessibility of the destination Bila memperhatikan ketiga unsur tersebut diatas, atraksi dan rekreasi
tidak dapat dipisahkan, karena itu sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang wisatawan akan terlebih dahulu ingin mengetahui informasi mengenai: a
fasilitas transpotasi
b
fasilitas akomodasi
c
fasilitas catering service
d
objek dan daya tarik wisata
e
aktivitas rekreasi
f
fasilitas perbelanjaan
g
tempat wisata
D. Objek dan Daya Tarik Wisata Yang dimaksud dengan objek dan daya tarik wisata adalah daerah tujuan yang akan dikunjunginya, serta aktivitas yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi tersebut sesuai dengan motivasi dari kunjungan tersebut.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebutyang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana (2003:14). Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri.
E. Kawasan Pariwisata Kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana (2003:14)
F. Wilayah Pariwisata Tempat atau daerah yang karena atraksinya, situasinya dalam hubungan lalu lintas dan fasilitas-fasilitas kepariwisataannya menyebabkan tempat atau daerah tersebut menjadi objek kebutuhan wisatawan. Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana (2003: 66).
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
G. Produk Wisata Barang-barang persediaan pariwisata yang disediakan oleh kelompok industri pariwisata sebagai kebutuhan yang dikehendaki sang wisatawan, baik dalam hubungan subjek sentra maupun objek sentra, baik yang bersifat material maupun non-material. Nyoman S. Pendit, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana (2003: 127).
H. Sarana Wisata Adapun yang dimaksudkan dengan sarana kepariwisataan menurut (Oka. A. Yoeti,1996) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung dan tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Kita dapat membagi atas tiga bagian penting mengenai sarana kepariwisataan, adalah sebagai berikut: 1.
Sarana pokok kepariwisataan Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata termasuk kedalam kelompok ini adalah -
travel agent and tour operator
-
perusahaan angkutan wisata
-
hotel dan jenis akomodasi lainya
-
restoran
-
objek wisata dan atraksi wisata
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
2.
Sarana pelengkap kepariwisataan Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepriwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, termasuk kedalam kelompok ini adalah:
3.
-
sarana olah raga
-
sarana ketangkasan
-
sarana penunjang kepariwisataan
Sarana penunjang kepariwisataan Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau belanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.
I. Prasarana Wisata Prasarana wisata adalah sarana ekonomi yang secara tidak langsung dibutuhkan oleh wisatawan . Seperti pelabuhan , jalan raya, instalasi air dan lain-lain.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
J.
Kerangka Pemikiran
SDA, SDM, Sarana dan Prasarana PTPN VIII Kebun Ciater
Kondisi Agrowisata PTPN VIII Kebun Ciater saat ini
Potensi Agrowisata PTPN VIII Kebun Ciater
Analisis Prospektif
Faktor – faktor yang berpengaruh & tingkat ketergantungan
Strategi pengembangan yang dipakai berdasarkan faktor kunci yang didapat
Strategi yang dipakai
Kondisi Agrowisata PTPN VIII Kebun Ciater yang akan datang
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
Agrowisata PTPN VIII Ciater memiliki beberapa potensi diantaranya lokasi yang starategis karena berada diantar kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta dikdukung dengan sumber daya alam yang banyak seperti hamparan kebun teh teh yang luas dan beberapa curug. Selain itu kawasan ini juga memeiliki potensi pasar karena beberapa atraksinya tidak dimiliki oleh tempat wisata sekitar. Setelah mengidentifikasi potensi yang ada dilanjutkan dengan analisis prospektif dimana langkah awalnya yaitu
menentukan faktor-faktor yang
berpengaruh besar dan memiliki tingkat ketergantungan yang rendah (faktor kunci) berdasarkan jawaban dari para expert yang telah mengisi kueisioner yang diolah menggunakan bantuan Microsoft Exel. Faktor kunci berfungsi untuk menentukan evolusi atau perubahan apa saja yang dapat terjadi dalam kurun waktu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kemudian setelah potensi, faktor kunci dan evolusi telah teridentifikasi maka akan ditemukan strategi yang cocok untuk pengembangan agrowisata PTPN VIII Ciater dimasa yang akan datang.
Rizqi Azhari Amoro, 2012 Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu