MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA INGGRIS DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DI SMP N 2 TEBING TINGGI SINUR HUTAGAOL Guru SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Penelitian berlokasi di kota Tebing Tinggi. Subjek penelitian adalah guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 tahun pelajaran 2013 – 2014.Penelitian ini terdiri atas dua siklus, Siklus I dengan satu pertemuan dan Siklus ke II dengan satu pertemuan. Tiap siklus mencakup perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Observasi dan pengumpulan data dapat dilakukan oleh guru sekaligus peneliti dengan dibantu oleh dua orang kolaborator. Instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan membuat dan menerapkan pembelajaraan kooperatif tipe Think Pair Share dapat membantu siswa dalam pemahaman konsep pembelajaran dan mengasyikan untuk belajar bersama Kata kunci : Guru Bahasa Inggris, Pembelajaran, dan Tipe Think Pair Share ( TPS ) PENDAHULUAN Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dewasa ini telah mengakibatkan perubahan disetiap sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Pada sektor inilah yang sering sekali mengalami perubahan, karena pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang memungkinkan manusia untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pada dasarnya, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Salah satu usaha untuk memajukan pendidikan di suatu negara adalah dengan cara mendirikan dan
mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah. Guru merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan dominan dalam manajemen pendidikan yang berperan sebagai pengajar, pendidik dan administrator kelas. Guru harus mempunyai kemampuan yang memadai untuk melaksanakan tugas secara baik dan sempurna dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara maksimal. Guru juga dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan mendidik, membimbing, dan mengajar. Di antara kemampuan yang diperlukan bagi seorang guru adalah kemampuan dalam pengelolaan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan.
27
Diantara berbagai tipe pembelajaran kooperatif, maka pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ( berpikir, berpasangan dan berbagi), diperkirakan akan dapat diterapkan di kelas. Melalui pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini, dimana siswa belajar, bersama-sama memikirkan, menemukan, menggunakan atau mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang akan mereka peroleh dengan dorongan dari guru. Disamping juga mengembangkan potensi siswa secara aktif dengan membuat kelompok yang terdiri dari dua orang, sehingga dapat menciptakan pola interaksi yang optimal, mengembangkan semangat kebersamaan pada siswa. Siswa yang pandai biasanya jadi terdorong untuk membantu temannya dalam memecahkan soal yang rumit dengan berdiskusi, sehingga teman yang kurang pandai juga termotivasi untuk menyelesaikan soal-soal. Dengan metode Think-Pair-Share ini siswa juga didorong untuk berani tampil atau berbicara di dalam kelas dan mempertanggung jawabkan kerja mereka. Belajar dengan teman sebaya dalam belajar kelompok diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menambah motivasi siswa. Selain dapat membantu siswa untuk saling terbuka mengemukakan permasalahan belajar mereka, diharapkan juga dapat melatih siswa untuk lebih peduli terhadap kesulitan belajar yang dialami temantemannya.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Belum semua guru menyiapkan silabus, RPP, menggunakan media, menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran lainnya, pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga kurang jelas yang akhirnya berdampak pada masih rendahnya hasil belajar siswa. 2. Belum semua guru mampu membuat RPP yang menerapkan Model pembelajaran yang menyenangkan, seperti Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.. 3. Belum semua guru mampu menerapkan RPP yang dibuat didalam kelas ketika KBM berlangsung. 4. Masih kurangnya guru memahami tentang Model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. 5. Kurangnya kegiatan kolektif guru yang mendukung peningkatan kompetensi guru. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah dengan kegiatan MGMP dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembuatan RPP dengan model kooperatif tipe think pair share ?
28
2.
Apakah dengan kegiatan MGMP dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan RPP dengan model kooperatif tipe think pair share dalam KBM didalam kelas?
KAJIAN TEORI
Hakikat Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran. Maksudnya adalah pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam memahami suatu materi. Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share
Tipe
Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawankawan. Metode Think-Pair-Share (berpikir, berpasangan dan berbagi) memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Siswa diberikan permasalahan dan diminta berpikir secara individu, setelah itu siswa yang terdiri dari 2 orang dalam satu kelompok akan membandingkan dan mendiskusikan penyelesaian masalah, kemudian kelompok atau salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
melibatkan tiga langkah, seperti yang dikemukakan oleh Lyman dan kawan-kawan dalam Nurhadi (2004:67) sebagai berikut : 1) Langkah 1 Berpikir (Thinking) : Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu beberapa saat untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut. 2) Langkah 2 – Berpasangan (Pairing) : Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atua penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. 3) Langkah 3 – Berbagi (Sharing) : Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama mengenai apa yang telah mereka bahas. Pada langkah ini akan efektif jika guru berkeliling kelas, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan melapor.
Dalam penerapannya di kelas, metode Think-Pair-Share ini 29
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah: 1. Identitas mata pelajaran, meliputi: 2. Standar Kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 3. Kompetensi Dasar, adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. 4. Indikator pencapaian Kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5. Tujuan Pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi , memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi Waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 8. Metode Pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 9. Kegiatan Pembelajaran 10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
30
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan Sekolah. Tindakan yang diberikan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair-Share (berpikir, berbagi dan berpasangan). Subjek Penelitian Sebagai subjek pada penelitian ini adalah semua guru bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Tebing Tinggi yaitu 4 orang guru. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2013 / 2014. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September, Oktober dan Nopember 2013. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus yang melalui empat tahap yaitu : Perencanaan (Planning), tindakan (Action), observasi (Observation) dan refleksi (Reflection). Berapa banyak siklus yang akan dilaksanakan tergantung dari implementasi yang terjadi di lapangan. Apabila siklus pertama telah mencapai sasaran dan tujuan, maka penelitian tindakan dianggap telah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Namun apabila belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. Secara jelas siklus yang
terdiri dari empat tahap diuraikan sebagai berikut :
dapat
Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sebagai berikut : a. Wawancara dengan guru dengan menyiapkan lembar wawancara. b. Diskusi dalam suasana menyenangkan c. Memberikan bimbingan dalam menyusun RPP yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Tindakan (Action) Setelah perencanaan disusun, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut kedalam bentuk tindakan. Pada penelitian ini, tahap tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai. 2. Menyampaikan informasi yang berkaitan dengan aturan bekerja yang berlaku pada pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare. Tujuannya agar guru memperoleh pengetahuan dasar. 3. Mengerjakan RPP dengan metode Think-Pair-Share Pada saat kegiatan pembuatan RPP berlangsung,
31
Penulis mengamati kegiatan yang dilakukan guru. Memberikan bimbingan bila ada guru yang bertanya atau menemukan kesulitan dalam menyelesaikan RPP. Pengamatan (Observation) Tahap observasi adalah melakukan pengamatan terhadap efek dari tindakan yang diberikan untuk melihat sejauh mana RPP yang telah dibuat dapat diterapkan didalam kelas. Penulis bersama seorang pengamat melaksanakan pengamatan sebera jauh kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model Think Pair Share didalam kelas. Peneliti mencatat hal-hal yang terjadi selama pertemuan didalam kelas tersebut. Refleksi (Reflection) Tahap refleksi ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe ThinkPair-Share. Pada tahap ini penulis berdiskusi dengan observer mengenai hasil pengamatan terhadap guru selama proses pembelajaran setelah satu siklus. Dari hasil refleksi diadakan revisi terhadap perencanaan yang akan digunakan untuk tindakan pada siklus berikutnya. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah melalui Observasi dan catatan data lapangan yang dilakukan oleh peneliti dan guru yang menjadi pengamat ketika pembelajaran. Tehnik – tehnik pengumpulan data tersebut adalah : Obsevasi lapangan
dan
catatan
data
Observasi dalam kegiatan PTS merupakan kegiatan pengamatan terhadap aktifitas yang dilakukan siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan ini dilakukan oleh pengamat yang dalam hal ini adalah teman sejawat dari guru di sekolah yang sama. Hasil pengamatan dari pengamat selanjutnya dijadikan catatan data lapangan. Catatan hasil Refleksi Catatan hasil Refleksi adalah catatan yang diperoleh dari hasil refleksi yang dilakukan dengan melalui kegiatan diskusi antara peneliti dan pengamat ( guru ). Hasil Refleksi ini selain dijadikan bahan dalam penyusunan rencana tindakan selanjutnya juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui telah tercapai tidaknya tujuan kegiatan penelitian ini. Sumber Data Data – data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data – data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data tersebut diperoleh dari pengamatan atau penilaian dokumen
32
oleh peneliti. Metode pengumpulan data untuk kemampuan guru dalam merancang RPP adalah instrumen penilaian dokumen RPP. Untuk kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas menggunakan lembar observasi tentang aktifitas siswa dalam kelas. PEMBAHASAN
Hasil penelitian dari dua siklus tentang kemampuan guru dalam membuat RPP yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan cara guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share di dalam kelas dapat dilihat dalam tabel 4.7. Hasil peningkatan kemampuan guru dalam membuat RPP sebagai berikut : Dari pengamatan siklus I dan Siklus II terdapat peningkatan yang berarti yaitu mencantumkan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran mengalami peningkatan 25 %, Membimbing kelompok bekerja dan belajar serta Evaluasi mengalami peningkatan yang sangat tinggi yaitu 63%, walaupun ada 3 komponen yang tidak mengalami peningkatan 0 %, tetapi dari pengamatan siklus I dan siklus II kemampuan guru membuat RPP sudah baik. Kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan RPP yang telah dibuat dan diamati oleh pengamat mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari aktifitas guru
yang muncul, diantaranya dalam membimbing kelompok, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/ evaluasi / tanya jawab, ini menggambarkan pembelajaran yang dilakukan telah meletakan guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Pembahasan hasil penelitian menggambarkan bahwa kemampuan guru dalam membuat RPP dengan model kooperatif tipe Think Pair Share dan kemampuan guru dalam menerapkan RPP tersebut didalam kelas sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran di kelas. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tindakan Sekolah, maka berdasarkan hasil observasi dan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa : 1. Melalui kegiatan MGMP kemampuan guru Bahasa Inggris dalam membuat RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat ditingkatkan di SMP Negeri 2 Kota Tebing Tinggi, di peroleh rata-rata kemampuan guru dalam merancang pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada siklus I 72% dan pada siklus ke II 93 % mengalami peningkatan sebesar 21 %. 2. Melalui kegiatan MGMP kemampuan guru Bahasa Inggris dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat ditingkatkan di SMP Negeri2 Kota Tebing Tinggi, 33
keaktifan siswa pada siklus I 59 % dan pada siklus ke II 81 % mengalami peningkatan sebesar 22 %. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian tindakan ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : a. Kegiatan MGMP agar lebih diaktipkan lagi agar kemampuan guru semakin meningkat. b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat di jadikan masukan bagi guru dan kepala sekolah untuk dikembangkan sebagai srategi pembelajaran yang efektif. c. Setiap guru diharuskan agar selalu menambah wawasan tentang teori – teori pembelajaran yang inovatif agar di dalam pembelajaran setiap hari selalu menyenangkan.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Muslim Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Muh, Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Nana Sudjana. 1995. Penilaian hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta :Depdiknas Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning/CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang : Univ Negeri Malang
RUJUKAN
Anita
Lie. 2002. Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan Classroom Action Research (CAR). Jakarta : P3M SMP
34