BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1
Kajian Teori
2.1.1
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan,
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan.” Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geograris serta pengungkapan pengaruh perubahan harga" Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktor-faktor, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. uata yang asii bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi. Ada beberapa definisi laporan keuangan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu: 9
1. Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, 1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. 2. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan, (Sawir ,2001.: 2). 3. Laporan keuangan merupakan hasil dan proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan, (Harnanto, 1987:9). 4. Laporan keuangan menurut Munawir adalah laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat unluk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang berkepentmgan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut, (2000: 2) . Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu batang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau 10
perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu. Ada banyak laporan Keuangan yang dikeluaran perusahaan, tetapi yang umum digunakan adalah: 1. Laporan Laba Rugi Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah: "Laporan rugi laba merupakan sualu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh organisasi suatu perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ". Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan perusahaan, selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ". Adapun bentuk Laporan Laba - Rugi ini yakni: a. Single Step (Langkah Tunggal) b. Multiple Step (Langkah Ganda) Selain itu, laporan laba / rugi disjikan secara komparatif. Adapun penyajian Laporan Laba - Rugi ini harus memenuhi: a. Beban atau Biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat / fungsinya didalam perusahaan. Beban atau biaya itu dapat digolongkan dalam b. Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha ex : Biaya Penjualan, Biaya Adm. Umum c. Beban atau biaya yang tdk berhubungan lansung dengan usaha ex : Biaya Bank, Selisih Kurs.
11
2. Neraca Munawir menyatakan bahwa: "Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang disusun pada suatu saat tertentu, (2000: 3)”. Menurut Harnanto, neraca adalah: "Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: 1)”. Bentuk neraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk dan susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim digunakan adalah sebagai berikut: a. Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercanfum sebelah kiri/debet dan nutang serta modal tercantum sebeian Kanan/Kredit. b. Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang seianjutnya diiKuti nutang jangKa pendeK, nutang jangKa panjang serta modal. 3.
Laporan perubahan laba ditahan Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh
perusahaan dan dividen yang dibayarkan selama satu periode semnoga menyebabkan perubahan laba ditahan. 4. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi dan tinancial sehingga posisi/saldo kas berubah. 12
Tujuan yang paling utama dari Laporan Arus Kas ini adalah untuk membenkan intormasi pentmg atau yang relevan mengenai penenmaanpenerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas selama periode berjalan. Adapun bentuk penyajian Laporan Arus Kas ini dibagi menjadi empat, yakni: a. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi seperti Penjualan Tunai, Perlunasan Hutang, Pebayaran Biaya-biayanya. b. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Investasi seperti menginvestasikan dana yang tidak terpakai c. Diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Pendanaan seperti dana pinjaman dan luar perusanaan (Hutang Jangka panjang) d. Disesuaikan dengan bisnis perusahaan
2.1.2
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan laporan Keuangan aaaian MeyeaiaKan mrormasi yang menyangkut posisi keuangan, kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusanaan yang bermanraat oagi sejumian Desar pemaKai daiam pengambiian keputusan. Laporan Keuangan yang disusun Untuk tujuan ini memenuhi Kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediaKan
semua inrormasi yang
mungKin
di butuhan pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan 13
intbrmasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship),atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
yang
ingin
melihat
apa
yang
telah
dilakukan
atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual mvestasi mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.1.3
Sifat Laporan Keuangan
Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai benkut: "Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara lain: 1. Fakta Yang Telah dicatat Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar rakta dan catatan akuntansi, sepem jumian uang Kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan
dan pos-pos
ini berdasarkan catatan historis
dan peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat 14
dalam pos-pos
itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya
peristiwa tersebut. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate). Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. Disamping itu di daiam akuntansi juga digunakan prmsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain: a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjaian terus. konsekuensinya banwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang didasarkan pada niai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlan niai realisasi jika aktiiva itu dijual atau dikuasai. b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini bertentangan
dengan
Kenyataan
namun
akuntansi
mencatat
semua
transaksi atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai-nilai dan berbagai tahun. 3. Pendapat Pribadi (Personal Judgment). Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun 15
pencatatan transaksi teiah diatur oieh konvensi-konvensi atau dalil-dalii dasar konvensi yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk menaksir piutang tidak dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.
2.1.4
Keterbatasan Laporan Keuangan
Dengan melinat beberapa sitat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: 1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan laporan final 2. Adanya beberapa standar niiai yang bergabung. beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya. 3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah. Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari. 16
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang. Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang. 5. Laporan
keuangan
bersifat
historis,
yaitu
merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat, oleh karena ltu laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai
satu-satunya
sumber
informasi
dalam
proses
pengambilan keputusan ekonomi. 6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu. 7. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksirantaksiran dan berbagai pertimbangan. 8. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi Ketidakpastian. Bila terdapat beberapa kemengkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 9. Laporan
keuangan
lebih
menekankan
pada
makna
ekonomi
suatu
peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas). 10. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis. 11. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 12. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan. 17
13. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja. 14. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing. 15. Nilai beli rupiah makin lemah.
2.1.5
Analisis Laporan Keuangan Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah
menganalisa laporan keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah: Harahap mengemukakan analisa laporan keuangan adalah: "Analisa laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai maiaia antara satu dengan yang lam baik antara data Kuiantitatit maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yung tepat, (1998:3)”. Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:"Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983)”. Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut: "Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998)”. 18
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut. Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu: 1.
Analisa Horisontal (dinamis) Adalah analisa dengan mengadakan perbandigan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. 2.
Analisa Vertikal (stalls) Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja seningga akan
diketahui keadaan keuangan pada saat itu saja. Teknik analisa yang bisa digunakan dalam analisa laporan Keuangan adalah sebagai berikut: 1.
Analisa perbandingan laporan Keuangan
2.
Trend
3.
Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4.
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5.
Analisa sumber dan penggunaan kas
6.
Analisa rasio
7.
Analisa perubahan laba kotor
8.
Analisa Break-even
19
2.1.6
Analisa Rasio Keuangan Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi Akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio Keuangan menggunakan data laporan Keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, anaiisis rasio Keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang. pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio Keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan anaiisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, 20
anaiisis kualitatif serta penelitian-penelitian industri. Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan , terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri. Dengan menggunakan analisis, membantu stakeholder dalam hal: 1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. 2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan. 3. Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertenntu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasala dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan. Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam perbandingan, yaitu : 1. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama. 2. Perbandingan
Internal. (Time
Series
Analysis)
yaitu
dengan
cara
membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu21
waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama, cara ini akan membrikan informasi
rasio
dari
waktu
kewaktu
sehingga
dapat
diketahui
perkembangannya dan untuk proyeksi dimasa yang akan dating. Rasio keuangan menurut Skousen, dkk (2001: 69) bertujuan untuk menekan bahwa pembuatan dari laporan keuangan oleh akuntan bukanlah akhir dari proses, tetapi awal. Laporan kemudian dianalisis oleh penanam modal, kreditur, dan manajemen untuk mendeteksi tanda adanya kinerja yang kurang dan memperkirakan bagaimana perusahaan akan dilakukan dimasa akan datang. Kebenaran untuk mengartikan rasio tergantung pada perbandingan nilai rasio perusahaan dengan nilai untuk perusahaan yang sama dalam tahun sebelumnya, sama seperti untuk menilai perusahaan lain dalam industri yang sama. "Suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya" (Dwi Prastowo, 1995: 54). Sedangkan untuk jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu " Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas”.
2.1.7
Alat-alat Pengukur Kinerja
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan financial suatu perusahaan, Perlu diadakan interpretasi atau analisis terhadap data financial perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangannya. a. Rasio Likuiditas Likuiditas
adalah
tingkat
kemampuan 22
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki (Brealey, Myer dan Marcus, 1995). Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid. Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang digunakan adalah Current ratio (CR) dan Cash Ratio (Rasio Kas). 1. Current Rasio merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancer jadi current rasio merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Semakin besar Perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi Kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau 100 % ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua Hutang lancar. Current ratio = 2,0 dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya. Misalnya rasio 1,0 baik bagi perusahaan publik utility tetapi tidak baik bagi industri manufaktur. 23
2. Cash Ratio (Ratio Kas) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban atau utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas. Dapat dikatakan juga bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Kondisi rasio kas yang tinggi dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang baik dalam mengelola kas karena ada dana yang belum digunakan secara optimal, sebaliknya apabila rasio dibawah rata-rata industri maka perusahaan dalam kondisi kurang baik jika ditinjau dari rasio kas. b. Rasio Profitabilitas Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, maka untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat digunakan rasio keuntungan atau profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan anatara berbagai komponen didalam laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Ukuran yang digunakan dalam rasio profitabilitas adalah: 1.
Return on Equity (ROE) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran milik pemodal, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. rasio ini adalah untuk mengukur daya dan menghasilkan laba pada investasi nilai buku pemegang saham. Semakin timggi ROE maka kinerja perusahaan semakin 24
efektif. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan, yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru (Walsh, 2004: 56).
2.1.8
Tujuan Pengukuran Kinerja Tujuan daripada pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 2. Tingkat rentabilitas/profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Jadi penilaian kinerja dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas bisnis telah dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan strategis serta untuk mencegah pemborosan.
2.1.9
Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Van Horne dan Wachowic (2006:313) menyebutkan adanya indikasi
semakin besar likuiditas perusahaan semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat risiko pendanaan yang digunakan yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya perbaikan dalam likuiditas.
25
2.1.10 Pengaruh Current Ratio dan Cash Ratio Terhadap Return on Equity Masalah Current ratio dan Cash ratio disebabkan karena kewajiban financial yang jatuh tempo disamping perusahaan tidak dapat mengalokasikan dananya dengan baik dalam operasi usahanya. Besarnya laba perusahaan juga dipengaruhi oleh Current Ratio (CR) dan Cash Ratio. Semakin tinggi laba perusahaan maka akan semakin tinggi Return on Equity.
2.2 Peneliti Terdahulu 2.2.1
Peneliti Pertama
Lubis (2004) dalam penelitian “Analisis pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh signifikan secara parsial maupun secara simultan antara current ratio, cash ratio, dan acid test ratio terhadap profitabilitas perusahaan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara simultan current ratio, cash ratio, dan acid test ratio memberikan kontribusi yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hal tersebut dibuktikan besarnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel (4,406>0,216). Sedangkan secara parsial current ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai t
hitung
(2,229) > t
tabel
(2,123),
Sedangkan acid test ratio dan cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai t hitung masing-masing 1,804 dan -2,089.
26
2.2.2
Peneliti Kedua Hutagol (2011) Dalam penelitian “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage, dan Rasio Aktivitas terhadap Return on Investment perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio aktivitas terhadap Return on Investment pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover berpengaruh terhadap return on investment perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. secara parsial variabel current ratio, debt to equity ratio dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap retun on investment perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap retun on investment Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Nilai koefisien determinan (R2) sebesar 74.1 % yang berarti kemampuan menjelaskan pengaruh variabel current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, account receivable turnover, fixed asset turnover, inventory turnover terhadap return on investment. 2.2.3
Peneliti Ketiga Zakaria (2000) dalam penelitian “pengaruh rasio-rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman 27
yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) antara tahun 1995 sampai dengan tahun 1997. Peneliti menggunakan lima rasio keuangan (Current Ratio, Debt Ratio, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, Return On Asset). Penilaian rasio-rasio keuangan yang menunjukkan hasil cukup signifikan adalah Current Ratio dan Return On Asset. Dari Penilaian rasio-rasio keuangan yang menunjukkan hasil cukup signifikan adalah Current Ratio dan Return On Asset. Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa Current Ratio dan Return On Asset memiliki pengaruh signifikan dalam memprediksi laba perusahaan. 2.2.4
Peneliti Keempat Handayani (2007) “Hubungan Likuiditas dengan Profitabilitas Pada PT.
Pertaminan (Persero) Unit Pemasaran I Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan likuiditas terhadap profitabilitas pada PT. Pertamina (Persero) Unit I Medan. Variabel Likuiditas yang terdiri dari current ratio, cash ratio dan acid test ratio. Sedangkan pada profitabilitas variabel yang digunakan adalah Return on Investment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan perolehan nilai t dengan t
tabel
hitung
yang dibandingkan
(0,172 < 2,776), acid test ratio memiliki hubungan yang negative
dan tidak signifikan dengan nilai t hitung (-0,058) dan cash ratio memiliki hubungan yang negative dan tidak signifikan nilai t investment.
28
hitung
(-0,086) terhadap return on
2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pikir dalam penelitian ini, peneliti gambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut: Laporan Keuangan
Analisis
Menghasilkan Rasio Likuiditas
Neraca & Laporan Laba Rugi
Current Ratio
Cash Ratio
Harga Saham
INDIKATOR
Dasar Teori Menurut Van Horn & Wachowic (2006) Penelitian Terdahulu Oleh Lubis (2004)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar dalam perolehan dan penggunaan dana perusahaan harus didasarkan dalam pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Hal ini berarti setiap rupiah dana harus dapat digunakan seefektif 29
mungkin untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tingkat aktiva yang kecil akan diketahui perusahaan mampu melunasi kewajibannya serta akan dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas investasi yang tinggi, akan tetapi perusahaan dengan jumlah aktiva yang kecil dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi. Sedangkan dengan aktiva yang rendah akan membuat perusahaan kesulitan memperoleh laba sehingga berdampak pada tingkat pengembalian atas modal sendiri (ROE). Rasio lancar dan Rasio kas yang tinggi akan menunjukkan besarnya jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang juga menunjukkan besarnya dana yang kurang produktif sehingga berdampak tingkat pengembalian atas investasi maupun ekuitas.
2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, tinjauan teori, dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Terdapat Pengaruh Current ratio dan Cash Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan Terdaftar Di BEI (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Mayora Indah, Tbk, & PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk)”.
30