BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola. Bola yang dipukul harus melewati net yang dipasang pada bagian tengah lapangan. Permainan ini berlaku untuk putra dan dengan bentuk tunggal (single), ganda (double), dan ganda campuran (mix double), (Margajaya, 2008 : 1). Olahraga tenis meja dimainkan dengan dengan menggunakan bet yang dilapisi karet untuk memukul bola agar melewati net yang dibentangkan di atas meja. Tenis meja dikenal pula dengan istilah ping pong. Tenis meja memanglah merupakan olahraga yang sungguh-sungguh internasional sifatnya yang dimainkan dilebih banyak negara dari pada olahraga lain”.Sarjiyanto dan Sujarwadi ( 2010 : 16 ). Tenis meja merupakan cabang olahraga dilakukan di dalam gedung (in door) yang dilakukan secara tunggal atau ganda. Permainan ini dilakukan di atas meja dengan ukuran yang telah ditentukan dengan cara menyeberangkan bola ke jaring dan jatuh di lapangan lawan. Permainan tenis meja diawali dengan pukulan servis dan setiap pemain melakukan dua kali berturut-turut. Permainan ini dibatasi dengan game, setiap setnya terdiri dari 11 point dengan system rally point dimana pemain yang mendapat nilai 11 lebih dulu dinyatakan sebagai pemenang. Bila kedua pemain sama-sama mendapat nilai 10 – 10 maka untuk menyelesaikan
1
ditambah nilai selisih 2 dan servis dilakukan bergantian yang disebut dengan deuce. Tenis meja pertama kali dipopulerkan oleh bangsa Inggris pada pertengahan abad ke-19, pada 15 Januari 1926 atas prakarsa Dr. George Lehman dari Jerman berdiri organisasi tenis meja tingkat dunia dengan nama International Table Tennis Federation. Lehman sampai sekarang dianggap sebagai pencipta olahraga tenis meja yang hingga sampai saat ini tenis meja sudah berkembang di Indonesia melalui PTMSI. Untuk menjadi pemain tenis meja harus dapat mengombinasikan teknik pukulan service, drive, blok, smash yang didukung dengan kecepatan, ketepatan, dan keuletan serta memiliki daya juang yang tinggi dan kematangan juara. Marilah kita berlatih tenis meja dengan teknik dasar yang benar. Sunjata dan Santosa (2010 : 27) Olahraga tenis meja ini merupakan suatu olahraga yang dibatasi oleh net, Tenis meja merupakan permainan bola kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya. Selain meja, perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola (bet). Mashar dan Dwinarhayu (2010:24). Kusnanto ( 2010 : 3 ) menyatakan bahwa tenis meja secara benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu.Dengan teknik dan taktik yang jitu, tenis meja bukan saja sebagai salah satu olahraga bagi tubuh agar tetap sehat, tetapi dapat juga melahirkan sebuah prestasi yang gemilang meja merupakan salah satu dari Tenis beberapa cabang olahraga yang cukup digemari dan popular di dunia.Agar dapat bermain dalam pertandingan-pertandingan. Menurut Sutarmin (2007 : 5) menjelaskan bahwa permainan tenis meja ini menggunakan peralatan sebagai berikut :
2
1.
Meja
Meja yang digunakan untuk permainan tenis meja berbentuk persegi panjang dan terbuat dari kayu. Ukuran meja tenis sebagai berikut. Panjang : 2,74 meter Lebar : 1,52 meter Tinggi meja dari lantai : 76 cm Tebal meja : 3 cm Lebar garis sisi : 1 cm Tinggi net : 15,25 cm 2. Net (Jaring)
Perangkat net terdiri atas net dan tiang penyangga atau tiang penjepit. 3
Net di pasang di atas permukaan meja, masing-masing ujungnya diikatkan di tiang penyangga. Net dipasang dengan ketinggian 15,25 dari permukaan meja. Bagian bawah net harus rapat dengan meja.
3. Raket (bet)
Bet dibuat dari kayu alami yang dapat dilapisi dengan bahan perekat seperti fiber carbon, fiber glass, atau bahan lainnya. Sisi bet yang digunakan untuk memukul bolaharus ditutupi karet. Karet boleh berbintik dan boleh juga tidak berbintik. Karet yang berbintik panjangnya tidak lebih dari 2 cm. Karet yang berbintik ke dalam ketebalannya tidak melebihi 4 mm.
4. Perlengkapan Tambahan Sepatu Karet Bet Bola Pakaian
4
Menurut A.M. Bandi Utama, R. Sunardiyanto, dan Soni Nopembri (2004: 5), “pada dasarnya bermain tenis meja adalah kemampuan menerapkan berbagai kemampuan dan keterampilan teknik, fisik, dan psikis dalam suatu permainan tenis meja.” Permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta raket dan bola sebagai alatnya. Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service) yaitu bola dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net lalu memantul di meja lawan, kemudian bola tersebut di pukul melalui atas net harus memantul ke meja lawan sampai meja lawan tidak bisa mengembalikan dengan sempurna. Pemain berusaha untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari pukulan. Pandoyo Edi Hartomo (2010 : 13) Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup digemari di dunia. Olahraga tenis meja ini biasanya dimainkan di dalam ruangan (indor). Tenis meja ini dapat dimainkan dua orang (untuk tunggal) dan dua pasang (untuk ganda). Olahraga tenis meja yang berasal dari eropa ini mulai populer di inggris pada pertenghan abad ke-19. Ketika itu, tenis dikenal sebagai permainan dengan nama pingpong, gossima, dan whiff whaff, termasuk hiburan setelah makan malam, Olahraga ini mempunyai wadah resmi untuk tingkat internasional yang didirikan pada tanggal 15 Januari 1926, atas prakarsa Dr. George Lehman dari Jerman. Tenis meja adalah permainan bola tangkis di atas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan menggunakan bet (raket kayu yang dilapisi karet) dan bola plastic sebesar jeruk nipis. Sarjana dan Sunarto (2010:39).
5
Menurut Sutrisno dan Khafadi (2010:24) mengemukakan bahwa “tenis meja merupakan suatu olah raga yang dimainkan didalam gedung maupun diluar gedung. Permainan tenis meja dapat dimainkan secara single ataupun double.Tenis meja dimainkan di atas meja dengan ukuran yang telah ditentukan”. Dengan melihat beberapa referensi diatas, maka tenis meja juga dapat dikatakan sebagai suatu permainan yang dibatasi oleh net dan menggunakan bola ping-pong dan menggunakan bet. Tenis meja merupakan olahraga yang tidak dibatasi oleh waktu akan tetapi dibatasi oleh angka dalam satu pertandingan.
2.1.2 Hakikat Servis (Service) Servis merupakan suatu pembuka dalam permainan yang dibatasi oleh net. Salah satu teknik dasar yang perlu dikuasai oleh pemain tenis mejaadalah cara melakukan sajian pertama atau bola pembukaan yang bisa disebut service. Sebagaimana Tamat (2002 : 796) mengemukakan bahwa pembuka pertama-tama harus membuat suatu pembukaan bola (service yang sempurna kesempatan membuat point sangat tergantung dari hasil service yang disajikan). Jadi dalam melakukan servis perlu di perhitungkan tingkat kesulitan pengembalian oleh lawan, keliru dalam melakukan servis dalam melakukan service juga bisa membuat point bagi lawan karena service mempunyai aturan-aturan tersendiri yang tidak boleh diabaikan. Dapat pula ditambahkan bahwa service merupakan tindakan pertama dalam permainan tenis meja dan juga sebagai serangan pertama kali bagi pemain
6
yang melakukan service yang sukar atau sulit diterima oleh pihak lawan dapatlah dipakai suatu senjata untuk mengadakan suatu serangan (Hodges, 2002 : 53). Menurut Sutarmin (2003: 18) Caranya, bola dipukul dengan memantul sekali di meja sendiri kemudian melewati atas permukaan net/jaring dan akhirnya bola jatuh di meja lawan. Menurut Sutrisno (2010 : 25) bahwa Top spin sekarang ini menjadi pukulan yang paling populer. Sebenarnya top spin merupakan drive stroke yang dikembangkan lebih lanjut. Perbedaannya adalah kalau drive stroke kekuatan diubah menjadi bentuk kecepatan, sedangkan top spin kekuatan diubah menjadi bentuk spin. Menurut Sunjata dan Santosa (2010 : 28)
Pukulan service merupakan
serangan pertama kali dalamtenis meja dan service dalam tenis meja dapat dilakukan secara forehand dan backhand. Cara melakukan service a. Berdiri sikap melangkah, menghadap ke meja dan bet ditekan di samping badan. b. Bola diletakkan di telapak tangan dalam keadaan terbuka di depan dada. c. Tarik bet ke belakang, lambungkan bola ke atas. d. Ketika bola turun, pukul dengan bet dengan cara mengayunkan bet ke arah bola. e. Diharapkan bola memantul pada meja sendiri baru melewati jaring dan memantul ke meja lawan. f. Gerakan tangan mengikuti arah bola dan pandangan ke arah bola.
7
Teknik Memegang Bet (Grip) Secara garis besar pegangan bet dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: a. Pegangan seperti berjabat tangan (shakehand grip) Shakehand artinya berjabat tangan. Cara memegang bet seperti cara menjabat tangan seseorang. Gaya ini sangat populer di negara-negara barat. Dengan grip ini kita dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa mengubah grip. b. Pegangan seperti memegang tangkai pena (penholder grip) Penhold artinya memegang pena. Cara memegang bet seperti cara memegang pena. Grip ini populer di Asia. Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang dapat di gunakan. Sutrisno dan khafadi (2010 : 21)
2.1.3 Hakikat Service Bakchand Service adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk memulai atau membuka permainan dengan tiap bagian alat pemukul memulai bagian atas net, setelah bola dilambungkan pada daerah service. Service Backhand adalah service yang dilakukan dengan menggunakan bagian belakang kepala bet/raket. (Nupitupulu, 1982 : 10). Cara melakukanya : Berdiri menghadap meja dengan tangan kanan memegang bet dan bola diletakan diatas telapak tangan kiri Bola dilambungkan, kemudian diserempet dengan bet bagian bawah pada bagian belakang bola
8
Bet digerakan ke depan dan sedikit ke arah bawah Bola diusahakan pendek diatas net. Dengan meluangkan waktu untuk melatih service, kita tidak akan memberikan bola yang bagus kepada lawan untuk memulai reli pada saat service. Bila lawan mampu menghadapi salah satu servis, kita harus menggunakan servis yang lain. Jika tidak, kita akan menerima pukulan balasan yang menghasilkan angka. Taktik bermain ganda terdiri atas taktik service dan taktik Permainan menurut Sarjono dan sumarjo ( 2010: 22): a. Taktik melakukan service 1) Bola service harus jatuh pada petak meja lawan secara diagonal. 2) Usahakan penempatan bola service sulit untuk dikembalikan lawan, sehingga lawan sulit untuk melakukan serangan 3) Lakukan berbagai variasi pukulan service pendek dan panjang. 4) Lakukan berbagai variasi pukulan dan service, hingga menimbulkan berbagai macam putaran bola. 5) Bergerak cepat setelah melakukan pukulan service, agar teman main dapat kesempatan mengembalikan bola yang dipukul lawan. b. Taktik dalam permainan yaitu hindari memukul bola dua kali berturut-turut. Setelah memukul bola harus segera bergeser ke kanan/kiri. Arahkan pada lawan pada bagian titik lemahnya, Apabila lawan merupakan pasangan tipe menyerang, maka dahului inisiatif menyerang. Lakukan service yang sulit dikembalikan dan
9
sulit untuk melakukan serangan, serta apabila lawan merupakan pasangan tipe bertahan arahkan bola dari sudut ke sudut.
2.1.4 Hakikat Metode Drill Metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampialn tertentu.
Menurut Martiningsih
(2007) metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Sebagai metode mengajar yang mayoritas digunakan guru penjaskes/pelatih dalam melakukan pengajaran/pelatihan adalah metode drill, Metode ini sangat cocok untuk mengajarkan keterampilan motorik maupun keterampilan mental. Keterampilan motorik merupakan keterampilan dalam menggunakan alat, antara lain keterampilan musik, menari, pertukangan, kerajinan, dan olahraga. Sedangkan keterampilan mental antara lain meliputi keterampilan menghafal, meghitung, menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi (Martiningsih, 2007).
10
Agar pelaksanaan drill atau latihan dapat berjalan lancar, maka perlu diperhatikan hal hal berikut: 1. Perlu adanya penjelasan tentang apa yang menjadi tujuan, sehingga setelah selesai latihan siswa dapat mengerjakan sesuatu yang diharapkan guru. 2. Perlu adanya penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan. 3. Lama latihan perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa. 4. Perlu adanya kegiatan selingan agar siswa tidak merasa bosan. 5. Jika ada kesalahan segera diadakan perbaikan. Kamboja (2010: blogspot) mengemukakan bahwa metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif
siswa
untuk
berpikir,
maka
hendaknya
guru/pengajar
memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill. 1. Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan,pembuatan, dan lain-lain. 2. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumusrumus, dan lain-lain. 3. Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta, dan lain-lain. Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill (Kamboja, 2010: blogspot). 1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
11
2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna. 3. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan. 4. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. 5. Proseslatihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna. Delsajoesafira (2010: blogspot) mengemukakan bahwa drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah - ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Delsajoesafira (2010: blogspot) mengemukakan bahwa ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Drill wajar digunakan untuk (Delsajoesafira, 2010: blogspot): Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat ( musik, olahraga, menari,pertukangan dan sebagainya. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
12
Hal - hal yang perlu diperhatikan (Delsajoesafira, 2010: blogspot): Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan .Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Selingilah latihan agar tidak membosankan. Perhatikan kesalahan - kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula Kelebihan dan kelemahan (Delsajoesafira, 2010: blogspot): Kelebihan : Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan Kelemahan : Siswa cenderung belajar secara mekanis Dapat rnenyebabkan kebosanan Mematikan kreasi siswa Menimbulkan verbalisme ( tahu kata - kata tetapi tak tahu arti ) Dengan metode yang berulang-ulang maka setiap atlet dapat mengontrol cepat lambatnya suatu pukulan terhadap bola yang disebabkan kurangnya keterampilan serta kemampuannya, untuk itu jika program latihan dapat berjalan
13
dengan baik maka akan dapat menciptakan petenis yang mampu melakukan teknik dasar dengan baik, dalam hal ini pukulan backhand.
2.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : jika metode pembelajaran drill digunakan maka kemampuan service Backhand dalam permainan tenis meja pada siswa kelas X di SMKN 4 Gorontalo dapat meningkat.
2.3 Indikator Kerja Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi indikator kerja adalah “ jika persentase siswa dalam melakukan teknik sevice dengan sempurna sesuai dengan indikator pencapaian yaitu 75 % dan seterusnya dari 20 siswa maka, penelitian dinyatakan berhasil ” dengan kriteria penilaian minimal baik (75) maka penelitian ini dinyatakan selesai.
14