perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH
SKRIPSI
Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K5607005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Damar Ady Setiawan
NIM
: K5607005
Jurusan / Program Studi
: POK / Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 31 Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Damar Ady Setiawan
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH
Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K5607005
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi
ABSTRAK
Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli 2012. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional. Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet. Kata kunci: Profil, PPLP Jawa Tengah, Tenis Meja
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii
ABSTRAK
Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 31 Juli 2012.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif . Subyek
penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah
dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik,
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii
hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional. Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.
Kata kunci: Profil, PPLP Jawa Tengah, Tenis Meja
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix
MOTTO
Ekspesikan Dirimu Seperti Yang Kau Mau (Penulis)
Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada pada dirinya. (penulis)
Sesungguhnya shalatku , ibadatku , hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah , Tuhan alam semesta (Al An’aam : 162)
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk: Bapak dan Ibu
Doamu yang tiada pernah terputus, kerja kerasmu yang tiada henti, pengorbanan dan kasih sayangmu yang tiada terbatas. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Inilah sebagai tanda bakti dan hormatku, terimakasih banyak atas segala apa yang kalian berikan. Adikku Dimas Kurniawan
Terima kasih karena selalu mendukungku dan mendoakanku hingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.
Ghuank, Budeng, Aples, Gepenk, Kotak, Ari-joe, Pati, Ucil, Doni
Terima kasih karena selalu menemani, mendukungku dan memberi semangat saat kujatuh. Terima kasih atas perjuangan dan kerjasamanya. Terima kasih juga atas persahabatan dan kekeluargaannya selama ini. Terimakasih karena kalian selalu ada untukku. “ ALWAYS!! REMEMBER OUR FRIENDSHI ” Paguyuban Kepor 07
Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya . PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
Terima kasih atas ijinnya dan bantuannya, sehingga penelitian saya berjalan dengan lancar.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H.Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Agustiyanta, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juga selaku pembimbing I . 4. Bapak Drs. Sugiyoto. M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, beserta staf dan jajarannya. 6. Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang telah bersedia menbantu dalam proses penelitian ini. 7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, 31 Juli 2012 Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................
I
PERNYATAAN............................................................................................
ii
PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................................
iii
PERSETUJUAN .............................................................................................
iv
PENGESAHAN ..............................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
MOTTO ...........................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
ix
KATA PENGANTAR.....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ..…………………………………………...
4
C. Pembatasan Masalah ...................……………………………..…
5
D. Perumusan Masalah ......…………………………………………
5
E. Tujuan Penelitian .....…………………………………………….
5
F. Manfaat Penelitian .....……………………………………………
6
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..
7
A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………
7
1. Tenis Meja..............……………………………………………
7
a. Permainan Tenis Meja……..………………………………
7
b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja ……..…………
9
2. Organisasi…................................…………………………….
21
a. Pengertian Organisasi..................................………………
21
b. Organisasi Olahraga....……………………………………
21
c. Struktur dan Bagan Organisasi.................………………...
22
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii
d. Unsur-unsur Organisasi……….…………………………..
24
e. Pengertian Manajemen……………………………………
26
f. Pengertian Administrasi…………………………………..
27
g. Pengertian Kepemimpinan………………………………..
28
3.Prasarana dan Sarana…………..………………………………
29
a. Pengertian Prasarana dan Sarana……….…………………
29
b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis Meja………………
30
4. Metode Pembinaan Prestasi…………………………………...
31
a. Pemassalan………………………….……………………
31
b. Pembibitan Atlet................................................………….
31
c. Pembinaan Prestasi………………………………..……..
32
5. Program Latihan…………………………………………...
32
a. Pengertian Program Latihan...........………………………
32
b. Pengertian Latihan............................................................
33
c. Aspek-aspek Latihan............................................……….
34
6. Prestasi dalam Pembinaan Olahraga……………………...…
36
a. Kualitas Atlet...............................................................…
37
b. Peranan Pelatih..............…………………………………
38
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Olahraga..........................................................................
39
7. Sumber Daya Manusia...........................................................
41
a. Pelatih...............................................................................
41
b. Atlet.................................................................................
42
c. Pengurus...........................................................................
42
B. Kerangka Berpikir .......………………………………………. BAB III METODE PENELITIAN .............………………………..............
43 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..
45
B. Metode Penelitian.........................................................................
45
C. Subjek Penelitian……….……………………………………....
45
D. Teknik Pengumpulan Data………....…………………………..
46
E. Teknik Analisis Data…………….............………………………
46
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv
BAB IV HASIL PENELIITIAN....................................……………….....
47
A. Deskripsi Data............................................................................
47
1. Organisasi.............................................................................
47
2. Pembinaan Prestasi...............................................................
50
3. Prasarana dan Sarana...........................................................
51
4. Program Latihan...................................................................
53
5. Prestasi..................................................................................
55
B. Analisis Data............................................................................. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...............................
63 66
A. Kesimpulan................................................................................
66
B. Implikasi.....................................................................................
67
C. Saran..........................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................
70
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari Tahun 2007-2011 ....................................................
Tabel 2.
Peralatan Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari
52
Tahun 2007-2011 ......................................................................... Tabel 3.
Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah ..........................
52
Tabel 4
Lanjutan Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa
53
Tengah. ......................................................................................... Tabel 5.
Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2007 .............................
54
Tabel 6.
Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2008 .............................
55
Tabel 7.
Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2009 .............................
57
Tabel 8.
Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2010………………….
58
Tabel 9.
Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2011 .............................
60 62
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Shakehands Grip……………………………………………......
9
Gambar 2. Penhold grip……………………………………………………..
10
Gambar 3. Seemiller Grip…………………………………………………..
10
Gambar 4. Tiga tipe dasar spin.......................................................................
11
Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai Bet tertutup………………………………………………………
12
Gambar 6. Posisi siap……………………………………………………….
13
Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand...........................................
14
Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand..........................................
15
Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin.................................
17
Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin..............................
18
Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin............................
18
Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin...........................
19
Gambar 13. Penempatan diri yang benar........................................................
20
Gambar 14. Kunci keberhasilan : gerakan kaki two-step. Hodges L..............
20
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga telah membudaya di masyarakat indonesia. Berbagai lapisan masyarakat banyak yang gemar berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa, orang telah menyadari akan pentingnya manfaat berolahraga bagi pelakunya. Olahraga dapat meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental. Olahraga juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan dan untuk mencapai prestasi. Berbagai macam cabang olahraga prestasi telah berkembang di indonesia, salah satunya adalah cabang olahraga tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga warisan dari nenek moyang. Namun pada kenyataanya cabang olahraga Tenis meja sebetulnya memasyarakat namun masih kurang populer dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini dikarenakan cabang olahraga tenis meja membutuhkan prasarana dan sarana khusus dan lebih mahal. Meskipun cabang olahraga tenis meja kurang populer, namun saat ini mengalami perkembangaan dan kemajuan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari segi aspek organisasi, pembinaan, dan banyaknya kegiatan pertandingan di tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan cabang olahraga tenis meja, maka untuk mencapai prestasi harus selalu diupayakan. Mencapai prestasi tenis meja secara maksimal tidaklah mudah. Untuk mencapai prestasi yang tinggi harus dipersiapkan sejak dini, usaha keras dan didukung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini harus dilakukan, karena proses untuk mencapai prestasi membutuhkan waktu yang lama. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini memungkinkan untuk mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Seperti dikemukakan Soeharsono (1991) dalam Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:41) bahwa, “ Pembinaan dan pengembangan atlet hendaknya sudah
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
dilakukan sejak usia anak-anak atau pada usia muda. Hal ini penting sekali untuk diketahui, karena pembinaan dan pengembangan atlet sejak usia muda akan dapat berhasil dibandingkan apabila mulainya telah terlambat”. Anak-anak merupakan sasaran yang sangat strategis bagi perkembangan prestasi olahraga, khususnya cabang olahraga tenis meja di masa mendatang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan di antaranya peningkatan pengadaan prasarana dan sarana, pemassalan, pemanduan bakat, peningkatan kualitas pembinaan dan lain sebagainya. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini merupakan salah satu langkah untuk menciptakan petenis meja yang berprestasi. Anak-anak merupakan kelompok individu yang usianya relatif muda. Melalui pembinaan dan pelatihan yang berkualitas diharapkan menjadi bibit-bibit petenis yang berpotensi, sehingga mampu mengangkat prestasi tenis meja indonesia di tingkat internasional. Unsur-unsur
yang
penting
serta
mendukung
di
dalam
upaya
meningkatkan prestasi tenis meja antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan kematangan juara. Di samping pembinaan tersebut di atas, masih banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya Manajemen, Organisasi, Pengurus, Pelatih dan lain sebagainya. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, Pembibitan, Pendidikan dan Pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik ditingkat pusat maupun daerah. Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam olahraga bertujuan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga. Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik, mempunyai rencana atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi maksimal dapat tercapai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan olahraga.dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan lancar sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi harus mampu untuk mencarikan atau mendapatkan sumber dana, sehingga organisasi tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan. Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal sulit untuk dicapai. Kelancaran dan kualitas latihan dari aktivitas olahraga harus didukung prasarana dan sarana yang baik. Kemajuan sarana yang serta modern merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang pelaksanaan latihan. Prasarana dan sarana yang mendukung pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan lancar serta kualitas dari latihan meningkat lebih baik. Kelengkapan sarana yang dibutuhkan sesuai dengan cabang olahraga yang dibina, maka kemampuan atletnya akan meningkat lebih baik. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi dapat dikembangkan secara maksimal, sehingga kualitas atlet akan meningkat dan prestasi maksimal dapat diwujudkan. Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni olahraga yang dipelajarinya. Keberhasilan prestasi atlet tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan penting, dimana seorang pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta membina terus menerus. Di samping itu juga seorang pelatih harus mampu menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet. PPLP tenis meja Jawa Tengah merupakan salah satu PPLP di Indonesia yang baru berdiri pada tahun 2007. Meskipun PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru berdiri 4 tahun namun sudah cukup berprestasi baik ditingkat Daerah maupun Nasional.
Hal ini dapat dilihat prestasi yang dihasilkan satu tahun terakhir,
dimana PPLP Tenis meja Jawa Tengah mampu menjadi juara 1 putra dan putri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
POPWIL di Semarang tahun 2010, Juara 3 beregu putra dan putri dan Juara 1 tunggal putri SILATARUNA seri ke-3 di jogja. Dengan melihat prestasi yang diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah dan dengan mengetahui keadaan di PPLP Tenis meja Jawa Tengah mengenai pelaksanaan pembinaan prestasi, keadaan sarana dan prasarana, serta aspek-aspek yang mendapat perhatian dalam pembinaan prestasi. Maka perlu diadakan penelitian yang diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi penguruspengurus lain yang belum maju khususnya dalam program pembinaan prestasi, khususnya di daerah-daerah lain. Dengan demikian diharapkan PPLP tenis meja yang belum maju tersebut dapat meningkatkan prestasinya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kegiatan pembinaan olahraga tenis meja dengan judul ”PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Cabang olahraga tenis meja di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik. 2. Pembinaan olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, termasuk di dalamnya pengelola, pelatih dan atlit. 3. Adanya kepengurusan organisasi yang baik sebagai sarana pembinaan olahraga yang baik. 4. Pembinaan olahraga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas olahraga. 5. Perlu prasarana dan sarana yang memadai untuk kelancaran pembinaan olahraga. 6. Program latihan yang baik merupakan faktor penting untuk meningkatkan prestasi tenis meja. 7. Prestasi maksimal merupakan tujuan dalam pembinaan olahraga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 2. Pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 3. Prasarana dan Sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 4. Program metode latihan yang dilaksanakan pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 5. Prestasi yang pernah diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
D. Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 2. Bagaimana metode pembinaan prestasi yang dilaksanakan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 3. Bagaimana keadaan prasarana dan sarana yang digunakan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 4. Bagaimana metode latihan yang diterapkan oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 5. Prestasi apakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui perkembangan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 2. Mengetahui metode pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 3. Mengetahui prasarana dan sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
4. Mengetahui metode program latihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 5. Mengetahui prestasi yang pernah diraih dan PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi PPLP Tenis meja Jawa Tengah dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atletnya. 2. Dapat memberikan rangsangan yang positip bagi pengurus, atlit dan pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tenis Meja
a. Permainan Tenis Meja Permainan tenis meja merupakan olahraga yang dapat dilakukan dua orang atau lebih dengan menggunakan peralatan dan peraturan tertentu. Permainan ini bukanlah suatu permainan yang rumit dan dapat dimainkan di dalam rumah atau di dalam ruangan dengan peralatan sederhana yang tidak memerlukan tempat ataupun ruangan yang luas. Olahraga tenis meja merupakan suatu olahraga yang cepat dan tepat sehingga seseorang yang bermain memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu atau seseorang akan terbawa kepada tingkat kemampuan yang dimiliki. Hal ini akan terlihat pada saat melakukan latihan secara kontinyu sehingga seseorang atau atlet akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilannya (Hanik. L, 2004: 4). Permainan
tenis
meja
merupakan
olahraga
yang
membutuhkan
keterampilan gerak. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mangi, Jolk, dan Dayton dalam M. Furqon (2002: 16) mengemukakan syaratsyarat kesegaran jasmani untuk bermain tenis meja, dimana keterampilan menempati urutan pertama dengan kategori sangat penting. Keterampilan gerak dapat diartikan sebagi suatu kemampuan melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. “Cronback dalam Agus Dama dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan (1994: 17) mendefinisikan keterampilan dengan kata seperti otomatik cepat dan akurat”. Lebih lanjut disebutkan gerakan keterampilan menurut “ Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 222) adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak, dan gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien dalam pelaksanaannya”.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Untuk bisa memiliki gerakan yang efisien diperlukan keterlibatan berbagai unsur kemampuan yang ada pada individu secara menyeluruh. Unsur yang mendukung kemampuan gerak agar efisien tidak hanya kemampuan fisik saja tetapi dibutuhkan kemampuan mental dan kemampuan emosional. Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dalam mekanisme yang serasi dan saling mendukung. “Ada tiga prasyarat untuk gerakan yang efisien yaitu komponen fisik, mental, dan emosional” Broer dan Zernicker, dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan (1994: 19), ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Komponen fisik, meliputi: 1) Ketahanan 2) Fleksibilitas 3) Kekuatan 4) Power otot 5) Akuitas indera penglihat, pendengar, pembau, peraba, kinestetik, dan impresi dari kanal semisirkular. b. Komponen mental, meliputi: 1) Kesadaran akan keadaan keterampilan. 2) Kemampuan mengerti dengan cepat, membuat keputusan yang cepat untuk mengatasi problem gerak, menangkap hubungan special, memaksir objek yang bergerak, menaksir lamanya waktu, menaksir tekanan dan intensitas, mengingat gerakan lampau (memori kinestetik), dan mengerti mekanika gerakan. c. Komponen emosional, meliputi: 1) Ketiadaan gangguan emosional. 2) Adanya kebutuhan atau keinginan mempelajari atau melakukan gerakan. 3) Memiliki sifat positif terhadap gerakan dan kontrol diri. Besarnya peranan setiap unsur kemampauan tidak selalu sama pada setiap gerakan. Untuk mendapatkan kualitas gerakan sangat tergantung pada perpaduan antara aspek sensorik dan aspek motorik sistem syaraf secara efisien. Perpaduan yang baik dari kedua aspek ini dapat dicapai melalui proses belajar gerak dimana proses ini menuntut kesungguhan, keteraturan, dan intensitas yang memadai. Semakin sering melakukan gerakan, individu semakin terbiasa. Hal ini akan mendorong tercapainya kebenaran gerak yang dilakukan dan pada akhirnya, akan nampak penampilan gerak yang terampil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja Tenis
meja
merupakan
olahraga
permainan,
dimana
di
dalam
memainkannya dibutuhka keterampilan yang cukup tinggi. Oleh karena itu agar mampu bermain tenis meja dengan terampil, maka seorang pemain pemula harus menguasai teknik permainan tenis meja. Menurut Hodges L (1996: 17) “Ada lima langkah utama bermain tenis meja untuk pemula yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Cara memegang dan mengontrol bet. Spin dan sudut bet (permainan spin). Posisi siap, pukulan forehand dan backhand. Servis permulaan. Penempatan dan pengaturan kaki.
Langkah-langkah bermain tenis meja adalah sebagai berikut: 1) Cara Memegang dan Mengontrol Bet Menurut Hodges L (1996: 14) ada tiga cara memegang bet dalam bermain tenis meja yaitu: a) Shakehands grip Shakehands artinya “berjabat tangan”. Kelebihan pegangan Shakehands grip adalah dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa merubah grip (pegangan), pegangan ini paling baik untuk bermain jauh dari meja, cara memegangnya adalah: (1) Bidang bet berstandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk. (2) Kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet. (3) Jari telunjuk berada di bawah permukaan bet. (4) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet kearah anda. (5) Untuk memperkuat pukulan backhand, putas bagian atas bet menjauh dari anda, seperti cara berjabat tangan.
Gambar 1. Shakehands Grip (Hodges L, 1996: 16)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
b) Penhold Grip Penhold artinya “memegang pena”. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena. Style ini lebih popular di Asia. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk pukulan forehand, pukulan backhand yang cepat, mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan, khususnya saat melakukan servis. Cara memegang bet gaya penhold grip adalah: (1) Pegang bet mengarah ke bawah dengan pegangan mengarah ke atas (Gambar 2a), pegang bet tepat dimana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan ibu telunjuk (cara ini sama dengan cara memegang pena). (2) Tekukkan tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain, (penhold grip gaya China, Lihat gambar 2b) atau meluruskannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan, (penhold grip gaya Korea, lihat gambar 2c).
Gambar 2. Penhold grip (Kertamanah A., 2003 : 2-3)
c) Seemiller Grip Seemiller grip yang juga dikenal dengan American grip, adalah versi dari Shakehands grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan para pemain untuk melakukan blok yang baik. Adapun cara memegang bet adalah sebagai berikut: (1) Pegang bet dengan shakehands grip. (2) Putar bagian atas bet dari 20 menjadi 90 derajat ke arah tubuh (gambar 3). (3) Lekukan jari telubnjuk di sepanjang sisi bet.
Gambar 3. Seemiller Grip (Hodges L.,1996 : 17)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
2) Spin dan Sudut Bet (Permainan Spin) Tenis meja adalah sebuah permainan putaran. Hampir setiap pukulan dan servis yang dilakukan menyebabkan bola berputar, dan untuk memahami cara melakukannya maka setiap pemain harus memahami tipe putaran (spin). Setiap pemain yang baik harus menggunakan spin pada setiap pukulan mereka. Pemain penterang menggunakan top spin untuk mengontrol serangannyan sedangkan pemain yang bertahan menggunakan back spin untuk mengontrol pertahanannya. Hampir semua pemain menggunakan side spin untuk melakukan servis agar lawan tidak dapat mengembalikan bola dengan keras. “Tanpa spin, permainan akan menjadi berbeda dan tidak menarik”. Menurut Hodges L.(1996 : 25) ada tiga tipe dasar spin yaitu: Topspin, Backspin, dan Sidespin (lihat gambar 4)
Gambar 4. Tiga tipe dasar spin. Hodges L.(1996 : 25) a)
Topspin Topspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke atas) dengan pukulan mengarah ke atas. Ciriciri pukulan topspin adalah : (1) Bola bergerak mengarah ke bawah, ini berarti bola yang dipukul dengan keras biasanya akan menuju bagian ujung meja dan masih tetap bisa menyentuh meja. (2) bola memantul setelah menyentuh meja, menjauh dari jangkauan lawan sehingga sulit dikembalikan. (3) Pengembalian bola tinggi atau keluar dari meja.
b)
Backspin Backspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke bawah) dengan pukulan mengarah ke bawah. Ciri-ciri pukulan backspin adalah : (1) Bola bergerak lurus. Ini membuat bola berada dalam ketinggian yang sama dalam periode yang lebih lama dari bola lainnya. (2) Apabila backspin tidak diperhitungkan maka pengembalian akan tersangkut di net. (3) Bola akan melambat setelah memantul di meja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
c)
Sidespin Sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke samping) dengan pukulan mengarah ke samping. Bola berputar seperti piringan hitam. Ciri-ciri sidespin adalah: (1) Bola berputar menyamping. (2) Bola akan memantul ke bagian samping saat menyentuh meja. (3) Bila spin tidak diperhitungkan sebelumnya bola akan keluar dari sisi meja. (4) Sidespin sangat efektif dilakukan pada saat servis.
Pengembalian bola dalam permainan tenis meja sangat bervariatif sesuai dengan apa yang dikehendaki berdasarkan respon yang diterima. Hal ini disebabkan sudut-sudut bet saat mengembalikan bola mempunyai ciri khas tersendiri. Simpson P. (1986: 19) menggambarkan diagram sudut-sudut bet saat mengembalikan bola seperti dalam gambar 5 berikut:
Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai bet tertutup.(Simpson P., 1989 : 19)
3) Posisi Siap, Pukulan Forehand, dan Pukulan Backhand. Posisi siap adalah posisi terpenting sebelum bermain tenis meja. Menurut Hodges L. (1996: 34), “Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemain pemula dalam mengambil posisi siap yaitu: a) Tubuh harus di seimbangkan. b) Kaki mengarah tegakl lurus terhadap endline (garis ujung meja). c) Kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, dengan tubuh tetap menghadap meja atau arah datangnya bola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
d) Berat badan bertumpu pada kedua kaki. e) Lutut harus diletakkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan. f) Jaga posisi dengan tetap rileks, lihat gambar 6.
Gambar 6. Posisi siap. Hodges L.(1996 : 34).
Tahapan selanjutnya adalah melakukan pukulan forehand dan backhand. Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Pukulan backhand pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kanan untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Adapun langkah-langkah pukulan forehand adalah sebagai berikut: a) Dalam posisi siap. b) Tangan dilemaskan. c) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk menghadapi topspin. d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah. e) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand. (Gambar 7a) Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
a) Backswing (1) Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul. (2) Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku. (3) Berat badan dipindahkan ke kaki kanan. (4) Untuk menghadapi backspin bet harus digerakkan lebih rendah. (Gambar 7b) b) Fordwardswing. (1) Berat badan dipindahkan ke kaki kiri (2) Tubuh di putar ke belakang bertumpu pada pinggang dan pinggul. (3) Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku. (4) Kontak bola dilakukan di depan sisi kanan tubuh. (Gambar 7c). Tahap akhir Tahap akhir pukulan forehand adalah : (1) Bet bergerak ke depan dan sedikit di naikkan ke atas. (2) Kembali ke posisi siap. (Gambar 7d)
Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand (Hodges L. 1996 : 35-37).
Untuk teknik pelaksanaan pukulan backhand di bagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Untuk tahap persiapan adalah sebagai berikut: 1) Dalam posisi siap. 2) Tangan dilemaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
3) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk menghadapi topspin. 4) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah. 5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan backhand. (Gambar 8). Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai berikut: a) Backswing (1) Bet digerakkan sejajar dengan pinggang. (2) Untuk menghadapi underspin, bet direndahkan sedikit. (3) Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang. (4) Bet dalam keadaan tegak lurus atau sedikit ditutup untuk menghadapi topspin dan sedikit di buka untuk menghadapi backspin. b) Forward Swing (1) Bet langsung diayunkan ke depan. (2) Siku bergerak sedikit ke arah depan. (3) Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh. (4) Gerakan pada ujung pergelangan tangan ke bawah saat melakukan pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap meja dengan bet dalam keadaan tertutup, lihat gambar 8a untuk back swing dan gambar 8b. untuk forward swing berikut. Tahap akhir dari pukulan backhand adalah bet bergerak ke arah bola dan kembali posisi siap, seperti pada gambar 8 berikut:
Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand (Hodges L, 1996: 35-37)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
4) Servis Permulaan (mengambil inisiatif) Servis adalah pukulan bola pertaman yang dilakukan oleh server. Pukulan ini dimulai dengan bola yang dilambungkan ke atas dari telapak tangan dan kemudian di pukul dengan bet. Dalam bermain tenis meja, servis merupakan hal yang penting dan sangat perlu dilakukan. Anda dapat saja memukul bola tinggi di atas net saat anda melakukan servis, hanya untuk memulai permainan. Tapi servis ini akan memberikan kesempatan pada lawan anda untuk melepaskan pukulan yang akan memulai rally. Karena lawan anda pasti telah melewati banyak waktu untuk menyempurnakan servisnya, ia akan menggunakan inisiatif saat melakukan servis, dan anda akan rugi sekali jika tidak melakukan hal yang sama. Sebelum melakukan servis seorang pemain harus mengetahui peraturanperaturan dalam melakukan servis. Peraturan-peraturan tersebut berdasarkan peraturan terbaru PP-PTMSI tahun 2003 adalah sebagai berikut: a) Pada permulaan servis, bola harus diam secara bebas di atas permukaan telapak tangan, terbuka dala genggaman tangan server, di belakang garis akhir dan di atas permukaan meja. b) Server harus melambungkan bola ke atas tanpa memberikan spin, bola dilambungkan sedikitnya 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas dan kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul. c) Ketika bola turun, server harus memukulnya sehingga pertama kali yang disentuhnya adalah bagian mejanya. Dan setelah melewati net lalu menyentuh bagian meja penerima bola. Pada ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari server dan receiver secara berturut-turut. d) Bola dan bet harus di atas permukaan meja dari waktu terkhir, dimana bola dalam keadaan diam sebelum dilambungkan untuk dipukul. e) Pada saat bola dipukul, bola harus berada di belakang garis akhir server tetapi tidak melewati bagian dari badan bagian belakang server kecuali tangannya. Kepalanya atau kaki yang terlalu jauh dari garis akhir mejanya. Menurut Hodges L, (1996: 43) ada empat cara yang perlu di pelajari dari awal bagaimana cara mempelajari servis, yaitu: forehand topspin, backhand topspin, forehand backspin, dan backhand backspin. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
(1) Servis forehand topspin (a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas agak dimiringkan kea rah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 9a). (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 9b). (c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 9c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).
Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin (Hodges L, 1996 : 45-47)
(2) Servis backhand topspin (a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas agak dimiringkan ke arah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 10a). (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 10b). (c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 10c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin (Hodges L, 1996 : 45-47)
(3) Servis forehand backspin (a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka, pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 11a). (b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 11b). (c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 11c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 11d).
Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin (Hodges L, 1996 : 48-49)
(4) Servis forehand backspin (a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka, pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 12a).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
(b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 12b). (c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 12c). (d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 12d).
Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin (Hodges L, 1996 : 48-49)
5) Penempatan dan Pengaturan Kaki (Bagaimana Cara Bergerak ke Arah Bola) Cara menempatkan diri di dekat meja seringkali menentukan permainan. Apabila pemain menempatkan diri dengan benar, maka pemain tersebut cenderung bermain dengan benar apabila tidak maka ia tidak mungkin dapat bermain dengan benar. Menurut Hodges L (1996: 55) bahwa: “ Terdapat tiga hal yang harus diperhitungkan sebelum menempatkan diri yang harus dilaksanakan secara otomatis yaitu : (1) Siku tangan yang menandakan titik tengaa antara forehand dan backhand, (2) Kebanyakan pemain memiliki forehand yang lebih kuat dari backhand dan oleh sebab itu harus dibantu selama memungkinkan, (3) Posisi lawan harus dimasukkan dalam perhitungan. Posisi terbaik adalah posisi siap berada kira-kira agak ke sebelah kiri garis tengah meja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Gambar 13. Penempatan diri yang benar (Hodges L, 1996: 56)
Untuk tingkat pemula menggunakan metode dua langkah (two-step) sebagai metode pengaturan kaki (footwork). Tipe ini adalah metode footwork yang paling terkenal, dan banyak digunakan oleh hampir semua pemain top yang bersifat menyerang. Footwork two-step digunakan untuk bergerak menyamping kedua sisi. Salah satu versi dari footwork two-step juga digunakan untuk bergerak ke arah atau menjauh dari meja. Adapun langkah-langkah melakukan footwork dengan metode two-step menurut Hodges L. (1996: 12) adalah: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)
Lutut sedikit ditekukkan. Berat badan dibagi secara rata pada kedua kaki. Berat badan di tumpukan pada bagian ujung.(gambar 14a). Kaki kiri melakukan langkah pendek. Berat badan mulai dipindahkan ke kiri. Kaki kiri menahan. (gambar 14b). Kedua kaki diseret ke kiri. Kaki dirapatkan pada pertengahan gerakan. (gambar 14c). Kaki kiri digerakkan ke kiri. Apabila akan melakukan pukulan forehand, kaki kanan sedikit ditarik ke belakang. k) Di akhiri dengan posisi untuk melakukan pukulan. l) Mulai melakukan backswing setelah melakukan footwork.
Gambar 14. gerakan kaki two-step. Hodges L, (1996 : 58-5)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Setelah melepaskan pukulan diharapkan seorang pemain tetap menjaga posisi dalam keadaan siap, karena bola yang dipukul kemungkinan kembali sangat besar sehingga kejadian-kejadian yang bakal terjadi saat pertandingan berlangsung akan cepat direspon dan dilaksanakan dengan tepat.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi Organisasi merupakan suatu wadah untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tingkat kemajuan dan meluasnya orang melakukan kegiatan olahraga menuntut adanya pengorganisasian suatu perkumpulan olahraga dengan baik dan benar. Unsur-unsur yang menimbulkan terbentuknya organisasi antara lain: 1. Kumpulan orang-orang. 2. Hubungan yang saling mempengaruhi. 3. Adanya kerjasama. 4. Adanya tujuan yang sama antar anggota. Meskipun batasan atau definisi organisasi yang dikemukakan di atas bervariasi, namun dapat disimpulkan pengertian organisasi sebagai berikut, Organisasi adalah suatu kerangka atau wadah kegiatan dari sistem kerjasama antar sekelompok orang yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
b. Organisasi Olahraga Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat sebagai organisasi olahraga tujuan yang telah ditetapkan bersama tidak dapat tercapai. Cabang olahraga indonesia terdiri dari beberapa macam cabang, sehingga antara organisasi olahraga yang satu dengan organisasi olahraga yang lain berbeda-beda. Akan tetapi setiap cabang olahraga mempunyai struktur organisasi sendiri-sendiri baik di tingkat daerah maupun ditingkat pusat. Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional atau KONI Pusat berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun tingkat pusat, sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal akan dicapai dengan baik.
c. Sruktur dan Bagan Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Dengan melihat struktur organisasi , maka akan diketahui tugas dan hubungan kerjasama yang harus dijalankan. Menurut Sutarto (1989: 37) mengemukan bahwa, “struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuansatuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas wewenang yang saling mempunyai tugas tertentu dalam kesatuan yang utuh”. Untuk menentukan dan menempatkan seseorang dalam organisasi harus sesuai dengan kedudukanya dan mempunyai potensi yang baik, Sehingga akan terjadi proses kerja yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas kerja yang baik. Seperti dikemukakan Sutarto ( 1989: 39 ) bahwa “struktur organisasi sehat berarti tiaptiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan perananya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan perananya tersebut mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil”. Sedangkan yang dimaksud dengan bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi yang berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
wewenang antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat bagan organisasi, juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan lainya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak berjalan lancar. Menurut Sutarto (1989: 194) mengemukakan bahwa “bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang”. Sedangkan menurut Soebagio Hartoko (1996: 6) mengemukakan bahwa “bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab”. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi apabila setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas kerja yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien. Soebagio Hartoko (1996: 2) mengemukakan bahwa rangkaian aktivitas dalam organisasi meliputi: 1. Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama. 2. Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuankesatuan tertentu. 3. Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam usaha kerjasama itu. 4. Membagi wewenang masing-masing. 5. Menetapkan jalinan hubungan kerja diantaranya mereka serta saluran pemerintah dan tanggung jawab. Kemampuan
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
sesuai
dengan
kedudukanya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian kerja yang harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.
d. Unsur-unsur dalam Organisasi Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu yang sesuai jabatanya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan kemajuan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Adapun unsur-unsur di dalam sebuah organisasi antara lain: 1) Pengurus Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
cukup besar dalam suatu organisasi. Pengurus merupakan orang
yang memegang kendali jalanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut: a) Ketua umum Adalah seorang yang bertugas sebagai penanggung jawab dari seluruh kepengurusan yang ada didalam organisasi. Ketua umum merupakan pejabat tertinggi dalam suatu kepengurusan organisasi. Fungsi ketua umum dalam sebuah organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Sebagai penanggung jawab dalam organisasi. (2) Sebagai pimpinan organisasi. (3) Sebagai supervisi dalam organisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
b) Sekretaris Bertugas membantu ketua umum dalam menjalankan tugasnya. Tugas seorang sekretaris yang paling pokok adalah mengurusi semua kelancaran administrasi, membuat surat-surat, mengatur hubungan surat menyurat, mencatat arsip-arsip dan mengagendakan arsip atau surat-surat penting. c) Bendahara Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab mengenai
harta
kekayaan
milik
organisasi,
memegang
pembukuan kas, yang paling utama adalah bertugas mengatur keluar masuknya keuangan dalam organisasi. d) Penasehat Adalah unsur organisasi yang bertugas untuk memberi nasehat dan petunjuk kepada ketua umum pada setiap diadakan rapat atau pertemuan. e) Seksi-seksi Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab terhadap bidang yang menjadi tanggung jawabnya yang diberikan oleh organisasi untuk menangani salah satu bidang usaha. Setiap seksi dipimpin oleh ketua seksi, banyak sedikitnya seksi tergantung dari kebutuhan serta besar kecilnya organisasi.
2) Anggota Anggota adalah orang-orang yang ikut andil dalam organisasi. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
3) Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Anggaran Dasar merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Rencana Kerja Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antar unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.
5) Anggaran Belanja Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu. Anggaran Belanja yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinankemungkinan yang akan terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan.
e. Pengertian Manajemen Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan
yang saling bertentangan dari pihak yang berkepentingan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
dalam organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai pekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaannya fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Definisi manajemen memang merupakan masalah yang sulit sehingga definisinya sangat universal. Demikian juga dengan PPLP Tenis meja Jawa Tengah dalam melaksanakan kegiatan yang berdasarkan rencana yang telah disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus melakukanya berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno ( 1998): 1. DR. Sp. Siagian, MPA: Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain. 2. GR Terry: Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain. 3. Drs. The Liang Gie: Manajeman itu sebagai tindakan-tindakan atau proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai. f. Pengertian Administrasi Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok orang untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien. Dalam organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik, karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998: 6), sebagai berikut: 1) John M Griffuer: Administrasi dapat dirumuskan sebagai pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia dan tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai. 2) Luter Gulich : Administrasi adalah bertalian dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur administrasi antara lain : 1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih. 2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan integral. 3) Tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. 4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. 5) Pendayagunaan sumber personil dan material.
g. Pengertian Kepemimpinan Organisasi merupakan perkumpulan beberapa orang yang mempunyai tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang dinamakan pemimpin. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab kepada pengurus lainnya. Sehingga kepemimpinan yang solid adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikuti dengan senang hati penuh kepercayaan karena kepribadiannya merupakan jaminan. Dikalangan masyarakat indonesia, Sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin dapat dijumpai pada warisan tradisional indonesia yaitu “ Asta Brata ”seperti yang dikatakan Wirjosuparto yang dikutip oleh Soejono Soekanto (1990: 29). Menurut Asta Brata kepemimpinan yang berhasil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Indra-brata, yang memberi kesenangan dalam jasmani. 2. Yama-brata, yang menunjukkan pada keahlian dan kepastian hukum. 3. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion. 4. Caci-brata, yang memberi kesenangan rohani. 5. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikutnya. 6. Dhana-brata, menunjukkan suatu sikap yang patut dihormati. 7. Paca-brata, yang menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan. 8. Agin-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
3. Prasarana dan Sarana
a. Pengertian Prasarana dan Sarana Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan prestasi olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Prasarana dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor yang menunjang kelancaran suatu kegiatan serta mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 157) definisi prasarana dan sarana adalah sebagai berikut: 1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses atau usaha. 2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Prasarana dalam bahasa inggris dengan istilah facility, sedangkan sarana dengan istilah equipment. Dari pengertian tersebut Ratal Wirjosantoso (1987: 157) mendefinisikan batasan kata fasilitas, perlengkapan dan alat sebagai berikut: 1) Fasilitas adalah suatu bentuk yang permanen baik untuk ruangan di dalam maupun di luar ruangan. Misalnya adalah gymnasium, kolam renang, lapangan-lapangan permainan, dan sebagainya. 2) Perlengkapan adalah perkakas yang permanen yang dibandingkan dengan fasilitas. Misalnya adalah peti lompat, kuda-kuda pelana, palang tunggal, palang sejajar dan ring. 3) Alat-alat olahraga atau suplies biasanya dipakai dalam waktu yang relatif pendek, misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik yang berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding, dimana dalam latihan atau bertanding benda atau alat tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindahkan dan digunakan dalam waktu yang relatif pendek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis meja Langkah awal dalam bermain tenis meja adalah memperhatikan Prasarana dan Sarana yang perlu dipersiapkan dalam bermain. Menurut Hodges L. (1996: 5) bahwa “Terdapat empat peralatan yang harus dipersiapkan dan dibutuhkan untuk bermain tenis meja yaitu: meja, net, bola dan bet”. Menurut peraturan dan ketentuan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (2002/2003: 1-3) prasarana dan sarana bermain tenis meja antara lain: 1) Meja Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm dan lebar 152,5 cm, sedangkan tinggi meja dari lantai adalah 76 cm. meja dapat dibuat dari kayu jenis apapun dengan ketebalan berkisar antara 15 sampai 15mm, dan yang penting dapat memantulkan bola secara vertical yang dijatuhkan dari atas permukaan meja setinggi 30 cm dan kembali memantul ke atas setinggi tidak kurang dari 22 cm dan tidak melebihi 25 cm tingginya. Permukaan meja berwarna gelap atau yang lebih baik berwarna hijau tua yang dipadu dengan garis putih selebar 2 cm sepanjang tiap-tiap sisi meja. Garis putih sisi pada lebar meja dinamakan garis ujung (end line), sedang garis sisi pada panjang meja dinamakan garis tepi (side line). Untuk permainan ganda atau (double), meja permainan dibagi dua bagian oleh suatu garis tengah selebar 3 cm melintang sejajar garis tepi yang disebut garis tengah (center line). 2) Jaring/Net dan Tiang Net Panjang jaring termasuk perpanjangannya 183 cm, tinggi 15,25 cm dari atas meja. Net berwarna hijau dan lubang-lubang jalanya tidak tembus bola, dan tepi atasnya direnggangkan dengan seutas tali. 3) Bola Harus berbentuk bulat dengan diameter 37,2 mm-40mm. terbuat dari bahan celluloid atau plastik dan harus berwarna putih atau cerah dengan berat 2,7 gram. 4) Raket/Bet Terbuat dari kayu dengan lapisan berbusa yang dilapisi karet dengan ketebalan lapisan seluruhnya 4mm. Adapun ketentuan keadaan tempat pertandingan tenis meja menurut peraturan dan ketentuan tenis meja PTMSI (2002/2003: 10) adalah sebagai berikut: 1) Luas area pertandingan (untuk 1 meja) tidak kurang dari : panjang 14 m, lebar 7 m, tinggi 5m.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
2) Sebagai pemisah antara area pertandingan yang satu dengan yang lain dan dari penonto area harus di tutupi sekelilingnya denga ketinggian 75 cm dengan latar belakang warna gelap. 3) Intensitas cahaya tidak kurang 1000 (watt) lux merata ke seluruh meja pertandingan dan 500 (watt) lux disekelilingnya. 4) Bila beberapa meja sedang digunakan, cahaya lampu juga harus sama dengan yang lainnya dan cahaya latar belakang pada area pertandingan tidak lebih besar dari cahaya yang ada di area tersebut. 5) Ketinggian lampu tidak kurang dari 5 m dari lantai.
4.
Metode Pembinaan Prestasi
Sistem pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap pembinaan yang didasarkan pada teori piramida, yaitu pemassalan, pembibitan dan pembinaan prestasi. a. Pemassalan Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani secara multilateral dan spesialisasi. Kaitanya dengan pembinaan prestasi, pemassalan bertujuan untuk melibatkan calon atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari upaya peningkatan prestasi. Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan dan pemanduan bakat atlet. Pemassalan ini harus dimulai sejak usia dini. Bila dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemassalan sangat baik jika dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama pada akhir masa anakanak (6-12 tahun). Pada masa ini merupakan tahap perkembangan gerak dasar.
b. Pembibitan Atlet Pembibitan atlet adalah upaya untuk mencari dan menemukan individuindividu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi di kemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan. Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari bibit. Ibaratnya seorang petani yang akan menanam padi, ia tidak membawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
cangkul mencari bibit ke hutan, melainkan melakukan penyemaian bibit atau membuat bibit dengan metode tertentu, misalnya dengan memetak sebidang tanah sebagai tempat penyemaian bibit yang akan ditanam. Ditinjau dari sudut pertumbuhan dan perkembangan anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa kanak-kanak, yaitu masa adolesensi.
c. Pembinaan Prestasi Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam latihan maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya dilakukan secara periodik dan dalam waktu tertentu. Pencapaian prestasi yang tinggi merupakan puncak dari segla proses pembinaan, termasuk dari proses pemassalan maupun pembibitan. Dari hasil proses pemassalan dan pembibitan, maka akan terjaring atau terseleksi atlet-atlet yang makin menampakkan prestasinya.
5. Program Latihan
a.
Pengertian Program Latihan Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan
dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atlitnya akan meningkatkan kualitas atlit secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik, peranan seorang pelatih mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk meningkatkan kemampuan atlit dan mencapai prestasi yang maksimal. Dalam
menyusun
program
latihan
harus
direncanakan
dan
diperhitungkan dengan matang, sehingga pada waktu yang telah ditetapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
prestasi yang diinginkan dapat diraihnya. Menurut Sudjarwo (1993: 81) mengemukakan bahwa, “Penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi, program jangka panjang, menengah dan pendek”. Penyusunan program latihan harus memperhitungkan periodisasi latihan. Dimana dalam pembagian waktu latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara periode latihan yang satu dengan periode latihan lainnya dapat berjalan sesuai dengan rencana.
b. Pengertian Latihan Latihan merupakan proses yang dilakukan secara berulang-ulang dan dilakukan secara terus menerus, beban latihan selalu ditingkatkan sehingga kesegaran jasmani tetap terjaga dan prestasi maksimal dapat dicapai. Proses latihan melibatkan beberapa unsur yang saling berhubungan untuk menghasilkan prestasi maksimal. Pelatihan yang berkualitas, atlet yang berbakat, program latihan yang baik serta latihan yang kontinyu merupakan faktor keberhasilan mencapai prestasi maksimal. Tujuan latihan tidak akan berhasil apabila unsurunsur tersebut tidak dimiliki. Penerapan program latihan yang disesuaikan kemampuan atlet, semangat yang tinggi dari atlet, motivasi yang tinggi, maka tujuan latihan yang diharapkan dapat diwujudkan. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6) mengemukakan bahwa, “Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian bertambah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Sedangkan Harsono (1988: 101) mengemukakan pengertian latihan adalah, “Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaan”. Dari pengertian latihan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa unsurunsur dalam latihan antara lain: 1) Latihan merupakan proses yang sistematis, maksudnya dilakukan secara berencana, menurut jadual yang ditetapkan, metodis dari bagian yang mudah ke bagian yang sulit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
2) Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, agar gerakan-gerakan dalam latihan yang semula sukar untuk dilakukan, menjadi gerakan yang mudah dilakukan. 3) Beban latihan yang diberikan harus senantiasa ditambah secara bertahap. Tujuan latihan yang hendak dicapai harus jelas serta untuk mencapai tujuan tersebut harus ditempuh langkah-langkah yang tepat. Prestasi yang maksimal
merupakan
tujuan
dari
setiap
latihan
olahraga
di
samping
mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjarwo (1993: 23) mengemukakan bahwa, “Tujuan pokok latihan ialah prestasi maksimal, di samping kesehatan dan kesegaran jasmani”. Pelatihan mempunyai peranan yang menentukan dalam usaha mencapai tujuan latihan. Penerapan program latihan yang tepat yang direncanakan dengan matang merupakan salah satu langkah untuk mencapai tujuan latihan. Kualitas pelatih yang profesional harus mampu mengarahkan anak buahnya dalam membina dan harus mampu mengontrol, mengevaluasi setiap latihan. Pelatih memegang peranan yang penting dalam usaha mencapai prestasi maksimal, di samping faktor pendukung lainnya. Berhasil dan tidaknya tujuan dari latihan tergantung dari pelatih dan atlet atau pemainnya. Jadi antara pelatih dan atletnya harus saling bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Latihan yang dilaksanakan harus mencakup semua unsur, baik itu fisik, teknik, taktik maupun mental. Dari keempat komponen tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan. Dengan demikian pelatih harus mampu mengembangkan semua unsur tersebut, sehingga prestasi yang maksimal dapat tercapai.
c.
Aspek-aspek Latihan Usaha peningkatan prestasi atlet, ada beberapa aspek yang perlu
ditekankan dalam latihan. Aspek-aspek tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Harsono (1988: 100) bahwa “Untuk mencapai prestasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
maksimal ada 4 aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh para atlet, yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental. 1) Latihan Fisik Latihan fisik merupakan komponen yang mendasar dan menjadi tuntutan di setiap cabang olahraga. Tanpa kondisi fisik yang baik tidak dapat mengikuti latihan teknik dan taktik. Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting, oleh karena itu tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen fisik yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah antara lain : kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Komponen-komponen tersebut merupakan dasar yang harus dikembangkan untuk mempelajari suatu keterampilan. Mulyono B (1992: 1) mengemukakan bahwa: “Latihan fisik adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, dimana beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, sehingga pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik serta mental secara bersamasama”. Latihan fisik ini dimaksudkan untuk mengembangkan komponenkomponen kondisi fisik tersebut, sehingga mendukung dalam mempelajari keterampilan
olahraga,
mencegah
terjadinya
cidera
dan
membantu
penampilannya dalam permainan atau pertandingan.
2) Latihan Teknik Menurut Harsono (1988: 100) yang dimaksud dengan latihan teknik adalah, “Latihan khusus dimaksudkan untuk membentuk dan memperkembangkan
kebiasaan-kebiasaan
motorik
atau
perkembangan
neoromuskular”. Latihan teknik bertujuan untuk mengembangkan penguasaan keterampilan gerak di dalam suatu cabang olahraga, mempermahir teknikteknk gerakan yang sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajari. Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
prinsipnya latihan teknik itu merupakan latihan penyempurnaan gerakangerakan agar menjadi efektif, efisien dan hasilnya lebih baik.
3) Latihan Taktik Latihan taktik ditujukan untuk menumbuhkan daya tafsir para atlet dengan melakukan suatu gerakan teknik dasar, sehingga merupakan suatu pola gerakan teknik dasar serta merupakan suatu pola gerak tersendiri. 4) Latihan Mental Dalam cabang olahraga panahan mental mempunyai peranan yang penting dalam perlombaan. Tanpa mental yang baik, maka penampilannya dalam perlombaan juga kurang baik. Penekanan latihan mental ialah pada kestabilan emosi dan peningkatan motivasi. Kesiapan aspek psikologis atau mental akan mempengaruhi hasil dari pertandingan atau perlombaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai prestasi maksimal dalam olahraga panahan harus didukung beberapa faktor antara lain fisik, teknik, taktik dan mental. Komponen-komponen tersebut harus dilatih dan dikembangkan dengan menganut prinsip latihan yang tepat dan benar sampai batas kemampuannya.
6.
Prestasi Dalam Pembinaan Olahraga
Prestasi yang maksimal merupakan tujuan dan dambaan bagi setiap orang baik itu atlet sendiri, pelatih, masyarakat maupun pemerintah. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dukungan masyarakat maupun pemerintah dan masih banyak lagi faktor yang dapat mempengaruhinya. Prestasi merupakan hasil dari usaha seseorang atau atlet yang mendekati atau mencapai batas kemampuannya. Untuk mengetahui apakah prestasi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
diraihnya telah mencapai maksimal, maka dapat dibandingkan dengan prestasi dirinya sendiri sebelumnya atau dapat juga dibandingkan dengan prestasi orang lain. Membandingkan prestasi antara atlet yang satu dengan atlet lainnya dapat terjadi dalam pertandingan atau perlombaan.
a. Kualitas atlet Atlet merupakan faktor yang utama dalam usaha pencapai prestasi dalam cabang olahraga, karena atlet merupakan pelaku utama dalam pencapaian prestasi. Atlet yang berkualitas merupakan modal dasar dalam mencapai prestasi maksimal. Seperti dikemukakan Harsono dalam A Hamidsyah Noer (1990 : 3-4) bahwa untuk prestasi maksimal suatu cabang olahraga diperlukan atlet yang sesuai betul dengan pilihannya: 1). Beberapa cabang olahraga memerlukan bentuk tubuh atau proporsal tubuh yang selaras dengan cabang olahraga pilihannya (typologi fisik untuk pemain basket, pelari, marathon, gulat dan sebagainya). 2). Kemampuan fisik, kekuatan kecepatan, kelincahan, ketahanan, keseimbangan (koordinasi), reaksi, daya tahan, stamina maupun mentalnya. 3). Kesehatan fisik maupun mentalnya. 4). Kemampuan atau penguasaan teknik dasar sampai teknik tinggi dan teknik secara individu, group maupun tim. 5). Memiliki aspek kejiwaan yang baik, berkepribadian baik, disiplin, tekun di samping daya pikir yang baik. 6). Akhirnya yang dituntut atlet guna prestasi maksimal adalah kematangan juara. Dari pengertian diatas bahwa faktor atlet sangat menentukan dalam pencapaian prestasi. Atlet yang berkualitas, memenuhi beberapa persyaratan sesuai dengan cabang olahraga dipelajarinya seperti bentuk tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dipilihnya, kondisi fisik yang prima, penguasaan teknik yang matang, berkepribadian yang baik dan memiliki kematangan juara merupakan tuntutan yang harus dimiliki setiap atlet, sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
b. Peranan Pelatih Peran serta dari berbagai unsur merupakan proses dalam pembinaan olahraga. Peran serta dari beberapa unsur dalam pembinaan olahraga tesebut tidak dapat dipisah-pisahkan, mulai dari organisasi, prasarana dan sarana, dana bahkan orang-orang yang terlibat di dalamnya baik atlet maupaun pelatih. Pelatih merupakan salah satu unsur yang akan menentukan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas atletnya. Tidak bisa disangkal bahwa tanggungjawab seorang pelatih memikul tugas rangkap yang sifatnya cukup kompleks. Pelatih tidak hanya mengajar ketrampilan teknik saja, tetapi juga berperan sebagai orang tua, teman, guru maupun penasehat. Sebagai orang tua atau teman, pelatih merupakan tempat mencurahkan isi hati para atlet, sebagai guru pelatih harus dapat mendidik dan disegani sebagai penasehat pelatih harus mampu mengatasi atau menangani berbagai masalah baik dari atlet atau yang lainnya. Peranan pelatih di samping memberikan latihan-latihan fisik dan teknik juga harus dapat menyelami segala permasalahan atlet baik jasmani, mental, emosional maupun masalah sosial. Mengingat tugas dan tanggung jawab yang berat, maka pelatih perlu membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga tidak mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam tujuan. Menurut Harsono yang dikutip A. Hamidsyah Noer (1990: 4-5) mengemukakan bahwa, sebagai seorang coach harus dapat bertindak pula sebagai pendidik, guru atau ahli jiwa bahkan dapat menjadi tokoh-tokoh lainnya misalnya: 1). 2). 3). 4).
Sebagai bapak atau teman akrab guna mencurahkan isi hati ataupun pelindung. Sebagai polisi atau hakim yang selalu mengawasi atau menghukum apabila terjadi keteledoran. Sebagai pemimpin, tetapi juga dapat bertindak sebagai pelayan. Disamping tugas-tugas yang diperankan itu, seorang pelatih (coach) masih dituntut dengan tugas-tugas lain : a). Mengadakan pemanduan (talent scounting) b). Menyusun program latihan c). Evaluasi hasil-hasil perlombaan d). Mengadakan penyelidikan serta menambah dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan cabang olahraga yang diasuhnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Dari pengertian di atas bila dikaji tugas seorang pelatih cukup berat dan kompleks. Mengingat tugas-tugas yang harus dijalankan sebagai pelatih, maka seorang pelatih harus memiliki syarat-syarat yang dijalankan. Menurut Suharno HP (1978: 5-6) mengemukakan syarat-syarat pelatih adalah sebagai berikut: 1). Kemampuan fisik yang baik. a). Kesehatan yang sempurna artinya pelatih tidak berpenyakit jantung, paru-paru, syaraf, tekanan darah tinggi, sakit dan lain-lain. b). Proporsi fisik yang harmonis sesuai dengan cabang olahraga yang ditanganinya. c). Kondisi fisik yang baik, dalam arti memiliki unsur tinggi gerak yang tinggi pula. 2). Menguasai ilmu-ilmu dan memiliki skill yang sesuai dengan cabang olahraganya. 3). Kemampuan psikis yang baik. a). Daya cipta dan kreatifitas yang baik. b). Perasaan yang stabil. c). Memiliki kemampuan yang baik. d). Memiliki daya perhatian dan daya konsentrasi yang tinggi. 4). Berkepribadian yang baik. a). Memiliki rasa tanggung jawab yang besar. b). Disiplin dalam arti waktu dan pelaksanaanya. c). Dedikasi (sikap berkorban yang tinggi). d). Susila, sopan santun dalam tindakan. e). Memiliki rasa sosial. f). Demokrasi, adil, keberanian humor. g). Satu kata dalam perbuatan. 5). Kemampuan menerapkan ilmu, skillnya dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat. Keberhasilan seorang pelatih di dalam melatih tergantung dari mampu dan tidaknya menerapkan ilmu dan skill yang dimiliki. Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang pelatih harus dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet yang profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan seperti tersebut di atas, maka hasil dari pembinaan yang dilakukan hasilnya juga kurang baik.
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Olahraga. Untuk mencapai prestasi maksimal dipengaruhi banyak faktor. Faktor-
faktor tersebut merupakan komponen yang saling berhubungan dan tidak dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
dipisah-pisahkan. Menurut M. Sajoto (1988: 11-13) mengemukakan bahwa aspekaspek penentu pencapaian prestasi olahraga terdiri dari: 1). Aspek biologis terdiri dari : a). Potensi atau kemampuan dasar tubuh (fundamental motor skill). b). Fungsi organ-organ tubuh. c). Struktur dan postur tubuh. d). Gizi (sebagai penunjang aspek biologis). 2). Aspek psikologis terdiri dari : a). Intelektual (kecerdasan = IQ) ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat. b). Motivasi. (1). Dari diri atlet (internal) : perasaan harga diri, perasaan sehat. (2). Dari luar (eksternal) : penghargaan, pujian, hadiah (materi, uang), kedudukan. c). Kepribadian. (1). Yang menguntungkan dalam pembinaan prestasi. (2). Yang kurang menguntungkan. d). Koordinasi kerja otot dan syaraf. (1). Kecepatan reaksi motorik (2). Kecepatan reaksi karena rangsang, penglihatan, dan pendengaran. 3). Aspek lingkungan terdiri dari : a). Sosial kehidupan, sosial ekonomi, interaksi antara pelatih dan atlet dan sesama anggota tim. b). Prasarana dan sarana yang tersedia dan mudah. c). Cuaca iklim sekitar. d). Organisasi yang tertib. Menurut Sudjarwo (1993: 10) faktor yang menentukan pencapaian prestasi maksimal dipengaruhi faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam maupun dari luar tersebut dapat di rinci sebagai berikut: 1. Faktor Indogen a). Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang yang dipilihnya. b). Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan kondisi dan sebagainya. c). Kesehatan fisik maupun mental. d). Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik. e). Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, daya fikir dan kesungguhan. f). Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan ketrampilan menuju kematangan juara. 2. Faktor Eksogen a). Kerjasama antar coach, asisten pelatih, atlet, dan semua orang yang terlibat dalam kepelatihan. b). Kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana olahraga yanga tersedia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
c). d). e).
Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang bertanggung jawab. Lingkungan hidup yang menunjang. Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijadikan pedoman baik bagi pelatih
maupun pembina olahraga, bahwa prestasi tersebut dapat dicapai melalui banyak faktor. Dengan demikian kekurangan-kekurangan di dalam pembinaan yang dilakukan dapat dikurangi atau bahkan dapat dipenuhi dengan baik, maka prestasi maksimal dapat dicapai dengan baik.
7. Sumber Daya Manusia
a. Pelatih Pengertian pelatih menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia, bahwa “pelatih adalah orang yang member latihan; orang yang melatih”. Sedangkan menurut Sudjarwo (1993: 1) bahwa “pelatih adalah orang yang menangani proses kepelatihan “. Dari pengertian pelatih di atas dapat disimpulkan bahwa pelatih adalah seorang/sekelompok orang yang mengelola/menangani sekelompok/ seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu. Setiap olah raga membutuhkan seorang pelatih yang professional untuk memajukan timnya. Pelatih yang professional harus sadar akan kenyataan yang terjadi di lapangan kadang tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga ia harus dapat benar – benar mempengaruhi dan membentuk watak / karakter dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Sehingga hal – hal yang tidak diinginkan dapat terminimalisasi akan terjadi. Pengaruh – pengaruh yang diberikan pelatih kepada seorang atlet seharusnya pengaruh yang positif, tetapi kemungkinan juga pengaruh negative dapat ditangkap oleh atlet sehingga benar – benar berhati – hati dalam memberikan pengarahan. Menurut Soedjarwo (1993: 9) tugas – tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih antara lain: 1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
2) Menyusun program latihan untuk jangka panjang maupun jangka pendek. 3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi pertandingan. 4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan / pertandingan. 5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam cabang olah raga yang dibinanya. b. Atlet Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia (SA: 91) bahwa “Atlet adalah pemain yang mengikuti perlombaan, pemain yang mengikuti pertandingan (dalam beradu ketangkasan, kecepatan, ketrampilan dan kekuatan), atau juga bisa disebut olahragawan”. Cabang olah raga apapun sangat membutuhkan pembibitan atlet karena merupakan upaya menemukan individu – individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi di kemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang menunjukkan prestasi maksimal terhadap cabang olah raga tertentu, seorang atlet memiliki karakteristik psikologi dan mental tidak sama satu dengan yang lain, memiliki fisik yang handal, kemampuan tekhnik yang baik serta memiliki pengalaman bertanding dalam berbagai kompetisi. Sebelum diadakan pembinaan atlet sebaiknya lebih dulu atlet biberikan kesadaran bahwa prestasi puncak akan tercapai apabila atlet tersebut tadi memiliki kemampuan untuk mencapainya. Karena faktor terbesar untuk mencapai prestasi maksimal adalah datang dari atlet itu sendiri meskipun faktor–faktor yang lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan / peranan yang sangat penting.
c. Pengurus Sebagai unsur yang terpenting dalam mangelola organisasi, wajar apabila pengurus dituntut untuk betul – betut meresapi keberadaannya, artinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya organisasi. Dimana maju mundurnya suatu organisasi tergantung pada kemanpuan dalam mengelola organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya pengurus di tempatkan pada bagian dalam struktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing–
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
masing. Setiap pengurus mempunyai wewenang untuk mengatur bawahannya dalam batas tanggung jawab dan wewenang yang dilimpahkan.
B. Kerangka Berpikir Prestasi maksimal merupakan tujuan dari pembinaan olahraga. Untuk mencapai prestasi maksimal tersebut membutuhkan proses waktu yang lama, karena untuk mewujudkan prestasi maksimal tersebut bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian prestasi maksimal. Dengan demikian proses pembinaan olahraga harus dilakukan dengan baik, cermat dan tepat sesuai dengan rencana latihan yang telah ditetapkan. Atlet merupakan komponen atau subyek yang utama dalam pencapaian prestasi olahraga yang maksimal. Atlet yang berpotensi dan berkualitas sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajarinya merupakan faktor yang mendasar untuk meraih prestasi. Untuk itu seorang atlet harus memiliki kondisi fisik yang baik, penguasaan teknik yang sempurna, memiliki taktik individu, mempunyai mental yang baik dan kematangan juara yang baik pula. Komponen-komponen tersebut harus dilatih dan dikembangkan dengan latihan yang sistematis dan kontinyu dengan kemauan yang keras dan disiplin yang tinggi dalam berlatih. Kelancaraan dan keberhasilan pembinaan olahraga dibutuhkan wadah yang baik yaitu organisasi. Atlet yang berpotensi dan berkualitas tanpa dibina melalui wadah yang tepat maka tidak dapat berkembang. Organisasi yang tertata rapi dan berjalan dengan baik akan memperlancar proses pembinaan yang telah direncanakan dapat berjalan seperti apa yang telah ditetapkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kerjasama yang baik antara orang-orang yang terlibat di dalam organisasi akan memperlancar dalam mencapai tujuan organisasi. Kelancaran proses pembinaan didukung dengan adanya prasarana dan sarana yang memadai. Tanpa prasarana dan sarana yang lengkap latihan tidak berjalan dengan lancar dan kualitas atletnya sulit untuk ditingkatkan. Latihan dengan menggunakan prasarana dan sarana yang seadanya tidak akan berhasil jika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
dibandingkan dengan latihan yang menggunakan prasarana dan sarana yang lengkap dan memadai. Perkembangan peralatan olahraga yang serba modern merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas olahraga. Dengan demikian kualitas pembinaan akan meningkat dan prestasi maksimal dapat dicapai. Dana merupakan faktor yang menentukan bagi keberlangsungan dan kelancaran kegiatan yang dilaksanakan. Dana tersebut dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan yang di perlukan dalam pembinaan olahraga. Dengan tersedianya dana akan memperlancar setiap kegiatan olahraga. Dana merupakan modal dalam pelaksanaan kegiatan organisasi. Tanpa adanya dana yang memadai maka pembinaan olahraga yang dilakukan tidak dapat berjalan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat terwujud. Dengan demikian tersedianya dana yang cukup akan mempengaruhi proses pembinaan
olahraga dan untuk
mendapatkan dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak. Dengan demikian untuk mencapai prestasi maksimal dalam pembinaan olahraga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Keberhasilan pembinaan olahraga melalui suatu wadah yaitu organisasi yang sehat dan baik, prasarana dan sarana yang lengkap, dana yang memadai. Disamping hal-hal tersebut di atas latihan yang sistematis dan kontinyu, program latihan yang baik, pelatih yang berkualitas dan atlet yang berpotensi merupakan faktor-faktor untuk mencapai prestasi maksimal. Dengan demikian semua faktor-faktor tersebut harus diperhatikan, sehingga prestasi yang maksimal dalam pembinaan olahraga dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pengambilan data dan penelitian ini dilaksanakan di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Jl.Klipang Permai Blok H/280 Semarang, Jawa Tengah.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 September tahun 2011.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian. Sesuai dengan
tujuan penelitian
metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dimana metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau pada saat penelitian berlangsung.
C. Subjek Penelitian
Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah PPLP Tenis meja Jawa Tengah. Adapun yang akan diteliti meliputi: Organisasi, Atlet, Prasarana dan sarana, Program latihan, Prestasi yang telah dicapai PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik dokumen yang berhubungan dengan organisasi, program latihan, prasarana dan sarana pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah. 2. Wawancara langsung dengan pengurus, pelatih, serta pihak-pihak lain yang berhubungan dengan prestasi yang diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
E. Teknik Analisis Data
Data akan dianalisis dengan teknik analisis model interaktif (Miles and Hubermann, 1992) yang meliputi komponen: (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data dan (4) penarikan kesimpulan (verifikasi). Dalam teknik analisis ini analisis dilakukan secara terus menerus dari awal pengumpulan data hingga proses verifikasi yang berlangsung mulai dari awal penelitian sampai dengan penelitian selesai. Dengan demikian proses analisis terjadi secara interaktif dan menguji antar komponen secara siklus yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan teknik analisis tersebut hasil kesimpulan telah teruji secara selektif dan akurat (Sutopo,2002).
Model Analisis Interaktif Pengumpulan data
Sajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan/ verifikasi
(Miles and Hubermann, 1992)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data-data yang terkumpul menurut hasil penelitian atau pengambilan data adalah sebagai berikut:
1. Organisasi
a) Sejarah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah salah satu PPLP termuda di Indonesia, meskipun demikian PPLP Tenis Meja Jawa Tengah telah mempunyai prestasi bergagai even ditingkat Nasional seperti Popnas, Kejurnas, Silataruna, Dan kejuaraan-kejuaraan pelajar. Atlet Tenis Meja Jawa Tengah banyak yang menjadi tim Nasional utuk mewakili Indonesia ditingkat internasional. Berikut gambaran PPLP Tenis Meja Jawa Tengah: Berdiri dan Perkembangan PPLP PPLP Tenis Meja Jawa Tenggah berdiri pada tanggal 12 Maret 2005. Bertempat di Jl.klipang Permai Blok H/280 Semarang, Jawa Tengah dengan anggota sebagai berikut: Penanggung Jawab
b)
Pelatih Kepala
: Drs. Bambang Kusdijanto, Msi (Ketua Umum PENGPROV PTMSI Jateng) : Dustamat Jaya Wiguna, S.Pd.
Asisten pelatih
: Paryanto, SH
Pengurus Asrama
: Soesilo Mangunkusumo, SE
Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Untuk meningkaykan kualitas PPLP Tenis Meja jawa Tengah, maka
perlu disusun kepenggurusan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah setiap 1 tahun sekali dengan diadakan pemilihan pengurus baru. Tetapi dalam pemilihan pengurus yang
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
baru tersebut bagi pengurus lama berhak dipilih kembali. Susunan pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah dari tahun 2009-2011 adalah sebagai berikut:
1. Nama
: M.Farchan, ST, MT
Pekerjaan
: PU. Pengairan
Jabatan dalam Organisasi
: Ketua Harian Peng Prov PTMSI Jateng
Status
: Penanggung Jawab
2. Nama
: Gogik Sugiarto, SH
Pekerjaan
: Dinpora Prov Jateng
Jabatan dalam Organisasi
: Bid. Lit Bang Peng Prov PTMSI Jateng
Status
: Penggurus Asrama
3. Nama
: Dustamat jaya Wiguna, S.Pd
Pekerjaan
: PDAM Tirta Moedal Kota semarang
Jabatan dalam Organisasi
: WK. Pembinaan & Prestasi Peng Prov PTMSI Jateng
Status
: Pelatih
4. Nama
: M.Irfan, S.Kom
Pekerjaan
: Dinpora Prov Jateng
Jabatan dalam Organisasi
: Pelatih Peng.Prov PTMSI Jateng
Status
: Asisten. Pelatih
Adapun bagan struktur organisasi pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah tersebut sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH TAHUN 2009-2011 Penanggung Jawab M.Farchan, ST, MT
Penggurus Asrama Gogik Sugiarto, SH
Pelatih Dustamat jaya Wiguna, S.Pd c)
Asisten. Pelatih M.Irfan, S.Kom
Rencana Kerja PPLP Tenis Meja jawa Tengah Rencana kerja atau program kerja yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa tengah terhadap kemajuan PPLP, para pelatih pada PPLP tersebut menempuh beberapa langkah antara lain: 1) Memperhatikan dan memperbaiki teknik dasar atlet tenis meja. 2) Meningkatkan kondisi fisik atlet tenis meja. 3) Membentuk mental sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat. 4) Mengikuti event-event atau kejuaraan baik di tingkat Provinsi maupun Nasional.
d) Keberadaan kepengurusan PPLP tenis meja Jawa Tengah terdiri dari: 1) Anggota Anggota pada PPLP tenis meja Jawa Tengah adalah semua atlit dan penggurus yang terdaftar pada PPLP tenis meja Jawa Tengah. Setiap anggota dan pengurus harus melaksanakan hak dan kewajibannya, sehinga proses pelaksanaan kegiatan pada PPLP tenis meja Jawa Tengah dapat berjalan lancar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga: Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang di gunakan PPLP tenis meja Jawa Tangah mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia ( PTMSI ). Dengan demikian untuk mengatur pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh PPLP tenis meja Jawa Tengah tersebut mengacu cara-cara yang dilaksanakan oleh PTMSI. 3) Anggaran Belanja Untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah tidak terlepas adanya dana yang memadai. Dana tersebut akan mendukung proses pelaksanaan kegiatan sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sumber dana yang diperoleh PPLP tenis meja Jawa Tengah berasal dari kementrian pemuda dan olahraga .dan untuk pendanaan mulai dari peralatan, uang saku apa sekolah itu dari kementrian (APBN kementrian).
2. Pembinaan Prestasi Pembinaan prestasi yang dilakukan PPLP tenis meja Jawa Tengah meliputi dalam hal usaha Pemassalan, Pembibitan dan Pemanduan bakat. a) Pemassalan Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pemassalan cabang olahraga tenis meja, maka PPLP tenis meja Jawa Tengah menempuh lankah-langkah sebagai berikut: 1) Mengadakan pengumuman. 2) Melalui media masa 3) Atlit datang sendiri b) Pembibitan Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan bibit atlit tenis meja yang potensial, maka PPLP tenis meja Jawa Tengah memberi kesempatan untuk latihan yang seluas-luasnya bagi semua atlit yang memiliki bakat dalam tenis meja. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
demikian dapat diperoleh bibit atlit yang potensial, yang kemudian dibina dan dikembangkan oleh pelatih PPLP tenis meja Jawa Tenggah. c) Pemanduan Bakat Usaha pemanduan bakat yang dilakukan PPLP tenis meja Jawa Tengah adalah dilakukan oleh semua pelatih yang ada dan tidak memberi aturan atau kriteria tertentu untuk masuk menjadi atlit atau anggota PPLP tenis meja Jawa Tengah. d) Keberadaan Pelatih Pelaksanaan latihan yang dilakukan PPLP tenis meja Jawa Tengah dari tahun 2007-2011 ditangani oleh tiga ( 3 ) orang pelatih, dimana sertifikat yang dimiliki para pelatih pada PPLP tenis meja Jawa Tengah adalah sertifikat kepelatihan adalah tingkat Nasional. Adapun nama pelatih sebagai berikut: 1) Dustamat Jaya Wiguna, S.Pd 2) Paryanto, SH 3) Muhamad Irfan, S.Kom
3. Prasarana dan Sarana Prasarana dan sarana yang dimiliki untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan organisasi dan latihan PPLP tenis meja Jawa Tengah adalah: a) Kantor sekertariat Bertempat di Jl.Klipang Permai Blok H / 280 Semarang, Semarang 50241. Perlengkapan yang dimiliki kantor sekretariat PPLP tenis meja Jawa Tengah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Tabel 1. Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari Tahun 2007-2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Jenis Perlengkapan Meja Kantor Kursi Kantor Stempel Komputer Printer Telepon Kertas HVS Tinta Stempel Buku Agenda Buku Hasil Pertandingan Buku Catatan Anggota Buku Catatan Pengurus Buku kas Keuanggan
Jumlah 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
b) Sarana untuk menunjang pelaksanaan untuk kegiatan latihan pada PPLP tenis meja disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 2. Peralatan Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari Tahun 2007-2011 No Jenis Perlengkapan Jumlah 1. Gedung 8 2. Meja 8 3. Net 60 4. Bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
4. Program Latihan Program latihan yang dilaksanakan PPLP tenis meja Jawa Tengah yaitu program latihan jangka panjang, jadwal latihan sebagai berikut: Tabel 3. Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Hari
Senin
Selasa
Rabu
Latihan
Volume
Fitnes & Latuhan Sore Jam 16.00-21.00 Balance Benpres
90 menit
Counter Attack Forhand Backhand Spin Forhand Foot Work 2 Step Dorong samping Bola Bebas Servis Serang Buang kanan Servis Serang Bebas Latihan sore jam 16.00-19.00
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit
Counter Attack Forhand Backhand Lop Spin Spin Forhand Backhand Foot Work 3 Step Servis Serang Buang kanan Servis Serang Bebas Fisik Pagi Jam 05.00 (Jogging) (Sprint)
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit
Latihan sore jam 16.00-19.00 Counter Attack Forhand Backhand Spin Forhand Foot Work 3 Step Spin Penempatan dan Ketepatan Servis Serang Buang kanan Permainan
commit to user
60 menit
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Tabel 4. Lanjutan Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Hari
Latihan
Volume
Latihan Sore Jam 16.00-19.00
Kamis
Jum’at
Counter Attack Forhand Backhand Spin Forhand Blok Bebas Spin Backhand Blok Jauh Servis Serang Buangg Kanan Permainnan Latihan Sore Jam 16.00-19.00
30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit
Permainan Perorangan Permainan Hitunggan Strategi Bermain Fisik Pagi Jam 05.00 (Jogging) (Sprint)
180 menit
60 menit
Sabtu Permainan Perorangan Permainan Hitunggan Strategi Bermain Minggu
LIBUR
180 menit ------------------
5. Prestasi Pembinaan yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah berusaha keras meninggkatkan atlit-atlitnya secara maksimal. Prestasi yang pernah diraih PPLP tenis meja Jawa Tangah baik ditingkat Daerah maupun Nasional. Adapun hasil kejuaraan-kejuaraan yang pernah diikuti oleh PPLP tenis meja Jawa Tengah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Tabel 5.Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2007 No 1.
2
3
4
5.
NAMA
NAMA KEGIATAN
Untoro Setiawan
Invitasi Jateng Popnas Kejurda Kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora O2SN SMA Sejawa Tengah Jotok Adam H Invitasi Jateng Popnas Solo Open Kejurda Kelompok Umur Kejurnas kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora O2SN SMA Sejawa Tengah Saiful Wachid Invitasi Jateng Solo Open Kejurnas kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora O2SN SMA Sejawa Tengah Zidni Lutfi Invitasi Jateng Popnas Solo Open Kejurda Kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora O2SN SMA Sejawa Tengah Novi Invitasi Jateng Hardiyantto Solo Open Kejurda Kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora
commit to user
HASIL PRESTASI 3 Besar Junior Juara 1 Beregu 3 Besar Junior, Juara 1 beregu 3 Besar Junior 3 Besar Junior 3 Besar Junior 3 Besar Junior Juara 1 junior, Juara 2 senior Juara 1 beregu, Juara 1 ganda Juara 3 Junior Juara 1 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Junior Juara 1 Junior Juara 2 Junior Juara 1 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 2 Beregu Juara 1 Beregu 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 3 Juara 3 Junior Juara 1 Beregu 8 Besar Junior Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 2 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior
KET
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
6.
Ayu Dwi M
7.
Dewi Nori
8.
Ajeng Yunita
9.
Hana Oktaviana
10. Risky Prima
O2SN SMA Sejawa Tengah Invitasi Jateng Kejurda Kelompok Umur Kejurnas kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora Invitasi Jateng Solo Open Kejurda Kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora Invitasi Jateng Kejurda Kelompok Umur Kejurnas kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora
Juara 1 4 Besar Perorangan Junior Juara 1 Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 2 Junior 4 Besar Perorangan Junior 8 Besar Junior Juara 3 Junior Juara 3 Junior Juara 3 Junior Juara 3 Junior 8 Besar Junior Juara 3 Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior
Invitasi Jateng Solo Open Kejurda Kelompok Umur Kejurnas kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora Invitasi Jateng Popnas Kejurda Kelompok Umur Kejurnas kelompok Umur Piala Pemuda Piala Dwi bengawan Piala Binora O2SN SMA Sejawa Tengah
Juara 3 Junior 8 Besar Junior Juara 2 Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 3 Junior Juara 3 Junior Juara 1 Junior Juara 3 Beregu 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 2 Junior Juara 1 Junior Juara 2 Junior Juara 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Tabel 6.Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2008 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
NAMA
NAMA KEGIATAN
Jotok Adam H Kejurnas Kelompok umur Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Piala Gotong Royong Piala leman Efendi O2SN PMS Open Saeful wachid Kejurnas Kelompok umur Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Piala Gotong Royong Kejurda Kelompok Umur O2SN Bima Abdi Kejurnas Kelompok umur Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Piala Gotong Royong Kejurda Kelompok Umur Denis Kejurnas Kelompok umur Darmawan Piala Binora Dwi Bengawan Piala Gotong Royong Piala leman Efendi Kejurda Kelompok Umur PMS Open Novi Kejurnas Kelompok umur Herdiyanto Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Piala Gotong Royong Kejurda Kelompok Umur O2SN Ajeng Piala Binora Yuanita Silataruna
commit to user
HASIL PRESTASI
KET.
Juara 3 Junior, Juara 2 Beregu Juara 1 Beregu, Juara 2 Junior Juara 3Junior, Juara 3 Beregu Juara 3 Junior Juara 1 Junior Juara 3 Junior Juara 1 8 Besar 8 Besar 8 Besar Juara 3 Beregu 8 Besar Juara 3 Juara 2 beregu Juara 2 8 Besar Juara 1 U13 Juara 3 Beregu Juara 1 U13 Juara 1 U13 Juara 1 U13 8 Besar Juara 1 U15 Juara 1 U15 Juara 1 U15 Juara 1 U15 Juara 1 U15 Juara 2 U15 16 Besar Juara 3 U15 Juara 3 U15 Juara 3 U15 Juara 3 U15 Juara 2 U15 Juara 1 Juara 3 Beregu Putri Juara 3 Beregu Putri
NAS NAS NAS NAS Jateng NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng Jateng Jateng NAS NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS Jateng NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng Jateng Jateng NAS NAS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
7.
Meitasari
8.
Meta Sari
9.
Diajeng Lia
10.
Anora Desti
Kejurda Kelompok Umur Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Kejurda Kelompok Umur O2SN Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan ITB Open O2SN Kejurnas Kelompok umur Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Kejurda Kelompok Umur O2SN Piala Binora Silataruna Dwi Bengawan Kejurda Kelompok Umur
Juara 3 Beregu Putri Juara 3 Beregu Putri Juara 3 Beregu Putri Juara 2 Senior Putri Juara 3 U15 Juara 1 Juara 1 U18 Juara 3 Beregu Putri Juara 2 Tungal Putri Juara 3 Senior Putri Juara 2 Juara 3 U18 Juara 2 U18 Juara 3 Beregu Juara 1 Tunggal Putri Juara 1 Junior Juara 1 8 Besar Juara 3 beregu 8 Besar 8 Besar
Jateng NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS Jateng
Tabel 7.Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2009 No
NAMA
1.
Danang Tri
2.
Saeful Wachid
NAMA KEGIATAN
HASIL PRESTASI
Kejurnas Kelompok Umur Piala Dwi Bengawan O2SN Binora Kejurda Kelompok Umur Kejurnas Kelompok Umur Piala Sritex Porprov Popnas Piala Dwi Bengawan Binora Kejurda Kelompok Umur
Juara 3 Beregu Juara 3 Kadet Juara 3 Juara 3 Beregu Kadet Juara 2 Kadet 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 junior Juara 3 Beregu Juara 2 Beregu
commit to user
KET. NAS NAS Jateng NAS Jateng NAS NAS Jateng NAS NAS NAS Jateng
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
3.
Rizal Maulana
4.
Nurul Kwadis
5.
Novi H
6.
Meitasari S
7.
Ajeng Yuanita
8.
Meita Prawisti
9.
Diajeng Lia
10.
Anora Desty
8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 1 Putra Juara 3 Junior Juara 3 Beregu 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 3 Juara 3 Beregu Juara 2 ganda Juara 1 Tunggal Juara 1 tunggal 8 Besar Junior Juara 3 Beregu 8 Besar Junior Juara 3 beregu Juara 2 Tunggal Putri Juara 3 Beregu 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 2 Putri Juara 2 Beregu Juara 3 Tunggal Juara 3 Tunggal Juara 1 Putri Juara 3 Putri, Juara 1 Ganda Juara 2 Beregu Juara 1 Putri Juara 1 Putri Piala Presiden 8 Besar Junior Kejurnas Kelompok Umur Juara 3 Beregu Piala Presiden Kejurnas Kelompok Umur Piala Sritex Porprov O2SN Kejurda Kelompok Umur Kejurnas Kelompok Umur Popnas Piala Dwi Bengawan Binora Kejurda Kelompok Umur Kejurnas Kelompok Umur Popnas Binora Kejurda Kelompok Umur Piala Presiden Kejurnas Kelompok Umur Piala Sritex Porprov Piala Dwi Bengawan Kejurda Kelompok Umur Piala Presiden Kejurnas Kelompok Umur Piala Dwi Bengawan Binora Kejurda Kelompok Umur Piala Presiden Popnas Piala Dwi Bengawan Binora Piala Presiden Kejurnas Kelompok Umur Popnas Binora Kejurda Kelompok Umur
commit to user
NAS NAS NAS Jateng Jateng Jateng NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS Jateng NAS Jateng NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Tabel 8.Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2010 No
NAMA
NAMA KEGIATAN
HASIL PRESTASI
KET.
1.
Danang Tri
2.
Pungkas P
3.
Rizal Maulana
4.
Nurul Kwadis
5.
Novi Hardiyanto
6.
Lilis Indriani
Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Liga Kasih Bangsa Popwil Piala Dwi Bengawan
Juara 3 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 1 tungal Kadet Juara 3 Beregu Junior Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu Junior 8 Besar Kadet 8 Besar Kadet Juara 3 Kadet Juara 3 Beregu Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu 8 Besar Junior Juara 3 Beregu Juara 2 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 1 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu Juara 1 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Junior Juara 3 Beregu Juara 2 junior Juara 1 Junior Juara 1 Junior
NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
7.
8.
9.
10.
ITB Open Silataruna III Meittasari P Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Piala Dwi Bengawan Silataruna III Susi W Surakarta Open Utami Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III Annisa M Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Silataruna III
8 Besar Junior Juara 1 Junior 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 3 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Bereegu Juara 2 Junior Juara 3 Beregu 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 2 Junior Juara 3 Beregu Juara 1 Beregu Juara 3 Beregu 8 Besar Junior 8 Besar Junior Juara 3 Kadet Juara 3 Beregu Juara 3 beregu
NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS
Annora Desty
16 Besar 16 Besar 16 Besar Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3
NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS
Surakarta Open Kejurnas Kelompok Umur Kejurda Kelompok Umur Silataruna Popwil Silataruna III TVRI Open
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Tabel 9.Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2011 No
NAMA
1.
Danang Tri
2.
Pungkas P
3.
Rizal Maulana
4.
Nurul Kwadis
5.
Novi Hardiyanto
6.
Lilis Indriyani
7.
Meittasari P
NAMA KEGIATAN
HASIL PRESTASI
KET.
Silataruna I Siataruna II KNPI Open Kejurda Kelompok Umur TVRI Open Dulongmas Open Silataruna I Siataruna II KNPI Open Kejurda Kelompok Umur TVRI Open Dulongmas Open Silataruna I Siataruna II KNPI Open Popnas TVRI Open Silataruna I Siataruna II KNPI Open Kejurda Kelompok Umur Dulongmas Open Silataruna I Siataruna II KNPI Open Kejurda Kelompok Umur Silataruna I Siataruna II Kejurda Kelompok Umur Popnas TVRI Open Dulongmas Open Silataruna I Siataruna II Kejurda Kelompok Umur Popnas TVRI Open
Juara 3 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 2 Beregu putra Juara 3 Beregu Junior 8 Besar junior Juara 3 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 2 Beregu putra Juara 1 Beregu Junior 8 Besar junior Juara 2 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 2 Beregu putra Juara 3 Tunggal Putra Juara 3 Tunggal Putra Juara 3 Beregu Junior Juara 3 Beregu Junior Juara 2 Beregu putra Juara 2 Tunggal Putra Juara 2 Beregu Putra Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 2 Beregu putra Juara 2 Tunggal Putra Juara 3 Bereegu Juara 3 Beregu Juara 1 Beregu Juara 1 Tunggal Putri Juara 3 Junior Juara 1 Junior Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 2 tunggal Putri Juara 3 Beregu Juara 2 Junior
NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS NAS Jateng Jateng NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS Jateng Jateng Jateng NAS NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS Jateng NAS NAS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
8.
9.
10.
Dulongmas Open Susi W Silataruna I Utami Siataruna II Kejurda Kelompok Umur Popnas Dulongmas Open Annisa M Silataruna I Siataruna II Kejurda Kelompok Umur Popnas Anora Desti Silataruna I Siataruna II Kejurda Kelompok Umur
Juara 3 Junior Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 2 Beregu Putri Juara 3 Beregu Juara 3 Junior Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu 8 Besar Beregu Putri Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu Juara 3 Beregu 8 Besar Beregu Putri
NAS NAS NAS Jateng NAS Jateng NAS NAS NAS NAS NAS NAS NAS
B. Analisis Data Dari data-data yang telah terkumpul dan disusun menurut jenisnya, kemudian dianalisis. Adapun dari analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Organisasi
Organisasi pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik. Hal ini disebabkan keberadaan organisasi tersebut telah dilengkapi dengan: a) Tujuan organisasi yang jelas, yaitu membina bibit-bibit atlet tenis meja potensial untuk meningkatkan olahraga tenismeja di Indonesia. b) Pengurus mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatanya, selain itu pengurus juga berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas organisasi. c) Anggota mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilakukan untuk kemajuan organisasi. d) Anggaran
dasar
dan
anggaran
rumah
tangga
memuat
ketentuan-
ketentuan,peraturan-peraturan dan petunjuk tentang organisasi. e) Anggaran Belanja berisikan sumber dana serta pengeluaran uang organisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
2. Pembinaan Prestasi
Usaha pembinaan yang dilakukan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena telah mencakup hal-hal pembinaan yang meliputi permasalah,pembibitan dan pemanduan bakat para atlet secara teliti. Para PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik. Atlet yang masuk merupakan hasil pemantauan yang dilakukan dengan teliti oleh semua pelatih yang diperkirakan mempunyai bakat yang besar dalam cabang olahraga tenis meja. Keberadaan pelatih pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik. Dikarenakan jumlah pelatih yang ada pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah dirasa cukup. Sertifikat kepelatihan yang dimiliki oleh para pelatih adalah baik. Setiap aspek yang dilatihkan kepada atlet ditangani oleh para pelatih yang sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian akan menghasilkan kualitas latihan yang lebih baik.
3. Prasarana dan Sarana
Keberhasilan dan kelancaran kegiatan suatu organisasi olahraga dapat dipengaruhi oleh prasaran dan sarana yang mencukupi dan memadai, sehingga akan menopang pelaksanaan latihan. Prasarana dan sarana yang dimiliki oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik. Karena prasarana dan sarana yang sudah ada dapat dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan latihan dengan baik.
4. Program Latihan
Program latihan yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di dalam memberikan porsi latihan kepada para atlet adalah cukup baik. Karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, hal ini tidak diberikan disebabkan karena agenda kejuaraan tidak selalu sama dengan agenda yang telah ditetapkan. Jadi para pelatih hanya memberikan program latihan yang dilakukan dalam sehari-hari misalnya teknik dasar dan latihan fisik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Hubungan para pelatih dan atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, hal ini disebabkan pelatih mampu sebagai pemimpin yang menjadi panutan bagi para atlet, pelatih tidak hanya mampu sebagai pemimpin melainkan juga bisa menjadi teman para atlet.
5. Prestasi
Prestasi yang dicapai PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik. Hal ini dapat dilihat pada kejuaraan-kejuaraan Daerah maupun Nasional. Atlet-atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah mampu meraih prestasi yang baik dengan pernah menjadi juara umum pelajar dalam setiap kejuaraan nasional. Pengembangan karier atlet pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik. Hal ini dapat dilihat para atlet dari PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang masuk menjadi atlet pelatnas, sehingga bisa memberikan motivasi tersendiri bagi atlit-atlit yunior dalam pencapaian pretasi yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
Kesimpulan, Implikasi, Dan Saran A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kesimpulan tentang pembinaan prestasi pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, maka dapat diambil kesempatan sebagai berikut: 1. Organisasi di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang sudah baik diantaranya unsur-unsur dan pengurus yang mendukung jalannya organisasi tersebut. 2. Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi semua unsur pemasalan, pembibitan dan pemanduan bakat untuk mendapatkan atlet tenis meja yang baik. 3. Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet 4. Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraa, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. 5. Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional, sedangkan perkembangan atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, hal ini dapat dilihat dari adanya atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang menjadi atlet peltnas.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada para pengurus dan pelatih di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah mengenai pelaksanaan dan pembinaan prestasi yang telah dilakukan hendaknya ditingkatkan, kelemahan dan kekurangan hendaknya diperbaiki dan dibenahi. Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai motivasi bagi kemajuan pembinaan prestasi di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, sehingga keberadaan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah akan semakin berkembang dan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi peningkatan prestasi tenis meja di Indonesia.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pembinaan prestasi di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk para pengurus organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah perlu meningkatkan dan mempertahankan keberadaan organisasi yang sudah berjalan dengan baik. 2. Prasarana dan sarana yang sudah ada sebaiknya harus dirawat dan dipelihara dengan baik. Serta sarana yang masih kurang perlu dipikirkan pengadaannya. 3. Para pelatih sebaiknya harus memperhatikan dan mengevaluasi program latihan supaya untuk ditingkatkan lagi, dan hubungan pelatih sama atlet diharapkan untuk dipertahankan. 4. Pembinaan dan prestasi yang telah dilaksanakan agar dipertahankan dan ditingkatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
DAFTAR PUSTAKA
A.Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta. UNS Press. Dalimin, 1991. Manajemen Olahraga Sekolah. Surakarta: UNS Press. Depdikbud RI 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hanik Liskustyawati. 2004. Laporan Penelitian Hasil Belajar Keterampilan Tenis Meja Ditinjau Dari Unsur Persepsi Kinestetik dan Waktu Reaksi. Suarakarta. FKIP UNS. Hartoko, Dalimin dan Soemarno, 1990. Manajemen Olahraga. Surakarta: UNS Press. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psykologis dalam Coaching. Jakarta : Direktorat dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi. Hodges. L. 1996. Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kertamanah A. 2003. Teknik dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. M. Furqon H. 2002. Pemanduan Bakat Olahraga Modifikasi Sport Search, Surakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan. UNS. . 2002. Pembinbaan Olahraga Usia Dini. Surakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan. UNS. M. Sajoto. 1988. Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Ratal Wirjosantoso. 1987. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta Universitas Indonesia Press. Soebagio Hartoko. 1996. Organisasi dan Administrasi Olahraga. Surakarta: UNS Press Soegijono. 1994. Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga Garuda Mas Tahun 2000. Semarang : Depdikbud RI. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sudjarwo, 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Sudjarwo & Budi Satyawan. 1994. Laporan Penelitian Sumbangan Tinggi Badan, Koordinasi Mata-tangan, dan Persepsi Kinestetik, Terhadap Keterampilan Servis Bola Voli. FKIP UNS. Sutarto. 1989. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Depdikbud RI Universitas Indonesia. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
A.
PENGURUS:
1. Sejak kapan dan bagaimana sejarah berdirinya PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 2. Bagaimana susunan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 3. Apakah tujuan didirikan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 4. Kendala apasajakah yang dihadapi pengurus dalam pengelolaan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 5. Bagaimana perkembangan keadaan, pengelolaan dan manajemen PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 6. Bagaimana peran serta KONI Jawa Tengah terhadap PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 7. Darimanakah pendanaan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 8. Apakah rencana pngurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah untuk perkembangan PPLP pada tahun mendatang agar atletnya terus berprestasi ? 9. Prasarana dan Sarana apakah yang disediakan oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah untuk para atlet ? 10. Apakah PPLP Tenis meja Jawa Tengah mempunyai agenda perlombaan Tenis meja baik di tingkat Propinsi maupun tingkat Nasional ? 11. Hal – hal apa saja yang perlu ditingkatkan dari PPLP Tenis meja Jawa Tengah demi peningkatan kualitas atlet dan prestasi yang telah di raih ? 12. Prestasi apa sajakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 13. Adakah bonus atau penghargaan yang diberikan pengurus kepada atlet yang meraih prestasi ? 14. Kendala apasajakah yang dihadapi oleh pengurus dalam pembinaan atlet ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
B.
PELATIH:
1. Sudah berapa lama bapak menjadi pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 2. Sertifikat apa yang bapak miliki sebagai pelatih Tenis meja ? (Regional, Nasional, International) 3. Program latihan yang bagaimanakah yang bapak laksanakan untuk membina atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 4. Aspek apasajakah yang bapak tingkatkan untuk mencapai prestasi yang tinggi ? 5. Bagaimanakah mental atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 6. Dukungan apasajakah yang bapak berikan kepada atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah agar mencapai prestasi atau hasil yang maksimal ? 7. Berapa kali pembinaan yang bapak laksanakan dalam satu minggu ? 8. Adakah ada uji coba yang bapak laksanakan ? 9. Apakah atlet bapak senang dengan program latihan yang bapak berikan ? 10. Bagaimanakah hubungan komunikasi antara pelatih dan atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 11. Apakah prasarana dan sarana yang disediakan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah ideal dan memadai ? 12. Apakah kesejahteraan bapak sebagai pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah terjamin ? 13. Bagaimanakah cara bapak mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 14. Kendala apasaja yang bapak hadapi selama menangani pembinaan dan pelatihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 15. Bagaimana bapak mengatasi kendala – kendala dalam pembinaan dan pelatihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
C.
ATLET:
1. Sudah berapa lama saudara menjadi atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 2. Prestasi tertinggi apakah yang pernah anda raih selama menjadi atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? (Regional, Nasional, Internasional) 3. Bagaimanakah program latihan yang di terapkan pelatih PPLP Tenis meja Jawa ? 4. Apakah program latihan yang saudara laksanakan sudah sesuai ? 5. Manfaat apa saja yang saudara rasakan ketika mengikuti program latihan yang diberikan pelatih kepada saudara ? 6. Diluar jadwal latihan, apakah saudara menambah latihan sendiri ? 7. Kendala apa saja yang saudara hadapi dalam melaksanakan latihan ? 8. Bagaimanakah anda mengatasi kendala – kendala tersebut ? 9. Bagaimana kesejahteraan yang diberikan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah kepada atletnya ? 10. Apakah ada perbedaan bonus yang diterima atlet daerah dengan atlet luar daerah ? 11. Bagaimanakah tindakan saudara apabila penguus PPLP Tenis meja Jawa Tengah tidak memberikan bonus atau mengingkari janji ? 12. Bagaimana prasarana dan sarana yang disediakan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 13. Bagaimanakah hubungan komunikasi antara pengurus, pelatih, dan atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? 14. Apakah pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah melakukan pembinaan dengan baik ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Hasil wawancara dengan pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
X : Sejak kapan dan bagaimana sejarah berdirinya PPLP Tenis meja Jawa Tengah? Y : “PPLP Jawa Tengah khususnya Tenis meja itu berdiri pada tahun 2005,nah sebelum ada dinas SOBK baru, Dinpora sebelumnya di biro pemuda olahraga,sebelum di biro pemuda olahraga itu di dinas pendidikan jadi PPLP sudah berjalan selama 6 tahun untuk tenis meja di Jawa Tengah” X : Bagaimana susunan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kalau untuk susunan kepengurusan kita apa,selaku penanggung jawab untuk Pplp jawa tengah kita dari PENGPROV PTMSI jawa tengah,kita ambilkan penanggung jawab selaku ketua PTMSI Jawa Tengah” X : Apakah tujuan didirikan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Ini untuk mencari bibit atlit tenis meja khususny PPLP ini kan ada dari SMP/SLTA putra maupun putri yang jumlahny itu 8 orng eh 10 orang putra 5 putri 5” X : Kendala apasajakah yang dihadapi pengurus dalam pengelolaan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kendala yang kita hadapi selaku pengurus,terutama ini mas sekertariat kita masih meninjau pada pengprov jawa tengah ini di apa namany ditugasi ditinjau selaku ketua bapak asuhnya ketua Dipenda jawa tengah ,kendala itu mas masih seperti gedung kita menyewa seperti alat transportasi untuk tempat latihan dan mess kita juga masih sewa” X : Bagaimana perkembangan keadaan, pengelolaan dan manajemen PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Khususnya PPLP Jawa Tengah ini kita pengelolaan dan manajemen kita dibawah Dinpora Prov ateng karena untuk apa namanya tingkat pelajar kita apa namanya kita menurut surat kementerian itu anu selaku”
X : Bagaimana peran serta KONI Jawa Tengah terhadap PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Y : “Untuk KONI itu Olaharaga yang prestasi seperti PON dan Sea games kalau untuk PPlp selaku pengurus yaitu Dinpora,pplp itu kan pelajar jadi yang mengampu Dinpora” X : Darimanakah pendanaan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kalau untuk PPLP itu pengadaan dana dari .. kementrian pemuda dan olahraga dan untuk pendanaan mulai dari peralatan,dari uang apa itu uang saku apa sekolah itu dari kementrian jadi APBN ,APBN kementrian.” X : Apakah rencana pngurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah untuk perkembangan PPLP pada tahun mendatang agar atletnya terus berprestasi ? Y : “Kita mungkin banyak apa mas dari pengurus kita sering mengadakam Try Out ,kita adakan latihan bersama,makanya itu perkembangan lebih lanjut dengan program pengurus seperti kita ada program juga.” X : Prasarana dan Sarana apakah yang disediakan oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah untuk para atlet ? Y : “Kalau untuk peralatan semua semua dari kementrian seperti Meja,trus peralatan yang laen semua dari kementrian,tinggal tempat kita masih sewa ,seperti transportasi masih keluar biaya sendiri karena tidak ditanggung oleh kementrian transportasi gak ada” X : Apakah PPLP Tenis meja Jawa Tengah mempunyai agenda perlombaan Tenis meja baik di tingkat Propinsi maupun tingkat Nasional ? Y : “Kalau Pplp punya program khusus antar pplp sendiri ,mengikuti kejuaraan kan ada turnament seperti Silataruna,seperti event” anak “ pasti mengikuti” X : Hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan dari PPLP Tenis meja Jawa Tengah demi peningkatan kualitas atlet dan prestasi yang telah di raih ? Y : “Untuk peningkatan kita memang prasarana dan sarana masih terlalu kurang masih pakai sistem manual seperti kalau dibilang klub itun emang biaya besar kalau di Pplp sangat terbatas sekali makin ,sarana dan prasarana masih kurang seperti untuk apa...bed dan karet masih beli sendiri..seperti sepatu ditmbah untuk meningkatkan pplp” X : Prestasi apa sajakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Y : “Kalau untuk prestasi,kita sudah banyak pretasi yang diraih seperti kmrin di TVRI seperti Silataruna ,itu pretasi dari anak” pplp setiap ada tournament pasti anak” dapat pretasi atu juara pasti dapat” X : Adakah bonus atau penghargaan yang diberikan pengurus kepada atlet yang meraih prestasi ? Y : “Sementara ini dari pengurus belum ada reward,Cuma kalau ikut yang sifatnya nasional seperti POPNAS itu dapat dari dinas pendidikan,untuk pengurus masih kekurangan biaya belum bisa ngasih bonus” X : Kendala apasajakah yang dihadapi oleh pengurus dalam pembinaan atlet ? Y : “Kendala pengurus yaitu seperti kita harus apa namanya banyak Try Out”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Hasil wawancara dengan pelatih Tenis Meja PPLP Jawa Tengah
X : Sudah berapa lama bapak menjadi pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kurang lebihnya 1,5 tahun, semenjak PPLP itu sendiri berdiri dari 4 tahun yang lalu” X : Sertifikat apa yang bapak miliki sebagai pelatih Tenis meja ? (Regional, Nasional, International) Y : “Semenjak membantu tim jateng di pon 2006 dapat emas untuk putra dan pon 2006 putri dapat perunggu dan perak (nasional)” X : Program latihan yang bagaimanakah yang bapak laksanakan untuk membina atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Ya pada prinsipnya program latihan tetap dijalankan secara rutin karena pimpong itu sendiri olahraga yang rutin bukan seminggu latihan seminggu tidak latihan begitu gak bisa jadi rutinitasnya harus jelas dan disiplin itu juga paling penting” X : Aspek apa sajakah yang bapak tingkatkan untuk mencapai prestasi yang tinggi ? Y : “Yang pasti dari segi teknik karena atlet PPLP sendiri sudah siap main dan punya teknik yang cukup baik kita tinggal moles sedikit lebih ke cara bermain dan taktik itu sendiri” X : Bagaimanakah mental atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kalau soal mental itu sifatnya fluktuaktif bisa naik bisa turun, kita belum bisa memastikan si atlet ini mempunyai mental yang bagus atau mental yang stabil karena mereka masih dalam usia pembinaan jadi wajar kalau seperti itu” X : Dukungan apasajakah yang bapak berikan kepada atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah agar mencapai prestasi atau hasil yang maksimal ? Y : “Karena pertanyaannya maksimal jadi dukungannya juga harus maksimal ” X : Berapa kali pembinaan yang bapak laksanakan dalam satu minggu ? Y : “Kita latihannya senin sampai minggu, 6 hari dari 7 hari” X : Adakah ada uji coba yang bapak laksanakan ? Y : “Kita dapat fasilitas try out dari dinas pemuda dan olahraga selama satu tahun satu kali, jadi kita tetap pakai agenda dari dinas pemuda dan olahraga itu sendiri dan berusaha untuk memberangkatkan anak-anak ke event-event lainnya” X : Apakah atlet bapak senang dengan program latihan yang bapak berikan ? Y : “Ya senang mas klau gak senang mereka udah pada pulang semua”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
X : Bagaimanakah hubungan komunikasi antara pelatih dan atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Ya kalau komunikasi atlet dngan pelatih selama ini alhamdulillah ya mas ada komunikasi meskipun komunikasi dari arti itu pendidikan bukan sebagai kawan tapi lebih keantara guru dan murid.” X : Apakah prasarana dan sarana yang disediakan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah ideal dan memadai ? Y : “Sudah mas,jadi untuk sarana dan prasarana bisa dibilang tempat kami disuport sama dinas” X : Apakah kesejahteraan bapak sebagai pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah terjamin ? Y : “Relatif ya mas,jadi kalau masalah kesejahteraan karena olahraga gak hanya materi dan sosial juga.” X : Bagaimanakah cara bapak mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Sebagai potensi sudah kita lihat pada waktu keseharian latihan mas atau hasil dari pertandingan maupun pertama kali kita latihan begitu anak latihan dan potensi itu dimaksimalkan pada saat pertandingan” X : Kendala apasaja yang bapak hadapi selama menangani pembinaan dan pelatihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kurangny bibit-bibit di jateng yang istilahnya bisa dimaksimalkan mas jadi bicara dijateng sendiri petenes mrjaannya dikabupaten kota kurang greget” X : Bagaimana bapak mengatasi kendala – kendala dalam pembinaan dan pelatihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kendala yang ditanyakan yang lain bisa mengatasi mas,tapi kalau kendalakendala masalah dana,peralatan apa-apa saya tidak bisa mengatasi,tapi kendala masalah kedisiplinan saya masih bisa mengatasi”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Hasil wawancara dengan atlet putri Tenis Meja PPLP Jawa Tengah
X : Sudah berapa lama saudara menjadi atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Kurang lebih 4-5 tahun saya menjadi atlet PPLP Jateng” X : Prestasi tertinggi apakah yang pernah anda raih selama menjadi atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? (Regional, Nasional, Internasional) Y : “Event nasional peringkat 3 di kejuaraan TVRI Cup untuk kategori senior putri” X : Bagaimanakah program latihan yang di terapkan pelatih PPLP Tenis meja Jawa ? Y : “Tiap hari senin sampai jumat mulai jam 5 sampai jam 8 itu program latihan biasa sama latihan fisik sedikit-sedikit, selasa kamis jumat sama minggu pagi itu ada lari sendiri” X : Apakah program latihan yang saudara laksanakan sudah sesuai ? Y : “Belum, Kadang kita selama disini untuk maju meningkatkan prestasi kurang banyak porsi latihannya” X : Manfaat apa saja yang saudara rasakan ketika mengikuti program latihan yang diberikan pelatih kepada saudara ? Y : “Kita dapat menerapkan rasa persaudaraan dengan teman-teman saling melengkapi satu sama lain, kita dapat mencontoh bagaimana teman-teman untuk mempelajari pukulan dari mereka atau kita bisa lebih pintar dari mereka” X : Diluar jadwal latihan, apakah saudara menambah latihan sendiri ? Y : “Kadang kalau waktu latihan libur kita bisa berlatih sendiri di luar klub”
X : Kendala apa saja yang saudara hadapi dalam melaksanakan latihan ? Y : “Kita kadang merasa jenuh karena jarang ada pertandingan keluar, kadang juga merasa iri karena pelatih ingin satu atlet dan yang lainnya sedangkan kita dipindahkan sehingga kita harus menunjukkan pada saat pertandingan lainnya dengan kemampuan terbaik kita”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
X : Bagaimanakah anda mengatasi kendala-kendala tersebut ? Y : “Kita berusaha menambahkan sendiri latihan fisik lain diluar jam latihan dan kita harus pintar evaluasi dan kita harus beradaptasi satu dengan yang lain jadi kita akan dapat menyesuaikan diri sendiri” X : Bagaimana kesejahteraan yang diberikan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah kepada atletnya ? Y : “Sudah cukup lumayan baik, tinggal porsi latihannya ditambah dan cara pelatih memberikan program-program tersebut (kesejahteraan) jangan pilih kasih” X : Apakah ada perbedaan bonus yang diterima atlet daerah dengan atlet luar daerah ? Y : “Mungkin ada ya mas dengan pendapatan daerah kan juga berbeda-beda pasti antara atlet satu dengan lainnya ada” X : Bagaimanakah tindakan saudara apabila penguus PPLP Tenis meja Jawa Tengah tidak memberikan bonus atau mengingkari janji ? Y : “Kadang emosi ya mas tapi mau gimana lagi kalau memang tidak ada dananya pasti ya ada rejeki yang lainnya” X : Bagaimana prasarana dan sarana yang disediakan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Sarana prasarananya cukup memadahi dengan yang lain-lain, kita bisa mencukupilah untuk selama proses latihan” X : Bagaimanakah hubungan komunikasi antara pengurus, pelatih, dan atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Untuk pengurus sudah terbuka dan antara pengurus, pelatih, atlet juga sudah saling memahami jadi kita merasa nyaman ada disini” X : Apakah pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah melakukan pembinaan dengan baik ? Y : “Mungkin sudah cukup baik dibandingkan dengan daerah-daerah lain PPLP jawa tengah lebih baik”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Hasil wawancara dengan atlet putra tenis meja PPLP Jawa Tengah
X : Sudah berapa lama saudara menjadi atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Sudah 3 tahun” X : Prestasi tertinggi apakah yang pernah anda raih selama menjadi atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? (Regional, Nasional, Internasional) Y : “Popnas di jogja beregu nomor 3 doble nomor 2” X : Bagaimanakah program latihan yang di terapkan pelatih PPLP Tenis meja Jawa ? Y : “program latihan ya cukup baguslah X : Apakah program latihan yang saudara laksanakan sudah sesuai ? Y : “ya sudah sesuai tapi kita harus menambah lagi latihane, harus nambah fisik sendiri” X : Manfaat apa saja yang saudara rasakan ketika mengikuti program latihan yang diberikan pelatih kepada saudara ? Y : “iya ada, kadang mudah, kadang gak jelas ya kurang jelaslah” X : Diluar jadwal latihan, apakah saudara menambah latihan sendiri ? Y : “iya nambah latihan fisik sendiri di rumah atau di mess” X : Kendala apa saja yang saudara hadapi dalam melaksanakan latihan ? Y : “kendalanya kadang males latihan” X : Bagaimanakah anda mengatasi kendala – kendala tersebut ? Y : “cara mengatasinya dengan semangat” X : Bagaimana kesejahteraan yang diberikan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah kepada atletnya ? Y : “ya baguslah” X : Apakah ada perbedaan bonus yang diterima atlet daerah dengan atlet luar daerah ? Y : “ada perbedaan bonus, kalau jawa tengah lebih banyak daripada daerah lainnya” X : Bagaimanakah tindakan saudara apabila penguus PPLP Tenis meja Jawa Tengah tidak memberikan bonus atau mengingkari janji ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Y : “mengingkari janji pemberian bonus gak pernah, kalau ada bonus pasti dikasih” X : Bagaimana prasarana dan sarana yang disediakan pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “ya enak sekali, makan dikasih nyuci dicuciin dan alat juga ada” X : Bagaimanakah hubungan komunikasi antara pengurus, pelatih, dan atlet PPLP Tenis meja Jawa Tengah ? Y : “Baik baik saja” X : Apakah pengurus PPLP Tenis meja Jawa Tengah sudah melakukan pembinaan dengan baik ? Y : “Ya sudah baik tapi kitanya aja kurang semangat”
commit to user