BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Bilangan 2.1.1 Pengertian Bilangan Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka yaitu angka 1 dan angka 0. Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (dalam Anggraeni,2011) anak-anak akan belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu: (1) bilangan kardinal menunjuk kuantitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok. (2) bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu, dering telepon ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan april,dll. (3) bilangan nominal, digunakan untuk memberi nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos, nomor lantai / ruang di gedung, jam,uang dll. Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep abstrak. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Sutan,(2003) bahwa bilangan yaitu sesuatu yang bersifat abstrak dan menyatakan banyaknya anggota dari suatu kelompok. Menurut Marhijanto (dalam Tajudin,2008) bahwa bilangan adalah banyaknya benda, jumlah, satuan sistem matematika yang dapat diunitkan dan bersifat abstrak. Dalam pembelajaran matematika mengenal konsep
9
bilangan tidak hanya tampilan bahasa lisan saja tetapi harus diiringi dengan tampilan model/benda mainan ataupun tampilan gambar. Menurut Pakasi (dalam Nurlaela,2009) menyatakan bahwa bilangan merupakan suatu konsep tentang bilangan yang terdapat unsur-unsur penting seperti nama, urutan, bilangan dan jumlah. Berdasarkan pengertian bilangan yang dikemukakan oleh beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, sehingga cenderung sukar untuk dipahami oleh anak Taman Kanak-Kanak maka dibutuhkan media yang konkrit untuk membantu proses pembelajaran mengenal konsep bilangan. 2.1.2 Tahap Penguasaan Konsep Bilangan Pada Anak Pengenalan konsep bilangan pada anak disesuaikan dengan karakteristik anak dan sesuai tahap perkembangannya, yaitu usia 2-7 tahun anak berada pada masa praoperasional. Pada usia ini anak membutuhkan benda konkrit untuk memahami konsep hitung/bilangan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, (2000) menyatakan bahwa penguasaan konsep hitung/bilangan melalui beberapa tahap yaitu: a) Tahap Konsep/Pengertian Pemahaman
atau
pengertian
tentang
sesuatu
dengan
menggunakan
benda/peristiwa konkrit seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung bilangan. b) Tahap Transisi atau Pengalihan Peralihan dari konkrit ke abstrak melalui benda konkrit dapat dikenalkan bentuk bilangannya. Misalnya ketika guru menjelaskan konsep satu dengan benda
10
(satu
buah pensil), anak anak dapat menyebutkan benda-benda lain dengan
konsep
yang sama. Sekaligus mengenal bentuk dari lambang angka satu itu. c) Tahap Lambang Bilangan Tahap ini anak sudah mulai diberi kesempatan menuliskan lambang bilangan sendiri tanpa paksaan. Misalnya lambang bilangan 5 untuk menggambarkan jumlah hitungan 5. Uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa dalam pengenalan konsep bilangan pada anak usia dini memiliki beberapa tahap yaitu tahap konsep, tahap transisi, dan tahap lambang bilangan. 2.1.3 Pengenalan Konsep Bilangan Menurut Sutan, (2003) konsep bilangan adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah pengertian. Konsep bilangan ini selalu dikaitkan dengan
menghubung-hubungkan
baik
benda-benda
maupun
dengan
lambang-lambang. Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak usia dini adalah pengembangan kepekaan pada konsep bilangan. Menurut Carol Seefeldt, dan Barbara A Wasik,(2008) Anak usia 4 tahun belajar nama-nama bilangan tetapi tidak mampu menilai lambang-lambang bilangannya. Misalnya mereka bisa menyebut “satu,dua,tiga”, tetapi tidak mampu mengidentifikasi angka “1” dengan kata “satu”. Mereka belajar nama-nama bilangan dan bisa menyebutkan “1,2,3,4,5” tanpa mengerti hubungan-hubungan kuantitas bilangan tersebut. Menurut Hartnett dan Gelman (dalam Carol Seefeldt, dan Barbara A Wasik,
11
(2008) mengatakan bahwa kepekaan bilangan itu mencangkup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Mereka mulai mengerti bahwa kata “satu” menunjuk satu benda tunggal dan bahwa “ lebih banyak dari satu” dihubungkan dengan bilangan-bilangan sesudahnya “dua, tiga, empat, lima dan seterusnya”. Uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep bilangan menjadi landasan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika untuk anak usia dini. 2.1.4 Kurikulum Perkembangan Konsep Bilangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendikbut ) Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, pengembangan kurikulum yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan mengenal bilangan pada anak terdapat
pada
lingkup
perkembangan
kognitif
dengan
tingkat
pencapaian
perkembangannya yaitu: 1) Membilang banyak benda satu sampai sepuluh 2) Mengenal konsep bilangan 3) Mengenal lambang bilangan 2.2 Media Kartu angka 2.2.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti tengah, perantara dan pengantar. Menurut Djamarah, (1995) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni, (2001) media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk
12
menyalurkan suatu informasi sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut media pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut Gagne (dalam Sujiono,2008) mengatakan media adalah berbagai jenis komponen yang dapat mendorong anak untuk belajar. Media pembelajaran anak usia dini pada umumnya merupakan alat-alat permainan yang berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang komplek. Berdasarkan pengertian media yang telah dipaparkan di atas, secara umum media itu ada media elektronik, dan media gambar. Media yang dibahas pada penelitian ini merupakan jenis media yang secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran mengenal konsep bilangan yaitu media kartu angka. 2.2.2 Manfaat Media Menurut Sudjana dan Rivai (2007) mengatakan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
13
motivasi belajar. 2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan. 4) Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Menurut Eliyawati, (2005) manfaat media pendidikan diantaranya: 1) Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. 2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar. 3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil. 4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. 2.2.3 Pengertian Kartu Angka Menurut Nurani, (2012) kartu angka adalah alat peraga atau perlengkapan yang digunakan oleh guru dalam mengajar berupa kartu bertuliskan angka sesuai tema yang diajarkan. Menurut Tadkirotun, (2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam pembelajaran disekolah karena bermanfaat untuk menarik perhatian anak. alat peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Menurut Depdikbud, (1997) pengertian kartu angka adalah kartu yang digunakan untuk
14
mengetahui suatu angka dan benda. Dalam pengembangan kecerdasan majemuk, kartu angka dibuat salah satu sisi bertuliskan angkanya saja, sedangkan satu sisinya bergambarkan jumlah benda sesuai angka dari angka tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kartu angka merupakan media visual yang tidak dapat diproyeksikan yang berisi bahan ajar berupa gambar dan angka yang terbuat dari lembaran kertas dimana salah satu sisinya bergambarkan jumlah benda satu sampai dengan sepuluh. 2.2.4. Manfaat Kartu Angka (Menurut Ratnawati, 2011) mengatakan bahwa media flashcard dapat merangsang anak agar lebih cepat mengenal angka, membuat minat anak semakin kuat menguasai konsep bilangan serta merangsang kecerdasan dan ingatan anak. Penggunaan media flashcard selain mengenalkan angka lebih cepat, anak juga dapat bereksplorasi menggunakan kartu-kartu tersebut sehingga merangsang berbagai aspek yang ada pada diri anak. Media flashcard berdampak positif terhadap pengenalan, proses pelaksanaan pemahaman mengenal konsep bilangan akan memudahkan anak untuk lebih cepat memahaminya melalui pembelajaran kartu angka. Menurut Rahman (dalam Susanto, 2011) mengungkapkan bahwa dampak penggunaan flashcard dalam pembelajaran yaitu mampu mengembangkan kemampuan kognitif dengan baik, anak dapat meningkatkan konsep berhitung dengan baik. 2.2.5 Cara Membuat Media Kartu Angka
15
Media kartu angka merupakan salah satu contoh media sedehana. Media pembelajaran untuk anak usia dini haruslah dirancang dengan baik sehingga keberadaan media pembelajaran dapat memotivasi anak untuk belajar lebih rajin. Menurut Depdiknas, (2002) alat dan bahan untuk membuat kartu angka adalah gunting/cutter, spidol/cat air, crayon, pensil, penggaris, kertas karton/kertas warna, ampelas kayu/plastik perekat, lem UHU/takol. Cara membuatnya yaitu pertama, gunting kertas karton/kertas warna. kedua, tulislah lambang bilangan/angka 1-10 dengan spidol/cat air/crayon. Ketiga, berilah garis tepi pada kertas dengan spidol. Keempat, potonglah ampelas kayu/plastik perekat kemudian tempelkan pada bagian belakang setiap kartu angka tersebut. 2.2.6 Langkah-Langkah Permainan Kartu Angka dalam Pembelajaran Guru terlebih dahulu mengenalkan kartu angka tersebut sambil memperlihatkan dan menunjukkan angka yang ada pada setiap kartu. Langkah pertama anak diajak menyebutkan angka yang tercantum pada setiap kartu tersebut. Kemudian guru mengambil kartu tersebut secara acak lalu anak diminta untuk menyebutkan angkanya secara bergiliran. Kemudian guru menempel semua kartu angka tersebut pada papan tulis lalu anak ditugaskan untuk maju kedepan satu persatu dan menunjukkan angka yang disebut oleh guru, setelah anak menunjukkan angka, kemudian anak ditugaskan untuk menempel kartu angka pada papan yang berisi potongan gambar sesuai angka yang tercantum pada setiap kartu angka. Permainan ini dilakukan secara
16
berulang-ulang sehingga anak aktif dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. 2.3 Penelitian Yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Titik Purwanti, (2010) yang berjudul peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar di RA Babussalam Prembulan Galur Kulon Progo. Menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, yaitu peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pra tindakan pada indikator pertama sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 65% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Hasil pra tindakan pada indikator kedua sebesar 40% meningkat pada siklus I menjadi 60% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85%. Selanjutnya hasil pra tindakan pada indikator ketiga sebesar 45% meningkat pada siklus I menjadi 70% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa melalui permainan kartu angka dan kartu bergambar memiliki pengaruh besar dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan, karena dengan permainan kartu angka dan kartu bergambar kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak meningkat Penelitian yang dilakukan oleh Siti Asiyah, (2010) yang berjudul “ Penggunaan Media Kartu Angka dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan pada Anak Kelompok A TK Islam Mutiara Surabaya”, memperoleh hasil bahwa penerapan pengenalan konsep bilangan melalui media kartu angka mengalami
17
peningkatan kemampuan kognitif anak pada siklus I sebesar 73% dan siklus II hasil yang di capai sebesar 93%. Sehingga dapat di simpulkan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep bilangan pada anak Kelompok A TK Islam Mutiara Surabaya. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Winarti, (2013) yang berjudul upaya meningkatkan kemampuan membilang Kelompok A melalui metode bermain kartu angka bergambar di RA Muslimat NU Tugurejo Tempuran Magelang. Hasil analisa data menunjukan bahwa terjadi peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pra siklus kemampuan anak masih rendah yaitu 30% meningkat pada siklus I menjadi 70% dan pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 90%. Dan isi sesuai dengan target atau tujuan yang ingin dicapai.
18
2.4 Kerangka Berpikir Pembelajaran sebelumnya
A.Pengajaran berpusat pada guru (teacher centered) b. Guru masih menggunakan metode drill dan praktekpraktek paper-pencil test. c. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang menumbuhkan motivasi belajar anak.
Hasil belajar meningkatkan pengenalan konsep bilangan rendah
a. Anak kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran b. Anak kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran
Diterapkan pembelajaran menggunakan kartu angka
Siklus I: pembelajaran menggunakan kartu angka menunjukkan ada perbaikan, tetapi belum maksimal.
Siklus II: pembelajaran menggunakan kartu angka dalam pengenalan konsep bilangan sudah meningkat.
Pengenalan konsep bilangan melalui media kartu angka pada anak akan meningkatkan niat belajar pada anak, hal ini dikarenakan media yang menarik untuk anak seperti, gambar buah-buahan, dan angka berwarna.
19
2.5 Hipotesis Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan pengenalan konsep bilangan pada anak Kelompok A TK Sosial Samaritania Salatiga”.
20