BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sumur Suntik Sumur suntik merupakan air yang keluar dalam tanah dengan menggunakan pipa yang ditancapkan ke dalam tanah atau di bor. Sumur suntik dalam menggunakan jenis pompa atau mesin, yang dapat menjangkau kedalaman > 30 m dibawah permukaan tanah. Diperlukan pengamatan secara teliti saat perencanaan dimulai, untuk mengetahui ketersediaan air, kedalaman, jenis bebatuan yang terkandung dibawah permukaan tanah, agar sebelum dikonstruksi dapat diketahui terlebih dahulu akan kualitas maupun kuantitasnya (Kementerian Pekerjaan Umum, 2008). Sumur suntik adalah sumur yang dibuat dengan bantuan alat bor untuk memperoleh air yang berasal dari dalam tanah. Kedalaman sumur tergantung pada kondisi geologi lapisan permukaan, yaitu dibawah lapisan kedap air dan kedalaman letak akuifer yang potensial untuk dimanfaatkan (Trimo dan Ekart, 2008). Air dari sumur suntik dialirkan dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) atau dap yang selanjutnya didistribusikan melalui jaringan perpipaan ke bak penampung atau langsung ke pemukiman (Trimo dan Ekart, 2008). Pelaksanaan pengeboran, pengoperasian, dan pemeliharaan sumur suntik memerlukan tingkat keahlian yang memadai, yang tidak sembarang orang dapat melakukannya (Trimo dan Ekart, 2008). Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Sumur Suntik Kelebihan Kekurangan 1. Tidak diperlukan tenaga dan 1. Biaya pengoperasian dan waktu yang besar untuk perawatan sangat mahal, mendapatkan air minum terutama untuk unit pompa 2. Kualitas air baku biasanya 2. Perlu tenaga terlatih dalam kadang bagus dan kadang pengoperasian dan perawatan mengandung Fe dan Mn. sistim
3. Saat pertama kali operasi 3. Dibutuhkan tenaga ahli kapasitas cukup, akan tetapi didalam merencanakan dan lambat laun menurun, hal ini membangun sistim ini sangat dipengaruhi kondisi 4. Biaya pembangunan sangat lingkungan. tinggi karena adanya sistim sumur dalam, pompa, reservoir dan sistem perpipaan distribusi Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum, 2008 1.2 Penyediaan Sarana Air Bersih Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara Sekitar ¾ bagian tubuh kita terdiri atas air, tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi terebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang. Bahkan juga berfariasi antara bagianbagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sarana air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-45 galon. Kebutuhan air tesebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1.2.1 Syarat kuantitas Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada tiap negara. Pada umumnya, dapat dikatakan di negara-negara yang suda maju. Jumlah pemakaian air per hari per kapita lebih besar dari pada di negara-negara yang sedang berkembang. Di Amerika Serikat untuk keperluan rumah tangga yakni 50 gallon/ hari/kapita (1 galon 3,78 liter).
Di indonesia diperkirakan 100 liter/hari/kapita dengan perincian : 1. Minum
: 5 liter
2. Memasak
: 5 liter
3. Membersihkan/mencuci : 15 liter 4. Mandi
: 30 liter
5. Kakus
: 45 liter
Jumlah
100 liter/hari/kapita
1.3 Sumber Air Air yang berada dipermukaan bumi dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air hujan, air permukaan, dan air tanah. 1.3.1 Air hujan (Angkasa)
Hujan terjadi karena penguapan, terutama air permukaan laut yang naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan kemudian jatuh kepermukaan bumi. Proses penguapan tersebut terus berlangsung, misalnya pada saat butiran hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian akan menguap sebelum mencapai permukaan bumi. Sebagian akan tertahan tanaman-tanaman dan oleh matahari diuapkan kembali ke atmosfer. Air hujan yang sampai di permukaan bumi, akan mengisi cekungan, kubangan dipermukaan bumi dan sebagian akan mengalir pada permukaan bumi (Benyamin, 1997). 1.3.2 Air permukaan Air permukaan meliputi : badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun dan sumur permukaan. Sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Pembebasan tempat pengambilan air untuk penyediaan air bersih sangat penting. Tempat pengambilan air harus diletakkan di atas aliran dan sejauh mungkin dari tempat buangan air limbah industri dan air bekas pengairan pertanian. 1.3.3 Air tanah ( Ground Water) Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada air ini menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut, antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti Fe dan Mn. Air tanah terbagi atas : 1.
Air tanah dangkal Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air tanah. Lumpur akan
tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih, tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah
yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai penyaring. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
2.
Air tanah dalam Air tanah dalam terdapat setelah lapis rapat yang pertama. Pengambilan air tanah
dalam, tidak semudah pada air tanah dangkal. Kualitas dari air tanah dalam lebih baik dari air dangkal, karena penyarinngannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. 3.
Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas, kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1997, mata air adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali atau dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah. 1.4 Kualitas Air Air di alam sangat jarang di temukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir di atas permukaan bumi dan dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian,
peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteritis, yaitu fisik, kimia, dan biologi (suripin, 2002). 1.4.1 Persyaratan fisik Syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut : 1) Kekeruhan Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebapkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit dan dapat di ukur Terbidimeter. Nilai kekeruhan disesuaikan dengan permankes 2002. Memenuhi : apabila tingat kekeruhan ≤ 25 Nephelomatric Turbidity unit (NTU). Tidak memenuhi : apabila tingkat kekeruhan > 25 Nephelomatric Turbidity unit (NTU). 2) Tidak berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Menurut Sutrisno (2006) menjelaskan bahwa rasa yang ditimbulkan dalam air akan mengurangi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut. Dan rasa biasaya disebapkan oleh adanya bahan-bahan orhanik yang membusuk. Jamur adalah tanaman yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan pada waktu tertentu dapat merajalela pada pipa-pipa air, sehingga menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak (Linsley, 1991). 3) Rasanya tawar Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebapkan adanya garam-
garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam disebabkan adanya asam organik maupun asam anorganik. 4) Tidak berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang mengalami dekomoposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No 907/Menkes/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau dan tidak berasa (permankes, 2002). 5) Tamperaturnya normal Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20-260C) air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air. 6) Tidak mengandung zat padatan Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103- 105 0C (Kusnaedi, 2004) 1.4.2 Persyaratan kimia Kulitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut: 1) pH netral. pH adalah merupakan istila yang digunakan untuk menyatakan insentitas keadaan asam atau basa sutu larutan. Skala ph diukur dengan pH meter atau lakumus.air murni mempunyai pH 6,5-9,0. Apa bila pH di bawah 6,5 berarti air bersifat asam, sedangkan bila diatas 9,0 bersifat basa (sasanya pahit). 2) Kesadahan
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi dua. Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan Mg. Kesadahan dapat menyebapkan pengendapan pada lubang pipa. 3) Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD) Kebutuhan oksigen biokimia
(BOD) adlah ukuran banyaknya oksigen yang
digunakan bakteri untuk melakukan reaksi oksidasi. Semakin banyak bahan organik dalam air, akan semakin besar tingkat BOD. Air dapat disebut sebagai air bersih jika kadar BOD kurang dari 1 ppm air (Aliya, 2008). 4) Besi Besi adalah salah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebapkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada kosentrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/1.sifat kimia perairan dari besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme oleh mikrooganisme, dan pertukaran dari besi antara fasa dan fase padat yang mengandung besi karbonat, gidroksida dan sulfide (Rukaesih, 2004) gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi yang terlarut dalam air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila kosentrasi besi terlerutnya > 1,0 mg/1 (yuliana, 2009). Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari sebagian dperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh
rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari satu 1 mg/1akn menyebapkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit (julia,2012). 5) Mangan Toksisitas Mangan (Mn), relatif suda tampak pada kosentrasi rendah. Dengan demikian tingkat kandungan Mn yang diizinkan dalam air yang digonakan untuk keperluan domestic sangat rendah, yaitu dibawah 0,5 mg/1. Kadar magan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter, atau kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Perairan yang diperuntukan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam sebaiknya memiliki kadar magan sekitar o,2 mg/liter. Sedangkan untuk tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/liter (Jujun, 2012). 6) Nitrat Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat muda larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses eksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan (Jujun, 2012). 1.4.3 Persyaratan biologi Air tidak boleh mengandung colifrom air yang mengandung golongan coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Totok Sutrisno, 2004). Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen. Escherichia coli (colon bacili atau coliform) adalah bakteri non pathogen yang hidup dalam usus binatang berdarah panas (Suripin, 2002). Bakteri coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini
mudah untuk dikultur dan
keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam fases. Organisme indikator digunakan karena ketika seorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebi randah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais.2007). Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi peimer pada usus, misalnya diare pada anak, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi padajaringan tubuh lain diluar usus. Jenis Escherichia coli terdiri dari 2 species yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanis. Escherichia coli sebagai salah satucontoh terkenal mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi oleh dari tinja bayi. Sejak diketahui bahwa jasad tersebut tersebar pada semua individu, maka analisis bakteriologis air minum ditunjukan pada semua individu, maka analisis bakteriologis air minum ditunjukan kepada kehadiran jasad tersebut (Suryawiria. 1996). Echerichia coli yaitu bakteri berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, sesungguhnya merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Pertama dijumpai pada tahun 1885, bakteri ini kemudian dikenali bersifat komensial maupun berpotensi patogen (Arisman, 2009). Istilah bakteri berasal dari bahasa Yunani, yaitu bakterion yang artinya batang kecil. Sel-sel bakteri berukuran sangat kecil sehingga hanya dapat diamati dengan mikroskop. Pada umumnya, panjang sel bakteri berkisar antara 2 -10 µm dengan diameter sekitar 0.5-1 µm. Beberapa jenis bakteri memiliki panjang lebih dari 100 µm dengan diameter 0.1-0.2 µm.
Bacterium Coli sering digunakan pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. coli. Bakteri juga berasal dari kata latin yaitu bacterium (jamak : bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bola (kokus), batang (basil), dan spiral (spirilia). Superdomain : Phylogenetica Filum : Proterobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia, Species : Escherichia Coli. Escherichia coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1-1,5 μm, tersususn tunggal, berpasangan, dengan flagella peritikus. Bakteri ini menggunakan asetat sebagai sumber karbon, tetapi tidak dapat menggunakan sitrat. Glukosa dan beberapa karbohidrat lainnya dipecah menjadi piruvat, dan fermentasi lebih lanjut menghasilkan laktat asetat dan format . E. coli tumbuh pada suhu antara 10-40oC, dengan suhu optimum 37oC. pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7,0-7,5 pH minimum 4,0 dan maksimum pada pH 9,0. Nilai aw minimum untuk pertumbuhan E. Coli adalah 0,96 (Supardi dkk,1999:184). E. coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam-asam polisakarida. Mukoid kadang-kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententuan terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E.coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. E. coli memproduksi macam – macam fimbria atau pili yang berbeda,
banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaanan aerob. Bakteri Eschericia coli hidup di kolon usus (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selulosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus. Escherichia coli merupakan bakteri fecal indicator yang digunakan untuk mendeteksi adanya kontaminasi oleh feses pada air dan mendeteksi keberadaan pathogen usus. Kriteria sebagai fecal indicator adalah : 1) Bakteri ini hanya terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan 2) Harus ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak di dalam feses 3) Harus memiliki daya tahan hidup yang tinggi pada lingkungan di luar usus 4) Relatif mudah diisolasi dan dideteksi meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform. Air minum tidak boleh terlalu banyak mengandung bakteri, karena akan mengganggu kesehatan, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kualitas air dengan menggunakan Escherichia Coli sebagai indikator. Seperti kita ketahui bakteri Escherichia Coli merupakan organisme yang normal terdapat dalam usus manusia sehingga keberadaannya bukan merupakan masalah dalam jumlah normal. Namun, dalam jumlah yang banyak beberapa strain tertentu. Dari bakteri ini
dapat menimbulkan penyakit seperti diare atau muntaber bila telah melebihi jumlah normalnya (Arivin,2010). Dalam lingkungan laboratoria, bakteri coliform terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang betul-betul berasal dari tinja atau feses. Misalnya, Escherichia coli yang dinamakn colifekal golongan yang bersifat perantara, artinya mempunyai bentuk dan sifat seperti coli, misalnya Aerobacter dan Klabsiella yang tidak patogen (tidak menyebabkan penyakit), yang dinamakan coli-non-fecal. Di dalam bidang mikrobiologik-klinis atau kedokteran, bakteri ini terbagi ke dalam beberapa kelompok, antara lain: 1.
Kelompok Klebsiella-Enterobacter-Serratia: Klabsiella Pneumonia yang dikenal sebagai penyebab penyakit pernafasan, infeksi pada saluran pernafasan, saluran kemih.
2.
Kelompok Arizona-Edwardsiella-Citrobcter: penyebab gastroenteritis dan sepsis.
3.
Kelompok “Providence”: ditemukan pada infeksi saluran kemih, sepsis, dan sebagainya. Walaupun bakteri Coliform berasal dan berada di dalam sistem lambung manusia.
Sebagai contoh dengan ditemukannya ETEC (Entero Toxigenic Escherichia Coli), yang antara lain penyebab diare berat pada beberapa kasus hanya berlangsung 1-3 hari saja. Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC) Yaitu mampu menghasilkan enterotoksin dalam usus kecil dan menyebabkan penyakit seperti kolera. Waktu inkubasi penyakit ini 8-24 jam dengan gejala diare, muntah-muntah dan dehidrasi serupa dengan kolera. Bakteri Coliform berasal dari tinja. Oleh karena itu, kehadiran bakteri ini di dalam berbagai tempat, mulai dari air minum, bahan makanan ataupun bahan-bahan lain untuk keperluan manusia, tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari. Feses atau tinja sering disebut najis. Artinya, kehadirannya di dalam suatu substrat atau benda yang berhubungan dengan kepentingan manusia, sangat tidak diharapkan.
Karena adanya hubungan antara tinja dan bakteri Coliform, jadilah kemudian bakteri ini sebagai indikator alami kehadiran materi fekal. Artinya, jika pada suatu substrat atau benda didapatkan bakteri ini, langsung ataupun tidak langsung substrat atau benda tersebut suda dikenal atau dicemari oleh materi fakal. Selain itu dalam batas-batas sifat tertentu, ada kesamaan sifat dan kehidupan antara bakteri colifrom dengan bakteri lain penyebab penyakit perut, tifus,
paratifus ataupun disentri dan kolera. Oleh karena itu, kehadiran bakteri
Colifrom dalam jumlah tertentu di dalam suatu substrat atau pun benda, misalnya air dan bahan makanan, sudah merupakan indikator kehadiran bakteri penyakit lainya. Berdasarkan keterangan di atas, jadi bakteri Coliform sebagai nilai penentu kualitas suatu bahan atau benda terhadap ada tidaknya pencemaran fekal. Penentuan kualitas suatu bahan, khususnya air minum, bahan makanan, obat-obatan, tidak saja dilakukan secara fisik dan kimia, tetapi juga secara biologis atau secara bakteriologis. Untuk melakukan uji/pemeriksaan bakteriologis terhadap air, air baku ataupun air yang sudah diproses dan siap didistribusikan kepada para konsumen, uji bakteriologis ini adalah dengan menentukan ada tidaknya bakteri Coliform. Bakteri Coliform di dalam air minum besar sekali pengaruhnya terhadap nilai dan keselamatan air. 1.5 Purifikasi Air Purifikasi air merupakan salah satu cara untuk menjernihkan atau memurnikan sumber air baku guna mendapatkan air bersih. Proses ini dapat dilakukan dalam skala besar maupun skala kecil, disesuaikan dengan kebutuhan. 1.5.1 Purifikasi air skala besar Purifikasi dalam skala besar dilakukan di daerah perkotaan. Proses semacam ini biasa dilakukan di instalasi penjernihan air bersih (PDAM) melalui tiga tahapan.
1) Penyimpanan (Storage) Air baku di alirkan dari sumber ke dalam bak penampungan alami atau buatan yang sudah dilindungi dari pencemaran. Air yang di simpan dalam wadah penampungan tersebut akan mengalami proses purifikasi secara alami. 2) Penyaringan (Filtration) Proses ini dapat mengurangi jumlah bakteri sampai sekitar 98-99% dalam air hasil penyaringan. Proses filtrasi dapat dilakukan melalui slow send filter (filter biologis), dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala kecil dan rapid send filter (filtrasi mekanis), dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan penduduk di kota besar. 3) Klorinasi (Chlorination) Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industr, air kolam renang, dan air minum di negaranegara yang sedang berkembang karena sebagai disinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif. Adapun keuggulan kegunaan klorin di antaranya memiliki sifat bakterisidal dan germasidal, dapat mengoksidasi zat besi, mangan dan hydrogen sulfide, serta dapat menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak pada air. 1.5.2 Purifikasi air skala kecil Purifikasi air di rumah. Ada tiga metode yang ketiganya dapat digunakan secara sendiri atau kombinasi yaitu: 1. Pemasakan, 2. Desinfeksi kimia dengan bubuk pemutih (kaporit), larutan klorin, iodine, dan kalsium permanganat, 3.Filtrasi. 2.6 Sumber pencemaran air
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sumber pencemar yang paling umum berasal dari limbah industri, pertanian dan pemukiman. 1
Limbah industri Limbah industri (limbah pabrik) yang mengandung organik maupun anorganik,
tergantung dari jenis industrinya. Pembuangan limbah industri ke sungai menyebabkan air sungai tercemar. Pencemaran air sungai oleh logam-logam berat seperti air raksa, timbal dan kadium sangat berbahaya bagi manusia. Jika air sungai yang tercemar mengalir ke laut maka air laut juga menjadi tercemar. Bahan pencemar yang berasal dari limbah industri dapat meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk minum, mencuci, dan mandi. Air tanah yang telah tercemar umumnya sukar sekali dikembalikan menjadi air bersih. 2
Limbah pertanian Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan dapat mengakibatkan pencemaran
air. Kelebihan pupuk yang memasuki wilayah perairan akan menyuburkan tumbuhan air, seperti ganggang dan enceng gondok sehingga dapat menutupi permukaan air. Akibatnya sinar matahari sulit masuk kedalam air sehingga mematikan fitoplankton dalam air. Akibat lebih lanjut, sampah organik dari ganggang dan enceng gondok akan menghabiskan oksigen terlarut sehingga ikan-ikan tidak dapat hidup. Sedangkan sisa pestisida yang masuk wilayah perairan dapat mematikan ikan-ikan atau diserap oleh mikroorganisme kemudian masuk ke dalam rantai makanan. Sisa pestisida di perairan dapat meresap kedalam tanah, sehingga mencemari air tanah. 3
Limbah pemukiman Pemukiman menghasilkan limbah, misalnya sampah dan air buangan. Air buangan
dari permukiman umumnya mempunyai komposisi yang terdiri dari eksketa (tinja dan urine),
air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik. Limbah permukiman jika tidak diolah dapat mencemari air permukiman, air tanah, dan lingkungan hidup. 2.7 Syarat Bakteriologis Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan coli di anggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004). Sedangkan berdasarkan
Keputusan
Mentri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002, persyaratn bakteriologis air adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Persyaratn Kualitas Air Bersih Secara Bakteriologis Parameter
Satuan
Total bakteri Coliform
Jumlah per 100 mL sampel
Kadar maksimum yang di perbolehkan 0
Keteranga n
Kualitas air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.3 Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih
No
Parameter
Mikrobiologi 1 Total Koliform
Satuan
Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
Jlh/100 mL
50
Bukan air perpipaan
Jlh/100 mL
10
Air perpipaan
Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8-10 gelas (sekitar dua liter) per hari. Namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennisylvania pada tahun
2008 menunjukan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Malah kadang-kadang untuk beberapa orang, jika meminum air lebih banyak atau berlebihan dari yang dianjurkan dapat menyebabkan ketergangtungan. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas. 2.8 Pengaruh air terhadap kesehatan Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular umumnya bukan disebabkan oleh mahluk hidup.
2.8.1 Pengolahan air minum Menurut Kusnaedi (2002), tujuan pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air. Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat fisik, kimia dan biologi air baku agar memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum. Pada dasarnya, pengolahan air minum dapat diawali dengan penjernihan air, pengurangan kadar bahan-bahan kimia terlarut dalam air sampai batas yang dianjurkan, penghilangan mikroba patogen, memperbaiki derajat keasaman serta memisahkan gas-gas terlarut yang dapat mengganggu estetika dan kehidupan. Sumber air seperti sungai, mata air, sumur tanah dangkal, dan sumur tanah dalam mempunyai susunan fisik, kimiawi, dan bakteriologis yang berlainan. Sungai-sungai dan air permukaan lainnya sebahagian besar sudah dapat dipastikan airnya keruh dan mengandung banyak bakteri, tetapi adakalanya susunsn kimiawinya sudah memenuhi syarat. Air sungai,
selain keruh dan bakteriologis tsk memenuhi syarat, juga kemungkinan susunan kimianya tidak memenuhi syarat. Dalam hal kejernihan, air dari mata air umumnya memenuhi syarat, demikian pula susunan kimiawi dan bakteriologis, namun ada mata air yang mengeluarkan air mengandung zat CO2 agresif yang harus dihilangkan dahulu. Jadi pengolahannya hanya ditujukan untuk menghilankan zat CO2 saja. Mengingat susunan fisik, kimiawi dan bakteriologis dari sumber tiap air berlainan, maka pengolahannya pun berlainan pula, ada seder hana dan ada yang kompleks (rumit). Untuk menentukan cara pengolahan, sumber air yang airnya akan dieksploitasi untuk air minum, sebaiknya diperiksa dahulu di laboratorium. Walaupun suatu sumber air, misalnya sumur atau mata air, telah memenuhi syaratsyarat fisik, kimiawi dan bakteriologis, pembubuhan zat tetap perlu dilakukan karena kemungkinan terkena infeksi selalu ada didalam proses pengemasan atau pendistribusian (ingat jasad-jasad mikroba yang membahayakan dimana-mana mungkin selalu ada). Pekerjaan dengan hanya mendensinfektasi air minum saja suda termasuk mengolah air minum, walau hanya disebut pengolahan sederhana (purwana,1983).
2.9 Kerangka Berfikir 2.9.1 Kerangka teori Penyediaan Sarana Air Bersih
Sumber Air
Air Hujan
Air Tanah
Air Permukaan
Sumur Suntik
Syarat Kualitas Air Sumur Suntik
-------
----------------------------
-------
-------
---------------------------------------
Fisik
Kimia
Biologi
Bakteri Coliform
Bakteri Escherichia coli
Pengaruh Air Terhadap Kesehatan = Variabel yang diteliti --------- = Variabel yang tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Teori 2.9.2 Kerangka konsep
Radiologi
Kandungan coliform Kualitas air sumur suntik Kandungan E.coli
Gambar 2.2 Kerangka Konsep