BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pragmatik “Linguistics is the scientific study of language” (Trask, 2007: 156).
Menurut Trask dalam bukunya Language and Linguistics The Key Concepts, linguistik adalah studi ilmiah mengenai bahasa. Linguistik terbagi menjadi lima bidang ilmu, yaitu: Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik dan Pragmatik. Penulis menggunakan kajian pragmatik dalam penelitian ini. Berikut definisidefinisi pragmatik menurut George Yule (1996: 3) dalam bukunya yang berjudul Pragmatics: 1. Pragmatics is the study of speaker meaning Pragmatics is the study of speaker meaning. Pragmatics is concerned with the study of how meaning as communicated by a speaker (or writer and interpreted by a listener (or reader). Pragmatik sebagai studi tentang makna yang fokus pada bagaimana mengkaji makna yang dikomunikasikan oleh seorang penutur (atau penulis dan diinterpretasikan oleh lawan tutur (atau pembaca). 2. Pragmatics is the study of contextual meaning Pragmatics is the study of contextual meaning. Pragmatics is the type of study that necessarily involves the interpretation of what people mean in a particular context and how the context influences what is said. Definisi kedua ini 9
10
memiliki arti bahwa Pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual. Pragmatik adalah ilmu yang melibatkan interpretasi dari apa yang orang lain maksud dalam konteks tertentu dan bagaimana konteks berpengaruh terhadap apa yang dikatakan. 3. Pragmatics is the study of how more gets communicated than is said Pragmatics is the study of how more gets communicated than is said. Pragmatics is the type of study that explores how a great deal of what is unsaid is recognized as part of what is communicated. Pengertian ketiga ini menjelaskan bahwa Pragmatik merupakan studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan. Pragmatik mengeksplorasi bagaimana lawan tutur dapat memahami sesuatu yang tidak tersampaikan dengan membuat kesimpulan dari apa yang penutur sampaikan. 4. Pragmatics is the study of expression of relative distance Pragmatics is the study of expression of relative distance. Pragmatics is the study of how close or distant the listener is, speaker determine how much needs to be said, yaitu Pragmatik merupakan studi tentang ungkapan dari jarak hubungan yang dimiliki, seberapa dekat atau jauh jarak hubungan yang dimiliki antara penutur dan mitra tutur. Hal tersebut dapat menentukan seberapa banyak sesuatu harus disampaikan.
11
2.2
Implikatur (Implicature) According to Grice in Thomas (1995: 56), “implicature is an attempt at
explaining how hearer gets from what is said to what is meant”. Implikatur merupakan usaha dari mitra tutur dalam menjelaskan bagaimana mitra tutur memahami apa yang dikatakan dengan apa yang dimaksud oleh penutur. Karena makna implikatur tersembunyi dalam tuturan, maka mitra tutur harus dapat menyimpulkan apa yang dikatakan penutur dengan apa yang dimaksud penutur. Implikatur merupakan makna implisit atau tersirat, maknanya tersembunyi dalam tuturan. Implisit memiliki arti termasuk atau terkandung di dalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan). Implikasi memiliki makna yang tersimpul tetapi tidak dinyatakan. Implikatur memiliki arti yaitu makna yang tersembunyi dalam sebuah tuturan dalam suatu percakapan. Pemahaman terhadap implikatur tidak lepas dari asas kerjasama antar kedua penutur dalam sebuah interaksi percakapan. “Kata implikatur (implicature) diambil dari kata kerja “to imply” yang berasal dari bahasa Latin “plicare”. Secara etimologis, “to imply” bermakna melipat sesuatu menjadi sesuatu yang lain dan untuk mengetahui maknanya, kita harus membuka lipatan tersebut agar makna sebenarnya dapat dipahami” (Mey, 2001:45). Contoh: [6]
a: It‟s so hot here. b: I will turn the air conditioning on.
Ketika seseorang mengatakan “It‟s so hot here”, ia tidak semata-mata mengatakan bahwa di sini udaranya panas, tetapi terdapat makna tersirat di dalam tuturan tersebut yaitu ia ingin seseorang menyalakan air conditioning. Grice dalam Thomas (1995:57) membagi implikatur ke dalam dua jenis yaitu implikatur konvensional dan implikatur percakapan.
12
2.2.1
Implikatur Konvensional (Conventional Implicature) According to Grice in Thomas (1995:57) “Conventional Implicature is
always conveyed and regardless of context”. Implikatur konvensional merupakan makna tersirat yang terlepas atau tidak berkaitan dengan konteks. Implikatur konvensional adalah pengertian yang bersifat umum dan konvensional yaitu dapat dipahami oleh semua orang secara langsung maksud dari tuturan tersebut. “Conventional implicature are not based on the cooperative principle or the maxims. Conventional implicature are associated with specific words and result in additional conveyed meanings when those words are used”. (Yule, 1996: 45). Implikatur konvensional adalah implikatur yang diperoleh dari makna kata, bukan dari the cooperative principle atau the maxims. The cooperative principle atau the maxims dapat dikatakan sebagai aturan atau pedoman untuk mengontrol atau menuntun arah pembicaraan dari penutur dan mitra tutur.
Menurut (Grice (1975) dalam Palmer, 1981:173), ada empat jenis maxims, yaitu:
Quantity -
Make your contribution as informative as is required.
-
Do not make your contribution more informative than is required. Maxims quantity yaitu kontribusi informasi yang diberikan tepat,
cukup, dan tidak berlebihan sebagaimana informasi tersebut dibutuhkan.
13
Quality -
Try to make you contribution one that is true.
-
Do not say what you believe to be false.
-
Do not say that for which you lack of adequate evidence. Maxims quality, maxims kedua ini menuntut penutur untuk
memberikan informasi dengan benar, sesuai fakta dan bukti yang ada.
Relation -
Be relevant. Maxims relevance, maxims ini menuntut mitra tutur untuk
menjawab sejalan dengan apa yang ditanyakan oleh penutur.
Manner -
Be perspicuous.
-
Avoid obscurity.
-
Avoid ambiguity.
-
Be brief.
-
Be orderly. Dan
yang
terakhir
maxims
manner
yaitu
penutur harus
menyampaikan informasi dengan singkat, jelas, langsung dan menghindari penggunaan kata atau kalimat ambigu. Maksud dari ambigu adalah memiliki lebih dari satu makna.
Yule (1996: 45) Ada tiga karakteristik Conventional Implicature yaitu kalimat yang menggunakan conjunction. Kalimat yang menunjukkan consequence (and), contrast (but) dan contrary to expectation (even and yet).
14
Contoh Conventional Implicature (consequence): [7]
“I didn‟t study last night and I got bad score”.
Kalimat tersebut termasuk ke dalam Conventional Implicature karena makna tersiratnya dapat dipahami secara langsung oleh semua orang. Selain itu, penggunaan conjunction “and” dalam kalimat “I didn‟t study last night and I got bad score” menunjukkan “consequence”. Saya tidak belajar tadi malam dan konsekuensinya adalah mendapatkan nilai buruk. Jika saya belajar tadi malam, saya tidak akan mendapatkan nilai buruk.
Contoh Conventional Implicature (consequence): [8]
“Mary suggested black, but I chose white”. (p) (q) (p is contrast to q)
Kalimat deklaratif tersebut memiliki makna tuturan deklaratif yang dapat dipahami oleh semua orang secara langsung. Penggunaan conjunction “but” dalam kalimat “Mary suggested black (p), but I chose white (q)” menunjukkan „contrast‟. Mary menyarankan untuk memilih warna hitam, tetapi saya memilih warna putih. Keadaan tersebut sangat kontras dengan apa yang diinginkan penutur dan apa yang disarankan mitra tutur.
Contoh Conventional Implicature (Contrary to expectation): [9]
(+) Dennis is here (p) positive sentence Dennis berada di sini (p) kalimat positif (-) Dennis is not here yet. (not p) negative sentence Dennis tidak berada di sini (p) kalimat negatif NOT p is true. (p expected to be true later)
15
Dennis tidak berada di sini merupakan kejadian yang sebenarnya tetapi terdapat ekspektasi bahwa Dennis akan berada di sini di waktu yang akan datang menjadi kenyataan. Conjunction „yet‟ is that the present situation is expected to be different, or perhaps the opposite, at a later time. In uttering the statement in the example, the speaker produces an implicature that she expects the statement „Dennis is here‟ (=p) to be true later, as indicated in” (Yule, 1996: 45). Kalimat deklaratif tersebut memiliki makna tuturan deklaratif yang dapat dipahami oleh semua orang secara langsung. Penggunaan conjunction „yet‟ dalam kalimat “Dennis is not here yet” menunjukkan “contrary to expectation”. Seseorang berharap Dennis telah tiba, tetapi kenyataannya tidak demikian. Contrary to expectation condition diharapkan menjadi kenyataan di waktu yang akan datang.
2.2.2
Implikatur percakapan (Conversational Implicature) According to Grice in Thomas (1995:57), “Conversational Implicature is
what is implied varies according to the context of utterance”. Implikatur percakapan adalah apa yang tersirat menurut konteks tuturan. Berbeda dengan implikatur konvensional yang dapat dengan mudah dipahami, implikatur percakapan sebaliknya. Dibutuhkan konteks untuk memahami implikatur percakapan. According to Leech (1983) in Adisutrisno (2008: 13), “Context is any background of knowledge assumed to be shared by speaker and hearer and which contributes to hearer‟s interpretation on what speaker mean by a given utterance”. Maksudnya konteks merupakan latar belakang pengetahuan yang harus dimiliki oleh penutur dan mitra tutur untuk memberikan pemahaman atas
16
apa yang sedang dibicarakan penutur dan mitra tutur sehingga percakapan dapat berjalan dengan baik.
There are three types of contexts according to Cutting (1985: 3). 1. The situational context The situational context is what speakers know about what they can see around them. Maksudnya, konteks situasi merupakan hal-hal yang berhubungan dengan sekitarnya saat melakukan percakapan. 2. The background knowledge context The background knowledge context is what they know about what each other. Maksudnya, konteks latar belakang pengetahuan merupakan pengetahuan yang telah dimiliki oleh penutur dan mitra penutur mengenai hal yang sedang dibicarakan. Background knowledge context terbagi menjadi dua yaitu cultural dan interpersonal. Cultural general knowledge is that most people carry with them in their minds, about areas life. Cultural general knowledge merupakan pengetahuan umum yang diketahui oleh banyak orang, mengenai kehidupan atau mengenai hal yang sedang dibicarakan oleh penutur dan mitra tutur. Interpersonal knowledge is specific and possibly private knowledge about the history of the speakers themselves. Sedangkan Interpersonal knowledge merupakan pengetahuan yang lebih spesifik dan mungkin lebih pribadi yang hanya diketahui oleh penutur dan mitra tutur.
17
3. The co-textual context. The co-textual context is what they know about what they have been saying. Konteks ketiga ini yaitu co-textual merupakan hal atau pengetahuan yang penutur dan mitra tutur ketahui mengenai apa yang mereka bicarakan.
Contoh: [10] Dobbie asks Mary about inviting her friends Bella (=b) and Cathy (=c) to a party. Dobbie : Did you invited Bella and Cathy? (b & c) Mary : I invited Bella. Kita dapat melihat di dalam percakapan tersebut bahwa Mary hanya mengundang Bella dan ia tidak mengundang Cathy. Mary tidak menjawab pertanyaan Dobbie dengan jelas, tetapi Dobbie dapat memahami bahwa Mary tidak mengundang keduanya, ia hanya mengundang Bella. Dobbie mengerti apa yang Mary maksud karena ia memiliki background knowledge context (mengenai apa yang mereka bicarakan), interpersonal knowledge (kita dapat menjawab pertanyaan dengan tidak lengkap kepada teman dekat kita, karena mereka akan mengerti apa yang kita maksud). Konteks dapat membantu kita untuk memahami apa yang seseorang maksud.
18
2.3
Jenis Kalimat Berdasarkan Penggunaannya According to Radford (2005) in Adisutrisno (2008: 60), there are four
discourse functions of sentences. They are:
1.
Declarative Sentences (Kalimat Deklaratif),
2.
Interrogative Sentences (Kalimat Interogatif),
3.
Imperative Sentences (Kalimat Imperatif),
4.
Exclamative Sentences (Kalimat Eksklamatif).
2.3.1
Kalimat Deklaratif (Declarative Sentences) Declarative sentences are sentences that used to make statements. Kalimat
deklaratif adalah kalimat yang digunakan untuk membuat pernyataan. Kalimat deklaratif mengandung maksud untuk memberitakan sesuatu kepada mitra tutur. Kalimat deklaratif memberitakan suatu peristiwa atau kejadian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Example:
[11]
He went home.
Declarative sentences (Curse, 2006:42) is usually considered to be grammatically the most basic sentence form (Pete is brave, as opposed to Is Pete brave?). Prototypically, the declarative form encodes a statement, that is, a proposition, together with a commitment to its truth. The basic meaning of a declarative is related to the meanings of explicit performative verb such as state, assert, declare, announce, and so on, but is more general than any of these. A declarative sentence can acquire extra illocutionary force through implicature, as in There‟s ice on the road uttered as a warning. Declarative sentence in English, the topic is the grammatical subject and the comment is the rest of the sentence. The topic is what a sentence is about and the comment is what is said about the topic. (Curse, 2006:182)
19
Atas dasar penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kalimat Kalimat deklaratif dalam Bahasa Inggris, topik adalah grammatical subject dan komentar adalah keseluruhan dari kalimat. Topik adalah mengenai apakah sebuah kalimat tersebut dan komentar adalah apa yang dikatakan mengenai topik tersebut. Kalimat deklaratif adalah bentuk kalimat paling sederhana. Bentuk deklaratif menunjukan pernyataan seiring dengan komitmen dan kebenarannya. Makna dasar dari deklaratif berhubungan dengan makna tersirat performative verb seperti state, assert, declare, announce dan lainnya, tetapi lebih umum. Kalimat deklaratif pun dapat menunjukkan tindak tutur ilokusi melalui implikatur, seperti ketika seseorang mengatakan “ada es di jalan” hal tersebut dapat dipahami yaitu untuk memberikan peringatan. Example
: [12] Pete [topic] is the manager [comment]. [13] Pete [topic] was sacked last week [comment].
2.3.2
Kalimat Interogatif (Interrogative Sentences) Interrogative sentences are sentences that used to ask questions. Kalimat
interogatif adalah kalimat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Kalimat Interogatif mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur. Biasanya, kalimat interogatif diawali dengan kalimat tanya seperti What, Who, When, where, Why dan How dan diakhiri dengan tanda Tanya (?).
Example
: [14] Are you feeling alright?
20
Interrogative sentence (Curse, 2006:90) is the prototypical function of a sentence in the interrogative forms to ask questions. A prototypical question express (a) lack of knowledge on the part of in the speaker, (b) a desire for the lack to be made good, (c), a desire for a response from the addressee that will fulfill and (d) a belief that the addressee can supply such a response. There are two basic types of questions: „Yes-No questions‟ and „X-questions‟. Yes-No questions effectively present a proposition and ask whether it is true or not. Is Pete here? Presents the proposition „Pete is here‟ and expects the answer Yes if it I true and Not if it false. In contrast, X-questions present a proposition with a term missing, and request an answer which fills in the gap to form a true proposition. Where is Pete? Presents the skeleton proposition „Pete is in the kitchen‟ is true”. Menurut Course, kalimat interogatif merupakan fungsi pola dasar dari sebuah kalimat dalam bentuk interogatif untuk memberikan suatu pertanyaan. Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dari sebuah pola dasar pertanyaan menyiratkan kurangnya pengetahuan dari penutur mengenai hal yang sedang dibicarakan, keinginan untuk menutupi ketidaktahuannya mengenai hal yang sedang dibicarakan, keinginan untuk mendapat jawaban dari mitra tutur yang akan memenuhi ketidaktahuannya mengenai hal yang sedang dibicarakan dan keyakinan bahwa mitra tutur dapat memberikan jawaban atas pertanyaannya. Ada dua jenis bentuk pertanyaan menurut Course yaitu „Yes-No questions‟ dan „X-questions‟. Yes-No questions merupakan bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Apakah Pete di sini? Menyajikan proposisi 'Pete di sini' dan mengharapkan jawaban Ya jika saya benar dan tidak jika tidak benar.
Sebaliknya,
X-questions
merupakan
bentuk
pertanyaan
dengan
membutuhkan jawaban untuk mengisi rumpang informasi yang dibutuhkan. Ketika seseorang bertanya „Di mana Pete?‟ dan untuk mengisi rumpang tersebut dibutuhkan jawaban dengan informasi lengkap yaitu 'Pete di dapur'.
21
2.3.3
Kalimat Imperatif (Imperative Sentences) Imperative sentences are sentences that used to issues and order or
command. Kalimat imperatif adalah kalimat yang digunakan untuk memberikan permintaan atau perintah. Kalimat Imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan penutur. Example
: [15] You be quiet!
“Imperative sentence (Curse, 2006:84) is the prototypical function of a sentence in imperative form is to get someone to do something. The prototypical components of imperative meaning are (a) an expression of the desirability of some state of affairs, (b) the belief that this state of affairs does not currently hold, (c) the belief that the addressee is capable of bringing about the desired state of affairs, and (d) the desire that the addressee should bring about the desired state of affairs. The grammatical imperative shares meaning with explicit performative verb such as command, tell to, urge, demand, request and so on, but is more general than any of them. Menurut Course, kalimat imperatif merupakan kalimat yang memiliki fungsi untuk membuat seseorang melakukan sesuatu. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa komponen komponen pola dasar dari makna imperatif adalah sebuah ungkapan keinginan dari penutur, keyakinan bahwa mitra tutur mampu melakukan sesuatu yang diinginkan penutur dan terdapat keinginan dari penutur terhadap mitra tutur yaitu mitra tutur dapat memenuhi apa yang diinginkan oleh petutur. Pola dasar imperatif sama halnya dengan explicit performative verb seperti command, tell to, urge, demand, request dan lainnya, tetapi lebih umum.
22
2.3.4
Kalimat Eksklamatif (Exclamative Sentences) Exclamative sentences are sentences that used to exclaim surprise or
delight.
Kalimat
Eksklamatif
adalah
kalimat
yang
digunakan
untuk
mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan dan menyenangkan. Biasanya kalimat eksklamatif diawali dengan kata What atau How dan diakhiri dengan tanda seru(!)
Example
: [16] What a great idea that is!
The grammatical exclamations in English are introduce either by How..! or what..!, together with a special word order (Curse, 2006:59):
2.4
[17]
How tall he is!
[18]
How he dominates the stage!
[19]
What an actor he is!
[20]
What a wonderful time we had!
[21]
What dreadful weather!
Makna Tuturan (Utterances Meaning) “Utterances meaning is the meaning a sentence carries when it is used in
a particular context, with referents assigned to all referring expressions” (Curse, 2006:164). Makna tuturan adalah makna dari sebuah kalimat ketika digunakan dalam konteks tertentu yang dapat mewakili segala ungkapan. Artinya, walaupun tuturan yang disampaikan secara gramatikal salah, namun dapat dimengerti oleh mitra tutur.
23
There are four kinds of utterances meaning according to Curse in Adisutrisno, (2008: 67) in Semantics an introduction to the basic concepts. They are: 1.
Declarative Utterances (Tuturan Deklaratif),
2. Interrogative Utterances (Tuturan Interogatif), 3. Imperative Utterances (Tuturan Imperatif), 4. Exclamative Utterances (Tuturan Eksklamatif).
2.4.1
Tuturan Deklaratif (Declarative Utterances) Declarative utterances are utterances that function to make statements, to
give information. Tuturan deklaratif merupakan tuturan yang memiliki fungsi untuk membuat pernyataan, memberikan informasi atau memberitakan suatu peristiwa atau kejadian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Example: [22] Geoffrey
Alice Geoffrey
: “On Monday next week I will fly to Honolulu. I got a scholarship to study for Master‟s Degrees in Linguistics at the University of Hawaii.” : “That is good news. I wish you Good Luck.” : “Thank you very much.”
Menurut Mouton (2007: 122), dalam Exploration in pragmatic: linguistic, Cognitive and Intercultural, the grammatical declarative utterances dalam Bahasa Inggris adalah:
I need [23]
I need a coat.
24
The hearer is required to infer what he is expected to do, to bring the speaker a coat. It means that the declarative constructions may serve to perform a request. Mitra tutur harus dapat menyimpulkan apa yang penutur harapkan untuk dilakukan, untuk membawakan penutur sebuah mantel. Ini berarti bahwa konstruksi deklaratif dapat berfungsi untuk melakukan permintaan.
I want [24]
I want a glass of wine. The speaker‟s desire is made even more explicit, and along a cline
going from requesting to ordering. Keinginan pembicara dibuat bahkan lebih eksplisit, yang pada awalnya sebuah permintaan menjadi sebuah perintah.
I wish [25]
I wish this room were warmer. The speaker wishes the hearer who is expected to infer the
speaker‟s wish and to satisfy his wish by heating the room. Penutur harap mitra tutur dapat menyimpulkan keinginan penutur yaitu untuk memenuhi keinginannya dengan memanaskan ruangan.
I‟d rather [26]
I‟d rather like a cup of coffee. The function here is the same as before, but this is more indirect.
Fungsi kalimat di sini sama seperti pada kalimat sebelumnya, namun secara tidak langsung.
25
2.4.2
Tuturan Interrogatif (Interrogative Utterances) Interrogative utterances are utterances that function to make questions.
Tuturan interogatif adalah tuturan yang memiliki fungsi untuk membuat pertanyaan. Kalimat Interogatif mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur. Biasanya, kalimat interogatif diawali dengan kalimat tanya seperti What, Who, When, where, Why dan How dan diakhiri dengan tanda Tanya (?). Example: [27] :”Did your brother pass his final examination?” : “Yes, he did. He passed with a soring grade.” : “Will he continue studying at the Graduate program?” : “No. he is planning to work.”
Lewis Astrid Lewis Astrid
Menurut Mouton (2007: 264), dalam Exploration in pragmatic: linguistic, Cognitive and Intercultural, the grammatical interrogative utterances dalam bahasa Inggris adalah: [28] [29] [30]
2.4.3
Will you close the door, please? Would you get me a glass of water? Do you want to set the table now?
Tuturan Imperatif (Imperative Utterances) Imperative utterances are the utterances that function to make commands
or requests. Tuturan imperatif adalah tuturan yang memiliki fungsi untuk membuat perintah atau permintaan. Tuturan ini digunakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan penutur.
[31]
Gregory Mathews
: “Would you be so kind as to help me? I am carrying a heavy box.” : “It is my pleasure.”
26
Menurut Mouton (2007: 119), dalam Exploration in pragmatic: linguistic, Cognitive and Intercultural, the grammatical imperative utterances dalam bahasa Inggris adalah: [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38]
Can or could you..? Can or could you bring my sunglasses? Can or could you.. please? Can or could you bring my sunglasses, please? Can‟t you? Can‟t you bring my sunglasses? Will or would you..? Will or would you bring my sunglasses? Won‟t you? Won‟t you bring my sunglasses? … Can you? Bring me my sunglasses, can you? … Will or won‟t you? Bring me my sunglasses, will or won‟t you? The same imperative constructions thus give rise to different outcomes in
terms of politeness. Pola imperatif yang sama memberikan efek yang berbeda dalam hal kesopanan. (Mouton, 2007: 107): [39] [40] [41] [42]
Wash the dishes! Bring me my slippery! Sit down! Enjoy your holiday!
2.4.4
Tuturan Eksklamatif (Exclamative Utterances) Exclamative utterances are utterances that function to exclaim surprise or
delight. Tuturan eksklamatif adalah tuturan yang memiliki fungsi untuk mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan dan menyenangkan.
Example: [43] Pamela Nancy
: “What a brilliant idea you have!” : “Thank you for your compliment.”
27
Grammatical exclamations in English are introduce either by How..! or what..!, together with a special word order (Curse, 2006:59): [44]
How tall he is!
[45]
How he dominates the stage!
[46]
What an actor he is!
[47]
What a wonderful time we had!
[48]
What dreadful weather!