8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Berpikir Kritis Matematik Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Krulik dan Rudnick (Fachrurazi, 2011: 81) mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Menurut Ennis (Mulyana, 2008 : 29), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut : 1.
Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan;
2.
Mencari alasan;
3.
Berusaha mengetahui informasi dengan baik;
4.
Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya;
5.
Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan;
6.
Berusaha tetap relevan dengan ide utama;
7.
Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar;
8.
Mencari alternatif;
9.
Bersikap dan berpikir terbuka;
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu; 11. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan; 12. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah. Beyer (Mulyana, 2008 : 30) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi beberapa kemampuan sebagai berikut : 1.
Menentukan kredibilitas suatu sumber;
2.
Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan;
3.
Membedakan fakta dari penilaian;
4.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan;
5.
Mengidentifikasi bias yang ada;
6.
Mengidentifikasi sudut pandang;
7.
Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan. Indikator berpikir kritis dalam penelitian ini berdasarkan dari kesimpulan
Mulyana (2008 : 33) yang mencakup: (1) Kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan; (2) Kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan; (3) Kemampuan menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil; (4) Kemampuan mendeteksi adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda;
(5)
Kemampuan
mengungkap
data/definisi/teorema
dalam
menyelesaikan masalah; (6) Kemampuan mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah.
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
B. Missouri Mathematics Project (MMP) MMP merupakan salah satu model yang testruktur seperti halnya Struktur Pembelajaran Matematika (SPM). Model Pembelajaran MMP merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan yang dimaksud menurut Rohaeti (2009 : 13) adalah Lembar Tugas Proyek. Selanjutnya Widdiharto (2004 : 29) menyatakan bahwa model MMP secara empiris melalui penelitian adalah suatu model pembelajaran terstruktur yang meliputi review, pengembangan, latihan terkontrol, seatwork, dan penugasan (PR). Sedangkan Convey (Purwanita, 2010 : 22) juga menyebutkan struktur tersebut dikemas dalam langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Langkah I : Review Pada langkah ini guru dan siswa meninjau ulang materi yang telah
tercakup pada pembelajaran yang lalu (alokasi waktu 10 menit). Hal yang ditinjau adalah PR atau mencongak. 2.
Langkah II : Pengembangan Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu.
Penjelasan dan diskusi interaktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk demonstrasi kongkrit. Pengembangan akan lebih baik jika dikombinasikan dengan latihan terkontrol untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi baru.
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
3.
Langkah III : Latihan Terkontrol Pada langkah ini siswa diminta merespon satu rangkaian soal, guru
mengamati jika terjadi miskonsepsi. Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan total waktu 20 menit. Guru harus memasukkan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar kooperatif. 4.
Langkah IV : Seatwork/ Kerja Mandiri Langkah ke-4 ini merupakan bentuk latihan/perluasan mempelajari
konsep yang disajikan guru pada langkah ke-2 (pengembangan). Alokasi waktu yang dibutuhkan adalah 15 menit. 5.
Langkah V: Penugasan/Pekerjaan Rumah (PR) PR diberikan sebagai langkah untuk memotivasi siswa agar
penguasaan materi bisa lebih dikembangkan. Rosani (Rohaeti, 2009 : 15) menyatakan bahwa pada model pembelajaran MMP siswa diberikan lembar tugas proyek yang berisi sederetan soal atau pun perintah untuk mengembangkan satu ide atau konsep matematika. Tugas proyek ini dapat diselesaikan secara individu (pada langkah seatwork), berkelompok (pada langkah latihan terkontrol) atau bersama-sama
dengan
seluruh
siswa
dalam
kelas
(pada
langkah
pengembangan). Menurut Muscla (Purwanita, 2010 : 24) tugas proyek pada MMP ini diharapkan dapat:
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
a.
Memungkinkan siswa menjadi kreatif dalam mengintegrasikan pengetahuan yang berbeda-beda;
b.
Menghendaki
siswa
menggunakan,
mengintegrasikan
dan
menerapkan dalam mentransfer berbagai informasi dan keterangan yang berbeda-beda dalam proyek; c.
Menghendaki siswa terlibat dalam prosedur-prosedur seperti investigasi dan inkuiri;
d.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan mereka sendiri kemudian mencoba menjawabnya;
e.
Memberikan siswa masalah-masalah sehingga cara alternatif mendemonstrasikan pembelajaran dan kompetensi siswa;
f.
Memberi kesempatan untuk berinteraksi secara positif dan bekerja sama dengan teman sekelasnya;
g.
Memberikan forum bagi siswa untuk berbagi pengetahuan dan kepandaian mereka dengan siswa lain.
Ditinjau dari langkah-langkah yang termuat dalam model pembelajaran MMP Widdiharto (2004 : 29) menyebutkan beberapa kelebihan dari model pembelajaran MMP ini. Kelebihannya antara lain: 1.
Penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga banyak materi yang dapat disampaikan pada siswa; dan
2.
Banyaknya latihan sehingga siswa terampil menyelesaikan berbagai macam soal.
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
Sekilas nampak bahwa model pembelajaran MMP hampir sama dengan pembelajaran konvensional, namun jika ditelaah terdapat perbedaan antara model pembelajaran MMP dengan pembelajaran konvensional. Perbedaan tersebut menurut Puspitasari (2010 : 17) disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Perbedaan antara Pembelajaran konvensional dan Pembelajaran MMP Aspek Perbedaan Pengembangan konsepsi/Penyampaian Materi
Pembelajaran Konvensional Materi dominan disampaikan oleh guru secara keseluruhan
Pembelajaran MMP Materi disampaikan oleh guru atau siswa melalui diskusi maupun kolaborasi antara guru dengan siswa
Pengelolaan Siswa
Pembelajaran klasikal ( tidak ada pembentukan kelompok belajar)
Pembelajaran kelompok (siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar)
Sumber Pembelajaran
Dominan hanya menggunakan textbook
Textbook, Lembar tugas proyek (Latihan terkontrol, seatwork, dan PR)
Interaksi Belajar
Interaksi belajar terbatas hanya Interaksi belajar lebih luas yaitu guru dengan siswa atau siswa guru dengan siswa, siswa dengan siswa dengan siswa dalam kelompok belajar, siswa dengan siswa secara individu, dan siswa dengan sumber pembelajaran ( Lembar Tugas Proyek)
Penerapan Konsep/Latihan
Latihan hanya diberikan ketika selesai pengembangan konsep. Siswa mengerjakan secara individu atau dengan teman sebangku
Latihan diberikan dua kali yaitu pada langkah latihan terkontrol dan seatwork. Siswa mengerjakan latihan secara berkelompok (Latihan Terkontrol) dan individu (seatwork)
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
Aspek Perbedaan Peran Guru dan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Konvensional Guru lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran ( teacher center)
Pembelajaran MMP Siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran (student center)
C. Struktur Pengajaran Matematika (SPM) Krismanto (2003 : 9) mengemukakan Struktur Pengajaran adalah tahapan kegiatan dalam proses pembelajaran, termasuk perincian waktunya. Komponen struktur pengajaran adalah sebagai berikut 1.
Tahap Pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan berikut: a.
Apersepsi/revisi Pada tahap ini guru mengingatkan dan memperbaiki kemampuan
bekal siswa mengenai pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan materi. Hal ini dapat dilakukan dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan lisan atau tertulis tentang pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menunjang materi baru. b. Motivasi Usaha membangkitkan daya penggerak yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi internal diharapkan dapat dikembangkan
dalam
belajar
siswa.
Motivasi
selain
pada
pendahuluan,juga sepanjang kegiatan belajar mengajar c.
Penjelasan tujuan pembelajaran dan sistematika bahan
Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
2.
Tahap Pengembangan Tahap ini meliputi pengembangan konsep atau prinsip. Materi
diberikan
sedikit
demi
sedikit,
maksudnya
setelah
dibahas
satu
konsep/prinsip/skill segera diberikan latihan/pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep/prinsip/skill lainnya, lalu beri pertanyaan lagi dan periksa lagi pemahaman siswa. 3.
Tahap Penerapan Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk (1) mengerjakan soal-
soal latihan untuk memantapkan pemahaman konsep/prinsip dan (2) menerapkan pengetahuannya melalui latihan memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan pengembangannya dalam matematika dan kehidupan seharihari. Pengorganisasiannya dapat perorangan, berpasangan atau berkelompok. 4.
Tahap Penutup Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
Berbagai teknik yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan ini dapat dilakukan. Pemberian tugas pekerjaan rumah juga dilakukan pada tahap ini.
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori di atas, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran
konvensional. Ririn Kurniawati,2013
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu