BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Umum Kriminologi Kriminolgi, (criminology dalam bahasa Inggris, atau kriminologie dalam bahasa Jerman) secara bahasa berasal dari bahasa latin, yaitu kata ”crimen” dan ”logos”. Crimen berarti kejahatan, dan logos berarti ilmu. Dengan demikian kriminologi secara harafiah berarti ilmu yang mempelajari tentang penjahat. Istilah kriminologi pertama kali digunakan oleh P/ Topinard, seorang sarjana Perancis, pada akhir abad ke sembilan belas. Kriminologi kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan ilmiah, yang mana dalam perkembangannya, kriminologi modern terpisah-pisah melandaskan diri pada salah satu cabang ilmu pengetahuan ilmiah tertentu, yaitu sosiologi, hukum, psikologi, psikiatri, dan biologi (Trasler, 1977). 1 Secara luas, kriminologi diartika sebagai ilmu pengetahan yang mencakup semua materi pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan konsep kejahatan serta bagaimana pencegahan kejahatan dilakukan, termasuk didalamnya pemahaman tentang pidana atau hukuman. Kriminologi juga sebagai ilmu pengetahuan yang mencoba menjelaskan masalah- masalah yang terkait dengan kejahatan dan penjahat, dalam perkembangannya, tidak terlepas dari berbagai bidang studi yang juga berorientasi pada eksistensi hubungan sosial dan produk yang dihasilkan dari 1
http://manshurzikri.wordpress.com/?s=Roeslan+Saleh&submit di unduh pada tanggal 23 maret 2013
7
hubungan sosial yang ada seperti, antropologi, sosiologi psikologi kriminalistrik serta ilmu hukum pidana. Semakin kompleks pusat perhatian kriminologi maka semakin bermanfaat pada pemahaman – pemahaman dari berbagai bidang ilmu dalam hal menyumbangkan kearah penjelasan yang lebih komperensif yang merupakan tugas dari kriminologi tersebut, karena sipatnya yang multi disipliner, perkembangan teori dan metodologi pada dsisiplin ilmu yang lain sangat berpengaruh terhadap perkembangan kriminologi dalam menganilisis perbuatan tindak pidana.2 Hubungan kriminologi dengan hukum pidana sangat erat, artinya hasil – hasil penyelidikan kriminologi dapat membantu pemerintah dalam menangani masalah kejahatan, terutama melalui hasil – hasil studi di bidang etiologi kriminal dan penologi. Di samping itu, dengan penelitian kriminologi dapat dipakai untuk membantu pembuatan Undang – Undang pidana, sehingga kriminologi sering disebut sebagai “ signal-wetenschap”. Bahkan aliran modern yang diorganisasikan oleh von Liszt menghendaki kriminologi bergabung dengan hukum pidana sebagai ilmu bantunya agar bersama – sama menangani hasil penyelidikan “politik kriminal” sehingga memungkinkan memberikan petunjuk jitu terhadap penanganan hukum pidana dan pelaksanaannya, yang semuanya ditujukan untuk melindungi warga negara yang baik dari penjahat. Terhadap kriminalisasi, H Manheim memberikan pandangannya bahwa terdapat berbagai bentuk perbuatan anti sosial yang tidak dijadikan tindak pidana dan banyak diantaranya yang seharusnya tidak boleh dijadikan tindak pidana karena tiga alasan : 2
Yesmil Anwar Andang 2010. Kriminologi, Bandung PT Reflika Aditama, halm 14
8
1.
Efesiensi dalam menjalankan undang-undang pidana banyak tergantung pada adanya dukungan dari masyarakat luas, sehingga harus diselidiki apakah tentang kelakuan yang bersangkutan itu ada
sikap yang sama dalam
masyarakat. 2.
Sekalipun ada sikap yang sama, maka harus diselidiki pula apakah tingkah laku yang bersangkutan merupakan tingkah laku yang penindakannya secara teknis sangat sulit atau tidak. Sebab apabila apabila ini terjadi, akan menimbulkan manipulasi dalam pelaksanaannya.
3.
Perlu dingat pula apakah tingkah laku yang bersangkutan sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak sesuai untuk dijadikan objek hukum pidana.3 Perkembangan dan perubahan – perubahan yang terjadi baik secara
institusional maupun intelektual, dalam kriminologi menunjukkan terjadinya hubungan - hubungan dialektis antara pengetahuan dan pemikiran dengan realitas sosial, serta juga tahap – tahap pencapaian hasil – hasil yang diantisipasikan dalam praktik sosial di bidang pengetahuan. Kriminologi masa lalu beranjak dari pemahaman yang dangkal mengenai kejahatan, padahal kejahatan tak bisa hanya ditilik dari segi fenomenalnya saja, melainkan merupakan aspek yang tidak terpisah dari konteks politik, ekonomi dan sosial masyarakatnya, termasuk dinamika sejarah kondisi-kondisi yang melandasinya (yakni struktur-struktur sosial yang ditentukan secara historis)4
3 4
Prof. Dr.I.S. susanto, SH 2011. Yogyakarta Genta Publishing halm 20-21 Ibid.hlm. 57
9
Beberepa pendapat para ahli mendifinisikan tentang kriminologi sebagai berikut : Menurut Sutherland (1960) yang termasuk dalam bidang kriminologi adalah proses-proses dari pembuatan undang-undang, pelanggaran terhadap undangundang tersebut, dan reaksi-reaksi terhadap pelanggaran undang-undang tersebut. Dengan begitu maka ruang lingkup kriminologi sangat berkaitan erat dengan undang-undang, dalam pembuatan, pelanggaran ataupun reaksinya. Hubungan interaksi dari ketiga hal diatas merupakan objek studi dari kriminologi, dan merujuk kepada tiga aspek tersebut maka Sutherland (1960) membagi kriminologi dalam tiga bidang ilmu, yaitu : 1. sosiologi hukum yang bertugas mencari penjelasan tentang kondisi-kondisi terjadinya/terbentuknya hukum pidana melalui analisis ilmiah. 2. etiologi kriminal yang betugas mencari penjelasan tentang sebab-sebab terjadinya kejahatan secara analisis ilmiah. 3. penologi artinya ilmu pengetahuan tentang terjadinya atau berkembangnya hukuman, dan manfaatnya yang berhubungan dengan upaya pengendalian kejahatan (control of crime). - Menurut Van Bemmelen (Romli Atmasasmita, 1975:4) adalah layaknya merupakan The king without countries sebab daerah kekuasaannya tidak pernah ditetapkan. - Menurut Sholmo Shohan, sebagaimana dikutip oleh Romli Atmasasmita (Romli Atmasasmita, 1975:4) Kriminologi mengambil konsep dasar dan metodologi dari 10
ilmu tingkah laku manusia dan lebih luas lagi dari nilai-nilai historis dan sosiologis dari hukum pidana - Wolfgang berpendapat, bahwa krimimologi harus dipandang sebagai pengetahuan yang berdiri sendiri, terpisah oleh karena kriminologi telah mempunyai data-data yang teratur secara baik dan konsep teoritis yang menggunakan metode-metode ilmiah. Dengan kedudukan seperti itu tidak dipungkiri bahwa adanya hubungan yang seimbang dalam menykong pengetahuan akan timbul dengan berbagai lapangan ilmu. Kedudukan sosiologi, psikologi, psikiatri, hukum, sejarah dan ilmu-ilmu yang lain secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memberikan bantuannya kepada kriminologi tidak mengurangi peranan kriminologi sebagai suatu subjek yang berdiri sendiri yang didasarkan atas penelitian ilmiah. - Bonger (1934) memberikan definisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari, menyelidiki sebab-sebab kejahatan dan gejala-gejala kejahatan seluas-luasnya. Menurut Bonger, mempelajari kejahatan seluas-luasnya adalah termasuk di dalamnya mempelajari tentang patologi sosial.5 Teori-teori kriminologi dapat digunakan untuk menganalisis permasalahanpermasalahan yang terkait dengan kajahatan atau penyebab kejahatan. Teori-teori tersebut antara lain: 1. Teori Asosiasi Deferensial Pola perilaku jahat tidak diwariskan tetapi dipelajari melalui pergaulan yang akrab. Tingkah laku jahat dipelajari dalam kelompok
5
http://manshurzikri.wordpress.com/2009/12/01/pengantar-kriminologi/) di unduh pada tanggal 23 maret 2013
11
melalui interaksi dan komunikasi, dan yang dipelajari dalam kelompok adalah teknik untuk melakukan kejahatan dan alasan yang mendukung perbuatan jahat. 2. Teori Anomi Emile Durkheim (1893), mendefinisikan sebagai keadaan tanpa norma (deregulation) di dalam masyarakat. Keadaan deregulation atau normlessness tersebut kemudian menimbulkan perilaku deviasi. Kata anomie telah digunakan untuk masyarakat atau kelompok manusia di dalam suatu masyarakat, yang mengalami kekacauan karena tidak adanya aturan-aturan yang diakui bersama yang eksplisit ataupun implisit mengenai perilaku yang baik, atau, lebih parah lagi, terhadap aturan-aturan yang berkuasa dalam meningkatkan isolasi atau bahkan saling memangsa dan bukan kerja sama. 3. Teori Control Social, Teori kontrol sosial merupakan suatu teori yang berusaha menjawab mengapa orang melakukan kejahatan. Teori kontrol tidak lagi mempertanyakan mengapa orang melakukan kejahatan, tetapi mempertanyakan mengapa tidak semua orang melanggar hukum atau mengapa orang taat terhadap hukum? Teori kontrol sosial berusaha menjelaskan kenakalan para remaja yang oleh Steven Box (Hendrojono, 2005: 99) dikatakan sebagai deviasi primer. Teori kontrol sosial memandang setiap manusia merupakan makhluk yang memiliki moral yang murni. Oleh karena itu setiap orang memiliki kebebasan memilih berbuat sesuatu. Apakah ia akan berbuat menaati aturan yang berlaku ataukah
12
melanggar aturan-aturan yang berlaku. Tindakan yang dipilih itu didasarkan pada ikatan-ikatan sosial yang telah dibentuk. 6 2.2 Pengertian Minuman Beralkohol / Keras Minuman keras atau minuman beralkohol yaitu minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. menurut Mustafa7 mempunyai pandangan terhadap alkohol sebagai berikut senyawa kimia turunan hidrokarbon alifatik yang berikatan dengan gugus hidroskil. Alkohol yang dikenal masyarakat ialah ethyl alkohol yang merupakan cairan bening tidak berwarna, berbau tajam merangsang, rasanya seperti membakar lidah dan panas, kemudian sifatnya mudah menguap. Apabila diminum mudah diserap lambung. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia alkohol berarti cairan tidak berwarna yang mudah menguap, mudah terbakar, dipakai dalam industri dan pengobatan dan merupakan unsur ramuan yang memabukan di kebanyakan minuman keras atau zat cair yang memabukkan sebagai suatu zat yang dicampurkan ke dalam minuman keras. Pada dasarnya alkohol yang dicampurkan ke dalam minuman keras seringkali kadarnya berbeda-beda, sesuai dengan perusahaan di mana minuman keras yang bersangkutan diproduksi. Istilah minuman keras atau minuman yang
6
wordpress.com/2010/06/21/kajian-kriminologi/ di unduh pada tanggal 23 maret 2013 7
Mustafa, Alkohol Dalam Pandangan Islam Dan Ahli Kesehatan. Al Maarif. Bandung. Tahun 1999. Hlm. 21
13
mengandung alkohol bukan saja berarti minuman yang disediakan di toko-toko, warung-warung disediakan untuk pemuas nafsu atau berfoya-foya saja, tetapi juga jenis minuma yang mengandung alkohol, misalnya yang dilakukan dengan meragikan. Para ahli baik ahli agama, kesehatan dan ilmu sosial sepakat menyatakan bahwa keburukan akibat dari minum minuman keras atau alkohol tidak saja berakibat bagi kesehatan fisik saja tetapi juga psychis. Selain itu berpengaruh buruk pada kalangan masyarakat sendiri. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan berbagai ilmu dikembankan untuk mencari dan membuktikan betapa buruknya pengaruh alkohol pada manusia. Berkaitan dengan hal itu I. J. Cairns8 menyatakan kita tidak boleh lupa bahwa alkohol merupakan gizi yang sangat buruk, karena tidak mengandung vitamin, mineral dan protein. Selanjutnya Mustafa9 menyatakan sebagai berikut Gejala-gejala yang mungkin muncul dalam diri pecandu alkohol, bahkan sudah sering terjadi yang merupakan awal dari timbulnya suatu penyakit yang mengancam jiwa pecandu yang bersangkutan. Penyakit tersebut antara lain sebagai berikut: a)
Alkohol dapat merusak tenggorokan dan perut;
b) Alkohol dapat menghilangkan perasaan; c)
Alkohol dapat menganggu kesehatan syaraf;
8
Cairns, I.J., Alkholis. Gunung Mulia Jakarta. Tahun1987. Hal 13 Mustafa,Op.cit, Hlm. 27-39
9
14
d) Alkohol dapat menyebabkan pendarahan otak; e)
Alkohol dapat melemahkan jantung;
f)
Alkohol dapat menganggu ginjal dan hati;
g) Alkohol dapat melemahkan uraf syaraf; h) Alkohol dapat menjadikan rangsangan lemah; i)
Alkohol dapat mendatangkan rasa gemetar. Hilangnya perasaan dapat mengakibatkan seorang yang terbiasa dengan
minuman keras atau alkohol tidak menjaga lagi etika berhubungan dengan orang lain atau masyarakat sekitarnya, sehingga dengan ketiadaan atau berkurangnya perasaan tersebut dapat menyebabkan orang tersebut melakukan penyimpanganpenyimpangan perilaku yang dapat berupa tindak pidana, seperti penganiyaan, pemalakan, pencurian, penjambretan, bahkan pembunuhan. Demikian pula seorang yang terbiasa mengkonsumsi alkohol akan mudah terganggu syarafnya, menjadi gila atau terbelakang akibatnya tidak berguna di masyarakat. Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Umumnya orang awam berpendapat bahwa alkohol merupakan suatu stimulant, padahal sesungguhnya alkohol merupakan racun protoplasmic yang mempunyai efek depresan pada system syaraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kirang kemampuan untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
15
Dalam kenyataannya, masyarakat mempunyai pengaruh tertentu terhadap penggunaan alkohol. Pada umumnya proses pengaruh tersebut adalah sebagai berikut: 1. Setiap
masyarakat
mempunyai
mekanisme
untuk
mengendalikan,
mengintegrasikan dan membangun warganya. Proses tersebut tidak selalu mempunyai pengaruh yang seluruhnya positif. Apabila pengaruh negatif, akan terlihat ketegangan atau keresahan pada diri warga masyarakat; 2. Setiap masyarakat membentuk lembaga-lembaga atau pola-pola tertentu yang dapat menyalurkan rasa tegang atau rasa khawatir. Lembaga atau polapola tersebut mempunyai taraf kemampuan tertentu di dalam menyalurkan rasa tegang atau rasa khawatir. Taraf kemampun itu ikut mempengaruhi luas sempitnya kemungkinan menggunakan minuman kerasuntuk penyaluran keresahan diri; 3. Dalam setiap masyarakat berkembang pola sikap tertentu terhadap perilaku minum-minum. Secara tradisional minum-minum merupakan acara yang mempunyai berbagai fungsi, antara lain untuk untuk memperlancar pergaulan. Sebagai sarana memperlancar pergaulan, pola minum-minum mengandung aspek-aspek tertentu misalnya prestise sosial. Dalam batas – batas tertentu pola minum-minum, terutama dimana minuman disajikan yang mengandung alkohol, mencerminkan pola prilaku kelas sosial tertentu. Misalnya di Amerika Serikat kelas sosial menengah pola minum-minum mempunyai fungsi tertentu ; 16
4. Setiap masyarakat cenderung menempatkan pemabuk sebagai pihak yang meyimpang atau bahkan pelanggar. Dengan lain perkataan, peminum adalah pihak yang secara potensial merupakan pelanggar. Akan tetapi hal itu juga akan tergantung pada taraf ketetapan norma-norma yang mengatur perilaku yang berkaitan10 Dalam aspek sosial yang secara sosiologis sangat penting adalah pengaruh orang mabuk terhadap kehidupan keluarga, reaksi keluarga terhadap kepala rumah tangga yang pemabuk. Proses ini berlangsung secara bertahap, sebagai berikut ; 1. Pada waktu suami mulai minum-minum agak diluar batas, istri mulai menderita tekanan-tekanan batiniah, hubungan antara suami istri mulai terganggu keserasiannya. 2. Pada tahap kedua, frekuensi munum-minum meningkat. Hubungan antara suami istri dan anak-anak pun semakin tegang. Pada saat itu keluarga telah dicap oleh masyarakat sekitar sebagaikeluarga pemabuk. 3. Pada tahap ketiga istri dan anggota keluarga lainnya sudah tidak lagi mencoba mengatasi masalah umum yang dihadapi, namun mencari jalan sendiri – sendiri untuk menanggulangi gangguan-gangguan individual.
10
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007, hlm 327328
17
4. Pada tahap keempat istri mengambil alih peranan kepala rumah tangga. Istri mulai membentuk kkepercayaan pada dirinya sendiri bahwa dia mampu untuk mengurus keluarga tanpa mengharap bantuan dari suami. 5. Pada
tahap
kelima
ada
kemungkinan
bahwa
istri
sepenuhnya
mengendalikan keluarga. 6. Pada tahap keenam istri dan anak – anak mengorganisasi keluarga tanpa mengikutsertakan suami. 7. Pada
tahap
ketujuh
ada
kemungkinan
bahwa
suami
menyadari
kekeliruannya sehingga secara perlahan kembali kehidupan normal. Dalam tahap ini akan timbul keesulitan bagi suami karena semula masih dianggap sebagai penyimpang marjinal.11 Namun disisi lain minuman keras dapat memberikan manfaat jika diminum dalam dosis yang sesuai dan tidak berlebihan seperti dalam uraian di bawah ini ; 1. Wine Dengan dosis segelas anggur per hari, Bagi para wanita, wine dapat menaikkan tingkat estrogen, yang memperlambat kerusakan tulang serta mengurangi resiko mati muda hingga 33%. Sedangkan bagi para pria, wine mampu mengurangi resiko terjadinya kanker prostat. Bagi tubuh kita, wine mampu menghadang penyakit terhadap tubuh kita, smeisal stroke, batu ginjal, jantung korener, diabetes dan kanker saluran pencernaan bagian atas. Wine juga dapat mencegah kolesterol, karena bisa membakar kalori yang dapat membentuk lemak. 11
Ibid.hlm 331
18
2. Beer Bir umumnya dibuat dari gandum yang difermentasikan dan dapat mengurangi resiko penyakit jantung. Sedangkan bir beralkohol rendah dapat digunakan sebagai anti kanker bila diminum secara teratur. Satu setengah gelas bir per hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi resiko diabetes dan batu ginjal. Selain itu protein di dalam bir mampu melindungi otak atau ancaman Alzheimer dan serangan kanker payudara pada wanita. 3
Vodka Manfaat yang dimiliki vodka sebagian dapat mempercantik kulit wajah maupun kepala. Untuk mengecilkan pori-pori dapat membubuhkan vodka pada kapas dan cukup ditepuk-tepuk ke wajah. Sedangkan bagi anda yang berketombe dapat mencampur beberapa sloki vodka pada botol shampoo anda. Dan yang terakhir adalah untuk menghaluskan kaki dan tangan anda sebelum pedicure dan menicure, cukup campurkan vodka ke dalam air hangat dan rendam kaki anda.
4. Arak/Tuak Minuman keras ini memiliki kadar alkohol yang cukup tinggi. Tuak berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh. 12 2.3 Jenis Jenis Minuman Keras / Alkohol 1. Captikus Cap Tikus merupakan minuman keras dari Manado hasil penyulingan Sagoer. Sagoer sendiri adalah cairan yang disadap dari pohon enau dan 12
http://www.herijaya.com/2013/05/manfaat-minum-alkohol.html di akses 23 Maret 2013
19
mengandung sedikit kadar alkohol sekitar 5%. Setelah disuling dengan cara tradisional, minuman khas Minahasa ini menjadi pendorong kerja untuk kalangan petani. Namun saat ini Cap Tikus lebih menjadi sarana pelampiasan dan mabuk-mabukan. Begitu berbahayanya minuman ini hingga orang-orang tua mengingatkan agar bisa menahan atau mengontrol minum minuman Cap Tikus. 2.
Vodka Orange Juice Campuran vodka dan orange juice. vodkanya sendiri merupakan salah satu minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, yang dibuat dari fermentasi gandum yang disuling.
3. Tuak Tuak biasa juga disebut arak di Nusantara adalah sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang mengandung gula yang mengandung etanol (atau lebih dikenal sebagai alkohol). Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau aren, legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. 4. Beer Merupakan segala minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati dan tidak melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dan yang lain, 20
maka karakteristik bir seperti rasa dan warna juga sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya. Salah satu minuman tertua yang dibuat manusia, yaitu sejak sekitar tahun 5000 SM yang tercatat di sejarah tertulis Mesir Kuno dan Mesopotamia. Walaupun secara umum bir merupakan minuman beralkohol, ada beberapa variasi dari dunia Barat yang dalam pengolahannya membuang hampir seluruh kadar alkoholnya.13 2.4 Dampak Penyalahgunaan Minuman Keras Adapun yang menjadi dampak akibat penyalahgunaan minuman keras adalah sebegai berikut : 1. Gangguan Fisk Meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta gangguan seks lainnya. 2.
Gangguan Jiwa Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
3.
Gangguan Kamtibmas perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri sehingga yang
13
http:/blogspot.com/2012/01/10-jenis-minuman-beralkohol-html
21
bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal. 14 Disisi lain minuman keras juga mempunyai dampak negatif bagi pelakunya yakni sebagai berikut: 1. Menimbulkan gangguan kesehatan jasmani dan rohani, merusak fungsi organ vital tubuh : otak, jantung, ginjal, hati dan paru-paru samapi kepada kematian. 2. Menimbulkan
kecelaan
diri
yang
bersangkutan
dan
orang
lain
3. Perbuatan melanggar hukum yang dapat menyeret pelakunya ke penjara. 4. Memicu tindakan tidak bermoral, tindakan kekerasan dan tindak kejahatan. 5. Menurunkan sampai membunuh semangat belajar.
14
http://obrolanislam.wordpress.com/2008/04/07/ dampak penyalahgunaan minuman-keras-
22