BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Jasa dan Katering Pada umumnya jasa meliputi seluruh aktivitas perekonomian dimana outputnya tidak berupa produk fisik, tetapi dikonsumsi pada saat dihasilkan dan menawarkan nilai tambah suatu bentuk (seperti kenyamanan,kesehatan, atau ketepatan waktu) yang bersifat intangible. Aktifitas seperti ini menyewakan kamar hotel, mendepositokan uang di bank, bepergian dengan pesawat, atau meminta nasihat pengacara semuanya merupakan aktivitas membeli jasa. Beberapa definisi jasa yang dikemukakan oleh William J. Stanton dalam Buchari Alma(1998:204 ) bahwa “Services are those separately , essentially intangible activities that provide want satisfaction, and that are not necessarily tied to the sale of a product or another service. To produce a service may or may quired there is no transfer of the little ( permanent ownership)to the tangible goods. However when such use is required , there is no transfer of the title ( permanent ownership) to these tangible goods .Artinya : Jasa adalah sesuatu yang diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud , yang ditawarkan untuk menemui kebutuhan , jasa dapat dihasilkan dengan benda-benda berwujud atau tidak . Sementara itu definisi jasa sebagai suatu hasil rangkuman dari definisidefinisi yang dikemukakan oleh Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner ( 2000:3 ) dalam Buchari Alma ( 1998 : 204 ) menyatakan broad definition is one theh defines service “ includes all economic activities whose output is not a physical
8
9
product or contruction is generally consumed at the time it is product and provides added value inform ( such as convenience , amusement , time lines , comfort , or health) that are essentially intangible concents of its first purchaser.” Yang artinya Jasa adalah suatu perekonomian yang outputnya bukan produksi dikonsumsi secara bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan
nilai
tambah yang diberikannya dalam bentuk ( kenikmatan,hiburan,santai,sehat) yang secara prinsip intangible bagi para pembeli pertamanya. Sedangkan menurut Fuller dalam Suseno Kardigantara ( 2006:4) bahwa Industri jasa katering merupakan salah satu jasa yang operasionalnya yang bertujuan untuk membuat konsumen merasa puas atau produk yang diterima olehnya . Menurut Davis dan Store dalam Suseno Kardigantara (2006 : 4 ) Jasa boga ( Katering) termasuk dalam Industri Commercial Catering yaitu maksud dan tujuan dari perusahaannya adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa layanan katering yang yang bertujuan memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk ( jasa ) yang di sediakan . Kepuasan merupakan unsur intangible dari produk katering yang ditawarkan dan kualitas makanan diproduksi serta pelayanannya termasuk unsur tangible . Jasa boga adalah suatu pengelolaan makanan baik yang di tangani perorangan maupun perusahaan yang menyediakan makanan disuatu tempat guna memenuhi berbagai kebutuhan penyediannya didasarkan atas pesanan. Produk Katering yaitu makanan merupakan tolak ukur kepuasan konsumen yang disesuaikan dengan kebiasaan dan pengalaman dari konsumen tersebut yang menikmati produk tersebut. (Suseno Kardigantara ,2006:4-5) .
10
Adapun faktor yang ditetapkan pada kualitas dari makanan yang disajikan antara mempertimbangkan selera konsumen yang akan menikmatinya, disamping itu pula jumlah porsi yang dipesan serta proses penyajian makanan dan jenis pengolahan dari makanan tersebut. Tetapi faktor yang paling penting daripada layanan katering di mata konsumen adalah hubungan yang beralasan pada nilai dan kepuasan konsumen. Pelayanan merupakan bagian dari jasa layanan katering karena suatu perusahaan katering memiliki produk makanan yang berkualitas tidak ada artinya apabila tidak diimbangi dengan operasional pelayanan yang baik , cepat dan tanggap akan kebutuhan konsumen. Katering merupakan industri jasa yang seharusnya memiliki target prima dalam tujuannya yang secara psikologis memasukkan unsur makanan – minuman.Dalam operasional metode pelayanan harus dipahami sebagaimana hubungan antara makanan dan minuman yang disajikan dengan pemikiran konsumen akan kepuasan yang disampaikan oleh keduanya .( Suseno Kardigantara,2006:5) Perbedaan antara barang dan jasa seringkali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan jasa- jasa tertentu ( misalnya instalasi, pemberian garansi, pelatihan dan bimbingan operasional , perawatan, dan reparasi)dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering kali juga melibatkan barang- barang ( misalnya makanan di restoran, telepon dalam jasa telekomunikasi). Jasa merupakan suatu kegiatan perusahaan dengan menyediakan pelayanan dimana perusahaan yang menggunakan jasa harus bisa menarik perhatian konsumen dan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen pemakai
11
jasa. Seperti yang dikemukakan oleh Mohammad Lukman Arief ( 2008 : 13 ) bahwa “ Jasa adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu “. Menurut Fandy Tjiptono dalam Mohammad Lukman Arief ( 2008 : 14 ) , bahwa “ Jasa merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua komponen utama : 1) Operasi Jasa ( service operations ) , dimana masukan ( input ) diproses dan elemen- elemen prodek jasa diciptakan, dan (2) penyampaian jasa ( service delivery ), dimana elemen- elemen produk dirakit, diterapungkan dan disampaikan kepada pelanggan. Sedangkan menurut Kotler yang dikemukakan Fandy Tjiptono dalam Moh.Lukman Arief ( 2008 : 14 ) menyatakan bahwa :” Jasa adala suatu tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada yang lain pada dasarnya bersifat intangible ( tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.” Berdasarkan proses jasa dapat dibagi menjadi 2 dimensi utama: Penerima jasa dan sifat tindakan jasa menunjukkan empat tipe jasa berdasarkan kriteria tersebut: 1. People Processing Service Dalam tipe ini , tangible actions ditujukan pada tubuh manusia yang contohnya jasa transportasi , tukang pijat, salon kecantikan, dan operasi bedah . Pelanggan harus secara fisik. Karena pelanggan menjadi bagian dari proses produksi yang berhubungan langsung secara simultan dengan konsumsi .
12
2. Possession –processing service Tipe ini berkenaan dengan melakukan sesuatu atas produk fisik untuk meningkatkan nilainya bagi pelanggan. 3. Mental – stimulus processing service Tipe ini berupa intangible actions yang ditujukan pada benak atau pikiran orang, misalnya jasa siaran televise, event olah raga, pentas musik, dan jasa pendidikan. 4. Information processing service Tipe ini berupa intangible actions yang ditujukan pada intangible assets dan terdiri dari pengumpulan, interpretasi dan pengiriman data untuk menciptakan nilai tambah . Berbagai riset dan literature manajemen dan pemasaran jasa, mengungkap bahwa jasa memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan jasa berdampak strategi mengelola dan memasarkannya 2.1.2 Karakteristik Jasa Menurut Fandy Tjiptono (2004:15) mengemukakan bahwa empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik utama tersebut meliputi: 1. Intangibilitity Jasa bersifat intangible artinya tidak dapat dilihat , dirasa,dicium ,dan didengar sebelum dibeli dan dikonsumsi seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri.
13
2. Ineparability Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual,lalu dikonsumsi , sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu , baru kemudian diprosuksi dan dikonsumsi pada waktu yang sama. 3. Variability Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output , artinya banyak variasi bentuk ,kualitas dan jenis , tergantung pada siapa , kapan, dan dimana jasa tersebut jasa dihasilkan . 4. Perishability Jasa merupakan komoditas tidak tahann lama dan tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu yang akan datang, dijual kembali atau dikembalikan. 2.1.3 Klasifikasi jasa Banyak para pakar yang melakukan klasifikasi jasa, dimana masingmasing ahli menggunakan dasar perbedaan yang disesuaikan dengan sudut pandangnya masing- masing berdasarkan lima kriteria ( lovelock,1992, dalam Evans dan Berman, 1990 )yang dikutip oleh Fandy Tjiptono ( 2004, 8), yaitu : 1.
Segmen Pasar Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada
konsumen akhir ( misalnya taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan ) dan jasa kepada konsumen organisasional ( misalnya jasa akuntansi dan perpajakan, jasa konsultasi manajemen , dan jasa konsultasi hukum ). Sebenarnya ada kesamaan di antara kedua segmen pasar tersebut dalam pembelian jasa.
14
2.
Tingkat keberwujuadan ( tangibility ) Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan
konsumen . Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : a.
Jasa penyewaan barang ( Rented Goods service ) Konsumen menyewadan menggunakan produk-
produk
tertentu
berdasarkan tariff selama jangka waktu tertentu selama jangka waktu pula. Konsumen hanya dapat menggunakan produk tersebut , karena kepemilikannya tetap berada pada pihak perusahaan
yang menyewakannya . Contohnya
penyewaan mobil, kaset video, laser disc, villa,dan apartemen. b.
Jasa kepemilikan barang ( Owned goods service) Pada owned goods service , produk- produk yang dimiliki konsumen di
reparasi , dikembangkan atau ditinggalkan unjuk kerjanya, atau dipelihara/ dirawat oleh perusahaan jasa. Jenis jasa ini juga mencakup perubahan bentuk pada produk yang dimiliki konsumen , dan lain- lain) , pencucian mobil , perawatan rumput lapangan golf, perawatan taman , pencucian pakaian ( Laundry dan dry cleaning ) , dan lain- lain. c.
Jasa tidak berbentuk barang ( Non- Good service ) Karakteristik khusus ini adalah jasa personal yang bersifat intangible (
tidak berbentuk fisik ) ditawarkan kepada para pelanggan contohnya supir, baby sitter,dosen,tutor, pemandu wisata, ahli kecantikan dan lain- lain.
15
3.
Keterampilan penyedia jasa Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa – jasa terdiri atas profesional
service ( misalnya konsultasi manajemen , dokter , perawat dan arsitek ) dan nonprofessional service ( misalnya supir taksi,dan penjaga malam) . Pada jasa yang memerlukan keterampilan tinggi dalam proses operasinya, pelanggan cenderung sangat efektif dalam memilih penyedia jasa. Hal ini yang menyebabkan para profesional dapat ‘mengikat ‘ para pelanggannya . Sebaliknya jika tidak memerlukan keterampilan tinggi, seringkali loyalitas pelanggan rendah karena penawarannya sangat banyak . 4.
Tujuan Organisasi Jasa Berdasarkan tujuan organisasi , jasa dapat dibagi menjadi commercial
service atau profit service ( misalnya penerbangan, bank, dan jasa parcel ) dan nonprofit service ( misalnya sekolah, yayasan, dan bantuan panti asuhan, panti wreda, perpustakaan, dan museum) 5.
Regulasi Dari aspek regulasi , jasa dapat dibagi regulated service ( misalnya pialang,
angkutan umum , dan perbankan ) dan nonregulated service ( seperti makelar , katering , dan pengecatan rumah ) 6.
Tingkat Intensitas Karyawan Berdasarkan tingkat intesintas karyawan ( keterlibatan tenaga kerja ) , jasa
dapat dikembangkan menjadi dua macam, yaitu equipment based service ( seperti cuci mobil otomatis , jasa sambungan telepon jarak jauh , ATM ( Automatic teller machine ), vending machines dan binatu ) , dan people based service ( seperti
16
pelatih sepak bola,satpam , jasa akuntansi, konsultasi manajemen, dan konsultasi hukum ) . People based service masih dapat dikelompokkan menjadi kategori tidak terampil , dan pekerja profesional . (Fandy Tjiptono ,2004:11). 7.
Tingkat Kontak penyedia jasa dan pelanggan Berdasarkan tingkat kontak ini , secara umum jasa dapat dibagi menjadi high
contact service ( seperti universitas, bank, dokter, dan pegadaian )dan low contact service ( misalnya bioskop). 2.2 Konsep Pengalaman Usaha Tingginya suatu pengalaman usaha dapat diukur dengan menghitung lamanya seorang menekuni suatu pekerjaan , dan kegiatan yang pernah diikuti , seperti pelatihan dan seminar . Menurut Sedarmayanti ( 2009 : 39) “ Pengalaman merupakan suatu modal yang besar artinya dalam menjalankan roda agar dapat lebih berhasil dan berdaya guna. Setiap pekerja dituntut untuk banyak memiliki pengalaman praktis , sehingga diharapkan nantinya dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan lebih baik dan terampil .” Suatu perjalanan panjang yang mungkin terjadi dalam ribuan mil,yang tentumya dimulai dengan langkah pertama. Oleh sebab itu ayunkanlah langkah pertama itu,kemudian anda akan memperoleh pengalaman demi pengalaman, jalan menaik atau menurun, dan orang baik , ada teman atau lawan, tentu semuanya akan memperkokoh pribadi dan kegiatan bisnis anda untuk meneruskan perjalanan menuju sukses.( Buchari Alma, 2004:96)
17
Seseorang dikatakan berpengalaman atau mempunyai pengalaman tentang suatu pekerjaan apabila orang yang bersangkutan telah mengalami pekerjaan tersebut. Pengalaman akan terjadi apabila orang tersebut telah lama menekuni pekerjaan , sehingga tahu latar belakang dan cara yang terbaik tergantung pada lamanya seseorang tersebut mengalami pekerjaannya. Pengalaman terbaik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan suatu usaha, terutama industri jasa boga yang membutuhkan keterampilan yang baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jhone Loke yang dikutip Sedarmayanti(1992:68) bahwa : “ Pengalaman hanya mungkin diperoleh dalam hubungan lingkungannya. “ Dikatakan pula bahwa pengalaman merupakan faktor utama, hal ini berarti bahwa jiwa dan kemampuan seseorang akan lebih mapan apabila orang tersebut telah merasakan kenyataan yang sebenarnya. Biasanya pengalaman akan lebih memasuki ke dalam kehidupan kejiwaan seseorang akan meninggalkan suatu kesan yang mendalam dibandingkan dengan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui formal maupun non formal . Menurut A Kurrilaff, John M.Memphil dan Douglas Cloud dalam Suryana (2008: 90-91),ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar kegiatan usaha berhasil diantaranya yaitu : 1. Technical competence , yaitu kompetisi dalam bidang rancang bangun sesuai dengan bentuk bidang usaha yang akan dipilih . Misalnya kemampuan dalam bidang teknik produksi. Dalam hal ini seseorang harus betul- betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan. 2. Marketing competence , yaitu memiliki kompetensi dan menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasikan pelanggan dan menjaga kelangsungan
18
hidup perusahaan . Dalam hal ini seseorang harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik,misalnya dalam hal pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing. 3. Financial competence , yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan mengatur pembelian, penjualan,pembukuan laba/rugi . Dalam hal ini sesorang harus mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya. 4. Human Relation competence , yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal , seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan . Dalam hal ini seseorang harus mengeahui hubungan interpersonal secara hebat. Berdasarkan pendapat diatas bahwa pengalaman merupakan
faktor
utama,hal ini merupakan bahwa jiwa kewirausahaan dan kemampuan seseorang akan lebih mapan apabila orang tersebut sebelumnya telah merasakan kegiatan yang lama, karena biasanya pengalaman akan lebih merasuk kedalam kehidupan kejiwaan seseorang, sehingga akan meninggalkan suatu kesan yang mendalam dibandingkan dengan pengetahuan
yang hanya diperoleh melalui pendidikan
formal dan non formal. Pengalaman merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan suatu usaha pekerjaan yang membutuhkan keahlian, kecakapan, dan inisiatif untuk berkreasi. 2.3 Konsep Kemampuan Manajerial 2.3.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen merupakan terjemahan dari Management dalam Bahasa Inggris , yang berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, dan memimpin . Menurut Pendapat para ahli ilmu manajemen berasal dari bahasa latin yaitu” Mano” berarti tangan , ditambah imbuhan “agree” yang artinya melakukan dan sesuatu sehingga menjadi “ managare” yang berarti melakukan
19
sesuatu berkali- kali dengan menggunakan tangan- tangan. ( Maman Ukas, 2004:1). Manajemen adalah bagian terpenting untuk semua gerakan berhasilnya dasri suatu organisasi. Manajemen adalah segenap aktivitas manusia dalam organisasi dengan menggunakan bantuan sumber –sumber daya dan aktivitas dan fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan pusat kekuatan berfikir ( think thank) dan berperan sebagai mesin penggerak, alat yang aktif dan efektif untuk mengatur transformasi kekuatan melalui jaringan-jaringan terstruktur , mekanisme sistem yang telah terorganisasikan sehingga akan mendorong subsistem dan para pelaksana untuk bekerja sesuai dengan fungsi dan tugasnya. ( Maman Ukas, 2004 :1-6). Sedangkan manajemen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap kegiatan kegiatan perusahaan dan hanya sedikit sekali perusahaan yang mencapai sukses secara langsung apabila tidak mendayagunakan manajemen secara efektif . Dengan manajemen tujuan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lain dapat tercapai dengan baik. Manajemen merupakan sebuah subjek yang sangat penting, karena manajemen mempersoalkan usaha penetapan secara efektif bakat- bakat manusia dan sumber materil. Seperti yang dikemukakan oleh Clayton Reeser dalam (Maman Ukas,2004:14)bahwa: “ Management is the utilization of physical and human resources throught coordinative effort and it is accomplishied of planning, organizing, staffing,and contolling. Yang artinya Manajemen adalah penggunaan daripada sumber manusia dan alam melalui koordinasi dan diwujudkan dengan pembentukan fungsi-fungsi perencanaan, pengeorganisasian, penentuan staf , pengarahan dan pengawasan.
20
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang akan ditetapkan sebelumnya dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan , dan pegawasan. Dengan demikian manajemen dapat dikatakan sebagai proses yang melihat bagaimana seseorang manajer menjalankan fungsinya secara sistematis untuk melakukan sesuatu. Definisi manajemen merupakan suatu proses karena manajemen apapun keahliannya dan keterampilannya terikat dalam kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Sedangkan menurut Sondang P Siagian ( 2007:2) manajemen dapat disoroti dari berbagai sudut pandang , yaitu sebagai berikut : 1. Manajemen merupakan seni menggerakkan orang lain agar mau dan mampu berkarya demi kepentingan organisasi. 2. Manajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasional ketika terdapat sekelompok orang yang menduduki berbagai jenjang tingkat kepemimmpinannya dan sekelompok orang lain yang tanggung jawabnya adalah menyelenggarakan berbagai kegiatan operasional. 3. Keberhasilan suatu organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara kehadiran dan keterampilan teknis pada pelaksana kegiatan operasional. 4. Kedua kelompok utama dalam suatu organisasi , yaitu kelompok manajerial dan kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing- masing yang secara konseptual dan teorikal dapat disajikan. 2.3.2 Fungsi – fungsi Manajemen Perlengkapan fungsi- fungsi manajemen diakui para teoritis
berbeda,
namun jadi kenyataannya perbedaan itu tidaklah jadi permasalahannya terhadap teori- teori lainnya , sebab pada akhirnya teori- teori tersebut mengharapkan kepada tercapainya tujuan yang efektif dan efisien. Adapun Klasifikasi fungsifungsi organik manajemen antara lain:
21
1. Fungsi Perencanaan Menurut Malayu Hasibuan ( 2006:91 ) bahwa “ Perencanaan merupakan fungsi dasar ( fundamental ) manajemen, karena organizing, staffing, directing,dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan . Sedangkan menurut Mondy ,Sharfin, dan Preumeux dalam Maman Ukas ( 2004 : 175 ) “Planning is the prosess of determining in advance what should be accomplished and how it should be realized “. Yang artinya “Perencanaan adalah suatu proses penentuan terlebih dahulu tentang apa yang dilakukan dikerjakan dan bagaimana hal itu bisa direalisasikan”. Begitu pula yang di nyatakan oleh Akkof dalam Maman Ukas ( 2004: 175) bahwa Perencanaan adalah suatu yang kita lakukan terlebih dahulu , dalam mengambil tindakan .( Planning is something we doin advance of taking actions). Secara sederhana Plunkett dan Attner yang dikemukakan oleh Maman Ukas ( 2004 :175 ) manyatakan bahwa : “ Perencanaan adalah merupakan persiapan segala sesuatu hari ini ,untuk keperluan hari esok ,” ( Planning tomorrow, today .1997 ). Sedangkan (menurut G.R Terry menyatakan bahwa : “ Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumpsions regarding the future in the visualization and formulation of proposed activitins believed necessary to achieve the desired results . Artinya Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta- fakta dan membuat serta memggunakan asumsi- asumsi memgenai masa yanmg akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan- kegaiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. ( Maman Ukas, 2004: 175 ) Menurut Rue and Byars dalam Maman Ukas ( 2004:176) bahwa Perencanaan mempunyai peranan penting yang sangat spesifik, sebagai berikut : 1.
Dengan perencanaan memungkinkan seorang manajer organisasi untuk mempengaruhi masa depan , bukan hanya menerima masa depan .
22
2.
3. 4.
Perencanaan menyediakan wahana bagi keterlibatan personel secara aktif dari semua bagian organisasi : • Input dari semua bagian organisasi akan mengembangkan kualitas rencana( saran yang baik bisa datang dari berbagai level organisasi ). • Keterlibatan dalam proses perencanaan akan mengembangkan pemahaman atas seluruh arahan , kebijakan, dan peraturan organisasi . • Keterlibatan dalam proses perencanaan akan meningkatkan komitmen dan loyalitas individu terhadap rencana yang dihasilkan . Rencana menjadi “ Rencana kita / kami “ bukan “Rencana mereka “ Perencanaan mempunyai efek yang positif terhadap kinerja kerja manajerial. Perencanaan merupakan latihan mental yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana perusahaan . Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dalam proses perencanaan dan pengambengan rencana dibutuhkan oleh manajer untuk berpikir di masa yang akan datang apabila terjadi perubahan Adapun
yang
menjadi
tujuan
dari
pentingnya
memberikan
pengarahan,mengurangi dampak negatif perubahan , meminimalkan pemborosan yang berlebihan ( waste redundancy) dan menentukan untuk mengendalikan perencanaan membuat usaha menjadi terkoordinasi. Pada
proses awal
perencanaan akan dimulai dari tujuan kemudian dirinci berbagai cara teknik dan prosedur guna mencapai tujuan. 2.
Fungsi Pengorganisasian Pengorganisasian adalah merupakan proses kegiatan untuk memperinci
dan membagikan tugas secara harmonis dan berimbang diantara subsistem yang terkait
secara
terkoordinasi
untuk
mendukung
tercapainya
tujuan.
Pengorganisasian merupakan suatu organisasi yang mempunyai hubungan antara tugas- tugas sehingga merupakan suatu kesatuan ( entity ) dan menunjukkan sekaligus suatu proses kegiatan. ( Maman Ukas,2004 : 219) .
23
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu prosesyang dinamis, sedangkan organisasi merupakan suatu alat atau wadah yang statis.Pengorganisasian juga dapat diartikan sebagai penentuan pekerjaanpekerjaan yang harus dilakukan , pengelompokkan tugas- tugas dan membagibagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen- departemen ( subsistem ) serta penetuan hubungan – hubungan. Menurut Pengorganisasian
Malayu adalah
Hasibuan suatu
(2006:118)
proses
menyatakan
penentuan,
bahwa
pengelompokkan
“ dan
pengaturan bermacam- macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan , menempatkan orang- orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas- aktivitas tersebut. Adapun cara yang digunakan untuk menyelenggarakan fungsi pengorganisasian adalah dengan mengetahui asas-asas( prinsip- prinsip) organisasi , dengan pemahaman yang dapat diwujudkan , sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Principle of Organizational Objective ( asas tujuan organisasi) Principle of Unity of Objective( asas kesatuan tujuan ) Principle of Unity of Command( asas kesatuan perintah) Principle of the Span of Management ( Asas kendali rentang ) Principle of Delegation of Authority ( asas pendelegasian wewenang ) Principle of Parity of Authority and Responsibility ( asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab). 7. Principle of Responsibility ( asas Tanggung jawab) 8. Principle of Departmentation ( principle of devision of work= asas pembgian kerja ) 9. Principle of Personnel Placement ( asas Penempatan Personalia) 10. Principle of Scalar ( asas jenjang berangkai) 11. Principle of Coordination ( asas koordinasi)
24
Proses pengorganisasian dalam suatu perusahaan meliputi pembatasan jumlah tugas-tugas , pengelompokkan dan pengklasifikasian tugas- tugas wewenang diatara karyawan dan personal perusahaan dengan demikian agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien maka seorang manajer harus menempatkan setiap pekerjaan sesuai dengan kecakapan yang dimilikinya.( Malayu Hasibuan, 2007:29) 3. Fungsi Penggerakan Penggerakkan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen, sebab perencanaan,yang telah disusun dan diorganisasikan harus dilaksanakan secara seksama . Oleh karena itu pemimpin adalah menggerakkan seluruh potensi yang ada untuk dapat berfungsi menjalankan seluruh kegiatan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh G.R Terry dalam Malayu Hasibuan ( 2009:183),bahwa : “Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing effort”. Artinya: “ Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok , agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha- usaha pengorganisasian”. Manusia merupakan suatu unsur terpenting dalam suatu administrasi dan manajemen yang berarti mengakui pula fungsi penggerakkan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting ,karena secara langsung berkaitan dengan caracara yang terbaik dengan agar para pekerja menjalankan tugasnya dengan senang
25
hati. Hal ini berkaitan dengan kepemimpinan,yang dimiliki oleh seseorang dapat mempengaruhi orang lain. ( Maman Ukas, 2004:268). 4.
Pengawasan Menurut Maman Ukas (2004:337) menyatakan bahwa “ Pengawasan adalah
suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan perbaikan atas pelaksanaan kerja, sehingga apa yang telah direncanakan dapa dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan”. Pengawasan mempunyai fungsi yang erat kaitannya dengan fungsi perencanaan dan fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi karena pengawasan baru dapat dilakukan apabila rencana tujuan baru dapat diketahui dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan . Adapun tujuan dari pengawasan yang sudah mencakup didalamnya , yaitu sebagai berikut : 1. Mensuplai pegawai-pegawai manajemen dengan informasi- informasi yang tepat pada waktunya. 2. Memberi kesempatan pada mereka dalam meramalkan rintanganrintangan terhadap produktivitas secara teliti . 3. Langkah untuk mencapai produktivitas yang maksimum dan pencapaian yang memuaskan dari pada hasil- hasil yang diharapkan. Pengawasan akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciriciri sebagai berikut : 1. Pengawasan harus merefleksikan dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan. 2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi dari rencana pada titik- titik strategis 3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian tertentu 4. Objektivitas dalam melakukan pengawasan 5. Keluesan pengawasan
26
6. Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi 7. Efisiensi pelaksanaan pengawasan. 8. Pengawasan harus bersifat membimbing. 2.3.3 Pengertian dan Jenis Kemampuan Manajerial Kemampuan sebagai individu adalah capacity to perform the various task in job. Dari pengertian ini adalah kemampuan seseorang untuk melakukan bermacam-
macam
tugas
dan
pekerjaannya.
Individu
tersebut
akan
mempergunakan seluruh kemampuannya atau seperangkat keahlian dalam berbagai aspek. Menurut Maman Ukas ( 2004 :111 ) manajer yang memiliki kemampuan manajerial , yaitu memiliki pengetahuan dan sikap perilaku yang turut berkontribusi terhadap pengampilan manajerial yang efektif. Kemampuan manajerial yang harus dimiliki sebagai indikator dari kemampuan manajerial menurut Winardi ( 1990 :245 ) yaitu : 1. 2. 3. 4.
Keterampilan dalam membuat perencanaan Keterampilan dalam pengorganisasian dan kegiatan- kegiatan. Keterampilan dalam melaksanakan kegiatamn yang telah direncanakan Keterampilan dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Secara singkat teori kemampuan ini menyangkut beberapa hal diantaranya sebagai berikut : 1. Intelectual ability (kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitasnya dengan berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang ada. 2. Physical abiltity ( kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitasmya di tunjang dengan jasmani dan badaniah yang kuat). 3. The ability job fit ( kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaannya ). Dalam menjalankan usahanya , setiap manajer di tuntut untuk memiliki kemampuan dalam perusahaannya yang dapat diwujudkan dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi
27
(1990 : 4) yang menyatakan bahwa : “ Kemampuan Manajerial ( managerial competency
adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan ,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan manajerial adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang manajer agar fasilitas yang ada dalam perusahaannya. Jadi bahwa kemampuan manajer agar ia mampu menggerakkan pekerja dan fasilitas yang ada dalam perusahaannya. Dengan demikian kemampuan manajerial itu merupakan modal utama dalam mencapai tujuan perusahaan dalam hal ini adalah laba . Pengelolaan perusahaan akan memberikan hasil yang optimal dengan kemampuan manajerial yang tepat. Menurut Maman Ukas ( 2004 : 113) kemampuan yang harus dimiliki seorang manajer adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan membuat konsep ( conceptual Skill ) , yaitu kemampuan mental untuk berpikir dalam memberikan pengertian, pandangan , persepsi, dan pendapat dalam menangani kegiatan kegiatan organisasi secara menyeluruh . 2. Kemampuan kemanusiaan ( Human Skill ) , yaitu kemampuan untuk bekerja dalam kelompok/tim atau dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu, dalam memperbaiki motivasi, komunikasi, memimpin , dan mengarahkan orang- orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan yang diinginkan . 3. Kemampuan teknis ( technical skill ) , yaitu kecakapan menangani suatu masalah atau penggunaaan peralatan, prosedur, metode dan teknik dalam proses terutama menyangkut manusia kerja yang berhubungan dengan alatalat yang harus digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.
28
Kemampuan manajerial diperlukan bagi seorang wirausaha sebagai berikut : 1. 2.
3. 4.
5.
Harus terampil dalam perencanaan dalam setiap usaha atau kegiatan mempunyai tujuan. Harus terampil dalam pengorganisasian yang harus mengorganisir pelaksanaan tugas dan kegiatan sedemikian rupa, sedemikian akan diperoleh hasil yang maksimal. Harus dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja kepada orangorang lain yang diajak kerja sama Harus mengkoorinir pelaksanaan tugas dan pekerjaan dari orang- orang atau bagian- bagian , sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran pelaksanaan tugas- tugas. Hendaknya dapat mengadakan pengawasan pelaksanaan kerja oleh orangorang yang telah diberi kepercayaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuan berbagai sasarannya sangat tergantung pada berbagai sasarannya sangat tergantung pada berbagai faktor berikunya: 1. Mampu tidaknya kelompok manajerial dalam organisasi dalam menjalankan fungsi- fungsi manajerial 2. Tersedia tidaknya tenaga operasional yang matang secara dan mempunyai keterampilan yang sesuai dengan berbagai tuntutan tugas yang harus diselenggarakan. 3. Tersedianya anggaran yang menandai untuk pembiayaan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan untuk diselenggarakan. 4. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang jenis , jumlah dan mutunya sesuai dengan kebutuhan. 5. Mekanisme kerja yang tingkat formalnya disesuaikan dengan kebutuhan organsisasi 6. Iklim kerja dalam suatu organisasi yang mendorong terwujudnya kerja sama yang harmonis antara satuan kerja dan organisasi 7. Situasi lingkungan yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan operational yang menjadi tanggung jawab organisasi. Terdapat enam alasan untuk faktor manajerial yang merupakan suatu faktor yang paling dominan , diantaranya yaitu : 1. Betapapun tingginya keterampilan yang dimiliki oleh para pelaksana kegiatan operasional, mereka yang masih tetap memerlukan pengarahan, bimbingan dan pengambangan.
29
2. Harus disadari bahwa setiap organisasi menghadapai situasi keterbatasan kemampuan menyediakan dana yang sesungguhnya diperlukan untuk membiayai semua kegiatan yang harus diselenggarakan. 3. Sebagai akibat dari keterbatasan dalam suatu organisasi yang mampu menyediakan sarana dana prasarana kerja yang lengkap sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya . 4. Efektifias kerja sangat dipegaruhi kejelasan tentang permainan yang baru ditaati oleh setiap organisasi, tanpa kecuali. 5. Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa iklim kerja sangat berpengaruh pada jalannya roda organisasi. 6. Tidak ada organisasi yang bergerak dalam kondisi kehampaan . Setiap organisasi merupakan bagian dari lingkungannya. Dari pembahasan diatas terlihat bahwa peranan kelompok manajerial dalam organisasi sangat menentukan apakah organisasi mampu bergerak secara efisien, efektif dan produktif untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya .berdasarkan pembahasan diatas ,kemampuan manajerial seorang manajer erat kaitannya dengan suatu keadaaan yakni seorang pengusaha dapat menjalankan fungsi- fungsi manajemen 2.4 Perilaku Kewirausahaan 2.4.1 Perilaku Tingkah laku dan perilaku seorang indvidu terbentuk karena adanya suatu interaksi
antara
seorang individu
dengan
lingkungannya,
seperti
yang
dikemukakan oleh Miftah Thoha (2005 :33 ) , bahwa : Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi seseorang individu dengan lingkungannya . hal ini berarti bahwa seorang individu dengan lingkungannya keduanya secara langsung akan menentukan perilaku orang yang bersangkutan. Oleh karena itu perilaku seorang individu dengan individu lainnya akan berbeda sesuai dengan lingkungannya masing- masing. Miftah Thoha ( 2005:36) mengemukakan lima faktor /prinsip yang dapat mempengaruhi seseorang teransang untuk berperilaku , yaitu sebagai berikut:
30
a. Kemampuan ,manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dan berbedabeda. Terbatasnya kemampuan ini yang membuat seseorang bertingkah laku yang berbeda. b. Kebutuhan , kebutuhan yang dimaksud adalah pertanyaan – pertanyaan di dalam diri seseorang ( internal state) yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai salah satu objek atau hasil. Kebutuhan manusia berbeda- beda, perbedaan kebutuhan ini menyebabkan perilaku yang berbeda pula pada diri manusia. c. Cara berfikir untuk menentukan pilihan , manusia akan selalu dihadapkan pada masalah untuk memilih kebutuhan – kebutuhan yang dipilihnya. Untuk itu diperlukan cara berfikir untuk menentukan pilihan perilaku tersebut. d. Pengalaman , pengalaman yang berbeda akan melahirkan perilaku yang berbeda pula . Hal ini terjadi karena persepsi masing- masing terhadap masalah tersebut. e. Reaksi- reaksi efektif , manusia jarang bertindak netral mengenai suatu hal yang diketahui dan dialaminya. Mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang tidak senang ( reaksi efektif ) . Evaluasi tersebut merupakan salah satu faktor yang teramat sulit dalam mempengaruhi perilaku di masa mendatang . Perasaan senang dan tidak senang seseorang dengan orang lain berbeda- beda . Hal ini menyebabkan perilaku yang berbeda- beda pula dalam menanggapai suatu hal. Konsep dasar perilaku manusia pada hakekatnya merupakan proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi bahwa ia adalah makhluk hidup. Seperti dikemukakan oleh Miftah Thoha ( 2005:33 ) : “ Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya.” 2.4.2 Konsep Kewirausahaan Kata wirausaha berasal dari entrepeneur dalam bahasa perancis diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang artinya between taker atau go between. Wirausaha dapat ditinjau dari segi epistimologis berasal dari gabungan antara kata wira ( gagah berani dan perkasa) . Berikut ini adalah beberapa definisi tentang wirausaha yang dikemukakan oleh beberapa para ahli : Menurut David McClelland dalam Buchori Alma ( 2008:23) , bahwa “entreupeneur adalah
31
seorang yang energik dan membatasi resiko “,sedangkan pengertian wirausaha menurut Hisrich - Peters dalam Buchori Alma ( 2008:33 )adalah “Entrepreneur is the process of the creating something different with value by devoting the necessary time and effort , assuming the accompanying financial, psychological,and social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction”. Artinya Kewirausahaan adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya”. Seorang wirausaha adalah seseorang yang membuat bisnis baru untuk menghadapi resiko ketidakpastian dengan tujuan untuk menerima keuntungan dan pertumbuhan dengan mengidentiifikasikan kesempatan dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk dijadikan modal pada kesempatan tersebut . sedangkan menurut istilah kewirausahaan berasal dari entreupeneur yang diartikan sebagai “ the backbone of economic” yaitu sebagai tailbone of economic pengendalian perekonomian suatu bangsa. Soeharto Prawirokusumo dalam Suryana ( 2008 :10 ) secara epistimologi , kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan suatu usaha baru ( creative ) dan sesuatu yang berbeda ( inovatif ). Menurut Geoffrey G Meredith et al ( 2002: 5 ) “ Para wirausaha adalah individu- individu yang berorientasi, dan memotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya”. Berikut ini adalah daftar ciri- ciri dan sifatsifat yang akan memberikan sebuah profil dari wirausaha.:
32
Tabel 2.1 Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan Ciri – ciri Percaya diri
Watak Keyakinan , ketidak tergantungan , individualitas optimisme. Berorientasikan tugas dan Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, hasil ketekunan dan ketabahan , tekad, kerja keras, mempunyai dorongan kuat pada tantangan Pengambil resiko Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin bergaul dengan orang lain. Menanggapi saran-saran dan kritik Keorisinilan Inovaif, kreatif, dan fleksibel Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan Sumber : Geoffrey G Meredith et al.( 2002:5)
Terdapat enam hakikat penting yang dikemukakan oleh Suryana ( 2008:18) yaitu sebagai berikut : a.
b. c.
d. e. f.
Kewirausahaan adalah nilai yang diwujuadkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan , siasat, kiat proses, dan hasil bisnis Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.( ability to create the new ) Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan . Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai usaha baru ( star up phase )dan perkembangan usaha ( venture groth ). Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dapat memberikan bermanfaat serta nilai lebih. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber- sumber melalui cara- cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan
Menurut Josep Schumpeter dalam Buchori Alma ( 2008 : 24 ) “ Entrepeneur as the person
who destroys the existing economic order by
introducing by introducing new products and services , by creating new forms of organization, or by exploiting ne raw materials”. Artinya Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
33
bahan baku baru . Sedangkan definisi entrepeneur menurut Brygrave dalam Joseph Schumpeter yang dikutip Buchori Alma ( 2008:24 ) “Entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it” . Yang artinya wirausaha adalah orang yang melihat peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang . Buchari Alma (2008:5) bahwa “ Wirausahawan adalah seorang innovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untukk melihat peluang- peluang , mempunyai semangat , kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas “.
Seorang wirausahawan mempunyai peran yang sangat
penting untuk mencari kombinasi- kombinasi baru, yang merupakan gabungan dari lima hal, yaitu : a. b. c. d. e.
Pengenalan barang dan jasa baru Metode produksi baru Sumber bahan mentah baru Pasar-pasar baru, dan Organisasi industri baru
“ Para wirausaha adalah orang – orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan- kesempatan bisnis, mengumpulkan sumbersumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya danmengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses “. ( Geoffrey G Meredith et.al , 2002 : 5 ) . Berdasarkan pendapat para ahli yang diuraikan diatas, terdapat ciri umum dalam diri seorang wirausaha yaitu kemampuan mengubah niali tambah sesuatu yang mempunyai nilai lebih tinggi dengan cara yang lebih baik.
Seorang
34
wirausaha adalah sesorang yang memiliki kemampuan dan sikap mandiri, kreatif dan ulet dan tahan banting, inovatif, berpandangan jauh kedepan , berani mengambil resiko , bertanggung jawab, berjiwa kepemimpinan dan mampu meraih peluang tersebut dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Menurut Buchari Alma ( 2008 : 32 ) dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha, yaitu : 1. Wirausaha yang memiliki inisiatif 2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu. 3. Yang menerima risiko atau kegagalan Seperti yang diungkapkan oleh Scarborough dan Thomas W Zimmewer dalam Suryana ( 2008: 24 ) mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut : 1. Desire for responsibility , yaitu lebih memiliki rasa tanggung jawab atas usaha- usaha yang dilakukannya . Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri. 2. Preperence for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. 3. Conference in their ability to success , yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan. 4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera. 5. High level of energy , yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Future orientation , yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan. 7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
35
Arthur , Kuriloff, dan John M Memphil dalam Suryana ( 2008 : 25 ) mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam bentuk nilai- nilai dan perilaku kewirausahaan seperti pada tabel 2.3 sebagai berikut : Tabel 2.2 Nilai- nilai dan Perilaku Kewirausahaan Nilai-nilai Komitmen Resiko moderat Melihat peluang
Perilaku Menyelesaikan tugas hingga selesai Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik-baiknya
Objekvitas
Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejelasan
Umpan balik
Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan
Optimisme
Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat.
Uang
Melihat uang sebagai suatu sumber daya , bukan tujuan akhir
Manajemen Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan Proaktif Sumber : Suryana ( 2008: 25)
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan digambarkan oleh Brygrave dalam Buchori Alma ( 2008:10 ) menjadi urutan langkah- langkah berikut ini :
Innovation (Inovasi )
Trigerring event (pemicu) Implementation( pelaksanaan )
Growth( Pertumbuhan )
Gambar 2.3 Model Proses Kewirausahaan
36
1.
Proses Inovasi Menurut Buchari Alma ( 2009;10) menyatakan bahwa beberapa factor
yang mendorong inovasi adalah keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan mennggung resiko, faktor pendidikan dan pengalaman. Inovasi yang berasal dari diri seseorang akan mendorong dan mencari pemicu kearah memulai usaha. Sedangkan faktor-faktor environment mendorong inovasi adalah adanya peluang ,pengalaman dan kreativitas. Tidak dapat diragukan lagi pengalaman adalah sebagai guru yang berharga yang memicu perintisan usaha, apalagi ditunjang oleh adanya peluang dan kreativitas . 2. Proses Pemicu Menurut Bucahri Alma ( 2009:11 ) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mendorong Triggering Event artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah : Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang ,adanya pemutusan hubungan kerja ( PHK ), tidak ada pekerjaan lain,dorongan karena faktor lain, keberanian menanggung resiko, dan komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis. Sedangkan faktor- faktor environment yang mendorong jadi pemicu bisnis yaitu Adanya persaingan dalam dunia kehidupan ,adanya sumber- sumber yang bisa dimanfaatkan , misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasi strategis dan sebagainya. Mengikuti latihan- latihan atau incubator bisnis, Sekarang banyak kursus- kursus bisnis dan lembaga manajemen fakultas ekonomi melaksanaan pelatihan dan incubator bisnis,dan kebijaksanaan pemerintah misalnya adanya
37
kemudahan- kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh Depnaker. Demikian pula
faktor Sociological yang menjadi pemicu serta
pelaksanaan bisnis dikemukakan oleh Buchari Alma (2009:11 ) bahwa Adanya hubungan- hubungan atau relasi- relasi dengan orang lain,adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha,adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha,adanya
bantuan family dalam berbagai kemudahan ,dan adanya
pengalaman- pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya. 3.
Proses Pelaksanaan Menurut Bucahri Alma ( 2009:11 ) mengemukakan terdapat beberapa
faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total,adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama,adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis, dan adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan. 4.
Proses Pertumbuhan Dalam setiap proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi yang
dikemukakan oleh Buchari Alma ( 2009:11) bahwa adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif ,strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak, struktur dan budaya organisasi yang sudah membudaya,dan adanya produk yang
38
dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia, dan sebagainya. Sedangkan faktor environment yang mendorong implemenasi dan pertumbuhan bisnis yang dinyatakan oleh Buchari Alma ( 2009; 12 ) bahwa Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan,konsumen dan pemasok barang yang kontinu,bantuan dari pihak investor bank yang memberikan fasilitas keuangan ,sumber- sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan, kebijaksanaan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntungkan. Wirausaha berperan penting dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan hubungan dari lima proses inovasi, yaitu menemuakan pasar baru, pengenalan barag- barang baru , metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan innovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi- kreasi baru. Dalam perusahaan ,wirausaha adalah seorang innovator atau organisator penting. Menurut Dusselman dalam Suryana ( 2008:50-51 ),seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola- pola tingkah laku sebagai berikut: 1. Inovasi,yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan ,dan menerima ide-ide baru. 2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidakpastian.
39
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi- fungsi manajemen, yaitu meliputi: a. Perencanaan b. Koordinasi c. Menjaga kelancaran usaha d. Mengawasi dan mengevaluasi usaha 4. Kepemimpinan,yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha. Terdapat enam ciri perilaku kewirausahaan yang dikemukakan oleh David McClelland dalam Suryana (2008:51) , yaitu sebagai berikut : 1. Keterampilan mengambil keputusan dan risiko yang moderat, serta bukan atas dasar kebetulan belaka. 2. Energik ,khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif 3. Memiliki sikap tanggung jawab individual. 4. Mengetahui hasil- hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak ukur satuan sebagai indikator keberhasilan. 5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang 6. Memiliki kemampuan beroganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan dan manajerial. Menurut Brygrave dalam Buchori Alma (2008:58) selanjutnya dapat digambarkan beberapa karakteristik dari kewirausahaan yang berhasil memilki sifat- sifat yang berhasil memiliki sifat- sifat yang dikenal dengan istilah 10,sebagai berikut : 1. Dream : Seorang wirausaha mempunyai misi bagaimana penting terhadap masa depan pribadi dan bisninya yang paling penting adalah mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya tersebut. 2. Decisiveness : Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan . 3. Doers : Begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia langsung menindak lanjutinya. 4. Determination : Seorang Wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian . 5. Dedication : Dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi. 6. Devotion : Devotion berarti kegemaran atau kegila- gilaan seorang wirausaha mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkannya .
40
7. Details : Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor- faktor kritis secara rinci. 8. Destiny : Seorang Wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. 9. Dollars : Wirausahaan tidak sangat mengutamakan mencapai kekayaan 10. Distribute : Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang- orang kepercayannya. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan.
Bekal pengetahuan tentang kepribadiann
dan
kemampuan diri, serta pengetahuan tentng manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki meliputi keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhtungkan resiko, kreatif dalam menciptakan nilai tambah , memimpin dan mengelola, berkomunikasi dan berinteraksi, serta keterampilan teknis bidang usaha .( Soesarsono Winardi dalam Suryana , 2008:95 ) 2.4.3 Karakteristik Kewirausahaan 2.4.3.1 Kreativitas Kewirausahaan selalu tak terpisahkan dari kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Dalam setiap aspek bisnis dan industri baik tingkat strategis, manajerial maupun operational akan selalu dihadapkan pada tantangan dan masalah baru. Salah satu jawaban untuk masalah tersebut dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang me ncakup kreativitas,kompetensi, motivasi dan komitmen individu.Kreativitas meliputi aspek pembuatan sesuatu yang baru , proses penemuan ide, kombinasi dan asosiasi antara pengetahuan dan berbagai disiplin
41
ilmu, meninggalkan pola piker tradisional, berpikir akan suatu yang baru dan tidak biasa, memiliki banyak ide, menggunakan sudut pandang yang berbeda, dan beberapa hal lainnya. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkombinasikan elemen- elemen dari beberapa pengetahuan dan pengalaman dengan meninggalkan pola struktur berfikir tradisional untuk menemukan ide- ide baru yang berguna. Adapun ciri yang membedakan seseorang yang kreatif dengan seseorang yang tidak kreatif , seperti yang dikemukakan oleh Winardi (2003:204 ) sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Mengobservasi situasi dan masalah- masalah yang sebelumnya tidak diperhatikan orang lain. Membangkitkan ide- ide dan masalah- masalah yang dicapainya dari banyak sumber. Cenderung memiliki banyak alternative terhadap masalah atau subjek tertentu. Seringkali menentang hal- hal yang bersifat klise dan ia tidak terhalang oleh kebiasaan- kebiasaan (yang kadang- kadang menghambat berfikir kreatif) Mendayagunakan serta menimba dari kekuatan- kekuatan emosional di bawah sadar yang dimilikinya. Memiliki fleksibitas tinggi dalam pemikirannya, tindakan- tindakannya serta perumusan saran- saran. Menurut A. Roe ( Thoby Muthis ,1995:6 ) manusia kreatif mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut: 1. Keterbukaan pada pengalaman 2. Melihat sesuatu dengan cara tak bisa 3. Keingintahuan 4. Menerima dan menyesuaikan dan kelihatannya berlawanan 5. Dapat menerima perbedaan. 6. Independen dalam pertimbangan , pemikiran dan tindakan. 7. Membutuhkan dan menerima otonomi 8. Percaya diri sendiri 9. Tak hanya tunduk standar dan pengawasan kelompok 10. Mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan
42
11. Tekun. Raudsepp menambahkan ciri- ciri yang telah dikemukakan A. Roe dalam Thoby Muthin (1995:6) sebagai berikut: 1. Sensitive terhadap masalah- masalah 2. Fleksibilitas 3. Keaslian 4. Mau mendengarkan perasaan 5. Keterbukaan mendengarkan perasaan 6. Keterbukaan pada gejala bawah sadar 7. Mempunyai motivasi 8. Bebas dari rasa takut gagal 9. Mampu berkonsentrasi 10. Mempunyai kemampuan memilih Menurut Zimmerer dalam Suryana ( 2008:44-46) menggunakan otak sebelah kiri , berikut ini adalah langkah- langkah menuju kreatif terdapat tujuh tahapan Tahap I : Persiapan ( Preparation ) .mempersiapkan diri untuk berfikir kreatif,yang dilakukan dalam bentuk pendidikan formal , pengalaman, magang , dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan meruapakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan keinovasian.
Tahap II : Penyelidikan (
investigation ) . Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan
pemahaman
mendalam
tentang
masalah
atau
keputusan.Seseorang dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan penyelidikan.Tahap III :
Transformasi ( transformation ) . Tahap
transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan diantara informasi yang terkumpul.Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada tentang informasi yang terkumpul. Tahap IV
: Penetasan( incubation )
. Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk
43
merefleksikan informasi.Tahap V : Penerangan (illuminstion) . Penerangan akan muncul pada tahap penetasan yaitu ketika terdapat pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahapm ini , semua tahap sebelumnya muncul secara bersamaan dan menghasilkan ide- ide kreatif serta inovatif. Tahap VI : Pengujian ( Verivication ) . Pengujian menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide- ide yang muncul yang dapat dilakukan pada masa percobaan,proses simulasi, tes pemasaran, pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototype, dan aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide- ide baru yang diimplementasikan Tahap VII
: Implementasi , yaitu transformasi ide ke
dalam praktek bisnis. 2.4.3.2 Keinovasian Keinovasian adalah pengenalan ke sesuatu yang baru ,orang yang inovatif ditandai oleh kecenderungan memperkenalkan ( dalam arti menerapkan) gagasan, metode, peralatan, prosedur, produk dan jasa yang lebih baik atau lebih bermanfaat. Inovasi merupakan kelanjutan dari penemuan ( invention) yaitu kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep baru untuk keperluan baru, diwujudkan dan diimplementasikan menjadi suatu bisnis yang sukses. Inovasi merupakan suatu fungsi khusus dari kewirausahaan , kegiatan yang membawa sumber daya dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Inovasi juga merupakan pekerjaan yang terorganisasi , sistematis, rasional , bersifat konseptual dan perceptual, dan kegunaan.
44
Greshenkoern ( Suryana,2003 : 24 ) berpendapat bahwa inovasi sebagai sarana kepribadian menuju kewirausahaan yang modern. Ia mengemukakan “…. Entreupeneur are people whose tasks is to make economic decision.’ Wirausaha adalah orang yang bertugas memecahkan keputusan- keputusan ekonomi. Pokokpokok berfikir Greschenkorn tersebut pada dasarnya sejalan dengan pokok- pokok pokiran Everett
Hagen yang mengemukakan tentang cirri- cirri innovational
personality yang kreatif sebgai berikut : 1. Openess to experience , yaitu terbuka terhadap pengalaman 2. Creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi 3. Confidence and content in one’s own evaluation , yaitu cakap dan memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian. 4. Satisfaction in facing attacking problems and resolving confusion or inconsistency , yaitu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan masalah persoalan . 5. Has a duty or responsibility to achieve , yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi 6. Intelligence and energetic, yaitu memiliki kecerdasan dan energik 2.4.3.3 Keberanian mengambil resiko Para wirausaha menyukai resiko yang sangat realistis kerena mereka ingin berhasil, mereka akan mendapat kepuasan yang sangat besar dalam melaksanakan tugas- tugas yang sukar tetapi tetap realistis dengan mempertimbangkan kemampuan mereka. Wirausaha lebih menyukai tantangan yang sukar, namun dapat tercapai. Jika usaha semakin berkembang, maka semakin banyak dan kompleks persoalanyang dihadapi . Keputusan harus cepat diambil dan tetap siap menghadapi segala resiko. Seorang wirausaha akan menilai kemungkinan sukses secara sistematis dan menyeluruh, bahkan berupaya memperbesar kemungkinan
45
tersebut mereka bersedia menerima tanggung jawab pribadi atas konsekuensi suatu keputusan. Sikap wirausaha terhadap resiko antara lain. 1. Pengambilan resiko yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi, dan merupakan bagian terpenting dalam upaya mengubah ide menjadi kenyataan. 2. Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Pengambilan resiko merupakan hal yang paling mendasar dalam upaya merealisasikan potensi seorang wirausaha. Pengambilan resiko bergantung pada kesadaran akan suatu peristiwa di masa lalu, perhatian ke masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Pertumbuhan usaha datang dari keputusan dan resiko untuk mencapai tujuan. 2.5 Konsep Laba Perusahaan yang terjun ke dunia bisnis bertujuan untuk mendapatkan laba dan perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan untuk memaksimalkan laba. Dalam analisis perusahaan persaingan sempurna, kita akan mengasumsikan bahwa perusahaan kompetitif bertujuan memaksimalkan laba, yaitu penerimaan total dikurangi biaya total. Samuelson & Nordhaus ( 1996 : 166 ) mengemukakan bahwa : “ Maksimalisasi Laba mengharuskan perusahaan untuk mengelola operasi intern efisien ( mencegah pemborosan, mendorong semangat para pekerja , memilih proses produksi yang efisien,dan sebagainya ) dan mengambil keputusan jika dalam pasar ( membeli jumlah input yng tepat pada biaya terendah dan memilih tingkat output optimal )”. Laba ( profit ) adalah sisa pendapatan setelah total pendapatan penjualan dikurangi total biaya (Samuelson & Nordhaus , 1996 :318 ). Sedangkan menurut Abdullah N.S ( 1987 :46 ) laba pengusaha adalah “ selisih antara hasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya seperti sewa tanah, upah buruh, bunga modal, bahan- bahan yang dipakai ditambah dengan pendapatan atas alat- alat modal tetap.
46
Banyak teori yang menjelaskan tentang laba perusahaan seperti dikemukakan oleh Abdullah N.S ( 1987 :46 ): a. Teori Klasik atau teori residu David Ricardo mengemukakan bahwa laba pengusaha bukan merupakan harga yang diterima oleh faktor- faktor produksi yang lain, seperti pendapatan yang diterima faktor- faktor produksi yang lain, tetapi merupakan sisa ( residu ) dari penghasilan perusahaan setelah dikurangi dengan biaya- biaya untuk faktor-faktor produksi yang lainnya. b. Teori Friksi Teori ini dikemukakan oleh Von Bohm Bawerk dan JP.Clark yang mengemukakan bahwa profit terjadi karena adanya pergeseran ( friksi) antara dua pasar yaitu pasar pembelian ( faktor- faktor produksi ) dan pasar penjualan ( barang- barang konsumsi) . Proft dapat diperoleh pergeseran harga itu positif. c. Teori dari J.A Schumpeter Profit terdapat pada kehidupan perekonomian yang dinamis dan diperoleh pengusaha yang dinamis pula. Para pengusaha yang dinamis disebut Captain Of Entrepeneur yaitu pengusaha- pengusaha pionir yang berani menempuh jalan baru dan mencoba metode- metode produksi baru pada mereka akan diterima keuntungan- keuntungan mendahului pengusaha- pengusaha lainnya. d. Profit Sebagai Premi Resiko dari F. Knight Profit dapat dihubungkan dengan ketidakpastian (uncertainly) yaitu ketidakpastian pada masa yang akan datang , yang merupakan suatu resiko .
47
Penanaman modal menaggung resiko ketidakpastian,maka perusahaan harus mempunyai “ perfect for seight”. Untuk keberaniannya menanggung resiko dan pandangannya yang tajam tentang masa depan sudah seharusnya mendapatkan penggantian atas kecakapannya. Pendapatannya yang diterima oleh individu yang dibentuk dalam beberapa cara, yaitu : a. Catagorie Incomersvoming, yaitu : Pendapatan uang diterima dari sudut golongan ( catagorie ) faktor prooduksi yang menerima pendapatan seperti buruh untuk faktor produksi tenaga menerima upah, untuk dana diterima sewa tanah, untuk modal diterima sewa tanah , untuk modal pengusaha diterima profit b. Functionale Incomersvorming, yaitu pendapatan ditinjau dari sudut individu dalam profit produksi. c. Personale Incomersvorming, pendapatan ditinjau dari diri pribadi individu dan menyatakan berapa pendapatan dari masing- masing individu. Laba menurut
Samuelson& Nordhaus ( 1999 : 318 ) adalah sisa
pendapatan setelah pendapatan penjualan dikurangi total biaya, Laba akan sangat mempunyai peranan penting dalam suatu perekonomian, laba merupakan faktor dalam salah satu perkembangan suatu usaha , karena berperan sebagai alasan untuk ekspansi juga bisa sebagai alasan untuk menghentikan usaha jika penerimaan tidak lagi diperoleh secara normal atau tidak lagi seimbang dengan pengeluarannya. Konsep laba juga dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu : 1. Laba bisnis adalah sisa dari pendapatan dikurangi biaya eksplisit ( akuntansi ) Laba tersebut menunjukkan posisi jumlah kekayaan modal yang tersedia setelah sumber daya yang digunakan dalam proses produksi dibayar. 2. Laba ekonomis adalah laba sebagai kelebihan penerimaan dari biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha. Namun demikian bagi ekonom kekayaan modal hanya dipandang sebagai sumber daya yang di bayar jika modal tersebut digunakan oleh suatu perasaan . Oleh karena itu ekonom menganggap tinggkat kembalian normal ( normal rate of return )dari kekayaan modal sebagai biaya dalam menjalankan dari usaha. Tingkat kembalian normal ini merupakan
48
tingkat kembalian modal yang minimum yang diperlukan untuk memperoleh hasil dari penggunaannya dalam suatu kegiatan tertentu ( opportunity cost). Oleh karena itu laba bagi seorang ekonom adalah kelebihan dari laba bisnis atas tingkat kembalian modal yang diinvestasikan oleh suatu perusahaan. Agar mendapat keuntungan yang besar, maka selain dari dilihat dari ekonomi
laba juga mempunyai arti yang sama , tetapi fokus pada
memperhatikan pada lingkungan sekitar , dan menginvestasikan kurang lebih 10 % untuk disumbangkan pada yang membutuhkan . 2.6 Pengaruh Pengalaman terhadap Laba perusahaan Proses lamanya seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan disebut juga dengan mempunyai pengalaman. Seorang pengusaha akan mampu mengurus dan mengelola sebuah perusahaan bila mempunyai pengalaman. Pengalaman akan membantu pengusaha dalam meningkatkan kualitas kerjanya sehingga pada akhirnya akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Penjelasan diatas bahwa pengalaman tidak hanya menambah pengetahuan dan keterampilan tetapi dengan pengalaman seseorang dapat membentuk sikap dan nilai tambah terhadapi dengan sesuatu , sehingga akan lebih mapan dalam bentuk kesadaran akan kekurangan yang disertai dengan sikap untuk merubah secara langsung maupun tidak pengelolaan manajerial perusahaan, dan juga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang maksimal. 2.7 Pengaruh Kemampuan Manajerial Terhadap Laba Perusahaan Manajemen adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam setiap perusahaan dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam mencapai puncak keberhasilan. Seperti yang diungkapkan oleh
49
Mushdarsyah Sinungan ( 1992 : 45 ) bahwa tujuan perusahaan dalam dunia ekonomi modern adalah perusahaan yang survival , hal ini hanya dapat diperoleh apabila perusahaan tersebut memiliki produktivitas yang baik. Agar mencapai tujuan tersebut yaitu tingkat laba yang tinggi maka menurut Rantfl yang terdapat dalam Timpe ( 1993 :107 ) dapat dicapai dengan memiliki keahlian, manajemen yang bertanggung jawab, karena tugas manajemen dalam perusahaan atau dapat dikatakan sebagai tantangan manajer kreatif adalah menyelesaikan pekerjaan secara optimal dengan sumber- sumber daya yang ada, tepat waktu, menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dan tidak sedikit dan tidak berlebihan pada penyelesaian manajemen, hal ini dapat dilakukan apabila seseorang pengusaha memiliki kemampuan dalam mengatur perusahaannya. 2.8 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Perusahaan Modal merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan suatu perusahaan agar produksi dan pendapatan yang dihasilkan dapat maksimal. Faktor kewirausahaan pun sangat menentukan dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan, sebab meskipun tersedia modal yang cukup tinggi kurang ditunjang oleh kemampuan dalam pengelolaan yang baik, maka akan kesulitan dalam mencapai sasaran yang hendak dicapai dan diharapkan. Pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba perusahaan dapat dipilih dari aspek pendapatan, produksi, dan lainlain, seperti pendapat dan para ahli yang menyatakan bahwa,” wiraswasta adalah sifat- sifat keberanian , keutamaan , keberanan , dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.”
50
Dapat dilihat dari struktur sikapnya dapat dibagi tiga komponen yang saling menunjang baik itu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen Kognitif akan
melahirkan
perasaan
tertentu
dan
komponen
konatif
merupakan
kecenderungan untuk bertindak yang bersifat positif dan negatif. Kecenderungan untuk bertindak yang bersifat positif dan negatif, berarti individu telah sikapnya terhadap sesuatu objek tertentu. Objek tertentu , sama halnya dengan pengusaha kecil. Apabila perusahaan mengambil keputusan tertentu dan diwujudkan dengan suatu tindakan tertentu, maka keputusan dan tindakannya merupakan perujudan atas jiwa kewirausahaan yang dimilikinya. Secara logis jika seorang pengusaha telah diyakini , merasa senang dan ingin melakukan inovasi , mau menanggung resiko atas ketidak pastian dalam menjalankan usahanya, mau meningkatkan laba perusahaan maka hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap besarnya laba yang akan diperoleh dalam melakukan kegiatan usahanya. Dari uraian diatas secara teoritis dapat disimpulkan bahwa apabila seorang pengusaha memiliki perilaku kewirausahaan yang tinggi maka nilai pengusaha tersebut sangat kemungkinannya untuk dapat meningkatnya laba perusahaanya. 2.9 Kerangka Pemikiran Penelitian ini membahas masalah laba pada perusahaan Khususnya usaha katering , faktor- faktor yang mempengaruhi Laba yaitu pengalaman usaha, kemampuan manajerial,dan Perilaku kewirausahaan .
51
Pengalaman merupakan faktor penting dalam perkembangan suatu usaha terutama pekerjaan yang membutuhkan keahlian, kecakapan dan inisiatif untuk berkreasi.” Pengalaman merupakan modal yang sangat besar artinya dalam menjalankan roda organisasi agar lebih berhasil guna dan berdaya guna. Setiap pekerja dituntut untuk banyak memiliki pengalaman praktis, sehingga diharapkan nantinya dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan legih baik dan terampil”.( Sedarmayanti, 2009:39). Berdasarkan pendapat diatas bahwa pengalaman merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian, kecakapan dan inisiatif untuk berkreasi.Hal ini pula bahwa jiwa dan kemampuan seseorang akan lebih mapan apabila orang tersebut sebelumnya merasakan kegiatan yang lama , karena biasanya pengalaman akan lebih merasuk ke dalam kehidupan kejiwaan seseorang , sehingga akan meninggalkan suatu kesan yang mendalam dibandingkan dengan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Menurut Geoge R. Terry dalam Moekijat ( 1993:32 ) bahwa :” Manajemen adalah suatu proses yang membeda- bedakan atas perencanaan , pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas utama seorang manajer adalah membuat keputusan yang mampu meningkatkan performasi dari organisasi.
52
Dengan demikian tugas manajer dalam organisasi bisnis adalah membuat keputusan itu diharapkan akan memungkinkan organisasi bisnis mencapai tujuannya, menentukan output berapa yang akan diproduksi, meningkatkan produktivitas,memperluas
pangsa
pasar
(
market
Share),
meningkatkan
keuntungan , mengurangi biaya, dan lain- lain. Pada prinsipnya akan meningkatkan performasi bisnis dalam situasi ekonomi yang sangat kompetitif ( Gaspersz,1993 :3 ) . Kemampuan manajerial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menjalankan fungsi- fungsi manajemen yang meliputi keterampilan keseluruan aspek. Manajemen adalah faktor utama dalam laba perusahaan dan faktor utama dalam laba perusahaan dan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam mencapai tujuan . Kemampuan manajerial adalah daya kesanggupan di dalam menggerakkan orang- orang yang mengenakan fasilitas- fasilitas dalam suatu organisasi. ( Maman Ukas, 1999 : 245 ) . Di dalam manajemen terutama kepada para manajer organisasi, terkadang daya kemampuan ini disebut juga kemahran manajemen. Tugas manajemen dalam perusahaan adalah menyelesaikan pekerjaan secara optimal dengan sumbersumber yang lebih sedikit dan tidak berlebihan dalam penyelesaian manajemen . Agar mampu mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Sondang P Siagian (2007 :2) bahwa :” Keberhasilan suatu organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan
53
operasional”. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pengelola atau manajer yang memiliki kemampuan dalam mengelola perusahaan, sehingga semakin tinggi kemampuan manajerial yang dimiliki oleh pengusaha maka akan dicapai oleh perusahaan. Menjadi seorang pengusaha sekaligus manajer haruslah memiliki kemampuan yang dapat menunjang pekerjaanya , Maman Ukas ( 2004 : 113 ) mengemukakan kompetensi yanag harus dimiliki oleh seorang pengusaha diantaranya : 1. Kemampuan membuat konsep ( Conceptual Skill ) Yaitu kemampuan mental berpikir dalam memberikan pengertian , pandangan , persepsi, dan pendapat dalam menangani kegiatan organisasi secara menyeluruh baik kebijakan , kemungkinan – kemungkinan dalam menghadapi perubahan dan bagaimana mengatasinya . 2. Kemampuan kemanusiaan ( Human Skill ) Yaitu kemampuan untuk bekerja dalam kelompok/ team atau dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu,dalam memperbaiki motivasi, komunikasi, memimpin dan mengarahkan orang- orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapa tujuan yang diinginkan. 3. Kemampuan teknis ( Technical Skill ) Yaitu kecakapan menangani suatu masalah atau penggunaan peralatan, prosedur , metode dan tehnik dalam proses operasional terutama menyangkut manusia kerja yang berhubungan dengan permasalahan dan alat- alat yangharus digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan . Untuk meningkatkan keberhasilan usaha industri jasaboga/katering, para pengusaha dituntut untuk mengembangkan
54
suber daya internal secara superior dimana sumber daya internal yang paling penting adalah wirausaha. Para wirausahawan adalah orang- orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan- kesempatan bisnis, mengumpulkan sumbersumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Para wirausaha adalah individu – individu yang berorientasi tindakan, kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya ( Geoffrey G. Meredith et al , 2002 : 5 ) . Menurut Yuyun N dalam Suryana ( 2008 :51 ) bahwa “ Kemampuan Manajerial perusahaan menengah untuk mencegah untuk mencapai keberhasilan tertentu diantaranya dipengaruhi oleh kewirausahaan
dan manajerial yang
meliputi kompetisi untuk dasar pendidikan keinovasian dan motivasi. Adapun ciri – ciri perilaku kewirausahaan menurut David McClelland dalam Suryana ( 2008 : 51 ) yaitu : 1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko, moderat, serta bukan atas dasar kebetulan belaka. 2. Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif 3. Memiliki sikap dan tanggung jawab individual 4. Mengetahui hasil- hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan 5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang 6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan dan manajerial. Selain perilaku kewirausahaan yang cukup penting dalam perkembangan usaha, faktor lain juga yaitu pengalaman usaha penting dimiliki oleh pengusaha
55
karena dalam pelaksanaan yang menandai bekal untuk menghadapi berbagai masalah hidup masyarakat ( Wasty Soemanto, 1993 : 23 ). Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan ( 1992 : 23 ) salah satu usaha konkrit untuk mendorong peningkaan produktivitas tenaga manusia adalah “ peningkatan pendidikan dan keterampilan agar mampu mengemban tugas dan pekerjaan dengan sebaik mungkin”. Sehingga dapat dikemukakan bahwa untuk meningkatkan laba perusahaan , seorang pengusaha dituntut memiliki suatu keterampilan yang dapat dicapai melalui proses pelatihan yang panjang dan ditopang olegh pengalaman berusaha yang baik . Berdasarkan kerangka pemikiran diatas bahwa pengalaman usaha, kemampuan manajerial , dan perilaku kewirausahaan mempengaruhi laba. Secara skematis kerangka pemikiran yang akan digambarkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Pengalaman Usaha ( X1 ) Kemampuan Manajerial Laba usaha ( Y ) ( X2 )
Perilaku kewirausahaan ( X3)
Keterangan
:
Y = Laba Usaha X₁ = Pengalaman Usaha X₂ = Kemampuan Manajerial
56
X 3 = Perilaku Kewirausahaan
2.10 Hipotesis Suharsimi Arikunto ( 2006 :71) mengatakan bahwa “ Hipotesis juga merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis Mayor : Pengalaman , kemampuan Manajerial, dan Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap laba perusahaan Industri Jasaboga/ Katering di Kota Bandung. Hipotesis Minor : 1. Pengalaman pengusaha berpengaruh positif terhadap laba perusahaan jasaboga di Kota Bandung 2. Kemampuan Manajerial berpengaruh positif terhadap laba perusahaan jasaboga di Kota Bandung. 3. Perilaku Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap laba perusahaan Jasaboga di Kota Bandung.
57