BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka A. Landasan Teori 1. Teori Agency Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan mendukung dan melaksanakan semua yang diperintahkan oleh prinsipal. Pertentangan terjadi apabila agen tidak menjalankan perintah prinsipal untuk kepentingannya sendiri. 2. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, dan rata-rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011). Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk mendapat sumber pendanaan dari luar , sehingga untuk memperoleh pinjaman akan lebih mudah karena dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri (Lisa dan Jogi, 2013). Perusahaan yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses terserbut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula (Sartono 2010:249). Kalkan et al (2011) dan Kouser et al (2011) menemukan dalam penelitian mereka bahwa apabila ukuran seluruh organisasi meningkat, demikian ratarata unitnya. Menurut Galbraith (2012), dengan spesialisasi yang lebih besar, lebih satuan pembedaan, kebutuhan yang lebih besar untuk koordinasi, hierarki administrasi yang lebih rumit, maka bahwa organisasi yang lebih besar akan lebih diatur oleh aturan dan prosedur, dan akan menggunakan lebih besar dari komunikasi formal. 3. Intensitas Kompetisi Perusahaan Intensitas
Kompetisi
berasal
kerangka
lima
kekuatan
untuk
menentukan intensitas persaingan: ancaman pendatang baru, daya tawar, pelanggan pemasok daya tawar, ancaman produk substitusi, dan persaingan dalam industri. Ancaman pendatang baru adalah kemungkinan masuknya pesaing baru ke dalam industri. Semakin mudah masuknya pesaing baru ke dalam industri, semakin besar ancaman (pasukan) yang dihadapi perusahaan. Sementara daya tawar pemasok adalah sejauh mana pemasok dapat menggunakan pengaruh dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan kesejahteraan umum. Daya tawar pelanggan adalah sejauh mana pelanggan dapat menggunakan pengaruh dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
dan kesejahteraan perusahaan secara umum. Ancaman produk pengganti adalah sejauh mana produk-produk lain yang mirip dalam karakteristik fisik, struktural dan fungsional dan melakukan fungsi generik yang sama yang tersedia untuk konsumen (Porter 2008 dalam Josua et al, 2015). Intensitas kompetisi adalah sejauh mana perusahaan-perusahaan dalam industri ini sering dan penuh semangat terlibat dalam tindakan kompetitif lahiriah terwujud dan reaksi dalam pencarian mereka untuk keunggulan kompetitif di pasar (Pecotich et al, 1999 dalam Josua et al, 2015). Kompetisi yang terjadi dalam pasar didapatkan dari dua arah, secara vertikal dan horizontal. Dalam analisa Five Forces Porter terdapat tiga kekuatan yang berasal dari kompetisi secara horizontal: a. Threat of new entrants Pasar yang menguntungkan dapat menarik perhatian perusahaan untuk masuk ke dalamnya dan hal tersebut dapat mempengaruhi keuntungan dari perusahaan yang telah lebih dahulu berada di dalam pasar. Jika perusahaan baru yang masuk tidak dapat diatasi dengan baik maka akan terjadi penurunan keuntungan dan market share dari perusahaan yang telah ada sebelumnya sesuai dengan ketatnya persaingan yang terjadi. Selain itu akan mempengaruhi ketatnya persaingan harga yang ada. b. Rivalry among existing competitors Bagi banyak pelaku industri, ini merupakan faktor utama persaingan dalam industri. Persaingan dapat terjadi dengan begitu keras dan terkadang persaingan terjadi di luar faktor harga, seperti inovasi, marketing, dan sebagainya. Kuatnya persaingan yang ada dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
mendorong penurunan harga dan pihak yang akan diuntungkan dari situasi tersebut adalah pelanggan. c. Threat of subtitute products or services Keberadaan produk pengganti akan memberikan pelanggan lebih banyak pilihan atau pertimbangan dalam membuat keputusan untuk membeli sebuah produk dan tentunya dapat mengurangi market share perusahaan. Dan terdapat dua kekuatan yang berasal dari kompetisi secara vertikal: d. Bargaining power of suppliers Dapat digambarkan sebagai input dari pasar. Penyedia bahan mentah, komponen-komponen, pekerja dan layanan (keahlian tertentu) bagi perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan yang mempengaruhi perusahaan tesebut. Supplier yang memiliki pengaruh yang kuat dapat melakukan
upaya
untuk
mendapatkan
keuntungan
sebanyak-
banyaknya dari rekan bisnisnya, yang mana tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti harga yang diminta atau harus meninggalkan usaha tersebut. e. Bargaining power of buyers Digambarkan sebagai output pasar. Kemampuan dari pelanggan untuk mempengaruhi perusahaan. Sama halnya seperti kekuatan supplier, pelanggan yang memiliki pengaruh yang kuat dapat menekan perusahaan untuk memberikan potongan harga yang tinggi dan perusahaan tidak memiliki alternatif pelanggan yang lain maka secara terpaksa perusahaan harus mengikuti permintaan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
4. Sistem Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh suatu proses tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi untuk membantu mengambil keputusan manajemen operasi perusahaan serta menyediakan informasi yang layak untuk pihak di luar perusahaan. Pengertian Sistem yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Jogiyanto H.M. (2010:34) , bahwa sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Azhar Susanto (2013:22) Sistem adalah kumpulan/group dari subsistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Menurut Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Menurut McLeod, Jr dalam Prasojo. (2011:152), “Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011:152), “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu”. Jadi kesimpulannya sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. 5. Informasi Menurut Prasojo dan Riyanto (2011:3), bahwa pengertian informasi sering disamakan dengan pengertian data. “Data adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan”. Menurut Thompson & Handelman dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15), Data adalah hasil pengukuran dan pencatatan terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan atau kejadian. Lalu menurut Davis dalam bukunya Bambang Hartono (2013:16), Data adalah bahan mentah bagi informasi. Informasi adalah sekumpulan fakta atau data yang diorganisasikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima. (Sutarman, 2012:14). Sedangkan menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini atau di masa yang akan datang. Jadi yang dimaksud dengan informasi adalah sekumpulan data/ fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Data yang telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi si penerima maksudnya yaitu dapat memberikan keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi adalah data. Informasi dapat juga di katakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
6. Sistem Informasi Alter dalam Abdul Kadir (2014:9) pada Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi mendefinisikan bahwa “sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur
kerja,
informasi,
orang,
dan
teknologi
informasi
yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”. Mohamad Subhan (2012:18) dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem juga mengungkapkan: “Sistem Informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras memegang peranan yang penting dalam sistem informasi. Data yang akan dimasukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
dalam sebuah sistem informasi dapat berupa formulir-formulir, prosedurprosedur dan bentuk data lainya”. Pengertian lain dari Rudy Tantra (2012:2) dalam bukunya Manajemen Proyek Sistem Informasi mengungkapkan bahwa sistem informasi adalah sebagai berikut: “Sistem informasi adalah cara yang terorganisir untuk mengumpulkan, memasukan, dan memproses data dan menyimpannya, mengelola, mengontrol dan melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut O’Brian dikutip oleh Yakub (2012:17) pada buku Pengantar Sistem Informasi,sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Dari teori-teori menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud demgan sistem informasi adalah kombinasi teratur antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. 7. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiaji (2010:3) Sistem Informasi Akuntansi adalah : “Sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Sedangkan menurut Anastasia Diana & Lilis Setiawati (2010:4) Sistem Informasi Akuntansi adalah : “Sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan”. Pendapat lain mengenai definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Mulyadi (2010:3) mengemukakan bahwa : “Sistem Informasi Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan” Sistem informasi akuntansi didefinisikan oleh Bodnar dan Hopwood (2010:1) adalah kumpulan sumber daya, seperti orang dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Sedangkan sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2012:30) adalah sistem yang mengumpulkan, merekam, menyimpan, dan memproses data akuntansi dan data lainnya untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, merekam, menyimpan, dan memproses data akuntansi dan data lainnya untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan. 8. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Munawir (2010:70) menyatakan bahwa sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari : 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun tidak berwujud (intangible asset) atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penurunan kas. 2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotek atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 4. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu: Penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit (Mulyadi,2008 dalam Titi 2014). Menurut Widanaputra (2009) dalam Titi (2014) dalam buku Akuntansi Perhotelan menyatakan penerimaan kas berupa penerimaan hasil penjualan tunai dari outlet, hasil penjualan yang diterima front office saat tamu check out, dan hasil pengumpulan piutang dari agen. Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari teori yang dikemukakan oleh Munawir adalah yang dimaksud dengan sistem informasi penerimaan kas adalah sistem informasi yang menunjang proses pengumpulan informasi yang menyangkut penerimaan kas yang terjadi di dalam perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
a. Sistem Informasi Penerimaan Kas 1. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Berdasarkan sistem pengendalian yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan : a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartukredit,yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksipenerimaan kas. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini : A. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian manerima barang yang dibeli. Dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Over-the Counter Sale ini,perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check),atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Penerimaan kas dari Over-the Counter Sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini : a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di bagian penjualan. b. Bagian kasir menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uangtunai, cek pribadi (personal check),atau kartu kredit. c. Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkanbarang kepada pembeli. d. Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. e. Bagian kasir menyetorkan kas yang diterima ke bank. f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan. g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check clearing tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening giro di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yang merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo rekening giro penjualsetelah dikurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%).Bank penerbit kartu kredit inilah yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
secara periodik melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit. B. Penerimaan Kas dari COD Sales Cash-on-delivery sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyederhanaan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual.
COD sales melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: a. Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos b. Penjual mengirim barang melaui kantor pos pengirim dengan cara mengirim dengan cara mengisi formulir COD sales di kantor pos c. Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan intruksi penjual kepada kantor pos penerima d. Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales. e. Pembeli membawa surat pangilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales. Kantor pos menerima penyerahan barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
f. Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD sales telah dilaksanakan g. Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima diterima dari pembeli. Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi perusahaan, penyerahan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman perusahaan. C. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual. Credit card dapat dapat merupakan sarana bagi pembeli, baik dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Dalam over-the-counter sale, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pembayaran ke kasir dengan angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit kartu kredit. Kartu kredit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Kartu Kredit Bank (Bank Card), Kartu Kredit Perusahaan (Company Card) Kartu Kredit Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertaiment Card).
D. Fungsi yang Terkait
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : a. Fungsi Penjualan Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran ke fungsi kas. b. Fungsi Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. c. Fungsi Gudang. Fungsi ini bertanggung jawab menyiapkan barang yang disimpan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke funsi pengiriman. d. Fungsi
Pengiriman.
Fungsi
ini
bertanggung
jawab untuk
membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli. e. Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan. E. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemendari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
c. Jumlah harga pokok produk yang di jual selama jangka waktu tertentu. d. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjulan produk tertentu, namun pada umumnya infor masi nama dan alat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai. e. Kuantitas produk yang dijual. f. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. g. Otorisasi pejabat yang berwenang.
F. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dari sistem penerimaan kas penjualan tunai adalah : a. Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. b. Pita Register Kas (cash register tape) Dokumen
ini
dihasilkan
oleh
fungi
kas
dengan
cara
mengoperasikan mesin register. Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. c. Credit Card Sales Slip
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu ktedit dan diserahkan kepada perusahaan (merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atu jasa, dokumen ini di isi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bang yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit. d. Bill of lading Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjulan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. e. Faktur penjulan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD f. Bukti Setor Bank Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas. g. Rekapitulasi harga pokok penjualan Dokumen ini digunakan oleh fumgsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok yang dijual.
G. Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah : a. Jurnal Penjualan Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut. b. Jurnal Penerimaan Kas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya penjulan tunai. c. Jurnal Umum Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai , jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. d. Kartu Persedian Kartu persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persedian ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persedian barang yang disimpan digudang. e. Kartu Gudang Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya nerisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat .kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
H. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah : a. Prosedur order penjualan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
b. Prosedur penerimaan kas c. Prosedur penyarahan barang d. Prosedur pencatatan penjualan tunai e. Prosedur penyetoran kas ke bank f. Prosedur pencatatan penerimaan kas g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
I. Unsur Pengendalian Intern Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut : Organisasi : a. Sistem penjualan harus terpisah dari penjualan tunai b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi c. Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas , fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan : a. Penerimaan order dari pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut c. Penjulan dengan Kartu Debit Bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu debit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
d. Penyerahan barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman otorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai e. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai Praktik yang Sehat : a. Pita
register
kas
bernomor
urut
dan
pemakainya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan b. Kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya c. Perhitngan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh pemeriksa intern. 2. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara : 1
Melalui penagih perusahaan,
2
Melalui pos, dan
3
Melalui Lock-Box collection plan
Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima pembayaran diatas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima kas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
A. Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah : a. Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung
jawab
dalam
penerimaan
cek
dan
surat
pemberitahuan (remintance ad-vice) melalaui pos dari para debitur perusahaan.bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur. b. Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung langsung kepada debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. c. Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalaui penagih perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk penyetoran kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
d. Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab atas pencataan penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang kedalam kartu piutang. e. Fungsi Pemeriksa Intern. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan perhitungan kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang disenggarakan oleh fungsi akuntansi.
B. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah : a. Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar. b. Daftar Surat Pemberitahuan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari. c. Bukti Setor Bank. Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas. d. Kuitansi. Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang melakukan pem penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak mengembalikan cancalled check kepada chack issuer. Jika cancalled chack dikembalikan kepada chack issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas digantikan fungsi oleh cancallad check. C. Unsur Pengendalian Intern
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang Organisasi : a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas. b. Funsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi. Sumber Otorisasi dan Prosedur Pencatatan : a. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet). b. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. c. Pengkreditan rekening membantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur. Praktik yang Sehat: a. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita cara perhitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. b. Para penagih dan kasir harus diasuransikan. c. Kas dalam perjalanan (Baik yang ada ditangan Bagian Kasa maupun ditangan bagian perusahaan) harus diasuransikan. D. Sistem Peneriamaan Kas Dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan Penerimaan kas dari piutang m bagian melalui penagih perusahaan dilaksanaan dengan prosedur :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
a. Bagian piutang memberikan daftar yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagih b. Bagian penagih mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaaan untuk melakukan penagihan kepada debitur c. Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan kepada debitur d. Bagian penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa e. Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang f. Bagian kasa mengirim kuitansi cek tersebut sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur g. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabar yang berwenang h. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kepada debitur.
E. Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang Melalui Pos Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: a. Bagian Penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada transaksi penjualan kredit terjadi. b. Debitur
mengirim
cek
atas
nama
yang
dilampiri
surat
pemberitahuaan melalui pos. c. Bagian
sekretariat
menerima
cek
pemberitahuan dari debitur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
atas
nama
dan
surat
33
d. Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa. e. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang. f. Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur
sebagai tanda
penerima pembayaran dari debitur. F. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Lock-Box-Collection Plan a. Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi. b. Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirim cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat c. Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan. d. Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat pemberitahuan dikirim oleh ke bank ke bagian sekretariat. e. Bank mengurus chack clearing. f. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk mengkredit rekening membantu piutang debitur yang bersangkutan. g. Bagian sekretariat menyerahkkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasir. h. Bagian kasir menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnal untuk dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
9. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mardi (2011, h.11) pengguna sistem informasi akuntansi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: Pihak luar yang mencakup pihak diluar perusahaan seperti pemegang saham, kreditor, dan masyarakat umum yang memiliki kepentingan dengan perkembangan perusahaan. Pihak dalam terutama manajer, yang dalam kapasitasnya diperusahaan memerlukan informasi sesuai bentuk tugas dan tanggung jawabnya, mereka membuat keputusan berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan sistem informasi akuntansi. 10. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Josua Tarigan dkk (2015) di Surabaya dengan judul The Usage of Accounting Information System in Hotel and Restaurant Management: An Evidence from Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, intensitas kompetisi perusahaan, dan pembelajaran oraganisasi berapangruh terhadap penggunaan dan penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam perusahaan, khususnya dalam perusahaan di bidang perhotelan dan restoran. Untuk tujuan itu peneliti terdahulu melakukan survei terhadap 190 responden yang terdiri dari 11 pemilik perusahaan dan 179 manager perusahaan bidang jasa perhotelan dan restoran di Surabaya. Tiga variabel independen yang digunakan peneliti sebelumnya dalam penelititan ini adalah ukuran perusahaan, intensitas persaingan perusahaan, dan pembelajaran organisasi. Sedangkan 1 variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dependen yang digunakan oleh peneliti adalah penerapan sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan tersebut, intensitas persaingan dengan kompetitor dalam bidang yang sama, dan juga pembelajaran organisasi dengan tujuan perusahaan untuk berkembang berpengaruh cukup signifikan terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan. Penelitian Novianto Candra (2013) dalam penelitiannya yang berjudul ANALISA
HUBUNGAN
UKURAN
PERUSAHAAN,
ANTARA DAN
INTENSITAS
ORGANISASI
PERSAINGAN,
PEMBELAJARAN
TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SEKTOR HOTEL DI SURABAYA membuktikan hipotesis bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas persaingan, ukuran perusahaan, dan organisasi pembelajaran dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada hotel di Surabaya. Kesamaan dari penelitian mereka dengan penulis adalah bahwa Novianto Candra menguji dan menganalisis korelasi antara ukuran perusahaan dan intensitas persaingan perusahaan dengan penerapan sistem informasi akuntansi di perhotelan. Perbedaannya terletak pada variabel penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang dipilih penulis sebagai variabel dependen. Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Setiawan Omar (2013) menganalisis hubungan intensitas persaingan, ukuran perusahaan, dan organisasi pemebelajaran dengan penggunaan sistem informasi akuntansi pada sektor restoran di Surabaya. Penelitian yang dilakukan Setiawan Omar juga membuktikan bahwa ada korelasi positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan intensitas persaingan perusahaan dengan penerapan sistem
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
informasi akuntansi. Perbedaan penelitian kami adalah Setiawan Omar meneliti pada sektor restoran di Surabaya, sedangkan penulis meneliti pada sektor perhotelan di Jakarta Selatan. Nur Achmad (2013) melakukan penelitian dengan judul PENGARUH INTENSITAS PERSAINGAN PASAR DAN VARIABEL-VARIABEL KONTEKSTUAL TERHADAP PENGGUNAAN SYSTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN dan membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas persaingan pasar, dan variabel-variabel kontekstual dengan penerapan sistem informasi akuntansi manajemen. Perbedaan penelitian kami adalah penelitian yang dilakukan Nur Achmad menggunakan variabel independen intensitas persaingan pasar dan variabelvariabel kontekstual dan variabel dependen sistem informasi akuntansi manajemen sedangkan variabel-variabel yang digunakan penulis adalah ukuran perusahaan, intensitas persaingan perusahaan, dan penggunaan sistem informasi akuntansi penerimaan kas. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu Peneliti Josua Tarigan, Devie dan Felycia Eri Putri (2015)
Tempat Penelitian Surabaya
Metode Penelitian
Variable
Korelasional dengan pendekatan kuantitatif
Variable independen: ukuran perusahaan, intensitas persaingan, pembelajaran perusahaan Variable dependen: penerapan sistem informasi akuntansi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan, intensitas persaingan perusahaan, dan juga pembelajaran yang dilakukan perusahaan mempengaruhi secara signifikan penerapan dan penggunaan sistem
37
Novianto Candra (2013)
Surabaya
korelasional dengan pendekatan kuantitatif
Variable independen: ukuran perusahaan, intensitas persaingan, pembelajaran perusahaan
Variable dependen: penerapan sistem informasi akuntansi
Setiawan Omar (2013)
Surabaya
korelasional dengan pendekatan kuantitatif
Variable independen: ukuran perusahaan, intensitas persaingan, pembelajaran perusahaan Variable dependen: penerapan sistem informasi akuntansi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
informasi akuntansi dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran perusahaan, intensitas persaingan perusahaan, dan juga pembelajaran yang dilakukan perusahaan mempengaruhi secara signifikan penerapan dan penggunaan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan khususnya di sektor perhotelan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran perusahaan, intensitas persaingan perusahaan, dan juga pembelajaran yang dilakukan perusahaan mempengaruh i secara signifikan penerapan dan penggunaan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan khususnya di
38
Nur Achmad (2013)
Surakarta
korelasional dengan pendekatan kuantitatif
Variable independen: intensitas persaingan dan variabelvariabel kontekstual Variable dependen: penerapan sistem informasi akuntansi manajemen
sektor restoran Hasil penelitian menunjukkan intensitas persaingan pasar, dan juga variabelvariabel kontekstual mempengaruhi secara signifikan penerapan dan penggunaan sistem informasi akuntansi manajemen dalam suatu perusahaan.
B. Kerangka Pemikiran Dari variabel-variabel yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian maka model analisis yang dapat digambarkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang ada adalah sebagai berikut: Kerangka Pemikiran Gambar 2.1
UKURAN PERUSAHAA N (X1)
INTENSITAS KOMPETISI PERUSAHAA N (X2)
H1 PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS (Y1) H2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
C. Hipotesis 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Kelas Hotel) terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih baik dalam bentuk sumber daya finansial dan sumber daya manusianya. Minztberg dalam peneliatian Joshua (2015) menunjukkan bahwa semakin besar organisasi, semakin rumit strukturnya, lebih khusus tugasnya, dan lebih dibedakan unitunitnya. Peningkatan ukuran perusahaan memberikan homogenitas yang lebih besar dari pekerjaan dalam unit tapi keragaman yang lebih besar dari kerja antara unit-unitnya. Akibatnya, interaksi kurang tersebar dan informasi kurang mudah diperoleh (Reinking, 2012). Oleh karena itu, semakin besar organisasi ataupun perusahaan, lebih menekankan harus menempatkan pada koordinasi. Koordinasi melibatkan pengorganisasian dan bertukar informasi tentang proses, produk, pelanggan, pemasok, dan informasi yang lebih kompleks tentang perencanaan manajemen, strategi, kebijakan, dan sistem (Raymond, 1995; Powell, 1992 dalam Joshua 2015). Sistem informasi akuntansi dapat membantu koordinasi dengan memberikan informasi dari berbagai unit fungsional dalam perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat berfungsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
sebagai perangkat koordinatif. Hipotesis yang menunjukkan korelasi antara ukuran perusahaan dan penggunaan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: Ha1: Kelas Hotel memiliki pengaruh positif terhadap Penggunaan dan Penerapan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Penerimaan
Kas dalam
perusahaan perhotelan. 2. Pengaruh Intensitas Kompetisi Perusahaan terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Porter dalam penelitian yang dilakukan oleh Joshua dkk (2015) percaya bahwa untuk bertahan dan sukses dalam pasar yang kompetitif, perusahaan harus melihat dan memantau ancaman dari pesaing potensial, ancaman produk pengganti atau layanan, karakteristik dan intensitas persaingan dalam industri, dan daya tawar pemasok dan pelanggan. Sistem informasi akuntansi memberikan perbandingan dan informasi pemantauan yang membantu perusahaan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengimplementasikan strategi yang tepat dan untuk meningkatkan kinerja. Informasi yang diberikan oleh sistem informasi akuntansi juga dapat digunakan untuk memantau perusahaan terhadap pesaingnya, yang meliputi menjaga stabilitas kebutuhan konsumen, dan menjaga kualitas produk. Hipotesis yang menunjukkan pengaruh antara penggunaan dan penerapan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: Ha2: Intensitas Kompetisi Perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dalam perusahaan perhotelan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/