BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Pengertian manajemen keuangan Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan harus melakukan segala aktivitasnya dengan efektif dan efisien agar dapat menghasilkan laba maksimal yang tentunya diharapkan pula dapat memaksimalkan kemakmuran para investornya. Sedangkan nilai perusahaan itu sendiri, khususnya bagi perusahaan yang sudah go public tercermin dari harga sahamnya. Pengertian keuangan itu sendiri menurut Gitman (2012:4) adalah sebagai berikut: “Finance can be defined as the science and art of managing money”. Yang artinya adalah keuangan dapat didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengelola uang. Dari defenisi tersebut maka dapat dikembangkan bahwa keuangan sebagai seni berarti melibatkan keahlian dan pengalaman, sedangkan sebagai ilmu berarti melibatkan prinsip-prinsip, konsep, teori, proposi dan model yang ada dalam ilmu keuangan. Sedangkan pengertian manajemen keuangan menurut Horne dan Wachowicz Jr. (2012:2) dalam bukunya yang berjudul Fundamentals of Financial Management yang telah di alih bahasa menjadi prinsip-prinsip manajemen
6
7
keuangan adalah “Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum”. Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen Keuangan
adalah salah satu fungsi manajemen terhadap segala aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan memperoleh sumber dana, menggunakan dana dan manajemen aktiva untuk menciptakan kemakmuran bagi pemegang saham melalui maksimalisasi nilai perusahaan.
2. Fungsi manajemen keuangan Menurut Horne dan Wachowicz Jr. (2012:3) terdapat 3 fungsi manajemen keuangan, yaitu : 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah fungsi manajemen keuangan yang penting dalam penunjang pengambilan keputusan untuk berinvestasi karena menyangkut tentang memperoleh dana investasi yang efisien, komposisi aset yang harus dipertahankan atau dikurangi. 2. Keputusan Pendanaan (Pembayaran Deviden) Kebijakan deviden perusahaan juga harus dipandang sebagai integral dari keputusan pendanaan perusahaan. Pada prinsipnya fungsi manajemen keuangan sebagai keputusan pendanaan menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan harus dibagikan kepada
8
pemegang saham atau ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. 3. Keputusan Manajemen Aset Keputusan manajemen aset adalah fungsi manajemen keuangan yang menyangkut tentang keputusan alokasi dana atau aset, komposisi sumber dana yang dipertahankan dan penggunaan modal baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang baik bagi perusahaan.
Manajemen keuangan memiliki kesempatan kerja yang luas karena setiap perusahaan pasti membutuhkan seorang manajer keuangan yang menangani fungsi-fungsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting di dalam perusahaan.
3. Tujuan manajemen keuangan Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan. Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang saham).
9
Menurut Horne dan Wachowicz Jr. (2012:4) mengenai tujuan manajemen ialah sama dengan tujuan perusahaan yaitu “memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan yang ada saat ini”. Jadi dapat disimpulkan tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.
4. Pengertian laporan keuangan Laporan Keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai laporan keuangan. Laporan tersebut memuat keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan di masa yang akan datang. Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI 2009) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasannya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalanya, sebagai laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral dari laporan keuangan.
5. Tujuan laporan keuangan Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No 1 (IAI, 2009) untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
10
perisahaann yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
rangka
membuat
keputusan
ekonomi
serta
menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan, khususnya dalam hal waktu penyajiannya, kewajiban dan kepastian diperolehnya kas atau setara kas. Menurut Sjahrial dan Purba (2013:9) “Laporan Keuangan (Financial Statement) dapat mengungkapkan dan menginformasikan empat aktivitas perusahaan (business) perencanaan, pendanaan, investasi dann operasi. Masingmasing aktivitas utama perusahaan ini sangat penting untuk dipahami sebelum kita dapat menganalisa laporan keuangan perusahaan secara efektif”.
6. Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi (Sjahrial dan Purba, 2013:9). Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut, yaitu : 1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder) Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan
11
sebelumnya.Artinnya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik/pemegang saham. 2. Manajemen (Management) Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada tegurann bahkan pemutusan hubungan kerja. 3. Kreditor (Creditor) Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta kkonsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan. 4. Pemerintah (Goverment) Apakah perusahaan jujur melaporkan laporan keuangan sesungguhnya, sudah baranng tentu berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah/negara secara adil dan jujur.
7. Analisa laporan keuangan Menurut Wild, et all dalam Analisa Laporan Keuangan sebagai berikut : “Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan datadata yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”.
12
Sedangkan menurut Bernstein (1983) dalam Sjahrial dan Purba (2013), mengatakan bahwa : “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan”.
8. Tujuan analisis laporan keuangan Menurut Bernstein (1983) dalam Sjahrial dan Purba (2013) tujuan analisis laporan keuangan adalah : 1. Penyaringan (Screening) Analisis dilakukan dengan melihat secara analistis untuk laporan keuangan dengan tujuan untuk beberapa alternatif analisis bisnis seperti investasi, merger dan lain-lain. Dalam hal ini setelah membaca dan memahami analisis keuangan diharapkan dapat menyaring aktifitas bisnis yang menggairahkan dimasa depan. 2. Peramalan (Forecasting) Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa sekarang dan yang akan datang. 3. Diagnosa (Diagnosis) Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah dalam manajemen khususnya dibidang operasi dan keuangan. 4. Penilaian (Evaluation)
13
Analisis digunakan untuk menilai prestasi manajemen, operasi, keuangan dan lain-lain. . 9. Rasio keuangan Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang mencangkup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa datang. Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang business enterprise. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efesiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai (Andinata, 2010). Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analisis keuangan akan dapat
menilai
apakah
manajer
keuangan
dapat
merencanakan
dan
mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu, analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah cukup beralasan (layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit
14
baru, dan calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa datang (Andinata, 2010). Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan. Disamping itu juga perlu disadari bahwa analisis rasio keuangan ini hanya memberikan gambaran satu sisi saja, oleh sebab itu masih diperlukan lagi tambahan data agar lebih baik. Analisis rasio keuangan ini hanya bermanfaat apabila dibandingkan dengan standar yang jelas, seperti standar industri, kecenderungan atau standar tertentu sebagai tujuan manajemen. Selain itu perlu diperhatikan apabila membandingkan rasio satu perusahaan dengan perusahaan yang lain adalah menyangkut sistem akuntansi yang dipergunakan (Andinata, 2010).
10. Rasio Profitabilitas Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan
juga
memberikan
gambaran
tentang efektifitas manajemen
dalam
melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan, rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Menurut Sjahrial dan Purba (2013:40) “rasio rentabilitas merupakan pengukuran kemampuan dalam memperoleh laba dengan menggunakan aset atau modal perusahaan”. Dan menurut Zubir (2006:130) rasio profitabilitas adalah “
15
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang sahamnya”. Berikut penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio ROE. Return on equity (ROE) adalah rasio antara laba bersih dan total ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur profitabilitas dari setiap rupiah dari modal yang ditanamkan pemegang saham dalam perusahaan. Menurut Zubir (2006: 130) “semakin besar ROE semakin baik kinerja perusahaan tersebut”. ROE dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : =
Laba bersih Total equity (1)
11. Kebijakan hutang Kebijakan hutang disini adalah seberapa banyak penggunaa hutang oleh perusahaan sebagai pendanaannya. Jadi besarnya hutang yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada nilai DER perusahaan. Menurut Sjahrial dan Purba (2013) Kewajiban hutang menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa dasar perhitungan rasio diperoleh dari aktiva lancar dibandingkan dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajioban lancar yang disebut likuid. Akan tetapi terlalu tinggi rasio
16
ini juga tidak baik, Karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif. Rasio yang berkaitan dengan leverage (pengungkit) keuangan yang penting adalah debt to equity ratio dan debt ratio. Kedua rasio tersebut digunakan untuk mengukur besarnya peranan utang dalam pembelanjaaan investasi perusahaan Dalam teori capital structur dinyatakan bahwa utang merupakn unsur yang penting dalam maksimalkan nilai perusahaan. Biaya bunga atas utang perusahaan dapat memperkecil pajak yang dibayar perusahaan, sehingga laba yang diperoleh pemegang saham (return on equity) relatif lebih tinggi daripada tanpa utang. Utang yang mampu ditanggung perusahaan ada batasnya. Utang yang terlalu besar akan menyebabkan laba operasi ditelan oleh biaya bunganya, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan yang berat. Nilai perusahaan dengan porsi utang tertentu akan memberikan nilai perusahaan yang maksimal. Debt to equity (DER) adalah perbandingan antara total utang dan total ekuitas. Rasio ini mengukur besarnya utang terhadap ekuitas dalam membelanjai investasi perusahaan. Jika DER lebih besar dari 100% berarti perusahaan lebih banyak menggunakan utang daripada ekuitas. Jika DER melebihi batas yang dianggap wajar oleh kreditur, misalnya lebih besar dari 65%, 35% atau diatas 187%, maka perusahaan akan sulit mendapatkan tambahan pinjaman bila
17
diperlukan. Nilai DER dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagia berikut (Subramanyam & Wild, 2014:44)
DER =
Total Kewajiban Ekuitas Pemegang Saham (2)
12. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yanng berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran, perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dimiliki oleh pemilik terhadap asetnya. Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yag dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan sudah dilakukan oleh Analisa (2011). Ia meneliti 4 variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan (total asset), leverange, profitabilitas dan kebijakan dividen. Penelitian ini memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, leverange mempunyai positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
18
nilai perusahaan, dan kebijiakan dividen mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Investor dalam menyertakan modalnya juga perlu untuk melihat ukuran perusahaan. Pada penelitian ini jumlah aktivasi log untuk mempersempit perbedaan jumlah dalam skala interval.
13. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah harga sebuah saham yang telah beredar di pasar saham yang harus dibayar oleh investor untuk dapat memiliki sebuah perusahaan. Publik memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan, nilai perusahaan tercermin pada kekuatan tawar-menawar saham, apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus dimasa yang akan datang, nilai saham akan menjadi semakin tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang mempunyai prospek maka harga saham menjadi lemah (Suharli, 2006) dalam Andinata (2010). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Pengertian nilai perusahaan menurut Husnan (2000:7) dalam Rustendi & Jimmi (2008) sebagai berikut: “Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.” Pengertian nilai perusahaan menurut Maurice, Thomas (2002:8) dalam Rustendi & Jimmi (2008) sebagai berikut: “Value of the firm is the price for which the firm can be sold, which equals the present value of future profits.”
19
Dalam melakukan aktivitas dan pengambilan keputusan, perusahaan selalu berpatokan pada tujuan utamanya. Tujuan utama perusahaan adalah Stockholder Wealth Maximization (Bringham dan Houston, 2001) dalam Andinata (2010) memaksimalkan kekayaan pemilik atau pemegang saham identik dengan memaksimalisasi nilai perusahaan, sesuai dengan pendapat (Besley dan Bringham, 2000) dalam Andinata (2010), “ Stockholder Wealth Maximization can Translates into Maximizing the Value of the Firm as Measured bu the Price of the Firm’s Common Stock”. Dari pendapat Besley dan Bringham (2000) dalam Andinata (2010) dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan tercermin dari harga saham, khususnya untuk perusahaan yang memperdagangkan sahamnya kepada publik. Apabila nilai perusahaan yang baik, yaitu mempunyai kinerja dan prospek yang bagus, maka investor pasti bersedia membayar lebih untuk membeli sahamnya. Jadi secara sederhana nilai perusahaan dapat diartikan sebagian harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk memiliki suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, untuk mengukur nilai perusahaan menggunakan Price To Book Value (PBV), rasio ini berfungsi untuk mengidentifikasi saham mana yang harganya wajar, terlalu rendah (Undervalued) dan terlalu tinggi (Overvalued). Cara ini mungkin mengaitkan rasio PBV dengan nilai intrinsik saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaian saham. TABEL 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Pengarang & Tahun
Topik Penelitian
Hasil Penelitian
20
Nani Martikarini (2013)
Pengaruh Profitabilitas,
Profitabilitas dan
Kebijakan Hutang,
kebijakan deviden
Kebijakan Dividen
berpengaruh positif dan
Terhadap Nilai
signifikan terhadap nilai
Perusahaan Konstruksi
perusahaan.
Yang Terdaftar di Bursa
Kebijakan hutang
Efek Indonesia Periode
berpengaruh positif tapi
2009-2011
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Titin Herawati (2013)
Pengaruh Kebijakan
Kebijakan hutang
Dividen, Kebijakan
berpengaruh positif dan
Hutang dan Profabilitas
Tidak signifikan
Terhadap Nilai
terhadap nilai
Perusahaan.
perusahaan. Kebijakan dividen Berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
21
perusahaan. Tomi (2013)
Analisis Pengaruh
Profitabilitas berpengaruh
Profitabilitas, Financial
secara signifikan
Leveragedann Coorporate
terhadap nilai
Social Responsibility
perusahaan.
Terhadap Nilai Perusahaann Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20082011 Tedi Rustendi, Farid
Pengaruh Hutang dan
Hutang berpengaruh
Jimmi (2008)
Kepemilikan Manajerial
positif terhadap nilai
Terhadap Nilai
perusahaan.
Perusahaan pada Perusahaan Konstruksi, dengan menggunakan variabel Hutang. Wawan Andinata (2010)
Analisis Pengaruh
Profitabilitas dan
22
Profitabilitas dan
Kebijakan dividen
Kebijakan Dividen
berpengaruh secara
Terhadap Nilai
negatif terhadap nilai
Perusahaan Konstruksi di
perusahaan.
Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan variabel Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan, serta alat analisisnya Regresi Berganda Yangs Analisa (2011)
Pengaruh Ukuran
Ukuran perusahaan dan
Perusahaan, Leverange,
leverange mempunyai
Profitabilitas dan
pengaruh positif dan
Kebijakan Dividen
singnifikan terhadap nilai
Terhadap Nilai
perusahaan sedangkan
Perusahaan.
profitabilitas dan kebijakan dividen berpengaruh negatif.
23
B. Kerangka Pemikiran Nurainun dan Sinta (2007) dalam Andinata (2010) menjelaskan bahwa, Investor harus berhati-hati dalam menentukan investasi, karena jika tidak tepat, investor bukan hanya tidak memperoleh return tetapi semua modal awal yang diinvestasikannya
juga
akan
hilang.
Oleh
karena
itu,
investor
perlu
mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat investasi. Dari semua informasi dan analisis laporan keuangan, investor umumnya memperhatikan profitabilitas, kebijakan utang dan ukuran perusahaan. Hal ini disebabkan karena tingkat return yang diterima oleh investor tergantung pada tingkat profitabilitas, kebijakan utang dan ukuran perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Makin tinggi laba, makin tinggi return yang diperoleh investor. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset, makin meningkat kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka akan semakin leluasa manajemenn dalam mempergunakan asetnya. Kebijakan hutang yang relatif besar perlu didukung oleh kemampuan perusahaan memperoleh laba. Nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan, yang biasanya diukur dengan price to book value ratio (PBV) (Andinata, 2010).
24
Profitabilitas Kebijakan Hutang
Nilai Perusahaan
Ukuran Perusahaan
GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN
C. Hipotesis Tujuan utama manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham, atau dapat diartikan memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Disamping itu, perusahaan juga memiliki tujuan lain, yaitu: kepuasan pribadi manajer perusahaan, kesejahteraan karyawan, lingkungan dan masyarakat yang baik pada umumnya. Meskipun demikian, memaksimalkan harga saham adalah tujuan terpenting pada sebagian besar perseroan (Andinata, 2010). Brigham dan Houston (2001) dalam Andinata (2010) juga menjelaskan bahwa, jika tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka hal ini harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan, secara simultan, mengoreksi kelemahan perusahaan. Investor harus berhati-hati dalam menentukan keputusan investasi karena jika salah, investor bukan hanya tidak memperoleh return tetapi semua modal awal yang di investasikannya juga
25
akan hilang. Oleh sebab itu, investor perlu mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat investasi. 1. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan Menurut Kasmir (2008:196) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran
tingkat
efektivitas
manajemen
suatu
perusahaan.
Keberhasilan perusahaan dapat menghasilkan laba akan terlihat pada nilai ROE, semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Tingginya laba yang dihasilkan perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik kedepannya. Perusahaan dengan prospek yang baik ini yang diinginkan oleh investor dan investor lebih tertarik untuk membeli saha. Semakin tinggi permintaan dari investor terhadap saham maka akan mempengaruhi harga saham dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Dengan melihat uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesa pertama. H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
26
2. Pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan Kebijakan hutang adalah kebijakan yang menentukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh hutang. Penggunaan hutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu berupa penghematan pajak. Disisi lain penggunaan hutang juga akan meningkatkan biaya bagi perusahaan yaitu berupa biaya kebangkrutan apabila perusahaan tidak mampu melunasi hutangnya. Jadi dalam
menentukan
kebijakan
hutangnya,
perusahaan
harus
mempertimbangkannya dengan lebih baik karena penggunaan hutang ini akan berdampak terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesa ketiga. H2 : Kebijakan utang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan. Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yanng menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkann karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang stabil. Kestabilann tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaann di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaann besar. Ekspektasi investor berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan
27
permintaan perusahaan akan dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki ‘nilai” yang lebih besar, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah ; H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Di lihat dari keseluruhan uraian diatas, maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut ini. H4 : Profitabilitas, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simulkan terhadap nilai perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.