BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.I.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan dua kata utuh,sehingga dalam mengkaji pengertian prestasi belajar kita anggap sebagai satu kesatuan. Benyamin Blom dalam Nana Sudjana (1989:45-46) mengemukakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,afektif dan psikomotorik.Hal ini, sejalan dengan pendapat Moh.Uzer (1995:29) yang menyatakan hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Singgih Gunarso (1984:57) memberi batasan bahwa hasil belajar adalah hasil maksimum yang dicapaiseseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Kartini Kartono (1980:4) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perolehan atau tingkat perolehan pada waktu yang lalu. Memperhatikan berbagai pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli seperti yang tersebut di atas pengertian umum tentang hasil belajar.Hasil belajar adalah suatu proses belajar ,dimana proses tersebut menghasilkan suatu perubahan dan perubahan tersebut adalah hasil belajar. Secara umum hasil belajar dapat disimpulkan sesuatu yang dicapai oleh siswa setelah terjadi proses belajar mengajar.Hasil Belajar akan mengubah diri seseorang dari yang tidak bisa menjadi bisa.Jadi hasil belajar itu merupakan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan pengetahuan,sikap,dan ketrampilan. 2.1.2. Pengertian Metode TTW ( Think Talk Write ) Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36). Teknik ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam 6
7
kelompok heterogen antara 3-5 orang siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Prosedur Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Think-Talk-Write (TTW) 2.1.2.1 Think (Berpikir) Ariktivitas berfikir siswa dapat terlihat dari proses membaca suatu teks bacaan,kemudian membuat catatan kecil dari apa yang telah dibaca.Catatan siswa tersebut dibuat dengan bahasanya sendiri ,berupa apa yang diketahui,dan tidak diketahui dari dari teks soal,serta bagaimana langkah-langkah pemecahan masalah.Menurut Wiedehold (dalam Ansari,2003:36) membuat catatan berarti menganalisa isi tujuan teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis.Selain itu,belajar rutin membuat/menulis catatan setelah membaca, dapat merangsang aktivitas berfikir sebelum,selama dan setelah bahkan meningkatkan ketrampilan berfikir dan menulis. 2.1.2.2 Talk (Berbicara) Pada tahap kedua ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 3-5 orang siswa yang heterogen. Hal ini dimaksudkan agar dalam tiap kelompok terdapat kemampuan siswa yang berbeda-beda sehingga terdapat siswa yang membantu anggota lain dalam menyelesaikan masalah. Selanjutnya, para siswa berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Siswa menyampaikan ide yang diperoleh pada tahap think kepada teman-teman diskusi sekelompoknya yaitu dengan membahas hal-hal yang diketahui dan tidak diketahuinya. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang ada dalam LKS. Selain itu dalam tahap ini siswa memungkinkan untuk terampil berbicara. Diskusi yang terjadi pada tahap talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran siswa 2.1.2.3. Write (Menulis) Tahap yang terakhir adalah write, siswa menuliskan hasil diskusi pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena
8
setelah berdiskusi atau berdialog antar teman, kemudian siswa mengungkapkannya ke dalam bentuk tulisan. 2.1.2.4. Langkah-langkah TTW(Think Talk Write) Untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai harapan di atas,dirancang pembelajaran yang mengikuti langkah-langkah berikut : a. Guru membagi teks bacaan siswa berupa lembar kerja siswa yang dimulai dengan soal-soal yang berhubungan lingkungan sehari-hari siswa (kontekstual) dan jika diperlukan diberikan sedikit petunjuk b. Siswa membaca teks bacaan dan membuat catatan kecil secara individu (Think) Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat membedakan atau menyatukan ideide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri c. Siswa berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi catatan yang dibuatnya (talk).Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan katakata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi.Pemahaman dibangun melalui interaksi dalam diskusi.Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. d. Dari hasil diskusi,siswa secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep,strategi dan solusi) dalam bentuk tulisan (write )dengan bahasanya sendiri .Pada tulisan ini menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi. e. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari.Sebelum itu dipilih beberapa (atau satu) orang siswa sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban,sedangkan lain memberikan tanggapan (Hilmaheri,2006:29) Selama kegiatan pembelajaran guru bertindak sebagai mediator dan jika diperlukan dapat memberikan arahan,petunjuk,serta dorongan.
9
2.1.3.Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD 2.1.3.1.Tujuan Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1.
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus
budi
pekerti,
serta
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 2.1.3.2.. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis. 2.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang relevan 2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2010) yang berjudul “Peningkatan keaktifan dan kemandirian siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi pembelajaran Think Talk Write pada siswa kelas 7 semester genap di SMP 2 Banyudono.Kesimpulan penelitian ini adalah dapat
10
memotivasi siswa,dan meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. 2.2.2. Nur Laila Kusumawati.Skripsi 2010 2010.Program S1 Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Skripsi “ Penerapan model pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan lembar kerja siswa untuk meningkatkan keaktifan belajar Bahasa Indonesia pada bangun datar lingkaran bagi siswa kelas 7 semester 2 di SMPN 1 Sawit dengan kesimpulan : 1. Pentingnya pembelajaran konstuktivisme 2. Metode Pembelajaran TTW dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar 2.3. Kerangka Berpikir 1. Penerapan metode TTW dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat melibatkan siswa secara aktif dan kreatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca beragam teks bacaan dengan intonasi yang tepat. 2. Dengan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan penerapan metod TTW akan meningkatkan ketrampilan dan kreatifitas guru dalam mengorganisasikan kelas dan pemilihan metode yang tepat. 3. Penerapan metode TTW dalam Bahasa Indonesia sangat efektif meningkatkan hasil belajar pada materi membaca beragam teks bacaan dengan intonasi yang tepat. Hal ini dapat dilihat pada perubahan hasil tes akhir setiap pembelajaran yang selalu mengalami perubahan yang lebih baik.
11
Diagram kerangka berpikir dari uraian tersebut adalah sebagai berikut
Keadaan Awal
Guru: Belum menggunakan metode pembelajaran Think-TalkWrite, dalam KMB
Siswa : Hasil belajar Bahasa Indonesia rendah
Tindakan
Guru: Menggunakan metode pembelajaran Think-Talk-Write, dalam pembelajaran
SIKLUS 1 Jumlah anggota kelompok 4-5 orang
Hilangkan
Kondisi Akhir
Diduga hasil belajar Bahasa Indonesia meningkat dengan penggunaan metode terse but
tambah
SIKLUS 2 Jumlah anggota kelompok 4-5 orang
12
2.4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pemahaman dan penerapan pembelajaran model TTW pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca beragam teks bacaan intonasi yang tepat pada kelas 4 SDN Japerejo Kecamatan Pmotan Kabupaten Rembang Semester 1 tahun pelajaran 2012 / 2013 diduga dapat meningkatkan hasil belajar.