2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB II KAJIAN AKADEMIK
A. TEORI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN 1. Konsep, Jenis dan Tingkatan Biaya Pendidikan Salah satu persoalan dalam menerapkan pendekatan ekonomi dalam pendidikan adalah apakah investasi yang dilakukan dalam bidang tersebut memberikan keuntungan ekonomi? Dalam menjawab pertanyaan ini telah terjadi silang pendapat yang dinyatakan dalam beberapa pendekatan perencanaan pendidikan seperti pendekatan investasi sumber daya manusia, pendekatan social demand dan pendekatan rate of return. Walaupun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan disamping mempunyai manfaat ekonomi juga mempunyai manfaat sosial-psikologis yang sulit dianalisis secara ekonomi. Namun pendekatan ekonomi dalam menganalisis pendidikan memberikan konstribusi sekurang-kurangnya terhadap dua hal yaitu (1) Analisis efektivitas dalam arti analisis penggunaan biaya yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan; (2) Analisis efesiensi penyelenggaraan pendidikan dalam arti perbandingan hasil dengan sejumlah pengorbanan yang diberikan. Manfaat biaya pendidikan oleh para ahli pendidikan sering disebut dengan Cost Benefit Analysis, yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai hasil pendidikan (biasanya diukur dengan penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Mark Blaugh (1970:121) mengemukakan bahwa: “Cost benefit analysis as a technique for evaluating public investment projects that compete actually or potentially with similar projects in the private sector: that is, the market mechandism generates prices for the activity in question which can be used to translate the benefits of the public project into term directly comparable to its costs”.
16
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Senada dengan Blaugh, Psacharopoulos (1987:397) menyebutkan bahwa “Cost benefit analysis is to compare the opportunity cost of a project with the expected benefit, measured in the terms of the additions to income that will accrue in the future as a result of the investment”. Sebetulnya, dalam mengukur manfaat biaya pendidikan sering didasarkan kepada konsep biaya pendidikan yang sifatnya lebih kompleks dari keuntungan, karena komponen-komponen biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya berbentuk uang atau rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan. Biaya kesempatan (income forgone) yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau menyelesaikan studi. Dengan demikian, biaya keseluruhan (C) selama di tingkat persekolahan terdiri dari biaya langsung (L) dan biaya tidak langsung (K). Dalam rumusannya digambarkan: C = L + K. Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran karakteristik keuangan sekolah. Nanang Fattah (2002:28) mengemukakan bahwa keuntungan pendidikan tidak selalu dapat diukur dengan standar nilai ekonomi dan uang. Hal ini disebabkan manfaat pendidikan, di samping memiliki nilai ekonomi, juga memiliki nilai sosial. Dalam pengukuran dampak pendidikan terhadap keuntungan ekonomi atau pendapatan seseorang dari produktivitas yang dimilikinya, memerlukan asumsi-asumsi. Asumsi bahwa produktivitas seseorang dianggap merupakan fungsi dari keahlian dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan. Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan yaitu: (1) Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. (2) Dapat tidaknya seseorang memperoleh pekerjaan. (3) Besarnya penghasilan/gaji yang diterima. (4) Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik. Sedangkan menurut Cohn (1979:36), dalam mengukur manfaat dari pendidikan terdiri dari 3 (tiga) pendekatan, yaitu: 1) The simple corelation approach, 2) The residual approach, and 3). The returns to education approach. Dalam aspek efisiensi, istilah efisiensi pendidikan menggambarkan hubungan antara input (masukan) dan output (keluaran) dari suatu pelaksanaan proses pendidikan. Coombs dan Hallak (1972:255), berpendapat bahwa : 17
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
“cost effectiveness as the relationship between the inputs and corresponding immediate educational outputs of any educational process. It is to measure of internal efisiensi”. Efisiensi pendidikan menurut Nanang Fattah (2002:35) artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, efesiensi hanya akan ditentukan oleh ketepatan di dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui efesiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis keefektifan biaya (cost effectiveness analysis) yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar. Upaya efisiensi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Kedua konsep tersebut satu sama lain erat kaitannya. Efisiensi internal dapat dinilai melalui suatu sistem pendidikan yang menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan. Output acapkali diukur dengan indikator-indikator seperti angka kohort, yaitu proporsi siswa yang dapat bertahan sampai akhir putaran pendidikan, pengetahuan keilmuan, keterampilan, ketaatan kepada norma-norma perilaku sosial. Karena dengan alasan inilah persoalan-persoalan mutu pendidikan biasanya dibahas dengan memperhatikan efisiensi internal dari sistem pendidikan. Untuk menilai efisiensi internal dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara seleksi di dalam putaran-putaran pendidikan dan seleksi diantara putaran pendidikan. Tingginya angka retensi di dalam putaran-putaran pendidikan merupakan indikator yang diperlukan untuk mengetahui efisiensi internal. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal adalah sebagai berikut: (1) Rata-rata lama belajar (Average study time). Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa lama seorang lulusan menggunakan waktu belajarnya dengan cara menggunakan statistik kohort (kelompok belajar). Cara penghitungannya adalah 18
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut. (2)
Rasio Input – Output (Input-Output Ratio (IOR)).
Merupakan perbandingan antara jumlah murid yang lulus dengan murid yang masuk awal dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus. Artinya, membandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat keluaran. Sedangkan efesiensi eksternal, sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis. Efisiensi eksternal dihubungkan dengan situasi makro yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil pendidikan. Pada tingkat makro bahwa individu yang berpendidikan cenderung lebih baik memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan kesehatan yang baik. Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya atau distribusi anggaran kepada seluruh
sub-sub sektor pendidikan. Efisiensi eksternal juga
merupakan pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan. Dalam menganalisis efisiensi eksternal, dalam bidang pendidikan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: (1) Keuntungan perorangan (private rate of return), yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada individu dengan biaya pendidikan dari individu yang bersangkutan; (2) Keuntungan masyarakat (social rate of return), yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan masyarakat. Jadi, efisiensi eksternal pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan investasi pendidikan pada umumnya, alokasi pembiayaan bagi jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi internal dan efisiensi eksternal mempunyai kaitan yang sangat erat. Kedua aspek tersebut saling melengkapi satu sama lain dalam menentukan efisiensi system pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian, secara konseptual efisiensi pendidikan meliputi costefectiveness dan cost benefit. Cost effectiveness dikaitkan dengan perbandingan biaya input pendidikan dan efektivitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Efisiensi internal atau cost effectiveness sangat bergantung pada dua faktor utama yaitu: (1) Faktor institusional, (2) Faktor manajerial. Sedangkan cost benefit dikaitkan dengan analisis keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan. Terdapat dua hal penting dalam hal investasi tersebut, yaitu: (1) Investasi 19
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
hendaknya menghasilkan kemampuan yang memiliki nilai ekonomi di luar intrinsiknya; (2) Nilai guna dari kemampuan. Setiap lembaga pendidikan perlu diberi peluang dan kemampuan untuk mengelola anggaran penerimaan dan pengeluaran biaya pendidikan di lingkungan sistemnya masing-masing. Dengan asumsi bahwa upaya dan hasil pemerataan pendidikan adalah merupakan hak dan kewajiban bersama, partisipasi masyarakat, pemerintah, orang tua dan dunia usaha dalam pembiayaan pendidikan harus dipandang sebagai asset yang harus digali, sehingga tidak sepenuhnya menjadi beban pemerintah. Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan perlu diarahkan pada hal-hal pokok berikut ini: (1) Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access); (2) Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival); (3) Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output); (4) Pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat
(equality of outcome). Konsep peningkatan efisiensi pembiayaan
pendidikan akan mempunyai makna jika dihubungkan dengan konsep efisiensi, baik secara internal maupun secara eksternal. Berkenaan dengan jenis dan tingkatan biaya pendidikan, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (2000:4-7) memberi kategori terhadap biaya pendidikan ke dalam enam kategori, yaitu biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost), biaya pribadi (private cost), biaya sosial (social cost), biaya moneter (monetary cost), dan biaya bukan moneter (non monetary cost). Biaya langsung adalah biaya yang langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan, misalnya gaji guru dan pegawai, pengadaan fasilitas belajar (ruang tingkat, kantor, WC, sarana ibadah, gudang, laboratorium), ATK, buku rujukan guru dan buku pegangan siswa. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa, orangtua atau masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak langsung, seperti: biaya hidup, pakaian, kesehatan, gizi, transportasi, pemondokan, dan biaya kesempatan yang hilang selama pendidikan. Biaya tidak langsung ini memiliki sifat kepentingan dan tempat pengeluaran yang berbeda serta dikeluarkan dalam waktu yang tidak terbatas dan jenis pengeluaran yang tidak pasti, seperti hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti pendidikan
20
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
atau forgone earning. Di samping itu, biaya tidak langsung dapat pula tercermin dari bebasnya pajak bagi sekolah karena sifat sekolah yang tidak mencari laba. Biaya pribadi adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk membiayai sekolah anaknya, di dalamnya termasuk biaya kesempatan yang hilang (forgone opportunities). Biaya ini meliputi: uang sekolah, ongkos, dan pengeluaran lainnya yang dibayar secara pribadi. Biaya sosial adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah, termasuk di dalamnya biaya yang dikeluarkan oleh keluarga secara perorangan (biaya pribadi). Namun, tidak semua biaya sosial dapat dimasukkan ke dalam biaya pribadi. Menurut Jones, biaya sosial dapat dikatakan sebagai biaya publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang ditanggung masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Cohn dan Geske (1990:71) mengelompokkan biaya pendidikan sebagai, (1) biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan keluarga siswa, (2) biaya tidak langsung (indirect cost) seperti forgone earning. Pengertian lain biaya pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). (Cohn, 1979; Jones, 1985; Thomas, 1976). Selain itu, Hallak (1999:25-27) mengelompokkan biaya berdasarkan, (1) jenis pendidikan (umum dan swasta), dalam hal ini pengeluaran dibandingkan dengan jumlah pendaftaran, (2) tingkat pendidikan dan jurusan, (3) tujuan yaitu biaya langsung (pengeluaran berulang untuk gaji dan bahan) dan biaya tak langsung (untuk manajemen umum) serta biaya untuk menganjurkan kehadiran di sekolah (biaya intervensi; menjelaskan perbedaan antara biaya rata-rata antar negara/tingkat pendidikan), biaya sosial serta biaya pemindahan atau transfer cost (kantin, asrama, transpor dan beasiswa), dan (4) sifat pengeluaran (penggajian). Berkenaan dengan tingkatannya, pembiayaan pendidikan terjadi di beberapa tempat atau tingkatan, yang meliputi lembaga satuan pendidikan yaitu sekolah, pengguna jasa pendidikan yaitu orangtua atau siswa, dan administratur pendidikan dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai tingkat pusat. Selain itu di masingmasing tingkatan, biaya pendidikan mencakup bebeberapa atau banyak komponen biaya.
Dengan demikian, analisis biaya pendidikan akan lebih bermanfaat bila
menggunakan pendekatan tingkatan dan komponen biaya pendidikan. Oleh karena itu kajian teoritik perlu membahas mengenai tingkatan dan komponen biaya pendidikan. 21
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
2. Komponen Biaya Satuan Pendidikan di Sekolah Dalam menganalisis penyelenggaraan biaya satuan pendidikan diperlukan suatu konsep analisis biaya. Untuk keperluan itu dikaji pertanyaan yang berkaitan dengan: (1) Faktor-faktor apa saja yang memicu biaya; (2) Apakah faktor tersebut dapat ditelusuri dari sejak awal hingga menghasilkan suatu output? (3) Apakah dengan mengetahui pembebanan biaya dalam penyelenggaraan satuan program pendidikan dapat menjamin sekurang-kurangnya efektivitas internal suatu penyelenggaraan pendidikan? Di dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan, pada umumnya sekolah menyusun rencana pendapatan dan belanja sekolah untuk jangka waktu satu tahun. Dalam rencana pendapatan terdapat komponen sumber dana (pemerintah, orangtua siswa, dan masyarakat). Sedangkan dalam rencana belanja secara garis besar dibagi ke dalam komponen gaji dan non gaji. Komponen gaji digunakan untuk membayar gaji dan kesejahteraan guru. Komponen ini merupakan komponen yang paling dominan dalam pengeluaran biaya pendidikan sekolah. Sedangkan komponen non gaji meliputi: sub komponen pengadaan alat pelajaran, bahan pelajaran, perawatan, sarana tingkat, sarana sekolah , pembinaan siswa, dan pengelolaan sekolah. Komponen biaya non gaji yang tidak terdapat dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) meliputi: pembelian buku, alat tulis, tas, sepatu, pakaian seragam, biaya kursus, karyawisata, sumbangan insidental, dan uang jajan yang langsung dikeluarkan oleh orangtua siswa tanpa melalui sekolah, serta biaya pembangunan fisik, perlengkapan alat belajar, beasiswa, dan lainnya yang tidak tercatat dalam RAPBS. Komponen-komponen tersebut akan dikaji melalui konsep Cost Driver. Cost Driver merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total untuk suatu obyek biaya (cost object). Perubahan-perubahan biaya tersebut sering disebut
cost pool. Karena itu, cost driver sebenarnya merupakan cost pool dan cost
object. Cost object adalah jasa tempat biaya dibebankan untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan program. Sedangkan cost pool merupakan pengelompokan biaya-biaya individual ke dalam kelompok tertentu (Blocher et.al., 1999:123). Karena itu, dapat dikemukakan bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penyelenggaraan satuan program Pendidikan di madrasah merupakan cost driver. 22
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan mendasar dari cost driver dalam penyelenggaraan satuan pendidikan adalah untuk meningkatkan efektivitas manajemen pendidikan secara ekonomik. Atas dasar tujuan tersebut maka konsep ini bermanfaat dalam mengembangkan sistem manajemen pendidikan berbasis informasi biaya yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan dan sebagai sistem informasi strategic yang dibangun secara build-in dan integral dari suatu sistem penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian pengetahuan mengenai informasi biaya tidak lagi berfungsi hanya sebagai sistem pelaporan internal maupun eksternal suatu manajemen pendidikan. Karena itu, cost driver merupakan suatu pendekatan dalam menganalisis biaya penyelenggaran pendidikan sehingga memberikan informasi mengenai tingkat efektivitas yang berguna untuk pengambilan keputusan dalam mengembangkan modelmodel pendidikan. 3. Aktivitas Biaya Satuan Pendidikan di Sekolah Penyelenggaraan satuan pendidikan merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembelajaran sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ditinjau dari pandangan proses, ini merupakan serangkaian kegiatan yang satu sama lain saling berkaitan sehingga membentuk keterpaduan (wholeness). Dalam proses tersebut ada serangkaian aktivitas yang dapat memicu timbulnya biaya. Aktivitas tersebut dikelompokkan dalam suatu kategori (pool) yang sering disebut sebagai “unit”. Atas dasar unit tersebut muncul analisis satuan biaya (unit cost analysis), sehingga muncul istilah yang sering dikenal dalam pendidikan yaitu unit cost siswa (warga belajar). Unit cost tersebut
merupakan
kumpulan dari aktivitas yang memicu
timbulnya biaya. Unit cost tersebut sering dijadikan bahan komparasi baik secara eksternal (dengan unit cost institusi lain) dan internal (dalam institusi itu sendiri) untuk memberikan pertimbangan mengenai tingkat efektivitas atau efesiensi suatu penyelenggaraan pendidikan. Thomas (1988:48), memberikan katagori unit-unit tersebut diatas menjadi beberapa hal, seperti: (1) Gaji Guru, (2) Gaji Pesonil Lainnya, (3) Tempat Belajar, (4) Perlengkapan (equipment), dan (5) Material (alat belajar). Berdasarkan unit-unit cost tersebut maka diperoleh unit cost per siswa. Kategorisasi tersebut bukanlah hal yang mutlak, boleh jadi dalam penyelenggaraan pendidikan berbeda dengan pendidikan persekolah seperti di atas. 23
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Analisis cost driver akan memberikan gambaran faktor-faktor pemicu biaya terkait dengan jasa suatu penyelenggaraan pendidikan. Untuk keperluan tersebut maka perlu didisain keterkaitan antara biaya, cost pool dan cost object. Model analisis ini dapat mengidentifikasi proses pembebanan biaya ke dalam cost pool atau dari cost pool ke cost object. Terdapat dua kategori biaya yang perlu dicermati dalam melakukan perhitungan biaya yaitu biaya langsung dan tak langsung. Biaya langsung dapat ditelusuri secara langsung ke cost pool atau ke cost object. Secara mudah dan dapat dengan segera dihubungan secara ekonomi. Misalnya biaya alat belajar dapat dengan mudah ditentukan secara ekonomi. Demikian pula dengan biaya perlengkapan. Sebaliknya dalam biaya tak langsung, tidak dapat ditelusuri secara mudah, misalnya biaya supervisi terhadap kegiatan perencanaan KBM. Hal ini disebabkan karena biasanya biaya tak langsung merupakan gabungan dari beberapa aktivitas yang terdapat dalam beberapa cost pool atau cost object. Jika biaya tak langsung sulit ditelusuri maka harus dilakukan “dasar alokasi” sebagai cara pembebanannya, misalnya biaya guru dalam merencanakan KBM dengan dasar alokasi berapa kali kegiatan perencanaan tersebut dilakukan sehingga dapat diihitung berapa kali perencanaan perlu dirupiahkan. Cara pembebanan biaya seperti itu pembebanan dana dengan cost driver. 4. Model Perhitungan Biaya Satuan Pendidikan Analisis efisiensi keuangan sekolah dalam pemanfaatan sumber-sumber keuangan sekolah dan hasil sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya satuan per siswa. Biaya satuan per siswa adalah biaya rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di sekolah dalam kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui besarnya biaya satuan per siswa menurut jenjang dan jenis pendidikan berguna untuk menilai berbagai alternatif kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Sedangkan untuk menghitung biaya per siswa, menurut Bowen (1981:12), menyatakan bahwa: “The cost per student unit results from three societal decisions that reflect the combined influence of the many persons and public authorities who control the flow of funds to higher education. These theree decisionspertain to: the total amount
24
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
to be spent on higher education, the number of units of service to be provided, and the level of quality”. Dalam menentukan biaya satuan, menurut Nanang Fattah (2002:26) terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan oleh murid atau menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran total (total cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat pendidikannya. Dalam
pendekatan
makro,
terdapat
karakteristik
pendidikan
yang
mempengaruhi biaya, yaitu: (1) Skala gaji guru dan jam terbang mengajar; (2) Penataran dan latihan pra jabatan; (3) Pengelompokan siswa di sekolah dan di dalam kelas; (4) Sistem evaluasi; (5) Supervisi pendidikan. Dalam pendekatan mikro, perhitungan satuan biaya pendidikan menurut Nanang Fattah (2002:28) dapat menggunakan formula sebagai berikut: Sb (s,t) =f [K (s,t) dibagi M (s,t)] Dimana : Sb
: Satuan biaya per murid per tahun
K
: Jumlah seluruh pengeluaran
M
: Jumlah murid
s
: Sekolah tertentu
t
: Tahun tertentu
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (2002:47-48) menghitung biaya satuan pendidikan di madrasah. Penghitungan dilakukan dengan menjumlahkan komponen-komponen pengeluaran dalam anggaran pendapatan dan belanja madrasah (APBM) dan di luar APBM. Komponen-komponen pengeluaran dalam APBM meliputi gaji dan bukan gaji. Komponen bukan gaji mencakup pengeluaran untuk pemeliharaan, pengadaan, dan sarana penunjang belajar. Pengeluaran yang berasal dari bukan APBM
25
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
terutama digunakan untuk pembangunan fisik madrasah. Seluruh pengeluaran di madrasah ini kemudian dibagi jumlah siswa dalam madrasah tersebut. Studi yang dilakukan IPB dan Dikdasmen (2002:45-80) menghitung biaya satuan dengan pendekatan kategori kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan biaya pendidikan tingkat sekolah (per tingkat); (2) kebutuhan biaya pendidikan untuk jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, dan SMK), dan (3) kebutuhan biaya per siswa. Biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah, secara umum dibedakan menjadi: (a) biaya yang terkait langsung dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan, (b) biaya yang tidak terkait langsung dengan KBM. Biaya yang terkait langsung dengan KBM untuk SD sampai SMA terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: (i) persiapan guru, (ii) penyelenggaran teori di tingkat, dan (iii) praktek. KBM di SD dilakukan untuk 10 mata pelajaran, di SMP 16 mata pelajaran, dan di SMA 20 mata pelajaran. Biaya yang terkait langsung dengan KBM di SMK terdiri dari biaya teori dan praktek. Biaya yang terkait tidak langsung dengan KBM terdiri dari biaya rumah tangga dan biaya ATK. Penghitungan
biaya
satuan
tersebut
menunjukkan
secara
rinci
biaya
penyelenggaraan pendidikan riil dan biaya penyelenggaraan pendidikan ideal di SD, SMP, SMA dan SMK baik per mata pelajaran maupun untuk seluruh mata pelajaran dalam satu tahun baik per sekolah, jenjang pendidikan maupun per siswa. Penetapan biaya ideal didasarkan pada asumsi jumlah rombongan belajar yang ideal, yaitu satu tingkat hanya dipakai oleh satu rombongan belajar yang terdiri dari 35-40 murid/tingkat dan jumlah tingkat minimum mengacu pada ketetapan dan peraturan pemerintah yang berlaku. B. OPERASIONAL VARIABEL STUDI Biaya Pendidikan diartikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. Biaya pendidikan dalam penelitian ini meliputi biaya pendidikan pada jenjang madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA). Biaya pendidikan yang akan dianalisis adalah biaya pendidikan keseluruhan, yang meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan pada semua tingkat dari tingkat orangtua/siswa, madrasah, dan semua pengelola pendidikan dari 26
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
tingkat kecamatan sampai tingkat pusat, yang menangani pendidikan pada jenjang MI, MTs, dan MA. Untuk kepentingan analisis, biaya pendidikan diukur sebagai biaya satuan (unit cost), yaitu biaya pendidikan per tahun per siswa dan biaya siklus (cycle cost), yaitu biaya yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Cycle cost adalah unit cost dikalikan dengan waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Selain itu, biaya satuan pendidikan perlu pula diklasifikasikan berdasarkan: (1) jenis input, (2) sifat penggunaan, (3) jenis penggunaan, dan (4) pihak yang menanggung, serta (5) sifat keberadaannya.
Berdasarkan
jenis
inputnya,
biaya
satuan
pendidikan
dapat
diklasifikasikan ke dalam biaya satuan pendidikan operasional/lancar (operational /recurrent costs) dan biaya satuan pendidikan investasi/modal/ pembangunan (investment/ capital/ development costs). Untuk kepentingan studi, beberapa batasan perlu ditegaskan seperti di bawah ini. 1.
Biaya satuan pendidikan operasional. Biaya satuan pendidikan operasional adalah biaya input pendidikan yang habis pakai dalam satu tahun atau kurang, atau biaya yang dikeluarkan berulang-ulang setiap tahunnya per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan operasional ini mencakup, antara lain, pengeluaran-pengeluaran untuk: gaji dan tunjangan, buku-buku wajib, barang-barang yang harus sering diganti dengan yang baru, beasiswa, pelayanan kesejahteraan, seperti kantin, transport, penginapan dan olahraga, pemeliharaan gedung dan peralatan, serta pengoperasian gedung, seperti listrik, air, dan telepon.
2.
Biaya satuan pendidikan investasi. Biaya satuan pendidikan investasi adalah biaya input pendidikan yang penggunaannya lebih dari satu tahun per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan investasi ini meliputi, antara lain, pengeluaranpengeluaran untuk: pembelian tanah, pengembangan gedung madrasah, kelas, laboratorium, peralatan tetap, perlengkapan pelajaran lain yang tahan lama, tempat tinggal dan sebagainya. Berdasarkan sifat penggunaannya, biaya satuan pendidikan dapat dibedakan antara biaya satuan pendidikan langsung (direct costs) dan biaya satuan pendidikan tidak langsung (indirect costs).
27
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
3.
Biaya satuan pendidikan langsung. Biaya satuan pendidikan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan input yang langsung terkait dengan proses belajar mengajar. Biaya satuan pendidikan langsung ini mencakup pengeluaranpengeluaran, antara lain untuk: gaji guru dan tenaga kependidikan lainnya; pembelian bahan, peralatan dan perlengkapan belajar; dan pembangunan gedung untuk belajar.
4.
Biaya satuan pendidikan tidak langsung. Biaya satuan pendidikan tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar tetapi menunjang proses belajar mengajar tersebut. Biaya satuan pendidikan tidak langsung ini, antara lain adalah: overhead madrasah, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan pendapatan yang tidak jadi diterima oleh siswa karena bermasalah dan tidak bekerja (forgone earning). Biaya tidak langsung selain yang ditanggung oleh orangtua/siswa dapat disebut juga biaya overhead atau institusional (overhead/institutional costs). Berdasarkan jenis penggunaannya, khususnya di madrasah, biaya satuan pendidikan operasional dapat dikelompokkan ke dalam biaya satuan pendidikan operasional personel dan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel.
5.
Biaya satuan pendidikan operasional personel. Biaya satuan pendidikan operasional personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kesejahteraan dan pengembangan personel.
Personel di madrasah meliputi guru dan tenaga
kependidikan lain (laboran, pustakawan, dan lainnya), administrator (kepala madrasah dan pegawai administrasi lain), dan pegawai lain (seperti penjaga madrasah, tukang kebun, dan lainnya) yang melaksanakan atau menunjang PBM. 6.
Biaya satuan pendidikan operasional bukan personel. Biaya satuan pendidikan operasional bukan personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan segala bahan, peralatan, perlengkapan, serta sarana dan prasarana yang digunakan untuk proses pembelajaran, seperti buku, alat tulis madrasah, gedung, daya dan jasa, dan lainnya. Menurut sifat keberadaannya biaya satuan pendidikan ini dapat dibedakan ke dalam biaya satuan pendidikan faktual dan biaya satuan pendidikan ideal. 28
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
7.
Biaya satuan pendidikan faktual. Biaya satuan pendidikan faktual adalah biayabiaya yang senyatanya dikeluarkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
8.
Biaya satuan pendidikan ideal. Biaya satuan pendidikan ideal adalah biaya-biaya satuan pendidikan yang semestinya dikeluarkan agar penyelenggaraan pendidikan dapat menghasilkan mutu pendidikan yang diinginkan. Antar keempat klasifikasi biaya yang pertama tersebut dapat terjadi tumpang
tindih. Contohnya adalah tumpang tindih antara klasifikasi biaya menurut jenis input dan sifat penggunaan. Menurut jenis input, biaya dibedakan antara biaya satuan pendidikan operasional dan biaya satuan pendidikan investasi; sedangkan, berdasarkan sifat penggunaannya, biaya satuan pendidikan dikelompokkan menjadi biaya satuan pendidikan langsung dan biaya satuan pendidikan tidak langsung. Tumpang tindihnya adalah bahwa dalam biaya satuan pendidikan operasional ada biaya satuan pendidikan langsung dan ada pula biaya satuan pendidikan tidak langsung.
Biaya gaji guru,
misalnya, yang adalah biaya operasional, juga merupakan biaya langsung, karena gaji guru dikeluarkan setiap tahun atau kurang, guru juga merupakan input yang digunakan langsung untuk proses pembelajaran; sedangkan biaya gaji pegawai administrasi, misalnya, yang adalah juga biaya operasional, tapi tidak termasuk dalam biaya langsung, melainkan biaya tidak langsung, karena sementara gaji pegawai administrasi dibayarkan setiap bulan, pegawai administrasi tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, melainkan kaitannya tidak langsung atau sebagai pendukung. Namun demikian, untuk kepentingan studi ini, variabel-variabel yang dikaji dapat dilihat pada tabel berikut.
29
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Tabel 1 OPERASIONAL VARIABEL STUDI Jenjang Pendidikan TK/RA/TKLB Dan TPA
No 1
Komponen Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
2
3
4
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Aktivitas
Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pengurus komite sekolah/ madrasah Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pengurus komite sekolah/madrasah ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK/ATM
Pakaian dan perlengkapan sek Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus/les Iuran sekolah /madrasah
Sifat Penggunaan
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL)
30
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen Pengawasan dan Pembinaan
SD/MI/SDLB dan MDA
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
2
3
Bukan Personel
Investasi/Modal
Aktivitas Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/ Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/ madrasah Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Peningkatan Mutu Pendidikan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas
Sifat Penggunaan (L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L )
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (L) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL)
31
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
4
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
SMP/MTs/ SMPLB dan MDU
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
Buku dan ATK/ATM
Sifat Penggunaan (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
Pakaian dan perlengkapan sek Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus/les Iuran sekolah /madrasah Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/ Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
Kepala sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Tenaga Laboratorium Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Kepala sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L )
32
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
3
4
5
Komponen
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Tenaga Laboratorium Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Peningkatan Mutu Pendidikan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
Sifat Penggunaan (TL) (L) (TL) (L) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL)
Buku dan ATK/ATM
(L)
Pakaian dan perlengkapan sekolah/madrasah Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran sekolah/madrasah Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll.
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
33
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Laporan-laporan.. Lainnya...
SMA/SMK/ MA/SMALB dan MDW
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Tenaga Laboratorium Tenaga Kesehatan Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Tenaga Laboratorium Tenaga Kesehatan Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Peningkatan Mutu Pendidikan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
Sifat Penggunaan (L)
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (L) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL)
Buku dan ATK/ATM
(L)
Pakaian dan perlengkapan sek Akomodasi Transportasi
(L) (L) (L)
34
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
PAUD
1
3
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Aktivitas Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran sekolah/madrasah Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/ Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Sifat Penggunaan (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L)
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL)
B. Pengembangan
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL)
Bukan Personel
Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat
(TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL)
35
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
4
5
Komponen
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Bimbingan Belajar (Bimbel)
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Aktivitas Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua/Direktur Wakil Ketua.Direktur Tenaga Pengajar Tetap Tenaga Pengajar Honorer Guru Diperbantukan (DPK) Staf Tata Usaha Pesuruh Satpam Tenaga Laboratorium Pegawai Perpustakaan Pengurus Yayasan
Sifat Penggunaan (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL)
36
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen B. Pengembangan
3
Bukan Personel
4
Investasi/Modal
5
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Aktivitas Ketua/Direktur Wakil Ketua.Direktur Tenaga Pengajar Tetap Tenaga Pengajar Honorer Guru Diperbantukan (DPK) Staf Tata Usaha Pesuruh Satpam Tenaga Laboratorium Pegawai Perpustakaan Pengurus Yayasan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus Yayasan Kegiatan Yayasan Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata
Pengawasan dan Pembinaan
Iuran Jamuan Pembinaan Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
KBU
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Ketua Program Wakil Ketua Program
Sifat Penggunaan (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL)
37
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat
Sifat Penggunaan (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
38
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
KEAKSARAAN FUNGSIONAL
1
B. Pengembangan
4
5
(L)
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
3
Sifat Penggunaan (L dan TL)
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL)
39
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
KEPEMUDAAN
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan
Aktivitas Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Sifat Penggunaan (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
40
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas
Sifat Penggunaan
Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
KEWANITAAN
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
Bukan Personel
Investasi/Modal
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
41
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
5
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Pengawasan dan Pembinaan
KELOMPOK BERMAIN
1
Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya... Jamuan Pembinaan sekolah oleh Kandiknas tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah oleh Kandiknas Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah oleh kanwil Diknas Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah oleh Diknas Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Sifat Penggunaan (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis
(TL) (TL) (L) (L)
42
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll.
Sifat Penggunaan (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
43
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Laporan-laporan.. Lainnya...
KURSUS
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh
Sifat Penggunaan (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
44
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen Pembinaan
KUP
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Aktivitas tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
Sifat Penggunaan (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL)
Buku dan ATK
(L)
Pakaian dan perlengkapan
(L)
45
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
MAGANG
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
Bukan Personel
Investasi/Modal
Aktivitas Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas
Sifat Penggunaan (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL)
46
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
5
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
PAKET A
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
Bukan Personel
Buku dan ATK
Sifat Penggunaan (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(L) (TL)
47
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
4
5
Komponen
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
PAKET B
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
Aktivitas Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis
Sifat Penggunaan (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L)
48
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
3
4
5
Komponen
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
PAKET C
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Aktivitas Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program
Sifat Penggunaan (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL)
49
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat
Sifat Penggunaan (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
50
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
PUG
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus
Sifat Penggunaan (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L)
51
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Sifat Penggunaan (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
Dalam kolom (1) terdapat tanda huruf L dan TL dalam kurung, (L) = biaya langsung (TL) = biaya tidak langsung
52
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB III METODOLOGI STUDI
A. RUANG LINGKUP DAN SAMPEL 1. Ruang Lingkup Studi Sebagaimana dijelaskan pada bab ke-2 di muka, komponen-komponen dan aktivitas yang harus dibiayai, dikelompokkan dalam suatu kategori (pool) yang sering disebut sebagai “unit”. Atas dasar analisis satuan biaya (unit cost analysis), maka analisis satuan biaya sekolah dapat dikategorisasikan ke dalam beberapa unit analisis. Objeknya adalah komponen-komponen yang seyogyanya tertuang dalam rencana anggaran belanja. Secara garis besar rencana belanja dibagi ke dalam komponen gaji dan non gaji. Komponen gaji digunakan untuk membayar kesejahteraan dan pengembangan kemampuan profesional guru. Komponen ini merupakan komponen yang paling dominan dalam pengeluaran biaya pendidikan sekolah. Sedangkan komponen non gaji kadang-kadang tidak terdapat dalam RAPBS meliputi: pembelian buku, alat tulis, tas, sepatu, pakaian seragam, biaya kursus, karyawisata, sumbangan insidental, dan uang jajan yang langsung dikeluarkan oleh orangtua siswa tanpa melalui sekolah, serta biaya pembangunan fisik, perlengkapan alat belajar, beasiswa, dan lainnya yang tidak tercatat dalam RAPBS. Ruang lingkup studi ini adalah pembiayaan pendidikan sekolah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang dikelola pemerintah dan masyarakat (negeri dan swasta atau lembaga lain) di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Analisis Sampel Objek yang akan dianalisis meliputi TK, RA, PAUD, SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, Pendidikan Berkelanjutan, Pendidikan Kepemudaan, Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan, dan Keaksaraan Fungsional, yang tersebar di wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dengan jumlah dan sebaran sekolah tergambar sebagai berikut: 53
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
1. Pendidikan Pra Sekolah : a.
Jumlah TK di Kabupaten Bandung adalah 391 (negeri : 1; swasta :390)
b.
Jumlah RA di Kabupaten Bandung adalah 327 (Swasta)
c.
Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Bandung adalah 427 (Kober :305; TPA:5; PAUD Posyandu:55; SPS:62)
2. Pendidikan Dasar a.
Jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung adalah 2174 (negeri:2132; swasta:42)
b.
Jumlah MI di Kabupaten Bandung adalah 259 (negri:3; swasta: 256)
c.
Jumlah Lembaga Paket A di Kabupaten Bandung ada 7 kecamatan
d.
Jumlah Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung adalah 311 (negeri:84; swasta:227)
e.
Jumlah MTs di Kabupaten Bandung adalah 186 (negri:8 ; swasta:178)
f.
Jumlah Lembaga Paket B di Kabupaten Bandung adalah 38 (negeri:3 ; swasta:28; lain-lain:7)
3. Sekolah Menengah a.
Jumlah Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung adalah 139 (negeri:32 ; swasta:107)
b.
Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Bandung adalah 66 (negeri:7; swasta: 59)
c.
Jumlah MA di Kabupaten Bandung adalah 85 (negeri:3; swasta:82)
d.
Jumlah Lembaga Paket C di Kabupaten Bandung adalah 13 (negeri:1 ; swasta:10; lain-lain:2)
4. Sekolah Luar Biasa Pada jenis sekolah ini, di wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung terdapat sejumlah 41, diantaranya 2 yang dikelola pemerintah/negeri dan 39 yang dikelola oleh swasta.
54
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
5. Pendidikan Berkelanjutan a.
Jumlah Kelompok belajar usaha di Kabupaten Bandung adalah 7 (swasta:3 ; lainlain:4)
b.
Jumlah kelompok magang tidak ada
c.
Jumlah Lembaga Kursus di Kabupaten Bandung sebanyak 24 (swasta:18 ; lainlain:6)
d.
Jumlah Lembaga Bimbel di Kabupaten Bandung adalah 5 (swasta)
6. Pendidikan Kepemudaan a.
Jumlah Lembaga Kelompok Pemuda Usaha Produktif di Kabupaten Bandung adalah 2 (swasta)
b.
Jumlah Lembaga Kelompok Pemuda Sebaya, SP3 dan Pertukaran Pemuda di Kabupaten Bandung tidak ada.
7. Jumlah Lembaga Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Bandung adalah 1 (swasta) 8. Jumlah Lembaga Keaksaraan Fungsional di Kabupaten Bandung adalah 14 (negeri:1; swasta:7; lain-lain:7) Pada umumnya, pemilihan sampel menggunakan metode gugus bertahap (multistage sampling) dengan mencari keterwakilan dari setiap kelompok wilayah. Dasar pengelompokan bervariasi tergantung pada tujuan studi. Ditjen Dikdasmen dan IPB mengelompokkan sampel berdasarkan tingkat kemajuan wilayah, angka partisipasi kasar, dan indeks kemiskinan. (Ditjen Dikdasmen dan IPB, 2002: 24). Biro Keuangan menentukan sampel sekolah berdasarkan tingkat status sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi sekolah. (Biro Keuangan, 2001:17). Standarisasi pembiayaan sekolah memilih sampel dari status sosial ekonomi (SSE) masyarakat sekitarnya yang terdiri atas SSE tinggi, sedang, dan rendah yang mendapat bantuan dana dari Pemerintah Kota Bandung. Studi McMahon mengambil sampel dengan menggunakan stratified random cluster sampling. Cluster dimaksud adalah MBS dan Non MBS. (McMahon, 2002: 20). Pemilihan sampel dalam studi ini, digunakan metode pengambilan sampel “Purposive Multy Stages Sampling” yang diambil berdasarkan kriteria: 1) Lokasi meliputi sekolah yang berada di perkotaan atau di pedesaan; 2) Status meliputi sekolah 55
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
negeri atau swasta; Dan 3) Tipe meliputi sekolah tipe A, B, atau C. Selanjutnya, prosedur pemilihan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Menentukan area sampel yang akan dijadikan kasus, ke dalam wilayah Kabutapen Bandung. Pembagian ini didasarkan pada sampel kriteria (purposif sampling) dan konfirmasi dari BAPPEDA Kabupaten Bandung.
b.
Menganalisis karakteristik kota sampai ke tingkat kecamatan berdasarkan kriteria sebagaimana disebutkan, yakni: lokasi, status dan tipe sekolah, maka ditentukan alternatif jumlah sampel setiap kota. 1) Sampel ideal, yakni berdasarkan status (negeri dan swasta), lokasi (perkotaan), tipe sekolah (Tipe A, B dan C). Namun demikian, untuk studi menghitung biaya satuan, kriteria status sekolah negeri dan swasta tidak bisa dijadikan kriteria, karena kebutuhan biaya untuk setiap komponen manajemen tidak berbeda; Hanya faktor penanggung biaya saja yang membedakannya. Untuk kriteria tipe sekolah, secara teoritis memang ada tiga tipe, yaitu tipe A, B dan C. Tetapi, pada kenyataannya di lapangan hanya dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu sekolah yang sudah memenuhi standar dan ada sekolah yang masih di bawah standar. Karena itu, kriteria sampel dalam studi ini, cukup dengan kriteria sekolah tipe A dan C yang ada di wilayah perkotaan. Dengan demikian, untuk setiap perkotaan dibutuhkan jumlah sampel sebanyak 80 lembaga pendidikan Formal dan Non Formal, yang terdiri dari: (1) 3 sekolah untuk jenjang TK; (2) 2 sekolah untuk jenjang RA; (3) 4 sekolah untuk jenjang TKLB; (4) 4 sekolah untuk jenjang SD; (5) 4 sekolah untuk jenjang MI; (6) 4 sekolah untuk jenjang SDLB; (7) 4 sekolah untuk jenjang SMP; (8) 4 sekolah untuk jenjang MTs; (9) 4 sekolah untuk jenjang SMPLB; (10) 4 sekolah untuk jenjang SMA; (11) 4 sekolah untuk jenjang SMK; (12) 4 sekolah untuk jenjang MA; (13) 4 sekolah untuk jenjang SMALB; (14) 4 lembaga pendidikan PAUD; (15) 4 lembaga pendidikan PAKET A; (16) 4 lembaga pendidikan PAKET B; (17) 4 lembaga pendidikan PAKET C; (18) 4 lembaga pendidikan KBU; (19) 0 lembaga pendidikan MAGANG; (20) 2 lembaga pendidikan KURSUS; (21) 2 lembaga pendidikan BIMBEL; (22) 2 lembaga 56
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
pendidikan KPUP; (23) 0 lembaga pendidikan KPS,SP3,PP; (23) 2 lembaga PUD; dan (24) 3 lembaga keaksaraan fungsional.
Tabel 2 SAMPEL IDEAL BERDASARKAN KRITERIA STATUS, LOKASI DAN TIPE SEKOLAH NEGERI SWASTA LAIN-LAIN JALUR, JENJANG, JENISPEND. A C A C A C TK 1 1 1 RA 1 1 PRA SEKOLAH TKLB 1 1 1 1 PAUD 1 1 1 1
PENDIDIKAN DASAR
PENDIDIKAN MENENGAH
PENDIDIKAN BEREKELANJUTAN
PENDIDIKAN KEPEMUDAAN
SD MI SDLB SMP MTs SMPLB PAKET A PAKET B
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
SMA SMK MA SMALB PAKET C
1 1 1 1 1
1 1 1 1
JUMLAH 3 2 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
KBU MAGANG KURSUS BIMBEL
1
1
1
1 1
1
KPUP KPS,SP3,PP
1
1
2 0
1
1
2
PUG KEAKSARAAN FUNGSIONAL
1
TOTAL SAMPEL
15
23
1
4 4 4 4 4 1
1
1 12
1
1 21
6
4 4 4 4 4 4 4 4
4 0 2 2
3 3
80
57
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
B. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Prosedur mencakup berbagai kegiatan yang dijalankan dalam studi ini termasuk waktu dan tempat penelitian. 1. Tahap-tahap Kegiatan Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap perumusan, eksplorasi dan konfirmasi, pengolahan dan analisis data, serta pelaporan. Tahap Perumusan, dilakukan untuk mengenal sosialisasi permasalahan, fokus studi, penentuan karakteristik sumber data (kasus), dan
validasi instrumen pendukungj.
Tahap eksplorasi dan Konfirmasi, merupakan tahap proses pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan keseluruhan alat pengumpul data yang langsung dikonfirmasikan ke sumber datanya. Tahap Pengolahan dan Analisis Data, merupakan proses mereduksi, mengelompokkan, menganalisis dan menafsirkan setiap perolehan data baik melalui hasil wawancara maupun hasil pengamatan.
Tahap Pelaporan,
merupakan proses penyusunan hasil-hasil penelitian yang dikemas ke dalam format yang sesuai dengan kehendak pihak-pihak terkait, dan menginformasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Waktu dan Tempat Studi Studi ini direncanakan dalam kurun waktu 4 (empat) bulan, mulai bulan Juni sampai dengan Oktober 2008. Dengan tempat yang dijadikan objek studi berada di lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung. 3. Metode Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan objek yang diteliti melalui proses pengekplorasian fakta dan objek di lapangan sebagaimana adanya. Karena masalah penganggaran untuk biaya satuan pendidikan merupakan realitas sosial yang bersifat kontekstual, maka pendekatan yang paling dianggap relevan dengan konteks studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif, dengan teknik studi kasus.
58
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
4. Teknik Pengumpulan Data Sesuai tujuan dan metode penelitian yang dipilih, maka teknik pengumpul data difokuskan pada telaah dokumen, observasi partisipasi aktif, dan wawancara langsung secara terbuka. a. Telaah Dokumen. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi berkenaan rumusan kebijakan tentang penyelenggaraan sekolah, alasan-alasan dokumen dibuat, dan bagaimana peran dokumen itu di lapangan. b. Teknik Observasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks nyata proses pelaksanaan sekolah. c. Teknik Wawancara Terbuka. Teknik Wawancara Terbuka menggunakan sejumlah daftar pertanyaan/isian yang perlu dijawab secara tertulis maupun lisan. Teknik ini untuk memperoleh sejumlah informasi dari pikiran, perasaan, pengetahuan dari setiap orang yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah.
C. ALAT PENGUMPUL DATA Alat pengumpul data, ditentukan berdasarkan data yang diperlukan dari sejumlah sumber data dan teknik-teknik yang digunakan. Untuk melengkapi teknik yang dipilih, perlu disiapkan format-format pelengkap pengumpul data, antara lain: (1) Pedoman Observasi dan Studi Dokumen; (2) Pedoman Wawancara dan Daftar Isian; (3) Format Analisis Data; dan (4) Lembar Rangkuman Data. Merujuk fokus studi dan kerangka pikir di muka, studi ini diarahkan pada penjaringan data untuk menggambarkan profil kebutuhan biaya satuan pendidikan secara komprehensif. Penjaringan data tersebut, dikembangkan berdasarkan model analisis biaya langsung dan tidak langsung yang memerlukan pembiayaan dalam penyelenggaraan program pendidikan. Kemudian dikembangkan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan studi yang lebih spesifik seperti tertuang dalam lampiran disain ini. Validasinya dibahas melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim Ahli.
59
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
D. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada sub ke-2 di atas dijelaskan bahwa untuk kepentingan analisis, biaya pendidikan diukur sebagai biaya satuan, yang kemudian dapat dikembangkan menjadi biaya siklus. Selanjutnya, untuk mempermudah perhitungan dan juga untuk kepentingan analisis, perhitungan biaya ini difokuskan pada perhitungan tingkat sekolah. Namun demikian, untuk kepentingan analisis, dihitung pula keterkaitan dengan biaya-biaya yang terkait dengan kebutuhan biaya sebagai pendukung komponen dan aktivitas penyelenggaraan satuan pendidikan sekolah. Rincian aktivitas biaya biaya satuan pada masing-masing komponen biaya tingkat penggunaan dapat dilihat pada Tabel 1 pada Bab II di muka. Dengan demikian, dapat dikembangkan menjadi biaya siklus dengan mengalikan biaya satuan tersebut dengan waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Kemudian dihitung biaya satuan pendidikan menurut jenis klasifikasi: jenis input (biaya satuan pendidikan operasional dan biaya satuan pendidikan investasi); sifat penggunaan (biaya satuan pendidikan langsung dan biaya satuan pendidikan tidak langsung); jenis penggunaan (biaya satuan pendidikan operasional personel dan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel). Berikut ini akan disampaikan cara perhitungan biaya satuan pendidikan menurut komponen dan aktivitasnya. 1. Menghitung Biaya Satuan Operasional Personel Perhitungan biaya personel mencakup perhitungan biaya kesejahteraan personel dan biaya pengembangan personel. Metode perhitungan masing-masing biaya tersebut dijelaskan sebagai berikut. Biaya satuan personel dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk keperluan personel dalam setahun. Caranya adalah dengan merinci ke dalam sub-sub komponen dari personel. Satuan waktu biaya atau pengeluaran untuk setiap sub komponen atau aktivitas dapat berbeda, mungkin per hari, per minggu, per bulan, per semester, atau per tahun.
Demikian juga, frekuensi
pengeluaran biaya itu dapat berbeda, mungkin satu kali, dua kali, dua belas kali atau 60
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
lebih dalam satu tahun. Penghitungan biaya personel per tahun untuk masing-masing sub komponen atau aktivitas dilakukan dengan mengalikan nilai satuan rupiah dengan frekuensi. Kemudian, biaya masing-masing sub komponen dalam satu tahun itu dijumlahkan menjadi total faktual biaya personel dalam satu tahun. Lalu, catatkan angka tersebut ke dalam sel total faktual biaya per tahun untuk biaya masing-masing personel.
Penghitungan total ideal untuk masing-masing personel dapat dilakukan
dengan memperkirakan biaya yang seharusnya dikeluarkan sesuai kebutuhan untuk PBM yang bermutu. 2.
Menghitung Biaya Satuan Operasional Bukan Personel Penghitungan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel dilakukan
dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran operasional sekolah, selain yang dimanfaatkan untuk keperluan kesejahteran dan pengembangan personel sekolah, yang meliputi alat tulis sekolah, daya dan jasa (langganan telepon, listrik, air, dan gas), perbaikan ringan dan pemeliharaan, biaya pembinaan siswa, praktek pendidikan (vocasional), pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan, rapat, biaya operasional komite sekolah, dan lainnya. Caranya dapat dilakukan dengan merinci per komponen menjadi sub-sub komponen atau aktivitas terlebih dahulu, misalnya komponen alat tulis sekolah dirinci menjadi sub komponen pensil, pulpen, tinta, tinta stensil, tinta stempel, penghapus pensil, penghapus tinta, buku tulis, buku administrasi (seperti buku induk guru, buku induk siswa, buku inventaris, buku rapor, kartu iuran bulanan sekolah), kertas HVS, kertas stensil, kertas karbon, penggaris, amplop, stepler, buku satuan pelajaran, buku rencana pembelajaran, buku absen, buku nilai, buku gambar, kertas manila, kapur tulis, spidol, tinta spidol, penghapus papan tulis, dan penggaris papan tulis dan lainnya. Cara menghitung biaya masing-masing sub komponen tersebut per tahun adalah sama dengan cara perhitungan sebelumnya. Setelah semua sub komponen dihitung, jumlahkan seluruh biaya total faktual maupun total ideal per tahun. Selanjutnya, pindahkan nilai jumlah total faktual atau ideal per tahun. Untuk menghitung sub komponen berikutnya, yaitu: daya dan jasa (langganan telepon, listrik, air, dan gas), perbaikan ringan dan pemeliharaan, biaya pembinaan siswa, pendidikan sistem ganda, 61
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan, rapat, serta biaya operasional komite sekolah, caranya sama dengan menghitung alat tulis sekolah. 3.
Menghitung Biaya Satuan Investasi Biaya satuan pendidikan operasional investasi adalah biaya yang ditimbulkan
dari pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan yang dimanfaatkan dalam waktu lebih dari satu tahun per siswa per tahun. Biaya bangunan dihitung dengan menaksir nilai total depresiasi tahunan atau biaya pengembalian modal yang dirumuskan dengan: P–S D = N Dimana: D = depresiasi tahunan; P = nilai investasi (biaya pembangunan); S = nilai sisa pada akhir umur pakai bangunan; N = umur pakai bangunan. Jika diasumsikan bahwa umur pakai bangunan akan mencapai 30 tahun, dan nilai sisa pada saat itu tinggal 10 % saja (10% P) maka rumusan depresiasi tahunan menjadi: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
30
= 0,03 P 30
Dimana: nilai P adalah luas lantai bangunan dikalikan dengan standar harga bangunan. Total biaya bangunan per tahun ini kemudian dibagi jumlah siswa, sehingga dihasilkan biaya bangunan per siswa per tahun. Biaya taman dihitung seperti menghitung biaya bangunan tersebut diatas, yaitu dengan rumus: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
30
= 0,03 P 30
Dimana: P adalah nilai total yang dikeluarkan untuk membangun taman. 62
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Biaya fasilitas olahraga (lapangan sepak bola, lapangan voli, lapangan basket, lapangan badminton, dan lainnya) dihitung seperti menghitung biaya bangunan yaitu: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
= 0,03 P
30
30
Dimana: P adalah nilai total yang dikeluarkan untuk membangun fasilitas olahraga. Biaya pagar dihitung seperti menghitung biaya bangunan tersebut diatas, yaitu: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
30
= 0,03 P 30
dimana P adalah nilai total yang dikeluarkan untuk membangun pagar. Biaya peralatan/perlengkapan, biaya perabot dan mebeler, serta biaya buku dihitung dengan menaksir biaya depresiasi berdasarkan metoda garis lurus atau straight line depreciation method, dimana umur pakai alat adalah 7 tahun dengan nilai sisa 20 % (20% P). Sehingga dapat dirumuskan : P–S D =
(P – 0,2 P) =
N
Dimana:
P
adalah
0,8 P =
7
nilai
= 0,114 P 7
total
yang
dikeluarkan
untuk
menyediakan
peralatan/perlengkapan atau perabot/mebeler atau buku. 4. Menghitung Biaya Satuan Penunjang Biaya satuan penunjang berkaitan dengan: (1) Biaya satuan pendidikan yang dikeluarkan orangtua untuk keperluan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, dan (2) Biaya yang terkait dengan pembinaan dan pengawasan dari pihak pemerintah atau lembaga lain baik individu maupun kelompok.
63
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Biaya satuan pendidikan penunjang ini dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya untuk keperluan satuan kebutuhan dalam setahun. Caranya dengan menghitung biaya kebutuhan per tahun ialah dengan merinci per komponen menjadi sub-sub komponen atau aktivitas terlebih dahulu. Kemudian menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk keperluan masing-masing sub-sub komponen tersebut selama setahun. Satuan waktu biaya/pengeluaran untuk setiap sub komponen bisa berbeda, mungkin per hari, per minggu, per bulan, per semester, atau per tahun. Demikian pula, frekuensi pengeluaran biaya dapat berbeda, mungkin satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali, atau dua belas kali dalam setahun. Dengan demikian, perhitungan biaya faktual per tahun untuk masing-masing sub komponen dapat dilakukan dengan mengalikan nilai rupiah dengan frekuensinya. Sedangkan, untuk menghitung biaya ideal dilakukan dengan memperkirakan biaya yang yang seharusnya dikeluarkan untuk keperluan masing-masing sub komponen. 5.
Menghitung Biaya Satuan Per Siswa Untuk sampai pada analisis biaya satuan per siswa, kemudian dikembangkan
peta satuan-satuan analisis. Atas dasar kelengkapan peta satuan-satuan analisis tersebut maka dapat ditentukan unit cost per siswa untuk penyelenggaraan satuan pendidikan. Bahwa setiap pekerjaan senantiasa menpunyai batas waktu penyelesaian tertentu, anggaran tertentu dan tujuan tertentu. Anggaran biayanya ditentukan berdasarkan kesepakatan tertentu. Waktu penyelesaian biasanya ditentukan berdasarkan analisisis kebutuhan yang dilakukan sebelumnya. Penting digarisbawahi bahwa waktu penyelesaian merupakan variabel lain yang sangat mempengaruhi analisis biaya. Dengan demikian, satuan biaya per siswa dapat dihitung dengan formula: UNIT COST PER SISWA =
x 1 + x 2 + x 3 + ... + n n
Dimana: x = jumlah biaya setiap komponen biaya, kali batas waktu penyelenggaraan program pendidikan, kali jumlah siswa; n = jumlah keseluruhan siswa.
64
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
E. TAHAPAN PELAKSANAAN STUDI Pelaksanaan studi akan dilakukan secara sistematis, dengan target memperoleh data dan hasil yang maksimal. Tim Teknis mengelompokan pekerjaan ini menjadi 4 (empat) tahap kegiatan, untuk lebih jelasnya dapat lihat pada Bagan 2. Secara rinci uraian mengenai tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pendahuluan a. Persiapan dan mobilisasi Tenaga Ahli, kegiatan ini meliputi: (1) Pengurusan administrasi dan persiapan surat-surat ijin survey; (2) Koordinasi antar pihak Tenaga Ahli dan Kontributor dalam rangka menyamakan persepsi tentang substansi pekerjaan ini; (3) Identifikasi alat dan bahan studi serta rancangan instrumen penelitian; (4) Penyusunan jadwal kerja secara efektif. b. Pengumpulan Data Sekunder, meliputi: data kebijakan, hasil studi/penelitian yang berkaitan dengan sekolah, statistik persekolahan, jenis, status dan tipologi sekolah, standar pelayanan minimal (SPM). c. Penyusunan Laporan Kemajuan Tahap I. Berisi tentang: (1) Latar belakang permasalahan, fokus kajian dan pertanyaan studi, kerangka analisis, tujuan dan produk yang dihasilkan; (2) Kajian akademik, berupa konsep dan teori biaya pendidikan, operasional variabel studi, dan litelatur rujukan; (3) Metodologi studi; (4) Tim pelaksana dan jadwal pelaksanaan studi selama 3 (tiga) bulan; (5) Lampiran-lampiran seperti: Pedoman observasi dan studi dokumentasi, pedoman wawancara, format analisis data, lembar rangkuman, lembar konfirmasi data. 2. Tahap Survey Lapangan Pada tahap survey lapangan akan dilakukan kegiatan-kegiatan yang merupakan substansi kegiatan studi. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini ialah: (1) Survey dilakukan oleh tim lengkap di lokasi berdasarkan objek studi, yaitu MI, M.Ts dan MA; (2) Tim survey yang terdiri dari Ketua Tim dan anggotanya akan bekerja profesional dalam pengumpulan data, pengamatan lapangan dan wawancara di lokasi kajian.
65
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
3. Tahap Analisa dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan kegiatan analisa dan evaluasi data primer dan data sekunder, yang terdiri dari: (1) Kompilasi dan komputasi data. Semua data dan informasi yang didapat, disusun dan dianalisis oleh Ketua Tim yang dibantu oleh tenaga ahli, dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari para kontributor; (2) Penyusunan model faktual dan model ideal; (3) Penyusunan rekomendasi. 4. Tahap Penyusunan laporan Penyususnan laporan akan dilakukan sesuai dengan kemajuan pekerjaan studi yang dilaksanakan. Laporan yang akan disusun adalah sebagai berikut: (a) Laporan Kemajuan Tahap I: Laporan kemajuan tahap I dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku/copy, yang berisi rencana kerja secara rinci dibuat dalam bahasa Indonesia. Laporan ini diserahkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah ditetapkannya jadwal pelaksanaan pekerjaan. (b) Laporan Kemajuan Tahap II: Laporan kemajuan tahap II dibuat sebanyak 10 (sepuluh) copy, yang berisi hasil analisis lapangan, dibuat dalam bahasa Indonesia. Laporan ini diserahkan paling lambat pada hari ke-45. (c) Laporan Kemajuan Tahap III/Seminar Terbatas: Laporan kemajuan tahap III dibuat sebanyak 10 (sepuluh) copy, yang berisi konsep awal laporan akhir studi, dibuat dalam bahasa Indonesia. Laporan ini diserahkan paling lambat hari ke-75. (d) Laporan Akhir: Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (duapuluh) copy, yang berisi hasil rekomendasi dan model biaya pengembangan sekolah, dibuat dalam Bahasa Indonesia dan yang dilengkapi dengan Ringkasan Eksekutif. Laporan ini diserahkan paling lambat hari ke-95.
66
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Bagan 2 TAHAPAN PELAKSANAAN STUDI WAKTU
TAHAPAN PELAKSANAAN STUDI
OUTPUT
Penetapan Jadwal MOBILISASI TIM STUDI PUSTAKA/ DATA SEKUNDER
PENYUSUNAN PRA DISAIN DISKUSI DISAIN TEKNIS
Mg Ke-2
FINALISASI DISAIN TEKNIS
LAPORAN TAHAP I
PENGUMPULAN DATA/ SURVEY LAPANGAN
DATA PRIMER : WAWANCARA/OBSERVASI
Mg Ke-6
DATA SEKUNDER : Bappeda dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung
KONFIRMASI, VALIDASI DAN KLARIFIKASI DATA
LAPORAN TAHAP II
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Mg Ke- 8 Bulan
INTERPRETASI DATA
LAPORAN TAHAP III
SEMINAR TERBATAS LINGKUP PEMKAB BANDUNG
PENYUSUNAN MODEL DAN REKOMENDASI STUDI
Mg Ke-12 Bulan
SEMINAR DI LINGKUNGAN PEMKAB & REVISI LAPORAN AKHIR
LAPORAN AHIR
67