BAB II GEOLOGI REGIONAL KOMPLEKS GUNUNG RAJABASA
II.1
FISIOGRAFI DAN MORFOLOGI Pulau Sumatera terdiri dari empat zona fisiografi (Badan Geologi, 2010)
yaitu Zona Dataran Rendah, Zona Dataran Tinggi, Zona Daerah Perbukitan, dan Zona Daerah Pegunungan (Gambar II.1). Daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Daerah Pegunungan dengan morfologi berupa pegunungan berkerucut. Batuan yang menyusun morfologi ini berupa batuan vulkanik muda yang berasal dari kegiatan magmatisme dan pengangkatan (Badan Geologi, 2010).
Gambar II.1 Peta fisiografi Lampung (Badan Geologi, 2010). 8
Pada dasarnya, morfologi Gunung Rajabasa merupakan gunung api strato dengan bentuk kerucut terpancung. Bentukan ini dibangun oleh pergantian perlapisan antara aliran lava dan bahan lepas (Nazarwin, 1994).
II.2
STRATIGRAFI Kompleks Gunung Rajabasa terdiri dari Gunung Tangkil, Gunung Pematang
Taman, Gunung Balerang, dan Gunung Rajabasa. Terdapat dua penelitian mengenai produk vulkanik di kompleks Gunung Rajabasa. Penelitian pertama dilakukan oleh Pusat Survei Geologi pada tahun 1989 (dalam Pusat Survei Geologi, 2009). Penelitian ini berlokasi di bagian selatan Gunung Rajabasa. Berdasarkan ciri litologi serta morfologi, produk vulkanik kompleks Gunung Rajabasa dibagi menjadi lima produk (Gambar II.2), dari tua ke muda, yaitu (Pusat Survei Geologi, 1989 dalam Pusat Survei Geologi, 2009): 1. Produk Gunung Tangkil, terdiri dari Satuan Lava Gunung Tangkil (Qtlt) dan Satuan Piroklastik Gunung Tangkil (Qtpt) yang berumur Pliosen. 2. Produk Gunung Botak, terdiri dari Satuan Lava Gunung Botak (Qlbt) yang berumur Pliosen. 3. Produk Gunung Balerang, terdiri dari Satuan Lava Gunung Balerang 1 (Qlb 1), Satuan Lava Gunung Balerang 2 (Qlb 2), dan Satuan Lava Gunung Balerang 3 (Qlb 3) yang berumur Pleistosen. 4. Produk Gunung Rajabasa, terdiri dari Satuan Lava Gunung Rajabasa (Qlr) yang berumur Pleistosen. 5. Produk Endapan Permukaan, terdiri dari Endapan Pantai (Fd) dan Endapan Kipas (Al) yang berumur Holosen-Resen. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Suswati dkk. (2001) menyebutkan bahwa produk vulkanik kompleks Gunung Rajabasa dapat dibagi menjadi lima periode (Gambar II.3), dari tua ke muda, yang terdiri dari:
9
Gambar II.2 Peta geologi kompleks Gunung Rajabasa bagian selatan (Pusat Survei Geologi, 1989 dalam Pusat Survei Geologi, 2009).
1. Produk Vulkanik Tua Tangkil, terdiri dari Satuan Produk Vulkanik Tua Tangkil (Tv) yang berumur Pliosen. 2. Produk Vulkanik Tua Pematang Taman, terdiri dari Satuan Produk Vulkanik Tua Pematang Taman (PTv) yang berumur Pleistosen. 3. Produk Gunung Api Balerang, terdiri dari Satuan Piroklastik Aliran Balerang (Bl) dan Satuan Lava Balerang (Ba) yang berumur Pleistosen. 10
Gambar II.3 Peta geologi kompleks Gunung Rajabasa (Suswati dkk., 2001).
11
4. Produk Erupsi Samping Bukit 845, terdiri dari Satuan Lava 845 (845l) yang berumur Pleistosen. 5. Produk Gunung Api Rajabasa, terdiri dari Satuan Piroklastik Aliran Rajabasa (Ra) dan Satuan Lava Rajabasa (Rl) yang berumur Pleistosen. Berdasarkan peta geologi Kompleks Gunung Rajabasa oleh Suswati dkk. (2001), daerah penelitian termasuk ke dalam Satuan Lava Balerang (Bl).
II.3
STRUKTUR GEOLOGI Struktur geologi yang berkembang di Gunung Rajabasa adalah sesar dan
kawah (Gambar II.3). Menurut van Bemmelen (1934 dalam Nazarwin, 1994), Lampung Selatan dapat dibagi menjadi tiga blok yaitu Blok Bengkulu, Blok Tengah, dan Blok Sekampung. Blok Bengkulu dan Blok Tengah dipisahkan oleh Sesar Semangko sedangkan Blok Tengah dan Blok Sekampung dipisahkan oleh Sesar Lampung. Sesar Lampung ini berlanjut hingga ke arah selatan dan memotong kompleks Gunung Rajabasa serta Gunung Balerang. Sesar yang mengontrol panas bumi di kompleks Gunung Rajabasa adalah Sesar Lampung yang berarah baratlaut-tenggara dan sesar-sesar lokal yang berarah timurlaut-baratdaya. Sesar Lampung merupakan sesar geser dan diperkirakan mengontrol sistem panas bumi di bagian utara serta tenggara Gunung Rajabasa. Sesar lokal adalah sesar normal dan mengontrol sistem panas bumi di bagian selatan daerah penelitian (Amin, 1988 dalam Nazarwin, 1994). Selain sesar, struktur geologi lain yang berkembang merupakan struktur kawah. Kawah tersebut adalah Kawah Puncak Balerang yang terdapat di puncak Gunung Balerang dan Kawah Puncak Rajabasa yang terletak di puncak Gunung Rajabasa (Suswati dkk., 2001). Pada Kawah Puncak Rajabasa dan Kawah Puncak Balerang, gawir-gawir terjal terbentuk di sekeliling kawah. Gawir-gawir ini terbentuk dari peristiwa letusan yang diikuti oleh fase penghancuran yang membentuk morfologi kawah (Suswati dkk., 2001).
12