BAB II DESKRIPSI KELOMPOK SAHAM INDEKS LQ45
2.1. Index LQ45 Pada penelitian yang telah dilakukannya, Bangun (2012) dapat menyimpulkan bahwa Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian lainnya relatif sedikit dan cendrung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ45diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997, dengan hari dasar perhitungannya adalah tanggal 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Index LQ45 adalah nilai kapitalisasi tertimbang pasar dari 45 saham yang paling likuid yang terdaftar di Bursa Efek Indonesis. Index LQ45 tersebut memiliki nilai kapitalisasi yang besar, setidakny 70% dari kapitalisasi pasar saham dan nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia. Kapitalisasi dan nilai transaksi yang besar tersebut merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas, perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus) di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.(Sahamok, 2015). Beberapa kriteria - kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah:
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
1) Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular dilihat dari rata-rata nilai transaksi 12 bulan terakhir. 2) Urutan berdasarkan nilai kapitalisasi pasar. 3) Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan. 4) Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar regular. (Bangun, 2012) Menghitung indeks LQ45 ini menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted average) dengan rumus Paasche, yaitu:
IndeksLQ 45
( Ps Ss) ( Pbase Ss)
keterangan: Indeks LQ45 = Indeks harga saham LQ45 Ps
= Harga saham
Ss
= Jumlah saham yang beredar
Pbase
= Harga dasar saham
Ps x Ss merupakan market capitalization (kapitalisasi pasar), Pbase x Ss merupakan nilai dasar dari saham yang berada di LQ45. Rumus Paasche membandingkan kapitalisasi pasar saham dengan nilai dasar saham tersebut. Daftar perusahaan yang masuk kedalam LQ 45 ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BEI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham-saham yang termasuk kedalam LQ 45 adalah saham-saham yang memiliki tingkat transaksi tinggi di bursa sehingga saham tersebut sangat likuid.Walapun banyak investor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
yang mengatakan bahwa LQ 45 itu adalah saham blue chip, namun sesungguhnya terdapat perbedaan dalam pengertian dasar dari Blue Chip. Terdapat perbedaan penilaian antara saham Blue Chip berdasarkan definisi menawarkan sebuah informasi mengenai besarnya nilai perusahaan tersebut dan saham LQ 45 yang lebih menginformasikan mengenai likuiditas saham tersebut di pasar bursa. (Sahamok, 2015). Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi.Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal. (IDX, 2015). Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
2.2. Pergerakan Indeks LQ45 Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan Indeks LQ45 adalah:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
1) Tingkat
suku
bunga SBI
sebagai
patokan
(benchmark)
portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia. 2) Tingkat toleransi investor terhadap risiko. 3) Saham – saham penggerak indeks (index mover stocks) yang notabene merupakan saham berkapitalisasi pasar besar di BEJ.
2.3. Kenaikan Indeks LQ45 Faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya Indeks LQ45 adalah: 1) Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia. 2) Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ 45 ke zone positif.
2.4. Lingkup Bidang Usaha Menggunakan pencatatan yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia saat ini, tercatat ada 10 sektor industri di BEI. Perusahaan-perusahaan kelompok saham indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dapat dikelompokkan pada 10 sektor industri sebagai berikut: 1)
Pertanian Merupakan industri yang melakukan proses pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku inustri atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
sumber energi serta pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu contoh perusahaan sector pertanian yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk. 2)
Pertambangan Merupakan industri yang melakukan kegiatan ekstraksi nineral dan bahan
tambang lainnya dari dalam bumi. Salah satu contoh perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 3)
Industri Dasar Merupakan industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian yang
tinggi,dan menerapkan teknologi maju untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Salah satu contoh perusahaan industri dasar yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 4)
Aneka Industri Merupakan industri yang menghasilkan beragam kebutuhan konsumen,
Salah satu contoh perusahaan aneka industri yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Kalbe Farma Tbk. 5)
Barang Konsumsi Merupakan cabang industri yang melakukan proses produksi barng-barang
kebutuhan konsumsi. Salah satu contoh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Gudang Garam Tbk. 6)
Properti Merupakan industri yang bergerak dibidang konstruksi pembangunan hak
kepemilikan/kekayaan pribadi ataupun kelompok maupun perusahaan, Salah satu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
contoh perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Alam Sutra Realty Tbk. 7)
Infrastruktur Merupakan industri yang memenuhi kebutuhan dasar fisik dan sosial
sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Salah satu contoh perusahaan barang infrastruktur, peralatan dan transportasi yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. 8)
Keuangan Merupakan industri yang melakukan kegiatan pengelolaan dana yang biasa
disebut jasa keuangan. Salah satu contoh perusahaan jasa keuangan yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 9)
Perdagangan dan Jasa Merupakan industri yang melakukan kegiatan trading dan pelayanan jasa.
Salah satu contoh perusahaan pertambangan yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Media Nusantara Citra Tbk. 10)
Manufaktur Merupakan industri yang melakukan kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Salah satu contoh perusahaan manufakturing yang terdaftar di indeks LQ45 adalah PT. Unilever Indonesia Tbk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2.5.
Prospek Industri-Industri yang Tergabung pada Kelompok Saham Indeks LQ45 Kondisi pasar modal Indonesia saat ini ditelaah dari perbandingan IHSG
dengan indeks bursa global dapat dilihat dari Gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1. Grafik Pertumbuhan IHSG dan Indeks Bursa Global 2015 Sumber: PT. Anugerah Sentra Investama (2015)
Berdasarkan keterangan dari BI sesuai grafik pada Gambar 2.1, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pasar saham domestik selama Maret 2015 tercatat menguat yang didorong oleh sentimen positif terkait dengan rilis laporan keuangan emiten dan pembayaran dividen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2) IHSG pada akhir Maret 2015 mencapai level 5.518,68 atau naik 68 poin (+1,25%) dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya. Level IHSG ini juga merupakan rekor tertinggi baru (new all time high) yang terjadi pada hari terakhir perdagangan yaitu 31 Maret 2015. 3) Kinerja IHSG pada awal bulan sempat melemah seiring aksi profit taking investor asing dan meningkatnya concern investor terhadap rencana kenaikan FFR (Fractional Flow Reserve). Namun demikian, pada akhir bulan, IHSG berbalik arah dan berhasil ditutup positif akibat sentiment positif rilis laporan keuangan dan pembayaran dividen emiten. Dibandingkan bursa saham kawasan, kinerja IHSG yang tumbuh sebesar 1,25% masih berada di bawah Filipina (2,7%) dan Singapura (1,3%) namun lebih baik dibandingkan Malaysia, Thailand dan Vietnam. Pada Maret 2015, harga saham pada sebagian besar sektor ekonomi mengalami penguatan. Penguatan terbesar terjadi pada sektor aneka industri (+7,2%) dan diikuti sektor keuangan (+4,8%). Sementara itu, sejumlah sektor lain tercatat melemah dengan pelemahan terbesar dialami oleh emiten sektor industri dasar (-7,7%). Sektor Pertambangan masih mengalami koreksi sejalan dengan indeks WTI (West Texas Intermediate) yang masih dalam tren penurunan meskipun secara jangka pendek indeks WTI telah naik dibandingkan bulan lalu yaitu dari USD49,76/barrel menjadi USD48,68/barrel. Kondisi industri pada masing-masing sektoral jika dibandingkan dengan IHSG dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Gambar 2.2. Indeks Sektoral Maret 2015 Sumber: PT. Anugerah Sentra Investama (2015)
Prospek industri pada masing-masing sektoral yang termasuk pada kelompok indeks LQ45 dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Sektor konsumsi diperkirakan masih cukup kuat, terutama didorong oleh konsumsi swasta. Masih cukup kuatnya konsumsi swasta terjadi seiring dengan terkendalinya inflasi yang dapat mendorong perbaikan daya beli masyarakat. Ekspektasi pendapatan terpantau relatif stabil dan diperkirakan meningkat pada 2016. Konsumsi swasta yang masih cukup kuat juga didukung dengan stabilnya keyakinan konsumen. Prakiraan masih kuatnya konsumsi rumah tangga pada 2016 terindikasi dari peningkatan penjualan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
eceran, terutama kelompok makanan dan minuman, dan perlengkapan rumah tangga, meskipun penjualan mobil dan motor masih terkontraksi. (2) Prospek bisnis properti tahun depan diprediksi tetap tumbuh positif, terutama produk-produk untuk segmen kelas menengah. Segmen kelas menengah Indonesia pada 2016 nanti bakal tumbuh menjadi sekitar 90 juta orang dengan daya beli tinggi. Kebutuhan hunian juga bertambah banyak terkait pertumbuhan populasi 1,49 persen per tahun. Kebijakan pemerintah yang pro rakyat untuk mendukung sejuta perumahan murah dengan target segmen menegah ke bawah. Hal ini didukung juga dengan menurunnya suku bunga KPR subsidi dari 7,25% ke 5%. Di sisi lain, backlog (ketimpangan pasokan dan kebutuhan) hunian mencapai sekitar 15 juta unit per 2013. (3) Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan sektor konstruksi lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi rata-rata yang hanya berkisar 6,2-6,5%. Bahkan di tahun 2015, alokasi anggaran Kementerian PU-PERA dalam RAPBN-P TA 2015 diperkirakan mencapai Rp 118,2 Triliun. Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur dalam upaya menunjang sektor lain untuk semakin tumbuh dan berkembang. (4) Pasar konstruksi Indonesia diperkirakan akan menyumbang angka 60 persen dari total nilai pasar konstruksi ASEAN. Indonesia dapat dipastikan akan menjadi magnet bagi investasi konstruksi, baik di ranah regional ASEAN maupun global.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
(5) Infrastruktur Indonesia berada dalam peringkat 64 dari 148 negara dan peringkat 5 dari 9 negara ASEAN. Indonesia bahkan sudah kalah dengan Thailand dan Vietnam. (6) Di tengah permintaan domestik yang masih termoderasi, ketahanan perbankan yang tercermin dari unsur permodalan bank tetap terjaga, diiringi risiko kredit yang relatif terkendali. Pada Februari 2015, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih tinggi, yaitu sebesar 21,3%, jauh di atas ketentuan minimum 8%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan CAR pada akhir bulan sebelumnya yang sebesar 20,8%. Kondisi ini mencerminkan daya tahan perbankan yang masih tinggi untuk mengatasi tekanan dan gejolak di perekonomian. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran 2,00%.
2.6. Tantangan Industri-Industri pada Kelompok Saham Indeks LQ45 Tantangan pasar modal Indonesia saat ini secara keseluruhan dapat dibagi menjadi tiga tantangan yaitu keterbatasan jenis produk, belum optimalnya jumlah investor domestik, dan persaingan global. Hal ini dijabarkan sebagai berikut: (1) Penyelenggaraan Masyarakat Ekonomi ASEAN Salah satu karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal (Single Market and production base), yang bertujuan untuk menciptakan aliran modal yang lebih bebas antara negara-negara ASEAN. Salah satu inisiatif untuk mencapai hal tersebut adalah melalui integrasi pasar modal ASEAN. Terkait dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
pengembangan pasar modal Indonesia, ada empat hal yang menjadi tantangan bagi pasar modal Indonesia, antara lain: peningkatan sisi persediaan, peningkatan sisi permintaan, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan praktek dan pedoman tata kelola yang baik dan juga implementasinya. Berbagai hal tersebut bisa dicapai dengan penciptaan regulasi yang sifatnya “market-friendly” dan mendukung. (2) Pasar modal nasional juga mengalami kendala minimnya jumlah investor domestik. Berdasarkan data OJK, jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia hanya 0,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Persebaran investor reksa dana tidak merata di seluruh Indonesia. Sebagian besar investor reksa dana terkonsentrasi di Pulau Jawa. Selain itu, produk-produk berkembang di pasar modal Indonesia baru dalam bentuk saham, obligasi dan reksa dana konvensional. Selain itu adanya beberapa faktor penghambat seperti kenaikan BI Rate dan kebijakan Loan to Value (LTV) sebesar 30%, rencana pengenaan PPh tambahan sebesar 5% terhadap properti diatas Rp 2 miliar, Ketersediaan bahan baku masih impor, kurangnya sumber daya (SDM dan alat berat), ketersediaan lahan dan masalah sosial serta dampak lingkungan yang terjadi, regulasi yang masih kurang mendukung dan risiko kurs (belanja modal dari impor bahan baku), Likuiditas perbankan diperkirakan akan lebih ketat seiring adanya rencana Bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga dari 0,25% menjadi minimal 1% pada 2015 dan BI Rate yang baru saja naik dari 7.50% menjadi 7,75%, dapat menurunkan minat para investor untuk berinvestasi di bursa pasar modal Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
(3) Pemulihan ekonomi dibeberapa negara maju yang masih berjalan lambat. Perlambatan ini khususnya dialamai oleh ekonomi China yang sampai sekarang masih tidak pasti. Perekonomian China berada dalam tren melambat sementara perekonomian India cenderung bias ke atas. Kondisi ini seiring dengan masih lemahnya sektor perumahan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan konsumsi baja dan aktivitas konstruksi sehingga berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Dalam upaya menanggulangi kondisi tersebut, Otoritas China kembali mengeluarkan kebijakan pelonggaran demi mencapai target pertumbuhan pada tahun 2015. Kebijakan relaksasi otoritas China yang dilakukan antara lain berupa penurunan rasio down payment (DP) dari 60-70% menjadi 40%. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi India cenderung lebih tinggi dibandingkan prakiraan semula. Tingkat konsumsi membaik, tercermin dari peningkatan indikator penjualan ritel. Selain itu, tingkat keyakinan bisnis juga meningkat dipengaruhi oleh optimisme reformasi struktural serta pengeluaran pemerintah dan swasta. Sejalan dengan perkembangan tersebut, impor barang modal dan indeks produksi dalam tren meningkat. Perekonomian Jepang yang diperkirakan akan mengalami perbaikan secara moderat. Kegiatan produksi membaik, tercermin dari indikator PMI yang berada pada fase ekspansif. Di sisi lain, kegiatan konsumsi juga mengalami perbaikan, terindikasi dari meningkatnya penjualan ritel yang didukung oleh tren kenaikan gaji. Tingkat keyakinan konsumen membaik didukung oleh ekspektasi kenaikan gaji pada negosiasi gaji tahunan (spring) dan dampak penurunan harga minyak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Perkembangan ekonomi AS tersebut sebagian dipengaruhi oleh dampak negatif penguatan dolar AS terhadap permintaan ekspornya. Dari sisi permintaan, selain ekspor, permintaan yang menurun tercermin dari penjualan ritel dan kepercayaan konsumen yang menurun yang dipengaruhi cuaca dingin dan turunnya optimisme kondisi tenaga kerja. Sementara itu, pertumbuhan impor menurun sejalan dengan penurunan impor minyak akibat meningkatnya produksi minyak AS serta meningkatnya teknologi hemat BBM. Dari sisi penawaran, kegiatan produksi melambat dipengaruhi cuaca dingin dan penurunan permintaan eksternal. Sementara itu, perbaikan sektor tenaga kerja AS berjalan lambat. Berdasarkan kondisi tersebut, the Fed merevisi ke bawah proyeksi makroekonomi AS serta mengindikasikan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih kecil dan waktu mulainya yang lebih lambat dari perkiraan awal. Perekonomian Eropa diperkirakan membaik seiring dengan turunnya harga minyak dan pelaksanaan quantitave easing yang mendorong turunnya suku bunga dan semakin mudahnya kondisi penyaluran kredit. Dari sisi permintaan domestik, konsumsi meningkat, terindikasi dari meningkatnya penjualan ritel dan tingkat keyakinan konsumen. Sementara itu, kegiatan produksi juga membaik, tercermin dari PMI komposit Eropa yang berada dalam tren meningkat. Kondisi ini didukung oleh permintaan domestik yang meningkat akibat penurunan harga minyak dan meningkatnya permintaan eksternal seiring dengan peningkatan daya saing ekspor sebagai dampak dari depresiasi Euro. Perkembangan ini juga berdampak positif terhadap kondisi tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di Eropa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/