PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDEKS SAHAM LQ45
GUSFARINI FAUZIAH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Indeks Saham LQ45 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2016 Gusfarini Fauziah NIM H251120354
RINGKASAN GUSFARINI FAUZIAH. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Indeks Saham LQ45. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan MUHAMMAD SYAMSUN. Salah satu bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap stakeholder adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR Disclosure). Pengungkapan CSR di Indonesia masih rendah karena masih bersifat sukarela. Pengungkapan CSR diharapkan meningkatkan pandangan positif terhadap perusahaan dan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diketahui terjadi ketidakkonsistenan mengenai hubungan antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan pada indeks saham LQ45. Pengungkapan CSR penelitian ini berdasarkan Global Reporting Initiative G4 dengan indikator ekonomi, lingkungan, masyarakat, sosial, hak asasi manusia (HAM) dan tanggungjawab produk. Penelitian ini menggunakan contoh perusahaan yang masuk ke dalam saham LQ45 tahun 2009-2013 di Bursa Efek Indonesia yang dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan sampel penelitian tahun 2013. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis rasio keuangan Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) dan Earning Per Share (EPS). Pengujian hubungan pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dan Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang valid sebagai alat ukur konstruk CSR pada indeks saham LQ45 adalah indikator lingkungan, dan masyarakat sedangkan indikator ekonomi, HAM, sosial dan tanggung jawab produk tidak valid. Indikator kinerja finansial yang valid sebagai alat ukur konstruk ROA sedangkan DAR, DER, NPM dan ROE tidak valid sebagai alat ukur konstruk. Indikator PBV valid sebagai alat ukur konstruk kinerja saham sedangkan EPS tidak valid. Dari hasil pengujian hipotesis terlihat CSR tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial dan berhubungan negatif, Pengungkapan CSR tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja saham dan berhubungan negatif. Namun kinerja finansial berpengaruh nyata terhadap kinerja saham dan berhubungan positif. Kata kunci :
CSR, Global Reporting Initiative, indeks saham LQ45, nilai perusahaan, Structural Ecuation Modelling
SUMMARY GUSFARINI FAUZIAH. Influence of Corporate Social Responsibility Disclosure to Corporate Value of LQ45 Stock Index. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO and MUHAMMAD SYAMSUN. One of the corporate responsibilities to stakeholders is Corporate Social Responsibilities (CSR) disclosure. CSR disclosures in Indonesia are still low and voluntary. A CSR disclosure is expected to increase positive image of the company and to attract investors. Several studies shown that there were inconsistence relationship between CSR disclosure and the corporate value. Therefore, this study aims to analyze the effect of CSR disclosure to corporate value of stock index LQ45. CSR disclosure of this study based on Global Reporting Initiative G4 considering the indicators of with indicators economiy, environmental, community, social, human rights and product responsibility. This study used a sample of companies of LQ45 stock index during 20092013 on the Indonesia Stock Exchange were selected by purposive sampling. The data used secondary data from the annual report and financial report of the sample companies on 2013. Analysis used financial ratios ; Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) and Earning Per Share (EPS). Test of relationship influences of CSR disclosure toward corporate value were measured by Structural Equation Modelling (SEM) and Microsoft Excel 2010. The results showed that the valid indicators to measure the CSR construct disclosure in the LQ45 stock was environmental and society index. The other indicators : economiy, human rights, social and product responsibility were not valid. Valid indicators of financial performance as a measurement constructs were ROA but DER, DAR, NPM, and ROE were invalid. PBV was valid as a tool to measure stock performance construct, but EPS were invalid. The results explained CSR disclosure were not significant effect on the finansial and stock performance that had negative correlation. However, financial performance were significant effect on the stock performance and had positive correlation. Keywords : Corporate value, CSR, Global Reporting Initiative, LQ45 stock index, Structural Equation Modelling
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
JUDUL PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDEKS SAHAM LQ45
GUSFARINI FAUZIAH
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian : Dr Ir Budi Purwanto, ME
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli - September 2014 ini adalah Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Indeks Saham LQ45. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc dan Bapak Dr Ir Muhammad Syamsun MSc selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang luar biasa kepada penulis selama menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Budi Purwanto, ME dan Bapak Dr Ir Jono M. Munandar MSc selaku dosen penguji pada siding akhir penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak, adik, dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya serta kepada teman-teman kelas khusus S2 Ilmu Manajemen tahun 2012 dan teman-teman kos Wahda Indah yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. Dan juga terima kasih kepada Bapak Hermawan dan Bapak Ujang yang telah membantu dalam hal administrasi. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2016 Gusfarini Fauziah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
1 1 5 5 5
TINJAUAN PUSTAKA Corporate Social Responsibility (CSR) Laporan Pengungkapan CSR (CSR Disclosure) Nilai Perusahaan Kinerja Finansial dan Kinerja Saham Perusahaan Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square Penelitian Terdahulu
6 6 7 8 8 9 10
METODE Kerangka Pemikiran Teoritis Populasi dan Penarikan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data Jenis dan Sumber Data Waktu Penelitian Hipotesis
11 11 14 15 16 17 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sampel Hasil Perhitungan Kinerja Finansial dan Kinerja Saham Perusahaan Analisa Model Awal Evaluasi Model Pengukuran Mode Reflektif Evaluasi Model Struktural Implikasi Manajerial
18 18 18 20 22 25 28
SIMPULAN DAN SARAN
29
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
34
RIWAYAT HIDUP
47
DAFTAR TABEL 1 Sampel perusahaan Indeks Saham LQ45 periode 2009-2013 2 Peubah dan indikator penelitian 3 Distribusi perusahaan sampel berdasarkan sektor usaha 4 Perhitungan DAR, DER, ROA, ROE, NPM, PBV dan EPS tahun 2013 5 Nilai outers loadings 6 Ringkasan dari model akhir 7 Hasil penilaian kriteria dan nilai standar mode reflektif 8 Analisis validitas diskriminan kriteria cross loading 9 Nilai analisis model inner vs nilai standar 10 Nilai hasil bootstrap coefficient path
14 16 18 19 23 23 24 24 25 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Jumlah laporan keberlanjutan di Indonesia Pertumbuhan IHSG dan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Kerangka pemikiran teoritis Tahapan operasional penelitian Model awal penelitian SEM Model awal diagram Path SEM pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan 7 Model akhir diagram Path SEM pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan
3 4 12 13 17 21 21
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Hasil SEM SmartPLS 3.0 Standar Global Reporting Initiative (GRI) G4 Daftar Istilah
34 36 38 45
1
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi global dan kemajuan teknologi menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Perusahaan harus melakukan perubahan dalam banyak hal sehingga mampu meningkatkan value perusahaan. Hal ini agar perusahaan mampu bertahan hidup dan memenangkan persaingan. Perusahaan tidak hanya terkait dengan pemegang saham (shareholder) namun juga terletak pada kemampuan menjaga hubungan baik dengan stakeholder seperti masyarakat. Atas penggunaan sumber daya alam baik secara langsung maupun tidak langsung maka perusahaan harus bertanggungjawab terhadap masyarakat agar terhindar dari dampak pada lingkungan sekitar seperti polusi, limbah, keamanan produk dan keamanan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori kontrak sosial yang menyatakan bahwa perusahaan dan masyarakat saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Perusahaan harus mampu memberi manfaat bagi masyarakat sehingga terbentuk keselarasan dan keseimbangan dalam lingkungan masyarakat. Salah satu bentuk bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholder adalah pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR). Clutterbuck et al dalam William (2012) berpendapat bahwa CSR merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial dari segala tindakan perusahaan yang berpengaruh terhadap individu, masyarakat dan lingkungan di tempat perusahaan tersebut beroperasi. Perusahaan diharapkan mampu memberikan manfaat tidak hanya bagi pemilik modal (shareholder) namun juga bagi stakeholder seperti masyarakat dan pihak lainnya. Dengan adanya pelaksanaan CSR oleh perusahaan diharapkan para stakeholder memiliki pandangan positif terhadap perusahaan dan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh teori persinyalan dan teori legitimasi yang menyatakan bahwa perusahaan akan memberikan informasi untuk mengurangi asimetri informasi sehingga dengan informasi tersebut perusahaan mendapatkan pengakuan dari pihak luar seperti investor, kreditur, konsumen, pemerintah maupun masyarakat. Berdasarkan sebuah survei global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 88 persen eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Barus & Maksum, 2011). CSR juga merupakan bagian dari penerapan Good Corporate Governace (GCG). Di Indonesia, kewajiban melakukan CSR telah diatur dalam UndangUndang (UU) No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditindaklanjuti dengan Kepmen. BUMN No. Kep-236/MBU/2003 juncto Permen.BUMN No. Per- 05/MBU/2007. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa perusahaan wajib melakukan Corporate Social Responsibility (CSR). Selain UU No. 19 tentang BUMN, juga ada UU nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) yang disahkan pada 20 Juli 2007 tentang kewajiban perseroan terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial atau CSR. Di dalam UU tersebut yaitu Pasal 74 menyatakan : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), (2)
2
TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran dan (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu, peraturan CSR juga diatur oleh peraturan perundang-undangan lainnya yaitu UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dan UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dengan adanya peraturan perundang-undangan ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Informasi mengenai pelaksanaan CSR oleh perusahaan dapat disampaikan melalui pengungkapan pada laporan tahunan perusahaan. Namun dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (revisi 2009) paragraf 12 pengungkapan CSR kepada publik oleh perusahaan masih bersifat sukarela melalui laporan tahunan perusahaan. Dampak dari belum diwajibkan PSAK untuk mengungkapkan informasi mengenai tanggungjawab sosial perusahaan menimbulkan praktik pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat sukarela. Salah satu standar pengungkapan CSR pada laporan tahunan yang diterima secara luas adalah Global Reporting Initiative (GRI) report. Pedoman GRI disusun berdasarkan beberapa informasi utama yang perlu diungkapkan oleh perusahaan. Informasi tersebut meliputi beberapa dimensi yaitu : ekonomi, lingkungan, sosial, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Pedoman GRI yang terbaru saat ini adalah GRI G4. Aktivitas pengungkapan CSR pada perusahaan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan pengungkapan CSR masih bersifat sukarela. Informasi yang diungkapkan atas pelaksanaan CSR oleh sebagian perusahaan masih bersifat garis besar, belum terperinci dan sesuai standar GRI. Padahal pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi yang sesungguhnya bagi investor. Hal ini masih menimbulkan asimetri informasi dimana investor belum mendapatkan informasi secara benar dan rinci sesuai standar yang berlaku umum. Sebagai bentuk penghargaan terhadap perusahaan yang telah melaksanakan dan mengungkapkan CSR, maka Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Ajang penghargaan ini bertujuan untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai aktivitas CSR. Adanya penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan agar lebih meningkatkan pelaksanaan dan pengungkapan CSR. Program CSR yang dilakukan perusahaan dapat mendorong terlaksananya keberlanjutan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari website National Center for Sustainability Reporting (NCSR) diketahui bahwa terjadi tren peningkatan dalam jumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keberlanjutan setiap tahunnya. Berikut perkembangan Jumlah Laporan Keberlanjutan di Indonesia seperti diperlihatkan pada Gambar 1.
3
40 34
Jumlah laporan
35 30 23
25
25
20
20
15
15 10 5
5 2
0 1
2
3
2005
2006
2007
4
2008
5
6
7
2009
2010
2011
Sumber : National Center for Sustainability Reporting (diolah) Gambar 1 Jumlah laporan keberlanjutan di Indonesia Pada grafik di atas terlihat bahwa terjadi tren peningkatan jumlah perusahaan yang memberikan laporan keberlanjutan dan pengungkapan CSR setiap tahunnya. Peningkatan jumlah perusahaan diharapkan juga sejalan dengan peningkatan kualitas pengungkapan CSR tersebut sehingga akan berdampak positif terhadap citra perusahaan. Perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat akan menarik minat investor untuk berinvestasi sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebagian besar perusahaan yang masuk ke dalam indeks saham LQ45 telah melaporkan pengungkapan CSR perusahaannya. Peserta ISRA pada tahun 2011 didominasi oleh perusahaan yang masuk ke dalam indeks saham LQ45 diantaranya perusahaan: Aneka Tambang, Tambang Batubara Bukit Asam, Astra International, Telekomunikasi Indonesia, Bank Mandiri, Jasa Marga, International Nickel Indonesia, United Tractor, Adaro Energy, Indika Energy, BRI, PGN dan Astra Agro Lestari. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat berbagai macam pengelompokan indeks saham diantaranya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks saham LQ45. Salah satu indeks saham yang dikenal memiliki kapitalisasi pasar tinggi adalah indeks saham LQ45. Berikut grafik pertumbuhan IHSG dan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan IHSG dan Indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia masih berfluktuatif dan cenderung turun pada tahun 2013. Laju Pertumbuhan Rata-rata (LPR) IHSG adalah sebesar 17,59 persen sedangkan LPR indeks saham LQ45 adalah sebesar 19,67 persen. Berdasarkan nilai LPR tersebut dapat dikatakan bahwa pertumbuhan indeks LQ45 lebih tinggi dibandingkan IHSG. Artinya perusahaan yang masuk dalam indeks saham LQ45 adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus mampu meningkatkan citra positif sehingga menarik minat investor. Hal ini dapat diwujudkan melalui pengungkapan CSR dengan maksud agar para stakeholder memiliki pandangan positif terhadap perusahaan sehingga dapat
4
meningkatkan nilai dari perusahaan yang dapat diukur melalui kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan. Jika nilai perusahaan dinilai baik maka diharapkan juga para investor akan memiliki pandangan positif terhadap perusahaan tersebut. Hal tersebut akan berdampak pada kinerja saham perusahaan yang semakin tinggi. 6000
Index Harga Saham
5000 4000 3000 2000 1000 0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 IHSG 1662.63 1805.52 2745.83 1355.41 2,534.3 3,703.5 3,821.9 4,316.6 4,274.1 LQ45 254.34 388.29 599.82 270.23 498.29 661.38 673.51 735.04 711.14
Sumber: Bagian Statistik Otoritas Jasa Keuangan (diolah) Gambar 2 Pertumbuhan IHSG dan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Namun berdasarkan hasil dari beberapa penelitian mengenai hubungan antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan diketahui terjadi ketidakkonsistenan mengenai hubungan atau pengaruh pengungkapan CSR pada laporan tahunan terhadap kinerja finansial perusahaan. Sebagian penelitian menemukan terdapat pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan terhadap nilai perusahaan, akan tetapi sebagian penelitian menyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan. Hal ini berarti beberapa penelitian masih bertentangan dengan teori stakeholder, teori kontrak sosial, teori legitimimasi dan teori persinyalan. Hamdani (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan pengungkapan CSR juga berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Hidayansyah (2014) menyatakan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. Begitu juga dengan penelitian Cahyaningsih (2011) yang membuktikan bahwa pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara Price to Book Value (PBV) dan Earning Responds Coefficient (ERC), namun rasio PBV terbukti memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan yang masuk ke dalam indeks saham LQ45. Nilai perusahaan yang dimaksud dapat dilihat dari kinerja finansial dan
5
kinerja saham perusahaan. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Indeks Saham LQ45”. Standar GRI yang digunakan pada penelitian ini adalah berbasis Global Reporting Initiative (GRI G4). Rumusan Masalah Pembahasan dalam penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan pada indeks saham LQ45 periode 2009-2013. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terhadap kinerja finansial perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terhadap kinerja saham? 3. Bagaimana pengaruh kinerja finansial perusahaan terhadap kinerja saham? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan pada indeks saham LQ45. Tujuan tersebut secara spesifik adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terhadap kinerja finansial perusahaan. 2. Menganalisis pengaruh pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan terhadap kinerja saham. 3. Menganalisis pengaruh kinerja finansial perusahaan terhadap kinerja saham. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pihakpihak sebagai berikut: a. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi investor dalam membantu proses pengambilan keputusan investasi. b. Bagi perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan perusahaan, khususnya mengenai pengaruh pengungkapan CSR dalam laporan tahunan terhadap nilai perusahaan. c. Bagi regulator. Hasil penelitianini diharapkan dapat membantu para regulator dalam memberikan saran perumusan aturan mengenai pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan perusahaan. d. Bagi masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pendorong bagi para stakeholders, khususnya masyarakat untuk mendorong penerapan CSR sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat
6
e.
Bagi akademisi dan penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan baru bagi akademisi khususnya mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Ruang Lingkup
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi, agar lebih terarah dan mudah dipahami, penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks saham LQ45 periode 2009-2013. Kajian yang dimaksud adalah membahas bagaimana pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan pada indeks saham LQ45.
2 TINJAUAN PUSTAKA Corporate Social Responsibility (CSR) The World Business Council for Sustainable Development (2005) mendefinisikan CSR sebagai bentuk kerjasama perusahaan dengan karyawan dan masyarakat berlandaskan suatu komitmen untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan. Definisi tersebut menunjukkan tanggungjawab sosial perusahaan atau CSR merupakan bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi guna mencapai kesejahteraan hidup karyawan dan masyarakat sekitar. CSR merupakan tren baru dalam peningkatan citra perusahaan melalui tanggungjawab sosial yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dituntut tidak hanya memberikan keuntungan kepada pemilik modal (shareholder), namun juga dapat memberikan manfaat bagi stakeholder. seperti karyawan, pelanggan, regulator, masyarakat, dan media. Di Indonesia, konteks CSR secara etimologis diterjemahkan menjadi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Pengertian TJSL menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 3 tentang Perseroan Terbatas yaitu komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. `Menurut Jo dan Harjoto (2012), CSR diartikan sebagai tindak lanjut dari perusahaan-perusahaan di dalam penerapan Corporate Governance (CG) yang efektif sehingga dapat mewujudkan sustainability yang tercipta melalui implementasi bisnis yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Melalui pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan, perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan berharap untuk direnspon positif oleh investor, sehingga dalam kaitannya dalam pengaruh jangka panjang akan menjadi kekuatan keuangan bagi perusahaan dikemudian hari. Kinerja keuangan yang baik juga didukung dengan penerapan CG yang baik pula. CG merupakan tata kelola perusahaan yang baik. Sejalan dengan maraknya praktik CG dalam beberapa
7
tahun terakhir, CSR menjadi salah satu tren perusahaan yang semakin berkembang. Beberapa teori yang mendasari CSR antara lain : a.
b.
c.
d.
Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Pandangan saat ini menilai bahwa kesuksesan perusahaan tidak hanya terletak pada kemampuannya dalam membangun hubungan yang baik dengan pemegang saham (shareholder) saja, akan tetapi perusahaan juga perlu menjaga hubungan yang baik dengan individu, masyarakat dan lingkungan sebagai stakeholder. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Perusahaan harus mampu mempertahankan keberlangsungan hidupnya sehingga perusahaan akan mengupayakan pengakuan (legitimasi) baik dari investor, kreditur, konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar. Perusahaan melakukan aktivitas tanggungjawab sosial terhadap masyarakat agar dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat sekitar. Tanggungjawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak terhadap nama baik perusahaan dalam jangka panjang yang juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Teori Kontrak Sosial (Social Contract Theory) Teori kontrak sosial muncul karena adanya interelasi dalam kehidupan sosial masyarakat agar terjadi keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam lingkungan masyarakat. Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan sebagai sebuah organisasi memiliki kewajiban pada masyarakat untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Perusahaan dan masyarakat saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Teori Persinyalan (Signaling Theory) Teori ini membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut disebabkan oleh terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Dalam rangka mengurangi asimetri informasi maka perusahaan perlu mengungkapkan informasi yang yang dimiliki baik informasi keuangan maupun non keuangan. Salah satu informasi yang perlu diungkapkan perusahaan melalui laporan tahunan perusahaan adalah informasi mengenai tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan. Laporan Pengungkapan CSR (CSR Disclosure)
CSR disclosure oleh Gray dkk, (2001) didefinisikan sebagai suatu proses penyediaan informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar akuntabilitas sosial secara khas tindakan ini dapat dipertanggungjawabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun dalam bentuk iklan-iklan yang berorientasi sosial. Dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan sekitar mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat. Dalam rangka mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan mengungkapkan informasi-informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan sebagai tanggung jawab perusahaan.
8
Pengukuran pengungkapan CSR yang belum terstandardisasi dan pada umumnya bersifat pengungkapan sukarela menyebabkan banyaknya perbedaan di dalam pengukuran kesuksesan bisnis dan metode penelitian sehingga menimbulkan ketidakkonsistenan terhadap hasil penelitian antara CSR dan nilai perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan standar pengukuran yang dapat diterima dan diakui secara luas. O’Rourke (2004) menyatakan bahwa terdapat beberapa standar pengukuran seperti Global Reporting Initiative (GRI) guidelines, AA 1000, ISO 14001, OHSAS 18001, Dow Jones Sustainability Index, dan Domini Social Index 400. O’Rourke mengemukakan bahwa GRI merupakan standar pengukuran yang paling representatif dan secara umum diterima dan diakui secara luas. Pedoman GRI disusun berdasarkan beberapa informasi utama yang perlu diungkapkan oleh perusahaan. Informasi tersebut meliputi beberapa dimensi yaitu : ekonomi, lingkungan, sosial, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab produk. Pedoman GRI yang terbaru saat ini adalah GRI G4 yang terdiri dari indikator ekonomi, lingkungan, masyarakat, sosial, Hak Asasi Manusia (HAM) dan tanggungjawab produk. Setiap indikator memiliki beberapa uraian aspek. Nilai Perusahaan Habib dan Ljungqvist dalam William (2012) menyatakan nilai sebuah perusahaan merupakan present value dari cash flows yang dihasilkan oleh asetaset perusahaan, yang terdiri dari aset-aset yang sudah ada maupun opportunity. Pengaruh dari pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan dapat tercermin melalui kinerja finansial perusahaan dan kinerja saham. Kinerja Finansial dan Kinerja Saham Perusahaan Kinerja finansial perusahaan dapat diukur melalui beberapa rasio diantaranya rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Pada penelitian ini rasio yang dianalisa adalah rasio leverage yaitu : Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Assets Ratio (DAR), rasio profitabilitas yaitu Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), dan Net Profit Margin (NPM). Rasio leverage mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio (DER) merupakam bagian dari rasio leverage. DER menggambarkan sejauh mana modal perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin tinggi nilai DER menunjukkan semakin tingginya permodalan perusahaan dibiayai dari dana pihak luar (hutang). Hal ini juga memperbesar tingkat risiko yang akan dihadapi perusahaan. Selain DER, yang termasuk rasio leverage adalah Debt to Asset Ratio (DAR). DAR adalah sejauh mana aset perusahaan dibiayai dari dana pihak luar (utang). Nilai DAR yang semakin besar juga akan memperbesar risiko yang akan dihadapi perusahaan. Risiko yang dimaksud terkait dengan kemampuan perusahaan dalam membayar beban atas hutang tersebut. Kedua indikator ini merupakan indikator yang sering dipertimbangkan investor dalam memutuskan berinvestasi pada sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan harus mampu menjaga rasio ini sesuai standar agar mampu menjadi indikator yang mendukung investor untuk menanamkan modalnya.
9
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Laba merupakan faktor penting dalam penentuan jumlah deviden yang diperoleh investor. Laba adalah tujuan utama investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan sehingga majanemen perusahaan harus mampu menghasilkan laba sesuai tujuan investor. Rasio ini dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya ROE, ROA dan NPM. ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih dengan ekuitas pada saham biasa atau tingkat pengembalian investasi pemegang saham. ROE dapat dijadikan sebagai indikator seberapa baiknya kinerja manajemen perusahaan dalam mengelolah modal dari investor. Sedangkan Return on Assets (ROA) mengukur laba bersih dengan aset. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio profitabilitas. Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba bersih perusahaan. Semakin tinggi rasio-rasio ini, kinerja laba perusahaan semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Kinerja saham dapat diukur dengan beberapa rasio. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja saham adalah Price to Book Value (PBV) dan Earning Per Share (EPS). PBV merupakan bagian dari rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. PBV adalah rasio yang membandingkan antara nilai saham menurut pasar dengan harga saham berdasar harga buku (book value). PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Menurut Simamora (2000), EPS adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar selama periode tertentu. EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Variabel EPS merupakan proksi bagi laba per saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham. Tujuan investor dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan adalah mendapatkan deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden atau kenaikan nilai saham di masa mendatang. Oleh sebab itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square Structural Equation Modeling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara kontrak laten dan indikatornya, kontrak laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. SEM merupakan keluarga statistik multivariate dependent. SEM memungkinkan dilakukannya analisis diantara beberapa variabel dependent dan independent secara langsung (Hair et al., 1995 dalam Yamin dan Kurniawan, 2009). Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah : Pertama, SEM mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antarvariabel yang bersifat multiple relationship. Kedua, SEM mempunyai kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara kontrak laten dan variabel manifest. Dalam
10
perkembangannya, pengolahan data untuk analisis SEM menjadi mudah dengan bantuan beberapa peranti lunak statistik, seperti Lisrel, AMOS dan Smart PLS. PLS adalah salah satu metode alternatif SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam hubungan tersebut. PLS memiliki asumsi data penelitian tidak mengacu pada salah satu distribusi tertentu (Yamin dan Kurniawan 2009). PLS merupakan metode alternatif dengan pendekatan berbasis varians atau komponen yang berorientasi pada prediksi model. PLS dapat bekerja untuk model hubungan konstrak laten dan variabel manifest yang bersifat reflektif dan formatif. PLS dikembangkan oleh Wold sebagai suatu metode umum untuk menaksir model jalur diantara hubungan konstruk laten yang secara tidak langsung diukur oleh berbagai indikator. PLS pada dasarnya didefenisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten dan konstruk laten lainnya, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara kontrak laten dan indikatornya. Penelitian Terdahulu Penelitian Sayekti dan Wondabio (2007) yang berjudul Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient membuktikan bahwa investor mengapresiasi informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai bahan pemikiran di dalam melakukan keputusan investasi yang akan mereka lakukan, meskipun secara empiris terbukti bahwa informasi CSR yang diungkapkan memiliki hubungan negatif terhadap earnings response coefficient (ERC) yang merupakan proksi dari kualitas laba sebuah perusahaan. Hasil penelitian Cahyaningsih (2011) yang membuktikan bahwa pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara PBV dan ERC, namun rasio PBV terbukti memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hidayansyah (2014) menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial perusahaan. Namun pengungkapan CSR tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham, dan kinerja finansial perusahaan tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. Penelitian William (2012) dengan judul Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Pedoman Global Reporting Initiative terhadap Nilai Perusahaan menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari besarnya skor pengungkapan CSR perusahaan secara keseluruhan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian dari Hamdani (2013) yang berjudul Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan signifikan terhadap kinerja keuangan dan harga saham. Penelitian Putra, Rasmini dan Astika (2012) yang berjudul Pengaruh Corporate Social Responsibility Pada Price To Book Value Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi menyimpulkan Pengungkapan CSR berpengaruh pada PBV perusahaan, CG tidak berpengaruh pada PBV perusahaan dan CG berpengaruh pada hubungan pengungkapan CSR dengan PBV perusahaan, Dari beberapa penelitian di atas diketahui bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja finansial dan
11
nilai perusahaan yang terlihat dari beberapa indikator. Beberapa penelitian membuktikan adanya pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja finansial dan nilai perusahaan namun beberapa penelitian membuktikan sebaliknya. Ringkasan hasil penelitian di atas dapat dilihat pada Lampiran 1.
3 METODE Kerangka Pemikiran Teoritis CSR merupakan bentuk penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Penerapan CSR bertujuan menjaga keberlanjutan sumber daya yang ada. Penerapan CSR diharapkan juga mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari peningkatan kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan. Hal ini didasari oleh beberapa teori ; teori stakeholder, teori kontrak sosial, teori legitimasi dan teori persinyalan. CSR diungkapkan perusahaan melalui laporan tahunan perusahaan. Namun pengungkapan CSR tersebut masih bersifat sukarela dan belum memiliki standar baku. Oleh karena itu dibutuhkan standar pengukuran yang dapat diterima dan diakui secara luas. Salah satu standar pengungkapan yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan di dunia dan telah dikenal secara luas adalah pedoman GRI. Pedoman GRI yang terbaru saat ini adalah GRI G4 yang terdiri dari indikator ekonomi, lingkungan, masyarakat, sosial, HAM dan tanggungjawab produk. Masing-masing indikator memiliki beberapa uraian aspek. Total uraian aspek pada seluruh indikator adalah Sembilan puluh satu. Uraian standar GRI G4 dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai perusahaan dapat terlihat dari kinerja finansial dan harga saham perusahaan. Kinerja finansial perusahaan dapat dilihat melalui rasio-rasio keuangan diantaranya rasio solvabilitas yaitu DAR, DER, rasio profitabilitas yaitu ROA, ROE dan NPM. Sedangkan variabel indikator lain dari nilai perusahaan adalah kinerja saham yang dapat diukur dengan PBV dan EPS. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka hipotesis pada penelitian ini adalah H1 : pengungkapan CSR berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial perusahaan sampel peneltian sampel penelitian, H2 : pengungkapan CSR berpengaruh nyata terhadap kinerja saham perusahaan dan H3 : kinerja finansial perusahaan berpengaruh nyata terhadap kinerja saham perusahaan sampel penelitian. Pengungkapan CSR direfleksikan oleh indikator ekonomi, lingkungan, masyarakat, sosial, HAM dan tanggungjawab produk. Kinerja finansial direfleksikan oleh indikator DAR, DER, ROA, ROE dan NPM. Sedangkan kinerja saham direfleksikan oleh indikator PBV dan EPS. Pengujian hipotesis menggunakan metode pengolahan data SEM SMART PLS. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Dalam hal ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai referensi terutama dari www.idx.co.id dan www.ojk.go.id untuk memperoleh laporan keuangan perusahaan yang diteliti beserta kinerja sahamnya. Selain itu, untuk menunjang kesempurnaan hasil penelitian, dilakukan pula studi pustaka yang bersumber dari studi literatur, berita dari surat kabar, dan laporan
12
penelitian seperti jurnal ilmiah, disertasi, dan tesis. Metode ini digunakan sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori serta menganalisis data yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini. Berikut kerangka pemikiran teoritis mengenai “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Indeks Saham LQ45” dapat dilihat pada Gambar 3.
Perusahaan pada indeks saham LQ45
Analisis Peningkatan Nilai Perusahaan
Pengungkapan CSR
Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI G4 Ekonomi Lingkungan Sosial HAM Masyarakat Tanggunggjawab Produk
Kinerja Finansial Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Assets Ratio (DAR) Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) Net Profit Margin (NPM)
SEM SMART PLS
Rekomendasi Strategi Keterangan Hubungan Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 3 Kerangka pemikiran teoritis
Kinerja Saham Earning Per Share (EPS) Price to Book Value (PBV)
13
Peneliti menyusun tahapan operasional penelitian yang diawali dengan perumusan masalah hingga memperoleh hasil dan implikasi manajerial. Tahapan operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Studi literatur tentang penelitian yang berhubungan
Studi literatur konsep
Identifikasi peubah Identifikasi data yang diperlukan Identifikasi sampel
Pembentukan model
Metode purposive sampling Pengambilan data
Pengujian model dengan SEM (SMART PLS) Evaluasi dan analisis model
Hasil Implikasi manajerial
Gambar 4 Tahapan operasional penelitian
14
Populasi dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan. Pemilihan sampel penelitian didasarkan dengan metode purposive sampling yang berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang masuk ke dalam indeks saham LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember (termasuk catatan atas laporan keuangan). 2. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang masuk ke dalam indeks saham LQ45 selama 3-5 tahun dalam periode 2009-2013. Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dari penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Sampel perusahaan Indeks Saham LQ45 periode 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Perusahaan Astra Agro Lestari Tbk Adaro Energy Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Bumi Resources Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk XL Axiata Tbk Gudang Garam Tbk Harum Energy Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Vale Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indika Energy Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah)
Kode Perusahaan AALI ADRO ANTM ASII ASRI BBCA BBNI BBRI BDMN BMRI BSDE BUMI CPIN EXCL GGRM HRUM ICBP INCO INDF INDY INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
15
Metode Pengolahan dan Analisis Data Setelah data-data dari berbagai sumber tersebut dikumpulkan, kemudian data-data tersebut diolah dengan menggunakan beberapa metode analisis menggunakan SEM. Pengolahan data yang berasal dari perusahaan yang masuk dalam saham LQ45 periode 2009-2013 di Bursa Efek Indonesia tersebut menggunakan Software Excell XP profesional, minitab 16 dan Smart PLS. SEM Partial Least Square Penelitian ini menggunakan analisis SEM dengan pendekatan varians (partial least square path modeling atau PLS PM) dengan software smartPLS. SEM merupakan salah satu analisis multivariat yang dapat menganalisis hubungan peubah secara kompleks. Pendekatan ini dipilih dikarenakan landasan teori model adalah tentatif, pengukuran peubah laten masih baru, tidak mengasumsikan data harus mengikuti suatu distribusi tertentu, ukuran contoh yang fleksibel, dan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk memprediksi hubungan antar peubah (Yamin dan Kurniawan 2009). Langkah-langkah dalam analisis dengan PLS-PM: 1. Merancang model struktural (inner model) Pemformulasian model hubungan peubah laten. 2. Mendefinisikan model pengukuran (outer model) Peneliti mendefinisikan dan menspesifikasikan hubungan peubah laten dengan indikatornya apakah bersifat reflektif atau formatif. Pada penelitian ini, hubungan bersifat reflektif. Indikator yang dibuat merupakan manifestasi dari peubah laten. Arah hubungan mengalir dari peubah laten ke indikatornya. Menghilangkan salah satu indikator dalam model reflektif tidak akan mengurangi makna dari peubah laten. 3. Membuat diagram jalur Untuk memvisualisasikan hubungan antara indikator dengan peubah laten dan antar peubah laten. 4. Mengonversi diagram jalur ke dalam sistem persamaan 5. Estimasi model Ada tiga pemilihan weighting dalam proses estimasi model yaitu factor weighting scheme, centroid weighting scheme dan path weighting scheme. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah estimasi koefisien path. 6. Evaluasi model Evaluasi model meliputi evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural. 7. Interpretasi model Interpretasi model berdasarkan kepada hasil model yang dibangun oleh peneliti. 8. Pengujian Hipotesis Dilakukan dengan metode resampling Bootstrap. Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t. Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free) tidak memerlukan asumsi distribusi normal. Pengujian dilakukan dengan t-test, bilamana diperoleh pvalue ≤ 1,96 (alpha 5 %), berarti nyata.
16
Peubah Penelitian Peubah laten dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2 Peubah dan indikator penelitian Peubah laten Pengungkapan CSR
Peubah indikator Ekonomi Lingkungan Sosial HAM Masyarakat Tanggungjawab Produk
DER
DAR
Kinerja Finansial perusahaan :
ROA
ROE
NPM
Kinerja Saham
EPS PBV
Definisi operasional peubah Pengungkapan informasi CSR diukur berdasarkan kriteria Global Reporting Initiatives (GRI). Pendekatan menghitung pengungkapan CSR adalah pendekatan dikotomi. Menurut Haniffa (2005), rumus perhitungan CSRI adalah : ∑ 𝑋𝑖𝑗 𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗 = 𝑛𝑗 Keterangan: CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j nj : jumlah item untuk perusahaan j Xij : dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan Dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1 Perhitungan rasio Debt to Equity Ratio (www.idx.go.id) adalah : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 DER = 𝑥 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 Perhitungan rasio Debt to Assets Ratio (www.idx.go.id) adalah : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 DAR = 𝑥 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 Perhitungan rasio Return on Assets Ratio adalah Laba ROA = 𝑥 100% Total Assets Perhitungan rasio Return on Equity Ratio adalah : Laba ROE = 𝑥 100% Total Equity Perhitungan rasio NPM adalah : laba NPM = 𝑥 100% penjualan EPS dihitung dengan rumus berikut: 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ EPS = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 Perhitungan rasio PBV adalah : Harga saham PBV = Harga buku
Sumber : Bursa Efek Indonesia dan Haniffa (2005) Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data kuantitatif dari beberapa perusahaan pada indeks saham LQ45. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan, dan telah dipublikasikan seperti melalui internet. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2013.
17
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang masuk ke dalam indeks saham LQ45 pada periode 2009-2013. Periode ini dipilih karena merupakan periode terbaru untuk memprediksi pengambilan keputusan oleh investor secara cepat dan tepat. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli sampai September 2014. Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal/kesimpulan sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh nyata terhadap Kinerja Finansial (KF) perusahaan sampel penelitian. H2 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh nyata terhadap Kinerja Saham (KS) perusahaan sampel penelitian. H3 : Kinerja Finansial (KF) berpengaruh nyata terhadap Kinerja Saham (KS) perusahaan sampel penelitian. Kerangka model awal struktur SEM penelitian yang akan menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan konfirmasi model, dapat dilihat pada Gambar 5.
Keterangan Variabel Laten Variabel Indikator Mempengaruhi Loading Faktor
Gambar 5 Model awal penelitian SEM
18
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sampel Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini menganalisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan yang masuk ke dalam Indeks Saham LQ45 dengan menggunakan SEM. Penelitian ini menggunakan data laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahun 2013 dari 32 perusahaan sampel. Perusahaan yang termasuk dalam penelitian adalah perusahaan yang masuk ke dalam Indeks Saham LQ45 pada periode 2009-2013. Perusahaan yang masuk ke dalam Indeks Saham LQ45 berasal dari sektor usaha yang berbeda. Berikut distribusi perusahaan sampel berdasarkan sektor usaha pada Tabel 3 di bawah ini : Tabel 3 Distribusi perusahaan sampel berdasarkan sektor usaha No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sektor Usaha Pertanian Pertambangan Industri Dasar Aneka Industri Barang Konsumsi Properti Infrastruktur Perbankan dan Keuangan Perdagangan dan Jasa Manufaktur Jumlah
Jumlah 3 8 1 1 5 3 4 5 1 1 32
Persentase 9,38 25,00 3,13 3,13 15,63 9,38 12,50 15,63 3,13 3,13 100
Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah) Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa perusahaan dari sektor pertambangan merupakan sektor usaha yang paling dominan masuk ke dalam Indeks Saham LQ45 selama periode 2009-2013 yaitu sebanyak 25 persen. Selanjutnya diikuti sektor perbankan dan keuangan (15,63 %) serta sektor barang konsumsi (15,63 %). Hasil Perhitungan Kinerja Finansial dan Kinerja Saham Perusahaan Penelitian ini menganalisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang dimaksud dapat dilihat dari kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan. Analisis kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan dilakukan dengan melihat indikator kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan berdasarkan laporan keuangan tahun 2013. Seperti yang terlihat pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat dua perusahaan yang memperoleh DAR di atas 1 yaitu BUMI (1,04) dan UNVR (1,21) yang merupakan perusahan yang memiliki DAR terbesar. Hal ini berarti total hutang Unilever dibandingkan dengan aset terbesar dibanding seluruh perusahaan sampel. Sedangkan nilai DAR paling kecil terdapat pada perusahaan KLBF (0,04).
19
Tabel 4 Perhitungan DAR, DER, ROA, ROE, NPM, PBV dan EPS tahun 2013 Kode Emiten
DAR
DER
ROE ROA
NPM
PBV
Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
0.31
0.46
18.53 12.72
15.01
4.26 1,143.93
Adaro Energy Tbk (ADRO)
0.53
1.11
7.18
3.40
6.98
0.96
88.70
Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
0.41
0.71
3.20
1.87
3.63
0.82
42.98
Astra International Tbk (ASII)
0.50
1.02
21.00 10.42
11.50
2.79
479.63
Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
0.63
1.71
16.68
6.17
24.15
1.88
44.62
Bank Central Asia Tbk (BBCA)
0.87
6.76
22.29
2.87
41.59
4.00
578.13
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
0.88
7.11
19.00
2.34
34.24
1.78
485.52
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
0.87
6.89
26.29
3.41
35.91
2.78
865.22
Bank Danamon Tbk (BDMN)
0.83
4.84
13.18
2.26
20.66
1.36
421.68
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
0.88
7.26
21.21
2.57
37.50
2.19
780.16
Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
0.41
0.68
21.66 12.87
50.61
1.76
153.82
Bumi Resources Tbk (BUMI)
1.04 (24.12) 217.89 (9.42) (18.61) (29.54) (359.72)
Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
0.37
0.58
XL Axiata Tbk (EXCL)
0.62
1.63
6.75
Gudang Garam Tbk (GGRM)
0.42
0.73
14.90
Harum Energy Tbk (HRUM)
0.18
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
25.41 16.08
EPS
9.85
5.75
154.34
2.56
4.86
2.92
121.02
8.63
7.91
2.85 2,249.76
0.22
12.55 10.32
5.92
1.62
189.92
0.38
0.60
16.85 10.51
8.91
4.62
381.63
Vale Indonesia Tbk (INCO)
0.25
0.33
2.25
1.69
4.19
1.30
47.73
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
0.51
1.04
8.90
4.38
5.92
1.50
285.16
Indika Energy Tbk (INDY)
0.61
1.58
(0.74) (0.29)
(1.17)
0.27
(34.70)
Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
0.14
0.16
21.81 18.84
26.82
3.41 1,361.02
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
0.31
0.44
23.91 16.56
10.58
2.73
942.68
Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
0.62
1.61
11.39
4.36
12.02
3.09
196.52
Kalbe Farma Tbk (KLBF)
0.04
0.05
23.18 17.41
12.31
7.40
37.80
Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
0.55
1.21
11.23
5.09
23.89
1.52
53.22
PP London Sumatera Tbk (LSIP)
0.17
0.21
11.62
9.64
18.59
2.10
112.78
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
0.37
0.60
32.78 20.49
29.78
3.73
435.56
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)
0.35
0.55
24.55 15.88
16.54
3.52
792.55
Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
0.29
0.41
24.56 17.39
21.85
4.24
905.37
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
0.39
0.65
26.21 15.86
24.46
2.98
140.92
United Tractors Tbk (UNTR)
0.38
0.61
13.46
Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
1.21
2.14 125.81 71.51
8.37
9.41
2.09 1,295.85
17.40 36.00
701.52
Sumber : Laporan keuangan perusahaan (diolah) Indikator DER dari seluruh perusahaan sampel terdapat satu perusahaan yang memiliki nilai DER negatif yaitu perusahaan BUMI (24,12). Jika dilihat dari nilai indikator dapat dikatakan bahwa ekuitas perusahaan Bumi Resources tidak dibiayai oleh hutang. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Jika dilihat dari seluruh nilai indikator yang dimiliki oleh perusahaan Bumi Resources diketahui bahwa laba bersih dan kinerja saham bernilai negatif. Hal ini berarti kinerja keuangan Bumi Resources dalam kondisi yang tidak baik. Sedangkan nilai
20
DER terbesar dimiliki oleh BMRI (7,26) yang artinya Bank Mandiri memiliki ketergantungan hutang yang paling besar untuk membiayai modalnya. Rasio profitabilitas pada indikator ROE, nilai terkecil ada pada perusahaan INDY (-0,74) yang berarti tingkat pengembalian atas modal pada perusahaan Indika Energy mengalami kerugian. Sedangkan ROE terbesar dimiliki oleh perusahaan BUMI (217,89) yang berarti tingkat pengembalian atas ekuitas Bumi Resources terbesar diantara perusahaan sampel. Hal ini dapat diakibatkan oleh tidak adanya hutang BUMI pada pihak luar (DER negatif). Tingkat pengembalian atas asset (ROA) terendah dimiliki oleh BUMI yang bernilai negatif (-9,42). ROA tertinggi terdapat pada perusahaan UNVR (71,51). Asset Unilever mampu memberikan tingkat pengembalian tertinggi. Laba bersih (NPM) terendah diperoleh oleh BUMI (-18,61) dan tertinggi diraih oleh BSDE (50,61). Kemampuan manajemen Bumi Serpong Damai dalam mencetak laba bersih yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor dalam memutuskan berinvestasi pada perusahaan ini. Sebagai perusahaan properti, Bumi Serpong Damai juga sebaiknya meningkatkan image perusahaan dengan melaksanakan CSR dan mengungkapkan CSR yang telah dilakukan ke dalam laporan tahunan perusahaan. PBV bernilai negatif pada BUMI (-29,54), hal ini berarti harga pasar saham terhadap nilai buku saham sangat kecil. PBV tertinggi terdapat pada perusahaan CPIN (5,75) yang menggambarkan bahwa harga pasar saham terhadap nilai buku saham Charoen Pokphand Indonesia paling tinggi dari seluruh perusahaan indeks LQ45 yang masuk pada periode 2009-2013. PBV yang tinggi menggambarkan kinerja finansial yang baik bagi perusahaan. Kinerja saham yang ditunjukkan oleh indikator Earning Per Share (EPS) terendah diperoleh oleh BUMI (-359,72). Hal ini berarti kinerja saham BUMI sangat buruk. Hal ini disebabkan oleh kerugian yang dialami oleh perusahaan tersebut pada tahun 2013 (NPM negatif). Kinerja saham terbesar dicapai oleh GGRM (2249,76). Hal ini berarti kemampuan perusahaan Gudang Garam paling baik dalam meningkatkan kinerja sahamnya. Kinerja saham yang baik akan mendorong minat investor untuk berinvestasi. Analisa Model Awal Penelitian ini menggunakan metode analisis Struktural Equation Modeling (SEM) dengan software Smart PLS versi 3.0 dalam menganalisis model hubungan diantara peubah laten yaitu CSR, Kinerja Finansial (KF) dan Kinerja Saham (KS). Peubah laten tersebut memiliki indikator masing-masing. Peubah laten CSR memiliki enam indikator yaitu ekonomi, HAM, lingkungan, masyarakat, sosial dan tanggung jawab produk. Peubah laten KF menggunakan lima indikator yaitu DAR, DER, NPM, ROA dan ROE. Peubah laten KS memiliki dua indikator yaitu PBV dan EPS. Model hubungan antara peubah laten dan indikator pada penelitian ini ditunjukkan oleh model reflektif. Hasil SEM dapat dilihat pada Lampiran 2. Perbaikan model dilakukan dengan melihat koefisien peubah laten dengan indikatornya. Jika nilai loading factor di bawah 0,7 (Ghozali, 2008) harus dikeluarkan dari dari model. Analisis pada model awal (Gambar 6) dilakukan dengan mengeluarkan peubah yang memiliki nilai loading factor paling rendah dibandingkan peubah lainnya. Selanjutnya melakukan pengujian ulang. Tahap pertama dilakukan dengan mengeluarkan indikator ROE (-0,467) pada peubah
21
laten KF. Proses ini berlangsung satu persatu dengan mengeluarkan nilai loading factor di bawah 0,7 dari setiap model baru yang dihasilkan dari proses iterasi sebelumnya sampai ditemukan suatu model dimana tidak ada lagi nilai loading factor di bawah 0,7 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.
Sumber: Data primer diolah (2015) Gambar 6 Model awal diagram path SEM pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan Setelah melakukan tahap pengeluaran terhadap model awal maka terbentuk model akhir seperti pada Gambar 7. Hasil analisis model akhir (Gambar 7) menunjukan nilai loading factor pada peubah laten CSR adalah lingkungan (0,879), masyarakat (0,903) yang memiliki nilai lebih dari 0,7 (Ghozali, 2008). Hal tersebut menyatakan bahwa indikator tersebut valid dalam mengukur peubah laten. Artinya dapat dikatakan bahwa terlaksananya CSR yang baik ketika kedua indikator tersebut dapat dilakukan dengan optimal. Indikator masyarakat memiliki interelasi yang paling besar dalam merefleksikan variabel CSR dengan nilai loading factor 0,903. Perusahaan diharapkan selalu memperhatikan masyarakat di sekitar daerah operasionalnya.
Sumber: Data primer diolah (2015) Gambar 7 Model akhir diagram path SEM pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan dan kinerja saham perusahaan Perusahaan harus mampu melakukan pemberdayaan masyarakat dalam berbagai bidang diantaranya bidang kesehatan dan pendidikan. Program CSR bidang kesehatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk masyarakat sekitar adalah seperti pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara gratis, kegiatan
22
donor darah, bakti sosial, kegiatan olahraga dan pemberian sumbangan untuk penyediaan fasilitas kesehatan masyarakat sebagai bentuk kepedulian sosial pada masyarakat sekitar operasional perusahaan. Kesehatan masyarakat yang terjaga akan berdampak pada tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas bagi perusahaan. Selain itu, kegiatan CSR dalam bidang kesehatan ini juga akan memberikan citra positif untuk perusahaan. Selanjutnya pada indikator lingkungan yang juga merupakan indikator yang merefleksikan CSR. Jika dilihat dari jumlah sampel penelitian, perusahaan sektor pertambangan adalah sektor usaha yang paling dominan masuk ke dalam Indeks Saham LQ45. Sektor ini merupakan sektor yang menggunakan sumber daya alam dalam operasi usahanya sehingga sangat terkait dengan lingkungan. Perusahaan harus mampu menjaga lingkungan agar dapat memiliki citra yang baik, Program CSR yang diimplementasikan perusahaan pada indeks saham LQ45 di bidang lingkungan adalah dengan komitmen tinggi untuk menjalankan ketentuan yang diatur dalam undang-undang lingkungan nomor 32 tahun 2009. Undang-Undang tersebut menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan hidup dengan mengupayakan penggunaan sistem, teknologi, metode, peralatan, dan bahan-bahan yang memiliki dampak negatif minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan serta melakukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan dan pengendalian dampaknya. Hal ini dapat direalisasikan dengan program penanaman pohon di dalam maupun di luar daerah operasional perusahaan dengan tanaman yang mampu menyerap emisi gas rumah kaca, melakukan pengolahan limbah yang tepat, melakukan penanaman pohon guna menghindari banjir dan menjaga keseimbangan alam serta kegiatan lain yang dapat menjaga lingkungan sekitarnya Indikator yang valid mencerminkan peubah laten KF seperti pada Gambar 7 adalah ROA (1),000. ROA adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Perusahaan yang memiliki pengembalian atas aset yang tinggi mencerminkan kinerja finansial perusahaan yang baik. Investor menilai kinerja perusahaan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki. Sedangkan pada peubah laten KS, indikator PBV (bernilai 1) menunjukkan nilai yang valid dalam mencerminkan kinerja saham. Kinerja saham dapat dilihat dari return saham. PBV dapat memprediksi tingkat return saham. Semakin tinggi nilai PBV menunjukkan perusahaan semakin dipercaya artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi untuk memberikan return saham pada investor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Damayanti (2009) yang menyatakan bahwa rasio PBV memiliki hubungan yang nyata dengan return saham. Evaluasi Model Pengukuran Mode Reflektif Yamin dan Kurniawan (2011) mengatakan bahwa evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungan antar konstruk laten dengan indikatornya. Penelitian ini menggunakan model outer-reflective. Analisis model outerreflective dapat dilakukan dengan dua tahap, yaitu evaluasi terhadap convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity dapat dievaluasi dengan tiga tahap, yaitu validitas setiap indikator yang sudah dilakukan pada pembahasan
23
sebelumnya (melihat nilai loading factor), Average Variance Extracted/AVE. dan composite reliability (reliabilitas) atau reliabilitas konstruk. Tabel 5 menunjukkan nilai outer loading pada indikator lingkungan, masyarakat, ROA dan PBV memiliki nilai lebih dari 0,7 (Ghozali 2008). Artinya indikator-indikator tersebut memiliki hubungan yang valid dan baik sebagai indikator yang mengukur konstruknya. Pada peubah CSR, hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan secara berkelanjutan melakukan kegiatan yang terkait dengan lingkungan dan masyarakat. Kedua hal tersebut menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan sebagai bagian yang paling terkena dampak operasional perusahaan. Isu lingkungan dan masyarakat merupakan isu yang paling sensitif dalam mempengaruhi citra perusahaan. Tabel 5 Nilai outer loadings CSR 0,879 0,903
KF
Lingkungan Masyarakat ROA 1 PBV Sumber : Hasil olahan data dengan Smart PLS (2015)
KS
1
Pada peubah kinerja finansial, indikator ROA mampu menggambarkan kinerja finansial. Investor sangat mempertimbangkan ROA perusahaan dalam memutuskan berinvestasi pada sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja finansialnya terutama indikator tersebut. Pada peubah kinerja saham direfleksikan oleh indikator PBV. PBV ditunjukkan dalam perbandingan antara harga saham dan nilai bukunya. PBV digunakan untuk melihat kewajaran harga saham. Jika PBV rendah menunjukkan harga sahamnya murah. Tabel 6 Ringkasan model akhir AVE Composite Reliability Cronbach’s Alpha 0,741 0,794 0,885 CSR 1 1 1 KF 1 1 1 KS Sumber : Hasil olahan data dengan Smart PLS (2015)
R Square 0,002 0,695
Pengukuran validitas menggunakan AVE menggambarkan besarnya varian atau keragaman variabel manifes yang dapat dikandung oleh peubah laten. Dalam penelitian ini nilai AVE untuk masing-masing peubah dapat dilihat pada Tabel 6, nilai AVE peubah laten CSR sebesar 0,794, kinerja finansial 1 dan kinerja saham 1, dimana nilai tersebut sudah diatas nilai standar 0,5 yang artinya indikator valid. Sedangkan pengukuran validitas dengan menggunakan Composite Reliability (CR) digunakan untuk melihat internal consistency reliability. Nilai CR pada penelitian ini adalah CSR (0,885), KF (1) dan KS (1). Nilai tersebut telah di atas nilai standar 0,7. Hal ini dapat dikatakan adanya konsistensi pada variabel yang diukurnya. Selain CR, kriteria pengukuran untuk melihat internal consistency reliability adalah nilai Cronbach’s Alpha (CA). Standar CA dikatakan valid
24
adalah 0,7. Pada penelitian ini nilai CA peubah CSR (0,784), KF (1) dan KS (1) yang artinya terdapat konsitensi pada variabel yang diukur. Hasil penilaian standar nilai pada mode reflektif dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil penilaian kriteria dan nilai standar mode reflektif No Kriteria Penjelasan Standar Hasil Penilaian 1 Loading Kekuatan ≥ 0,7 Semua indikator Factor indikator memiliki loading dalam factor≥ 0,7 merefleksikan laten 2 Composite Konsistensi > 0,7 CSR = 0,841 reliability internal KF = 0,869 KS = 1 3 Cronbach’s Konsistensi > 0,7 CSR = 0,741 alpha internal KF = 1 KS = 1 4 Average Validitas > 0,5 CSR = 0,645 Variance konstruk KF = 0,689 Extracted KS = 1 Akar kuadrat Validitas AVE diskriminan
Lebih besar dari Semua nilai akar nilai korelasi antar kuadrat AVE dari variabel peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya 5 Cross Validitas Setiap indikator Semua indikator Loading diskriminan Memiliki loading CSR, KF dan KS lebih tinggi untuk memiliki korelasi setiap laten yang yang lebih besar diukur, pada laten sendiri dibandingkan daripada korelasi dengan indikator ke laten lainnya untuk laten lainnya Sumber : Hasil olahan data dengan Smart PLS dan standar penilaian (2015) Kriteria penilaian berikutnya adalah analisis validitas diskriminan kriteria cross loading yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Analisis validitas diskriminan kriteria cross loading CSR KF Lingkungan 0,070 0,879 Masyarakat -0,142 0,903 ROA -0,047 1,000 PBV -0,121 0,829 Sumber : Hasil olahan data dengan Smart PLS (2015)
KS -0,144 -0,076 0,829 1,000
25
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar jika dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk lainnya (Armien & Friedrich 2012). Hasil analisis yang disajikan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa korelasi indikator dengan masing-masing peubah latennya memiliki korelasi yang lebih tinggi dibandingkan korelasi dengan indikator pada peubah laten lainnya. Evaluasi Model Struktural Model struktural atau inner model menggambarkan hubungan yang ada diantara peubah laten. Dalam penelitian ini merupakan hubungan langsung antara CSR dan Kinerja Finansial (KF), CSR dan Kinerja Saham (KS) serta Kinerja Finansial (KF) dan Kinerja Saham (KS). Kriteria penilaian analisis model inner dengan nilai standar disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Nilai analisis model inner vs nilai standar Kriteria Penjelasan Standar R² dari Variabilitas Chin (1998) peubah konstruk endogen mengelompokkan laten yang dapat dijelaskan nilai R² sebesar endogen oleh variabilitas substansial (0,67), konstruk eksogen moderat (0,33) dan lemah (0,19) Estimasi Evaluasi terhadap Pengaruh nyata jika, koefisien nilai koefisien terdiri t statistik > t-tabel. path atas evaluasi besarnya Pada alpha 5 persen, nilai original sample nilai T-tabel adalah dan pengaruh nyata 1,96 dan p value < melalui bootstrap alpha 5 persen
Hasil penilaian R² untuk KF = 0,002 (lemah) R² untuk KS = 0,695 (substansial) Nilai t statistika: CSR->KF= 0,157 CSR->KS= 0,481 KF ->KS= 7,122 Nilai koefisien: CSR->KF= -0,047 CSR->KS= -0,083 KF ->KS= 0,826
Sumber : Hasil olahan data dengan Smart PLS (2015) Kriteria R-square (R2) dari peubah laten endogen menunjukkan seberapa besar keragaman peubah endogen yang dapat dijelaskan oleh peubah eksogen. Peubah endogen pada penelitian ini adalah kinerja finansial dan kinerja saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peubah endogen kinerja finansial dipengaruhi oleh peubah eksogen CSR dengan nilai R2 sebanyak 0,002. Hal tersebut dapat diartikan bahwa peubah kinerja finansial dapat dijelaskan oleh peubah CSR dengan keragaman 0,2 persen sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai R2 ini menurut Chin dalam Yamin dan Kurniawan (2011) dikategorikan ke dalam kelompok lemah. Nilai R2 yang rendah dapat diduga bahwa implementasi CSR yang dilakukan perusahaan belum sepenuhnya kesadaran dari internal stakeholder, akan tetapi masih sekedar trend dan informasi yang harus diungkapkan untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari laporan tahunan pada
26
pengungkapan CSR, perusahaan tidak secara lengkap dalam mengungkapkan CSR nya. Kategori yang diungkapkan sebatas isu yang sedang berkembang saat ini seperti ekonomi, lingkungan dan sumbangan kepada masyarakat sekitar yang terkena dampak. Selain itu diindikasikan bahwa perusahaan masih ragu dalam melaksanakan atau mengungkapkan CSR, karena berasumsi bahwa CSR dalam pelaksanaannya akan mengurangi laba dan dividen bagi pemegang saham dan menganggap CSR tidak mempengaruhi peningkatan kemampuan operasional perusahaan. Pada peubah kinerja saham yang dipengaruhi oleh CSR dan kinerja finansial menghasilkan nilai R2 sebesar 0,695, hal ini dapat diartikan bahwa peubah kinerja saham dapat dijelaskan oleh peubah CSR dan kinerja finansial dengan keragaman 69,5 persen sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai R-square ini tergolong subtansial artinya kinerja saham sangat dipengaruhi oleh pengungkapan informasi CSR dan kinerja finansial. Tabel 10 Nilai hasil bootstrap coefficient path Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standar Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
P Value
CSR -> KF
-0,047
0,031
0,299
0,157
0,875
CSR -> KS
-0,083
-0,122
0,172
0,481
0,631
KF -> KS
0,826
0,836
0,116
7,122
0,000
p value < 0,05; |t hitung|>|t tabel| nyata Sumber : Hasil olahan data dengan Smart PLS (2015) Hasil perhitungan data pada Tabel 10 menunjukkan nilai hasil bootstrap coefficient path dengan nilai p value < 0,05. Jika nilai [t hitung]> t-tabel (1,96) maka tolak H0 dan terima H1. Hasil pengolahan data pada penelitian ini menunjukkan bahwa t hitung CSR terhadap KF sebesar 0,157< t-tabel (1,96) maka terima H0 dan tolak H1. Pada hipotesis pertama dapat dikatakan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh nyata terhadap Kinerja Finansial perusahaan sampel penelitian. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Prieto et al (2014) yang menyatakan CSR memiliki pengaruh yang sangat baik dalam meningkatkan reputasi dan kinerja finansial perusahaan. Masyarakat akan merasakan kehadiran perusahaan dalam memperbaiki kehidupan ke arah yang positif jika pelaksanaan CSR tepat. Hal tersebut akan memperkuat reputasi yang baik dari pandangan konsumen dan kinerja finansial perusahaan akan meningkat. Hal ini juga dinyatakan oleh Donaldson dalam Kusuma (2013) yang mengatakan bahwa hubungan yang positif dengan stakeholder kunci (shareholder) yang akan dapat meningkatkan kinerja finansial perusahaan. Jika dilihat dari nilai koefisiennya pengaruh tersebut juga bersifat negatif (dapat dilihat dari nilai original sample pada Tabel 10) yaitu sebesar -0,047. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pengungkapan CSR tidak mampu meningkatkan kinerja finansial perusahaan sampel penelitian. Hal ini diduga karena adanya over investasi dan juga pelaksanaan CSR yang kurang pengawasan. Pernyataan ini didukung dengan pernyataan Prior et al (2008) yang mengatakan bahwa dengan adanya kelebihan investasi pada program CSR, maka laba yang
27
diperoleh perusahaan berkurang dan berpengaruh negatif terhadap kinerja finansial perusahaan. Selain itu, pelaksanaan CSR yang kurang pengawasan menyebabkan adanya penyalahgunaan dana yang digunakan untuk perilaku yang oportunis oleh para pelaksana program CSR tersebut. Hipotesis yang kedua, hasil pengujian pengaruh CSR terhadap kinerja saham menunjukkan [t hitung 0,481]
28
Implikasi Manajerial Hasil penelitian ini menunjukkan jika pengungkapan CSR tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial perusahaan sampel penelitian, dengan pengaruh yang juga bersifat negatif. Selanjutnya pengungkapan CSR juga tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja saham dan memiliki pengaruh positif. Hipotesis pertama dan kedua tidak terbukti pada penelitian ini. Hasil penelitian terhadap kedua hipotesis tersebut juga tidak sesuai dengan teori. Hal ini mengindikasikan jika kegiatan CSR perusahaan tidak mampu membuat kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan sampel penelitian meningkat dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan langkah bagi perusahaan sampel penelitian untuk memperbaiki cara pengungkapan CSR menjadi lebih jelas sesuai dengan standar Global Reporting Initiative (GRI). Pelaksanaan CSR sebaiknya dilakukan perusahaan dengan rasa tanggungjawab penuh kepada masyarakat sekitar sebagai bagian dari pihak yang terkena dampak secara langsung atas operasional perusahaan. CSR merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan, bukan sekedar untuk promosi dan kewajiban. Demikian juga dengan pengungkapan CSR pada laporan keuangan harus dilakukan secara kesadaran penuh dan tidak hanya bersifat sukarela serta sebaiknya diatur dalam UU agar seluruh perusahaan memiliki standar yang sama. Sehingga dampak dari pengungkapan CSR dalam laporan tahunan oleh perusahaan lebih terlihat pada kinerja finansial dan kinerja saham perusahaan. Dengan demikian investor akan memiliki standar acuan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang mengungkapkan CSR sesuai standar. Pengungkapan CSR harus terbuka yang berarti dalam pengungkapannya harus secara rinci tidak hanya secara uraian singkat di dalam laporan tahunan perusahaan agar investor dan masyarakat memberikan apresiasinya pada kegiatan CSR perusahaan. Jika citra perusahaan telah positif dibenak konsumen maka akan berdampak pada peningkatan penjualan produk atau jasa yang nantinya akan meningkatkan profitabilitas dan nilai saham perusahaan. Selain itu, pengungkapan CSR yang tepat dan benar juga berarti perusahaan telah melakukan tata kelola dengan baik (Good Corporate Governance). Hal ini karena pengungkapan CSR nerupakan salah satu perwujudan dari GCG. Perusahaan yang melaksanakan GCG yang tepat akan memiliki citra positif untuk stakeholder dan shareholder. Hal ini juga akan berdampak pada peningkatan profitabilitas dan permintaan terhadap saham perusahaan juga akan meningkat, sehingga akan meningkatkan nilai saham perusahaan. Hasil penelitian pada hipotesis ketiga menyatakan peubah kinerja finansial berpengaruh nyata terhadap kinerja saham dan memiliki pengaruh yang bersifat positif. Hasil penelitian sesuai dengan hipotesis ketiga dan juga sesuai dengan teori. Manajemen perusahaan bertanggungjawab penuh dalam meningkatkan kinerja finansial perusahaan sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai laba yang setinggi-tingginya akan tercapai. Jika perusahaan mampu meningkatkan kinerja finansial maka kinerja saham akan meningkat juga dikarenakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya kepada perusahaan yang mampu memberikan capital gain yang tinggi. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa
29
indikator ROA menjadi indikator yang harus mendapat perhatian penuh dalam meningkatkan kinerja finansial perusahaan. Hasil penelitian yang tidak sesuai dengan hipotesis pertama dan kedua serta bertentangan dengan teori ataupun dengan beberapa penelitian terdahulu, dikarenakan faktor keterbatasan penelitian ini yang hanya menggunakan laporan tahunan jangka waktu selama satu tahun, dimana jika dihitung dengan jangka waktu yang lebih panjang memungkinkan hasil yang diperoleh dapat berbeda. Seperti pada penelitian Hidayansyah (2014), menemukan jika pengungkapan CSR berpengaruh nyata terhadap kinerja finansial perusahaan walaupun memiliki hubungan yang bersifat negatif, sehingga perusahaan harus dilibatkan secara konsisten dalam praktik CSR, karena CSR memiliki dampak nyata pada peningkatan kinerja finansial perusahaan.
5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kinerja finansial pada perusahaan yang diteliti dengan nilai koefisien yang memiliki hubungan negatif. Hal ini menunjukkan kegiatan CSR memiliki pengaruh tetapi tidak dapat mampu meningkatkan kinerja finansial perusahaan atau membuat kinerja finansial perusahaan lebih baik. Pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap kinerja saham pada perusahaan yang diteliti dan memiliki hubungan yang bersifat negatif dengan kinerja saham yang artinya pengungkapan CSR tidak akan meningkatkan kinerja saham perusahaan. Hal ini mengindikasikan jika investor dalam membeli saham pada perusahaan yang masuk ke dalam Indeks Saham LQ45 tidak meletakkan prioritas penilaian pada aspek CSR dalam pengambilan keputusan investasinya. Hal ini dimungkinkan Indeks Saham LQ45 merupakan indeks saham yang memang telah diakui memiliki kapitalisasi pasar yang cukup baik. Sedangkan kinerja finansial berpengaruh nyata terhadap kinerja saham pada perusahaan yang diteliti yang memiliki hubungan bersifat positif. Hal ini menunjukkan jika kondisi kinerja finansial perusahaan berpengaruh terhadap keputusan investor dalam membeli saham perusahaan. Dari hasil penelitian mengindikasikan jika kondisi kinerja saham dan keputusan investor dalam berinvestasi melalui pembelian saham secara nyata terpengaruh dari kinerja finansial perusahaan. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka peneliti menyarankan agar manajemen perusahaan diharapkan lebih terbuka dan lebih jelas dalam mengungkapkan kegiatan CSR pada laporan tahunannya. Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan diharapkan lebih terperinci dalam menjelaskan kegiatan dan program CSR yang telah dilakukan selama periode satu tahun, bukan sekedar gambaran dalam uraian singkat yang hanya dijelaskan dalam beberapa
30
paragraf. Pengungkapan CSR perusahaan di Indonesia sebaiknya mengikuti standar yang telah ditetapkan Global Reporting Initiative (GRI) yang telah dijadikan dasar pengungkapan CSR di dunia internasional. Hal ini akan meningkatkan nilai jual perusahaan Indonesia di mata investor asing. Pengungkapan CSR seharusnya mengacu pada standar GRI yang dibuat bab tersendiri dalam laporan tahunan dan diuraikan secara rinci, lengkap dan jelas, sehingga memudahkan setiap pihak baik investor, masyarakat maupun pemerintah untuk memahami laporan CSR mengingat pengungkapan CSR bisa menjadi salah satu alat komunikasi dengan seluruh pihak yang terkait (stakeholder). Hal ini juga bermanfaat bagi pemerintah yang bertugas menetapkan peraturan dalam melakukan kontrol terhadap tanggungjawab sosial yang seharusnya dilakukan perusahaan. Perlu adanya peraturan yang mewajibkan perusahaan melakukan pengungkapan program CSR sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam peraturan tersebut sehingga pengungkapan CSR oleh perusahaan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan juga dapat meningkatkan kinerja finansial perusahaan dalam jangka panjang. Bagi para investor sebaiknya terlebih dahulu melihat bagaimana kinerja finansial dan kinerja saham yang mampu dihasilkan sebelum melakukan investasi karena melihat kondisi keuangan perusahaan dan hubungan perusahaan dengan lingkungan dan masyarakat penting untuk melihat bagaimana sebenarnya prospek keberlanjutan perusahaan dimasa mendatang. Indikator ROA merupakan indikator yang sangat mencerminkan kinerja finansial perusahaan, dalam hal ini perusahaan harus meninjau ulang terkait dengan komponen pengembalian atas aset perusahaan serta dana CSR, juga mengontrol kinerja para manajernya melalui pengawasan internal yang memberi wewenang pada CEO untuk mengawasi kinerja manajernya, sehingga tingkat pengembalian yang tidak sesuai terhadap modal, hutang dan aset yang telah diinvestasikan pada kegiatan perusahaan dapat diperbaiki agar perusahaan memiliki kemampuan penambahan nilai ekonomi pada perusahaan secara optimal. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperhatikan penggunaan peubah dan indikator yang lebih banyak dalam melihat pengaruh pengungkapan CSR seperti karakteristik perusahaan dan Earnings Response Coefficient (ERC). Selain itu peneliti juga menyarankan sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan data laporan keuangan yang lebih panjang sehingga dapat menggambarkan kondisi perusahaan dalam jangka panjang. Penulis juga menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode PCA dalam menentukan nilai indikator pengungkapan CSR pada masing-masing perusahaan sampel penelitian.
31
DAFTAR PUSTAKA Anwar S, Haerani S, Pagalung G. 2010. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Harga Saham. Barus, R & Maksum, A. 2011. Analisis Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya terhadap Harga Saham. Seminar Nasional Kontribusi Dunia Pendidikan Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi dalam Penguatan Perekonomian Bangsa. BEI. 2014. IDX LQ45 Februari 2014. [Internet]. [diunduh 2014 April 25]. Tersedia pada : http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Publication/LQ45. Brigham EF, Houston JF. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Cadbury A.1992. The Financial Aspects Of Corporate Governance. The Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance and Gee and Co. Ltd [Intenet]. http://www.ecgi.org/codes/documents/cadbury.pdf [diakses tanggal 2 April 2014]. Cahyaningsih. 2011. The effect of leverage, price-to-book-value, and size withcorporate social responsibility disclosure as an intervening variable. The2nd International Research Symposium in Service Management. Yogyakarta , Indonesia, 26 – 30 July 2011. Damayanti. Giantari. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Potensio Vo. 11 No. 1 Juli 2009. STIE.YPPI Rembang. Damodaran, A. 2002. Investment Valuation, Tools, and Technic for Determiningthe Value of Any Asset. Singapore. John Willey & Sons, Inc. Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS). Semarang. Badan Penerbit Undip. Global Reporting Initiative. 2014. GRI G4 [Internet]. [diunduh 2014 Juni 15]. Tersedia pada : https://www.globalreporting.org/standards/g4. Gray, R. Javad, M. David, M & Sinclair, C. Donald. 2001. Social and Environmental Disclosure and Corporate Characteristic : A Research Note and Extension. Journal of Business Finance and Accounting. Vol. 28 No. 3 : 327-356. Hair, J.F. Ringle, C.M & Sarstedt, M. (2011) PLS-SEM: indeed a silver bullet. Journal of Marketing Theory and Practice, vol. 19, no. 2 (spring 2011), pp. 139–151. © 2011 M.E. Sharpe, In. Hamdani, Mailani. 2013. Analisis Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap KinerjaKeuangan Dan Harga Saham Pada Perusahaan LQ45. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Haniffa, R.M. dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of culture and Governance on Corporate Social Reporting. Journal of Accounting and Public Policy 24. [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://econpapers.repec.org/ article/eeejappol/default24.htm. Hidayansyah, Putri Fika. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Dan Harga Saham Pada
32
Perusahaan Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Laporan Keuangan. [Internet] [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://www.iaiglobal.or.id. Jo H, Harjoto MA. 2012. The Causal Effect of Corporate Governance on Corporate Social Responsibility. Journal Business and Ethics [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://search.proquest.com/docview/920114334/14162F1EAB39189E6A/3 ?accountid=32819. Munawir S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta (ID): Liberty Yogyakarta. NCSR. 2014. Report of The Judges 2011. [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://www.ncsr-id.org/wpcontent/uploads/2012/01/Report-of-the-Judges-2011.pdf. Otorisasi Jasa Keuangan. 2014. Statistik Pasar Modal. [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://www.ojk.go.id/data-statistik-pasar-modal. O’Rourke, D. 2004. Opportunities and obstacles in CSR reporting in developing countries. Corporate Social Responsibility Practice for World Bank Group. University of California, Berkeley, CA. Putra, Rasmini dan Astika. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility Pada Price To Book Value Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. Bali. Universitas Udayana. Putra A Geovanni. 2013. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 20092011). Priote C Leon, Phipps Simone T, Addae Y Isaac. 2014. Is Wal-Mart A Social Enterprise? An Exploration Of The Relationship Between Corporate Reputation, Corporate Social Responsibility & Financial Performance. Academy of Strategic Management Journal, Volume 13, Number 2. Report on the Observance of Standards and Codes on Corporate Governance (ROSC GG). 2013. [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://www.bapepam.go.id/ Sayekti, Y. dan Wondabio, L. S. 2007. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi (26-28 Juli 2007). Program Ilmu Akuntansi FEUI. Simamora Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta. Salemba Empat. Sinkey. Joseft F. 1992. Commercial Bank Financial Management. New York. Macmillan Publishing Company. Tomas S dan Dzajuli A. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. 2014. UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada : http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/content_file/undangundang_no_19_ tahun_2003_tentang_badan_usaha_milik_negara.pdf.
33
UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2014. UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. [Internet]. [Diunduh 2014 April 1]. Tersedia pada :http://aria.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%20200 7%20Perseroan%20Terbatas.pdf. William. 2012. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Pedoman Global Reporting Initiative Terhadap Nilai Perusahaan. Jakarta. Universitas Indonesia. Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. Structural Equation Modeling (belajar lebih mudah teknik analisis data kuesioner dengan Lisrel – PLS). Jakarta. Salemba Infotek. ______________________________ . 2011. Generasi Baru Mengolah Data dengan Partial Least Square Path Modeling. Jakarta. Salemba Infotek.
LAMPIRAN
34
Lampiran 1 Ringkasan hasil penelitian terdahulu Peneliti Sayekti dan Wandabiyo (2007)
Judul Metode Penelitian Pengaruh CSR Disclosure Metode Analisis Terhadap Earning Regresi dengan Response OLS Coefficient
Hasil penelitian Tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC.
Cahyaningsih (2011)
The effect of leverage, Analisis Berganda price-to-book-value, and size with corporate social responsibility disclosure as an intervening variable
CSR tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara PBV dan ERC, namun rasio PBV terbukti memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
Regresi Pengungkapan
Pengaruh Pengungkapan Analisis korelasi Adanya pengaruh yang Corporate Social dan Regresi positif dan signifikan Responsibility Berganda dari besarnya skor Berdasarkan Pedoman Menggunakan pengungkapan CSR Global Reporting Instrumen SPSS perusahaan Initiative Terhadap Nilai 19dengan secarakeseluruhan Perusahaan melakukan Uji terhadap nilai asumsi klasik dan uji hipotesis. perusahaan Pengungkapan CSR dimensi ekonomi merupakan dimensi yang paling berpengaruh secara positif dan signifikan Putra, Rasmini Pengaruh Corporate Analisis faktor dan Pengungkapan CSR dan Astika Social Responsibility analisis regresi berpengaruh pada PBV (2012) Pada Price To Book moderasi perusahaan. Value Dengan Corporate CG tidak berpengaruh Governance Sebagai pada PBV perusahaan. Variabel Moderasi CG berpengaruh pada hubungan pengungkapan CSR dengan PBV perusahaan Mailani Analisis Hubungan Menggunakan Pengungkapan CSR di Hamdani Pengungkapan Corporate Instrumen dalam laporan tahunan (2013) Social Responsibility Structural Equation berhubungan signifikan (CSR) Terhadap Kinerja Modeling (SEM) terhadap kinerja Keuangan Dan Harga dan tool SMART keuangan perusahaan Saham Pada Perusahaan PLS dan software yang direfleksikan oleh LQ45 Microsoft Excel indikator current ratio. Pengungkapan CSR berhubungan signifikan William (2012)
35 Lanjutan Lampiran 1. terhadap harga saham. Kinerja keuangan perusahaan berhubungan signifikan terhadap harga saham. Putri Fika Hidayansyah (2014)
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham pada Perusahaan Sektor Properti di Bursa Efek Indonesia
Menggunakan Pengungkapan CSR Instrumen berpengaruh nyata Structural Equation terhadap kinerja Modeling (SEM) finansial perusahaan dan tool SMART PLS dan software Pengungkapan CSR tidak berpengaruh Microsoft Excel
nyata terhadap harga saham Kinerja finansial perusahaan tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham
36
Lampiran 2 Hasil SEM SmartPLS 3.0
Gambar Model awal pengolahan data smartPLS
37
Gambar Model akhir pengolahan data smartPLS
Gambar Bootstrapping data smartPLS Cross loading CSR Lingkungan Masyarakat ROA PBV
KF
KS 0,070 -0,142 1,000 0,829
0,879 0,903 -0,047 -0,121
-0,144 -0,076 0,829 1,000
Ringkasan
CSR KF KS
AVE 0,794 1 1
Composite Reliability 0,885 1 1
Cronbach’s Alpha 0,741 1 1
R Square 0,002 0,695
Path coefficients Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standar Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
P Value
CSR -> KF
-0,047
0,031
0,299
0,157
0,875
CSR -> KS
-0,083
-0,122
0,172
0,481
0,631
KF -> KS
0,826
0,836
0,116
7,122
0,000
38
Lampiran 3 Standar Global Reporting Initiative (GRI) G4 Indikator Kinerja Ekonomi Aspek : Kinerja Ekonomi EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah. EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi. EC3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti. EC4 Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah. Aspek : Kehadiran Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut gender dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya dampak Aspek : Praktek Pengadaan EC9 Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang signifikan Indikator Kinerja Lingkungan Aspek : Material EN1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume EN2 Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang Aspek : Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi EN4 Konsumsi energi diluar organisasi EN5 Intensitas energi EN6 Jumlah pengurangan konsumsi energi yang dicapai yang merupakan hasil langsung dari inisiatif konservasi dan efisiensi, dalam satuan joule atau kelipatannya. EN7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa Aspek : Air EN8 Total pengambilan air per sumber EN9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan
39
EN10
Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang
Aspek : Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) EN11 Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi (dilindungi) atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi EN12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi) EN13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat EN14 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerahdaerah yang terkena dampak operasi Aspek : Emisi EN15 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat EN16 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat EN17 Emisi gas rumah kaca (grk) tidak langsung lainnya (cakupan 3) EN18 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci berdasarkan berat EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO) EN21 NOx, SOx, dan emisi udara signifikan lainnya Aspek : Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi basel 2 Lampiran i, ii, iii, dan viii yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah, dan persentase Limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari air buangan danLimpasan dari organisasi Aspek : Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk dan jasa EN28 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarikmenurut kategori.
40
Aspek : Kepatuhan EN29 Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan. Aspek : Pengangkutan/Transportasi EN30 Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan. Aspek : Lain-lain EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis Aspek : Asesmen pemasok atas lingkungan EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil Aspek : Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi Indikator Kinerja Sosial Sub-kategori praktik tenagakerjaan dan kenyamanan bekerja Aspek : Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purna waktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender Aspek : Hubungan Industrial LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama Aspek : Kesehatan dan Keselamatan Kerja LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal manajemen pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran programKesehatan dan keselamatan kerja LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut daerah dan gender
41
LA7 LA8
Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan Serikat pekerja
Aspek : Pelatihan dan Pendidikan LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan menurut kategori karyawan LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti LA11 Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan Aspek : Keberagaman dan Kesetaraan Peluang LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori karyawanMenurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan indicator Keberagaman lainnya Aspek: Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurutKategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan Aspek : Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik ketenagakerjaan LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil Aspek : Mekanisme pengaduan masalah ketenagakerjaan LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi Sub-kategori Hak Asasi Manusia Aspek : Investasi HR1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia. HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasiManusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi,Termasuk persentase karyawan yang dilatih Aspek : Non-diskriminasi HR3 Jumlah kasus diskriminasi diambil/dilakukan.
yang terjadi dan tindakan
yang
42
Aspek : Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama HR4 Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko tinggi melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian kerja Bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut Aspek : Pekerja Anak HR5 Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkahlangkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak. Aspek : Kerja Paksa dan Kerja Wajib HR6 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa atau kerja wajib, dan langkahlangkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib. Aspek : Praktek/Tindakan Pengamanan HR7 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi Aspek : Hak Adat HR8 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil. Aspek : Asesmen HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi manusia Aspek : Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil Aspek : Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal Sub-kategori Masyarakat Aspek : Masyarakat Lokal S01 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang diterapkan S02 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal
43
Aspek : Anti-Korupsi S03 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi S04 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur antikorupsi S05 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil Aspek : Kebijakan Publik S06 Nilai total kontribusi penerima/penerima manfaat
politik
berdasarkan
negara
dan
Aspek : Anti persaingan S07 Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya Aspek : Kepatuhan S08 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi nonmoneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan Aspek : Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak S09 terhadap masyarakat S010 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil Aspek : Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat S011 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan, ditangani,dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi Sub-kategori Tanggung Jawab Produk Aspek : Kesehatan dan Keamanan Pelanggan PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil Aspek : Pelabelan Produk dan Jasa PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan informasi sejenis PR4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil.
44
PR5
Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan
Aspek : Komunikasi Pemasaran PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan PR7 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil Aspek : Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan Aspek : Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa
45
Lampiran 4 Daftar Istilah Annual Report (Laporan Tahunan) Suatu laporan resmi mengenai keadaan keuangan emiten dalam jangka waktu 1 tahun. Termasuk di dalam laporan ini antara lain Neraca Perusahaan, Laporan Laba/Rugi dan Neraca Arus Kas. Laporan ini harus disampaikan kepada para pemegang saham untuk disetujui di dalam RUPS untuk selanjutnya disahkan sebagai laporan tahunan resmi perusahaan. Bursa Efek Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka. Bursa Efek Indonesia (BEI) Perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Corporate Social Responsibility (CSR) Bentuk kerjasama perusahaan dengan karyawan dan masyarakat berlandaskan suatu komitmen untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan CSR Disclosure Suatu proses penyediaan informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar socialaccountability, yang mana secara khas tindakan ini dapat dipertanggungjawabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun dalam bentuk iklan-iklan yang berorientasi sosial Debt to Equity Ratio (rasio utang atas modal) Rasio ini sering disebut dengan istilah Rasio Leverage, menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan demikian dapat dilihat struktur risiko tidak tertagihnya hutang. Semakin kecil angka rasio ini semakin baik, yang dapat dihitung dengan rumus: Total Utang /Total Ekuitas Dividen Bagian laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi (dan dishkan oleh rapat pemegang saham) untuk dibagikan kepada pemegang saham. Pembayarannya diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku pada jenis saham yang ada. Earning per Share/EPS (laba per saham) Bagian proporsional dan laba perusahaan yang dapat diklaim oleh setiap lembar saham biasa yang sedang beredar, yang dihitung dengan membagi laba setelah
46
pajak sesudah pembayaran dividen saham preferen dengan rata-rata saham biasa yang sedang beredar selama periode tersebut. Equity (ekuitas) Klaim kepemilikan yang tercatat dari pemegang saham biasa dan preferen pada suatu perusahaan sebagaimana tercermin dalam neraca; juga dihasilkan dari total aktiva yang lebih rendah dari semua kewajiban. Indeks Harga Saham Indeks harga saham yang menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Indeks LQ45 Indeks atas 45 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil likuiditas dan nilai kapitalisasi pasar sebagai tolok ukur. Laporan Keuangan Laporan yang berisi informasi keuangan perusahaan yang terdiri dari komponenkomponen Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Nilai Kapitalisasi Saham Hasil perkalian antara jumlah saham yang akan dicatatkan dengan harga saham perdana untuk perusahaan yang melakukan penawaran umum atau harga saham di Bursa untuk Perusahaan Tercatat. Price Earning Ratio (PER) Rasio antara harga saham dibandingkan dengan keuntungan perusahaan yang dapat didistribusikan untuk setiap saham yang dimiliki (EPS). Profitability Ratio (rasio kemampulabaan atau rentabilitas) Menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan kemampuan dan sumber yang dimiliki. Return on Equity/ROE (pengembalian atas kekayaan bersih) Hubungan laba tahunan setelah pajak terhadap ekuitas pemegang saham yang tercatat. Rasio ini digunakan sebagai ukuran efektivitas dana pemegang saham yang telah diinvestasikan. Sustainability (keberlanjutan) Sebuah pendekatan terpadu terhadap kinerja perusahaan di bidang lingkungan, sosial dan ekonomi karena ketiga aspek tersebut saling terkait satu sama lain.
47
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Dalam Koto, 08 Agustus 1985 sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Ali Amran dan Ibu Nelfida Erna. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 19 Payakumbuh (1991-1997), pendidikan menengah pertama di MTsN Dangung-dangung (1997-2000) dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Guguk di Payakumbuh (2000-2003). Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Program Studi Manajemen Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian (Faperta) Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himpunan Profesi Mahasiswa Sosek Pertanian (MISETA), Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian (DPM Faperta), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Pertanian IPB serta pengurus DPW II Persatuan Mahasiswa SOSEK se-Indonesia (POPMASEPI). Penulis juga merupakan asisten dosen mata kuliah Ekonomi Umum selama 3 semester. Penulis memiliki pengalaman kerja di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk (2008-2010) dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (2010-sekarang). Saat ini penulis sedang menempuh pendidikan Pascasarjana Strata Dua (S2) di Departemen Ilmu Manajemen FEM IPB. Penulis juga mendapatkan beasiswa selama masa kuliah S1 diantaranya Beasiswa POM IPB, BRI dan Women International Club (WIC).