BAB II DASAR TEORI 2.1 Quality Control Definisi Kualitas : Menurut Garvin (1984) membagi definisi kualitas kedalam lima kategori ; transcendent, product-based, user-based, manufacturing-based, and valuebased. Untuk selanjutnya dia mengidetifikasi 8 batasan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan kualitas yaitu : performance, features, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics, dan perceived quality. Menurut Crosby (1979) ; Quality is conformance to requirements or specifications atau dapat diartikan kualitas adalah kesesuaian terhadap persyaratan atau spesifikasi. Menurut Juran (1974) ; Quality is fitness for use atau dapat diartikan kualitas adalah kecocokan atau kesesuain untuk penggunan. Quality Control adalah suatu aktivitas teknis yang rutin untuk mengukur dan mengontrol kualitas proses pembuatan produk sampai produk tersebut jadi sesuai dengan standar ataupun ukuran yang telah ditentukan.
10
Quality Control system didesain menjadi ; 1. Menetapkan pengecekan yang konsisten dan rutin untuk menjamin integritas , kebenaran dan kelengkapan data. 2. Identifikasi dan pencatatan eror. 3. Dokumentasi dan pencatatan semua aktivitas quality control. Dimensi kualitas terdiri dari : 1. Performance, merupakan karakteristik utama dari sebuah produk. 2. Special features, merupakan karakteristik khusus. 3. Conformance, seberapa baik produk atau jasa diterima oleh konsumen. 4. Reliability, merupakan konsistensi dari performance. 5. Durability, merupakan ketahanan atau kehandalan dari sebuah produk atau jasa. 6. Perceived Quality, merupakan evaluasi tidak langsung dari sebuah kualitas seperti reputasi. 7. Service after sales, merupakan performance terhadap penanganan keluhan atau pengecekan kepuasan pelanggan. Hal yang paling menentukan dari sebuah kualitas adalah 1. Desain. 2. Seberapa baik kesesuain produk trerhadap desain. 3. Penggunaannya yang mudah. 4. Pelayanan purna jual.
11
Continuous improvement, merupakan sebuah proses untuk meningkatkatkan semua faktor yang berhubungan dengan proses perubahan input menjadi output secara terus menerus, dimana mencakup peralatan, metoda, material dan orang. Konsep dasar dari continuous improvement adalah bukan sesuatu yang baru. Tahapan proses continuous improvement terdiri dari : 1. Memilih proses untuk dilakukan improvement dan tentukan tujuan dari proses improvement tersebut. 2. Catat dan pelajari proses yang berlangsung saat ini. 3. Cari cara untuk improve pada proses tersebut. 4. Rancang sebuah proses improvement. 5. Implementasi hasil improvement. 6. Evaluasi aktivitas improvement. 7. Catat solusi improvement, komunikasikan pada lini yang berhubungan dan lakukan training untuk penerapan hasil improvement. Proses improvement memiliki beberapa tahapan, diantaranya : 1. Identifikasi masalah. 2. Penjelasan proses yang berlangsung saat ini. 3. Buat ide untuk proses improvement. 4. Buat tujuan yang akan dicapai dengan anggota tim. 5. Evaluasi dan monitoring hasil.
12
Tool-tool yang dipakai dalam proses improvement. 1. Pendekatan 5W2H Yaitu sebuah cara untuk pendekatan masalah dengan jalan membuat pertanyaan terhadap proses yang sudah berjalan yang bisa mengarahkan kenapa proses yang berjalan saat ini tidak berjalan dengan baik. 5W2H terdiri dari ; What, Why, Where, When, Who, How, How much. 2. Flowchart Merupakan sebuah visualisasi untuk mempresentasikan tahapan dari sebuah proses. 3. Check sheet Merupakan
sebuah
format
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mendokumentasikan dan mengorganisasi data dalam sebuah cara pengumpulan dan analisa data. Check sheet didesain untuk membantu pengguna dalam pengumpulan data. 4. Pareto Analysis Merupakan sebuah teknik untuk membantu mefokuskan perhatian pada area masalah yang paling penting atau tertinggi. Dengan diagram pareto kita bisa menghitung besar prosentase dari jumlah total kasus seperti jumlah reject, jumlah komplain, jumlah masalah, dan lain-lain. Basicnya adalah mengklasifikasi kasus menurut tingkatan kepentingannya dan fokus pada pengatasan untuk yang paling penting dan mengabaikan yang tidak penting. Konsep pareto menyatakan bahwa kira-kira 80 % dari masalah berasal dari 20% jumlah item. Diagram pareto
13
berguna untuk menyiapkan sebuah grafik yang memperlihatkan banyaknya kejadian berdasarkan kategori dan disusun berdarakan urutan frekuensi. 5. Brain storming Merupakan sebuah teknik yang digunakan dimana sejumlah orang berkumpul dan berbagi ide atau pendapat mengenai masalah yang terjadi, dalam suasana yang cukup rileks dan mendorong pengumpulan ide atau pemikiran yang tidak terbatas. Tujuannya untuk menghasilkan ide-ide bebas dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan penyebab, solusi dan cara untuk menerapkan solusi tersebut. 6. Control Chart Dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi masalah pada sebuah proses. Control chart merupakan sebuah alat bantu statistika yang digunakan untuk memonitor sebuah proses untuk menetukan sesuatu yang tidak random menyebabkan munculnya beberapa variasi. 7. Interviewing Merupakan sebuah teknik yang dipergunakan untuk mengidentifikasi masalah atau untuk mengumpulkan informasi mengnai sebuah masalah. Ide-ide untuk melakukan sebuah proses improvement bisa berasal dari kegiatan penelitian dan pengembangan, dari pelanggan, dari kompetitor, dan juga dari karyawan. 8. Quality circle Merupakan sebuah metoda yang dilakuakn perusahaan untuk melakukan proses improvement melaui jalan mendorong karyawan untuk membentuk sebuah
14
kelompok atau perorangan yang secara periodik membahas cara-cara bagaimana untuk meningkatkan atau improve proses dan juga produk. 9. Benchmarking Merupakan sebuah pendekatan yang dapat menyuntikan energi baru untuk menghasilkan sebuah improvement. Benchmarking merupakan sebuah proses pengukuran
performance
sebuah
organisasi
berdasarkan
key
costomer
requirement. Tahapan proses benchmarking : a. Identifikasi critical proses yang perlu dilakukan proses improvement. b. Identifikasi industri yang unggul dalam proses, cari yang terbaik. c. Hubungi organisasi yang melakukan benchmarking, kunjungi dan pelajari aktivitas benchmarking yang dilakukan. d. Analisa data. e. Perbaiki critical proses dalam organisasi tersebut. 10. Cause-and-Effect Diagrams Disebut juga diagram fishbone atau diagram Ishikawa. Cause-and-Effect Diagrams memberikan pendekatan penyelesaian masalah yang terstruktur. Diagram ini membantu dalam mengorganisasi upaya penyelesaian masalah dengan menyediakan beberapa pengelompokan kategori yang mungkin menjadi faktor penyebab masalah. Biasanya diperoleh melalui proses brainstorming.
15
11. Run Chart Dipergunakan untuk menampilkan data ketika proses pengukuran didata dalam periode tertentu. 12. Fail-Safe Methods Fail-Safe Methods dapat dipergunakan untuk improvement desain kualitas dan juga kualitas selama proses produksi. Fail-Safe Methods seperti kunci kombinasi dimana tidak akan terbuka sampai dimasukkan nomor yang benar.
2.2 General Proses Manufacturing Pengembangan teknologi baru dan permintaan pasar sangat mempengaruhi proses manufakturing. Hasilnya beberapa perubahan pada proses manufakturing dapat diamati, dan dapat dibagi kedalam 3 generasi (Mehrabi and Ulsoy, 1997; Mehrabi, Ulsoy, and Koren, 1998) : 1. Precomputer numerical control. 2. Computer numerical control (CNC). 3. Knowledge epochs Dalam generasi pre-CNC perhatiannya hanya pada peningkatan kecepatan produksi, permintaan variasi produk sedikit dan karakteristik pasarnya hanya untuk kompetisi lokal. Mass-production menggunakan desain line yang diperuntukan untuk part tertentu, menggunakan teknologi transfer line dengan alat yang fix dan otomatis. Tujuannya adalah menghasilkan biaya yang efektif hanya untuk part tertentu pada volume yang tinggi sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
16
Penekanan pada biaya produksi yang efektif, didapatkan dengan fokus pada pengembangan kualitas produk di generasi CNC. Proses manufaktur secara dramatis telah dipengaruhi oleh penemuan mesin CNC dimana dapat memberikan control yang akurat dan artinya kualitas yang lebih baik. Tahapan proses manufakturing mold terdiri dari : 1. Desain konstruksi mold. 2. Proses pembuatan toolpath atau program permesinan. 3. Proses Milling. 4. Proses EDM. 5. Proses setting molding termasuk didalamnya proses trial. 6. Proses Quality Control.
2.3 Pemograman Pada awalnya bahasa komputer yang digunakan masih menggunakan bahasa mesin yang hanya mengenal angka 0 dan 1. kemudian bahasa mesin tersebut disederhanakan menjadi bahasa yang lebih bisa dipahami dengan menghadirkan statement-statement khusus yang disebut dengan istilah mnemonic seperti ADD, MOV, JMP dan la-lain. Bahasa ini disebut bahasa assembly dan termasuk dalam bahasa tingkat rendah..
17
Tabel 2.1 Pengelompokan tingkatan bahasa pemograman Bahasa tingkat tinggi
Bahasa tingkat Menengah
Bahasa Tingkat Rendah
Ada Modula-2 Pascal COBOL FORTRAN BASIC Java C++ C FORTH MacroAssembler Assembler
Semakin tinggi tingkatannya, maka bahasa pemograman tersebut semakin mudah dipahami. Pada dasarnya, bahasa-bahasa pemrograman tersebut memiliki bagianbagian yang serupa, yang membedakan hanyalah tata bahasa yang digunakan. 2.3.1
Langkah-langkah pembuatan suatu program
Langkah-langkah sistematis dalam pembuatan suatu program, sebagai berikut: 1. Mendefinisikan permasalahan. Yang dimaksud mendefinisikan permasalahan yaitu mengerti atau memahami dengan baik permasalahan yang ingin diselesaikan. 2. Membuat rumusan pemecahan masalah. Setelah kita mengetahui permasalahan yang ingin diselesaikan, langkah selanjutnya adalah membuat rumusan algoritma untuk memecahkan masalah. Rumusan tersebut dapat disusun dalam bentuk pseudocode ataupun flowchart.
18
Contoh: Untuk menghitung luas lingkaran PseudoCode:
Flow Chart
phi ← 3.14
STA RT
Input (diameter)
p h i = 3 .1 4
radius ← diameter / 2
IN P U T ( d ia m e te r )
Luas ← phi * radius * radius
r a d iu s = d ia m e te r /2 lu a s = p h i * r a d iu s * r a d iu s
Output (Luas) End
OUTPUT (lu a s ) EN D
3. Implementasi Pada langkah ini bahasa pemrograman mulai dipergunakan dan terlebih dahulu ditentukan bahasa pemograman yang akan dipergunakan untuk penyelesaian permasalahan pembuatan program pengukuran CMM yang lama, bahasa pemograman yang dipergunakan adalah UG/Open GRIP. 4. Mengujicoba dan membuat dokumentasi. Langkah selanjutnya adalah mengujicoba program yang telah dibuat apakah telah berjalan sesuai dengan tujuan awal tau belum dan juga untuk mengetahui masih ada atau tidaknya eror pada program tersebut, apabila program belum berjalan dengan baik, maka kita perlu mengkaji
19
kembali rumusan/algoritma yang telah dibuat pada langkah kedua, serta memperbaiki implementasi program yang mungkin keliru. 2.3.2
Struktur Bahasa Program Prosedural.
Secara umum, bahasa pemograman yang berbasiskan prosedur terdiri dari blok atau sub program yang memiliki dua bagian utama yaitu: 1. Bagian deklarasi Bagian deklarasi merupakan bagian program untuk mendefinisikan tipe data suatu variable, konstanta, serta fungsi dan prosedur yang akan digunakan pada program. Selain itu, bagian deklarasi dapat juga digunakan untuk memberi nilai awal suatu variable. Dengan kata lain, deklarasi digunakan untuk memperkenalkan suatu nama kepada compiler program. 2. Bagian statement Bagian statement merupakan bagian program yang berisi perintah yang akan dieksekusi/dijalankan. . 2.3.3
Elemen-Elemen dalam Bahasa Pemograman
Ketika mempelajari suatu bahasa pemograman, maka akan menemui elemenelemen yang pada dasarnya serupa antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Hal itu dikarenakan elemen-elemen tersebut merupakan bagian dari tata bahasa pemograman yang bersangkutan.
20
Berikut adalah elemen-elemen pada bahasa pemograman: 1. Aturan Leksikal Yang dimaksud aturan leksikal yaitu aturan yang digunakan dalam membentuk suatu deklarasi, definisi, maupun statement hingga menjadi satu program yang utuh. Aturan ini meliputi beberapa elemen antara lain: a. Token Token yaitu elemen terkecil pada bahasa pemograman yang memiliki arti penting bagi compiler. Yang termasuk token antara lain: identifier, keywords(reserved words), operator, dan sebagainya. b. Komentar Komentar yaitu teks (kumpulan karakter) yang diabaikan oleh compiler. Komentar sangat berguna untuk memberi catatan mengenai bagian program tertentu sebagai referensi baik bagi programmer itu sendiri maupun orang lain yang membaca kode program tersebut. Untuk memasukan teks atau komentar atau juga untuk mengaktif atau nonaktifkan baris program dalam UG/Open GRIP dapat menggunakan tanda ($$).
21
c. Identifier Identifier merupakan kumpulan karakter yang digunakan sebagai penanda untuk nama variable, nama tipe data, fungsi, prosedur, dan sebagainya. d. Keywords (Reserved Words) Keywords atau Reserved words merupakan kata-kata yang telah ada atau didefinisikan oleh bahasa pemograman yang bersangkutan. Kata-kata tersebut telah memiliki definisi yang sudah tetap dan tidak dapat diubah. Karena telah memiliki definisi tertentu, maka kata-kata ini tidak dapat digunakan sebagai identifier. e. Operator Operator digunakan untuk menyatakan suatu perhitungan atau operasi. Didalam suatu operasi dapat terdapat banyak operator. Urutan eksekusi dari operator-operator disebut juga operator precedence. Precedence yang lebih rendah akan dieksekusi belakangan, misalnya: A = 10 + 5 * 2 Karena precedence operator * lebih tinggi daripada operator + maka nilai A adalah 20, diperoleh dari perkalian 5 dan 2, kemudian dijumlahkan dengan 10. Untuk mendahulukan eksekusi precedence yang lebih rendah dapat digunakan tanda ( dan ) sebagai contoh: A = (10 + 5) * 2
22
2. Tipe data Tipe data digunakan untuk menentukan jenis nilai yang dapat ditampung oleh suatu variable. Pada suatu bahasa pemograman umumnya telah menyediakan tipe-tipe data yang sederhana maupun yang terstruktur dan apabila kita membutuhkan tipe data yang belum tersedia, kita dapat mendefinisikan sendiri tipe data baru, yang disebut enumerated type. Berikut adalah tipe data sederhana Tabel 2.2 Tipe data sederhana dalam bahasa pemrograman Tipe Integer
Bahasa Pascal byte shortint integer word
longint Real/Pecahan real double String string, char(1 karakter) Boolean
Boolean
Bahasa C char (unsigned char) char (signed char) int short (unsigned short)
Jangkauan Nilai 0..255 -128..127 -32768..32767 0..65535 2147483648..2147483647 3.4 E – 38..3.4 E + 38 1.7 E - 308..1.7E + 308 -
long float double bool (tidak terdapat pada bahasa C standar) true, false
a 3. Expression Yang dimaksud dengan expression (ekspresi) yaitu suatu pernyataan yang menghasilkan suatu nilai. Expression tersusun dari operator dan operand yang digunakan untuk menghitung atau memberi suatu nilai suatu variable atau identifier.
23
4. Statement Statement merupakan bagian program yang berisi perintah yang akan dieksekusi. Karena itu, statement-statement ini menentukan bagaimana jalannya program dan bagaimana suatu nilai variabel dimanipulasi atau berubah. 5. Function dan Procedure Function dan procedure disebut juga subroutine, merupakan blok statement yang dapat dipanggil dari lokasi yang berbeda di dalam program, yang membedakan antara function dan procedure yaitu kalau function jika dijalankan atau dipanggil akan mengembalikan suatu nilai. 2.3.4
Bahasa pemograman UG/Open GRIP
GRIP merupakan kepanjangan dari Graphics Interactive Programming, merupakan bahasa pemograman yang dipunyai oleh Unigraphics, dapat digunakan untuk menjalankan semua operasi yang dipunyai oleh Unigraphics dan juga dapat digunakan untuk customized operation. Bahasa GRIP mempunyai empat tipe statement : Statements, declarations, Functions, dan Symbols. Bahasa GRIP selain dapat digunakan untuk menjalankan semua operasi yang dipunyai oleh Unigraphics, juga dapat digunakan untuk membuat, memanipulasi, file dan memenej drawing, NC Program, dan analisa model.
24
Ada empat tahap yang diperlukan dalam penggunaan UG/Open GRIP 1. Create Pembuatan source file, yang terdiri dari kumpulan statement, label dan comment yang disusun dalam logical manner untuk mengerjakan atau menyelesaikan beberapa task. File dibuat dengan mengunakan Unigraphics text editor, system editor, atau source lain yang bisa digunakan untuk membuat text file ASCII dalam penelitian ini dipergunakan notepad. 2. Compile Tahap selanjutnya dalam pembuatan program atau sub program UG/Open GRIP adalah mengkonversi source file menjadi object file. Object file terdiri dari kode spesial hasil generate GRIP compiler, selama tahap ini, program dianalisa dan digenerate yang terdiri dari statement, labels, variable dan beberapa jenis eror yang dapat dikenali oleh compiler. Jika tidak ada eror maka object file di-generate dan di save. 3. Link Tahap selanjutnya dalam pembuatan program UG/Open GRIP adalah menghubungkan object file yang sebelumnya sudah di-generate menjadi sebuah modul yang bisa di eksekusi. Modul tersebut terdiri dari mainprogram dan beberapa subprogram yang disusun dalam beberapa keadaan sebagaimana memperbolehkan data melewati dari satu segmen sebuah program ke segmen lainnya. Jika operasi linking sudah komplit tanpa eror, modul yang bisa dieksekusi di-generate dan disimpan
25
4. Excecute (Run) Tahap terakhir adalah running atau eksekusi excecutable module yang telah di-link sebelumnya.
Dalam bahasa pemograman UG/Open GRIP ada tiga tipe data 1. Numerical, termasuk didalamnya numerical data constant dan variabel. Numerical data dalam UG/Open GRIP tidak boleh kosong atau blank dan harus penuh dalam satu baris pemograman. 2. Obyek, variabel dinyatakan sebagai obyek, dapat mengasumsikan nilai dari obyek yang ada pada unigraphics, obyek tersebut bisa geometri seperti point, garis, atau lingkaran atau obyek tesebut bisa juga alat bantu drafting seperti dimension, label atau note. Contoh aplikasi program dalam penelitian ini karena yang diangkat adalah point, maka deklarasinya adalah “ENTITY/OBJ(20)” Berarti jumlah obyek terbanyak yang dapat disimpan dalam hal ini adalah jumlah pointnya adalah 20 point. 3. String, adalah urutan karakter yang digunakan dalam notes, dimensi dan message atau ketika dimana teks diperlukan.
26
2.4 Coordinate Measuring Machines (CMM) Coordinate measuring machines (CMM) dirancang untuk mengukur bentuk yang komplek. Penggunaan CMM sangat penting pada proses pengukuran dengan akurasi dan juga variasi produk yang sangat tinggi. Computer aided-design (CAD) dan coordinate measuring machines (CMM) merupakan sebuah aset yang sangat penting dalam kegiatan manufakturing, terutama dalam proses pembuatan mold. Keduanya sangat berkontribusi dalam proses peningkatan produktivitas. Upaya penggabungan kedua sumber daya ini menjadi sesuatu yang terintegritas dalam meningkatkan kualitas mold yang dihasilkan belum banyak dilakukan, terutama di Dies Manufacturing Division (DMD). Mesin CMM yang ada menggunakan software pengukuran PC-Dmis atau Dimensional Measuring Interface Standard (DMIS) protocol menyediakan bahasa standar yang dapat dipergunakan untuk banyak program inspeksi dengan menggunakan bahasa Automatic Programmed Tool (APT) sebagai bahasa mesin. Adapun tipe file CAD yang dapat diterima di PC-Dmis antara lain : IGES, DXF, STEP, VDAFS, DES, XYZIJK, STL, CATIA, Pro/ENGINEER, atau Unigraphics. Sementara tipe file yang dapat dieksport dari UG NX CAD antara lain : Part, Parasolid, CGM, Rapid Prototyping, Polygon file, IGES, STEP 203, STEP 204, dan DXF/DWG.
27
2.5 Analisa Kelayakan Proses Improvement Perhitungan analisa kelayakan proyek improvement ini menggunakan perhitungan matematika sederhana, karena tujuannya lebih kearah untuk melihat seberapa besar nilai saving yang diperoleh dari proses improvement dalam mengatasi permasalahan pembuatan program pengukuran CMM yang lama melalui pembuatan extention file *.xyz dengan bahasa pemograman UG/Open GRIP untuk kemudian file tersebut diimport melaui software pengukuran PC-Dmis. Berikut
rumus-rumus
matematika
sederhana
yang
dipergunakan
dalam
perhitungan : 2.5.1
Perhitungan Kapasitas Terpasang Mesin CMM
1. Kapasitas terpasang mesin CMM = Total hari kerja Normal (1 tahun) x jam kerja per hari x Effisiensi (2.1) Nilai effisiensi yang diperguanakan adalah 85% 2. Kapasitas tersedia mesin CMM = Total kapasitas terpasang + (Jumlah overtime 1 tahun x jam kerja per hari x Effisiensi) 2.5.2
(2.2)
Perbandingan Waktu Pengerjaan Pengukuran Part
1. Perhitungan Waktu Pengukuran. a. Perhitungan loading mesin CMM Loading pengukuran mold dan dies = Total jumlah mold dan dies (1 tahun) x Waktu pengukuran (2.3)
28
Loading pengukuran part hasil trial = Total jumlah part trial (1 tahun) x Waktu pengukuran part (2.4) Loading komponen = jumlah unit komponen (1 tahun) x Waktu pengukuran komponen (2.5) Loading elektroda = Jumlah unit mold (1 tahun) x Waktu rata-rata pengukuran elektroda per unit mold
(2.6)
Loading pengukuran plat landasan = Jumlah unit mold (1 tahun) x Waktu rata-rata pengukuran plat landasan per unit mold
(2.7)
Loading pengukuran jig matching = jumlah unit jig matching (1 tahun) x Waktu pengukuran jig matching
(2.8)
Total loading mesin CMM dalam 1 tahun = penjumlahan semua komponen loading di mesin CMM. b. Prosentase Loading Mesin CMM terhadap Kapasitas Terpasang =
Total Loading x 100% Total Kapasitas Terpasang
(2.9)
c. Prosentase Loading Mesin CMM terhadap Kapasitas Tersedia =
Total Loading x 100% Total Kapasitas Tersedia
(2.10)
29
d. Total waktu pengukuran semua komponen mold. = Penjumlahan total standar waktu aktual pengukuran
(2.11)
e. Prosentase Waktu Pengukuran Aktual terhadap Standar =
Total Waktu Pengukuran Mold x 100% Standar WAktu Pengukuran Mold
(2.12)
2. Penghematan waktu yang bisa dilakukan = Waktu Pengukuran mold setelah improvement - Waktu Pengukuran mold sebelum improvement 2.5.3
(2.13)
Perhitungan Analisa Biaya dan Keuntungan
1. Perhitugan Saving dengan Adanya Aktivitas Improvement a. Perhitungan tarif PC-Dmis Perhitungan depresiasi software dan hardware Depresiasi S/W per jam =
Nilai Investasi Software Lama Depresiasi * Jam terpasang setahun (2.14)
Depresiasi H/W per jam =
Nilai Investasi Komputer Lama Depresiasi * Jam terpasang setahun (2.15)
Tarif listrik = Konsumsi Listrik (kVA)*Tarif listrik rata-rata per Kw *0,3 (2.16) Biaya listrik permesin yang dipergunakan di DMD adalah 30% dari rate yang tercantum di mesin
30
Upah pekerja per jam Tarif Operator per jam =
Total Upah per Tahun Total jam kerja setahun
(2.17)
Tarif PC-Dmis = Nilai Depresiasi S/W per jam + Nilai Depresiasi H/W per jam + Tarif Listrik + upah pekerja
(2.18)
b. Tarif mesin CMM per jam Nilai depresiasi per jam Depresiasi per jam =
Nilai Investasi Mesin Lama Depresiasi * Jam terpasang setahun (2.19)
Tarif listrik = Konsumsi listrik (kVA)*Tarif listrik rata-rata per Kw *0,3 (2.20) Biaya listrik permesin yang dipergunakan di DMD adalah 30% dari rate yang tercantum di mesin Biaya maintenance Biaya maintenance =
Nilai Investasi Mesin * Safety Faktor Lama Depresiasi * Jam terpasang setahun (2.21)
Perhitungan biaya maintenance dikali safety faktor sebagai pengganti adanya break down mesin, dibebankan 10 % kecuali untuk mesin pembelian sebelum 1998 nilainya 15 %
31
Biaya nonconsumable tools Lama depresiasi accesories Biaya Non Consumable =
= 3 tahun
Nilai Investasi Accesories Lama Depresiasi * Jam terpasang setahun (2.22)
Upah pekerja per jam Tarif Operator per jam =
Total Upah per Tahun Total jam kerja setahun
(2.23)
Tarif mesin CMM per hour = Nilai depresiasi/jam + Tarif listrik + Biaya maintenance + Biaya nonconsumable tools + upah pekerja
(2.24)
Tarif pengukuran menggunakan CMM = Tarif PC-Dmis + Tarif CMM
(2.25)
c. Perhitungan Total Saving Perhitungan biaya current = Waktu pengukuran sebelum improvement x Tarif pengukuran (2.26) Perhitungan biaya propose = Waktu pengukuran setelah improvement x Tarif pengukuran (2.27) Total saving proses improvement pengukuran mold Nilai saving = Biaya pengukuran current – Biaya pengukuran propose
(2.28)